You are on page 1of 18

Hubungan Internasional dan

Organisasi Internasional
Anggota :
• Aprilliana Dwi Putri
• Finanti Puja Dwikasih
• Annisa Ulhusna Yasman
• Rizsa Ayunir Almadina
• M.Rizky
• Raynaldo Richard Thomas Panjaitan
• Leonardo Pardede
Indikator

5. Mendeskripsikan makna politik luar negeri


Indonesia yang bebas aktif

6. Menganalisis kebijakan politik luar negeri


Indonesia
Mendeskripsikan makna politik luar negri
Indonesia yang bebas aktif
• Sifat politik luar negeri negara Republik Indonesia yang bebas aktif mengandung makna sebagai berikut :

Artinya kita bebas menentukan sikap dan


pandangan kita terhadap masalah-masalah
internasional dan terlepas dari ikatan
I kekuatan-kekuatan raksasa dunia yang secara
N BEBAS ideologis bertentangan (Timur dengan
D komunisnya dan Barat dengan liberalnya).
O POLITIK
N LUAR
NEGERI
E
S Artinya kita dalam politik luar negeri senantiasa
I AKTIF aktif memperjuangkan terbinanya perdamaian
A dunia. Aktif memperjuangkan terbinanya
perdamaian dunia. Aktif memperjuangkan
kebebasan dan kemerdekaan, aktif
memperjuankan ketertiban dunai, dan aktif ikut
serta menciptakan keadilan sosial dunia.
• Bebas aktif, antiimperialisme dan kolonialisme dalam segala
bentuk menifestasinya dan ikut serta melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.

• Mengabdi kepada kepentingan nasional dan amanat penderitaan


rakyat. Politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif diabdikan
kepada kepentingan nasional, terutama untuk kepentingan
stabilitas dan kelancaran pembangun di segala bidang.
Menganalisis kebijakan politik luar negeri
Indonesia
• Kebijakan luar negeri suatu negara, yang juga disebut kebijakan hubungan
internasional, adalah serangkaian sasaran yang menjelaskan bagaimana
suatu negara berinteraksi dengan negara lain di bidang-bidang ekonomi,
politik, sosial, dan militer; serta dalam tingkatan yang lebih rendah juga
mengenai bagaimana negara berinteraksi dengan organisasi-organisasi non-
negara. (sumber : id.wikipedia.org)

• Berikut adalah bebarapa kebijakan politik luar negeri Indonesia yang


bersumber dari www.deplu.go.id :
– ASEAN
– KERJASAMA BILATERAL
– KERJASAMA REGIONAL
– KERJASAMA MULTILATERAL
– ORGANISASI INTERNASIONAL
– ISU-ISU KHUSUS
ASEAN

• Asosiasi Bangsa Bangsa Asia Tenggara atau ASEAN didirikan


pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok oleh lima Negara
Anggota, yaitu, Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan
Thailand. Brunei Darussalam bergabung pada tanggal 8
Januari 1984, Vietnam pada tanggal 28 Juli 1995, Laos dan
Myanmar pada tanggal 23 Juli 1997, dan Kamboja pada
tanggal 30 April 1999.
Kerjasama Bilateral
• Dalam menjalin hubungan Internasioal Indonesia senantiasa
mempromosikan bentuk kehidupan masyarakat yang menjunjung tinggi
nilai-nilai saling menghormati, tidak mencampuri urusan dalam negeri
negara lain, penolakan penggunaan kekerasan serta konsultasi dan
mengutamakan konsensus dalam proses pengambilan keputusan.
• Saat ini Indonesia telah menjalin kerjasama bilateral dengan 162 negara
serta satu teritori khusus yang berupa non-self governing territory.
Negara-negara mitra kerjasama Indonesia ini terbagi dalam delapan
kawasan. Informasi tentang hubungan bilateral Indonesia dengan
negara-negara tersebut dapat dilihat pada halaman situs ini.
• Contoh dari kerjasama bilateral :

– Persetujuan Republik Indonesia dan Republik Cina mengenai soal Dwi


kewarganegaraan telah disahkan pada tanggal 11 Januari 1958 dengan
keluarnya Undang-Undang No.2 Tahun 1958.

– Perjanjian RI-Malaysia tentang pnentapan garis landas kontinen kedua


negara(diselat malaka dan laut cina selatan) ditandatangani pada
tanggal 27 Oktober 1969 dan mulai berlaku tanggal 7 November 1969.
Kerjasama Regional
• Untuk memastikan tercapainya tujuan nasional Indonesia, Departemen Luar Negeri

menekankan pada kerja sama diplomatik dengan negara-negara di dunia

internasional dalam seri lingkaran konsentris (concentric circles) yang terdiri dari:

Lingkaran pertama adalah Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) yang

merupakan pilar utama bangsa Indonesia dalam menjalankan politik luar negerinya.

Kemudian yang berada pada lingkaran konsentris kedua adalah ASEAN + 3

(Jepang, China, Korea Selatan). Di luar hal tersebut, Indonesia juga mengadakan

hubungan kerja sama yang intensif dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa yang

merupakan partner utama ekonomi Indonesia. Dalam lingkaran konsentris yang

ketiga, Indonesia mengakui pentingnya menggalang kerja sama dengan like-

minded developing countries. 


