You are on page 1of 16

Pengiriman Data Pengendali Beban Listrik Jinjingan Memakai

PLC (Power Line Carrier) Berbasis Mikrokontroler AT89C51


R. Sudaryanto Hari Satriyo Basuki
Fakultas Teknik Elektro Pusat Penelitian Informatika LIPI
Universitas Negeri Jember Jl. Slamet Jl.Cisitu 21/154D Sangkuriang Bandung
Riyadi 62 JEMBER 68111 40135
sudaryanto_2k4@yahoo.com harisb1@informatika.lipi.go.id

ABSTRACT
Untuk memudahkan pengendalian beban listrik, digunakan pengatur terpusat yang
mengendalikan beban listrik sesuai kode masing-masing beban. Pengendalian beban listrik ini
memakai dua buah PLC (Power Line Carrier) sebagai media utama karena data dari mikro-
kontroler AT89C51 dikirim melalui jala-jala listrik 1 fasa, 220V, 50 Hz. Teknik modulasi
frekuensi yang dipakai akan mentransmisikan data berupa sinyal FSK (Frequency Shift Keying)
pada freku-ensi kerja tertentu.
PLM 1 (Power Line Modem) yang dipakai dapat mentransmisikan data dengan baik
dan dapat diterima dengan baik oleh PLM 2 (Power Line Modem) namun PLM 2 tidak dapat
men-transmisikan data.
 
Kata Kunci: Transmisi Data, Mikrokontrol, PLC, PLM.

dengan mudah) selama masih berada dalam


1. PENDAHULUAN satu jalur distribusi listrik.
Setiap instalasi listrik selalu
2. TINJAUAN PUSTAKA
menggunakan pengontrolan untuk
mematikan atau menghidupkan beban. 2.1 Perintah Jarak Jauh dengan PLC
Setiap beban listrik memerlukan kabel (Power Line Carrier)
penghubung ke jaringan listrik. Pengaturan
beban listrik dapat memakai saklar yang Pembawa pada saluran daya (PLC)
akan menghubungkan atau memutuskan adalah salah satu telekomunikasi yang sinyal
beban listrik dengan jaringan listrik. pembawa-nya ditumpangkan (superposed)
Bertambah banyaknya beban listrik yang pada jaringan tenaga listrik. Frekuensi sinyal
harus diatur akan menambah banyak jalur / arus pembawa berbeda dengan frekuensi
distribusi antara saklar dengan beban-beban arus jaringan tenaga listrik, sehingga
listrik tersebut. menjadikan dia jaringan rangkaian transmisi
Guna memudahkan pengendalian beban berfrekuensi tinggi.
listrik, digunakan pengatur terpusat yang Dalam hal ini dikenal dua cara hubungan
akan mengatur beban listrik sesuai kode komunikasi dengan jaringan tenaga listrik,
masing-masing beban listrik. Dengan yakni:
memanfaatkan jaringan listrik yang ada a. PLC (Power Line Carrier) terhubung
sebagai jalur komunikasi ke sejumlah beban induktif, yaitu dengan menempatkan
listrik yang letaknya berjauhan, maka tidak penghantar jaringan listrik untuk jarak
diperlukan saluran tambahan. tertentu;
Pengontrolan beban listrik yang dapat b. PLC (Power Line Carrier) terhubung
diprogram ini, akan mengatur masing- kapasi-tif, yaitu menghubungkan
masing beban listrik melalui satu pengatur peralatan komu-nikasi dengan jaringan
(terpusat), dan dapat dilakukan dari tempat tenaga listrik lewat kapasitor.
lain (penga-turan dapat dipindah-pindah

1
Kapasitor yang cukup besar akan tegangan ini (merupakan tegangan galat atau
menahan arus DC serta arus AC yang error) berbanding lurus dengan besar selisih
memiliki frekuensi berbeda dengan fasa. Tegangan galat ini dikuatkan, lalu
frekuensi-frekuensi pembawa peralatan diumpankan ke VCO, guna mengemudikan
komunikasi. Lihat Gambar 1 VCO, agar terkunci pada frekuensi masukan.

Gambar 2 Diagram blok PLL


PLL kebal terhadap derau dan lebar jalur-
Gambar 1 Diagram komunikasi PLC
nya ditentukan oleh tapis. Padanya terdapat
Pemakaian nilai C sesuai frekuensi arus dua keluaran, yaitu: keluaran dari VCO, dan
jala-jala akan menyebabkan nilai Xc sangat keluaran dari penguat. Penggunaan kedua
besar sehingga arus yang mengalir ke keluaran ini tergantung pada jenis
rangkaian sangat kecil, sebaliknya bila pemakaian.
frekuensi Carrier yang lewat dikarenakan
nilainya yang besar, maka nilai Xc akan 2.3 Alat Pendeteksi Fasa
sangat kecil sehingga dapat melewatkan Alat pendeteksi fasa adalah pencampur
sinyal ke rangkaian. yang penggunaannya dioptimalisasikan pada
Induktor merupakan transformator daya, frekuensi-frekuensi masukan yang sama.
yang menyebabkan komunikasi hanya dapat Alat ini disebut alat pendeteksi fasa (pem-
terjadi antara pemancar dan penerima dalam banding fasa) karena jumlah tegangan dc-
satu jalur jala-jala yang tidak terdapat nya tergantung pada sudut fasa φ di antara
transfor-mator daya di antara keduanya. sinyal sinyal masukannya. Apabila sudut
Ada dua jenis hubungan dengan fasanya berubah, maka tegangan dc-nya juga
kapasitor: berubah.
a. Penghubung kapasitor jenis penala Diperlihatkan sudut fasa di antara dua
(Tuning Type), yaitu kapasitor sinyal sinusoidal. Bila sinyal-sinyal ini
merupakan bagian dari alat penala yang menggerakkan alat pendeteksi fasa seperti
dihubungkan seri dengan jaringan lainnya maka akan keluar tegangan dc.
tenaga listrik. Sejenis alat pendeteksi fasa memiliki
b. Penghubung kapasitor jenis penyaring tegangan keluaran dc yang berubah-ubah
(Filter Type), yaitu kapasitor seperti yang tampak pada bentuk lain. Bila
penggandeng meru-pakan jaringan sudut fasa φ = 0, tegangan DC-nya berharga
berkutub 4 dan menggan-dengkan maksimum. Apabila sudut fasanya naik dari
peralatan komunikasi dengan jaringan 00 sampai 1800, maka tegangan DC-nya
tenaga listrik. turun sampai mencapai harga minimum.
2.2 PLL (Phase Lock Loop) Apabila φ = 900, keluaran DC-nya ada-lah
nilai rata-rata dari keluaran maksimum dan
PLL merupakan rangkaian umpan balik minimumnya. Jadi keluaran DC-nya turun
yang terdiri dari: detektor fasa, tapis apabi-la sudut fasanya naik. Perhatikan
lulus bawah (low pass filter, LPF), Gambar 2.
penguat DC (searah), dan osilator terkemudi
tegangan. Sinyal masukan Phase Lock Loop 2.4 Penangkapan dan Penguncian
pada Gambar 2 diterima oleh detektor fasa, PLL dapat mengunci keluaran pada
sedangkan sinyal VCO yang diumpankan freku-ensi masukannya bila frekuensi
kembali (feedback) merupakan sinyal tersebut terletak di dalam daerah cakupan,
masukan pembanding. Jika kedua sinyal yaitu pita frekuensi yang berpusat pada
masukan berselisih fasa, maka detector frekuensi osilasi bebas.
mengeluarkan tegangan searah (DC). Besar

