You are on page 1of 43

Transaksi Dalam

MATA UANG ASING


We Are...

Astuty Cahyaningtyas
anggorowati
Bunga Dedi
pertiwi Sinaga

Mohamad Robby
Irsyad Fransilia
purba
Definisi dan Konsep Pertukaran
Mata Uang Asing

Nilai tukar memberikan…

Media Unit
Stdr nilai
pertukaran, pengukuran

Utk transaksi ekonomis.


Definisi dan Konsep Pertukaran
Mata Uang Asing
Suatu perusahaan dapat melakukan aktivitas yang menyangkut
valuta asing (foreign activities) dalam dua cara, yaitu:
1. melakukan transaksi dalam mata uang asing, atau
2. memiliki kegiatan usaha luar negeri (foreign operations).

Dlm transaksi antar 2 entitas di satu negara yg sama,


jumlah hutang dan piutang dinyatakan dlm mata uang
asing yakni mata uang selain mata uang lokal entitas
penjual/pembeli.

Dlm transaksi antar 2 entitas di negara yg berbeda, jumlah


hutang dan piutang dinyatakan dlm mata uang lokal entitas
penjual/pembeli.
Transaksi Mata Uang Asing

Transaksi lokal Transaksi asing

Mata uang fungsional adl mata uang


yg digunakan oleh entitas dlm suatu
lingkungan ekonomis utama.
Transaksi Mata Uang Asing

Transaksi mata uang asing dinyatakan


(didenominasikan) dlm mata uang selain
mata uang fungsional
Definisi dan Konsep Pertukaran
Mata Uang Asing
Kurs pertukaran (Exchange rates ) adl harga
mata uang
suatu negara yg dinyatakan dlm mata
uang negara lain

= .0082
TIGA TITIK PENTING DALAM TRANSAKSI
DENGAN MATA UANG ASING

1 PADA SAAT TERJADINYA TRANSAKSI

PELAPORAN EFEK TRANSAKSI


2
PADA TANGGAL NERACA
PENGAKUAN EFEK PENYELESAIAN UTANG
ATAU PIUTANG DALAM MATA UANG
3
ASING PADA TANGGAL JATUH TEMPO
(SETTLEMENT DATE)
Spot, Current, and Historical
Exchange Rates

Spot rate – kurs pertukaran ketika terjadi


pertukaran mata uang
Current rate – kurs pertukaran pada
tgl neraca atau tgl transaksi
Historical rate – kurs yg dipakai pd tgl
transaksi atau kejadian yg telah terjadi
PSAK NO. 10: TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING
PADA SAAT TERJADINYA TRANSAKSI
1 TRANSAKSI DALAM MATA UANG ASING DIBUKUKAN DENGAN
MENGGUNAKAN KURS PADA SAAT TERJADINYA TRANSAKSI (KURS SPOT)
PADA SETIAP TANGGAL NERACA
• POS ASET DAN KEWAJIBAN MONETER DALAM MATA UANG ASING
2 DILAPORKAN KE DALAM MATA UANG RUPIAH DENGAN MENGGUNAKAN
KURS TANGGAL NERACA ( DAPAT DIGUNAKAN KURS TENGAH BI).
• POS NON MONETER TIDAK BOLEH DILAPORKAN DENGAN
MENGGUNAKAN KURS TANGGAL NERACA, TETAPI HARUS DILAPORKAN
DENGAN KURS TANGGAL TRANSAKSI (KURS HISTORIS).
• POS NON MONETER YANG DINILAI DENGAN MENGGUNAKAN NILAI
WAJAR DALAM MATA UANG ASINGHARUS DILAPORKAN DENGAN KURS
YANG BERLAKU PADA SAAT NILAI TEREBUT DITENTUKAN.

