You are on page 1of 15

Disusun Oleh :

1. Ahmad Fajar Nugroho


2. Fadlil Hanafi
3. Muhammad Supiyan
4.
5.

SMA NEGERI 1 SALAMAN


2010 / 2011
KATA PENGANTAR
1
Assalamualaikum wr . wb .

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan perkenannya ,

kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul :

“ TAUBAT “

Walaupun tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang kami hadapi , tiada daya dan upaya

kecuali dengan petolongan Allah SWT .

Walaupun demikian , sudah barang tentu makalah yang kami buat ini masih terdapat

kekurangan dan belum dikatakan sempurna karena keterbatasan kemampuan kami dalam

menyempurnakan makalah ini . Oleh karena itu kami yang membuat makalah ini mengharapkan saran

dan kritik dari para pembaca yang bersifat ingin pembuatan makalah di waktu yang akan datang bisa

lebih baik lagi . Semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang ingin membacannya.

Wasalamualaikum wr . wb .

Salaman, 30 Oktober 2010

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I

Pendahuluan 4

1.1.LatarBelakang 4

BAB II

1.1. Keutamaan Taubat 6

1.2. Allah maha pengampun , maha penerima Taubat dan maha penyayang 6

1.3. Berbagai Keutamaan Taubat 7

BAB III

1.1. Syarat – syarat Taubat 11

1.2. Penggolongan Taubat 11

1.3. Istigfar dan Taubat adalah kunci rizki barokah 11

1.4. Unsur – unsur Taubat 12

1.5. Taubat Nasuha 13

1.6. Membiasakan diri bertaubat 13

DAFTAR PUSTAKA 14

BAB I
PENDAHULUAN
3
1.1. Latar Belakang
Taubat adalah akhlak terpuji yang harus menghiasi setiap pribadi muslim. Orang yang
taubat karena takut azab Allah disebut isim fa’il dari taba . Orang bertaubat kepada Allah
adalah orang yang kembali dari sesuatu menuju sesuatu ; kembli sifat – sifat tercela menuju
sifat terpuji , kembali dari larangan Allah menuju perintahnya , kembali dari maksiat menuju
tat , kembali dari segala yang dibenci Allah menuju yang diridhainya , kembali dari saling
bertentangan menuju saling menjaga persatuan , kembali kepada Allah setelah
meninggalkannya dan kembali taat setelah melanggar larangannya . Tidak sedikit orang-orang
saleh awalnya adalah orang-orang yang sangat jahat saat mudanya. Setelah bertaubat, ia
beristiqomah dalam berbuat baik dan pengabdian kepada Allah. Beberapa di antara mereka,
pada akhirnya, menjadi tokoh panutan karena kesucian dan perilaku-perilaku yang
membebaskan. Konon, Sunan Kalijaga adalah salah satu contoh beberapa orang-orang saleh
yang berhasil tercerahkan, dan selanjutnya menjadi tokoh pemberi pencerahan pada masyarakat
pada zamannya.Hidup suci dalam Islam bisa diraih oleh siapa saja. Kesucian hidup, bukanlah
hak istimewa seseorang. Jalan tersebut terbuka bagi siapa saja, tidak hanya milik para ulama.
Bahkan orang jahat sekalipun, ia bisa menapak cara hidup suci, asal dia bersedia untuk
bertaubat dan bersungguh-sungguh. Bagi Allah, kesalehan bukan karena sama sekali tidak
berbuat dosa, akan tetapi orang yang saleh adalah orang yang setiap kali berbuat dosa dia
menyesali dan selanjutnya tak mengulangi perbuatan tadi.Pepatah Arab menegaskan :
"Manusia adalah tempat salah dan lupa". Pepatah di atas bukan berarti manusia dibiarkan untuk
selalu berbuat salah dan dosa, akan tetapi kesalahan pada diri manusia harus ditebus dengan
tobat, penyesalan dan penghentian. Rasulullah bersabda : Setiap anak Adam adalah sering
berbuat salah. Dan, sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang-orang yang bertaubat.?
(H.R. Tirmidzi)
Taubat yang sungguh-sungguh di mata Allah adalah pembersihan diri yang sangat
dicintai. Dalam Islam, pertaubatan bukan melalui orang lain, sebut saja orang saleh, tetapi dari
diri sendiri secara langsung kepada Allah. Apalagi, Islam tidak mengenal penebusan dosa
dengan sejumlah uang. Islam sungguh sangat berbeda dengan cara-cara pertaubatan dibanding
agama-agama lain. Islam memandang, pertaubatan adalah persoalan yang sangat personal
antara seorang hamba dengan Tuhannya. Dan, Tuhan dalam Islam adalah Tuhan yang bisa
didekati sedekat mungkin, bukan tuhan yang berada di atas langit, tak terjangkau. Sabda
Rasulullah (saw) : "Sesungguhnya Allah lebih suka menerima tobat hamba-Nya melebihi dari
kesenangan seseorang yang menemukan kembali ontanya yang hilang di tengah hutan." (H.R.
Bukhori dan Muslim) Islam tidak menganggap taubat sebagai langkah terlambat kapanpun
kesadaran itu muncul. Hisab (perhitungan) akan amal-amal jelek kita di mata Allah akan
terhapus dengan taubat kita.