2
Frekuensi tertinggi dan frekuensi teren- berfrekuensi f1 off, sehingga menghasilkan
dah dapat dikunci oleh Phase Lock Loop sinyal berfrekuensi f2.
(PLL). Daerah cakupan selalu < daerah
penguncian dan berhubungan dengan
frekuensi potong dari tapis lolos rendah (low
pass filter, LPF). Bila frekuensi potongnya
lebih rendah, daerah cakupan juga lebih
kecil.
Gambar 3 Diagram blok FSK
2.5 Keluaran yang Terkunci
2.8 Pemindahan Data
Sinyal masukan yang diterima mungkin
lemah dan bahkan hampir hilang (buried) Ada dua metode pemindahan data pada,
dalam derau. Meskipun demikian, sebuah secara serial dan paralel. Setiap data
PLL mungkin dapat mengunci sinyal merupakan kelompok dari bit-bit yang berisi
demikian dan menimbulkan sinyal keluaran data logika 1 dan 0. Pada pemindahan data
yang kuat dengan frekuensi sama. Jadi secara serial yang terjadi adalah pemindahan
secara umum, keluaran yang terkun ci adalah data satu bit pada satu satuan waktu.
sinyal dengan frekuensi yang sama dengan Sedangkan pada pemindah-an data secara
frekuensi sinyal masukan. Meskipun sinyal paralel terjadi pemindahan secara bersama
masukannya bergeser geser pada daerah dari sekelompok bit dalam satu satuan
frekuensi yang besar, frekuensi keluarannya waktu.
tetap terkunci. Ditinjau dari arahnya ada tiga macam
proses pemindahan data yaitu: Simplex, Half
2.6 Modulasi Frekuensi Duplex dan Full Duplex: sistem arah pemin-
Modulasi frekuensi digunakan untuk dahan datanya berturut-turut satu arah, dua
mentransmisikan informasi berupa sinyal arah yang proses pemindahan datanya tidak
FSK (Frequency Shift Keying) pada jala-jala dapat terjadi dalam waktu yang bersamaan
listrik karena keunggulannya pada ketahanan serta dua arah yang proses pemindahannya
terhadap interferensi dan derau dari sinyal berlangsung secara serempak.
informasi pada gelombang pembawa 2.9 PLM (Power Line Modem)
dengan cara mengu-bah karakteristik
gelombang pembawa sesuai dengan sinyal Power Line Modem merupakan suatu
informasi untuk ditransmisikan. sistem yang dalam keadaan mengirim data
(transmit) berfungsi memodulasi sinyal
2.7 Penyelarasan Frequency Shift masukan digital serial dan menumpangkan
Keying sinyal termo-dulasi tersebut ke tegangan
Pada modulasi FSK (Frequency Shift jala-jala listrik. Sedangkan dalam keadaan
Keying), frekuensi dari sinyal pembawa menerima data alat ini akan menerima sinyal
diubah-ubah antara dua nilai yang berbeda. termodulasi dan men-demodulasinya supaya
Diagram blok pembangkit (modu-lator) menghasilkan keluaran sinyal digital serial.
FSK ditunjukkan pada Gambar 3. Untuk pembuatan Power Line Modem
Pembangkit sinyal FSK terdiri atas dua digunakan IC LM 1893 dari National
osilator lokal yang frekuensi-nya berbeda, Semicon-ductor. LM 1893 merupakan IC
yaitu f1 dan f2. Masukan logika 1 akan yang digunakan sebagai interface dalam
menyebabkan osilator berfrekuensi f1 on, sistem pengiriman dan penerimaan data
dan osilator berfrekuensi f2 off, sehingga melalui jala-jala listrik.
menghasilkan sinyal berfrekuensi f1. Cara kerja IC LM 1893 adalah: sinyal
Sebaliknya apabila masukan diberi logika 0, pengontrol dari mikrokontroler akan
dengan adanya rangkai-an pembalik, osilator memilih kondisi LM 1893 untuk mengirim
dengan frekuensi f2 akan on, dan osilator data (Tx) atau menerima data (Rx) dalam
kondisi Tx mikro-kontroler akan

3
mengirimkan data serial ke jala-jala listrik (programmable) dan dapat difungsikan
melalui LM 1893 yang akan membangkitkan tergantung pada kehendak pembuat program
gelombang termodulasi FSK (Frequency (programmer).
Shift Keying) 50-300 KHz (Sumber: Berikut ini adalah arsitektur dari MCU
National Semicon-ductor Data Book). AT89C51:
Sedangkan dalam kondisi menerima data
Bagian Mikrokontroler Atmel seri
(Rx) tegangan jala-jala akan melalui
AT89C51
transformator kopling dan dila-kukan filter
Mikrokontroler Atmel AT89C51 mem-
pemisahan sinyal antara sinyal jala-jala
punyai kelengkapan sebagai berikut: (a)
listrik (50 Hz) dengan sinyal informasi (50–
Kompa-tibel dengan mikrokontroler
300 KHz) (Sumber: National Semiconductor
standard MCS–51; (b) 4 Kbyte Down-
Data Book), sinyal informasi tersebut akan
loadable Flash memori; (c) 3 Level program
dibentuk kembali menjadi bit-bit serial yang
memori lock; (d) 128 x 8 bit RAM internal;
akan diterima oleh mikrokontroler.
(e) 32 bit I/O yang dapat dipakai semua; (f)
2 buah timer/counter 16 bit; (g) 6 sumber
interupsi; (h) Serial interface; (i) Frekuensi
kerja 0 sampai 24 MHz; (j) Tegangan
operasi 2,7 V sampai 6 V; (k) dan lain-lain.

Gambar 4 Pin IC LM 1893

2.10 Mikrokontroler AT89C51


Mikrokontroler AT89C51 merupa-kan
mikrokontroler 8 bit kompatible dengan
standard industri MCS-51TM baik dari segi
pemrograman dan kaki tiap pin. Mikro-
kontroler AT89C51 mempunyai 4 Kbyte
PROM (Flash Programmable and Erasable
Read Only Memory). Gambar 5 Pin-pin AT89C51.
Pada dasarnya Mikrokontroler
terdiri atas mikroprosesor, timer dan counter, Fungsi dari pin penyemat pada AT89C51
perangkat I/O dan internal memory yang adalah sebagai berikut:
sudah didesain dalam bentuk chip tunggal. a. Vcc (pin 40): Merupakan saluran catu
Mikrokontroler berfungsi sama dengan daya + 5 volt;
mikroprosesor yaitu untuk mengontrol kerja b. GND (pin 20): Merupakan saluran
dari sistem. Di dalam Mikrokontroler juga yang dihubungkan ke ground catu
terdapat CPU, ALU, PC, SP dan register daya;
seperti mikroprosesor, tetapi ditambah c. Port 0 (pin 32-39): Merupakan port I/O
dengan perangkat-perangkat lain seperti (input/output) paralel 8 saluran dua
ROM, RAM, PIO, SIO, Counter dan sebuah arah (bidirectional). Berfungsi untuk
rangkaian clock. multiplexing data dan alamat untuk
Mikrokontroler didesain dengan instruk- memori eksternal;
si-instruksi lebih luas dan 8 bit yang d. Port 1 (pin 1-8): Merupakan port I/O
digunakan membaca data instruksi dari bidirectional yang dapat dialamati per
internal memory ke ALU. Banyak instruksi bit untuk berbagai keperluan;
yang digabung dengan pin-pin pada chipnya. e. Port 2 (pin 21-28): Merupakan port
Pin tersebut yaitu pin yang dapat diprogram paralel 8 bit yang digunakan sebagai

