Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Agus Lithanta
Guru SDN Mangunharjo V
IPTEK yang sangat pesat, maka peningkatan kualitas-kualitas sumber daya manusia
nasional. Oleh sebab itu, upaya tersebut mutlak harus mendapat perhatian yang
pemikiran yang matang. Wadah yang tepat bagi upaya peningkatan kualitas sumber
daya manussia adalah pendidikan. Ada beberapa indikator dalam peningkatan mutu
1
pendidikan antara lain melalui peningkatan kinerja guru dan peningkatan mutu
pelajaran yang melibatkan MBS, Pakem, serta peran serta masyarakat (PSM).
pembelajaran yang kondusif, yaitu pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan
secara optimal.
Quantum learning bahwa agar efektif belajar dapat dan harus menyenangkan. Untuk
membuat siswa menyenangi suatu mata pelajaran yang diajarkan, guru dituntut
optimal sumber daya dan sumber dana yang ada. Di sinilah tantangan bagi guru agar
Matematika yang merupakan salah satu mata pelajaran yang paling tidak
disukai anak-anak menuntut seorang guru yang betul-betul kreatif dan inovatif dalam
merupakan mata pelajaran yang berisi simbol-simbol dan sarat verbalisme merupakan
tantangan tersendiri bagi guru matematika. Terutama di sekolah dasar siswa harus
konsep dasar. Siswa sekolah dasar secara psikologi empat puluh persennya masih
suka bermain. Guru harus masuk pada dunia anak untuk menemukan formulasi
konsep terhadap siswa. Penguasaan guru terhadap materi pelajaran, kemampuan guru
dalam memilih dan menggunakan metode pembelajaran serta kemampuan guru dalam
Terilhami oleh suatu ungkapan “saya mendengar lalu saya lupa, saya
melihat lalu saya ingat, saya berbuat lalu saya mengerti”, maka penulis berasumsi
bahwa pemakaian media pembelajaran menjadikan anak bisa melihat dan berbuat
tidak hanya mendengar. Oleh karena itu, dalam tulisan ini penulis memperkenalkan
sebuah media pembelajaran yang berupa alat peraga perkalian model matrik. Dengan
alat peraga perkalian ini siswa bisa bermain dengan angka-angka untuk dicari hasil
kalinya. Di sisi lain, dengan karya tulis ini penulis ingin meningkatkan minat belajar
matematika membosankan.
3
Teori Belajar Matematika
termuat dalam pokok bahasan yang diajarkan, di samping hubungan yang terkait
alat peraga tersebut, siswa dapat melihat langsung bagaimana keteraturan serta pola
yang terdapat dalam benda yang diperhatikannya. Keteraturan tersebut kemudian oleh
siswa dihubungkan dengan keteraturan intuitif yang telah melekat pada dirinya.
belajar secara penuh. Lebih disukai lagi bila proses ini berlangsung di tempat yang
khusus, yaitu tempat yang dilengkapi dengan objek-objek untuk dimanipulasi siswa.
Sejak tahun 50-an sampai tahun 70-an tidak kurang dari 20 rangkuman
paling lengkap adalah rangkuman Dr. Higgins dan Dr.Suydan tahun 1976, yang
4
1) Pada umumnya penelitian itu berkesimpulan bahwa pemakaian alat peraga
prestasi siswa.
belajar dengan alat peraga terhadap yang tidak memakai. Besarnya persentase
yang menyatakan bahwa penggunaan alat peraga itu paling tidak hasil
belajarnya sama dengan yang tidak menggunakan alat peraga adalah 90%.
4) Ditemukan sedikit bukti bahwa manipulasi alat peraga itu hanya berhasil
Ada beberapa fungsi atau manfaat dari penggunaan alat peraga dalam
1) Dengan adanya alat peraga, anak-anak akan lebih banyak mengikuti pelajaran
semakin besar. Anak akan terangsang, senang, tertarik, dan bersikap positif
siswa pada tingkat-tingkat yang lebih rendah akan lebih mudah memahami
dan mengerti.
