Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
BAB II
KAJIAN TEORI
B. Pengertian Fasilitas
Fasilitas adalah sarana untuk melancarkan pelaksanaan fungsi; kemudahan;
sedangkan fasilitas sosial adalah fasilitas yg disediakan oleh pemerintah atau
swasta untuk masyarakat, spt sekolah, klinik, dan tempat ibadah; fasilitas umum
adalah fasilitas yg disediakan untuk kepentingan umum, spt jalan dan alat
penerangan umum. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
“Facilities is general usage, something designed, built, or installed to served a
specific function than afford an convenience or service”. (Ahuja, 1994: 114)
“Buildings, services, equipment, etc, that are provided for a particular
purpose sports or leisure facilities (conference, storage facilities, shopping,
banking, cooking facilities, for welcoming disable people, all rooms have private
facilities (private bathroom)”. (Oxford Advanced Learned Dictionary sixth
edition, 2000: 471)
Sedangkan menurut Arthur dan Simon (1973), pusat kota adalah pusat
keruangan dan administrasi dari wilayahnya yang memiliki beberapa ciri, yaitu:
1. Pusat kota merupakan tempat dari generasi ke generasi menyaksikan
perubahan-perubahan waktu.
2. Pusat kota merupakan tempat vitalitas kota memperoleh makanan dan energi,
dengan tersebarnya pusat-pusat aktivitas seperti pemerintahan, lokasi untuk
balai kota, toko-toko besar, dan bioskop.
3. Pusat kota merupakan tempat kemana orang pergi bekerja, tempat ke mana
mereka ”pergi ke luar”.
4. Pusat kota merupakan terminal dari pusat jaringan, jalan kereta api, dan
kendaraan umum.
5. Pusat kota merupakan kawasan di mana kita menemukan kegiatan usaha,
kantor pemerintahan, pelayanan, gudang dan industri pengolahan, pusat
lapangan kerja, wilayah ekonomis metropolitan.
6. Pusat kota merupakan penghasilan pajak yang utama, meskipun kecil namun
nilai bangunan yang ada di pusat kota merupakan proporsi yang besar dari
segala keseluruhan kota, karena pusat kota memiliki prasarana yang
diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi.
7. Pusat kota merupakan pusat-pusat fungsi administratif dan perdagangan besar,
mengandung rangkaian toko-toko eceran, kantor-kantor profesional,
perusahaan jasa, gedung bioskop, cabang-cabang bank dan bursa saham.
Dalam kota kecil yang swasembada, kawasan ini juga menyediakan fasilitas
perdagangan besar mencakup pusat-pusat administratif dan transportasi yang
diperlukan.
D. Kota Satelit
Kota satelit adalah kota kecil di tepi sebuah kota besar yang meskipun
merupakan komunitas mandiri, sebagian besar penduduknya tergantung dengan
kehidupan di kota besar. Biasanya penghuni kota satelit ini adalah komuter dari
kota besar tersebut ini.
Kota satelit merupakan daerah penunjang bagi kota-kota besar di sekitarnya
dan merupakan 'jembatan' masuk/akses untuk menuju ke kota besar. Karena kota
satelit juga berfungsi sebagai penunjang kota besar, maka implikasi daripada kota
satelit sebagai penunjang akan tampak pada hidup keseharian warganya. Kota
satelit bisa juga sebagai pemasok barang-barang kebutuhan warga kota besar,
karena semakin besar dan berkembangnya suatu kota maka sikap warganya untuk
memproduksi barang-barang untuk kebutuhan mereka juga akan semakin turun.
Karena hal inilah maka fungsi kota satelit sebagai kota penunjang kebutuhan
hidup masyarakat kota juga akan semakin tampak.
3. Multi centered
Terdiri dari beberapa pusat dan sub pusat yang saling terhubung satu sama
lainnya.
4. Non centered
Pada model ini tidak terdapat node sebagai pusat maupun sub pusat.
Semua node memiliki hirarki yang sama dan saling terhubung antara yang satu
dengan yang lainnya.
(Sinulingga 2005)
G. Konsepsi Metropolitan
1. Secara Generik: Suatu permukiman berskala besar yang terdiri dari satu
atau lebih kota besar dan kawasan yang secara keseluruhan terintegrasi,
membentuk suatu sistem struktur ruang tertentu dengan satu atau lebih
kota besar sebagai pusat (kota inti) dan beberapa kota lebih kecil yang
berfungsi sebagai kota satelit, yang memiliki keterkaitan ekonomi dan
sosial, dan mempunyai ekonomi jasa dan industri yang beragam.
Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin menurut Propinsi dan
Kabupaten/Kota, 2005
No. Propinsi/ Kota Total Jumlah Penduduk (jiwa)
1 DKI Jakarta 8.839.247
Kep Seribu 18.644
Kota Jakarta Pusat 889.448
Kota Jakarta Utara 1.445.623
Kota Jakarta Timur 2.391.166
Kota Jakarta Selatan 2.001.353
Kota Jakarta Barat 2.093.013
2 Jawa Barat 38.886.975
Kota Bogor 3.829.053
Kota Bekasi 1.993.478
Kota Depok 1.374.903
3 Banten 9.008.151
Kota Tangerang 1.451.595
Sumber : SUPAS 2005, Data Statistik Indonesia
Gambar Jakarta sebagai kota inti dan BODETABEK sebagai kota satelit
B. Kota Bogor
- Bidang sarana dan prasarana energi,
Untuk energi kelistrikan Kota Bogor dilayani oleh 7 Gardu Induk
yakni GI Ciawi kapasitas 2 x 30 MVA, GI Kedungbadak kapasitas 2 x 30
MVA, GI Bogor Baru kapasitas 2 x 60 MVA, GI Karacak kapasitas 2 x 30
MVA, GI Cibinong kapasitas 2 x 60 MVA, dan GI Sentul kapasitas 2 x 60
MVA yang disediakan oleh PT. PLN. Untuk mendistribusikan jaringan
listrik ini terdapat 50 gardu distribusi yang tersebar di seluruh wilayah
Kota Bogor. Sampai dengan tahun 2004, dengan pola distribusi yang ada
maka cakupan layanan listrik di Kota Bogor telah mencapai 99,335 % dari
seluruh wilayah Kota Bogor. Pada tahun 2008 direncanakan dioperasikan
gardu induk yang baru rencana di Bubulak dengan kapasitas 2x60 MVA
(GI Bogor Kota). Pasokan listrik Kota Bogor terkait dengan jaringan
transmisi Jawa-Bali, yang pada Thn 2009 proyek 10.000 MW terwujud,
maka pasokan sampai 2025 masih mencukupi. Untuk tipe konstsruksi
jaringan listrik, masih menggunakan saluran udara (di atas tanah) sehingga
mempunyai resiko tinggi.
- Pelayanan sumber energi gas
Pelayanan sumber energy ini juga dilakukan oleh PT. PGN.
Perkembangan layanan distribusi gas ini juga berkembang dengan sangat
pesat dimana tingkat perumbuhan pelanggannya meningkat sebesar
204,92% dalam kurun waktu tahun 1999-2003. Total gas yang tersalurkan
di akhir tahun 2003 telah mencapai 222.068.209 m3.
- Penyediaan air bersih
Seluruh masyarakat Kota Bogor dilayani oleh BUMD PDAM Tirta
Pakuan dan sebagian oleh BUMD PDAM Tirta Kahuripan (Kabupaten
Bogor). Penyediaan air bersih ini dilakukan dengan memanfaatkan
sumber mata air dan sungai yang ada di Kota Bogor. Total penyaluran air
bersih oleh PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor tahun 2005 untuk kegiatan
domestik adalah 24.007.048 m3 dengan jumlah pelanggan 70.014
sambungan, yang distribusi penyaluran air bersih ini telah melayani
67,91% dari keseluruhan penduduk Kota Bogor (diluar yang terlayani oleh
PDAM Tirta Kahuripan) Selain memperoleh layanan air bersih dari
PDAM, sebagian masyarakat Bogor untuk memenuhi kebutuhan air
bersihnya sehari-hari didapatkan melalui cara pengambilan air tanah dan
air permukaan. Saat ini Kota Bogor masih belum dihadapkan pada krisis
air, mengingat sumber air baik dari mata air (3 mata air) maupun sungai
(3 sungai) menghasilkan debit air yang masih memadai yakni 1.125 liter
per detik.
- Sarana dan prasarana telekomunikasi
Sampai dengan tahun 2004 telah mampu melayani sampai dengan 80%
kebutuhan masyarakat Kota Bogor. Melalui PT Telkom Kandatel Bogor
telah berhasil ditingkatkan pelayanan sambungan hingga mencapai
333.467 SST dengan berbagai jenis layanannya, baik untuk bisnis,
perumahan maupun telepon umum. Dengan teknologi yang semakin
berkembang pada saat ini, maka untuk daerah-daerah tertentu yang belum
dapat terlayani oleh jaringan kabel Telkom, pelayanannya telah dapat
dijangkau oleh jaringan telekomunikasi nir-kabel (wireless), baik itu yang
disediakan oleh PT Telkom maupun perusahaan-perusahaan swasta
lainnya yang bergerak di bidang telekomunikasi. Untuk layanan
komunikasi data, maka di Kota Bogor juga telah dilayani oleh jaringan
internet berkapasitas lebar baik itu dengan menggunakan kabel maupun
dengan nir-kabel yang terus berkembangan sesuai dengan perkembangan
teknologi informasi.
