Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
sebelum digunakan sebagai campuran. Begitu pula semen dan air. Harus disesuaikan
dengan kebutuhan bahan beton yang akan dipakai.
b. Agregat kasar.
Agregat kasar terbagi menjadi kerikil (alami) dan batu pecah (industri). Agregat
kasar didefinisikan sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan atau berupa batu pecah
hasil industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir 5,0 mm sampai dengan
.40,0 mm. Bila digunakan untuk campuran beton, agregat kasar harus memenuhi
syarat-syarat diantaranya, tidak boleh mengandung bahan organik terlalu banyak,
tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% berat kering, serta harus terdiri dari
butiran yang beraneka ragam (well grading).
Selain agregat, terdapat pula bahan semen. Semen atau juga sering disebut PC
(Portland Cement) merupakan bahan pengikat antar agregat, sehingga beton dapat
homogen. Sesuai kebutuhannya, terdapat beberapa tipe semen (menurut SNI 15-2049-
1994), antara lain :
a. Tipe I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan
persyaratan-persyaratan khusus seperti yang diisyaratkan pada jenis-jenis lain.
b. Tipe II, yaitu semen portland yang dalam penggunaanya memerlukan ketahanan
terhadap sulfat atau kalor hidrasi sedang.
c. Tipe III, yaitu semen Portland yang dalam penggunaanya memerlukan kekuatan
tinggi paada tahap permulaan setelah pengikatan terjadi.
d. Tipe IV, yanitu semen Portland yang dalam penggunaanya memerlukan kalor
hidrasi rendah.
e. Tipe V, yaitu semen portland yang dalam penggunaanya menggunakan sulfat
tinggi.