3) Alat peraga dapat membantu daya tilik ruang, karena tidak membayangkan
5
melalui gambar dan benda-benda nyatanya akan terbantu daya tiliknya
yang ada di sekitarnya, atau antara ilmu dengan alam sekitar dan masyarakat.
bentuk model matematika dapat dijadikan objek penelitian dan dapat pula
Alat peraga untuk menerangkan konsep matematika itu dapat berupa benda
nyata dan dapat pula berupa gambar atau diagramnya. Alat peraga yang berupa
tidak dapat disajikan dalam bentuk tulisan atau buku. Karenanya untuk bentuk tulisan
kita buat gambarnya atau diagramnya tetapi tetap masih memiliki kelemahan karena
Alat peraga perkalian model matrik ini dapat dibuat dari papan atau triplek
dan bisa pula dari kertas yang tebal. Kemudian dibuat kolom-kolom seperti matrik.
Selanjutnya alat peraga ini dibentuk sedemikian rupa sehingga bisa ditempeli angka-
angka. Untuk lebih jelas lagi model alat peraga yang dimaksud tergambar seperti
berikut:
6
1 2 3 4 X
a 8 9 10 11 5
b 12 13 14 15 6
c 16 17 18 19 7
d e f g
Keterangan:
- Untuk bilangan yang hasil kalinya hanya satu angka maka diberi nol
Contoh: 1 X 8 = 08
Berikut ini akan disajikan contoh soal untuk perkalian dua angka
Misalnya : 78 X 59
7
7 8 X
3 4
4 5
5 0
6 7
6 9
3 2
0 2
Alat peraga perkalian model matrik ini sangat cocok untuk digunakan pada siswa
kelas rendah, sebab siswa akan belajar perkalian sambil bermain. Di sisi yang lain,
siswa akan menghafal perkalian 1 sampai dengan sepuluh tanpa terkesan dipaksakan.
Seperti yang pernah dilakukan oleh peneliti sendiri dengan menggunakan alat peraga
perkalian model matrik ini proses pembelajaran menjadi lebih hidup, baik dari segi
atau langkah-langkah antara lain kegiatan awal (pendahuluan), kegiatan inti, dan
Jenis-jenis kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan awal ini antara lain :
8
a. Penyampaian tujuan pembelajaran
7 x 7 = …….
6 x 9 = …….
Kegiatan inti pada pertemuan ini difokuskan pada pemahaman siswa tentang
penggunaan alat peraga perkalian model matrik. Kegiatan yang dilakukan pada
a. Guru menerangkan cara penggunaan alat peraga perkalian model matrik yang
b. Siswa diminta membuat satu soal perkalian dua bilangan dan menuliskannya
1 5 3 4 X
9
d. Dengan bimbingan guru siswa secara bergantian mengisikan hasil perkalian
1 5 3 4 X
0 3 1 2
6
6 0 8 4
0 3 2 2
7
7 5 1 8
0 4 2 3
8
8 0 4 2
e. Dengan bimbingan guru siswa menjumlahkan hasil akhir pada kotak kolom
1 5 3 4 X
0 3 1 2
1 6
6 0 8 4
0 3 2 2
0 7
7 5 1 8
0 4 2 3
4 8
8 0 4 2
0 0 5 2
10
f. Setelah paham betul siswa dibagi menjadi 3 kelompok. Setiap anggota dari
perkalian yang soalnya dibuat oleh siswa sendiri. Ketua kelompok yang
dipilih anggota oleh guru ditunjuk menjadi tutor sebelum diadakan kompetisi.
Jadi, teman yang kurang paham ada kesempatan bertanya kepada tutornya.
g. Guru memilih salah satu anggota dari setiap anggota kelompok untuk
berkompetisi di depan kelas sebagai wakil dari timnya. Salah seorang siswa
dalam buku. Murid membuat soal perkalian dalam buku untuk kemudian
Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh guru pada kegiatan akhir ini antara lain :
pembelajaran
11
Kesimpulan
3) Untuk siswa kelas rendah alat peraga perkalian model matrik ini sangat efektif
Saran-saran
yang paling tidak disukai siswa, maka hendaklah seorang guru mampu
12
Daftar Pustaka
Lithanta, Agus. 2003. Penggunaan Alat Peraga Perkalian Teknik John Napier
sebagai Media Pembelajaran Matematika.
13