4
alamat bagian tinggi (high address) dihubungkan ke catu daya + 12 V;
untuk mengakses memori eksternal; XTAL2 dan XTAL1 (pin 18 dan pin
f. Port 3 (pin 10-17): Merupakan port I/O 19): Merupakan masukan untuk
dua arah yang juga memiliki fungsi- pewaktu sistem yang dapat dilakukan
fungsi khusus dan dapat dialamati per secara internal.
bit. Tabel 1 menunjukkan fungsi-fungsi
Register – register pada Micro Controller
tersebut.
AT89C51
Tabel 1 Fungsi-fungsi khusus port 3 MC AT89C51 ini mempunyai 8 register
Bit Nama Alamat Fungsi R0-R7 dengan empat buah tempat
Port 3.0 Menerima data penampung-an berbeda alamat yang disebut
RxD B0H bank dan mempunyai 21 buah SFR (Special
(P 3.0) serial
Port 3.1 Mengirim data Function Register) yang terletak pada alamat
TxD B1H 80H – FFH, semua register terletak pada
(P 3.1) serial
Port 3.2 internal RAM.
INT0 B2H External intrrupt 0 a. Register R0 – R7: Setelah reset default
(P 3.2)
Port 3.3 register terletak pada bank 0 yaitu
INT1 B3H External intrrupt 0 alamat 00H – 07H. Register ini
(P 3.3)
Port 3.4 Timer/counter 0 mempunyai 4 bank, bank 0 – bank 3
T0 B4H yang masing-masing bank mempunyai
(P 3.4) input
Port 3.5 Timer/counter 1 8 byte. Jadi alamat bank untuk register
T1 B5H ini 00H – 1FH. Register R0 dan R1
(P 3.5) input
Sinyal tulis untuk adalah register istimewa karena hanya
Port 3.6 2 register ini saja yang dapat
WR B6H data memori
(P 3.6) dioperasikan dalam berbagai macam
eksternal
Sinyal baca untuk mode pengalamatan;
Port 3.7 b. Accumulator (Acc): Register ini
RD B7H data memori
(P 3.7) merupakan register serbaguna dan
eksternal
umumnya digunakan untuk operasi
matematika dan logika. Register ini
g. Reset (pin 9): Merupakan masukan
untuk mere-set seluruh pengoperasian memiliki panjang 8 bit dan terletak
AT89C51; pada alamat E0H;
h. PSEN (pin 29): PSEN (Programe Store c. Register B: Register ini terletak pada
Enable) mengirimkan sinyal pengontrol alamat F0H memiliki panjang 8 bit dan
biasanya digunakan bersama
sinkronisasi pengambilan memori
program eksternal. Pada saat accumulator untuk pengoperasian
pengambilan memori program perkalian (Mul) dan pembagian (Div).
Pada operasi perkalian, hasil perkalian
eksternal, maka pin ini mempunyai
kondisi low sehingga biasanya pin ini lo byte diletakkan pada accumulator
dihubungkan dengan pin output enable sedang high byte pada register B. Pada
operasi pembagian, accumulator dibagi
(OE) pada memori;
i. ALE (pin 30): ALE (Address Latch dengan register B dan hasil pembagian
Enable) mengirimkan sinyal pengontrol ada di accumulator sedang sisanya
pada register B;
untuk menahan alamat memori
eksternal selama pelaksanaan instruksi. d. Stack Pointer (SP): Stack Pointer
j. EA/Vpp (pin 31): EA (External merupakan register 8 bit yang terdapat
pada alamat 81H. Saat operasi push
Access) dihubung-kan ke ground untuk
pemakaian memori program eksternal. data ke stack maka stack akan
Untuk penggunaan memori internal EA ditambah sebelum data ditulis, saat
operasi pop data dari stack, maka data
dihubungkan ke catu daya + 5 V.
Pemrograman flash PEROM diambil setelah itu data stack dikurangi.
Biasanya pemakai menginisialisasi

5
ulang stack, tetapi jika tidak A8H. Prioritas dapat diatur pada
diinisialisasi ulang maka default dari interrupt priority register (IP) alamat
stack adalah $07. Ini berarti bank 1 – B8H;
bank 3 digunakan oleh stack sehingga j. Power Control Register (PCON): Di
register R0 – R7 harus terletak pada dalam register PCON terdapat kontrol
bank 0 sesuai dengan defaultnya; bit untuk catu daya IC sehingga dapat
e. Data Pointer (DPTR): Data Pointer diatur pemakaian dayanya. Di dalam
merupakan register 16 bit yang dibagi register terdapat control bit SMOD
menjadi DPL alamat 82H untuk byte untuk menggandakan baud rate serial
rendah (lowbyte) dan DPH untuk byte port mode 1, 2, 3 dan control bit untuk
tinggi (high-byte). Fungsi utama dari power down (PD) juga kontrol bit
DPTR digunakan untuk mengakses untuk idle mode (IDL);
eksternal data atau kode memori dan k. Program Status Word (PSW):
juga menampung data 2 byte; Terletak pada alamat D0H dan
f. Port Register: MC AT89C51 memiliki merupakan bit status yang
register port 0 pada alamat 80H, menunjukkan keadaan CPU pada saat
register port 1 pada alamat 90H, itu. Status terdiri atas:
register port 2 pada alamat A0H, • Carry Flag (CY): Bit ini akan
register port 3 pada alamat B0H; bernilai satu apabila bit 8
g. Timer Register: MC AT89C51 terlampaui saat dilakukan operasi
memiliki 2 buah timer 16 bit. Register penjumlahan atau nilai pengu-rang
timer 0 berada pada alamat 8AH untuk lebih besar saat operasi
TL0 (low byte) dan alamat 8CH untuk pengurangan,
TH0 (high byte). Register timer 1 • Auxiliary Carry Flag (AC): Bit ini
terletak pada alamat 8BH untuk TL1 akan bernilai satu jika nilai suatu
dan alamat 8DH untuk TH1. operasi data di luar range $00-$09 saat
dari timer ditentukan oleh register dilakukan operasi penjumlahan
TMOD (Timer Counter Mode Control), bilangan BCD. Jika saat terjadi
dengan alamat 89H untuk menentukan penjumlahan bilangan BCD dan
mode operasi dan register TCON diikuti perintah DAA maka data
(Timer/Counter Control), dengan yang keluar range dapat
alamat 88H sebagai kontrol operasi; dikembalikan dalam range,
h. Serial Port Register: MC AT89C51 • Flag 0: Bit ini disediakan untuk
memiliki kaki untuk komunikasi serial status bit pemakai untuk berbagai
oleh sebab itu diperlukan sebuah keperluan, Register Bank Select
register untuk menampung data Bits: 2 bit ini digunakan untuk
komunikasi. Register tersebut adalah memilih bank mana yang akan
serial data buffer (SBUFF) pada alamat dipakai oleh register R0-R7 dengan
99H. Register ini menampung data memilih kombinasi dari RS0 dan
untuk mengirimkan maupun menerima RS1. Jumlah kombinasinya sesuai
data. Berbagai macam mode operasi dengan jumlah bank yang ada.
untuk serial komunikasi terletak pada Default dari RS0 dan RS1 adalah
Serial Port Control Register (SCON) bank 0,
pada alamat 98H; • Overflow Flag: Bit ini akan bernilai
i. Interupt Register: MC AT89C51 satu jika terjadi nilai overflow dari
memiliki 5 sumber (serial port operasi penjumlahan ataupun
interupsi, timer 0 dan timer 1 interupsi, pengurangan,
eksternal interupsi 0 dan 1). Interupsi • Parity Bit: Bit secara otomatis
tidak aktif setelah sistem reset, maka bernilai satu atau nol untuk
interupsi harus diaktifkan dengan menentukan nilai paritas genap dari
software pada register (IE) alamat accumulator.