PADA SAAT PENYELESAIAN TRANSAKSI


JIKA TRANSAKSI DISELESAIKAN DALAM BEBERAPA PERIODE AKUNTANSI,
3
SELISIH KURS HARUS DIAKUI UNTUK SETIAP PERIODE AKUNTANSI DENGAN
MEMPERHITUNGKAN PERUBAHAN KURS UNTUK MASING2 PERIODE.
KURS TRANSAKSI BANK INDONESIA
MATA UANG USD

Nilai Kurs Jual Kurs Beli Tanggal


1 11005 10895 31-Dec-08
1 11005 10895 30-Dec-08
1 11206 11094 24-Dec-08
1 11080 10970 23-Dec-08
1 11105 10995 22-Dec-08
1 11055 10945 19-Dec-08
1 11005 10895 18-Dec-08
1 11005 10895 17-Dec-08
1 11130 11020 16-Dec-08
1 11156 11044 15-Dec-08
1 11105 10995 12-Dec-08
1 11105 10995 11-Dec-08
1 10939 10831 10-Dec-08
1 11420 11306 9-Dec-08
1 11960 11840 5-Dec-08
1 12135 12015 4-Dec-08
1 12186 12064 3-Dec-08
1 12362 12238 2-Dec-08
1 12285 12163 1-Dec-08
Su mb e r: h ttp ://www.b i .go .i d /we b /i d /Mo n e te r/Ku rs +Ba n k+I n do n e s i a /Kurs +Tra n s a ks i /

 Pengertian Jual / Beli harus dilihat dari sisi bank (dealer pedagang valuta asing)
 Kurs jual selalu lebih besar dari kurs beli  margin keuntungan pedagang valas.
Keputusan Menteri Keuangan - 979/KM.1/2009, 20 Juli 2009
Tentang
NILAI KURS SEBAGAI DASAR PELUNASAN BEA MASUK, PAJAK PERTAMBAHAN
NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK UNTUK TANGGAL 20 JULI SAMPAI DENGAN
26 JULI 2009PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH, PAJAK EKSPOR, DAN PAJAK
PENGHASILAN YANG BERLAKU

1 Rp 10.167,40 Untuk dolar Amerika Serikat (USD) 1-


2 Rp 8.105,04 Untuk dolar Australia (AUD) 1-
3 Rp 9.027,42 Untuk dolar Canada (CAD) 1-
4 Rp 1.920,41 Untuk kroner Denmark (DKK) 1-
5 Rp 1.311,89 Untuk dolar Hongkong (HKD) 1-
6 Rp 2.841,99 Untuk ringgit Malaysia (MYR) 1-
7 Rp 6.532,96 Untuk dolar Selandia Baru (NZD) 1-
8 Rp 1.584,48 Untuk kroner Norwegia (NOK) 1-
9 Rp 16.628,99 Untuk poundsterling Inggris (GBP) 1-
10 Rp 6.987,23 Untuk dolar Singapura (SGD) 1-
11 Rp 1.299,22 Untuk kroner Swedia (SEK) 1-
12 Rp 9.423,51 Untuk franc Swiss (CHF) 1-
13 Rp dst ….
14 Rp dst …
Transaksi Pembelian yang didenominasi dalam suatu mata uang asing

ABC, Inc

hutang

US

Indonesia Kirim barang


Melunasi Dipungut PPN
lewat
utang Impor PPh Ps
Laba/rugi pelabuhan Tj
dagang tgl Beli bahan baku 22 impor
selisih kurs Priok
30/01-10 kertas tgl 1/12 -
09

PT. Duniaku Barang

Tutup buku tgl


Laba/rugi selisih kurs
31/12 - 09
atas translasi saldo
pokok utang
Translasi pada Spot Rate

PT ABC, tidak menggunakan Angka Pengenal


Impor (API), mengimpor barang dagang dari
perusahaan di USA dengan nilai $ 10.000
ketika spot rate utk dollar USA adl Rp 9.000/$
dan kurs pajak sebesar Rp 9.200./$

Tagihan sejumlah $10,000 akan dibayar dlm 30 hari.