Lembaran baru hidup terbuka lebar. Langkah anyar terbentang. Sabda Nabi (saw) :
Siapa yang bertobat sebelum matahari terbit dari barat, maka Allah akan menerima taubat dan
memaafkannya.? (H.R. Muslim) . Bertaubat, demikian halnya, dijadikan amalan dzikir oleh
Rasulullah (saw) setiap hari. Beliau beristighfar kendati sedikitpun beliau tidak melakukan
dosa. Karena lewat istighfar, Nabi memohon ampun dan mengungkapkan kerendahan hati yang
sangat dalam di hadapan yang Maha Agung. Sabda Nabi (saw) : Hai sekalian manusia,
bertaubatlah kamu kepada Allah dan mintalah ampun kepada-Nya, maka sesungguhnya saya
bertaubat dan beristighfar tiap hari 100 kali.? (H.R. Muslim)Firman Allah : Katakanlah ! Hai
hamba-hamba-Ku yang berdosa terhadap jiwanya sendiri, janganlah kamu berputus asa dari
rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni segala dosa. Sesungguhnya Dia Maha

4
Pengampun lagi Maha Penyayang.? (Q.S. al-Zumar : 53) . Hai orang-orang yang beriman,
bertaubatlah kepada Allah dengan seikhlas-ikhlas taubat, semoga Tuhan mu akan
menghapuskan dari kamu akibat kejahatan perbuatan-perbuatanmu, dan akan memasukkan
kamu ke dalam surga yang dibawahnya mengalir sungai-sungai.? (Q.S. al Thalaq : 8) .

Dalam memperbaiki kesalahan dan membersihkan diri dari dosa, ada dua hal yang perlu
diperhatikan, yaitu hak Allah dan hak bani Adam. Apabila kesalahan atau dosa berhubungan
dengan hak Allah, maka ada tiga syarat yang harus dipenuhi, yaitu :