6
Interupsi (Interrupt) beberapa flip-flop, dan menyim-pan sebuah
Saat CPU pada mikrokontroler AT89C51 bit sebagai tegangan. RAM dinamik dibuat
sedang melaksanakan suatu program kita dengan menggunakan gerbang transistor
dapat menghentikan pelaksanaan program MOS, dan disimpan sebagai sebuah muatan.
tersebut secara sementara dengan meminta Keuntungan dari RAM dinamik adalah
interupsi. Bila CPU mendapat permintaan gerbang transistor dapat dibuat dalam jumlah
interupsi program counter (PC) akan diisi besar dalam sebuah chip memori, sehingga
dengan alamat dari vektor interupsi. CPU chip dengan kepadatan tinggi dapat dibuat
kemudian melaksa-nakan rutin pelayanan dan lebih cepat daripada RAM statik.
interupsi mulai dari alamat tersebut. Bila Kerugian RAM jenis ini adalah informasi
rutin pelayanan interupsi selesai berupa bit menjadi bocor sehingga informasi
dilaksanakan, CPU AT89C51 kembali perlu ditulis kembali dalam selang waktu
melaksanakan program utama yang diting- mili detik. Hal ini disebut penye-garan
galkan. (refreshing) memori dan hal ini memer-
AT89C51 mempunyai beberapa saluran lukan beberapa rangkaian tambahan. ROM
interupsi yang dapat dibedakan menjadi dua (Read Only Memory) merupakan memori
jenis, yaitu: non – volateli, artinya informasi tetap
• Interupsi yang tidak dapat dihalangi tersimpan walaupun catu dayanya
oleh perangkat lunak (non maskable dilepaskan. Ada 4 jenis ROM, yaitu: Masked
interrupt), misalnya reset, ROM, PROM, EPROM dan EEPROM.
• Interupsi yang dapat dihalangi oleh Masked ROM: pada jenis ini sebuah pola
perangkat lunak (maskable interrupt). bit secara permanen direkam melalui proses
Contoh interupsi jenis ini adalah INT0 pemaskeran dan metalisasi, sebuah proses
dan INT1 (eksternal), serta yang mahal dan khusus, pabrik pembuat
Timer/Counter 0, Timer/Counter 1, memori pada umumnya dilengkapi peralatan
dan interupsi dari port serial (internal). untuk membuat dengan proses ini, tetapi hal
Interuksi RET1 (Return From Interrupt ini menjadi ekonomis untuk diproduksi
Routine) harus digunakan untuk kembali dalam jumlah besar dalam orde ribuan.
dapat dipakai. PROM (Programmable Read Only
AT89C51 menyediakan 5 sumber inte- Memory): Memori ini dapat diprogram
rupsi : dua interupsi eksternal, dua interupsi dengan memakai peralatan pemrogram
timer dan 1 interupsi serial. Interupsi khusus untuk PROM yang memilih sekring-
eksternal INT0 dan INT1 masing- masing sekring untuk dibakar tergantung dari pola
dapat diaktifkan berdasarkan level atau bit yang diinginkan untuk disimpan. Proses
transisi, tergantung pada bit IT0 dan IT1 ini disebut proses Burning The PROM
pada register Timer/Counter Control (pemba-karan PROM) dan informasi
(TCON). Interupsi akan aktif pada logika disimpan secara permanen. EPROM
rendah bila IT0 atau IT1 sama dengan nol (Erasable Programmable Read Only
dan aktif pada transisi dari logika tinggi ke Memory): akan menyimpan informasi di
rendah, bila IT0 atau IT1 sama dengan satu. dalamnya secara semi permanen dan dapat
Alamat dan sumber interupsi dapat dihapus dengan melakukan penyinaran ultra
ditunjukkan dalam Tabel 2. violet melalui jendela kaca yang terpasang
pada chip. Memori ini dapat diprogram
Memori: berulang-ulang dan secara luas digunakan
Di dalam sistem mikroprosesor, ada dua untuk pengem-bangan produk dan proyek
jenis memori yakni RAM dan ROM. RAM percobaan. EEPROM (Electrically
(Random Access Memory) merupakan jenis Erasable Programmable Read Only
memori volateli, artinya jika catu daya Memory): secara fungsional sama seperti
dilepas-kan, maka seluruh data yang ada EPROM, tetapi pengubah informasi
dalam memori akan hilang. Jenisnya ada dilakukan dengan sinyal-sinyal listrik.
dua, yaitu: RAM statik dan RAM dinamik.
RAM statik dibuat dengan menggunakan Tabel 2 Alamat dan sumber interupsi