Bagaimana pencatatannya?
Translasi pada Spot Rate
Inventory 90.000.000
VAT – In 9.200.000
Prepaid Tax – PPh 22 Impor 6.900.000
Accounts Payable (fc) 90.000.000*
PPh 22 Impor – Payable 6.900.000**
VAT – payable 9.200.000***
*(Translation $10,000 × Rp 9.000/$, spot rate)
** ( PPh 22 Impor: 7,5% x ( $ 10.000 x Rp 9.200)
*** (PPN Impor: 10% x ( $ 10.000 x Rp 9.200)

Jika piutang diselesaikan ketika spot rate adalah Rp 8.500/$, bagaimana mencatatnya?

Accounts payable (fc) 90.000.000


Exchange Gain 5.000.000
Cash 85.000.000
(Cash required equals $10,000 × Rp 8.500/$,spot rate)
Pembelian didenominasi
dalam Mata Uang Asing

PT ABC di Indonesia , menggunakan API, membeli barang


dagang dr Kimetz Co di Belanda pd 1 December 2008,
senilai 10,000 euros ketika spot rate utk euro adl Rp
10.000/€ dan kurs pajak Rp 9.300/€

PT ABC menutup buku tgl 31 Desember 2008,


ketika spot rate utk euro adl Rp 9.000/€ , dan
membayar pd 30 Januari 2009, ketika spot rate
adl Rp 9.500/€.
Pembelian didenominasi dalam
Mata Uang Asing
December 1, 2008
Inventory Rp 100.000.000
VAT – in Rp 9.300.000
Prepaid Tax – PPh Ps. 22 Impor Rp 2.325.000
Accounts Payable (fc) Rp 100.000.000*
PPh Ps.22 Impor – Payable Rp 2.325.000**
VAT – Payable Rp 9.300.000***
*To record purchase of merchandise from Kimetz Company
(10,000 euros × Rp 10.000/€)
** PPh Ps.22 : 2,5% x ( 10.000€ x Rp 9.300)
*** PPN Impor: 10% x (10.000€ x Rp 9.300)

December 31, 2008


Accounts Payable (fc) Rp 10.000.000
Exchange Gain Rp 10.000.000
To adjust accounts payable to exchange rate at
year end [10,000 euros × (Rp 10.000 – Rp 9.000)]
Pembelian didenominasi
dalam Mata Uang Asing

January 30, 2009


Accounts Payable (fc) 90.000.000
Exchange Loss 5.000.000
Cash Rp 95.000.000
To record payment in full to Kimetz Company
(10,000 euros × Rp 9.500/€, spot rate)
Penjualan didenominasi
dalam Mata Uang Asing
Tgl 16 Desember 2008, PT ABC menjual barang
dagang Ke Kimetz senilai 20,000 euros ketika
spot rate utk euro adalah Rp 9.000/€.
PT ABC menutup buku tgl 31 Desember 2008, ketika
spot rate adl Rp 9.500/€, menerima pembayaran
tgl 15 January 2009, ketika spot rate adl Rp
10.000/€, dan meyimpan kas tsb sampai 20
Januari 2009, ketika ditukar dr euros ke Rupiah
pada kurs Rp 10.500/€.
Penjualan didenominasi dalam
Mata Uang Asing
December 15, 2008
Accounts Receivable (fc) Rp 180.000.000
Sales Rp 180.000.0
To record sales to Kimetz
(20,000 euros × Rp 9.000/€, spot rate)

December 31, 2008


Accounts Receivable (fc) 10.000.000
Exchange Gain
10.000.000
To adjust accounts receivable year end
[20,000 euros × Rp 9.000 – Rp 9.500)]
Penjualan didenominasi
dalam Mata Uang Asing
January 15, 2009
Cash (fc) 200.000.000
Accounts Receivable (fc) 190.000.000
Exchange Gain 10.000.000
To record collection in full from Kimetz (20,000 euros × Rp 10.000)
and recognize exchange gain for 2009 [20,000 euros × (Rp 9.500 –
Rp 10.000)]
January 20, 2009
Cash 210.000.000
Exchange Gain 10.000.000
Cash (fc) 200.000.000
To convert 20,000 euros into U.S. dollars
(20,000 euros × Rp 10.500/€)
IKHTISAR TRANSAKSI PENJUALAN DALAM MATA UANG ASING
Date Spot Rate Accounts Sales Gain
Receivable (Loss)
€ 20.000
16 Des' 2008
(Tgl Transaksi Awal) Rp 9,000 180,000,000 180,000,000 -

