You are on page 1of 17

Tata Cara Pelaksanaan AMDAL

TATA CARA PELAKSANAAN AMDAL

Pembangunan dengan proyek yang dikaji dari aspek kelayakan lingkungan disebut
pembangunan berwawasan lingkungan. Pembangunan berwawasan lingkungan pada hakekatnya
dilaksanakan untuk mewujudkan pembangunan berlanjut (sustainable development). Instrumen
untuk mencapai pembangunan berlanjut adalah AMDAL.

Empat model AMDAL menurut PP 51/1993 :

1. AMDAL Proyek Individual (PP 29/1986)  Kajian mengenai dampak besar dan penting
suatu usaha/kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup, yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha/kegiatan. Kajian ini
menghasilkan dokumen Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL),
Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL), Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan
Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL). Pengertian ANDAL adalah telaahan secara
cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu kegiatan yang
direncanakan.
2. AMDAL Kegiatan Terpadu  Hasil studi mengenai dampak penting usaha atau kegiatan
yang terpadu yang direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan
hamparan ekosistem dan melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang
bertanggung jawab.
3. AMDAL Kawasan  Hasil studi mengenai dampak penting usaha atau kegiatan yang
direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem dan
menyangkut kewenangan satu instansi yang bertanggung jawab.
4. AMDAL Regional  Hasil studi mengenai dampak penting usaha atau kegiatan yang
direncanakan terhadap lingkungan hidup dalam satu kesatuan hamparan ekosistem zona
rencana pengembangan wilayah sesuai dengan rencana umum tata ruang daerah dan
melibatkan kewenangan lebih dari satu instansi yang bertanggung jawab.

Dokumen AMDAL
Menurut PP 29/1986 Menurut PP 51/1993 dan PP 27/1999
1. Penyajian Informasi Lingkungan (PIL) 1. KA-ANDAL
2. KA-ANDAL 2. ANDAL
3. ANDAL 3. RKL
4. RKL 4. RPL
5. RPL

Fungsi PIL :

1. Sebagai alat penapis apakah sesuatu rencana kegiatan perlu dilengkapi dengan ANDAL
atau tidak, yang dikaitkan dengan dampak lingkungan.
2. Untuk penilaian ketetapan lokasi dari sesuatu rencana kegiatan, apakah lokasinya harus
dipindah/tidak.
3. Sebagai acuan untuk menyusun RKL dan RPL apabila rencana kegiatan tidak
mempunyai dampak penting.
4. Sebagai acuan untuk penyusunan KA-ANDAL apabila ternyata rencana kegiatan
mempunyai dampak penting.
5. Data PIL digunakan pula untuk ANDAL sehingga tidak diperlukan lagi pengambilan
sampel ulang, hanya menambahkan saja.

Tata Laksana Prosedur Pelaksanaan AMDAL Menurut PP 29/1986 :

a. Pemrakarsa rencana kegiatan mengajukan Penyajian Informasi Lingkungan (PIL) kepada


instansi yang bertanggung jawab. PIL tersebut dibuat berdasarkan pedoman yang ditetapkan
oleh Menteri yang ditugaskan mengelola lingkungan hidup. Dalam uraian di bawah ini, yang
dimaksud dengan Menteri KLH adalah ’Menteri yang ditugasi mengelola lingkungan
hidup’. Instansi yang bertanggung jawab adalah instansi yang berwenang memberi
keputusan tentang pelaksanaan rencana kegiatan, dengan pengertian bahwa kewenangan
berada pada Menteri atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Nondepartemen yang membidangi
kegiatan yang bersangkutan dan pada Gubernur Kepala Daerah Tingkat I untuk kegiatan
yang berada di bawah wewenangnya.

b. Apabila lokasi sebagaimana tercantum dalam PIL dinilai tidak tepat, maka instansi yang
bertanggung jawab menolak lokasi tersebut dan memberikan petunjuk tentang kemungkinan
lokasi lain dengan kewajiban bagi pemrakarsa untuk membuat PIL yang baru. Apabila suatu
lokasi dapat menimbulkan benturan kepentingan antar sektor maka instansi yang bertanggun
jawab mengadakan konsultasi dengan Menteri KLH dan Menteri atau Pimpinan Lembaga
Pemerintah Nondepartemen yang bersangkutan.