7
Nama Alamat Sumber 1 bit Start (‘0’), 8 bit data, 1 bit data
Power On tambahan (bit ke 9) dan 1 bit stop
Reset 0000H Reset (‘1’). Sesungguhnya Mode 2 dan 3
INT0 0003H INT0 sama persis, perbedaannya adalah
Timer 0 000BH Timer0 kecepatan transmisi data (Baud Rate)
mode 3 ditentukan lewat Timer 1, bisa
INT1 0013H INT1
diatur untuk berbagai kecepatan, persis
Timer 1 001BH Timer1
sama dengan mode 1.
Sint 0023H Port I/O serial
Dari keempat mode kerja yang ada, mode
Komunikasi Serial Asinkron 1 adalah mode yang paling banyak dipa-kai,
MCS51 dilengkapi dengan sarana mode inilah yang setara dengan komunikasi
komuni-kasi data seri, sebagai anggota seri asinkron dipakai pada PC maupun
keluarga MCS51. AT89C51 juga modem.
mempunyai sarana itu selengkap-nya. Sarana
Pengaturan Kecepatan Transmisi
komunikasi seri tersebut bisa beker-ja dalam Kecepatan transmisi (Baud Rate) meru-
4 macam mode, 1 mode bekerja seba-gai
pakan suatu hal yang amat penting dalam
sarana komunikasi seri sinkron, tiga lainnya komu-nikasi data seri asinkron, mengingat
merupakan sarana komunikasi seri asinkron. dalam komunikasi data seri asinkron clock
Keempat macam mode kerja tersebut
tidak ikut diki-rimkan, sehingga harus
adalah: diusahakan bahwa kece-patan transmisi
• Mode 0: bekerja sebagai sarana mengikuti standar yang sudah ada.
komunikasi data seri sinkron, data seri Dalam AT89C51, clock untuk transmisi
dikirim dan diterima melalui kaki data dibangkitkan dengan sarana Timer1.
RxD, sedangkan kaki TxD dipakai Untuk keperluan ini, Timer1 dioperasikan
untuk menyalurkan clock yang sebagai 8 bit auto reload timer (mode 2),
diperlukan komunikasi data sinkron. artinya TL1 bekerja sebagai timer 8 bit
Data ditransmisikan per 8 bit dengan menerima clock dari osilator kristal yang
kecepatan transmisi data (Baud rate) frekuensinya sudah dibagi 12 terle-bih dulu,
tetap, sebesar 1/12 frekuensi kerja dari setiap kali pencacah (counter) nilainya
AT89C51. menjadi 0 maka nilai yang sebelumnya
• Mode 1: mode ini dan 2 mode sudah disimpan di TH1 secara otomatis
berikutnya merupakan sarana diisikan lagi ke TL1, sehingga TL1 akan
komunikasi seri asin-kron. Data seri menghasilkan clock yang frekuensinya
dikirim melalui kaki TxD, dan diterima diatur oleh TH1, clock ini berikut-nya dibagi
dari kaki RxD. Data ditrans-misikan lagi dengan 32 sebelum dipakai sebagai
per 10 bit, terdiri atas 1 bit Start (‘0’), clock untuk UART. Hubungan frekuensi
8 bit data dan 1 bit stop (‘1’). Kece- pada sistem tersebut dinyatakan dengan
patan transmisi data (Baud Rate) persa-maan berikut:
ditentu-kan lewat Timer 1, bisa diatur k × Frek. Kristal
untuk berba-gai kecepatan. Kecep. Transmisi =
32 × 12 × (256 − (TH1)) (1)
• Mode 2: Data seri dikirim melalui kaki
TxD, dan diterima dari kaki RxD. Data Kalau kecepatan transmisi sudah diten-
ditransmi-sikan per 11 bit, terdiri atas tukan dan frekuensi kristal sudah dipastikan,
1 bit Start (‘0’), 8 bit data, 1 bit data maka nilai yang disimpan di TH1 bisa
tambahan (bit ke 9) dan 1 bit stop dihitung berdasarkan persamaan berikut:
(‘1’). Kecepatan transmisi data (Baud k × Frek. Kristal
TH1  =  256 −
Rate) hanya bisa dipilih 1/32 atau 1/64 32 × 12 × Kecep. Transmisi (2)
frekuensi kerja dari AT89C51.
Dalam persaman di atas, k adalah kons-
• Mode 3: Data seri dikirim melalui kaki
tanta yang nilainya 1 atau 2, tergantung pada
TxD, dan diterima dari kaki RxD. Data
nilai yang tersimpan di bit SMOD dalam
ditrans-misikan per 11 bit, terdiri atas

8
register PCON. Jika SMOD = ’0’ k bernilai Alat ini dirancang mempunyai spesifikasi
1 dan k akan bernilai 2 kalau SMOD = ’1’. sebagai berikut:
Perlu dicacat, sete-lah AT89C51 di-reset, a. Frekuensi modulasi yang digunakan
SMOD akan bernilai ‘0’, artinya jika tidak adalah 125 kHz;
diatur lebih lanjut k bernilai 1. b. Tegangan jala-jala listrik yang
Untuk mendapatkan kecepatan transmisi digunakan adalah 220 V/50 Hz satu
yang umum dipakai dalam komu-nikasi data fasa;
seri asinkron (1200 Baud, 2400 Baud, 4800 c. Kontrol yang digunakan adalah on-off;
Baud, 9600 Baud dan 19200 Baud), maka d. Menggunakan kecepatan data 150 baud
dari persamaan di atas bisa diturunkan besar rate.
freku-ensi kristal yang paling tepat adalah
11.059 MHz. Meskipun angka ini agak aneh, 3.2 Alat dan Bahan
tetapi karena mudah-nya diperoleh di Adapun peralatan yang digunakan dalam
pasaran, maka kristal ini banyak dipakai. pembuatan alat ini adalah sebagai berikut:
Kristal 11.059 MHz ini dipilih agar bisa a. Peralatan kerja bengkel elektronika;
membangkitkan kecepatan transmisi data b. Multi-meter;
seri standar, dalam sistem berbasis AT89C51 c. CPU;
yang tanpa menggunakan sarana komunikasi d. Osiloskop;
data seri asinkron lebih baik dipilih kristal e. Function Generator;
dengan frekuensi 12 MHz, sehingga clock f. Down-loadder.
untuk timer bisa merupakan frekuensi bulat Bahan yang dipakai adalah: (1) Mi-
1 MHz. krokontroler AT89C51; (2) IC LM1893; (4)
Keypad 3 x 4; (5) Rele 12 V DC; (6) Kristal
3. PERANCANGAN ALAT 12 MHz; (7) Koker 8 mm; (8) Dioda
1N4001; (9) Dioda 1N4002; (10) Dioda
Perancangan alat pengatur beban listrik
Zener 43 V; (11) Dioda Zener 47 V; (12)
jinjing memakai Power Line Carrier dibuat
Kabel Pelangi; (13) Trafo 3 A; (14) Resistor
berdasarkan diagram blok pada Gambar 6.
1 kΩ, 1W; (15) Resistor 10 kΩ, ½ W; (16)
3.1 Sistem Kerja Alat Potensio 2 kΩ; (17) Potensio 100 kΩ; (18)
Kapasitor 1 μF; (19) Kapasitor 10 μF; (20)
Sinyal kontrol dikirim oleh
Kapasitor 33 nF; (21) Kapasitor 47 nF; (22)
mikrokontroler melalui port serial. Taraf
Kapasitor 30 pF; (23) Kapasitor 560 pF; (24)
tegangan data serial tersebut diubah oleh
Transistor BD139; (25) Acrilic; (26) PCB
konverter ke taraf tegang-an TTL, kemudian
Matriks; (27) PCB Polos; (28) Timah; (29)
diteruskan ke power line modem untuk
Lampu; (30) Fitingan; (31) Kabel Power;
dimodulasi dan ditumpangkan ke tegangan
(32) Stop Kontak; (33) Tiner; (34) Ferit
jala-jala listrik. Oleh power line modem pada
chlorid; (35) Tempat pelarut PCB.
peralatan listrik (slave). Sinyal informasi
yang diambil dari tegangan jala-jala listrik 3.3 Perancangan Perangkat Keras
untuk didemodulasi dan diterjemahkan oleh
mikrokon-troler agar dapat melaksanakan Perancangan Power Line Modem (PLM)
perintah yang terkandung dalam bit Gambar 7 menunjukkan suatu rang-
informasi. kaian LM 1893 beserta komponen pendu-
kungnya.