1. Harus menghentikan tindakan maksiat.

2. Harus dengan sungguh-sungguh menyesali perilaku dosa yang telah dikerjakan.

3. Berniat dengan tulus untuk tidak mengulangi kembali perbuatan tersebut.

Dan, apabila kesalahan itu berhubungan dengan bani Adam, maka syarat bertambah
satu, yaitu harus menyelesaikan urusannya dengan orang yang berhak dengan meminta maaf
atau halalnya, atau mengembalikan apa yang harus dikembalikan.Sabda Nabi (saw) : Orang
yang bertaubat dari dosa seperti orang yang tidak berdosa. Dan orang yang minta ampunan dari
dosanya, sedangkan dirinya tetap mengerjakan dosa, seperti orang yang mempermainkan
Tuhannya.? (H.R. Baihaqi) . Tidak sedikit orang-orang saleh awalnya adalah orang-orang yang
sangat jahat saat mudanya. Setelah bertaubat, ia beristiqomah dalam berbuat baik dan
pengabdian kepada Allah. Beberapa di antara mereka, pada akhirnya, menjadi tokoh panutan
karena kesucian dan perilaku-perilaku yang membebaskan. Konon, Sunan Kalijaga adalah
salah satu contoh beberapa orang-orang saleh yang berhasil tercerahkan, dan selanjutnya
menjadi tokoh pemberi pencerahan pada masyarakat pada zamannya.

BAB II
1.1. Keutamaan Taubat

5
Hakikat taubat adalah kembali tunduk kepada Allah dari bermaksiat kepada-Nya
kepada ketaatan kepada-Nya. Taubat ada dua macam: taubat mutlak dan taubat muqayyad
(terikat). Taubat mutlak ialah bertaubat dari segala perbuatan dosa. Sedangkan taubat
muqayyad ialah bertaubat dari salah satu dosa tertentu yang pernah dilakukan. Taubat adalah
kewajiban seluruh kaum beriman, bukan kewajiban orang yang baru saja berbuat dosa.

Karena Allah berfirman,


َ
‫ن‬
َ ‫حو‬
ُ ِ ‫فل‬ ْ ُ ‫ن ل َعَل ّك‬
ْ ُ‫م ت‬ َ ‫مُنو‬ ُ ْ ‫ميعا ً أي َّها ال‬
ِ ْ ‫مؤ‬ َ ِ‫وَُتوُبوا إ َِلى الل ّه‬
ِ ‫ج‬
“Dan bertaubatlah kalian semua wahai orang-orang yang beriman supaya kalian
beruntung.”(QS. An Nuur: 31)

1.1. Allah Maha Pengampun, Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang

Allah menyifati diri-Nya di dalam Al Quran bahwa Dia Maha pengampun lagi Maha
Penyayang hampir mendekati 100 kali. Allah berjanji mengaruniakan nikmat taubat kepada
hamba-hambaNya di dalam sekian banyak ayat yang mulia.

Allah ta’ala berfirman,


   
   
  
     “Allah
menginginkan untuk menerima taubat kalian, sedangkan orang-orang yang

Allah ta’ala juga berfirman,


   
   
“Dan seandainya bukan karena keutamaan dari Allah kepada kalian dan kasih sayang-
Nya (niscaya kalian akan binasa). Dan sesungguhnya Allah Maha penerima taubat lagi
Maha bijaksana.” (QS. An Nuur: 10)

Allah ta’ala berfirman,


   
(Sesungguhnya Tuhanmu sangat luas ampunannya.” (QS.An Najm: 32 “

Allah ta’ala juga berfirman,


     
   
     
    
6
  
   
   
    
     
“Katakanlah kepada hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri-diri
mereka, janganlah kalian berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah
mengampuni semua dosa, sesungguhnya Dialah Zat Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. Maka kembalilah kepada Tuhanmu dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum
datangnya azab kemudian kalian tidak dapat lagi mendapatkan pertolongan.” (QS. Az
Zumar: 53-54)

1.2. Berbagai Keutamaan Taubat


Pada hakikatnya taubat itulah isi ajaran Islam dan fase-fase persinggahan iman. Setiap
insan selalu membutuhkannya dalam menjalani setiap tahapan kehidupan. Maka orang yang
benar-benar berbahagia ialah yang menjadikan taubat sebagai sahabat dekat dalam
perjalanannya menuju Allah dan negeri akhirat. Sedangkan orang yang binasa adalah yang
menelantarkan dan mencampakkan taubat di belakang punggungnya. Beberapa di antara
keutamaan taubat ialah :