c. Apabila hasil penilaian PIL menentukan bahwa perlu dibuatkan ANDAL, berhubung dengan
adanya dampak penting rencana kegiatan terhadap lingkungan, baik lingkungan geobiofisik
maupun sosial budaya, maka pemrakarsa bersama instansi yang bertanggung jawab
membuat KA-ANDAL.

d. Apabila ANDAL tidak perlu dibuat untuk suatu rencana kegiatan, berhubung tidak ada
dampak penting, maka pemrakarsa diwajibkan untuk membuat Rencana Pengelolaan
Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan ( RPL).

e. Apabila dari semula sudah diketahui bahwa akan ada dampak penting, maka tidak perlu dibuat
PIL lebih dahulu akan tetapi dapat langsung menyusun KA-ANDAL.

f. ANDAL merupakan komponen studi kelayakan rencana kegiatan sehingga dengan demikian
terdapat tiga studi kelayakan dalam perencanaan pembangunan, yaitu : Teknis, Ekonomis
dan Lingkungan (TEL). Biaya rencana kegiatan sebagaimana tercantum dalam studi
kelayakan rencana kegiatan tersebut meliputi pula biaya penanggulangan dampak negatif
dan pengembangan dampak positifnya.

g. Pedoman umum penyusunan ANDAL dibuat oleh Menteri KLH. Pedoman teknis penyusunan
ANDAL ditetapkan oleh Menteri atau Pimpinan Lembaga Pemerintah Nondepartemen yang
membidangi kegiatan yang bersangkutan berdasarkan pedoman umum penyusunan ANDAL
yang dibuat oleh Menteri KLH.
h. Apabila ANDAL menyimpulkan bahwa dampak negatif yang tidak dapat ditanggulangi
berdasarkan ilmu dan teknologi lebih besar dibanding dengan dampak positifnya, maka
instansi yang bertanggung jawab memutuskan menolak rencana kegiatan yang bersangkutan.
Terhadap penolakan ini, pemrakarsa dapat mengajukan keberatan kepada pejabat yang lebih
tinggi dari instansi yang bertanggung jawab selambat-lambatnya 14 hari sejak diterimanya
keputusan penolakan. Pejabat yang lebih tinggi tersebut memberi keputusan atas keberatan
tersebut selambat-lambatnya 30 hari sejak diterimanya pernyataan keberatan, setelah
mendapat pertimbangan dari Menteri KLH. Keputusan tersebut merupakan keputusan
terakhir.

i. Apabila ANDAL disetujui, maka pemrakarsa menyusun RKL dan RPL dengan menggunakan
pedoman penyusunan RKL dan RPL yang dibuat oleh Menteri KLH atau Departemen yang
bertanggung jawab.

j. Keputusan persetujuan ANDAL dinyatakan kadaluarsa apabila rencana kegiatan tidak


dilaksanakan dalam jangka waktu 5 tahun sejak ditetapkannya keputusan tersebut.
Pemrakarsa wajib mengajukan kembali permohonan persetujuan atas ANDAL. Terhadap
permohonan ini instansi yang bertanggung jawab memutuskan dapat digunakan kembali
ANDAL, RKL dan RPL yang telah dibuat atau wajib diperbaharuinya dokumen-dokumen
tersebut.

k. Keputusan persetujuan ANDAL dinyatakan gugur, apabila terjadi perubahan lingkungan yang
sangat mendasar akibat peristiwa alam atau karena kegiatan lain, sebelum rencana kegiatan
dilaksanakan. Pemrakarsa perlu membuat ANDAL baru berdasarkan rona lingkungan baru.

