You are on page 1of 62

H.

Mas’oed Abidin
bin H.Zainal Abidin bin Abdul Jabbar Imam Mudo

Lahir : 11 Agustus 1935 di Koto Gadang, Bukittinggi


Jabatan : Ketua Umum Badan Amil Zakat (BAZ) Provinsi Sumbar,
Wakil Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII)
Sumbar, Ketua MUI Sumbar Membidangi Dakwah, Sekretaris
Dewan Pembina ICMI Orwil Sumbar. Direktur PPIM (Pusat
Pengkajian Islam dan Minangkabau) Sumbar.
Alamat : Jalan Pesisir Selatan V/496 Siteba Padang (KP - 25146),
Fax/Telepon 52898, Tel: 58401
Web-site : http://www.masoedabidin.web.id
Mail to : masoedabidin@yahoo.com
masoedabidin@hotmail.com
Mata Pelajaran Budaya
Minangkabau
sebagai Upaya Pelaksanaan
Adat Basandi Syara’, Syara’
Basandi Kitabullah
Oleh;
H. Mas’oed Abidin
Direktur PPIM Sumbar
‫بسم الله الرحمن الرحيم‬
‫الحمد ل الذي بعث في الميين رسول منهم يتلو عليهم آياته‬
‫ويزكيهم ويعلمهم الكتاب والحكمة وإن كانوا من قبل لفي ضلل‬
‫مبين ‪ ،‬ل إله إل ال ول نعبد إل إياه‪ ،‬مخلصين له الدين ولو كره‬
‫الكافرون‪ .‬وأزكى صلوات ال وتسليماته على سيدنا وإمامنا‪،‬‬
‫وأسوتنا وحبيبنا محمد صلى ال عليه وسلم واله ورضي ال عن‬
‫أصحابه‪ ،‬ومن سار على ربهم إلى يوم الدين‪ .‬أما بعد‪.....‬‬
‫‪Segala puji diperuntukkan kepada Allah S.W.T.‬‬
‫‪Selawat dan salam bagi Baginda Rasulullah SAW.‬‬
‫‪Kepada beliau telah diberikan wahyu, yang‬‬
‫‪mengajar berbagai program ilmu, meningkatkan‬‬
‫‪pengetahuan dan pengalaman dalam aspek-aspek‬‬
‫‪tertentu mengenai Islam dan kehidupan.‬‬
Tantangan dan Perubahan
Zaman di Sumatra Barat
• Gaya hidup globalisasi
• Sekularisasi dan gerakan yahudi
• Menjauhi Sifat Yahudi
• Menghadapi tantangan Kontemporer
• Teguhkan tekad berjalan Menuju Allah
• Pertarungan Hati Nurani
• Tazkiyah an Nafs
• Tauhid Uluhiyah Dasar Syarak Mangato
• Peran Generasi Muda di Minangkabau
• Menampilkan Program Umatisasi
Mukadimah
•Para pemuda adalah
kelompok besar di tengah satu
bangsa.
• Wajib mereka diberi amanah peran
pelopor perubahan (agent of
changes),
• Bekal utama adalah keyakinan
dan keimanan kepada Allah SWT
Dunia pendidikan digoncangkan
fenomena vandalistik
• tawuran pelajar, cakak banyak
• kebiasaan a-susila dikalangan remaja,
• kecabulan (pornoaksi dan pornografis) yang
sulit dibendung, (meningkatnya kasus HIV)
• meminati kehidupan non-science, asyik
maksyuk mencari kekuatan gaib,
• belajar sihir, paranormal, kekuatan jin,
• bertapa ketempat angker, menyelami black-
magic, mempercayai mistik.
Pengabaian upaya tarbiyah ruhiyah
berakibat fatal terhadap perilaku
• Menolak menerima kebenaran (egoisme)
• Penyakit hati yang melahirkan kebejatan
sosial, politik, ekonomi,
• Mengabaikan penyepuhan jiwa (tazkiyah
an-nafs) dan lalai memperbaiki watak
(islah an nafs).
• Lemah menampilkan al haq min rabbika,
• Terhempas di pinggir khayalan.
• Menjauh dan tersesat dari aqidah dan jadi
kufur
• Menjadi tidakseimbang emosional dan
mental,
Tatanan rumah tangga adalah
madrasah ruhiyyah
– Menyepuh jiwa meraih martabat ‘abid
(pengabdi),
– Sanggup bergelimang tetesan air mata
karena takut 'iqab Allah,
– Mampu bergelut dengan kilauan mata
pedang membangun nagari dan
Negara
– Menegakkan kalimatullahi hiyal'ulya.
– Paradigma baru kerohanian dari
pemahaman Islam
– Sanggup menghapus jiwa yang mandul
dan beku (jumud)
– Menghidupkan jiwa dinamis (qalbin salim)
Budaya adat Minangkabau adalah
Budaya Syarak (Kitabullah)

