You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia, ketika kita berbicara mengenai solusi carut marutnya


perekonomian, tentu tidak dipungkiri Perekonomian Koperasi sering
disebut-sebut sebagai solusi pemerataan ekonomi, pemungkiran dari
sistem Kapitalisme yang saat ini justru banyak dianut dalam kegiatan
ekonomi.

Akan tetapi, tak semanis lidah berucap, pada kenyataannya


ekonomi koperasi seutuhnya belum juga bisa di realisasikan, terbukti
dari pemandangan yang kita lihat ketika melakukan sebuah perjalanan,
di banyak tempat kita bisa lihat plang-plang koperasi dipasang akan
tetapi pada kenyataannya tidak ada kegiatan perkoperasian di
dalamnya. Sungguh miris melihat panorama memilukan seperti itu.
Ketika di satu sisi koperasi begitu di agung-agungkan, sedangkan pada
sisi lain ia tak berarti. Hanya sedikit koperasi Indonesia yang bisa
berdiri teguh dan mampu berjalan, meski harumnya pun terkadang
hanya dirasakan oleh orang-orang sekitarnya saja.

Koperasi yang diharapkan adalah koperasi yang dalam pengelolaan


dan keberadaannya sesuai dengan jati diri koperasi itu sendiri. Jati diri
koperasi yang di dalamnya terkandung definisi, nilai, dan prinsip-
prinsip koperasi dan pengelolaannya.

Seperti yang diharapkan hadirnya sebuah solusi kemelut p-


erekonomian, koperasi hadir sebagai sistem nyata dengan nilai dan
prinsip yang ada di dalamnya. Begitu pun harapan akan adanya

1
jaminan ketenangan dalam menjalankan transaksinya. Untuk hal
tersebut, saat ini sering kita dengar pula gaung-gaung sistem syariah
yang mulai lagi membahana, lembaga keuangan pun tidak sedikit yang
berlabelkan syariah, melakukan kegiatan ekonomi secara sistem dan
sesuai prinsip-prinsip syariah yang menjamin kesejahteraan dunia dan
akhirat.

Sistem ekonomi syariah dalam pelaksanaannya pun selalu


mengedepankan keuntungan pihak-pihak yang bertransaksi, karena
ekonomi syariah harus mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh
masyarakat, memberikan rasa adil, kebersamaan dan kekeluargaan
serta mampu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada setiap
pelaku usaha. Ini sangat berbeda dengan sistem Kapitalis dan sistem
Sosialis, dimana sistem kapital yang sangat mendewakan uang, selalu
menguntungkan pihak yang memiliki nilai kapital terbesar, sehingga
ini mengakibatkan ketidakseimbangan perekonomian, yang kaya akan
semakin kaya dengan modal dan bunga yang ia dapatkan dari modal
tersebut, sedangkan yang miskin semakin miskin, karena tercekik
untuk memenuhi kebutuhan yang nilai kapitalnya semakin tinggi
karena orang-orang kapital mengeruk keuntungan yang sebesar-
besarnya dari produk-produk pokok yang mereka monopoli
penjualannya. Jika berbicara mengenai sistem sosialis, sistem ini
mengedepankan kehidupan sama rata, ketidak adilan yang terjadi
adalah ketika seseorang yang pengorbanannya lebih besar tidak
dihargai sesuai dengan apa yang telah ia korbankan bahkan nilainya
sama dengan orang yang pengorbanannya lebih sedikit atau pun tidak
berkorban sama sekali dalam menjalankan kehidupan ekonominya.

Dari sana pula lah Ekonomi Koperasi hadir menengahi kedua


sistem yang tidak lagi menguntungkan bagi kehidupan manusia

2
tersebut. Bersama sistem syariah yang sebenarnya telah lama ada,
namun baru disadari keunggulannya karena mengandung konsep
hakiki kebaikan dalam penerapannya pada sistem ekonomi di dunia
beserta konsepnya yang tidak hanya dapat meningkatkan kualitas
hidup masyarakat di dunia namun juga menyelamatkan manusia dari
siksa akhirat akibat kekeliruan dalam transaksi ekonomi (ber-
muamalah).

