You are on page 1of 18

INSTRUMEN DAN PETUNJUK TEKNIS

AKREDITASI SMA/MA
TUJUAN UMUM PELATIHAN

Melalui penjelasan dan diskusi


tentang materi perangkat
akreditasi peserta pelatihan
diharapkan dapat menjelaskan
Instrumen dan Petunjuk Teknis
Akreditasi SMA/MA
Pengertian:
INSTRUMEN DAN PETUNJUK TEKNIS
AKREDITASI
Instrumen Akreditasi Sekolah/Madrasah …
merupakan perangkat alat ukur yang
digunakan menilai kualitas
sekolah/madrasah berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan dan hasilnya
diwujudkan dalam bentuk peringkat
akreditasi.
Petunjuk Teknis (Juknis) Instrumen
Akreditasi … merupakan penjelasan
tentang pembuktian jawaban atas
instrumen, baik berupa dokumen, bukti
fisik atau fakta yang harus diperlihatkan
oleh pihak sekolah/madrasah kepada tim
asesor pada saat visitasi.
Keterkaitan antara:
INSTRUMEN DAN JUKNIS AKREDITASI

1. Instrumen Akreditasi merupakan satu


kesatuan utuh yang tidak terpisahkan
dengan Juknis Instrumen Akreditasi. Oleh
sebab itu agar dapat menjawab butir-butir
pernyataan instrumen maka harus
memahami Juknis.
2. Setiap jawaban pada butir pernyataan
instrumen harus dibuktikan dengan bukti
fisik, dokumen, atau fakta seperti
dijelaskan pada Juknis.
3. Bukti fisik, dokumen, maupun fakta yang
sama dapat digunakan untuk
membuktikan atau mendukung jawaban
dari butir-butir pernyataan lain yang
berkaitan.
KONSEPSI
INSTRUMEN
Instrumen akreditasi yang dikembangkan
BAN-S/M diupayakan dapat mengukur
kelayakan dan kinerja sekolah/madrasah.

Hal ini didasarkan pertimbangan bahwa


Standar Nasional Pendidikan
dimaksudkan untuk menentukan
sekolah/madrasah yang memenuhi standar
minimal, yaitu sekolah/madrasah yang
memenuhi kinerja minimal.
KOMPONEN INSTRUMEN
AKREDITASI
Sesuai PP Nomor 19 Tahun 2005, penyusunan KOMPONEN AKREDITASI
mengacu pada 8 SNP:
Standar Isi [ Permen No.
22/2006]
Standar Proses [ Permen No.
41/2007]
Standar Komp Lulusan [ Permen No.
23/2006]
KOMPONEN Standar Pend & Tendik [ Permen No. 13 &
AKREDITAS
I 16/2007]
Standar Sarpras [ Permen No.
24/2007]
Standar Pengelolaan [Permen No.
19/2007]

Standar Pembiayaan

Standar Penilaian [Permen No


20/2007]
JUMLAH BUTIR
INSTRUMEN
Jumlah butir instrumen akreditasi SMA/MA sebanyak
165 butir (dari 165 aspek dalam 8 standar)

Jumlah Nomor
No KOMPONEN AKREDITASI
Butir Butir
1 2 3 4

1. Standar Isi 15 1 - 15
2. Standar Proses 10 16 - 25
3. Standar Kompetensi Lulusan 25 26 - 50
4. Standar Pendidik & Tendik 20 51 - 70
5. Standar Sarana & Prasarana 30 71 - 100
6. Standar Pengelolaan 20 101 - 120
7. Standar Pembiayaan 25 121 - 145
8. Standar Penilaian 20 146 - 165
JUMLAH 165 -
KRITERIA BUTIR INSTRUMEN

1. Dapat diukur (measurable).

2. Tidak menimbulkan banyak penafsiran (non


multi-interpretation).

3. Merujuk pada aspek (standar) yang jelas


(standard reffered) .

4. Tidak mengintegrasikan banyak aspek


(double aspec).
5. Satu butir tidak “meniadakan” butir yang
lain.
RESPON BUTIR
INSTRUMEN

1. Respon butir yang dikembangkan adalah


Respon Nonkategorik (Noncategorical
Response) yang dalam hal ini adalah Tipe
Peringkat dengan lima opsi jawaban.

2. Penentuan lima opsi jawaban didasarkan atas


pertimbangan menghargai perbedaan kinerja
satuan atau program pendidikan.
ACUAN BUTIR INSTRUMEN
(1)

1. Penjabaran 8 SNP dalam Permendiknas


dijadikan sebagai kisi-kisi Instrumen
Akreditasi.
2. Kisi-kisi Instrumen Akreditasi terdiri dari
Komponen  Aspek  Indikator.

