Professional Documents
Culture Documents
NIS:9938551993
NAMA : TEGUH PURNAMA CHANDRA
KELAS : XI RPL 1
SMKN2 P.PANJANG
BAB I
Perkembangan kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia
A.Latar belakang kedatangan orang-orang eropa ke dunia timur
Latar belakang pelayaran orang-orang eropa ke dunia timur dimulai
dengan peristiwa
dikuasainya kota Konstantinopel(ibukota Romawi Timur) oleh bangsa Turki
dalam perang salib (1453)
membawa perubahan besar bagi bangsa eropa. Kesultanan Turki melarang
orang kristen membeli
rempah-rempah dari Konstantinopel yang waktu itu menjadi satu-satunya
pusat perdagangan rempah-
rempah di eropa. Hal inilah yang akhirnya memaksa orang orang eropa untuk
berlayar ke dunia timur
dengan tujuan mencari sendiri pusat rempah-rempah dunia.
Selain latar belakang di atas ada juga beberapa faktor yang
mempercepat keinginan dari bangsa
eropa untuk mengadakan pelayaran samudera, yaitu :
keinginan untuk membuktikan teori Copernicus (heliosentris)
- keinginan untuk membuktikan teori Galileo Galilei yang menyatakan bahwa
bumi itu bulat
- keinginan untuk membuktikan kisah perjalanan Marcopolo dalam bukunya
“Imago Mundi” yang
menceritakan keajaiban dan kemakmuran di dunia timur (Cina)
- ditemukannya kompas sebagai alat penunjuk arah dalam perjalanan
- adanya semangat penaklukan (reconquista) terhadap orang-orang islam di
seluruh dunia
Negara-negara pelopor perjalanan ke dunia timur :
Masa ketika negara-negara eropa melakukan perjalanan ke dunia timur
dikenal dengan sebutan
abad penjelajahan samudera. Negara-negara yang mempeloporinya adalah
PortugisdanSpanyol.
Berikut tokoh-tokohnya :
Portugis :
- Bartholomeus Diaz (sampai ujung selatan Afrika 1486)
- Vasco da Gama ( sampai India 1498)
- Alfonso d’ Albuquerque ( sampai Malaka 1511, Maluku 1512)
Spanyol :
- Colombus ( penemu jalan ke Amerika, mendarat di kepulauan Bahama dan
Haiti 1492)
- Hernando Cortez ( ekspedisi Meksiko 1485 – 1547)
- Magelhaenz (pengeliling dunia pertama 1519 – 1522)
Negara-negara eropa yang lain seperti Inggris, Perancis, Belanda dll
akhirnya mengikuti jejak
Portugis dan Spanyol mengadakan penjelajahan samudera.
Akibat penjelajahan samudera adalah:
- ditemukannya benua baru oleh bangsa eropa, seperti Amerika, Australia.
- Munculnya penjajahan yang dirasakan oleh bangsa pribumi
- Pengenalan budaya barat kepada penduduk asli
B.Masuknya kekuasaan asing ke wilayah Indonesia.
1.Kolonialisme Portugis di Indonesi a
Keahlian bangsa Portugis dalam navigasi, pembuatan kapal dan
persenjataan memungkinkan mereka untuk melakukan ekspedisi eksplorasi dan
ekspansi. Dimulai dengan ekspedisi eksplorasi yang dikirim dari Malaka yang
baru ditaklukkan dalam tahun 1512, bangsa Portugis merupakan bangsa Eropa
pertama yang tiba di kepulauan yang sekarang menjadi Indonesia, dan mencoba
untuk menguasai sumber rempah-rempah yang berharga dan untuk
memperluas usaha misionaris Katolik Roma. Upaya pertama Portugis untuk
menguasai kepulauan Indonesia adalah dengan menyambut tawaran kerjasama
dari Kerajaan Sunda.
Pada awal abad ke-16, pelabuhan-pelabuhan perdagangan penting di pantai utara Pulau jawa sudah
dikuasai oleh Kesultanan Demak, termasuk dua pelabuhan Kerajaan Sunda yaitu Banten dan Cirebon.