Seperti kita lihat, telah lahir praktik dan sistem yang bergandengan
seiring dan menguntungkan yaitu Ekonomi Koperasi dengan sistem
Ekonomi Syariah melawan arus dua sistem yang berlawanan namun
sama-sama merugikan yaitu sistem Ekonomi Kapitalis dan sistem
Ekonomi Sosialis. Ekonomi koperasi dipercaya dan menjadi solusi
bisnis perekonomian yang dapat mengutungkan segala pihak sedang
penerapan sistem syariah dalam kegiatan ekonomi insyaallah dapat
menyelamatkan umat manusia di dunia dan akhirat. Hingga tercetuslah
praktik Ekonomi Koperasi syariah meski masih sulit dijumpai.

Tentu untuk melakukan kegiatan ekonomi ini, yaitu menjalankan


koperasi yang pengelolaan sesuai nilai dan prinsipnya juga
menjalankan syariah sebagai prinsip pelaksanaan dan praktik
transaksinya, bertujuan guna meraih sukses dunia dan akhirat. Dengan
landasan pemikiran tersebut penulis menyajikan makalah berjudul
“Raih Sukses Dunia dan Akhirat Dengan Menjalankan Jati Diri
Koperasi Melalui Koperasi Syariah”.

3
B. PERUMUSAN MASALAH

Sesuai dengan latar belakang penyusunan makalah di atas, maka


penulis merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian dan Bagaimana teori-teori mengenai sistem
Ekonomi Syariah dan Koperasi Syariah?
2. Bagaimana kesesuaian konsep koperasi syariah dengan jati diri
koperasi?
3. Bagaimana menjalankan koperasi sesuai syariah?
4. Apa saja keuntungan yang bisa di dapat dari Koperasi Syariah?

C. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui memahami


dan mendapatkan informasi mengenai:
1. Pengertian dan teori-teori mengenai Koperasi Syariah dan
sistem Ekonomi syariah.
2. Point-point kesesuaian konsep koperasi syariah dengan jati diri
koperasi.
3. Menerangkan bagaimana menjalankan Koperasi Syariah
4. Menjelaskan keuntungan yang didapat dari menjalankan
koperasi syariah.

4
BAB II
ACUAN TEORITIK

A. PENGERTIAN DAN TEORI-TEORI KOPERASI SYARIAH

Koperasi menurut UUD 1945 pasal 33 ayat 1 merupakan usaha


kekeluargaan dengan tujuan mensejahterakan anggotanya.
A co-oprative is an autonomous association of persons united
voluntary to meet their common economic, social, and cultural needs
and aspiration through a jointly-owned and democratically-controlled
enterprise. (www.ica.coop/coop/definition.html )
Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun
tatanan perekonomian nasional, dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 ( Sito, Arifin. Tamba, Koperasi teori dan
praktek (http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi)).
“Berikut pendapat Abrahamson (1976: 2-5),Badan usaha koperasi
dimiliki oleh anggota, yang merupakan pemakai jasa (users). Fakta ini
membedakan koperasi dari badan usaha (perusahaan) bentuk lain
yang pemiliknya , pada dasarnya adalah para penanam modalnya”
(Ropke Jochen, Ekonomi Koperasi Teori dan Manajemen ,2003: 13)
“Ekonomi syariah merupakan ilmu pengetahuan sosial yang
mempelajari masalah-masalah ekonomi rakyat yang dilhami oleh
nilai-nilai Islam. Ekonomi syariah atau sistem ekonomi koperasi
berbeda dari kapitalisme, sosialisme, maupun negara
kesejahteraan(Welfare State). Berbeda dari kapitalisme, karena Islam
menentang eksploitasi oleh pemilik modal terhadap buruh yang miskin
dan melarang penumpukan kekayaan. Selain itu, ekonomi dalam kaca
mata Islam merupakan tuntutan kehidupan sekaligus anjuran yang
memiliki dimensi ibadah” (http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_syariah)

Bisa diterapkan prinsip di bank syariah dalam kegiatan berkoperasi,


Dalam Pasal 1 nomor (12) dan (13) UU 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan dinyatakan bahwa “Pembiayaan berdasarkan Prinsip
Syariah adalah Penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu
tertentu dengan imbalan atau bagi hasil”

5
(http://www.koperasisyariah.com/pengertian-bank-syariah/ )

Menurut Yusuf Qardhawi (2004), ilmu ekonomi Islam memiliki tiga


prinsip dasar yaitu tauhid, akhlak, dan keseimbangan.

Kita sama-sama tahu dua prinsip yang pertama pasti tidak ada dalam
landasan dasar ekonomi konvensional. Prinsip keseimbangan pun,
dalam praktiknya, justru yang membuat ekonomi konvensional
semakin dikritik dan ditinggalkan orang. Ekonomi islam dikatakan
memiliki dasar sebagai ekonomi Insani karena sistem ekonomi ini
dilaksanakan dan ditujukan untuk kesejahteraan manusia.