Berdasarkan PP 51/1993 dan PP 27/1999, prosedur pelaksanaan penyusunan AMDAL


tidak perlu dokumen penapis yaitu Penyajian Informasi Lingkungan (PIL). Tetapi langsung
dilakukan pembuatan KA-ANDAL, ANDAL, RKL dan RPL. Pada PP 29/1986 bagi kegiatan
usaha yang sudah beroperasional perlu menyusun Studi Evaluasi Mengenai Dampak Lingkungan
(SEMDAL) dan tata laksananya, yang prosedurnya hampir sama dengan AMDAL. Sejak PP
51/1993 penyusunan dokumen SEMDAL sudah tidak diatur, namun muncul ketentuan kegiatan
usaha yang menginginkan mengetahui kinerja pengelolaan lingkungannya dapat menyusun Audit
Lingkungan (Kep. Men. LH No. 42/1994).

Pelaksanaan penyusunan KA, ANDAL, RKL dan RPL harus disusun oleh konsultan.
Konsultan yang ditunjuk harus cukup kualifikasinya dan bukan perusahaan yang ada hubungan
secara organisatoris dengan pemrakarsa. Konsultan pemerintah yang dimiliki oleh universitas
yaitu Pusat Studi Lingkungan atau Pusat Penelitian Lingkungan Hidup.

Syarat kualifikasi konsultan :

a. Memiliki badan hukum dengan akte notaris

b. Memiliki staf yang telah memiliki sertifikat AMDAL B

c. Memiliki kemampuan untuk menganalisis data laboratorium

d. Terdaftar di Inkindo atau kantor yang bertanggung jawab di bidang AMDAL

Skema Bagan Alir Proses Perencanaan AMDAL sesuai dengan PP 29 Tahun 1986
Skema Bagan Alir Proses Perencanaan AMDAL sesuai dengan PP 51 Tahun 1993 dan PP
27 Tahun 1999
Skema Langkah-langkah Penyusunan AMDAL
Empat

Dokumen AMDAL menurut PP No 27 Tahun 1999

1. Kerangka Acuan ANDAL (KA-ANDAL)

- Merumuskan ruang lingkup kajian analisis dampak lingkungan yang merupakan hasil
pelingkupan.
- Merupakan proses awal untuk menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi
dampak penting (hipotesis) yang terkait dengan rencana usaha atau kegiatan, termasuk
pelingkupan terhadap masalah utama untuk mendapatkan dampak besar dan penting serta
pelingkupan untuk mendapat batas wilayah studi.

Dasar pertimbangan perlunya disusun KA-ANDAL yaitu :

1. Keanekaragaman  Keanekaragaman rencana kegiatan (bentuk, ukuran, tujuan, dsb) dan


rona lingkungan (letak geografis, keanekaan faktor lingkungan, faktor manusia, dsb)
kemungkinan akan menimbulkan dampak lingkungan yang berbeda-beda pula. KA
diperlukan untuk memberikan arahan tentang komponen kegiatan yang manakah yang
harus ditelaah dan komponen lingkungan manakah yang perlu diamati selama
penyusunan ANDAL.
2. Keterbatasan sumberdaya  KA memberikan ketegasan tentang bagaimana
menyesuaikan tujuan dan hasil yang ingin dicapai dalam keterbatasan sumberdaya
(waktu, dana, tenaga teknik, metode, dsb) tanpa mengurangi mutu pekerjaan ANDAL.
3. Efisiensi  Pengumpulan data dan informasi untuk kepentingan ANDAL perlu dibatasi
pada faktor-faktor yang berkaitan langsung dengan kebutuhan.

Setiap penyusun KA-ANDAL harus menempatkan rencana kegiatan sebagai bagian dari
pembangunan berwawasan lingkungan yang bertujuan untuk melestarikan kemampuan
sumberdaya alam dan memelihara dan meningkatkan keserasian kualitas lingkungan hidup,
dengan memahami 2 komponen lingkungan berikut :

a. Komponen lingkungan yang ingin dipertahankan, dijaga dan dilestarikan fungsi


keberadaannya, meliputi
1. hutan lindung, hutan konservasi dan cagar biosfer
2. sumberdaya air
3. keanekaragaman hayati
4. warisan alam dan warisan budaya
5. kesehatan dan kenyamanan lingkungan
6. kualitas udara
7. daya dukung lingkungan
8. warisan alam dan warisan budaya
9. nilai-nilai budaya yang berorientasi selaras dengan lingkungan
b. Komponen lingkungan yang berubah secara mendasar atau oleh kegiatan baik yang
tercantum atau tidak dalam sasaran kegiatan, meliputi