1. Taubat adalah sebab untuk meraih kecintaan Allah ‘azza wa jalla . Allah ta’ala
berfirman,
    
  
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai
orang-orang yang suka membersihkan diri.” (QS. Al Baqarah: 222)

2. Taubat merupakan sebab keberuntungan.Allah ta’ala berfirman


   
 
  
“Dan bertaubatlah kepada Allah wahai semua orang yang beriman, supaya
kalian beruntung.” (QS. An Nuur: 31)

3. Taubat menjadi sebab diterimanya amal-amal hamba dan turunnya ampunan atas
kesalahan-kesalahannya. Allah ta’ala berfirman

7
   
 
“Dialah Allah yang menerima taubat dari hamba-hambaNya dan Maha
mengampuni berbagai kesalahan.” (QS. Asy Syuura: 25)
Allah ta’ala juga berfirman
   
   
 
“Dan barang siapa yang bertaubat dan beramal saleh maka sesungguhnya
Allah akan menerima taubatnya.” (QS. Al Furqaan: 71) .

4. Taubat merupakan sebab masuk surga dan keselamatan dari siksa neraka.
Allah ta’ala berfirman,
    
 
  
   
    
 
  
  
“Maka sesudah mereka (nabi-nabi) datanglah suatu generasi yang menyia-
nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsu, niscaya mereka itu akan dilemparkan
ke dalam kebinasaan. Kecuali orang-orang yang bertaubat di antara mereka, dan
beriman serta beramal saleh maka mereka itulah orang-orang yang akan masuk ke
dalam surga dan mereka tidaklah dianiaya barang sedikit pun.” (QS. Maryam: 59, 60)

5. Taubat adalah sebab mendapatkan ampunan dan rahmat.


Allah ta’ala berfirman,
 
    
  
   

“Dan orang-orang yang mengerjakan dosa-dosa kemudian bertaubat
sesudahnya dan beriman maka sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Maha
Pengampun dan Penyayang.” (QS. Al A’raaf: 153)

6. Taubat merupakan sebab berbagai kejelekan diganti dengan berbagai kebaikan.


Allah ta’ala berfirman,
   
   
8
           
               
          
             
          
         
    
“Dan barang siapa yang melakukan dosa-dosa itu niscaya dia akan menemui
pembalasannya. Akan dilipatgandakan siksa mereka pada hari kiamat dan mereka
akan kekal di dalamnya dalam keadaan terhina. Kecuali orang-orang yang bertaubat
dan beriman serta beramal saleh maka mereka itulah orang-orang yang digantikan
oleh Allah keburukan-keburukan mereka menjadi berbagai kebaikan. Dan Allah maha
pengampun lagi maha penyayang.”(QS. Al Furqaan: 68-70)”

7. Taubat menjadi sebab untuk meraih segala macam kebaikan.


Allah ta’ala berfirman,
       
“Apabila kalian bertaubat maka sesungguhnya hal itu baik bagi kalian.” (QS.
At Taubah: 3)
Allah ta’ala juga berfirman,
        
   
“Maka apabila mereka bertaubat niscaya itu menjadi kebaikan bagi
mereka.” (QS. At Taubah: 74)

8. Taubat adalah sebab untuk menggapai keimanan dan pahala yang besar.
Allah ta’ala berfirman,
       
  
       
    
   
   
  
“Kecuali orang-orang yang bertaubat, memperbaiki diri dan berpegang teguh
dengan agama Allah serta mengikhlaskan agama mereka untuk Allah mereka itulah
yang akan bersama dengan kaum beriman dan Allah akan memberikan kepada kaum
yang beriman pahala yang amat besar.” (QS. An Nisaa’: 146)

9. Taubat merupakan sebab turunnya barakah dari atas langit serta bertambahnya
kekuatan.
Allah ta’ala berfirman,
  
   
  
   

