You are on page 1of 7

Etika Profesi

January 17, 2011

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Rekam medis kesehatan adalah berkas catatan dan dokumen tentang identitas pasien,
pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan
kesehatan. Setiap sarana pelayanan wajib memiliki Rekam Medis baik rawat jalan maupun rawat
inap.

Bahwa memajukan kesejahteraan umum adalah salah satu tujuan nasional yang
ingin diwujudkan oleh bangsa Indonesia. Kesehatan merupakan salah satu wujud dari
kesejahteraan nasional dan mempunyai andil yang besar dalam pembangunan sumber daya
manusia berkualitas yang dapat mendukung kelangsungan kehidupan bangsa dan
terwujudnya cita-cita nasional yaitu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.

Rekam Medis dan Informasi Kesehatan menyangkut kepentingan kerahasiaan pribadi


pasien dan rahasia jabatan, maka Perekam Medis merasa perlu untuk merumuskan
pedoman sikap dan perilaku profesi, baik anggota Perhimpunan Profesional Perekam Medis
Indonesia (PORMIKI) maupun Perekam Medis lainnya dalam mempertanggungjawabkan
segala tindakan profesinya, baik kepada profesi, pasien maupun masyarakat luas. Rekam
medis kesehatan adalah berkas catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.

Maka sama dengan profesi lainya rekam medis juga memiliki kode etik/etika dalam
menjalankan profesinya tersebut, agar para pelaksanannya (perekam medis) dapat
menjungjung tinggi standar dan mutu dari rekam medis itu sendiri.

2. Tujuan Penyusunan Makalah

Penyusun atau Pembaca umumnya dapat memahami apa saja yang kode etik yang harus
diterapkan dalam menjalankan pekerjaan sebagai perekam medis, apa saja yang yang
menjadi standar kompetensi tertinggi dalam menjalankan profesi sebagai rekam medis,
mengetahui apakah PORMIKI itu, dan informasi lainya yang berhubungna dengan PORMIKI
dan rekam medis, dan yang paling penting makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah “Etika Profesi”

1
Etika Profesi
January 17, 2011

BAB II

PEMBAHASAN
KODE ETIK REKAM MEDIK

Rekam Medis dan Informasi Kesehatan merupakan aspek penting untuk mendukung
keberhasilan pembangunan kesehatan. Oleh karena itu pengembangan sistem dan penerapannya
didukung oleh tenaga profesi yang berkualitas.

A. Kode Etik Perekam Medis

Maka berdasarkan pemikiran di atas, Kongres I PORMIKI menyepakati Kode Etik Perekam
Medis sebagai berikut:

Kewajiban Umum

1) Di dalam melaksanakan tugas profesi, tiap Perekam Medis selalu bertindak demi
kehormatan diri, profesi dan organisasi PORMIKI.
2) Perekam Medis selalu menjalankan tugas berdasarkan standar profesi tertinggi.
3) Perekam Medis lebih mengutamakan pelayanan daripada kepentingan pribadi dan selalu
berusaha memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan yang
bermutu.
4) Perekam Medis wajib menyimpan dan menjaga data rekam medis serta informasi yang
terkandung di dalamnya sesuai dengan ketentuan prosedur manajemen, ketetapan
pimpinan institusi dan peraturan perundangan yang berlaku.
5) Perekam Medis selalu menjunjung tinggi doktrin kerahasiaan dan hak atas informasi pasien
yang terkait dengan identitas individu atau sosial.
6) Perekam Medis wajib melaksanakan tugas yang dipercaya pimpinan kepadanya dengan
penuh tanggungjawab, teliti dan akurat.

Peningkatan Pengetahuan Dan Kemampuan

Peningkatan pengetahuan dan kemampuan profesional, baik anggota maupun organisasi


dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, kemampuan profesi melalui penerapan ilmu dan
teknologi yang berkaitan dengan perkembangan di bidang Rekam Medis dan Informasi Kesehatan.