9
Gambar 6 Diagram blok PLC

 
Gambar 7 IC LM1893 beserta komponen pendukung (National Semiconductor Databook)
Penentuan nilai masing-masing kom- digunakan. Sesuai data IC LM 1893, untuk
ponen pendukungnya dengan frekuensi frekuensi carrier Fo= 125 kHz, didapatkan
carrier (F0) yang digunakan adalah 125 Co =70,6 x 10-6/Fo = 0.5648 x 10-9 F,
kHz, kecepatan data 150 baud rate, tegangan maka C0 dibuat sebesar 560 pF.
catu 15 V dan jala-jala listrik 220 V/50 Hz Resistor RO digunakan untuk membang-
adalah sebagai berikut: kitkan arus VBE yang akan dikalikan 2 untuk
menghasilkan arus sebesar 200 μA pada ICO
Bagian Pemancar
yang menentukan nilai F0. Nilai yang
Kapasitor CO berfungsi untuk
menentukan frekuensi carrier yang dianjurkan untuk R0 adalah antara 5,6 kΩ

10
sampai 7,6 kΩ (sumber: National juga digunakan sebagai LC highpass filter.
Semiconductor Databook). Oleh karena itu CC harus mempunyai impedansi yang cukup
digunakan nilai potensio 2 kΩ dirangkai seri besar untuk memfilter tegangan jala-jala
dengan resistor 5,6 kΩ untuk R0. listrik 50 Hz, dan impedansi untuk F0 (125
Besarnya nilai CA dan RA akan mem- kHz) harus sekecil mungkin. Impedansi CC
pengaruhi ALC IC LM 1893. semakin kecil untuk frekuensi 125 kHz harus lebih kecil
nilai CA dan RA, maka ALC akan tidak dari impedansi jaringan jala-jala listrik,
stabil, sedangkan semakin besar nilainya sebesar 51,6 Ω. Arus jala-jala yang mele-
respon ALC akan lambat tetapi akan stabil. wati CC harus lebih kecil dari arus
Nilai yang dianjurkan untuk CA dan RA maksimum 10 Amp-turn (1 amp melalui 10
adalah CA = 0,1 μF dan RA = 10 kΩ. lilitan).
T1 digunakan bersama CQ untuk memben- Impedansi CC untuk frekuensi jala-jala 50
tuk frekuensi resonansi FQ. T1 juga Hz sebesar
digunakan sebagai transformator coupling 1 1
Z= = = 0,724 MΩ
pada penum-pangan sinyal informasi ke jala- 2 π f C 2 π 50.0,22 x 10 −6 (4)
jala listrik. Nilai induktansi kumparan primer
Nilai impedansi untuk frekuensi
L1 bersama-sama dengan CQ akan
125 kHz sebesar:
menentukan frekuensi reso-nansi. T1 juga
1 1
harus mempunyai perbandingan jumlah Z= = = 5,8 Ω
lilitan kumparan primer dan sekunder 2 π f C 2 π125 x 10 .0,22 x 10−6
−3
(5)
sebesar mungkin agar dapat menumpangkan ZT adalah dioda zener guna mencegah
sinyal ke jala-jala listrik dengan lebih baik. adanya sinyal transient yang melalui
Dengan pertimbangan tersebut, maka transfor-mator T1 menuju ke pin carrier I/O.
untuk T1 digunakan transformator tipe sinyal tran-sient tersebut bisa juga berasal
707VX-A042YUK yang mempunyai dari pengo-songan tegangan di kapasitor CC
frekuensi kerja 100-200 kHz. Karena tipe pada saat menghubungkan atau melepas
transformator tersebut susah dida-patkan, rangkaian dari jala-jala listrik. Untuk itu ZT
maka dibuat sendiri transformator dengan menggunakan dioda avalance yang biasanya
spesifikasi mengacu pada tipe 707VX- untuk mencegah sinyal transient. ZT harus
A042YUK yaitu: menggunakan koker mempunyai tegangan dadal yang sedikit
berdia-meter 0,8 cm, dengan induktansi lebih besar dari 44 V, karena pin carrier I/O
kumparan primer dan sekunder masing- mempunyai dioda zener internal dengan BV
masing sebesar 49 μH (100 lilitan) dan 0,98 44 V.
μH (15 lilitan). RT untuk pembagi tegangan dengan ZT,
CQ digunakan bersama T1 sebagai freku- yang akan menyerap tegangan transient yang
ensi resonansi = FO supaya sinyal informasi masuk pada pin carrier I/O tetap di bawah
dapat ditumpangkan ke jala-jala listrik. tegangan 44 V.
Frekuensi reso-nansi yang dihasilkan oleh
1 Bagian Penerima
CQ dapat dihitung dengan C Q = CL LM 1893 mempunyai filter band pass
(2 π F0 )2 L 1 untuk peningkatan sensitivitas penerimaan
dengan L1 sebagai nilai induktansi T1 yang sinyal. Frekuensi cut off atas ditentukan
telah ditentukan sebesar 49 μH. sebesar 300 kHz sedangkan frekuensi cut off
Maka: bawah ditentukan oleh nilai CL. Untuk F0 =
1 125 kHz, maka nilai CL sebesar 0.047 μF.
CQ = = 33,11nF
(2π x125 x 103 )2 . 49 x 10−3 (3)
CI dipakai pada bagian filter noise guna
mencegah lewatnya sinyal pulsa yang
Maka nilai CQ ditentukan sebesar 33 nF mempu-nyai waktu lebih pendek dari waktu
atau 0,033 μF. pengisian integrator chip LM 1893. Waktu
Kapasitor CC digunakan agar tegangan pengisian integrator ditentukan sebesar ½
jala-jala listrik tidak masuk ke lilitan T1. CC

11
waktu data bit. Jadi nilai CI ditentukan Diketahui data transistor untuk BD 139 :
besarnya data rate yang digunakan. Ic = 1 A, hfe = 160
CF dan RF adalah komponen yang R Rele = 410 Ω (hasil pengukuran)
digunakan pada PLL IC LM sebagai filter I Rele = 29,3 mA;
untuk menghilangkan derau. Nilai CF dan RF V Rele = I x R= 12 V
ditentukan oleh besar frekuensi carrier F0 sehingga diperoleh V Rele = Vcc = 12 V
yang digunakan. sehingga IB = IRele/hfe = 0,183 mA maka RB
ZA digunakan jika sinyal yang masuk = (VBB-VBE)/IB = 61748 Ω
pada masukan Rx (pin 10) melebihi Karena keterbatasan nilai resistor yang
tegangan catu bagian penerima, yang ada di pasaran, maka dipilih nilai 10 kΩ
disebabkan tegangan catu pemancar lebih
tinggi dari penerima, jarak Tx dan Rx yang Rangkaian Keypad
terlalu dekat, atau perbandingan lilitan step- Sebagai sarana masukan pada sistem,
up T1 pada Rx lebih tinggi dari per- diperlukan satu unit papan tombol atau
bandingan lilitan step-down T1 pada Tx. keypad.