Kalau alah syarak nan mangato,


Hutang dek adaik mamakainyo.
Kok di bincang maso dahulu,
Nan bak tukang indak mambuang kayu,
Manusia ba untuak surang-surang,
Bajabatan masiang-masiang.
Syarak mengajarkan akidah yang
kokoh dan akhlak yang mulia
Dek ribuaik rabahlah padi,
Di cupak Datuak Tumangguang,
Hiduik kalau indak ba budi,
Duduak tagak kumari tangguang.
Rarak kalikih dek mandalu,
Tumbuah sa rumpun di tapi tabek,
Kok hilang raso jo malu,
Bak umpamo kayu lungga pangabek.
Kewaspadaan memelihara pagar adat
dengan syarak (iman yang kokoh)
Hari paneh kok indak balinduang,
Hari hujan kok indak batuduang,
Hari kalam kok indak basuluah,
Jalan langang kok tak bakawan,
Antah manguak dari hilie,
Antah galoro dari hulu,
Iman nan tak bulieh ratak,
Kamudi nan tak bulieh patah,
Padoman nan tak bulieh tagelek,
Haluan nan tak bulieh barubah.
“Pariangan manjadi tampuak tangkai,
Pagarruyuang pusek Tanah Data,
Tigo Luhak rang mangatokan.
Adat jo syarak jiko bacarai,
bakeh bagantuang nan lah sakah,
tampek bapijak nan lah taban.
“Tasindorong jajak manurun,
tatukiak jajak mandaki,
adaik jo syarak kok tasusun,
bumi sanang padi manjadi”
Konsep tata-ruang satu kekayaan budaya sangat berharga
di nagari bukti idealisme nilai budaya di Minangkabau,
mengelola kekayaan alam dan pemanfaatan tanah ulayat

“Nan lorong tanami tabu,


Nan tunggang tanami bambu,
Nan gurun buek kaparak,
Nan bancah jadikan sawah,
Nan munggu pandam pakuburan,
Nan gauang katabek ikan,
Nan padang kubangan kabau,
Nan rawang ranangan itiak”
Memperkuat posisi anak nagari
Menggali potensi dan asset nagari terdiri dari
budaya, harta, manusia, dan agama anutan anak
nagari.
Menyadarkan benih kekuatan dalam diri.
Observasi dipertajam,
Daya pikir ditingkatkan,
Daya gerak didinamiskan ,
Daya cipta diperhalus,
Daya kemauan dibangkitkan,
Menumbuhkan kepercayaan diri sendiri.
Alah bakarih samporono, Bingkisan rajo Majopahik, Tuah
basabab bakarano, Pandai batenggang di nan rumik”