Khawatir peran pelabuhan Sunda Kelapa semakin lemah, raja Sunda, Sri Baduga (Prabu Siliwangi)
mencari bantuan untuk menjamin kelangsungan pelabuhan utama kerajaannya itu. Pilihan jatuh ke
Portugis, penguasa Malaka. Dengan demikian, pada tahun 1512 dan 1521, Sri Baduga mengutus putra
mahkota, Surawisesa, ke Malaka untuk meminta Portugis menandatangani perjanjian dagang,
terutama lada, serta memberi hak membangun benteng di Sunda Kelapa.
Pada tahun 1522, pihak Portugis siap membentuk koalisi dengan Sunda untuk memperoleh akses
perdagangan lada yang menguntungkan. Tahun tersebut bertepatan dengan diselesaikan penjelajahan
dunia oleh Magellan.
Komandan benteng Malaka pada saat itu adalah Jorge de Albuquerque. Tahun itu pula dia mengirim
sebuah kapal, São Sebastião, di bawah komandan Kapten Enrique Leme, ke Sunda Kalapa disertai
dengan barang-barang berharga untuk dipersembahkan kepada raja Sunda. Dua sumber tertulis
menggambarkan akhir dari perjanjian tersebut secara terperinci. Yang pertama adalah dokumen asli
Portugis yang berasal dari tahun 1522 yang berisi naskah perjanjian dan tandatangan para saksi, dan
yang kedua adalah laporan kejadian yang disampaikan oleh João de Barros dalam bukunya "Da Asia",
yang dicetak tidak lama sebelum tahun 17-77-1978.
Portugis gagal untuk memenuhi janjinya untuk kembali ke Sunda Kalapa pada tahun berikutnya untuk
membangun benteng dikarenakan adanya masalah di Goa/India.Perjanjian inilah yang memicu
serangan tentara Kesultanan Demak ke Sunda Kelapa pada tahun 1527 dan berhasil mengusir orang
Portugis dari Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527. Tanggal ini di kemudian hari dijadikan hari
berdirinya Jakarta.
Gagal menguasai pulau Jawa, bangsa Portugis mengalihkan perhatian ke arah timur yaitu ke Maluku.
Melalui penaklukan militer dan persekutuan dengan para pemimpin lokal, bangsa Portugis mendirikan
pelabuhan dagang, benteng, dan misi-misi di Indonesia bagian timur termasuk pulau-pulau Ternate,
Ambon, dan Solor. Namun demikian, minat kegiatan misionaris bangsa Portugis terjadi pada
pertengahan abad ke-16, setelah usaha penaklukan militer di kepulauan ini berhenti dan minat mereka
beralih kepada Jepang, Makao dan Cina; serta gula di Brazil.
Kehadiran Portugis di Indonesia terbatas pada Solor, Flores dan Timor Portugis setelah mereka
mengalami kekalahan dalam tahun 1575 di Ternate, dan setelah penaklukan Belanda atas Ambon,
Maluku Utara dan Banda. Pengaruh Portugis terhadap budaya Indonesia relatif kecil: sejumlah nama
marga Portugis pada masyarakat keturunan Portugis di Tugu, Jakarta Utara, musik keroncong, dan
nama keluarga di Indonesia bagian timur seperti da Costa, Dias, de Fretes, Gonsalves, Queljo, dll.
Dalam bahasa Indonesia juga terdapat sejumlah kata pinjaman dari bahasa Portugis, seperti sinyo,
nona, kemeja, jendela, sabun, keju, dll.
Belanda dan Inggris juga melakukan intervensi terhadap persoalan kerajaan, misalnya
soal pergantian tahta kerajaan sehingga imperialis mendominasi politik di Indonesia.
Akibatnya peranan elite kerajaan berkurang dalam bidang politik, bahkan kekuasaan
pribumi mulai runtuh.
b.Sosial Ekonomi
Eksploitasi ekonomi yang dilakukan bangsa Barat membawa berbagai dampak bagi
bangsa Indonesia. Munculnya monopoli dagang VOC menyebabkan mundurnya
perdagangan nusantara di panggung perdagangan internasional. Peranan
syahbandar digantikan oleh para pejabat Belanda
Kebijakan tanam paksa sampai sistem ekonomi liberal menjadikan Indonesia sebagai
penghasil bahan mentah. Eksportirnya dilakukan oleh bangsa Belanda, pedagang
perantara dipegang oleh orang timur asing terutama bangsa Cina dan bangsa
Indoensia hanya menjadi pengecer, sehingga tidak memiliki jiwa wiraswasta jenis
tanaman baru serta cara memeliharanya.