Kewajiban Terhadap Profesi

1) Perekam Medis wajib mencegah terjadinya tindakan yang menyimpang dari Kode Etik
Profesi.
2) Perekam Medis wajib meningkatkan mutu rekam medis dan informasi kesehatan.
3) Perekam Medis wajib berpartisipasi aktif dan berupaya mengembangkan serta
meningkatkan citra profesi.
4) Perekam Medis wajib menghormati dan mentaati peraturan dan kebijakan organisasi
profesi.

2
Etika Profesi
January 17, 2011

Kewajiban Terhadap Diri Sendiri

1) Perekam Medis wajib menjaga kesehatan dirinya agar dapat bekerja dengan baik.
2) Perekam Medis wajib meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sesuai dengan
perkembangan IPTEK yang ada
Perbuatan/ tindakan yang bertentangan dengan kode etik :

1) Menerima ajakan kerjasama seseorang / orang untuk melakukan pekerjaan yang


menyimpang dari standar profesi yang berlaku.
2) Menyebarluaskan informasi yang terkandung dalam rekam medis yang dapat merusak citra
Perekam Medis.
3) Menerima imbalan jasa dalam bentuk apapun atas tindakan no.1 dan 2.

B. Pekerjaan Rekam Medis

Seorang rekam medis harus mempunyai semangat yang tinggi akan pekerjaan yang digelutinya,
kalau tidak begitu seorang rekam medis akan selalu malas akan tumpukan berkas-berkas yang harus
dia selesaikan.

Dengan semakin berkembangnya dunia kesehatan di Indonesia, rekam medik mempunyai


peranan tidak kalah pentingnya dalam menunjang pelaksanaan Sistem Kesehatan Nasional (SKN).
Rekam medik sangat penting selain untuk diagnosis, pengobatan juga untuk evaluasi pelayanan
kesehatan, peningkatan efisiensi kerja melalui penurunan mortalitas & motilitas serta perawatan
penderita yang lebih sempurna. Rekam medik harus berisi informasi lengkap perihal proses
pelayanan medis di masa lalu, masa kini & perkiraan terjadi di masa yang akan datang.

Kepemilikan rekam medik sering menjadi perdebatan di kalangan kesehatan, karena dokter
beranggapan bahwa mereka berwenang penuh terhadap pasiennya akan tetapi petugas rekam
medik bersikeras mempertahankan berkas rekam medik di lingkungan kerjanya. Di lain pihak, pasien
sering memaksa untuk membawa atau membaca berkas yang memuat riwayat penyakitnya. Hal ini
menunjukan bahwa rekam medik sangat penting.

C. Standar Profesi Perekam Medis

Munculnya transformasi paradigma rekam medis dari tradisional menjadi manajemen


informasi kesehatan pada pertengahan tahun 1990-an merupakan reformasi baru di bidang
informasi kesehatan yang dipicu oleh modernisasi perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi. Perekam Medis yang professional wajib memberikan pelayanan yang berkualitas
sesuai dengan standar kompetensi dan kode etik profesi. Yakni Perekam Medis Harus mampu
mengelola rekam medis dan informasi kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan
medis, administrasi, dan kebutuhan informasi kesehatan sebagai bahan pengambilan
keputusan di bidang kesehatan.

Kompetensi Perekam Medis

1) Menentukan nomor kode diagnosis pasien sesuai petunjuk dan peraturan pada pedoman
buku ICD yang berlaku (ICD-10 Volume 2).

3
Etika Profesi
January 17, 2011

2) Mengumpulkan kode diagnosis pasien untuk memenuhi sistim pengelolaan, penyimpanan,


dan pelaporan untuk kebutuhan analisis sebab tunggal penyakit yang dikembangkan.
3) Mengklasifikasikan data kode diagnosis yang akurat bagi kepentingan informasi morbiditas
dan sistem pelaporanmorbiditas yang diharuskan.
4) Menyajikan informasi morbiditas dengan akurat dan tepat waktu bagi kepentingan
monitoring KLB epidemiologi dan lainnya.
5) Mengelola indeks penyakit dan tindakan guna kepentingan laporan medis dan statistik serta
permintaan informasi pasien secara cepat dan terperinci.
6) Menjamin validitas data untuk registrasi  penyakit, mengembangkan  dan
mengimplementasikan petunjuk  standar koding dan pendokumentasian.

