You are on page 1of 8

TUGAS PAPER

MATA KULIAH KEBIJAKAN ENERGI

oleh:
Mustofa Argiyan Saputro
07/252814/TK/33182

JURUSAN TEKNIK FISIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2011
Kebijakan Pengembangan dan Pengaplikasian
Photovoltaic Serta Mobil Listrik di Kota -kota Besar di Indonesia

Mustofa Argiyan Saputro


Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada,
Jl. Grafika 2, Yogyakarta, 55281, Indonesia
mustofa.as@gmail.com

Abstrak

Energi merupakan hal yang sangat fundamental dalam mepertahankan hidup yang
dimana sekarang ini terjadi krisis energi termasuk di Indonesia. Krisis energi terjadi akibat
pemakaian sumber energi terfokus pada energi fosil dan pemakain yang berlebihan. Apabila hal
ini dibiarkan sangat memungkinkan terjadi banyak masalah di segala sektor yang akan sangat
menganggu kestabilan Bangsa dan Negara.
Indonesia dengan berbagai jenis sumber energi, meskipun tidak banyak
dibandingkan dengan cadangan dunia hendaknya wajib bersyukur. Namun apabila
diperhatikan bahwa jumlah penduduk Indonesia juga cukup banyak, maka cadangan per-
kapita ternyata tidak cukup besar. Oleh karena itu perlu kecermatan dalam mengelola sumber
energi tersebut dan lebih mementingkan kebutuhan penduduk dalam negeri daripada di ekspor.
Polemik dari krisis energi dan dampak buruk dari penggunaan energi fosil yang
berlebihan menjadikan energi terbarukan merupakan suatu solusi yang dapat dijadikan untuk
mengatasi krisis energi di Indonesia. Selain sumber yang besar dan potensial, energi terbarukan
merupakan energi yang ramah lingkungan serta dapat diaplikasikan untuk daerah-daerah yang
terpencil sehingga terjadi ditribusi keadilan yang merata.
Banyak tantangan dalam mengaplikasikan energi terbarukan yang diantaranya antara
lain efesiensi energi terbarukan itu sendiri serta modal/biaya yang cukup besar karena peran dan
kesadaran masyarakat, industri, dan pemerintah belum begitu optimal.

Kata kunci : energi, krisis energi, Indonesia, energi terbarukan, tantangan


1. Pendahuluan
Energi lazim dikonsepsikan sebagai daya atau tenaga yang dapat dimanfaatkan
untuk melakukan bermacam-macam kegiatan yang berhubungan dengan listrik,
mekanik dan panas. Energi lazim disediakan dan didayagunakan (utilisation) untuk
memenuhi kebutuhan rumah tangga (residential), mendukung kegiatan bisnis dan
industri (industrial), dan sebagai barang yang diperdagangan (commercial).
Kebutuhan energy dunia dewasa ini semakin tahun semakin naik. Kondisi ini
juga dipengaruhi konsumsi energy dari negara -negara berkembang seperti Indonesia.
Dengan energy fosil masih sebagai primer tentu memberikan permasalahan tersendiri
bagi dunia salah satunya pemanasan global.
Kenaikan penggunaan energy dari tahun ketahun dapat di lihat dalam diagram berikut
ini.

1.819 kg

849 kg

Gambar 1. Pemakaian energy per kapita


Permasalahan energi akan terus dihadapi seluruh bangsa di dunia, termasuk
Indonesia. Kenyataan bahwa cadangan energi menipis tak bisa lagi dimungkiri di sisi
lain pertumbuhan penduduk mengalami peningkatan. Terbukti, Indonesia kini sudah
jadi pengimpor minyak. Pemerintah pun telah menaikkan tarif dasar listrik (TDL) dan
akan mengurangi subsidi bahan bakar minyak (BBM). Itu membuktikan, persoalan
energi ada di depan mata dan memerlukan penyelesaian sesegera mungkin untuk
menghindari kiamat energi.
2. Permasalahan Energi di Indonesia
Indonesia merupakan salah satu dengan penduduk terbesar di dunia dengan
jumlah penduduk hampir 237.556.365 orang berdasarkan hasil sensus 2010 oleh BPS.
Jelas semua orang tersebut membutuhkan energi untuk bertahan hidup. Salah satu
sektor energi yang cukup mendapat perhatian untuk dilakukan efisiensi dan pencarian
sumber alternatif energi primernya adalah sektor energi listrik. Karena walaupun energi
listrik merupakan bentuk energi sekunder, namun energi ini sangat erat hubungannya
dengan tingkat kesejahteraan dan pertumbuhan industri. Fakta menunjukkan, elastisitas
energi kita masih tinggi, yaitu 1,6 (2008). Elastisitas energi menggambarkan rasio
antara penggunaan energi dan produk domestik bruto (PDB).
Artinya, kita masih menjadi negara yang boros dalam penggunaan energi. Walau fakta
lain juga menunjukkan konsumsi energi per kapita kita masih rendah ketimbang negara
tetangga. Sebagai gambaran, Data dari dokumen HDI (Human Development
Index) tahun 2005 menyebutkan bahwa konsumsi tenaga listrik/orang di Indonesia
masih 463 kWh/cap. Angka ini masih di bawah negara tetangga kita Malaysia,
(3.234 kWh/cap), Thailand (1.860kWh/cap), Filipina (610 kWh/cap), dan Singapura
(7.961 kWh/cap).
Sumberdaya energi primer baik energi fosil maupun energi terbarukan yang ada
di Indonesia saat ini dapat ditunjukkan dalam tabel berikut.