Handak kayo badikik-dikik,


Handak tuah batabua urai,


Handak mulia tapek-i janji,
Handak luruih rantangkan tali,
Handak buliah kuat mancari,
Handak namo tinggakan jaso,
Handak pandai rajin balaja.
Dek sakato mangkonyo ado,
Dek sakutu mangkonyo maju,
Dek ameh mangkonyo kameh,
Dek padi mangkonyo manjadi.”
Mata pelajaran Budaya Adat
Minangkabau adalah menanamkan
Syakhshiyah (‫( شخصية‬
pribadi atau personality
sifat individu yang merangkum
gaya hidup, kepercayaan, kesadaran
beragama, harapan, nilai, motivasi,
pemikiran, perasaan, budi pekerti,
persepsi, tabiat, sikap dan watak
seseorang.
Masyarakat dibangun dengan jiwa
yang direformasi tarbiyyah
ruhiyyah yang syumul (dinamik)
dalam pemikiran, sikap, kelakuan,
kaedah, etos kerja, aktivitas
masyarakat secara bersama.
Tarbiah Ruhiyyah
melahirkan jiwa merdeka,
rela berkurban karena prinsip
dasar perjuangan hidupnya
"mencari redha Allah".
Menghadapi kondisi keumatan yang
parah wajib ada upaya besar
• Membangun domain-domain
kemanusiaan yang jadi satu dengan
gerakan tarbiyyah dengan landasan
Akhlak Islamiyah,
• Menetapkan domain ruhiah (domein
rohaniah) padu kedalam sistim
pendidikan.
• Membuka hati keluarga dan umat
lebih luas,
• Menerima percikan cahaya Ilahi
yang lebih tinggi,
• Menyadarkan tujuan hidup utama
Pilar (manazil) pendidikan akhlak
adalah mengenal Khalik (Rabbaniah)
dan kejujuran (Siddiqiah)
• Rumah tangga, korong kampung berperan
teladan,
• Kesabaran, toleransi hidup mesti jadi
panduan,
• Membangun SDM melalui penanaman nilai
normative, akidah dan budaya,
• Mengukuhkan nilai ibadah dan akhlak
dalam diri,
• Membuhul ikatan mahabbah semakin erat,
• Ikatan ukhuwah teguh curahan rahmat
Allah,
Nilai Agama Membentuk
Masyarakat Berbudi
Nilai ajaran Islam lahirkan
masyarakat proaktif hadapi
berbagai keadaan sebagai realitas
perbaikan kearah peningkatan
mutu masyarakat itu sendiri.
Sifat Rabbaniah
ditegakkan diatas landasan pengenalan
(makrifat) dan pengabdian (`ubudiah) kepada
Allah
• peningkatan ilmu
pengetahuan,
• pemantapan pengajaran,
• pemberian nasihat,
• menanamkan akhlak,
• amar ma’ruf (social support),
• dan nahyun ‘anil munkar
(social control).
Siddiqiah
enam jenis kejujuran (al-sidq)
 kejujuran lidah (lisaniyah),
 kejujuran niat, ikhlas kemauan
(akhlaqiyah),
 kejujuran cita-cita (‘azam
istiqamah),
 kejujuran ucapan dan janji (al-
wafa’),
 kejujuran prestasi, kreasi dan
karya cipta (amal as-shalih),
Para pelajar Minangkabau harus
tumbuh menjadi kelompok
berakhlak

‫إنهم فتية آمنوا بربهم‬


‫وزدناهم هدى‬
Merekalah para pemuda yang penuh
dengan keimanan kepada Allah dan
Allah lengkapkan mereka lagi dengan
hidayah. (QS.al Kahfi)
Generasi muda Minangkabau mesti
menjernihkan akal budi, dengan bekal
jati diri sesuai fitrah anugerah Allah.
Tantangan pendidikan di Minangkabau
hari ini antara lain ;
• Penetrasi budaya dan sekularisme yang
menjajah mentalitas manusia,
• Gaya hidup global (the globalization life
style) yang banyak didominasi sikap yahudi,
• Suburnya budaya lucah (sensate culture)
• Pemujaan nilai rasa panca indera,
• Menonjolkan keindahan sensual, erotik,
seronok, ganas, kesenangan badani,
kebiasaan miras, pergaulan bebas,
kecanduan madat dan narkoba.
Pelecehan Nilai Adat dan Agama akan terjadi,
ketika ajaran agama tidak diamalkan dari inti
dasar (basic of value) Dinul Islam, dan hanya
mengamalkan sisi ritual ceremonial, akibatnya
ummat tidak mampu bertarung di arena global

Pelecehan nilai-nilai menjadikan


masyarakat
1. Lalai
2. Hanya senang menerima,
3. Suka menampung,
4. Menengadah tangan tanpa kerja
keras,
Membangun Masyarakat
Potensial
Membangun Masyarakat
Potensial