B. KESESUAIAN-KESESUAIAN PRINSIP KOPERASI SYARIAH


DENGAN JATI DIRI KOPERASI SEUTUHNYA

Mengutip pernyataan ICA dalam kongresnya di Manchester pada


bulan September 1995,
Jati diri koperasi pada dasarnya meliputi definisi koperasi, sebuah
daftar dari nilai-nilai kunci gerakan, dan satu perangkat prinsip-
prinsip yang telah disempurnakan. (International Co-operative
Alliance JATI DIRI KOPERASI ICA Co-operative Identity Statement ,
LSP2I hal 1)
Sehingga untuk memulihkan koperasi pada bentuk seharusnya,
koperasi harus memenuhi karakter jati dirinya tersebut. Yaitu koperasi
yang sesuai definisi beserta tujuannya, menjalankan prinsip-prinsipnya,
dan berpegang teguh pada nilai yang dianutnya.

Koperasi syariah memberikan pencerahan guna menjadi jalan


mengembalikan koperasi pada jati dirinya dan bahkan menjadi lebih
baik, karena terdapat banyak kesesuaian dalam penerapannya. Tidak
hanya kembali pada jati diri koperasi tapi juga menjamin kesuksesan
hakiki dunia akhirat jika dijalankan dengan benar ( sesuai hukum

6
syariah). Dibawah ini merupakan poin-poin keselarasan antara
koperasi dan prinsip syariah ;

1. Keselarasan tujuan

Di dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor


25 tahun 1992 disebutkan bahwa
“Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun
tatanan perekonomian Nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat yang maju ,adil ,dan makmur berlandaskan Pancasila dan
Undang-undang Dasar 1945” .

Begitu pula Tujuan dari Ekonomi Syariah yang sumbernya kita ambil
dari situs global http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_syariah
menyatakan bahwa
“Ekonomi Syariah atau Ekonomi Islam mempunyai tujuan untuk
memberikan keselarasan bagi kehidupan di dunia. Nilai Islam bukan
semata-semata hanya untuk kehidupan muslim saja, tetapi seluruh
mahluk hidup di muka bumi. Esensi proses Ekonomi Islam adalah
pemenuhan kebutuhan manusia yang berlandaskan nilai-nilai Islam
guna mencapai pada tujuan agama (falah). Ekonomi Islam menjadi
rahmat seluruh alam, yang tidak terbatas oleh ekonomi, sosial, budaya
dan politik dari bangsa. Ekonomi Islam mampu menangkap nilai
fenomena masyarakat sehingga dalam perjalanannya tanpa
meninggalkan sumber hukum teori ekonomi Islam, bisa berubah”.
Mengamati masing-masing tujuan dari ekonomi koperasi dan ekonomi
syariah di atas, terlihat bahwa terdapat keselarasan diantaranya. Sama
bertujuan mensejahterakan anggota maupun pelaku transaksi di
dalamnya bahkan masyarakat pada umumnya.

2. Keselarasan Prinsip

Terdapat tujuh prinsip terdaftar dalam pernyataan ICA 1995.


Prinsip-prinsip tersebut adalah

1. Voluntary and Open Membership ( Keanggotaan Sukarela dan


terbuka)

7
2. Democratic Member Control (pengendalian oleh anggota secara
demokratis)

3. Member Economic Participation (Partisipasi Ekonomi Anggota)

4. Autonomy and Independence (Otonomi dan Kebebasan)

5. Education, Training and Information (Pendidikan dan Informasi

6. Co-operation among Co-operatives Kerjasama antar koperasi) ,dan

7.Concern for Community (Kepeduian terhadap komunitas).


(International Co-operative Alliance JATI DIRI KOPERASI ICA Co-
operative Identity Statement , LSP2I hal 23)

Sedangkan Ekonomi syariah menekankan empat sifat, antara lain:


1. Kesatuan (unity)
2. Keseimbangan (equilibrium)
3. Kebebasan (free will)
4. Tanggungjawab (responsibility)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_syariah)

Ada juga sebuah artikel yang telah menyantumkan gabungan dari


prinsip Koperasi dan Syariah, Prinsip-prinsipnya sebagai berikut:
Prinsip Syariah Islam dalam Koperasi Syariah
1. Keanggotan bersifat sukarela dan terbuka.
2. Keputusan ditetapkan secara musyawarah dan dilaksanakan
secara konsisten dan konsekuen (istiqomah).
3. Pengelolaan dilakukan secara transparan dan profesional.
4. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil, sesuai dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
5. Pemberian balas jasa modal dilakukan secara terbatas dan
profesional menurut sistem bagi hasil.
6. Jujur, amanah dan mandiri.