9
  
  
“Wahai kaumku, minta ampunlah kepada Tuhan kalian kemudian bertaubatlah
kepada-Nya niscaya akan dikirimkan kepada kalian awan dengan membawa air hujan
yang lebat dan akan diberikan kekuatan tambahan kepada kalian, dan janganlah
kalian berpaling menjadi orang yang berbuat dosa.” (QS. Huud: 52)

10. Keutamaan taubat yang lain adalah menjadi sebab malaikat mendoakan orang-
orang yang bertaubat.

Hal ini sebagaimana difirmankan Allah ta’ala,


  
   
  
 
  
   
  
  
    
“Para malaikat yang membawa ‘Arsy dan malaikat lain di sekelilingnya
senantiasa bertasbih dengan memuji Tuhan mereka, mereka beriman kepada-Nya dan
memintakan ampunan bagi orang-orang yang beriman. Ya Rabb kami, rahmat dan
ilmu-Mu maha luas meliputi segala sesuatu, ampunilah orang-orang yang bertaubat
dan mengikuti jalan-Mu serta peliharalah mereka dari siksa neraka.” (QS. Al Mu’min :
7)

11. Keutamaan taubat yang lain adalah ia termasuk ketaatan kepada kehendak Allah
‘azza wa jalla.
Hal ini sebagaimana difirmankan Allah ta’ala,
   
  
  
  
“Dan Allah menghendaki untuk menerima taubat kalian.” (QS. An Nisaa’: 27).

12. Keutamaan taubat yang lain adalah Allah bergembira dengan sebab hal itu.
Hal ini sebagaimana disabdakan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa
sallam yang artinya, “Sungguh Allah lebih bergembira dengan sebab taubat
seorang hamba-Nya ketika ia mau bertaubat kepada-Nya daripada kegembiraan
seseorang dari kalian yang menaiki hewan tunggangannya di padang luas lalu
hewan itu terlepas dan membawa pergi bekal makanan dan minumannya sehingga
ia pun berputus asa lalu mendatangi sebatang pohon dan bersandar di bawah
10
naungannya dalam keadaan berputus asa akibat kehilangan hewan tersebut,
dalam keadaan seperti itu tiba-tiba hewan itu sudah kembali berada di sisinya
maka diambilnya tali kekangnya kemudian mengucapkan karena saking
gembiranya, ‘Ya Allah, Engkaulah hambaku dan akulah tuhanmu’, dia salah
berucap karena terlalu gembira.” (HR. Muslim)

13. Taubat juga menjadi sebab hati menjadi bersinar dan bercahaya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya: Sesungguhnya
seorang hamba apabila berbuat dosa maka di dalam hatinya ditorehkan sebuah
titik hitam. Apabila dia meninggalkannya dan beristighfar serta bertaubat maka
kembali bersih hatinya. Dan jika dia mengulanginya maka titik hitam itu akan
ditambahkan padanya sampai menjadi pekat, itulah raan yang disebutkan Allah
ta’ala,
     
  
 
“Sekali-kali tidak akan tetapi itulah raan yang menyelimuti hati mereka akibat
apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al Muthaffifin: 14) (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu
Majah dan dihasankan Al Albani) .

11
BAB III
1.1. Syarat – syarat Taubat
1. Meninggalkan dosa tersebut. Ibnul-Qoyyim berkata: ”Taubat mustahil terjadi, sementara
dosa tetap dilakukan”.
2. Menyesal atas perbuatannya. Rasulullah bersabda: ”Menyesal adalah taubat”.
3. Berazzam untuk tidak mengulangi lagi. Ibnu Mas’ud berkata: ”Taubat yang benar adalah:
Taubat dari kesalahan yang tidak akan diulangi kembali, bagaikan mustahilnya air susu
kembali pada kantong susunya lagi.”
4. Mengembalikan kedzaliman kepada pemiliknya, atau meminta untuk diha-lalkan. Imam
Nawawi berkata: ”Diantara syarat taubat adalah mengembalikan kedzoliman kepada
pemiliknya, atau meminta untuk dihalakan”.
5. Ikhlas. Ibnu hajar berkata: “Taubat tidak sah kecuali dengan ikhlas”. Allah berfirman: “Hai
orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-
murninya” (QS. At Tahrim [66]: 8 ). Yang dimaksud taubat yang murni adalah taubat yang
ikhlash.
6. Taubat dilakukan pada masa diterima-nya taubat. Masa diterimanya taubat adalah:
1. Sebelum saat sakarotul maut.
2. Sebelum Matahari terbit dari barat.