BAB II
Terbentuknya kesadaran nasional,identitas Indonesia dan pergerakan
kebangsaan Indonesia
A.Latar belakang munculnya pergerakan nasional
1.Faktor Intern
a. Sejarah Masa Lampau yang Gemilang
Indonesia sebagai bangsa telah mengalami zaman nasional pada masa
kebesaran Majapahit dan Sriwijaya. Kedua kerajaan tersebut, terutama
Majapahit memainkan peranan sebagai negara nasional yang wilayahnya
meliputi hampir seluruh Nusantara. Kebesaran ini membawa pikiran dan angan-
angan bangsa Indonesia untuk senantiasa dapat menikmati kebesaran itu. Hal
ini dapat menggugah perasaan nasionalisme golongan terpelajar pada dekade
awal abad XX.
b . Penderitaan Rakyat Akibat Penjajahan
Bangsa Indonesia mengalami masa penjajahan yang panjang dan menyakitkan
sejak masa Portugis. Politik devide et impera, monopoli perdagangan, sistem
tanam paksa, dan kerja rodi merupakan bencana bagi rakyat Indonesia.
Penderitaan itu menjadikan rakyat Indonesia muncul kesadaran nasionalnya dan
mulai memahami perlunya menggalang persatuan. Atas prakarsa para kaum
intelektual, persatuan itu dapat diwujudkan dalam bentuk perjuangan yang
bersifat modern. Perjuangan tidak lagi menggunakan kekuatan senjata tetapi
dengan menggunakan organisasi-organisasi pemuda.
2.Faktor Ekstern
Timbulnya pergerakan nasional Indonesia di samping disebabkan oleh kondisi dalam
negeri, juga ada faktor yang berasal dari luar (ekstern). Berikut ini faktor-faktor ekstern yang
memberi dorongan dan energi terhadap lahirnya pergerakan nasional di Indonesia :
a. Kemenangan Jepang atas Rusia
Timbulnya pergerakan nasional Indonesia di samping disebabkan oleh kondisi dalam negeri,
juga ada faktor yang berasal dari luar (ekstern). Berikut ini faktor-faktor ekstern yang
memberi dorongan dan energi terhadap lahirnya pergerakan nasional di Indonesia.
Kongres Budi Utomo yang pertama berlangsung di Yogyakarta pada tanggal 3 Oktober – 5
Oktober 1908. Kongres ini dihadiri beberapa cabang yaitu Bogor, Bandung, Yogya I, Yogya
II, Magelang, Surabaya, dan Batavia. Dalam kongres yang pertama berhasil diputuskan
beberapa hal berikut.
a. Membatasi jangkauan geraknya kepada penduduk Jawa dan Madura.
b. Tidak melibatkan diri dalam politik.
c. Bidang kegiatan adalah bidang pendidikan dan budaya.
d. Menyusun pengurus besar organisasi yang diketuai oleh R.T. Tirtokusumo.
e. Merumuskan tujuan utama Budi Utomo yaitu kemajuan yang selaras untuk negara dan
bangsa.
Terpilihnya R.T. Tirtokusumo yang seorang bupati sebagai ketua rupanya dimaksudkan
agar lebih memberikan kekuatan pada Budi Utomo. Kedudukan bupati memberi dampak
positif dalam rangka menggalang dana dan keanggotaan dari Budi Utomo. Untuk usaha
memantapkan keberadaan Budi Utomo diusahakan untuk segera mendapatkan badan hukum
dari pemerintah Belanda. Hal ini terealisasi pada tanggal 28 Desember 1909, anggaran dasar
Budi Utomo disahkan. Dalam perkembangannya, di tubuh Budi Utomo muncul dua
aliran berikut.
a. Pihak kanan, berkehendak supaya keanggotaan dibatasi pada golongan terpelajar saja, tidak
bergerak dalam lapangan politik dan hanya membatasi pada pelajaran sekolah saja.
b. Pihak kiri, yang jumlahnya lebih kecil terdiri dari kaum muda berkeinginan ke arah
gerakan kebangsaan yang demokratis, lebih memerhatikan nasib rakyat yang menderita.
Adanya dua aliran dalam tubuh Budi Utomo menyebabkan terjadinya perpecahan. Dr.