8
7. Mengembangkan sumber daya manusia, sumber daya ekonomi, dan
sumber daya informasi secara optimal.
8. Menjalin dan menguatkan kerjasama antar anggota, antar
koperasi, serta dengan dan atau lembaga lainnya.
(http://muhshodiq.wordpress.com/2009/08/12/koperasi-syariah-apa-
bagaimana/)

Terlihat sekali kesesuaian nyata dan prinsip yang jika diterapkan dalam
kehidupan ekonomi dengan berkoperasi syariah, dapat memberi
dampak positif karena prinsip nyata yang dapat menguntungkan semua
pihak.

Dalam koperasi sangat diharapkan adanya partisipasi dan kerjasama


yang baik dari anggota koperasi demi menunjang kemajuan koperasi.
Dalam tulisan Muslimin Nasution Presidium ICMI Ahli Peneliti Utama
Kementerian Koperasi dan UKM, mengistilahkannya dengan
kolektivitas menurutnya,

Maju mundurnya sebuah koperasi ditentukan oleh seberapa


mampu para anggotanya mempertahankan kolektivitas (kebersamaan/
kerjasama/ partisipasi anggota). Kolektivitas (jamaah) adalah anjuran
syariah. Betapa pentingnya kolektivitas itu sehingga dalam ibadah
ritual pun seperti shalat lima waktu, umat Muslim diperintahkan untuk
mengerjakannya secara bersama-sama.

(http://merdeka7.wordpress.com/2007/09/12/prinsip-syariah-dalam-
koperasi/)

Dalam koperasi syariah prinsip Kolektivitas adalah modal sosial


yang amat diperlukan untuk mencapai kemajuan. Betapapun umumnya
perekonomian rakyat berukuran dan bermodal kecil, jika mereka
bersatu maka mereka akan kuat.

9
C. PRAKTIK KOPERASI SYARIAH

Koperasi dibagi berdasarkan usaha yang dilakukannya, terdapat


koperasi konsumen, koperasi pekerja, koperasi kredit, koperasi
pertanian dan koperasi jasa. Dalam bertransaksi koperasi syariah
menggunakan bentuk yang sudah banyak diterapkan pada lembaga
keuangan syariah lainnya, seperti :

1. Prinsip Bagi Hasil

Gagasan dasar sistem keuangan Islam secara sederhana didasarkan


pada adanya bagi hasil (profit and loss sharing). Menurut hukum
perniagaan Islam, kemitraan dan semua bentuk organisasi bisnis
didirikan dengan tujuan pembagian keuntungan melalui partisipasi
bersama.  Mudharabah dan musyarakah adalah dua model bagi
hasil yang lebih disukai dalam hukum Islam.

2. Mudharabah (Investasi)

Mudharabah dipahami sebagai kontrak antara paling sedikit dua pihak,


yaitu pemilik modal (shahib al mal atau rabb al mal) yang
mempercayakan sejumlah dana kepada pihak lain, dalam hal ini
pengusaha (mudharib) untuk menjalankan suatu aktivitas atau usaha.
Dalam mudharabah, pemilik modal tidak mendapat peran dalam
manajemen. Jadi mudharabah adalah kontrak bagi hasil yang akan
memberi pemodal suatu bagian tertentu dari keuntungan/kerugian
proyek yang mereka biayai. (Algaoud dan Lewis, 2007)

3. Musyarakah (Kemitraan)

Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua belah pihak  atau


lebih untuk suatu usaha tertentu yang masing-masing pihak
memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan
dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.

10
(http://salmanitb.com/2010/02/prinsip-prinsip-dasar-ekonomi-syariah/)

Sangat mungkin menerapkan praktik-praktik diatas karena sesuai


dengan karakter praktik berkoperasi.