1.2. Penggolongan Taubat


Secara umum para ulama’ membagi taubat menjadi tiga bagian yaitu : taubat Awam ,
Taubat khawash , taubat akhash al – khawash .
1. Taubat Awam (taubat manusia umum): yaitu taubat manusi secara umum. Yang
dimaksud ialah bahwa hati seseorang tunduk dikarenakan dirinya telah melakukan
perbuatan salah dan dosa .
2. Taubat Khawash (taubat orang – orang khusus): taubat tingkat ini sebagai pertanda
meningkatnya makrifah manusia kepada Allah . Merek merasa mlu dikarenakan telah
melakukan perbuatan – perbuatan yang makruh .
3. Taubat Akhash al – khawash ; tingkatan tobat yang paling tinggi ialah taubat akhash al
– khawash . taubat Rosulullah manakala dia berkata , “sesungguhnya ini adalah
kebodohn pada hatiku , dan sesungguhnya aku akan memohon ampun kepada Allah
sebanyak tujuh puluh kali dalam sehari . Dengan kata lin , untuk membersihkan hatiny
dari menaruh perhtian kepada selain Allah , Rosulullah beristighfar kepada Allah .

1.3. Istigfar dan Taubat adalah kunci rizki barokah


Di antara hal yang menyibukkan hati kaum muslimin adalah mencari rizki. Dan
menurut pengamatan, sebagian besar kaum muslimin memandang bahwa berpegang dengan
Islam akan mengurangi rizki mereka. Kemudian tidak hanya sebatas itu, bahkan lebih parah
dan menyedihkan bahwa ada sejumlah orang yang masih mau menjaga sebagian kewajiban
syari’at Islam tetapi mengira bahwa jika ingin mendapatkan kemudahan di bidang materi dan
kemapanan ekonomi hendaknya menutup mata dari hukum-hukum Islam, terutama yang
berkenaan dengan hukum halal dan haram.Mereka itu lupa atau berpura-pura lupa bahwa Allah
men-syari’atkan agamaNya hanya sebagai petunjuk bagi ummat manusia dalam perkara-
perkara kebahagiaan di akhirat saja. Padahal Allah mensyari’atkan agama ini juga untuk
menunjuki manusia dalam urusan kehidupan dan kebahagiaan mereka di dunia.
Sebagaimana Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Anas Radhiallaahu anhu , ia
berkata:
“Sesungguhnya do’a yang sering diucapkan Nabi adalah, “Wahai Tuhan Kami’
karuniakanlah kepada kami kebaikan di dunia dan di akhirat, dan jagalah kami dari siksa api
Neraka”. (Shahihul Al-Bukhari, Kitabud Da’awat, Bab Qaulun Nabi Rabbana Aatina fid Dunya
Hasanah).Di antara sebab terpenting diturunkannya rizki adalah istighfar (memohon ampun)
dan taubat kepada Allah. Sebagaimana firman Allah tentang Nuh yang berkata kepada
kaumnya:
“Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohon ampunlah kepada Tuhanmu’,
sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu
dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-
kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (Nuh: 10-12)Yang
dimaksud istighfar dan taubat di sini bukan hanya sekedar diucap di lisan saja, tidak membekas
di dalam hati sama sekali, bahkan tidak berpengaruh dalam perbuatan anggota badan. Tetapi
12
yang dimaksud dengan istighfar di sini adalah sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ar-Raghib
Al-Asfahani adalah “Meminta (ampun) dengan disertai ucapan dan perbuatan dan bukan
sekedar lisan semata.”Sedangkan makna taubat sebagaimana yang dijelaskan oleh Imam Ar-
Raghib Al-Asfahani adalah meninggalkan dosa karena keburukannya, menyesali dosa yang
telah dilakukan, berkeinginan kuat untuk tidak mengulanginya dan berusaha melakukan apa