• Daftar Kerjasama Regional
• ARF
 ACD • AMED
 IMT-GT • APEC
 IOR-ARC • BIMP-EAGA
 NAASP • CTI
 PIF • FEALAC
• Asia-Europe Meeting
 SwPD
(ASEM)
 Uni Eropa • IOR-ARC
Kerjasama Multilateral
• Peraturan Presiden No. 7 Tahun 2005 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2004-2009 Bab 8 tentang
Pemantapan Politik Luar Negeri dan Peningkatan Kerjasama
Internasional.

Sasaran
Semakin meningkatnya peranan Indonesia dalam hubungan
internasional dan dalam menciptakan perdamaian dunia, serta
pulihnya citra Indonesia dan kepercayaan masyarakat
internasional serta mendorong terciptanya tatanan dan kerjasama
ekonomi regional dan internasional yang lebih baik dalam
mendukung pembangunan nasional.
• Program   OIC
 Colombo Plan
 D-8
 Pemantapan Politik Luar
Negeri dan Optimalisasi  G-15
Diplomasi Indonesia.  G20
 Peningkatan Kerjasama  NAM
Internasional  G-77 and China
 Penegasan Komitmen  Perserikatan Bangsa-
Perdamaian Dunia Bangsa
 Daftar Kerjasama  WTO (Tourism)
Multilateral
Organisasi Internasional

• Kebijakan umum Pemri pada organisasi-organisasi internasional didasarkan


pada Peraturan Presiden No. 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Tahun 2004-2009, Bab 8 tentang Pemantapan
Politik Luar Negeri dan Peningkatan Kerjasama Internasional. Melalui
penetapan RJPM, Pemerintah berusaha meningkatkan peranan Indonesia
dalam hubungan internasional dan dalam menciptakan perdamaian dunia
serta mendorong terciptanya tatanan dan kerjasama ekonomi regional dan
internasional yang lebih baik dalam mendukung pembangunan nasional.
• Prioritas politik luar negeri Indonesia dalam 5 tahun ke depan dituangkan dalam 3
program utama yaitu program pemantapan politik luar negeri dan optimalisasi
diplomasi Indonesia, program peningkatan kerjasama internasional yang bertujuan
untuk memanfaatkan secara optimal berbagai potensi positif yang ada pada forum-
forum kerjasama internasional dan program penegasan komitmen terhadap perdamaian
dunia.

• Sesuai dengan Keppres No. 64 tahun 1999, keanggotaan Indonesia pada organisasi
internasional diamanatkan untuk memperoleh manfaat yang maksimal bagi kepentingan
nasional, didasarkan pada peraturan perundangan yang berlaku dan memperhatikan
efisiensi penggunaan anggaran dan kemampuan keuangan negara.
Keanggotaan Indonesia pada OI diharapkan dapat memberikan
manfaat yaitu antara lain
• secara Politik : dapat mendukung proses demokratisasi, memperkokoh persatuan
dan kesatuan, mendukung terciptanya kohesi sosial, meningkatkan pemahaman
dan toleransi terhadap perbedaan, mendorong terwujudnya tata pemerintahan yang
baik, mendorong pernghormatan, perlindungan dan pemajuan HAM di Indonesia;

• secara ekonomi dan keuangan : mendorong pertumbuhan dan stabilitas ekonomi


yang berkelanjutan,  meningkatkan daya saing, meningkatkan kemampuan iptek,
meningkatkan kapasitas nasional dalam upaya pencapaian pembangunan nasional,
mendorong peningkatan produktivitas nasional, mendatangkan bantuan teknis,
grant dan bantuan lain yang tidak mengikat;
• secara Sosial Budaya : menciptakan saling pengertian antar bangsa, meningkatkan derajat

kesehatan, pendidikan, mendorong pelestarian budaya lokal dan nasional, mendorong

upaya perlindungan dan hak-hak pekerja migran; menciptakan stabilitas nasional, regional

dan internasional;

• segi kemanusiaan : mengembangkan early warning system di wilayah rawan bencana,

meningkatkan capacity building di bidang penanganan bencana, membantu proses

rekonstruksi dan rehabilitasi daerah bencana; mewujudkan citra positif Indonesia di

masyarakat internasional, dan mendorong pelestarian lingkungan hidup dan mendorong

keterlibatan berbagai pihak dalam usaha-usaha pelestarian lingkungan hidup.


Isu-Isu Khusus
• Isu-isu khusus disini adalah, hal-hal khusus yang mempengaruhi Indonesia dan

internasional, yang memerlukan kebijakan dari pemerintah.

• Contoh-contoh dari isu-isu tersebut adalah :

– Ketahanan energi

– Perkembangan situasi terkini di Papua

– Kerjasama teknik

– Komisi kebenrana dan persahabatan (KPP) Indonesia-Timor Leste

– Perlucutan senjata dan non proliferasi kimia

– Indonesia dan dewan HAM PBB

– Penanggulangan terorisme, dsb


• Terima Kasih 

You might also like