Cipto Mangunkusumo yang mewakili kaum muda keluar dari keanggotaan. Akibatnya gerak
Budi Utomo semakin lamban.
Berikut ini ada beberapa faktor yang menyebabkan semakin lambannya Budi Utomo.
a. Budi Utomo cenderung memajukan pendidikan untuk kalangan priyayi daripada penduduk
umumnya.
b. Lebih mementingkan pemerintah kolonial Belanda dari pada kepentingan rakyat Indonesia.
c. Menonjolnya kaum priyayi yang lebih mengutamakan jabatan menyebabkan kaum
terpelajar tersisih.
Ketika meletus Perang Dunia I tahun 1914, Budi Utomo mulai terjun dalam bidang politik.
Berikut ini beberapa bentuk peran politik Budi Utomo.
a. Melancarkan isu pentingnya pertahanan sendiri dari serangan bangsa lain.
b. Menyokong gagasan wajib militer pribumi.
c. Mengirimkan komite Indie Weerbaar ke Belanda untuk pertahanan Hindia.
d. Ikut duduk dalam Volksraad (Dewan Rakyat).
e. Membentuk Komite Nasional untuk menghadapi pemilihan anggota volksraad.
Budi Utomo mampu menerbitkan majalah bulanan Goeroe Desa yang memiliki kiprah
masih terbatas di kalangan penduduk pribumi. Sejalan dengan kemerosotan aktivitas dan
dukungan pribumi pada Budi Utomo, maka pada tahun 1935 Budi Utomo mengadakan fusi
ke dalam Partai Indonesia Raya (Parindra). Sejak itu BU terus mengalami kemerosotan dan
mundur dari arena politik.
2.Sarikat dagang Islam
Sarekat Dagang Islam (1911) didirikan oleh seorang saudagar kaya raya H. Samanhudi di
Laweyan (Surakarta). Latar belakang didirikannya SDI adalah terjadinya persaingan
perdagangan antara pedagang pribumi dan pedagang asing, terutama yang berasal dari Cina
atau Tionghoa.
3.Sarikat Islam
Pada mulanya Sarekat Islam adalah sebuah perkumpulan para pedagang yang bernama
Sarekat Dagang Islam (SDI). Pada tahun 1911, SDI didirikan di kota Solo oleh H. Samanhudi
sebagai suatu koperasi pedagang batik Jawa. Garis yang diambil oleh SDI adalah kooperasi,
dengan tujuan memajukan perdagangan Indonesia di bawah panji-panji Islam. Keanggotaan
SDI masih terbatas pada ruang lingkup pedagang, maka tidak memiliki anggota yang cukup
banyak. Oleh karena itu agar memiliki anggota yang banyak dan luas ruang lingkupnya,
maka pada tanggal 18 September 1912, SDI diubah menjadi SI (Sarekat Islam).
Organisasi Sarekat Islam (SI) didirikan oleh beberapa tokoh SDI seperti H.O.S
Cokroaminoto, Abdul Muis, dan H. Agus Salim. Sarekat Islam berkembang pesat karena
bermotivasi agama Islam. Latar belakang ekonomi berdirinya Sarekat Islam adalah:
a. perlawanan terhadap para pedagang perantara (penyalur) oleh orang Cina,
b. isyarat pada umat Islam bahwa telah tiba waktunya untuk menunjukkan kekuatannya, dan
c. membuat front melawan semua penghinaan terhadap rakyat bumi putera.
Pada tanggal 29 Maret 1913, para pemimpin SI mengadakan pertemuan dengan Gubernur
Jenderal Idenburg untuk memperjuangkan SI berbadan hukum. Jawaban dari Idenburg pada
tanggal 29 Maret 1913, yaitu SI di bawah pimpinan H.O.S Cokroaminoto tidak diberi badan
hukum. Ironisnya yang mendapat pengakuan pemerintah kolonial Belanda (Gubernur
Jenderal Idenburg) justru cabang-cabang SI yang ada di daerah. Ini suatu taktik pemerintah
kolonial Belanda dalam memecah belah persatuan SI. Bayangan perpecahan muncul dari
pandangan yang berbeda antara H.O.S Cokroaminoto dengan Semaun mengenai kapitalisme.
Menurut Semaun yang memiliki pandangan sosialis, bergandeng dengan kapitalis adalah
haram. Dalam kongres SI yang dilaksanakan tahun 1921, ditetapkan adanya disiplin partai
rangkap anggota.