yang lebih baik (sebagai ganti). Jika keempat hal itu telah dipenuhi berarti syarat taubatnya
telah sempurna.“Maknanya, jika kalian bertaubat kepada Allah, meminta ampun kepadaNya,
niscaya Ia akan memperbanyak rizki kalian, Ia akan menurunkan air hujan serta keberkahan
dari langit, mengeluarkan untuk kalian berkah dari bumi, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan,
melimpahkan air susu, memperbanyak harta dan anak-anak untuk kalian, menjadikan kebun-
kebun yang di dalamnya terdapat macam-macam buah-buahan untuk kalian serta mengalirkan
sungai-sungai di antara kebun-kebun untuk kalian”.Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan
oleh Imam Ahmad, Abu Daud, An-Nasa’i Ibnu Majah dan Al-Hakim dari Abdullah bin Abbas
ia berkata, Rasulullah bersabda:
“Barangsiapa memperbanyak istighfar (mohon ampun kepada Allah), niscaya Allah
menjadikan untuk setiap kesedihannya jalan keluar dan untuk setiap kesempitannya kelapangan
dan Allah akan memberikan rizki (yang halal) dari arah yang tidak disangka-sangka.”Dalam
hadist yang mulia ini, Nabi menggambarkan tentang tiga hasil yang dapat dipetik oleh orang
yang memperbanyak istighfar. Salah satunya yaitu, bahwa Allah Yang Maha Esa, Yang
memiliki kekuatan akan memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka dan tidak pernah
diharapkan serta tidak pernah terbersit dalam hati.Karena itu, kepada orang yang
mengharapkan rizki hendaklah ia bersegera untuk memperbanyak istighfar, baik dengan
ucapan maupun dengan perbuatan. Dan hendaklah kita selalu waspada! dari melakukan
istighfar hanya sebatas dengan lisan tanpa perbuatan. Sebab ia adalah pekerjaan para pendusta.
Dari penjelasan di atas, dapat kita tarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Bahwasannya telah disyari’atkan oleh Allah kepada kita untuk senantiasa ber-istighfar
dan taubat dengan lisan yang disertai perbuatan. Karena istighfar dan taubat dengan
lisan semata tanpa disertai dengan perbuatan adalah pekerjaan para pendusta.
2. Bahwasannya dengan istighfar dan taubat, Allah akan mengampuni dosa-dosa
hambaNya, Allah akan menurunkan hujan yang lebat, Allah akan memperbanyak harta
dan anak-anak, Allah akan menjadikan untuknya kebun yang di dalamnya mengalir
sungai-sungai. Jadi dengan istighfar dan taubat, Allah akan membukakan pintu-pintu
rizki dan keberkahan baik dari langit maupun dari bumi.

1.4. Unsur – unsur Taubat


Terma dari akr kata “t-w-b” dalam bahasa arab menunjukkan pengertian : pulang dan
kembali . Sedangkan taubat kepada Allah SWT berarti pulang dan kembali ke haribaannya
serta di pintunya .
Manusia tidak dapat membebaskan diri dari Allah SWT untuk memikirkan kehidupn
fisiknya saja , juga tidak dapt membebaskan dirinya dari Allah SWT karena memikirkan
kebutuhan hidup ruhaninnya saja . bahkan kebutuhannya kepada Allah SWT diakhirat akn
lebih besar dari kebutuhannya didunia . Karena kehidupan dan kebutuhan fisik itu secara
bersamaan juga dilakukan oleh binatang yang tidak dapat berfikir , sementara kebutuhan ruhani
adalah sisi yng menjadi ciri pembeda mnusia dari hewan dan binatang . Allah SWT telah
menciptakan mnusi dari dua unsur . Didalam tubuhnya terdapat unsur tanah , juga unsur ruh .
inilah yang menjadikannya layak dijadikan objek sujud oleh malaikat sebagai penghormatan
dan pemuliaan kedudukannya .

