You are on page 1of 4

KELOMPOK 2 - 2009

Laporan Praktikum Ilmu Bahan Bangunan II

BAB I
PENDAHULUAN

Masa-masa gencarnya pembangunan di Indonesia yang dulu biasa disebut jaman


pembangunan, telah lama lewat. Tetapi hal ini tidak akan pernah menyurutkan kebutuhan
material-material bahan bangunan seperti baja, kayu, dan tentu saja beton. Kebutuhan
akan beton tentu saja tidak terlepas dari berbagai kelebihan yang dimilikinya sehingga
beton seringkali menjadi pilihan utama untuk struktur bangunan.
Sebagai seorang calon insinyur teknik sipil, kebutuhan pengetahuan teknologi
beton mutlak diperlukan karena hampir seluruh bangunan yang didirikan memilih beton
(baik beton bertulang maupun beton tidak bertulang) sebagai material utama untuk
strukturnya. Contoh bangunan yang memakai beton sebagai material utamanya adalah
rumah tinggal (baik bertingkat ataupun tidak), gedung-gedung perkantoran, jembatan,
bendungan, dermaga, bandara, jalan raya, bangunan industri, dan lain-lain.

I.1. Definisi bahan beton


Beton didefinisikan sebagai sebuah bahan yang diperoleh dengan mencampurkan
agregat halus (pasir), agregat kasar (kerikil / batu pecah), semen, air, dan bahan tambahan
lain (admixtures) bila diperlukan dan telah mengeras. Bila campuran beton belum
mengeras (plastis), bahan tersebut disebut spesi beton. Agar beton dapat menahan gaya
tarik, maka di dalam beton diberi besi tulangan dan biasa disebut beton bertulang.
Definisi beton bertulang adalah beton yang ditulangi dengan luas dan jumlah tulangan
yang tidak kurang dari nilai minimum yang disyaratkan, dengan atau tanpa pratekanan
dan direncanakan berdasarkan asumsi bahwa kedua material (beton dan besi tulangan)
bekerja bersama-sama dalam menahan beban yang diterima.
Agregat sebagai salah satu komposisi bahan beton (baik agregat halus atau
agregat kasar) bisa didapat dari alam (alami: kerikil, pasir sungai), atau dari industri
(buatan: batu pecah, pasir giling). Keduanya harus memenuhi syarat-syarat tertentu
seperti kebersihan yang terjaga, gradasi yang baik, dan kadar organik yang rendah

Bab II : Penyelidikan Bahan Semen


KELOMPOK 2 - 2009

Laporan Praktikum Ilmu Bahan Bangunan II

sebelum digunakan sebagai campuran. Begitu pula semen dan air. Harus disesuaikan
dengan kebutuhan bahan beton yang akan dipakai.

I.2. Keunggulan dan Kelemahan Bahan Beton


Seringnya bahan beton menjadi pilihan material utama dalam pembangunan, tidak
terlepas dari berbagai kelebihan yang dimilikinya. Dari sisi ekonomis, selain mudah
dibuat dan mudah dibentuk, bahan beton juga memiliki keunggulan lain yaitu agregat
pengisi (pasir dan kerikil/batu pecah) sangat berlimpah di alam sehingga mudah didapat.
Dari segi kekuatan, bahan beton memiliki kekuatan tekan (strength) yang sangat tinggi,
artinya beton sangat ideal untuk menerima beban tekan.
Sebaliknya, selain memiliki kelebihan, beton juga memiliki keterbatasan-
keterbatasan tertentu seperti menentukan keseragaman dan ke-homogen-an bahan beton
di lapangan yang sulit sesuai dengan kondisi lingkungan sekitarnya seperti keadaan cuaca
yang tidak terduga, kelalaian pekerja, kualitas material lapangan yang tidak seragam, dan
sebagainya. Semua hal diatas akan mempengaruhi sifat dan mutu beton, sehingga
diperlukan pengawasan yang ketat baik saat di lab maupun saat di lapangan.
Jadi, dapat disimpulkan beberapa keunggulan bahan beton adalah:
a. Material pengisi (agregat) mudah diperoleh.
b. Dapat dibentuk di tempat dan mudah pembuatannya.
c. Mempunyai kuat tekan (compressive strength) yang tinggi.
d. Awet dan relatif murah biaya operasionalnya.
e. Tahan pada suhu ekstrim.
Sedangkan keterbatasan bahan beton adalah:
a. Memiliki kuat tarik yang rendah, dengan kata lain beton sangat rapuh.
b. Memiliki BJ yang besar, artinya beton sangat berat.
c. Memiliki sifat susut (creep).

