You are on page 1of 6

KETERANGAN

JUDUL PERCOBAAN ABSORBSI DAN EKSKRESI OBAT PADA MANUSIA

HARI, TANGGAL, WAKTU Kamis, 6 Januari 2011, Pukul 08.00 s.d 10.00

TUJUAN Memperlihatkan variasi kecepatan absorbs & eksresi obat yang diberikan secar

LANDASAN TEORI Farmakokinetik adalah proses pergerakan obat untuk mencapai kerja ob
nasib obat dalam tubuh. Empat proses yang termasuk di dalamnya adalah: ab
distribusi, metabolisme (atau biotransformasi), dan ekskresi (atau eliminasi).

Absorpsi

Absorpsi adalah pergerakan partikel-partikel obat dari saluran gastroin


ke dalam cairan tubuh melalui absorpsi pasif, absorpsi aktif, atau pino
Kebanyakan obat oral diabsorpsi di usus halus melalui kerja permukaan vili m
yang luas. Jika sebagain dari vili ini berkurang, karena pengangkatan sebagi
usus halus, maka absorpsi juga berkurang. Obat-obat yang mempunyai dasar p
seperti insulin dan hormon pertumbuhan, dirusak di dalam usus halus oleh
enzim pencernaan. Absorpsi pasif umumnya terjadi melalui difusi (pergerak
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah). Dengan proses difusi, obat
memerlukan energi untuk menembus membran. Absorpsi aktif membutuhkan
(pembawa) untuk bergerak melawan perbedaan konsentrasi. Sebuah enzim
protein dapat membawa obat-obat menembus membran. Pinositosis berarti me
obat menembus membran dengan proses menelan
Membran gastrointestinal terutama terdiri dari lipid (lemak) dan p
sehingga obat-obat yang larut dalam lemak cepat menembus me
gastrointestinal. Obat-obat yang larut dalam air membutuhkan karier, baik
enzim maupun protein, untuk melalui membran. Partikel-partikel besar men
membran jika telah menjadi tidak bermuatan (nonionized, tidak bermuatan
atau negatif). Obat-obat asam lemah, seperti aspirin, menjadi kurang bermu
dalam lambung, dan aspirin melewati lambung dengan mudah dan cepat.
hidroklorida merusak beberapa obat, seperti penisilin G; oleh karena itu, p
oral diperlukan dalam dosis besar karena sebagian hilang akibat cairan lambun
Absorpsi obat dipengaruhi oleh aliran darah, rasa nyeri, stres, kel
makanan dan pH. Sirkulasi yang buruk akibat syok, obat-obat vasokonstrikto
penyakit yang merintangi absorpsi. Rasa nyeri, stres, dan makanan yang padat,
dan berlemak dapat memperlambat masa pengosongan lambung, sehingga oba
lama berada di dalam lambung. Latihan dapat mengurangi aliran darah
mengalihkan darah lebih banyak mengalir ke otot, sehingga menurunkan sirku
saluran gastrointestinal.
Obat-obat yang diberikan secara intramuskular dapat diabsorpsi lebih c
otot-otot yang memiliki lebih banyak pembuluh darah, seperti deltoid, daripad
otot yang memiliki lebih sedikit pembuluh darah, sehingga absorpsi lebih
pada jaringan yang demikian. Beberapa obat tidak langsung masuk ke dalam si
sistemik setelah absorpsi tetapi melewati lumen usus masuk ke dalam hati, m
vena porta. Di dalam hati, kebanyakan obat dimetabolisasi menjadi bentuk yan
aktif untuk diekskresikan, sehingga mengurangi jumlah obat yang aktif Prose
mana obat melewati hati terlebih dahulu disebut sebagai efek first-pass, ata
pass hepatik. Contoh-contoh obat-obat dengan metabolisme first-pass adalah w
(Coumadin) dan morfm. Lidokain dan nitrogliserin tidak diberikan secar
karena kedua obat ini mengalami metabolisme first-pass yang luas, se
sebagian besar dar dosis yang diberikan akan dihancurkan.