31 Des' 2008
Tanggal Lap. Keuangan Rp 9,500 190,000,000 Tidak Berubah 10,000,000

15 Januari 2009 Rp 10,000 200,000,000 Tidak Berubah 10,000,000


Penerimaan Piutang
Dalam Bentuk €

20 Januari 2009 Rp 10,500 210,000,000 Tidak Berubah 10,000,000


Konversi € ke Rupiah

Keseluruhan [ Rp 9.000 - Rp 10.500] x € 20.000 30,000,000


LABA RUGI SELISIH
KURS
SELISIH KURS MATA UANG ASING
DALAM PERSPEKTIF PERPAJAKAN
INDONESIA

TIDAK BOLEH
PENGURANG SEBAGAI
PENGHASILAN: PENGHASILAN PENGURANG
OBYEK PAJAK (DEDUCTIBLE PENGHASILAN ( NON-
EXPSENSE DEDUCTIBLE
EXPSENSE)

Ps. 4 ayat (1) huruf l UU Ps. 6 ayat (1) huruf e UU PPh: Ps. 6 ayat (1) huruf e UU PPh:
PPh: keuntungan selisih kerugian selisih kurs mata kerugian selisih kurs mata
kurs mata uang asing uang asing uang asing

Timbul dari pengeluaran yang Timbul dari pengeluaran yang mempunyai


mempunyai hubungan dengan kegiatan hubungan dengan kegiatan usaha atau kegiatan
usaha atau kegiatan untuk untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
mendapatkan, menagih, dan penghasilan yang BUKAN merupakan objek
memelihara penghasilan yang pajak atau penghasilan yang dikenakan PPh
merupakan objek pajak. Final
Skema Transaksi Pinjaman  oleh WP yg dikenakan PPh Final
Bayar pokok + bunga pinjaman

PT ABC Bank of
Bangun America
apartemen

Pemberian pinjaman
Bayar sewa
apartemen
Apartemen

Bagaimana
perlakuan
perpajakan laba rugi
PT ABC menyewakan apartemen selisih kurs atas
pokok hutang dan
beban bunga?

Konsumen

Indonesia US
PERLAKUAN PERPAJAKAN ATAS KEUNTUNGAN ATAU KERUGIAN SELISIH
KURS YANG TIMBUL DARI PINJAMAN DALAM MATA UANG ASING BAGI
WAJIB PAJAK YANG PENGHASILANNYA DIKENAKAN PPH FINAL

Atas laba/rugi kurs yang timbul dari perbedaan kurs antara tanggal
pengakuan/perolehan utang dengan tanggal pelunasan/pembayarannya,
sejauh menyangkut pokok utang diakui sebagai penghasilan atau biaya
berdasarkan ketentuan umum.

Demikian pula atas laba/rugi kurs yang berasal dari translasi saldo pokok
utang pada akhir tahun buku, diakui sebagai penghasilan atau biaya
berdasarkan ketentuan umum.

Atas laba/rugi kurs yang berasal dari biaya bunga utang yang dipergunakan
untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan (sewa) yang
dikenakan PPh final, tidak diakui sebagai penghasilan atau biaya.

Referensi Case: SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK NO. S - 324/PJ.42/2003, S- 74/PJ.42/2006


Skema Transaksi Pinjaman  oleh WP yang digunakan untuk
mendapatkan penghasilan bukan obyek pajak

PT ABC Zonk
Investasi saham Finance
dari dana Zonk
Bayar pokok + bunga
Pemberian pinjaman
Kpd Zonk Finance