Kemitraan Profesi

Perekam Medis mampu berkolaborasi inter dan intra profesi yang terkait dalam pelayanan
kesehatan

1) Melaksanakan komunikasi efektif dengan semua tingkatan.


2) Mengikuti berbagai kegiatan sosialisasi antar profesi kesehatan, non kesehatan, dan antar
organisasi yang berkaitan dengan profesi.
3) Memberikan informasi database MIK dengan efektif dan efisien.
4) Mengidentifikasi kebutuhan informasi bagi pelanggan baik internal dan eksternal,
melaksanakan komunikasi dengan teknologi muktahir (internet, e-mail, fax, dll),
melaksanakan negosiasi dan advokasi tentang pelayanan MIK / rekam medis.
5) Memberikan konsultasi dalam pengelolaan informasi kesehatan sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawabnya.
6) Menjalin kerjasama dengan bagian Sistem Informasi Rumah Sakit (SIM-RS) dalam
pengembangan teknologi

D. PORMIKI (Perhimpunan Profesional Perekam Medis Indonesia)

PORMIKI merupakan wadah bagi profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Tenaga
Perekam Medis dan Informasi Kesehatan seharusnya menjadi anggota PORMIKI, karena organisasi
ini merupakan wadah komunikasi antar Perekam Medis dan Informasi Kesehatan dalam melakukan
pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data medis dan informasi kesehatan. PORMIKI
sebagai organisasi profesi juga telah menjadi anggota ke 15 dari International Federation of Health
Record Organization (IFHRO) yang merupakan wadah profesi Perekam Medis dan Informasi
Kesehatan di seluruh dunia dikenal dengan nama Indonesian Professionals On Medical Record And
Health Information Organization.

Tujuan
Tujuan organisasi ini adalah :
 Untuk membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan Sistem
Kesehatan Nasional (SKN) dengan mengembangkan sistem rekam medis dan informasi
kesehatan.
 Mengembangkan ilmu rekam medis dan informasi kesehatan.
 Memperjuangkan kepentingan organisasi serta meningkatkan profesi anggota.

VISI PORMIKI
Pada Kongres IV PORMIKI tahun 2003 telah disahkan Visi PORMIKI adalah :
" Manajemen Informasi Kesehatan Yang Handal di Indonesia .

4
Etika Profesi
January 17, 2011

Keanggotaan PORMIKI

Bagaimana Menjadi Anggota PORMIKI ?

Caranya mudah, Anda cukup menghubungi alamat Dewan Pimpinan Daerah (DPD) di
kota anda berada. Mengisi formulir pendaftaran menjadi anggota PORMIKI. Setelah diproses
anda akan menerima kartu tanda anggota (KTA). Bagi provinsi yang belum memiliki DPD,
calon anggota dapat menghubungi DPP atau online registration melalui www.pormiki.or.id

Apa Keuntungan Menjadi Anggota PORMIKI ?

 Menambah pengetahuan, keterlibatan dalam pertemuan / diskusi berkala yang


membahas tentang berbagai kemajuan profesi Perekam Medis dan Informasi
 Kesehatan. Konsultasi pengalaman antar sesama praktisi rekam medis dan informasi
kesehatan.

Mengapa Perekam Medis dan Informasi Kesehatan harus menjadi anggota PORMIKI ?

Perekam Medis dan Informasi Kesehatan sebaiknya menjadi anggota PORMIKI


karena organisasi ini merupakan satu-satunya wadah komunikasi antar Perekam Medis dan
Informasi Kesehatan dalam melaksanakan tugasnya yang meliputi pengumpulan data,
pengolahan, analisis dan penyajian informasi kesehatan.

SIAPA BERHAK MENJADI ANGGOTA PORMIKI ?