Distribusi

Distribusi adalah proses di mana obat menjadi berada dalam cairan tub
jaringan tubuh. Distribusi obat dipengaruhi oleh aliran darah, afinitas (ke
penggabungan) terhadap jaringan,dan efek pengikatan dengan protein.
Ketika obat didistribusi di dalam plasma, kebanyakan berikatan
protein (terutama albumin) dalam derajat (persentase) yang berbeda-beda. Oba
yang lebih besar dari 80% berikatan dengan protein dikenal sebagai obat-oba
berikatan dengan tinggi protein. Salah satu contoh obat yang berikatan tinggi
protein adalah diazepam (Valium): yaitu 98% berikatan dengan protein. Aspir
berikatan dengan protein clan termasuk obat yang berikatan sedang dengan p
Bagian obat yang berikatan bersifat inaktif, dan bagian obat selebihnya yan
berikatan dapat bekerja bebas. Hanya obat-obat yang bebas atau yang tidak be
dengan protein yang bersifat aktif dan dapat menimbulkan respons farmak
Dengan menurunnya kadar obat bebas dalam jaringan, maka lebih banyak ob
berada dalam ikatan dibebaskan dari ikatannya dengan protein untuk m
keseimbangan dari obat yang dalam bentuk bebas.
Jika ada dua obat yang berikatan tinggi dengan protein diberikan be
sama maka terjadi persaingan untuk mendapatkan tempat pengikatan dengan p
sehingga lebih banyak obat bebas yang dilepaskan ke dalam sirkulasi. Demikia
kadar protein yang rendah menurunkan jumlah tempat pengikatan dengan p
sehingga meningkatkan jumlah obat bebas dalam plasma. Dengan demikian
hal ini dapat terjadi kelebihan dosis, karena dosis obat yang diresepkan
berdasarkan persentase di mana obat itu berikatan dengan p
Jadi penting sekah untuk memeriksa persentase pengikatan dengan prote
semua obat-obat yang diberikan kepada klien untuk menghindari kemun
toksisitas obat. Seorang perawat juga harus memeriksa kadar protein plasm
albumin plasma klien karena penurunan protein (albumin) plasma akan menu
tempat pengikatan dengan protein, sehingga memungkinkan lebih banyak oba
dalam sirkulasi. Tergantung dari obat (obat-obat) yang diberikan, akibat dari
dapat mengancam nyawa.
Abses, eksudat, kelenjar dan tumor juga mengganggu distribus
Antibiotika tidak dapat didistribusi dengan baik pada tempat abses dan e
Selain itu, beberapa obat dapat menumpuk dalam jaringan tertentu, seperti
tulang, hati, mata, dan otot.
Ekskresi, atau Eliminasi

Rute utama dari eliminasi obat adalah melalui ginjal, rute-rute lain m
empedu, feses, paru-paru, saliva, keringat, dan air susu ibu. Obat bebas, yan
berikatan, yang larut dalam air, dan obat-obat yang tidak diubah, difiltrasi oleh
Obat-obat yang berikatan dengan protein tidak dapat difiltrasi oleh ginjal. Seka
dilepaskan ikatannya dengan protein, maka obat menjadi bebas dan akhirny
diekskresikan melalui urin.
pH urin mempengaruhi ekskresi obat. pH urin bervariasi dari 4,5 sam
Urin yang asam meningkatkan eliminasi obat-obat yang bersifat basa lemah. A
suatu asam lemah, dieksresi dengan cepat dalam urin yang basa. Jika ses
meminum aspirin dalam dosis berlebih, natrium bikarbonat dapat diberikan
mengubah pH urin menjadi basa. Juice cranberry dalam jumlah yang banyak
menurunkan pH urin, sehingga terbentuk urin yang asam.
FARMAKOKINETIK

You might also like