1. taraf hidup masyarakat


2. lapangan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat
3. pemanfaatan sumberdaya alam antara lain pemilikan dan penguasaan lahan
4. modal pembangunan
5. kualitas manusia
6. kelembagaan dan citra masa depan kehidupan manusia dan lingkungan
7. kesehatan masyarakat

Tujuan penyusunan KA-ANDAL :

a. Merumuskan lingkup dan kedalaman studi ANDAL


b. Mengarahkan studi ANDAL agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan biaya,
tenaga dan waktu yang tersedia.

Fungsi dokumen KA-ANDAL :

a. Sebagai rujukan penting tentang lingkup dan kedalaman studi ANDAL bagi pemrakarsa,
instansi teknis yang bertanggung jawab, konsultan penyusun dan komisi AMDAL.
b. Sebagai salah satu rujukan untuk penilai dokumen ANDAL untuk evaluasi hasil studi
ANDAL.

Manfaat KA-ANDAL :

a. Sebagai pedoman proses pelaksanaan pekerjaan maupun evaluasi pihak-pihak yang


berkepentingan yaitu pihak pemrakarsa, konsultan penyusun, komisi AMDAL, tim teknis
dan instansi teknis yang bertanggung jawab.
b. Bahwa KA-ANDAL harus disusun dan disepakati bersama oleh semua pihak yang
berkepentingan yaitu pemrakarsa, instansi yang bertanggung jawab maupun calon
penyusun ANDAL dimaksud untuk mempercepat proses penyelesaiannya.

2. Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL)

Data informasi yang dikumpulkan untuk pembuatan ANDAL yaitu :

a. Komponen rencana kegiatan

Data tentang berbagai aktivitas rencana kegiatan baik pada tahap pra konstruksi,
konstruksi maupun pasca konstruksi. Data tersebut berkaitan langsung dengan berbagai
dampak yang mungkin akan timbul apabila kegiatan tersebut akan dilaksanakan nantinya.

b. Komponen rona lingkungan

Data yang dikumpulkan terutama konponen lingkungan (biogeofisik, sosial ekonomi,


sosial budaya dan kesehatan masyarakat), yang akan mengalami dampak akibat rencana
kegiatan maupun yang dapat mempengaruhi terhadap rencana kegiatan tersebut.

c. Metodologi

Metodologi pengambilan dan analisis data untuk berbagai komponen lingkungan tersebut
harus jelas dan sesuai dengan metode yang biasanya digunakan pada masing-masing
komponen lingkungan tersebut.

Canter (1977) membagi langkah-langkah menyusun ANDAL ke dalam lima langkah dasar,
yaitu :

1. Mempelajari data dasar (basic data)


2. Rona lingkungan (description of environmental setting)
3. Analisis dampak (impact assessment) yang terdiri atas identifikasi, prediksi dan evaluasi
4. Seleksi usulan aktivitas proyek (selection of proposed action)
5. Penyusunan laporan ANDAL (preparation of environmental impact statement)
(skema hal 96)

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan ANDAL :

a. Dalam pelaksanaan ANDAL harus berpegangan pada KA yang telah disepakati bersama.
b. Laporan ANDAL disusun sesuai Pedoman Umum secara nasional tentang Penyusunan
ANDAL yang telah ditetapkan oleh Kep. Kepala Bapedal No. 9 tahun 2000 beserta
lampirannya.
c. Setiap tahapan penyusunan ANDAL, dibuat laporan kemajuan secara bersambung dan
dikonsultasikan dengan pihak pemrakarsa, tim teknis AMDAL dan komisi penilai untuk
memperoleh perbaikan seperlunya.
d. Draft laporan akhir dipresentasikan/diseminarkan dihadapan pemrakarsa dan pihak lain
yang dianggap perlu untuk mendapat masukan bagi penyempurnaan laporan tersebut.
Baru kemudian dipresentasikan di dalam sidang komisi AMDAL untuk mendapat
penilaian. Apabila telah baik dan benar, dokumen ANDAL ini mendapat pengesahan dari
komisi AMDAL.
e. Laporan ANDAL yang telah selesai, dibuatkan ringkasan eksekutifnya sekitar

10-20 halaman.

3. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)

- Berisi uraian tentang komponen lingkungan yang terkena dampak, tujuan, sumber dampak,
bobot dan tolak ukur dampak serta upaya pengelolaan lingkungan.

- Berfungsi sebagai pedoman dalam menanggulangi dampak.

Dokumen RKL disusun dengan menggunakan beberapa pendekatan yaitu :

1. Teknologi

Berupa upaya secara teknis untuk menanggulangi kerusakan lingkungan, khususnya


limbah dan pencemaran. Penanggulangan terutama diprioritaskan terhadap pencemaran
B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dan kerusakan sumberdaya alam, baik hayati
maupun non hayati, yang diduga timbul.

2. Ekonomi

Uraian tentang bagaimana kemungkinan bantuan pihak-pihak tertentu (pemerintah


ataupun swasta) dapat membantu dari segi finansial berupa peringanan bea masuk, pajak,
kredit bank, kemungkinan kemudahan dalam prosedur, masuknya peralatan
penanggulangan dan pencegahan dampak negatif.

Sistem ganti rugi, kalau terpaksa membebaskan lahan, dan berbagai upaya pendekatan
masalah sosial yang mungkin timbul selama pra konstruksi dan konstruksi.

3. Institusional.

Uraian tentang pengembangan kerjasama institusional terhadap sektor pihak terkait.

4. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)

- Disusun atas dasar rekomendasi yang terdapat dalam dokumen ANDAL dan RKL.

- Berisi uraian tentang dampak penting yang timbul, faktor lingkungan yang dipantau, tolak
ukur dampak, lokasi dan periode pemantauan.

- Berisi pihak-pihak yang berkewajiban sebagai pelaksana untuk memantau lingkungan dan
kewajiban pihak-pihak lain yang memanfaatkan umpan balik hasil pemantauan yang
dilaksanakan.

Fungsi dokumen RPL :

- Sebagai pedoman yang lebih rinci tentang bagaimana seharusnya pemantauan lingkungan
dilaksanakan, kapan dilaksanakan dan siapa yang bertanggung jawab terhadap upaya
pemantauan dari hasil pemantauan.

PENAPISAN (SCREENING)
Tujuan dilaksanakannya penapisan yaitu untuk menetapkan apakah suatu proyek perlu
dilakukan AMDAL atau tidak. Dengan telah ditetapkannya perlu atau tidaknya AMDAL, suatu
proyek akan dapat dipercepat proses penyusunan AMDAL sebagai syarat memperoleh ijin
pelaksanaan pembangunan. Pasal 2 dari PP 51/1993 ini menyebutkan bahwa penapisan rencana
usaha atau kegiatan yang ditetapkan oleh Menteri LH (Sek Men. LH No.11/1994) ditinjau secara
berkala sekurang-kurangnya sekali dalam 5 tahun. Hal ini telah dilaksanakan dengan terbitnya
SK Menteri LH No.3 Tahun 2000 dan yang terakhir Kep.Men.LH No.17 Tahun 2001.

