You are on page 1of 29

PROSES SOSIAL

DAN INTERAKSI
SOSIAL
TIU :
Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa memiliki
pemahaman tentang konsep interaksi, proses
dan tindakan social. Mahasiswa juga diharapkan
mampu melakukan interaksi dan berperilaku
yang mengarah pada kerjasama, bukan konflik
PENGERTIAN
PROSES SOSIAL
 Menurut Gilin dan Gilin, proses sosial ialah
cara-cara berhubungan yang dapat dilihat
apabila orang/kelompok manusia saling
bertemu dan menentukan sistem serta
bentuk-bentuk hubungan.
 Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman
Soemardi, PS ialah pengaruh timbal balik
antara pelbagai segi kehidupan bersama.
INTERAKSI SOSIAL
 Menurut Bonner, ialah suatu hubungan antara dua
orang atau lebih, sehingga kelakuan individu yang
satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki
kelakuan individu yang lain, dan sebaliknya.
 Pendapat Young, interaksi sosial ialah kontak
timbal balik antara dua orang atau lebih.
 Menurut Psikologi Tingkah laku (Behavioristic
Psychology), interaksi sosial berisikan saling
perangsangan dan pereaksian antara kedua belah
pihak individu.
 Hal-hal yang dipelajari dalam proses sosial
terutama ialah bentuk-bentuk interaksi sosial.
 Bentuk-bentuk interaksi sosial ialah bentuk-bentuk
yang tampak, bila orang (individu) atau kelompok-
kelompok manusia mengadakan hubungan
(interaksi) satu sama lain.
 Ex : Dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai
pada saat itu, saling menegur, berjabat tangan,
saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi.
Faktor Pendorong Interaksi
Sosial
 Imitasi, suatu tindakan meniru orang lain seperti gaya
bicara, tingkah laku, adat dan kebiasaan, pola pikir dsb.
 Sugesti, muncul ketika si penerima sedang kondisi yang
tidak netral (dilanda oleh emosi) sehingga tidak dapat
berpikir rasional. Umumnya sugesti berasal dari orang yang
punya karismatik, wibawa, kedudukan tinggi, klp. Mayoritas
kepada minoritas.
 Identifikasi, kecenderungan seseorang untuk menjadi
sama dengan pihak lain.
 Simpati, proses dimana seseorang merasa tertarik kepada
pihak lain.
 Empati, simpati mendalam yang dapat mempengaruhi
kejiwaan dan fisik seseorang
Syarat-syarat terjadinya interaksi
sosial
 Ada kontak sosial, pertemuan fisik dan rohaniah
(bersifat primer;face to face, besifat sekunder
melalui media komunikasi). Kontak sosial bersifat
positif mengarah pada kerjasama, dan bersifat
negatif mengarah pada pertentangan atau sama
sekali tidak menghasilkan interaksi sosial.
 Ada Komunikasi, usaha penyampaian informasi
kepada manusia lainnya. Tanpa komunikasi tidak
mungkin terjadi interaksi sosial.
 Kontak sosial dapat berlangsung dalam
tiga bentuk :
 Antara orang perorangan
 Antara orang perorangan dengan suatu
kelompok manusia atau sebaliknya
 Antara suatu kelompok manusia dengan
kelompok manusia lainnya.
C. Kehidupan yang terasing
Kehidupan terasing yang sempurna ditandai dengan
ketidakmampuan mengadakan interaksi sosial dengan
pihak-pihak lain. Kehidupan terasing dapat terjadi oleh
beberapa sebab, a.l :
 Secara badaniah seseorang sama sekali diasingkan dari
hubungan dengan orang-orang lainnya.
 Disebabkan karena cacat pada salah satu inderanya.
 Pengaruh perbedaan ras atau kebudayaan yang kemudian
timbul prasangka-prasangka.
 Masyarakat yang berkasta (biasanya warga kasta
rendahan).
Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

 Kerja sama (cooperation)