Bab II : Penyelidikan Bahan Semen


KELOMPOK 2 - 2009

Laporan Praktikum Ilmu Bahan Bangunan II

I.3. Macam dan Pengaruh Bahan-Bahan Pengisi pada Beton


Bahan beton dibuat dari beberapa bahan yang dicampur menjadi satu. Oleh karena
itu, mutu beton akan sangat dipengaruhi oleh mutu bahan-bahan itu sendiri. Bila mutu
agregat, semen, dan airnya bagus, disertai perhitungan yang tepat sesuai kebutuhan dan
pelaksanaan mix design yang teliti dapat dilaksanakan dengan baik, beton yang
dihasilkan akan sangat berkualitas. Tetapi bila salah satu komponen penyusun beton
mempunyai mutu yang kurang baik, maka akan mempengaruhi mutu beton itu sendiri
dan bila dibuat suatu struktur, akan dapat membahayakan.
Agregat adalah material granular, misalnya pasir, kerikil, batu pecah dan kerak
tungku besi yang dipakai bersama-sama dengan suatu media pengikat untuk membentuk
sebuah beton hidrolik atau adukan. Cara menilai agregat yang akan digunakan untuk
bahan campuran beton tergantung pada :
a. Ukuran serta gradasinya
b. Kebersihannya
c. Kekerasannya
d. Bentuk butirannya
e. Bentuk permukaannya
f. Berat jenisnya.
Macam – macam agregat dalam pembuatan beton :
a. Agregat halus.
Agregat halus dalam hal ini adalah pasir. Agregat halus didefinisikan sebagai
hasil disintegrasi alami dari batuan atau hasil industri pemecah batu dan mempunyai
ukuran butir terbesar 5,0 mm. Bila digunakan untuk campuran beton, pasir harus
memenuhi syarat-syarat diantaranya, tidak boleh mengandung bahan organik terlalu
banyak, tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% berat kering, serta harus
terdiri dari butiran yang beraneka ragam (well grading).

Bab II : Penyelidikan Bahan Semen


KELOMPOK 2 - 2009

Laporan Praktikum Ilmu Bahan Bangunan II

b. Agregat kasar.
Agregat kasar terbagi menjadi kerikil (alami) dan batu pecah (industri). Agregat
kasar didefinisikan sebagai hasil disintegrasi alami dari batuan atau berupa batu pecah
hasil industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir 5,0 mm sampai dengan
.40,0 mm. Bila digunakan untuk campuran beton, agregat kasar harus memenuhi
syarat-syarat diantaranya, tidak boleh mengandung bahan organik terlalu banyak,
tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% berat kering, serta harus terdiri dari
butiran yang beraneka ragam (well grading).
Selain agregat, terdapat pula bahan semen. Semen atau juga sering disebut PC
(Portland Cement) merupakan bahan pengikat antar agregat, sehingga beton dapat
homogen. Sesuai kebutuhannya, terdapat beberapa tipe semen (menurut SNI 15-2049-
1994), antara lain :
a. Tipe I, yaitu semen portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan
persyaratan-persyaratan khusus seperti yang diisyaratkan pada jenis-jenis lain.
b. Tipe II, yaitu semen portland yang dalam penggunaanya memerlukan ketahanan
terhadap sulfat atau kalor hidrasi sedang.
c. Tipe III, yaitu semen Portland yang dalam penggunaanya memerlukan kekuatan
tinggi paada tahap permulaan setelah pengikatan terjadi.
d. Tipe IV, yanitu semen Portland yang dalam penggunaanya memerlukan kalor
hidrasi rendah.
e. Tipe V, yaitu semen portland yang dalam penggunaanya menggunakan sulfat
tinggi.

Bab II : Penyelidikan Bahan Semen

You might also like