 Anggota mahasiswa , yaitu mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan D3 dan S1


manajemen informasi kesehatan.
 Anggota biasa , yaitu tenaga profesi rekam medis dan informasi kesehatan yang memiliki
ijazah D3 dan S1 manajemen informasi kesehatan.
 Anggota luar biasa , yaitu tenaga di luar profesi Perekam Medis dan Informasi kesehatan
yang berminata mengembangkan rekam medis dan informasi kesehatan.
 Anggota kehormatan adalah anggota tersebut pada nomor 2 dan 3 diatas yang telah
berjasa mengembangkan rekam medis dan informasi kesehatan.

E. Hukum – hukum yang mengatur tentang rekam medis.

Permenkesn No 269 Tahun 2008


Kepemilikan Rekam Medik

Bandung. Banyak masyarakat umum yang bingung mengenai kepemilikan rekam


medik. Karena mereka sering mendengar bahwa berkas rekam medik itu milik sarana
pelayanan kesehatan, sedangkan isi rekam medik itu milik pasien.

Masyarakat bingung karena isi rekam medik itu kan data atau informasi kesehatan
mereka yang tercatat dalam berkas rekam medik di sarana pelayanan kesehatan. Pertanyaan
masyarakat adalah ” Jika saya mau ambil isi rekam medik bagaimana caranya? “

5
Etika Profesi
January 17, 2011

Untung Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.


269/MENKES/PER/III/2008 dah keluar. Di dalam peraturan tersebut diatur mengenai
kepemilikan rekam medik. Diatur dalam Bab V pasal 12.

Berikut isi dari BabV pasal 12 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
269/MENKES/PER/III/2008:

Pasal 12

1. Berkas rekam medis milik sarana pelayanan kesehatan


2. Isi rekam medis merupakan milik pasien
3. Isi rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat 2  dalam bentuk ringkasan rekam medis
4. ringkasan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dapat diberikan, dicatat, atau
dicopy oleh pasien atau orang yang diberi kuasa atau atas persetujuan tertulis pasien atau
keluarga pasien yang berhak untuk itu.

Nah dari cuplikan pasal diatas diharap masyarakat tidak bingung lagi mengenai kepemilikan
rekam medik. Meskipun cuma ringkasannya saja dan bukan data atau informasi secara
keseluruhan yang bisa kita dapatkan.

Permenkes No. 749a/Menkes/Per/XII/1989


Permenkes No. 749a/Menkes/Per/XII/1989 dalam pertimbangannya menyebutkan bahwa
peningkatan mutu pelayanan kesehatan harus disertai adanya sarana penunjang yang memadai
antara lain memulai peyelenggaraan rekam medis pada setiap sarana pelayanan kesehatan.

Sedangkan Permenkes No. 296/Menkes/Per/III/2008 pasal 3 ayat 2 memuat isi rekam medis
untuk pasien rawat inap yang lebih lengkap yaitu : identitas pasien, tanggal dan waktu, hasil
anamnesis hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik, diagnosis, rencana penatalaksanaan,
pengobatan dan/atau tindakan, persetujuan tindakan bila perlu, catatan observasi klinis dan hasil
pengobatan ringkasan pulang, nama dan tanda tangan dokter, dokter gigi, atau tenaga kesehatan
tertentu yang memberikan pelayanan kesehatan, untuk pasien kasus gigi dilengkapi dengan
odontogram klinik.

Kesimpulan
Sebagai perekam medis kita tidak bisa melakukan segala sesuatu dengan seenaknya yang
menyangkut tentang data-data pasien, karena hal itu sudah diatur dalam perundang-undangan yang
mengatur tentang kode etik rekam medis atau hokum-hukum rekam medis.

6
Etika Profesi
January 17, 2011

DAFTAR PUSTAKA
http://rekammedikherlin.blogspot.com/2009/02/kode-etik-
rekam-medik.html

http://www.dakdem.com/artikel-bebas/19-artikel-bebas/46-
standar-profesi-perekam-medis

http://www.pormiki.or.id/

You might also like