Ukhuwah &
Jiwa Interaksi
Sadar Iman

Amaliyah
Adat Istiadat/ Ummat
Akhlakul Karimah
Susunan hidup masyarakat saling menghormat
(jama’ah) diredhai Allah sesuai syara’, merujuk
kepada akhlak Islami (Alquran dan Sunnah)
• Generasi Minangkabau, melalui jalur
pendidikan (sekolah dan lingkungan) wajib
dihidupkan jiwanya menjadi satu ummat
yang mempunyai falsafah dan tujuan hidup
(wijhah) yang nyata, memiliki identitas
(shibgah), bercorak kepribadian terang
(transparan) untuk ikut berpartisipasi aktif
dalam proses pembangunan keummatan.
• Menerapkan Adat basandi Syara’ dan Syara’
basandi Kitabullah, satu aspek Social Reform
yang tidak dapat diabaikan, yaitu berurat
kehati umat.
Generasi muda Minangkabau di
Sumatra Barat memiliki tanggung
jawab masa lalu yakni kewajiban
menjaga dan mengamalkan
budaya utama para leluhur
(cultural base).
Mempunyai tanggung jawab
masa kini yaitu kewajiban
terhadap diri dan masyarakat
dengan menata kehidupan
berlandaskan norma-norma adat
basandi syara’, syarak’ basandi
Memiliki tanggung
jawab masa depan
yang hanya dapat
diraih dengan
keberhasilan
menguasai ilmu
pengetahuan dan
teknologi (knowledge
Ketiga asas (basis) tersebut tampak
dalam kualitas kepribadian generasi
Minangkabau
“Basilek di ujuang muluik,
Malangkah di pangka karih,
Bamain di ujuang padang.
Tahan di keih kato putuih,
Tahu di kilek dengan bayang,
Tahu di gelek kato habih.
Tahu di rantiang kamalantiang,
Tahu di dahan nan ka
Zaman menjadi lone ranger dan
alam one man show sewajarnya
sudah berakhir.
Mengedepankan manhaj haraki yakni
lazim dipakai dengan program bulek
aie dek pambuluah bulek kato
kamupakaik. Mengamalkan budaya
amal jama’i yaitu kok gadang indak
malendo, kok cadiek indak manjua,
tibo di kaba baik bahimbauan, tibo
di kaba buruak bahambauan.
Kepimpinan bukan ghanimah
mengaut keuntungan diri sendiri.
Pendekatan haraki (social
movement) menangani isu
perubahan global, sakali aie
gadang, sakali tapian barubah,
sakali tahun baganti, sakali
musim bakisa, mesti
dilaksanakan dengan
tanggungjawab nan elok dipakai,
nan buruak dibuang.
Manyuruah babuek baik,
Malarang babuek jahek,
Mahirik mambantang,
manunjuak ma-ajari.
Managua manyapo.
Tadorong mahelo,
talompek manyentak,
Gawa ma-asak,
ma asak lalu ka nan bana.
Tak ado karuah nan tak janieh.
Tak ado karuik nan tak salasai.
Generasi Minangkabau kini
mesti memiliki utilitarian
ilmu. berasaskan
epistemologi Islam yang jelas
Iman nan tak buliah ratak,
kamudi nan tak buliah patah,
padoman indak buliah tagelek,
haluan nan tak buliah barubah
Generasi masa datang mesti
memiliki pemahaman luas
dengan tasawwur (world view)
Kalau tak tasuo di jalannyo,
namuah ba pua-pua dagiang,
namuah bakacau-kacau darah,
tando sabana laki-laki.
Pelihara Kebersamaan
• Bangsa Indonesia yang terdiri dari
berbagai suku dan agama, selama ini
hidup dalam rukun dan damai
disebabkan mayoritas mutlaknya terdiri
dari umat yang berakhlaq agama, yakni
Islam.
• Akhlak terpelihara dengan hubungan
baik dengan Allah dan baiknya
hubungan dengan manusia. Lihat juga
Al Quran S.2, Albaqarah ayat 83 – 86.
• Umat Minangkabau di mana-mana
(selama ini) telah melakukan
amaliahnya dengan bantalan iman dan
Proses Pembangunan Ummat
Ummatisasi