3.4 Perancangan Sistem


Mikrokontroler
Rangkaian mastercontroller ditunjukkan
pada Gambar 8, sedangkan rangkaian slave-
controller tidak digambar. Pin XTAL1 dan
XTAL2 pada AT89C51 dihubungkan pada
sebuah kristal Quart dengan frekuensi 12
MHz dan dua buah kapasitor senilai 30 pF. Gambar 8 Master Controller
Dengan konfigurasi tersebut maka Sistem membutuhkan masukan data
mikrokon-troler mempunyai waktu 1 siklus berupa angka dari 0 hingga 9 dan ditambah
mesin selama 1.85 μs (satu siklus mesin beberapa tombol untuk keperluan lain
mempunyai 12 kali periode). Rangkaian sehingga ada 12 tombol masukan yang
Power on reset terdiri atas sebuah kapasitor diperlukan.
47 μF seri dengan resistor 8,2 KΩ. Komponen ini memiliki 4 penyemat yaitu
Rangkaian ini akan menjamin penguncian X1, X2, X3, X4 untuk baris dan Y1, Y2, Y3,
logika tinggi selama waktu start up kristal untuk kolom. Dengan demikian total tombol
ditam-bah 2 kali siklus mesin setiap catu yang bisa ditangani adalah 3 x 4 sehingga
daya dinyalakan (Atmel Microcontroller keseluruhan ada 12 tombol.
Data-book: 2000). Port 2 merupakan alamat
mode dari PLM. Port 0 dan port 1 adalah 3.5 Perancangan Perangkat Lunak
keluaran yang dihubungkan ke peralatan
Perangkat lunak yang digunakan adalah
listrik. P3.0 merupakan masukan sinyal yang
bahasa Assembler mikrokontroler AT89C51
diterima mikrokontroler (Rx) dari PLM,
dan program yang sebenarnya terdapat pada
sedangkan P3.1 adalah sinyal serial yang
lam-piran.
akan dikirimkan oleh mikrokontroler (Tx) ke
PLM. Port 3.7 digunakan sebagai pemilih Perancangan Protokol Komunikasi
PLM untuk menerima atau mengirim data Sistem komunikasi yang digunakan
(Tx/Rx). adalah sistem half duplex dengan kecepatan
data 300 bps. Mikrokontroler utama sebagai
Perancangan Rele master-controller akan memberikan perintah
Rangkaian rele yang digunakan dalam
kepada tiap slave yang mempunyai alamat
sistem ini menggunakan komponen dasar
tertentu untuk melaksanakan perintah atau
sebu-ah transistor BD139, relai DPDT 12 V,
mengirim-kan datanya ke mastercontroller.
dan sebuah resistor 10 kΩ. Handshaking akan membentuk koneksi
antar peralatan secara dua arah

12
(bidirectional) dengan membuat suatu aturan besarnya R0. dari hasil pengujian pin 10 pada
komunikasi (protokol) tertentu yang PLM 1 menghasilkan frekuensi sebesar
dimengerti peralatan yang berkomunikasi. 127,7010 kHz. Untuk masukan data logika
Proses pembentukan koneksi tersebut tinggi frekuensi yang dihasilkan 122.2890
digunakan untuk menjamin antar pe-ngirim kHz.
dan penerima dapat saling berkomunikasi. Langkah-langkah pengujian untuk
menge-tahui keberhasilan pengiriman data
4. HASIL DAN PEMBAHASAN melalui jala-jala listrik adalah sebagai beri-
kut:
Pengujian bertujuan untuk mengetahui • Alat dirangkai pada papan rangkaian
sesuai tidaknya kerja alat dengan spesifikasi tercetak.
perancangan.
• Catu daya diaktifkan, yaitu 15V untuk
Pengujian terhadap perangkat keras.
catu PLM.
dilakukan pada masing-masing blok
• PLM 1 digunakan untuk mengirim
rangkaian penyusun sistem, antara lain
data dengan memberikan logika tinggi
Power Line Modem (PLM), rangkaian relai,
(tegangan 5V) pada pin 5 (Tx/Rx),
Keypad, dan sistem mikrokontroler.
sedangkan PLM 2 digunakan untuk
Selanjutnya dilakukan pengujian perangkat
menerima data dengan memberikan
lunaknya. Pengujian terakhir dilaku-kan
logika rendah (tegangan 0V) pada pin
pada sistem secara keseluruhan untuk
5 (Tx/Rx).
mengetahui unjuk kerja sistem secara
keselu-ruhan. • Masukan data pada PLM 1 diperoleh
dari function generator yang berupa
4.1 Pengujian gelombang kotak berlogika TTL.
Untuk keluaran data di PLM 2 hasilnya
Peralatan uji yang digunakan adalah: (1)
melalui osiloskop.
Catu daya 5V, 12V, 15V; (2) Osiloskop dan
Pengujian dilakukan dengan frekuensi
(3) Generator Fungsi.
data masukan yang variabel, dan ternyata
Pengujian Power Line Modem bahwa PLM (Power Line Modem) mampu
Pengujian ini bertujuan untuk: menstransmisikan data pada daerah
• Mengetahui frekuensi kerja PLM. frekuensi 100 – 350 KHz, tepat pada titik
• Mengetahui keberhasilan pengiriman potong -3 dB (fc1 = 100 KHz dan fc2 = 350
data melalui jala-jala listrik. KHz) yang sedikit bergeser dari data sheet.
Mengetahui keberhasilan komunikasi half Pengujian Rangkaian Keypad
duplex antara dua power line modem. Pengujian ini bertujuan untuk menge-
Untuk dapat mengirimkan data, maka tahui konfigurasi logika keluaran dari unit
setiap PLM (Power Line Modem) harus papan tombol saat tombol ditekan.
ditentu-kan bekerja pada frekuensi yang
sama. Mengacu pada perancangan, frekuensi
kerja yang diguna-kan adalah 125 kHz, oleh
karena itu kedua PLM harus diset agar
bekerja pada frekuensi 125 kHz. Untuk
mengetahui frekuensi kerja PLM dilaku-kan
dengan cara mengukur frekuensi yang diha-
silkan pada pin 10 ketika PLM dalam
kondisi mengirim data pin 5 (Tx/Rx) diberi
logika tinggi. Frekuensi yang dihasilkan pin
10 harus pada frekuensi atas Frequency Shift
Keying (FSK) (1.022 x 125 kHz) yaitu
sebesar 127.750 Hz keti-ka masukan data Gambar 9 Rangkaian Keypad
pada pin 17 diberi logika rendah. Frekuensi
yang dihasilkan diset dengan mengatur