Membeli
25% Saham Bagaimana
PT XYZ perlakuan
perpajakan laba
rugi selisih kurs
atas pokok hutang
dan beban bunga?
Dividen yang diterima atau
diperoleh PT ABC bukan obyek
pajak sesuai dengan pasal 4 ayat
(3) huruf (f) UU PPh
Indonesia Singapore
PERLAKUAN PERPAJAKAN ATAS KEUNTUNGAN ATAU KERUGIAN SELISIH KURS YANG
TIMBUL DARI PINJAMAN DALAM MATA UANG ASING BAGI WAJIB PAJAK YANG
PENGHASILANNYA BUKAN MERUPAKAN OBYEK PAJAK

 Atas laba/rugi kurs yang timbul dari perbedaan kurs antara tanggal
pengakuan/perolehan utang dengan tanggal
pelunasan/pembayarannya, sejauh menyangkut pokok utang diakui
sebagai penghasilan atau biaya berdasarkan ketentuan umum.
 Demikian pula atas laba/rugi kurs yang berasal dari translasi saldo
pokok utang pada akhir tahun buku, diakui sebagai penghasilan atau
biaya berdasarkan ketentuan umum.
 Atas laba/rugi kurs yang berasal dari biaya bunga utang yang
dipergunakan untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan yang merupakan bukan obyek obyek pajak, tidak diakui
sebagai penghasilan atau biaya.
Referensi Rule: Peraturan Pemerintah Nomor 138 Tahun 2000
TRANSAKSI PINJAMAN YANG DILAKUKAN OLEH BENTUK USAHA TETAP
DENGAN KANTOR PUSATNYA

Marks
Corp.

Beri pinjaman

CANADA

INDONESIA
Membayar
cicilian utang +
bunga

BUT Marks
Indonesia
TRANSAKSI PINJAMAN YANG DILAKUKAN OLEH BENTUK USAHA TETAP
DENGAN KANTOR PUSATNYA

Pasal 5 ayat (3) UU PPh No.36 Tahun 2008, pembayaran bunga


kepada kantor pusat tidak diperbolehkan dibebankan sebagai biaya
dan pembayaran bunga yang diterima/diperoleh kantor pusat tidak
dianggap sebagai objek pajak, kecuali bunga yang berkenaan
dengan usaha perbankan.

Surat Edaran Dirjen Pajak No.08/PJ.42/2000 tanggal 18 April 2000


tentang Perlakuan PPh atas Laba/rugi Selisih Kurs atas Perkiraan
Hutang kepada Kantor Pusat bagi BUT, menegaskan bahwa
keuntungan/kerugian selisih kurs mata uang asing yang terjadi
akibat fluktuasi nilai rupiah pada perkiraan hutang kepada kantor
pusat suatu BUT tidak diperbolehkan untuk dibebankan sebagai
biaya atau diakui sebagai penghasilan bagi BUT yang bersangkutan.
Skema Transaksi Pinjaman  oleh WP yang selanjutnya digunakan untuk kegiatan yang tidak berhubungan dengan
kegiatan usaha

Bayar pokok + bunga pinjaman

PT XYZ Bank of
Bangun Tokyo

Pemberian pinjaman

Fasilitas
olahraga

Diperuntukkan bagi

Para
pegawai

Indonesia Jepang
KEUNTUNGAN KARENA SELISIH KURS – 2008 & SEBELUMNYA

 Keuntungan karena selisih kurs dapat disebabkan fluktuasi kurs mata uang
asing atau adanya kebijaksanaan Pemerintah di bidang moneter.
 Atas keuntungan yang diperoleh karena fluktuasi kurs mata uang asing,
pengenaan pajaknya dikaitkan dengan sistem pembukuan yang dianut oleh
Wajib Pajak dengan syarat dilakukan secara taat asas.
 Pilihan wajib pajak dalam memperlakukan hutang piutang dalam valuta asing
menurut perpajakan adalah:

1. Menggunakan kurs tengah


Apabila digunakan metode kurs tengah, maka setiap akhir periode
pembukuan dilakukan penilaian kembali saldo hutang piutang
dalam valuta asing berdasarkan kurs tengah BI pada tanggal
neraca. Konsekuensinya diakui adanya laba atau rugi selisih kurs
setiap akhir periode pembukuan Metode ini yang sama dengan
yang digunakan dalam akuntansi sesuai PSAK No.10 “ Transaksi
dalam mata uang asing”.
2. Menggunakan kurs tetap
Apabila digunakan metode kurs tetap, saldo hutang piutang valuta
asing pada akhir periode pembukuan tidak dilakukan penilaian
kembali, sehingga tidak perlu diakui adanya laba atau rugi selisih
kurs. Laba atau rugi selisih kurs baru diakui ketika terjadi realisasi
(pembayaran) atas hutang piutang tersebut. Hal akan
memyebabkan timbulnya beda sementara.
KEUNTUNGAN KARENA SELISIH KURS – 2009
DAN SETERUSNYA

Keuntungan yang diperoleh karena fluktuasi kurs mata uang asing diakui
berdasarkan sistem pembukuan yang dianut dan dilakukan secara taat
asas sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di
Indonesia.

TIDAK ADA Pilihan dan wajib pajak dalam memperlakukan selisih kurs
menurut perpajakan, HANYA dengan menggunakan kurs tengah.

Apabila digunakan metode kurs tengah, maka setiap akhir periode


pembukuan dilakukan penilaian kembali saldo hutang piutang dalam
valuta asing berdasarkan kurs tengah BI pada tanggal neraca.
Konsekuensinya diakui adanya laba atau rugi selisih kurs setiap akhir
periode pembukuan Metode ini yang digunakan dalam akuntansi
sesuai PSAK No.10 “ Transaksi dalam mata uang asing”.

Tidak ada perbedaan antara ketentuan perpajakan dan fiskal terkait saat
pengakuan laba rugi selisih kurs sejak tahun pajak 2009.
ILUSTRASI: PELAPORAN LABA/RUGI SELISIH KURS DALAM
SPT TAHUNAN PPh BADAN
Ilustrasi:
– PT XYZ, sebuah perusahaa dagang, menggunakan metode kurs
tengah BI untuk kepentingan fiskal dan pada laporan laba rugi
tahun 2007, terdapat penghasilan berikut:
Laporan L/R Nilai Koreksi Fiskal SPT Tahunan
Positif Negatif PPh Badan

Pendapatan Lain-Lain:
Laba Selisih Kurs – Akhir Tahun 1.000 - - 1.000
Laba Pembayaran Hutang Valas 985 - 985
Total 1.895 1.985
Note:
 Sepanjang WP Badan menggunakan metode kurs tengah BI dalam
pembukuannya maka tidak diperlukan lagi koreksi fiskal
 Koreksi fiskal dilakukan jika WP Badan menggunakan metode tengah BI dalam
pembukuan sedangkan untuk fiskal menggunakan metode kurs tetap.
KEUNTUNGAN KARENA SELISIH KURS
• PT. Butuh Duit adalah wajib pajak badan yang menggunakan tahun
kalender sebagai tahun buku / pajaknya. pada tanggal 15 November
2006 membeli/import barang modal seharga US $2.000.000,- dari
induknya, Rich Generous Inc. yang berkedudukan di Amerika.
• Rich Generous Inc. Memberikan fasilitas / kemudahan pembayaran
berupa penundaan pembayaran selama 1 tahun dan mengangsurnya 2
kali per-semester dimulai pada tanggal 14 Mei 2008. Sehingga PT. Butuh
Duit mengakuinya sebagai pinjaman berjangka 1,5 tahun atau jatuh
tempo 14 Mei 2008 dan 14 November 2008.
• Kurs tengah BI 15-11-2006 Rp 10.500,00
31-12-2006 Rp 10.400,00
31-12-2007 Rp 9.700,00
14-05-2008 Rp. 9.000,00
14-11-2008Rp 8.500,00
• Pertanyaan: Berapa laba rugi selisih kurs yang harus diakui sesuai
ketentuan perrpajakan atas transaksi dalam mata uang asing untuk
kasus diatas?
Jawaban:
Pembukuan berdasarkan Kurs tetap:
Pembebanan selisih kurs dilakukan pada saat terjadinya pembayaran utang
valas, tiap-tiap akhir tahun (31 Desember ) tidak adanya pengakuan selisih
Kurs.