SDA/ Adat
ULAYAT Iman
Istiadat

Interaksi Efisiensi
Dalam setiap proses
pembangunan keummatan
(ummatisasi) tidak selalu harus
ditilik dari sudut efisiensi dan
rendemen ekonomis semata,
• Pemahaman mendalam dari lubuk
hati
• Kemauan pada diri ummat secara
individu/kelompok yang akan ikut
serta dalam proses pembangunan itu.
Program silaturrahmi (jalang manjalang)
diawali dengan saling memahami.
Pembinaan cita-cita menjelmakan tata-cara hidup
kemasyarakatan
• hidup dan memberi hidup (ta’awun) dan
menghapus falsafah berebut hidup,
• menanam tanggung jawab kesejahteraan
lahir batin tiap anggota masyarakat sebagai
suatu kesatuan menyeluruh timbal balik
(takaful);
• mengajarkan keragaman serta ketertiban
dan disiplin jiwa dari dalam (tadhamun),
bukan penggembalaan dari luar;
• menumbuhkan ukhuwwah yang ikhlas,
bersendikan Iman dan Taqwa;
• mengajarkan hidup seimbang (tawazun)
antara kecerdasan otak dan ketangkasan
otot, antara ketajaman akal dan ketinggian
akhlak, antara amal dan ibadah, antara
Upaya Menguatkan Akidah
ummat
NILAI AMAL
Akidah / Nawaitu

Masyarakat Ukhuwwah
Muslim

Social Social
Support Control

Amar Nahyun
Makruf ‘Anil Munkar
Besar kecilnya nilai amal terletak dalam niat/motif
melakukannya.
Tinggi rendahnya nilai hasil yang dicapai sesuai
dengan tinggi rendahnya mutu niat mengejar hasil itu.

• Amal akan kering dan hampa, tatkala kulit


luarnya di lakukan, tetapi tujuan nawaitu-nya
hilang di tengah jalan.
• Kewajiban social control (nahyun ‘anil
munkar) harus lekas-lekas dilaksanakan, agar
masyarakat jangan berserak,
• Mengemukakan social support (amar makruf)
secara jelas. Insya Allah masyarakat
(dhu’afak) akan kuat dan masuk shaf
kembali.
• Inilah inti kesatuan persaudaraan (ukhuwah
dan badunsanak ) itu.
Peran Pemimpin
• Seorang pemimpin pelopor
penggerak pembangunan memikul
beban menghidupkan dapur
masyarakatnya dengan sungguh-
sungguh.
• Kebahagiaan tertinggi seorang
pemimpin tatkala dapat
menghidupkan salah satu dari
ribuan dapur yang senantiasa
berasap karena usahanya. Tak ada
bahagia dalam kekenyangan
Masyarakat Minangkabau wajib mengikuti
ajakan agama Allah sesuai adat basandi syarak
syarak basandi Kitabullah agar umat selamat.
Dalam Fatwa adat disebut tanggung jawab masyarakat
adat menjaga keteraturan hukum dan undang sebagai
satu ciri-ciri utama bermasyarakat itu.
Nan babarih babalabeh, nan baukua nan ba jangko,
mamahek manuju barih, tantang bana lubang
batabuak.
Manabang manuju pangka, Malantiang manuju
tangkai, Tantang bana buah karareh.
Kok manggayuang iyo bana putuih,
Kok maumbak (manjuluak) iyo bana rareh.
Membentuk Generasi Tangguh
Kuat dan lemahnya satu generasi
terukur pada empat ketangguhan,
• tangguh aqidah (iman kepada Allah),
• tangguh kesehatan (ruhani dan jasmani),
• tangguh pengetahuan (ilmu dan kearifan)
yang didapat melalui pendidikan dan
pengajaran,
• tangguh ekonomi (iqtishadiah) dengan
prinsip kebersamaan (ta'awun).
Peran Generasi
Minangkabau
“Indak nan merah pado kundi,
indak nan bulek pado sago,
Indak nan indah pado budi,
indak nan elok pado baso.
Anak ikan dimakan ikan,
gadang di tabek anak tanggiri,
ameh bukan pangkaik pun bukan,
budi sabuah nan diharagoi.
Dulang ameh baok balaie,
batang bodi baok pananti,
utang ameh buliah bababie,
utang budi dibaok mati.”
Generasi Minangkabau menjadi generasi dinamik
tumbuh dengan kejelian dan kejernihan akal fikir
memiliki keluhuran budi pekerti.