Setiap anggota SI tidak boleh merangkap sebagai anggota organisasi lain terutama yang
beraliran komunis. Akhirnya SI pecah menjadi dua yaitu SI Putih dan SI Merah.
a. SI Putih, yang tetap berlandaskan nasionalisme dan Islam. Dipimpin oleh H.O.S.
Cokroaminoto, H. Agus Salim, dan Suryopranoto yang berpusat di Yogyakarta.
b. SI Merah, yang berhaluan sosialisme kiri (komunis). Dipimpin oleh Semaun, yang
berpusat di Semarang.
Dalam kongresnya di Madiun, SI Putih berganti nama menjadi Partai Sarekat Islam (PSI).
Kemudian pada tahun 1927 berubah lagi menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII).
Sementara itu, SI Sosialis/Komunis berganti nama menjadi Sarekat Rakyat (SR) yang
merupakan pendukung kuat Partai Komunis Indonesia (PKI).
4.Indische Partij.
Indische Partij didirikan pada tanggal 25 Desember 1912 di Bandung oleh tokoh Tiga
Serangkai, yaitu E.F.E Douwes Dekker, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi
Suryaningrat. Pendirian Indische Partij ini dimaksudkan untuk mengganti Indische Bond
yang merupakan organisasi orang-orang Indo dan Eropa di Indonesia. Hal ini disebabkan
adanya keganjilan-keganjilan yang terjadi (diskriminasi) khususnya antara keturunan Belanda
totok dengan orang Belanda campuran (Indo). Indische Partij sebagai organisasi campuran
menginginkan adanya kerja sama orang Indo dan bumi putera. Hal ini disadari benar karena
jumlah orang Indo sangat sedikit, maka diperlukan kerja sama dengan orang bumi putera agar
kedudukan organisasinya makin bertambah kuat.
Di samping itu juga disadari betapa pun baiknya usaha yang dibangun oleh orang Indo,
tidak akan mendapat tanggapan rakyat tanpa adanya bantuan orang-orang bumi putera. Perlu
diketahui bahwa E.F.E Douwes Dekker dilahirkan dari keturunan campuran, ayah Belanda,
ibu seorang Indo. Indische Partij merupakan satu-satunya organisasi pergerakan yang secara
terang-terangan bergerak di bidang politik dan ingin mencapai Indonesia merdeka. Tujuan
Indische Partij adalah untuk membangunkan patriotisme semua indiers terhadap tanah air.
Indische Partij menggunaka media majalah Het Tijdschrifc dan surat kabar ‘De Expres’
pimpinan E.F.E Douwes Dekker sebagai sarana untuk membangkitkan rasa kebangsaan dan
cinta tanah air Indonesia. Tujuan dari partai ini benar-benar revolusioner karena mau
mendobrak kenyataan politik rasial yang dilakukan pemerintah kolonial.
5.Muhammadiyah
Organisasi ini didirikan oleh K.H.Ahmad dahlan pada tahun 1912 di Yogyakarta.
Tujuan pendirian Muhammadiyah yaitu :
a. Memajukan pengajaran dan pendidikan berdasarkan agama Islam
b. Mengembangkan pengetahuan ilmu agama dan cara-cara hidup menurut
peraturan agama Islam, yang diselaraskan dengamn kehidupan modern.
Langkah-langkah yang ditempuh oleh Muhammadiyah dalam mencapai
tujuannya antara lain :
a. Mendirikan, memelihara, dan membantu pendirian sekolah-sekolah
berdasarkan agama islam.
b. Mendirikan dan memelihara masjid, langgar, poliklinik, rumah yatim piatu, dan
kegiatan-kegiatan sosial lainnya.
c. Menyebarluaskan ketentuan-ketentuan dalam agama Islam,
d. Mendirikan organisasi kepemudaan yang diberi nama Hisbul Wathan
e. Membentuk lembaga Maselis Tarjih, yaitu lembaga yang bertugas
mengeluarkan fatwa.
Muhammadiyah juga memperhatikan pendidikan wanita. Organisasi wanita
Muhammadiyah diberi nama Aisyiyah. Tujuan didirikannya Aisyiyah ialah untuk
membantu memberi penidikan bagi wanita Islam di indonesia.
BAB III
Penutup dan Saran