15-11-2006 Pembelian dan Pembukuan Utang valas (kurs historis


Rp 10.500)
Mesin Rp 21.000.000.000,-
Hutang Valas Rp 21.000.000.000,-
14-05-2008 Pembayaran $1.000.000 (kurs realisasi Rp 9.000)
Hutang Valas Rp 10.500.000.000,-
Kas Rp.9.000.000.000,-
Laba selisih kurs Rp.1.500.000.000,-
14-11-2008 Pembayaran $ 1.000.000 (kurs realisasi Rp 8.500)
Hutang Valas Rp 10.500.000.000,-
Kas Rp.8.500.000.000,-
Laba selisih kurs Rp.2.000.000.000,-

Sehingga laba selisih kurs yang harus diakui pada tahun 2008 adalah
sebesar Rp.3.500.000.000,-. Seluruh selisih kus baru diakui pada
tahun 2008.
Jawaban:
Pembukuan berdasarkan Kurs Tengah BI: pada tiap-tiap akhir tahun
dapat mengakui rugi selisih kurs.
15-11-2006 Pembelian dan Pembukuan Utang valas
Mesin Rp 21.000.000.000,-
Hutang Valas Rp 21.000.000.000,-
31-12-2006 Penilaian utang valas ($ 2.000.000 x Rp.10.400,- =
Rp 20.800.000.000,-)
Hutang Valas Rp 200.000.000,-
Laba selisih kurs Rp 200.000.000,-
Sehingga laba selisih kurs yang harus diakui pada tahun 2006 adalah sebesar
Rp.200.000.000,-.

31-12-2007 Penilaian utang valas ($ 2.000.000 x Rp.9.700,-=


Rp 19.400.000.000,-)
Hutang Valas Rp 1.400.000.000,-
Laba selisih valas Rp 1.400.000.000,-
Sehingga laba selisih kurs yang harus diakui pada tahun 2007 adalah sebesar
Rp.1.400.000.000,-.

Continued
Continued
Jawaban:
14-05-2008 Pembayaran $ 1.000.000,- kurs BI Rp 9.000/$
Hutang Valas Rp.9.700.000.000,-
Kas Rp.9.000.000.000,-
Laba selisih kurs Rp. 700.000.000,-
14-11-2008 Pelunasan $ 1.000.000,-kurs BI Rp 8.500/$
Hutang Valas Rp.9.700.000.000,-
Kas Rp.8.500.000.000,-
Laba selisih kurs Rp.1.200.000.000,-
Sehingga laba selisih kurs yang harus diakui pada tahun 2008
adalah sebesar Rp.1.900.000.000,-.

Total keseluruhan selisih kurs yang timbul dari transaksi ini adalah
sebesar Rp.3.500.000.000 terdiri dari:
- Tahun 2006… Rp 200.000.000
- Tahun 2007… Rp 1.400.000.000
-- Tahun 2008… Rp 1.900.000.000
-Total Selisih Kurs Rp 3.500.000.000
Other case:

Pada tanggal 1 April 2003, PT MANDIRI membeli truk untuk distribusi barang dengan harga $
40.000 secara kredit. Karena penjual mobil merupakan mitra baik PT MANDIRI, maka PT
MANDIRI diberikan skema pembayaran yang sangat mudah yaitu membayar uang muka
sebesar 20% dari harga jual. Sisanya dibayar 2x angsuran yaitu pada tanggal 1 April 2006 dan
1 April 2006. PT MANDIRI menggunakan kurs tengah BI untuk pencatatan laba rugi selisih
kurs. Faktur Pajak diterbitkan oleh PKP Penjual pada saat paling lambat.