“Pucuak pauah sadang tajelo,


Panjuluak bungo galundi,
Nak jauh silang sangketo,
Pahaluih baso juo basi.
Anjalai tumbuah di munggu,
Sugi-sugi di rumpun padi,
Nak pandai sungguah baguru,
Nak tinggi naiakkan budi.”
Manyuruah babuek baik,
malarang babuek jahek,
Mahirik mambantang,
manunjuak ma-ajari.
Managua manyapo.
Tadorong mahelo,
talompek manyentak,
Gawa ma-asak,
ma asak lalu ka nan bana.
Tak ado karuah nan tak janieh.
Tak ado karuik nan tak salasai.
Generasi muda masa kini mesti
memiliki utilitarian ilmu.
berasaskan epistemologi Islam
yang jelas
Iman nan tak buliah ratak,
kamudi nan tak buliah patah,
padoman indak buliah tagelek,
haluan nan tak buliah barubah
Generasi masa datang mesti
memiliki pemahaman luas
dengan tasawwur (world view)
Kalau tak tasuo di jalannyo,
namuah ba pua-pua dagiang,
namuah bakacau-kacau darah,
tando sabana laki-laki.
Generasi muda mesti
meniru kehidupan lebah;
yang kuat persaudaraannya,
kokoh organisasinya,
berinduk dengan baik,
terbang bersama membina sarang,
baik hasil usahanya,
dapat dinikmati oleh lingkungannya
Teguhkan tekad Menuju
Allah
• Berpindah dari jiwa yang tidak bersih
(kotor) kepada jiwa yang bersih.
• Berpindah dari akal yang tidak mengikut
syarak menuju tunduk kepada syarak.
• Berpindah dari hati yang kafir, munafiq,
fasiq, sakit atau keras kepada hati yang
tenang lagi selamat.
• Berpindah dari ruh yang menyimpang
dan tidak mengingat tugas pengabdian
kepada ruh yang mengenal Allah.
Berjalan menuju Allah
dengan ilmu dan zikir
Berjalan menuju Allah adalah berpindah
dari zat yang kurang sempurna kepada
zat yang lebih sempurna.
Pindah dari kelengahan kepada
kesalihan mengikut Rasulullah SAW,
dalam ucapan, perbuatan atau
amalannya.
Rihlah ilaa Allah dicapai
dengan ”al-qalb al-salim”
Kebaikan hati awal langkah untuk mencapai kebaikan
jiwa dan jasad,

‫ان فى الجسد مضغة اذا صلحت‬


‫صلح الجسد كله واذا فسدت‬
‫ أل وهي‬,‫فسد الجسد كله‬
‫القلب‬
“Sesungguhnya di dalam jasad terdapat segumpal mudhghah
(benda darah), jika ia sehat maka baiklah seluruh jasad, dan
Kebaikan hati, titik tolak
kehidupan dalam Islam
• Bersih hati, peluang besar menerima
perintah Allah dengan sempurna.
• Jiwa yang bersih menerima hidayah
dengan mengenali yang baik untuk
diamalkan dan mengenali perkara
buruk untuk dijauhi.
• Mengikis habis sifat jahil, engkar,
bohong, memfitnah, zalim, tamak
‫‪Bahaya tidak Menggunakan Hati‬‬