Menurut United Nation Environmental Programme (1988) untuk melaksanakan penapisan


perlu mempertimbangkan beberapa hal, yaitu :

a. Suatu kriteria yang paling sederhana dalam ukuran luas proyek dan lokasi proyek
b. Pembandingan uraian usulan proyek dengan daftar proyek yang perlu AMDAL
c. Penentuan dampak yang disebabkan adanya perkembangan infrastruktur dan ambang
batas kualitas lingkungan
d. Penggunaan analisis yang lebih memadai dan penyiapan tambahan data baru di samping
data yang telah tersedia

Dalam PP 27 Tahun 1999 disebutkan kriteria rencana kegiatan yang wajib AMDAL, yaitu :

a. Pengubahan bentuk lahan dan bentang alam


b. Eksploitasi sumberdaya alam, baik yang terbaharui maupun yang tidak terbaharui
c. Proses dan kegiatan yang secara potensial dapat menimbulkan pemborosan, pencemaran
dan kerusakan lingkungan hidup serta kemerosotan sumberdaya alam dalam
pemanfaatannya
d. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi lingkungan (alam buatan, sosial
dan budaya)
e. Proses dan kegiatan yang hasilnya dapat mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi
sumberdaya alam dan atau perlindungan cagar budaya
f. Introduksi jenis tumbuh-tumbuhan, jenis hewan dan jasad renik
g. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non hayati
h. Penerapan teknologi yang diperkirakan mempunyai potensi besar untuk mempengaruhi
lingkungan hidup
i. Kegiatan yang mempunyai resiko tinggi, dan/atau mempegaruhi pertahanan negara

Tabel Kriteria Proyek Pembangunan Regional yang Menimbulkan Dampak Terhadap


Lingkungan

No Pembangunan Proyek Pembangunan


1 Penggunaan dan pengubahan lahan Kota, industri, pertanian, lapangan terbang,
transportasi, jaringan transmisi,
2 Ekstraksi sumberdaya alam
pembangunan lepas pantai.

3 Pembaharuan/permudaan/penggantian
Penggalian, penambangan, penebangan
sumberdaya alam
kayu, pengambilan ikan dan satwa.
4
Proses pertanian
Reboisasi, pengelolaan satwa, pemupukan,
5
pemanfaatan ulang limbah,
Proses industri
6 penanggulangan banjir.
Transportasi
7 Pertanian, penggembalaan, hewan/ranch,
Energi irigasi.
8
Treatment air dan pembuangan Penggilingan besi dan baja, industri
9
limbah petrokimia, pulp/kertas.

10
Kepariwisataan Jaringan rel kereta api, pesawat terbang,
mobil, kapal dan jaringan pipa.
Konversi/Pengamanan pantai
PLTA, PLTN, PLTU, PLTB dan PLTD

Dumping limbah di laut, landfil,


penumpukan limbah dalam tanah,
penggunaan pestisida dan herbisida.
Area perburuan, taman dan lain-lain.

Kawasan wisata pantai, pemandian pantai,


penyelaman, dan lain-lain.

Skema Penapisan dalam Pengambilan Keputusan pada AMDAL

PROSES STUDI ILMIAH

Studi AMDAL merupakan studi multi disiplin yang mengkondisikan para pakar yang terkait
dengan studi ini melaksanakan proses penelitian secara ilmiah dan terpadu

Beberapa penelitian dalam studi AMDAL :

1. Pembagian penelitian menurut alasannya


a. Penelitian dasar (basic research)  suatu penelitian yang mempunyai alasan
intelektual dan dilakukan karena manusia ingin mengetahui sesuatu hal serta tidak
langsung mempunyai kegunaan praktis.
b. Penelitian terpakai (applied research)  penelitian yang mempunyai tujuan atau
alasan praktis agar bisa dilakukan sesuatu hal yang jauh lebih baik, efektif dan
efisien.

2. Pembagian penelitian menurut tempatnya

a. Penelitian perpustakaan
b. Penelitian laboratorium
c. Penelitian lapangan

3. Pembagian penelitian menurut cara pelaksanaannya

a. Penelitian eksperimen  penelitian untuk mengetahui apakah variabel intervensi


atau variabel eksperimen efektif atau tidak.
b. Penelitian evaluasi  penelitian yang dikembangkan dari penelitian dasar
c. Grounded research  penelitian yang menghasilkan teori yang lahir dan
berkembang di lapangan
d. Survei  penelitian yang dilakukan dengan cara informasi atau data dikumpulkan
dari responden dengan menggunakan kuisoner.
e. Penelitian tindakan 

4. Pembagian penelitian atas dasar metoda

You might also like