Tanggal Kurs Tengah BI Kurs KMK


1 April 2003 11.000 10.900
31 Mei 2003 11.500 10.500
31 Desember 2003 10.500 10.400
31 Desember 2004 9.700 9.600
1 April 2005 9.500 9.400
31 Desember 2005 9.800 9.700
1 April 2006 10.000 9.900
31 Desember 2006 9.600 9.500

1. Buatlah perhitungan laba rugi selisih kurs periode 1 April 2003 sd 31 Desember 2006!
2. Buatlah jurnal akuntansi atas pembayaran utang di atas periode 1 April 2003 sd 31 Desember
2006!
Perhitungan Laba Rugi Selisih Kurs
Items Tanggal Hutang ($) Kurs BI Rp/$ Hutang (Rp)
Saldo Awal 1 April 2003 32,000 11,000 352,000,000

Saldo Akhir 31 Desember 2003 32,000 10,500 336,000,000


Rugi (Laba) Selisih Kurs [ $ 32.000 x ( 10.500 - 11.000)] (16,000,000)

Saldo Akhir 31 Desember 2004 32,000 9,700 310,400,000


Rugi (Laba) Selisih Kurs [ $ 32.000 x ( 9.700 - 10.500)] (25,600,000)

Pembayaran 1 April 2005 16,000 9,500 152,000,000


Rugi (Laba) Selisih Kurs [ $ 16.000 x ( 9.500 - 9.700)] (3,200,000)

Saldo Akhir 31 Desember 2005 16,000 9,800 156,800,000


Rugi (Laba) Selisih Kurs [ $ 16.000 x ( 9.800 - 9.700)] 1,600,000

Pembayaran 1 April 2006 16,000 10,000 160,000,000


Rugi (Laba) Selisih Kurs [ $ 16.000 x ( 10.000 - 9.800)] 3,200,000

Saldo Akhir 31 Desember 2006 - - -


Rugi (Laba) Selisih Kurs
Jurnal Akuntansi Laba Rugi Selisih Kurs
Tanggal Jurnal Akuntansi Dr Kr
1 April 2003 Truk 440,000,000
PPN-Masukan 8,720,000
Kas 96,720,000
Hutang Valas 352,000,000

31 Mei 2003 PPN-Masukan 33,600,000


Kas 33,600,000

31 Desember 2003 Hutang - valas 16,000,000


Laba selisih kurs 16,000,000

31 Desember 2004 Hutang - valas 25,600,000


Laba selisih kurs 25,600,000

1 April 2005 Hutang - valas 155,200,000


Laba selisih kurs 3,200,000
kas 152,000,000

31 Desember 2005 Rugi Selisih Kurs 1,600,000


Hutang - valas 1,600,000

1 April 2006 Hutang - valas 156,800,000


Rugi selisih kurs 3,200,000
kas 160,000,000
Devaluasi atau Depresiasi luar biasa suatu mata uang
• Pada tahun 1997 PT XYZ menderita kerugian selisih kurs sebesar Rp15
milyar dan memilih untuk melakukan amortisasi selama 5 tahun dengan
nilai amortisasi per tahun sebesar Rp. 3 milyar. Selisih kurs tersebut telah
diamortisasikan mulai tahun 1997 dan 1998 dengan nilai sisa kerugian
selisih kurs yang belum diamortisasi sebesar Rp 9 milyar. Terhadap SPT
Tahunan PPh Badan tahun 1997 dan tahun 1998 telah diterbitkan
ketetapan pajak.
• Pertanyaan:
Apakah sisa kerugian selisih kurs tahun 1997 yang belum diamortisasikan
dapat diperhitungkan dengan keuntungan selisih kurs tahun pajak 1999
dan sisanya dapat diamortisasikan selama 3 tahun mulai tahun pajak
1999?
Devaluasi atau Depresiasi luar biasa suatu mata uang

Pembahasan
• Dasar hukum :
– Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 597/KMK.04/1997
– SE-54/PJ.42/1999
• Jawaban:
Terhadap sisa kerugian selisih kurs tahun 1997 yang belum habis
diamortisasikan sampai dengan akhir tahun pajak 1998, dapat
diperhitungkan terlebih dahulu dengan keuntungan selisih kurs tahun
pajak 1999 dan sisanya apabila masih ada diamortisasikan dalam jumlah
yang sama besar selama 3 (tiga) tahun mulai tahun pajak 1999.

You might also like