Dewan Syariah Nasional (DSN) yang merupakan lembaga nasional


yang mewadahi seluruh kebutuhan Lembaga Keuangan Syariah juga
telah mengeluarkan fatwa-fatwa mengenai aturan dan hukum transaksi
dalam ekonomi syariah, dikutip dari buku “Himpunan Fatwa Dewan
syariah Nasional”, sebagian fatwa-fatwanya meliputi;

a. Giro
b. Tabungan
c. Deposito
d. Jual Beli Saham
e. Investasi di Reksa Dana Syariah
f. Asuransi Syariah
g. Pegadaian
h. Jual Belli Mata Uang
i. Pasar Modal, dll.
(Firdaus, Muhammad. Fatwa-Fatwa Syariah Kontemporer, hal
34-84)

Dengan adanya fatwa-fatwa dari DSN mengenai aturan dan


hukum transaksi-transaksi syariah, dalam menjalankan koperasi
syariah pun tentunya berpegang dan berpedoman pada fatwa-fatwa
diatas yang dalil-dalilnya diambil dari AL-Qur’an dan Al-Hadist
sebagai landasan dasar Ekonomi Syariah.

11
D. KEUNTUNGAN DARI KOPERASI SYARIAH

Guna memenuhi kebutuhan kehidupan yang semakin mendesak,


manusia melakukan apa saja untuk mendapat nilai kapital yang besar,
persaingan dalam berekonomi pun tidak dapat terelakkan lagi. Manusia
berlomba-lomba berbisnis, padahal modl yang dibutuhkan untuk hanya
berbisnis sendiri sangat besar dengan resiko yang berat juga.

Dalam koperasi syariah, target pertama dan utama adalah dapat


memuaskan anggota, memenuhi kebutuhan anggota,dan menjalankan
koperasi guna mencapai keuntungan yang nantinya akan kembali lagi
pada anggota juga masyarakat pada .

Syariah mengatur banyak hal dalam Ekonomi, cakupannya yang


luas dan aturannya yang logis (dapat diterima konsep dan
keunggulannya) membuatnya akan lebih berarti di mata masyarakat,
selama masyarakat memahami hal tersebut.

Jika sebuah koperasi dilaksanakan dengan berdasarkan prinsip-prinsip


yang dianut oleh koperasi syariah maka akan mudah mencapai
keberhasilan pelaksanaannya dan tujuan idealnnya yang diharapkan
dapat ikut memulihkan kondisi perekonomian.

12
BAB III

KESIMPULAN

Koperasi syariah dijalankan berpedoman pada hukum-hukum syariah,


sehingga menjamin kemaslahatan dalam kegiatannya. Koperasi syariah
harus dijalankan oleh oranng orang yang mengerti ekonomi syariah
dan dapat menyampaikan ilmu-ilmunya kepada masyarakat sebagai
anggota koperasi, sehingga masyarakat mengerti keunggulan
bertransaksi di koperaasi syariah, dan memilih koperasi syariah dari
pada di lembaga ekonomi yang bersistim kapitalis untuk melakukan
kegiatan ekonomi.

Ketika koperasi dijalankan sesuai jatidirinya ia akan tumbuh dan


mencapai tujuannya, seperti jika kita analogikan ketika kita ingin
memasak makanan yang kita sukai, kita perlu bumbu dan cara khusus
untuk mendapatkan hasil yang sesuai selera, sesuai dengan apa yang
kita inginkan, begitu pun koperasi.

Tentunya kepedulian pemerintah dan masyarakat pada umumnya juga


merupakan kunci sukses dalam membangun koperasi syariah. Koperasi
adalah milik bersama dan untuk bersama. Kepercayaan masyarakat
dapat menjadi tiang kokoh berdirinya koperasi syariah.

Tugas pemerintah adalah memberikan penyuluhan-penyuluhan dan


menyebarkan informasi mengenai koperasi syariah meliputi bagaimana
koperasi syariah dan kelebihan koperasi syariah guna menarik minat
masyarakat untuk ikut berpartisipasi. Selanjutnya pemerintah juga
hendaknya memudahkan birokrasi pembentukan koperasi oleh
masyarakat dan ikut membantu dan mengawasi dalam
perkembanganya sehingga dapat melahirkan sinergi guna memperbaiki
kinerja koperasi di Indonesia untuk saat ini dan seterusnya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Jati Diri Koperasi. (2002). ICA Co-operative Identity Statement.


Jakarta: LSP2I.

Fatwa-Fatwa Ekonomi Syariah kontemporer. (2005). Briefcase books


Edukasi Profesional Syariah (Pustaka nasional: Katalog Dalam
Terbitan) . Jakarta:RENAISAN

Ropke,Jocken. (2003). Ekonomi Koperasi (Teori dan manajemen),


Jakarta: Salemba empat.

