Professional Documents
Culture Documents
Pembelajaran Kooperatif
Menurut Suyanto (2005), pembelajaran kooperatif adalah suatu metode pembelajaran yang
mengupayakan peserta didik untuk mampu mengajarkan kepada peserta lain. Pengorganisasian
pembelajaran dicirikan siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong untuk
bekerja sama pada suatu tugas bersama, dan mereka akan berbagi penghargaan bila mereka
berhasil sebagai kelompok.
Pembelajaran kooperatif ini mengacu kepada metode pengajaran dimana siswa bekerja sama dalam
kelompok kecil dan saling membantu dalam belajar. Banyak terdapat pendekatan kooperatif yang
berbeda antara satu dengan lainnya. Kebanyakan melibatkan siswa dalam kelompok yang terdiri dari
empat siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda (Slavin, dalam Nur dan Wikandari, 2000:25).
Lebih lanjut lagi, aktivitas pembelajaran kooperatif dapat memainkan banyak peran dalam pelajaran.
Dalam satu pelajaran tertentu, pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk tiga tujuan berbeda.
Pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk memecahkan sebuah masalah yang kompleks.
Pembelajaran kooperatif berbeda dengan metode diskusi yang biasanya dilaksanakan dikelas karena
didalamnya menekankan pembelajaran dalam kelompok kecil dimana siswa belajar dan bekerja
sama untuk mencapai tujuan yang optimal. Pembelajaran kooperatif meletakan tanggung jawab
individu sekaligus kelompok sehingga percaya diri siswa tumbuh dan berkembang secara positif.
Kondisi ini dapat mendorong siswa untuk belajar, bekerja, dan bertanggung jawab secara sungguh-
sungguh untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Suyanto, 2005).
Menurut Rustarmadi (2006) dan Ibrahim, dkk (2000:6—7), Pembelajaran kooperatif memiliki ciri
khusus, antara lain:
(1) siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya,
(2) kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah,
(3) siswa dituntut untuk bekerja sama dalam kesamaan dan perbedaan,
(4) pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih
asih, dan silih asuh antar sesama siswa, sebagai latihan hidup bermasyarakat,
(5) penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu.
Menurut Ibrahim, dkk (2000:7), pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-
tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasl belajar akademik, penerimaan terhadap
keragaman, dan pengembangan ketrampilan sosial.
Menurut Lie (1999), pembelajaran kooperatif mempunyai banyak manfaat bagi siswa. Adapun
manfaatnya adalah sebagai berikut:
(1) siswa dapat meningkatkan kemampuan bekerja sama,
(2) siswa mempunyai lebih banyak kesempatan untuk menghargai perbedaan,
(3) partisipasi siswa dalam proses pembelajaran,
(4) mengurangi kecemasan siswa,
(5) menngkatkan motivasi, harga diri, dan sikap positif, dan
(6) meningkatkan prestasi akademis siswa.
Pada pembelajaran kooperatif dapat dilihat langkah-langkah model pembelajaran kooperatif
(Suharto, dkk, 2006:78) pada tabel II.
Tabel II
Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
NO-FASE-PERAN GURU
1-Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa-Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang
ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar
2-Menyajikan informasi-Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau
lewat bahan bacaan
3-Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar-Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana
caranya membentuk kelompok belajar
4-Membimbing kelompok bekerja dan belajar-Guru membimbing kelompok belajar
5-Evaluasi-Guru mengevaluasi hasil belajar dan mempresentasikan hasil kerjanya
6-Memberi penghargaan-Guru memberi penghargaan untuk upaya hasil belajar individu dan
kelompok
Pembelajaran kooperatif ini memiliki berbagai jenis atau tipe, antara lain: STAD (Student Teams-
Achievement Divisions), TGT (Teams-Games-Tournament), TAI (Team-Assisted-Individualization),
CIRC (Cooperative Integraded Reading and Composition), Jigsaw, Learning Together, dan Investigasi
Kelompok. Tipe-tipe tersebut memiliki metode yang berbeda-beda, walaupun memiliki ciri yang
sama.
Pembelajaran Kovensional
Pembelajaran konvensional adalah salah satu model pembelajaran yang hanya memusatkan pada
metode pembelajaran ceramah. Pada model pembelajaran ini, siswa diharuskan untuk menghafal
materi yang diberikan oleh guru dan tidak untuk menghubungkan materi tersebut dengan keadaan
sekarang (kontekstual). Berikut akan dijelaskan, perbedaan antara pembelajaran konvensional dan
pembelajaran kooperatif, pada tabel III.
Tabel III
Perbedaan antara Model Pembelajaran Konvensional dan Kooperatif
NO-KONVENSIONAL-KOOPERATIF
1-Menyadarkan pada hafalan-Menyadarkan pada memori spasial
Pemilihan informasi atau materi ditentukan oleh guru-Pemilihan informasi atau materi berdasarkan
kebutuhan individu siswa
2-Cenderung terfokus pada satu bidang tertentu-Mengitegrasikan beberapa bidang disiplin
3-Memberikan tumpuan informasi atau materi kepada siswa sampai pada saatnya diperlukan-Selalu
mengaitkan informasi atau materi dengan pengetahuan awal yang dimiliki siswa
4-Memberikan hasi belajar hanya melalui kegiatan berupa ujian atau ulangan-Menerapkan penilaian
autentik melalui penerapan praktis dalam pemecahan masalah
Adapun langkah-langkah dari model pembelajaran konvensional bisa dilihat pada tabel IV sebagai
berikut:
Tabel IV
Langkah-langkah Model Pembelajaran Konvensional
NO-FASE-PERAN GURU
1-Menyampaikan tujuan-Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran tersebut
2-Menyajikan informasi-Guru menyajikan informasi kepada siswa secara tahap demi tahap dengan
metode ceramah
3-Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik-Guru mengecek keberhasilan siswa dan
memberikan umpan balik
4-Memberikan kesempatan latihan lanjutan-Guru memberikan tugas tambahan untuk dikerjakan di
rumah.
BAHAN PENUNJANG