- Penanganan permasalahan sampah padat,
Kota Bogor masih menggunakan sistem konvensional yaitu
dikumpulkan di beberapat titik pengumpulan lalu dibawa ke tempat
pembuangan akhir. Jumlah produksi sampah yang dihasilkan oleh
berbagai kegiatan di Kota Bogor diperkirakan mencapai 2.124 m3 per hari
dimana sampah yang dihasilkan adalah 72% bersifat organik dan 28%
bersifat anorganik. Dari jumlah sampah yang dihasilkan ini baru dapat
terangkut menuju TPA sebesar 68,8% karena adanya keterbatasan armada
truk pengangkutan sampah. Karena tidak semuanya dapat terangkut maka
sebagai akibatnya sampah yang tidak terangkut lalu dibuang oleh
masyarakat ke sungai atau ke lahan kosong yang ada sehingga
menimbulkan dampak negatif baik kepada lingkungan maupun kebersihan
dan kesehatan masyarakat.
- Pengolahan limbah cair
Pengolahan limbah cair di kota Bogor secara umum masih belum
berjalan dengan baik. Indikasi ini terlihat dari indikasi pencemaran air di
Kota Bogor yang telah berada di atas batas mutu untuk beberapa kriteria.
Kontaminasi ini terutama ditimbulkan dari limbah cair rumah tangga yang
pembuangannya tidak dengan menggunakan kaidan pengolahan limbah
yang benar. Berdasarkan data yang ada pada tahun 2003 hanya 22,53%
penduduk yang rumahnya dilengkapi dengan tangki septik. Sebagai
akibatnya maka hampir 80% kegiatan rumah tangga di Bogor turut
berpartisipasi dalam pencemaran air di Kota Bogor akibat tidak adanya
IPAL rumah tangga yang baik dan terpadu.
- Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan di Kota Bogor secara fisik jumlah dan
ketersebarannya sudah sangat mencukupi. Di Kota Bogor terdapat 286
sarana pendidikan usia pasca balita (TK, Diniyah, dan RA), 366 sarana
pendidikan dasar (SD dan Ibthidaiyah), 145 sarana pendidikan menengah
pertama (SMP dan Tsanawiyah), 110 sarana pendidikan menengah atas
(SMA, SMK, dan Aliyah) dan 9 sarana pendidikan tinggi (Akademi,
Sekolah Tinggi dan Perguruan Tinggi).
- Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan di Kota Bogor juga sudah sangat memadai. Di
Kota Bogor terdapat 24 unit Puskesmas RRI, 22 unit Puskesmas
Pembantu, 3 Puskesmas Keliling, dan 9 Rumah Sakit. Selain itu
Pelayanan Kesehatan di Kota Bogor juga didukung oleh 8 rumah bersalin,
77 balai pengobatan, 556 praktek dokter, 737 apotek, 28 toko obat berizin,
dan 16 laboratorium kesehatan.
- Pelayanan kebutuhan rohani
Pelayanan kebutuhan rohani di Kota Bogor juga telah tersedia fasilitas-
fasilitas ibadah yang letaknya tersebar di seluruh Kota Bogor. Adapun
fasilitas-fasiltitas peribadatan yang tersedia tersebut adalah 634 mesjid,
753 musholla, 27 Gereja Protestan, 8 Gereja Khatolik, dan 9 wihara
Budha. Fasilitas-fasilitas ini hampir seluruhnya didanai oleh swadaya
masyarakat dalam pengadaan dan perawatannya.
- Kegiatan Jasa dan Perdagangan
Dikarenakan Kota Bogor secara regional mempunyai fungsi utama
sebagai pusat kegiatan bagi daerah-daerah sekitarnya, maka kegiatan jasa
dan perdagangan memiliki aktivitas yang tinggi di Kota Bogor. Untuk
menampung aktivitas tersebut maka di Kota Bogor terdapat fasilitas-
fasilitas perdagangan yang melayani tidak hanya lokal untuk kota Bogor
tetapi juga untuk pasar regional Bogor Raya. Adapun fasilitas-fasilitas
perdagangan yang berada di Kota Bogor adalah sebagai berikut: 4 pasar
regional, 5 pasar lokal, 7 pasar modern/supermarket, 388 toko dan 2.212
warung.