1.5. Taubat Nasuha


Taubat yang diperintahkan agar dilakukan oleh kaum mu’minin adalah taubat nasuha
(yang semurni – murninya) seperti disebut dalam Al-quran :
“Hai orang – orang yang beriman , bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang
semurni – murninya” QS. At-tahrim: 8 .
Sedamgkan Nasuha adalah redaksi hiperbolik dari kat nashiih . Seperti kata syakuur dan
shabuur , sebagai bentuk hiperbolik dari syakir dan shabir . Dan terma “n-sh-h” dalam bahasa
Arab bermkna : bersih . Dikatakan dalam bahasa Arab : “nashaha al’asal” jika madu itu murni ,
tidak mengandung campuran . Sedangkan kesungguhan dalam bertubat adalah seperti
kesungguhan dalam beribadah . Ibnu Jarir , Ibnu Katsir dan Ibnu Qayyim menyebutkan dari
Umar , Ibnu Mas’ud serta Ubay bin Ka’b r.a. bahwa pengertian tubat Nasuha adalah seseorang
13
yang bertubat dari dosanya dan ia tidak melkukan dosa itu lagi , seperti susu tidak kembali ke
payudara hewan . Sa’id bin Musayyab berkata : tubat nasuha adalah agar engkau menasihati
diri kalian sendiri .
Ciri – ciri Taubat Nasuha , yaitu :
1. Menyesal diatas dosa / maksiat yang dilakukan .
2. Bernit (dengan sungguh – sungguh) tidak akan mengulanginya lagi .
3. Memohon taubat kepada Allah SWT .
4. Menghapus kesalahan masa lalu dengan banyak beramal sholeh .

1.6. Membiasakan diri bertaubat


Setiap manusia sudah seharusnya senantiasa mengingat tobat dan harus tetap tumbuh di
dalam hati setiap muslim sampai meninggal dunia . Hati setiap muslim wajib senantiasa
bergetar di hadapan keagungan Allah dzat yang maha menerima taubat hambanya .
Jika seseorang bertaubat dari dosanya dengan taubat yang sesungguhnya (tobatan
nasuha) maka tidak ubahnya seperti bayi yang tidak mempunyai dosa . Manusia harus yakin
bahwa bila seseorang melakukan dosa yang banyak , dan pada saat yang sama mengurungkan
niat untuk bertobat dan mengatakan bahwa Allah tidak akan mengampuninya , maka justru
mperkataannya ini merupakan dosa yang besar yang mendekati batas kekufuran . Orang yang
berputus asa dari rahmat Allah , berarti dia telah melakukan dosa besar yang mendekati batas
kekufuran . karena , sesungguhnya Allah tetap membuka pintu tobat selama dia belum mati .
Oleh karena itu , seberapa pun besar dosa seseorang , walaupun menyamai buih di lautan lalu
dia bertobat dari dosanya dan memperbaiki dirinya , serta bergetar hatinya dan menyesali apa
yang telah dilakukannya , maka pasti Allah akan mengampuninya .

DAFTAR PUSTAKA

 http://www.caksub.com/istighfar-dan-taubat-adalah-kunci-rizki-barokah/

 http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/keutamaan-taubat.html

 http://www.pesantrenvirtual.com/index.php/seputar-ramadhan/15-pengajian/1015-taubat-
nasuha

14
 http://www.taubat.com

 http://akhwat.web.id/muslimah-salafiyah/2008/02/29/menggapai-jannatullah-dengan-taubat

 LKS (Lembaran kerja siswa) AL-KAHFI Kelas XI Semester 1

15

You might also like