Tabel 1. Sumber Energi Primer di Indonesia (Tahun 2005)

Tabel 2. Sumber Energi Terbarukan di Indonesia (Tahun 2005)


Studi perencanaan energi yang dilakukan pada tahun 2003/2004 terdiri atas
empat tahap perhitungan yaitu mengembangkan sebuah skenario yang realistik,
membuat proyeksi kebutuhan (demand), membuat rencana pengembangan pembangkit
listrik, membuat kesetimbangan energi yang mempertemukan kebutuhan dan
pasokan (supply) berdasar prinsip market equilibrium. Studi ini memperkirakan
pertumbuhan penduduk rerata 1,4% per tahun atau dari 212 juta tahun 2002 menjadi
273 juta pada tahun 2020. Sedangkan pertumbuhan ekonomi diasumsikan rerata
sekitar 6% pertahun. Harga minyak bumi diasumsikan 25 US$/barrel di awal
studi dan meningkat menjadi 28 $/barrel, harga batubara 24 US$/ton dan meningkat
menjadi 27 US$/ton, harga gas adalah 2.2 US$/MMBTU (FOB) dengan peningkatan
sesuai harga minyak dan dengan discount rate 10%.
Hasil proyeksi kebutuhan energi (demand) dan hasil proyeksi penyediaan energi
(supply) adalah sebagai berikut.

Gambar 2. Proyeksi Kebutuhan Energi Final Nasional per Sektor (GWth)


Kebutuhan energy yang semakin bertambah seiring bertambahnya penduduk di
Indonesia menjadikan problematika tersendiri terhadap eksistensi Indonesia terhadap
masyarakat dunia mengingat cadangan fosil yang semakin menipis. Selain itu
penggunaan energy fosil berlebihan menyebabkan perubahan iklim( global warming)
yang baru terasa dan disadari akhir-akhir ini.
3. Emisi Karbon Indonesia
Indonesia memiliki cadangan minyak, gas, dan batubara yang cukup signifikan
saat ini. Gas yang ada saat ini akan dapat di produksi sampai 70 tahun mendatang,
dalam tingkat produksi saat ini (EUSAI, 2001). Sementara itu batubara akan menjadi
energi andalan untuk konsumsi dalam negeri Indonesia (dapat di produksi sampai 500
tahun ke depan dalam tingkat produksi saat ini). Sementara itu energi minyak hanya
akan bertahan dalam 17 tahun ke depan setelah tahun 2000.
Konsumsi energi Indonesia di dominasi oleh energi dari bahan bakar fosil, yaitu
sekitar 3,9 quadrillion British thermal unit (BTU) atau sekitar 95 persen dari total
konsumsi energi Indonesia (DGEED, 2000). Minyak sampai saat ini mendominasi
pemakaian energi Indonesia, sekitar 56% dari total energi pada tahun 2000. Selanjutnya
gas yang dikonsumsi adalah sebesar 31% dan batubara sebesar 8% dari total konsumsi
energi Indonesia (IEA, 2000).
Pada tahun 2000, total emisi CO2 dari kebutuhan energi Indonesia adalah sebesar
62 juta metrik ton karbon, 42% adalah berasal dari energi industri (termasuk
pembangkit listrik), tingkat laju pertumbuhan CO2 dari sumber ini adalah sebesat 7%
per tahun (sumber yang lainnya rata-rata sebesar 3,3% per tahun). Selanjutnya 25% dari
sektor
industri, 24% dari sektor transportasi, dan 9% berasal dari rumah tangga (SME-ROI,
1996). Menurut model MERGE, emisi dari konsumsi energi primer Indonesia adalah
sebesar 64 juta metrik ton karbon (Gambar 1). Emisi karbon dari sektor energi ini
meningkat secara substansial sampai mencapai puncaknya pada tahun 2060, emisi
mencapai sekitar 158 juta metrik ton karbon. Selanjutnya peran energi bebas emisi
(Susandi, 2004) akan mendominasi pada periode selanjutnya di pasaran energi
Indonesia
untuk menggantikan energi fosil. Pada akhir periode abad 21, emisi akan turun secara
gradual dan mencapai 110 juta metrik ton karbon (Gambar 1).
4. Photovoltaic
5. Mobil Listrik
6. Peluang dan Tantangan
7. Kebijakan Yang Diperlukan
8. Kesimpulan
9. Daftar Pustaka
Gambar 3. Pengembangan Energi Terbarukan Secara Simulatan
Gambar 3. Pengembangan Energi Terbarukan Secara Simulatan

Daftar Pustaka
1) Donald G. Newnan, Ted G. Eschenbach ,Jerome P. Lavelle, (2004) , Engineering
Economic Analysis Ninth Edition, Oxford University Press. New York

2) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun. (2006), Tentang Kebijakan


Energi Nasional

3) Kementerian Negara Riset dan Teknologi, (2006), Buku Putih Penelitian


Pengembangan Dan Penerapan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Energi Baru Dan
Terbarukan Untuk Mendukung Keamanan Ketersediaan Energi Tahun 2005 – 2025,
Jakarta

4) Sunyoto Usman, Kebijakan Pengembangan Energi Terbarukan, Management of


Infrastructure and Community Development/MICD Postgraduate School, Unversitas
Gadjah Mada

5) Republik Indonesia http://Harian-global.com/9 desember 2010

6) http://id.wikipedia.org/w/index.php?Perusahaan_Listrik_Negara

7) http://www.antaranews.com/berita/1286079293/konsumsi-listrik-nasional-naik-10-
persen

You might also like