3. Acuan butirnya adalah aspek, artinya setiap


aspek dijabarkan menjadi 1 butir.

4. Indikator dalam Permendiknas dipakai untuk


referensi penyusunan substansi butir.
PENJABARAN KISI MENJADI INSTRUMEN DAN
JUKNIS
Kisi
No Kompone Aspek Indikator No
n Butir
1. A. Guru A1. Kepemilikan Memiliki Kualifikasi akademik: 51
kualifikasi (1) Pendidikan sarjana (S1) atau diploma empat (D-
akademik minimum IV)
(2) Dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat
keahlian yang relavan sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan
Instrumen

51 Guru memiliki kualifikasi akademik minimum sarjana (S1) atau diploma empat (D-IV).
.
A Sebanyak 76% - 100% guru berpendidikan minimum S1 atau D-IV.
B Sebanyak 51% - 75% guru berpendidikan minimum S1 atau D-IV.
C Sebanyak 26% - 50% guru berpendidikan minimum S1 atau D-IV.
D Sebanyak 1% - 25% guru berpendidikan minimum S1 atau D-IV.
E Tidak ada seorang pun guru berpendidikan minimum S1 atau D-IV.

Juknis

51. Jawaban dibuktikan dengan memperlihatkan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Perhitungan dilakukan dengan cara membandingkan
jumlah guru berkualifikasi minimum S1 dan D-IV dengan jumlah seluruh guru.
ORIENTASI BUTIR
INSTRUMEN (1)

 Butir pertanyaan/pernyataan telah disusun


berorientasi kepada sekolah/madrasah
(school oriented).

 Pertanyaan tentang guru, siswa, sarana dan


prasarana, dsb mencakup kelompok sekolah
/madrasah bukan individual. Misalnya saja
pertanyaan butir nomor 9 (tentang guru),
pertanyaan butir nomor 138 (tentang siswa),
dan sebagainya.
ORIENTASI BUTIR
INSTRUMEN (2)

Butir pertanyaan nomor 9 tentang guru:

9. Guru pelajaran memberikan penugasan terstruktur kepada


siswa.
Sebanyak 76% - 100% guru pelajaran memberikan
 A
penugasan terstruktur kepada siswa.

Sebanyak 51% - 75% guru pelajaran memberikan


 B
penugasan terstruktur kepada siswa.

Sebanyak 26% - 50% guru pelajaran memberikan


 C
penugasan terstruktur kepada siswa.

Sebanyak 1% - 25% guru pelajaran memberikan


 D
penugasan terstruktur kepada siswa.

Tidak ada seorang pun guru pelajaran memberikan


 E
penugasan terstruktur kepada siswa.
ORIENTASI BUTIR
INSTRUMEN (3)

Butir pertanyaan nomor 138 tentang


siswa:
138 Siswa dikenakan biaya pendaftaran ulang pada setiap awal tahun
pelajaran.

Tidak ada seorang pun siswa dikenakan biaya pendaftaran


 A
ulang pada setiap awal tahun pelajaran.

Sebanyak 1% - 25% siswa dikenakan biaya pendaftaran


 B
ulang pada setiap awal tahun pelajaran.

Sebanyak 26% - 50% siswa dikenakan biaya pendaftaran


 C
ulang pada setiap awal tahun pelajaran.

Sebanyak 51% - 75% siswa dikenakan biaya pendaftaran


 D
ulang pada setiap awal tahun pelajaran.

Sebanyak 76% - 100% siswa dikenakan biaya pendaftaran


 E
ulang pada setiap awal tahun pelajaran.
PENGEMBANGAN OPSI
(1)

 Opsi yang dikembangkan dalam butir


instrumen memberikan penghargaan atas
kerja sama antar sekolah/madrasah beserta
komponennya.

Misalnya opsi dalam butir 12:


Yang dimaksud menyusun silabus sendiri
termasuk kalau dilakukan bersama guru dari
sekolah/madrasah lain melalui MGMP, dan
sejenisnya.
PENGEMBANGAN OPSI
(2)

Opsi dalam butir pertanyaan nomor 12:

12. Dalam mengembangkan KTSP, guru menyusun silabus sendiri.

Sebanyak 76% - 100% guru menyusun silabus


 A
sendiri.

 B Sebanyak 51% - 75% guru menyusun silabus sendiri.

 C Sebanyak 26% - 50% guru menyusun silabus sendiri.

 D Sebanyak 1% - 25% guru menyusun silabus sendiri.

 E Tidak ada seorang pun guru menyusun silabus


sendiri.

You might also like