 Persaingan (competition)
 Akomodasi (accomodation)
 Pertentangan atau pertikaian (conflict)
Proses-proses Interaksi:
 Proses yang Asosiatif, mengidikasikan
adanya gerak pendekatan/penyatuan
(ex; akomodasi, kooperasi, asimilasi
dan akulturasi)
 Proses Disosiatif, mengindikasikan pd
gerak ke arah perpecahan (persaingan,
konflik, pertentangan)
1. Proses Sosial Asosiatif
a. Kerja sama (Cooperation),
Ada lima bentuk: (1) kerukunan mencakup
gotong royong dan tolong menolong,(2)
Bergaining, (3) Kooptasi (cooptation), (4) Koalisi
(coalition), (5) Joint venture
b. Akomodasi (Accomodation), cara untuk
menyelesaikan pertentangan tanpa
menghancurkan pihak lawan sehingga lawan
tidak kehilangan kepribadiannya. .
 Bentuk-bentuk akomodasi :
Coercion (paksaan), Compromise (sikap saling
memahami), Arbitration (dg menggunakan pihak
ketiga), Mediation, Conciliation(mis.ada panitia
khusus untuk mempertemukan yg berselisih),
Toleration, Stalemate (berhenti pd suatu titik
tertentu, Adjudication (penyelesaian perkara di
pengadilan).
Tujuan akomodasi
 untuk mengurangi pertentangan antara
individu/kelompok sebagai akibat perbedaan paham;
 mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk
sementara waktu atau secara temporer;
 untuk memungkinkan terjadinya kerja sama antara
kelompok-kelompok sosial yang hidupnya terpisah
sebagai akibat faktor-faktor sosial psikologis dan
kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat
yang mengenal berkasta;
 mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok
sosial yang terpisah, misalnya lewat perkawinan
campuran atau asimilasi dalam arti luas.
Hasil-hasil Akomodasi
 Akomodasi, dan Intergrasi Masyarakat
 Menekan oposisi, ex. Gol produsen yg tadinya bersaing
akan menurunkan harga, krn barang&jasa lebih mudah
sampai ke konsumen.
 koordinasi berbagai kepribadian yang berbeda
 perubahan lembaga-lembaga kemasyarakatan agar
sesuai dengan keadaan baru atau keadaan yang berubah
 perubahan-perubahan dalam kedudukan
 akomodasi membuka jalan ke arah asimilasi
 Asimilasi (Assimilation), merupakan proses
sosial dengan adanya usaha-usaha
mengurangi perbedaan-perbedaan yang
terdapat antara orang-perorangan atau
kelompok-kelompok manusia, dan juga
meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi
kesatuan tindak, sikap dan prose-proses
mental dengan memperhatikan kepentingan-
kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.
Proses asimilasi muncul apabila:
 kelompok-kelompok manusia yang berbeda
kebudayaannya;
 orang-perorangan sebagai warga kelompok
tadi saling bergaul secara langsung dan
intensif untuk waktu yang lama sehingga;
 kebudayan-kebudayaan dari kelompok-
kelompok manusia tersebut masing-masing
berubah dan saling menyesuaikan diri.
Beberapa bentuk interaksi sosial
mengarah ke proses asimilasi, jika:
 Interaksi sosial tersebut bersifat suatu
pendekatan thd pihak lain, begitu jg sebaliknya.
 Interaksi sosial tsb tdk mengalami halangan-
halangan atau pembatasan-pembatasan.
 Interaksi tersebut bersifat langsung dan primer
 Frekuensi interaksi sosial tinggi dan tetap, serta
ada keseimbangan antara pola-pola asimilasi
tersebut.
Faktor-faktor yang mempermudah
terjadinya asimilasi antara lain :
 toleransi
 kesempata-kesempatan yang seimbang di bidang
ekonomi;
 sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya;
 sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam
masyarakat;
 persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan;
 perkawinan campuran (amalgamation)
 adanya musuh bersama dari luar.
Faktor yang menghambat asimilasi
adalah :
 kehidupan yang terisolasi
 kurangnya pengetahuan budaya yang dimiliki
klp lain dlm masyarakat
 perasaan takut pada budaya lain
 ada perbedaan ciri fisik
 in-group feeling yang kuat, mis pd gol minoritas
 perbedaan kepentingan, dll.
2. Proses Disosiatif
 Proses disosiatif sering disebut sebagai
oppositional processes, cara berjuang
melawan seseorang atau sekelompok