UU Koperasi No.25 tahun 1992. [Pdf]. Tersedia:


http://www.deptan.go.id/bdd/admin/uu/UU-25-92.pdf
[8 September 2010]
Mustika, Shodik .M. (2009). Koperasi Syariah Apa dan Bagaimana.
[Online]. Tersedia:

http://muhshodiq.wordpress.com/2009/08/12/koperasi-syariah-apa-
bagaimana/ [8 September 2010]

Wikipedia. (2010). [Konsep] Koperasi. [Online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Koperasi [8 September 2010]

Wikipedia. (2010). [Konsep]Ekonomi Syariah. [Online]. Tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomi_syariah [8 september 2010]

Nasution, Muslimin. Prinsip Syariah dalam Koperasi. [Online].


Tersedia: http://merdeka7.wordpress.com/2007/09/12/prinsip-syariah-
dalam-koperasi/ [10 September 19901

Suheri. (2009).Syariah Knowladge. [Online]. Tersedia:


http://suherilbs.wordpress.com/ekonomi-mikro/ekonomi-makro/

14
LPES Salman. (2010). Prinsip-prinsip dasar Ekonomi Syariah.
[Online] Tersedia:

http://salmanitb.com/2010/02/prinsip-prinsip-dasar-ekonomi-
syariah/ [10 September 2010]

BANK SYARIAH BUKOPIN. (2009). Prinsip Syariah. [Online].


Tersedia: http://www.syariahbukopin.co.id/index.php?
app=index_detail&a=1&b=4 [10 September 2010]

Hosen, Nibra. (2009). Jenis-jenis Akad Jual beli dalam Ekonomi


Syariah. [Online] Tersedia:

http://cihuy22.wordpress.com/2009/07/01/enis-jenis%E2%80%93-
jenis-akad-jual-beli-dalam-transaksi-ekonomi-syariah/

BIOGRAFI PENULIS

15
Penulis makalah ini bernama lengkap Nida Afifah, ia lahir di

Gorontalo, pada tanggal 21 Oktober 1991 dari ayahanda Drs.H.

Mugni Labib dan ibunda Hj. Samrotussa’adah,MPd. Memiliki tiga

saudara yang dicintainya Dani Irfan Syauqi, Dina Nurrussyifa, dan

Nadia hilma Raudlah.

Ini kalipertama ia mengikutkan karyanya dalam kompetisi, selain

sebelumnya hanya berhasil menyusun makalah sebagai tugas-tugas

mata kuliahnya. Memiliki hasrat untuk tidak menyia-nyiakan waktu

dan ingin menjadi manfaat bagi orang lain dan dirinya sendiri. Ia

mengikuti kompetisi yang diadakan panitia KOPMA ADDICT

sebagai awal melatih diri dan membiasakan diri untuk

mengemukakan pemikiran dan pendapatnya dari hasil telaah yang

dilakukan.

Penulis adalah seorang Mahasiswi yang duduk di tingkat tiga

Universitas Pendidikan Indonesia, akan tetapi ia saat ini

mengontrak matakuliah tingkat dua, karena keputusannya untuk

mengambil cuti selama dua semester sebelumnya, guna mengikuti

sebuah Kursus dan pelatihan mengajar bahasa inggris. Penulis

tertarik mengikuti kegiatan tersebut karena menurutnya “bahasa

Inggris adalah ilmu basic yang sudah semestinya kita kuasai di

zaman yang semakin mengglobal saat ini. Apalagi didorong cita-

citanya yang ingin mendapatkan beasiswa ke luar negeri untuk

memperdalam Ilmu Ekonomi yang sedang di gelutinya saat ini di

jurusan Pendidikan Ekonomi dan Koperasi. Ia pun mendapat banyak

pengalaman belajar di lingkungan tempatnya belajar bahkan sampai

ke luar jawa, Ia pernah mengajar selama satu bulan di sekolah milik

16
yayasan Rauhdatul Ulum di Palembang dan di SMAN 1 PRAYA

Lombok, NTB. selama satu bulan juga. Dari pengalaman

mengajarnya tersebut ia berharap dapat memberikan manfaat bagi

orang lain dan khususnya manfaat bagi dirinya juga mendapat

banyak pelajaran secara langsung guna memudahkannya meniti jalan

mencapai cita-cita menjadi seorang pengajar sesuai dengan jurusan

pendidikan yang ditekuninya.

17

You might also like