C. Kota Depok
- Komponen Air Bersih
Pelayanan air bersih Kota Depok, sistem perpipaannya hanya mampu
mencukupi 19% dari seluruh kebutuhan warganya.
- Komponen Drainase
Beberapa ruas jalan di Depok tidak memiliki sistem drainase yang
layak. Hal ini dikarenakan perkembangan wilayah ini sedari awal tidak
disertai dengan perencanaan yang bervisi ke depan sebagai kota
permukiman. Sebelum tahun 1970-an, Depok merupakan areal persawahan
yang sarat dengan sistem irigasi, sehingga infrastruktur jalan yang ada
sekarang mengikuti sistem pengairan ini. Untuk membangun system
drainase memang membutuhkan biaya yang tinggi. Namun bila tidak
dimulai Depok akan bernasib sama dengan Jakarta yang digenangi air bila
hujan turun. Bila ini terjadi, kondisi Jakarta akan lebih parah lagi.
- Komponen Persampahan
Timbulan sampah yang terdapat di Kota Depok merupakan jumlah
sampah yang berasal dari daerah perumahan, daerah komersial (pasar,
pertokoan, dan pusat perdagangan), daerah industri, perkantoran, sarana
umum, jalan, taman, dan lain-lain.
Saat ini daerah-daerah yang sudah dilayani oleh Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Depok baik sampah domestik maupun non domestik,
meliputi 3 kecamatan yaitu Kecamatan Sukmajaya, Kecamatan Pancoran,
dan Kecamatan Beji. Berdasarkan hal tersebut produksi sampah yag
terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah saat ini adalah
sebesar 900 m3/hari atau 25 % dari jumlah timbulan sampah yang
dihasilkan Kota Depok sebesar 3600 m3/hari. Timbulan sampah yang
bersal dari daerah pelayanan dikumpulkan di Tempat Pembuangan
Sementara (TPS) yang tersebar di lokasi-lokasi tertentu untuk selanjutnya
di angkut ke Tempat Pembuangan Akhir Cipayung yang terletak di di
Kecamatan Pancoran Mas Depok.
D. Kota Tangerang
- Pendidikan
Pada tahun 2001 fasilitas pendidikan yang ada di Kota Tangerang
antara lain TK, SD, SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi.
- Fasilitas Kesehatan
Dalam upaya peningkatan masalah kesehatan Kota Tangerang terus
meningkatkan pelayanannya dengan upaya pengadaan berbagai sarana dan
prasarana kesehatan.
Fasilitas kesehatan yang terdapat di Kota Tangerang adalah Rumah
Sakit, Puskesmas, Balai Pengobatan, Posyandu dan penyebarannya sudah
cukup merata di setiap kecamatan
- Komponen Air Bersih
Daerah pelayanan air bersih Kota Tangerang terdiri dari:
a. Daerah perumahan yang air bersihnya dilayani oleh developer sendiri.
b. Daerah perumahan dan industri yang dilayani oleh PDAM Kota
Tangerang.
Wilayah pelayanan air bersih Kota Tangerang meliputi 13 Kecamatan
yang dikelola 3 (tiga) Institusi yaitu:
a. Cabang Babakan, dengan IPA Babakan kapasitas 80 l/det dan IPA
Cikokol. Kapasitasnya 500 l/det dan 100 l/det.
b. Cabang Perumnas I dengan IPA Perumnas kapasitas 40 dan 20 l/det,
serta IPA Cikokol kapasitas 500 l/det dan 100 l/det.
c. Cabang Perumnas II, dengan IPA Cikokol dengan kapasitas 500 l/det.
Total kapasitas terpasang saat ini 740 l/det, sumber air baku yang
dipakai adalah Sungai Cisadane dengan kapasitas produksi sekitar 647
l/det dan distribusi system pemompaan. Penduduk yang terlayani dari
sistem air bersih tersebut sekitar 34,03% penduduk kota Tangerang.
E. Kota Bekasi
- Pendidikan
- Fasilitas Kesehatan
Sumber :
http://digilib.petra.ac.id
Badan Pusat Statistik
www.menlh.go.id/i/art/pdf_1065226644.pdf
http://www.bappedajakarta.go.id/download/propeda/Propeda_BAB11.pdf
Profil Kabupaten/ Kota Depok 2003
Profil Kabupaten/ Kota Bekasi 2003
Profil Kabupaten/ kota Tangerang 2003
http://bappeda.bogorcity.net
http://lovescokelat.wordpress.com/2010/01/09/struktur-tuang-kota/