13
Pengujian perangkat lunak dilakukan jb p1.2,#key7
dengan menggabungkan perangkat lunak cpl p0.7
pada mastercontroller dengan perangkat sjmp mulai
key7:
lunak pada slavecontroller. Mastercontroller mov p0,#00000000b
akan mengirim-kan paket data melalui port jb p1.3,#key8
serial menuju slave-controller. sjmp mulai
Langkah-langkah pengujian untuk key8:
menge-tahui keberhasilan pengiriman data mov p2,#0dfh
melalui mikrokontroler adalah sebagai beri- jb p1.0,key9
kut: cpl p0.2
sjmp mulai
• Alat dirangkai pada Papan Rangkaian
key9:
tercetak jb p1.1,#key10
• Catu daya diaktifkan, yaitu 5 V untuk cpl p0.5
catu mikrokontroler sjmp mulai
• Mikrokontroler 1 digunakan untuk key10:
mengirim data melalui pin Tx. jb p1.1,#key11
Masukan data diperoleh dari keypad mov p0,#01010101b
sjmp mulai
sedangkan mikrokontroler 2 digunakan key11:
untuk me-nerima data melalui pin Rx jb p1.3,key12
Program untuk pengujian perangkat lunak mov p0,#10101010b
ini adalah: key12:
Program pada Mikrokontroler 1 ljmp mulai
org 00h ;--------------------------------
ljmp utama ;kirim_data:
org 23h clr ti
ljmp terima mov a,p1
;-------------------------------- mov sbuf,a
------- jnb ti,$
utama: mov ie,#090h clr ti
mov tmod,#20h ljmp utama
mov th1,#0f4h ;--------------------------------
mov scon,#50h ---------
clr ri terima:
setb tr1 mov a,sbuf
;-------------------------------- mov p0,a
mulai: ljmp utama
mov p2,#7fh end
key2: Program pada Mikrokontroler 2
jb p1.2,#key3 org 0h
cpl p0.6 ljmp start
sjmp mulai org 23h
key3: ljmp receive
jb p1.3,#key4 start: mov ie,#090h
mov p0,#11111111b mov tmod,#20h
sjmp mulai mov th1,#0f4h
key4: mov scon,#50h
mov p2,#0bfh clr ri
jb p1.0,#key5 setb tr1
cpl p0.1 ;--------------------
sjmp mulai ;subrutin delay
key5: ;--------------------
jb p1.1,#key6 delay: mov r0,#0ffh
cpl p0.4 delay1: mov r1,#00h
sjmp mulai delay2: nop
key6: nop

14
nop dapat berfungsi dengan baik sehingga slave-
djnz r1,delay2 controller hanya dapat menerima perintah saja.
djnz r0,delay1
ret
;--------------------------------
-
;subrutin menerima data
;--------------------------------
-
receive:
mov a,sbuf
mov p2,a
;-------------------------------- Gambar 10 Blok Diagram penguji sistem
---------
;subrutin mengirim data kembali 5. KESIMPULAN
;--------------------------------
--------- Dari pembahasan perancangan dan
clr ti pembuatan alat Pengontrolan Beban Listrik
mov sbuf,a Portable Memanfaatkan PLC (Power Line
jnb ti,$ Carrier) Berbasis Mikrokontroller AT89C51
clr ti yaitu pada bab-bab sebelumnya, dapat
ljmp start
diambil kesimpulan sebagai berikut:
end
a. Peralatan yang dirancang dengan
Tabel 3 Hasil pengujian perangkat lunak memakai mikrokontroler AT89C51
Tombol Keluaran (LED) telah dibuat dan dapat berfungsi untuk
1 00000001 mengendalikan beban.
2 00000011 b. Sinyal digital telah berhasil dibentuk
3 00000111 dan ditransmisikan melalui jaringan
4 00001111 listrik dengan memakai modulasi FSK
5 00011111 (Frequency Shift Keying)
6 00111111 Dalam perancangan alat ini jauh dari
7 11111111 sempurna oleh sebab itu perancang ber-
8 11111111 harap ada yang menyempurnakan alat ini.
Adapun saran:
9 01010101
a. PLM (Power Line Modem) sangat
* 11111111
sensitif, maka diharapkan
0 00000000
menggunakan komponen yang toleransi
# 10101010 sekecil mungkin
Pengujian Keseluruhan Sistem b. Dalam penentuan jumlah lilitan koker
Pengujian keseluruhan sistem dimaksudkan harus benar-benar akurat karena ada
untuk mengetahui keberhasilan perancang-an selisih dalam jumlah lilitan maka PLM
sistem pengendali beban listrik menggunakan tidak dapat bekerja (mengirimkan data
komunikasi power line carrier. Blok Diagram dan menerima data).
pengujian sistem dapat dilihat di Gambar 10. c. Alat ini diharapkan dapat
Mastercontroller akan mengirimkan perintah
dikembangkan lebih luas lagi tidak
kepada slave melalui port serial, oleh PLM 1
perintah tersebut ditransmisikan ke PLM 2 yang sebatas untuk mengontrol lampu yaitu
mempunyai alamat seperti yang dituju master- dapat diguna-kan untuk mengontrol
controller melalui jala-jala listrik. Oleh slave- AC, kulkas dan peralatan elektronik
controller perintah tersebut dijalankan. lainnya.
Dalam pengujian keseluruhan ini master- d. Alat ini dapat dikembangkan menjadi
controller dapat mengendalikan beban. Slave- sistem full duplex dengan sisi pengen-
controller tidak dapat mengirim perintah balik ke dali dapat mengetahui dengan baik
Mastercontroller, ini dikarenakan PLM 2 tidak keberhasilan fungsi pengendali beban

15
6. DAFTAR PUSTAKA
Bartelt, T. 2002. Industrial Control Elec-
tronics: Devices, Systems, and Appl-
ications. New York: Delmar Thomson
Learning.
Bolton, W. 2003. Mechatronics: Electronic
Control Systems in Mechanical and
Electrical Engineering. Glasgow:
Pearson Education Limited.
Dorf, R.C., and Bishop, R.H. 2005. Modern
Control Systems. Toronto: Pearson
Education Canada, Inc.
Elektuur. 1994. Data Sheet Book 1. Data IC
Linear, TTL, CMOS. Cetakan ke-2
Terjemah-aan Wasito S. Jakarta: PT
Elek Media Kompu-tindo.
Panjaitan, B. 1998. Komponen-komponen
Sistem Pengendalian Tenaga Listrik.
Jakarta: PLN.
Roody, Dennis dan John Coolen. 1996.
Komuni-kasi Elektronika, Edisi Ketiga,
Terjemahan Kamal Idris. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Malvino, Albert P & Tjia May On. 1996.
Prinsip-Prinsip Elektronika. Jakarta:
Erlangga.
Reger. L. Tokheim. 1995. Elektronika
Digital. Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Woollard, Barry. 1999. Elektronika Praktis.
Jakarta: PT Pradnya Paramita.
Kenneth J. ayala …. 8051 Mikrokontoller
Programming and Aplication.
Ibnu Malik, M. 1997. Bereksperimen
dengan Mikrokontroler 8031. Jakarta:
PT. Elex Media Komputindo.
Nalwan Paulus Andi. 2003. Teknik
Antarmuka dan Pemrograman Mikro-
kontroler AT89C51. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Agfianto Eko Putra, 2003. Belajar
Mikrokontroler AT89C51/52.
Yogyakar-ta: Penerbit Gava Media.
National Data Acquisition Data Book. 1995.
………………., Atmel Microcontroller Data
Book, Atmel Corporation. 2000
………………., www.Fairchildsemi.com
………………., www.Semiconductor.com
 

16

You might also like