‫ن‪‬‬ ‫ج‬‫ْ‬ ‫نال‬


‫‪‬‬ ‫م‬ ‫‪‬‬ ‫را‬ ‫ي‬‫ِ‬ ‫ث‬‫َ‬ ‫ك‬ ‫‪‬‬ ‫م‬ ‫َ‬ ‫ّ‬ ‫ن‬ ‫ه‬‫ج‬ ‫ِ‬ ‫ل‬‫‪‬‬ ‫ا‬‫َ‬ ‫ن‬‫ْ‬ ‫رأ‬ ‫َ‬ ‫ذ‬‫د‬
‫‪‬‬ ‫َ‬
‫ق‬ ‫َ‬ ‫ول‬
‫َ ِ ِّ‬ ‫ِ‬ ‫ً‬ ‫َ َ‬ ‫َ‬ ‫َ‬ ‫ْ‬ ‫َ‬
‫والن ْ ِ‬
‫س‪‬‬ ‫َ‬
‫م‪‬‬ ‫ه‬ ‫َ‬ ‫ول‬
‫ِ َ َ ُ ْ‬‫ها‬
‫‪‬‬ ‫نب‬ ‫‪‬‬ ‫َ‬ ‫هو‬
‫ُ‬ ‫َ‬
‫ق‬ ‫ْ‬
‫ف‬ ‫َ‬ ‫ي‬‫‪‬‬ ‫بل‬ ‫‪‬‬ ‫ٌ‬ ‫و‬ ‫ُ‬ ‫قل‬‫ُ‬ ‫م‬
‫‪‬‬ ‫َ‬
‫ل ُ ْ‬
‫ه‬
‫ها‬ ‫َ‬
‫نب ِ َ‬
‫صُرو َ ‪‬‬ ‫نل‪‬يُب ْ ِ‬ ‫عي ُ ٌ ‪‬‬
‫أ ْ‬
‫ن‬ َ َ ْ َ َ
َ ‫م‬
ِ ‫م كثِيًرا‬ َ ّ ‫جهَن‬َ ِ ‫قد ْ ذَرأنَا ل‬ َ ‫وَل‬
‫بل‬ ُ ُ
ٌ ‫م قلو‬ ْ ُ‫س له‬َ ْ ‫ن‬ ‫ال‬َ ‫و‬ ‫ن‬
ّ ‫ج‬
ِ ْ ‫ال‬
ِ ِ ِ
‫ن بِهَا‬
َ ‫قهُو‬
َ ‫ف‬
ْ َ‫ي‬
Dan sesungguhnya Kami jadikan
untuk isi neraka Jahannam
kebanyakan dari jin dan manusia,
mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah)
‫ن‬ َ َ
َ ‫صُرو‬
ِ ْ ‫ن ل يُب‬ ٌ ُ ‫ي‬ْ ‫ع‬ ‫أ‬ ‫م‬
ْ ُ ‫ه‬ ‫ل‬َ ‫و‬
‫بِهَا‬
‫نل‬ َ
ٌ ‫م ءَاذا‬ ْ ُ‫وَله‬ َ
‫ن بِهَا‬
َ ‫معُو‬ َ ‫س‬ ْ َ‫ي‬
Dan mereka mempunyai mata (tetapi)
tidak dipergunakannya untuk melihat
(tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak
dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah).
‫عام‬ ْ ‫ن‬َ ‫ال‬ َ ‫ك‬ َ
‫ك‬ ِ ‫ئ‬َ ‫ول‬ُ ‫أ‬
ِ َ
ُ‫ل‬
ّ ‫ض‬ َ ‫مأ‬ َ ‫ه‬ ‫ل‬ْ
ْ ُ َ‫ب‬
‫م‬ َ َ ُ
ُ ‫ه‬ ُ ‫أولئ ِك‬
‫ن‬َ ‫و‬ ُ ‫فل‬ ِ ‫غا‬ َ ْ ‫ال‬
Mereka itu sebagai binatang
ternak, bahkan mereka lebih
sesat lagi. Mereka itulah orang-
orang yang lalai.
Khulasah
1.Mengokohkan pegangan umat
dengan keyakinan dasar syara’
(Islam) sebagai suatu cara hidup
yang komprehensif.
2.Menyebarkan budaya (adat)
berlandasan wahyu di atas
kemampuan akal.
3.Memperluas penyampaian fiqh
(cara-cara dan aturan hidup)
dalam tatanan adat bersendi
syara’ (Islam) dalam aspek-aspek
Menghidupkan semangat jihad di
jalan Allah.
• Meningkatkan program menguatkan
peran muslimat (bundo kanduang)
dalam membentuk sejarah gemilang
di zaman silam.
• Menampilkan sistem pendidikan
Islam melawan aliran pendidikan
sekular.
• Menggandakan bilangan ulama
suluah bendang di nagari.
• Melahirkan pendidik Rabbani melalui
pembinaan pusat-pusat pengajian
tinggi (ma’hadul ‘aliy) dan institut
perkaderan Imamah suluah bendang
di nagari.
Penting pembentukan tuanku di nagari-
nagari pada saat kembali ke surau
• Menjalin dan membuat kekuatan
bersama untuk menghambat gerakan-
gerakan yang merusak Islam.
• Menimbulkan keinsafan mendalam di
kalangan rakyat tentang perlunya
penghakiman yang adil sesuai
tuntutan syara’ Islam.
• Meningkatkan program untuk
melahirkan masyarakat penyayang
yang tidak aniaya satu sama lain.
Menanamkan tata kehidupan saling
kasih mengasihi dan beradab sopan
‫الحمد لله رب‬
‫العالمين‬

You might also like