manusia untuk mencapai tujuan tertentu.
Bentuk proses disosiatif
1.Persaingan (Competition);
 suatu proses sosial, di mana individu atau kelompok yang bersaing mencari
keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa
menjadi pusat perhatian umum dengan cara menarik perhatian atau
mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa mempergunakan kekerasa
atau ancaman.
 Bentuk-bentuk persaingan ; persaingan ekonomi, persaingan kebudayaan,
persaingan status sosial, persaingan ras.
 Fungsi-fungsi persaingan :a) Untuk menyalurkan keinginan-keinginan yang
bersifat kompetitif;b) sebagai jalan di mana keinginan,kepentingan serta
nilai-nilai yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian tersalurkan
dengan sebaik-baiknya;c) sebagai alat untuk mengadakan seleksi atas
dasar seks dan seleksi sosial;d) sebagai alat uuntuk menyaring warga
golongan-golongan karya/fungsional untuk mengadakan pembagian kerja.
 Hasil suatu persaingan adalah : a) perubahan kepribadian seseorang, b)
kemajuan, c) solidaritas kelompok, d) disorganisasi
2. Kontravensi (Contravention)
 Merupakan bentuk proses sosial yang berada antara
persaingan dan pertentangan atau pertikaian, kontraversi
merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-
orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan
tertentu.
 Bentuk-bentuk kontravensi :
 Perbuatan penolakan, perlawanan, ptotes, kekerasan dll
 Menyangkal pernyataan orang lain dimuka umum
 Melakukan penghasutan
 Berkhianat
 Mengejutkan lawan, menggangu/membingungkan pihak lain dll
3. Pertentangan (Pertikaian atau Conflict)
 Adalah suatu proses sosial di mana individu atau
kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan
jalan menantang pihak lawan dengan ancaman
atau kekerasan.
 Sebab musabab atau akar-akar pertentangan
adalah :
 Perbedaan antara individu-individu (sikap, pendirian)
 Perbedaan kebudayaan
 Perbedaan kepentingan, dan
 Perubahan sosial
 Bentuk-bentuk pertentangan :
 Pertentangan pribadi,
 Pertentangan rasial,
 Pertentangan antara kelas-kelas sosial,
umumnya disebabkan oleh karena adanya
perbedaan-perbedaan kepentingan,
 Pertentangan politik
 Pertentangan yang bersifat internasional
Akibat-akibat dari bentuk-bentuk
pertentangan antara lain :
 Tambahnya solidaritas ”in-group”,
 Goyah dan retaknya persatuan kelompok,
 Perubahan kepribadian atau sikap,
 Akomodasi, dominasi dan takluknya satu
pihak tertentu.
Latihan
 Berikan contoh-contoh terjadi proses sosial dalam
kehidupan masyarakat perkotaan?
 Jelaskan faktor-faktor pendorong interaksi sosial!
 Ada beberapa bentuk kerjasama. Berikan contoh-
contohnya dalam kehidupan masyarakat!
 Terdapat 8 bentuk akomodasi. Jelaskan dalam kasus
apakah bentuk-bentuk akomodasi itu dpt diterapkan?
 Bagaimana persaingan itu muncul dalam kehidupan
masyarakat?
 Jelaskan jenis-jenis tindakan sosial!
 Tindakan Sosial
Hal-hal yang dilakukan individu atau
kelompok di dalam interaksi dan situasi
sosial tertentu.
Tindakan sosial yang
mempengaruhi sistem dan struktur
sosial masyarakat (MaxWeber)
 Rasionalitas instrumental, tindakan sosial yg
didasarkan atas pertimbangan dan dipilihan yang sadar
yg berhubungan dengan tujuan tindakan dan
ketersediaan alat yg dipergunakan untuk mencapainya.
Mis, kuliah murah karena tdk ada biaya,
 Rasionalitas yang berorientasi nilai, alat-alat yg ada
hanya merupakan pertimbangan dan perhitungan yang
sadar, sedang tujuannya sudah ada dalam hubungannya
dengan nilai-nilai individu yang bersifat absolut. Mis.
Beribadah.
 Tindakan tradisional, yaitu perilaku karena
kebiasaan yang diperoleh dari nenek moyang
tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan.
Contoh; sesaji karena mengikuti nenek moyang.
 Tindakan afektif, tindakan yang didominasi
perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual
atau perencanaan sadar.Contoh; menangis dan
gemetar serta wajah pucat karena ketakutan.

You might also like