You are on page 1of 10

LINGKUNGAN DAN NUTRISI MIKROORGANISME

I. PENDAHULUAN
Semua makhluk hidup bergantung pada lingkungan sekitar, demikian pula jasad
renik atau mikroorganisme. Makhluk-makhluk kecil ini tidak dapat hidup sepenuhnya
menguasai factor-faktor lingkungan, sehingga untuk hidupnya sangat tergantung pada
keadaan lingkungan sekitar. Beberapa golongan mikroorganisme sangat than terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi pada lingkungan, sehingga cepat menyesuaikan diri
dengan kondisi baru. Ada pula golongan mikroorganisme sama sekali tidak dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Selain factor lingkungan yang mempengaruhi hidup mikroorganisme factor nutrisi
(makanan) juga penting. Dalam biologi atau ilmu hayat makanan diartikan sebagai
substrat yang dapat dipakai dalam metabolisme, guna memperoleh bahan-bahan untuk
membangun dan memperoleh tenaga (energi) bagi sel. Agar makanan tersebut dapat
dipakai dalam metabolisme, makanan itu harus masuk dalam sel. Pada umumnya
makanan masuk melalui membrane sel secara difusi dan osmosis. Cara pengambilan
makanan seperti ini disebut osmotrof sel tumbuhan bakteri, dan fungi adalah osmotrof,
sebagian disebabkan oleh adanya dinding sel yang kaku atau kenyal disebelah luar
membrane sel dan merupakan penghalang mekanis yang kuat terhadap masuknya
partikel-partikel padat.1

II. RUMUSAN MASALAH


A. Lingkungan Tempat Hidup Mikroorganisme
B. Nutrisi Mikroorganisme
III. PEMBAHASAN
A. Lingkungan tempat hidup Mikroorganisme

1
Koes Irianto, Mikrobiologi Jilid 1, Bandung : CV.Yrama Widya, 2007, hlm. 44

1
Seperti yang telah diketahui mikroorganisme merupakan mahluk hidup terkecil
sehingga tidak dapat dilihat oleh mata telanjang manusia, hanya bias dilihat melalui
bantuan mikroskop mereka terdapat disekitar kita, menghuni tanah, air, dan atmosfir
planet kita setiap spesies mikroorganisme agar tumbuh dengan baik didalam
lingkungannya, selama kondisinya menguntungkan bagi pertumbuhan dan untuk
mempertahankan dirinya. Begitu terjadi perubahan fisik atau kimiawi, misal, habisnya
nutrient atau habisnya nutrient atau terjadi perubahan radikal suhu atau Ph, yang
membuat kondisi bagi pertumbuhan spesies lain lebih menguntungkan, maka organisme
yang telah teradaptasi dengan baik didalam keadaan lingkungan terdahulu terpaksa
menyerahkan tempatnya kepada organisme yang dapat beradaptasi dengan baik didalam
kondisi yang baru.2
Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi mikroorganisme
1. factor abiotik (alam) terdiri dari:
pengaruh temperature
Temperature merupakan salah satu factor penting dalam kehidupan. Beberapa jenis
mikroba dapat hidup didaerah temperature yang luas sedang jenis lainnya didaerah yang
terbatas. Pada umumnya batas daerah temperature bagi kehidupan mikroba antara 0º C -
90º, yang kita kenal sebagai temperature minimum, optimum dan maksimum.
Temperature minimum adalah nilai paling rendah dimana kegiatan mikroba masih dapat
berlangsung. Temperature maksimum adalah temperature tertinggi yang masih dapat
digunakan untk aktivitas mikroba, tetapi pada tingkatan kegiatan fisiologi yang paling
minimal. Sedangkan temperature yang baik bagi kegiatan hidup mikroba adalah
temperature optimum.3
Berdasarkan pada daerah aktivitas temperature, mikroba dapat dibagi menjadi 3
golongan, yaitu:
• mikroba psikrofil atau karyofil (oligotermik) yaitu
golongan mikroba yang dapat tumbuh pada 0-30ºC, dengan temperatur optimum 10-
15ºC.

2
Michael j. Pelczar, Dasar-dasr Mikrobiologi jilid 2, Jakarta: Universitas Indonesia, hlm. 843
3
Lud Waluyo, Mikribiologi Umum, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2007, Hlm. 128

2
• mikroba mesofil(mesotermik) yaitu golongan
mikroba yang dapat hidup dengan baik pada temperature 5-60ºC, dengan te4mperatur
optimumnya 25-40ºC.
• mikroba termofil(politermik) yaitu golongan
mikroba yang tumbuh pada temperature 40-80ºC, dan temperature optimumnya 55-
65ºC.4
Pengaruh kebasahan dan kekeringan
Mikroba mempunyai nilai kelembaban optimum. Pada bakteri memerlukan
kelembaban di atas 85%, sedangkan untuk jamur dan aktinomisetes memerlukan
kelembaban yang rendah dibawah 80%.bakteri sebenarnya suka hidup ditempat basah,
terutama di dalam air. Hanya didalam air tertutup bakteri tidak dapat hidup subur, hal ini
disebabakan karena kurangnya udara.dalam keadaan kekeringan banyak bakteri yang
mati misalnya meningo coccus yang dapat mati dalam waktu kurang dari 1 jam.
Sebaliknya spora-spora bakteri, conidia, arthrospora, klamidospora dari jamur, dan kista
dari amoeba dapat bertahan hidup dalam keadaan kering selama beberapa tahun. 5
c. Pengaruh perubahan nilai osmotic
Pada umumnya larutan hipertonik menghambat pertumbuhan mikroba karena
dapat menyebabkan plasmolisis. Medium yang paling cocok bagi kehidupan mikroba
dalam medium yang isotonik terhadap isi sel mikkroba. Pada bakteri memerlukan Ph 6,7
– 7,5, ragi memerlukan Ph 4,0 sampai 4,5., sedangkan jamur dan aktinomisetes
mempunyai daerah Ph yang luas. Berdasarkan Ph bagi kehidupan mikroba dibedakan 3
golongan:
• Mikroba asidofilik yaitu mikroba yang tumbuh
antara Ph 2,0-5,0.
• Mikroba mesofilik yaitu mikroba dapat tumbuh
pada Ph 5,5-8,0
• Mikroba alkalifilik yaitu mikroba yang tumbuh
pada Ph 8,4-9,5.
d. Pengaruh Sinar

4
Ibid, Hlm. 129-130
5
Ibid. hlm. 131

3
Mikroorganisme rusak karena cahaya, tidak terutama pada oranisme mempunyai
yang tidak mem,punyai pigmen fotosintetik.sinar tampak, yaitu yang mempunyai panjang
gelombang 390 mµ sampai 760 mµ tidak begitu bahaya bagi hidup mikroba, tetapi sinar
pendek dengan panjang gelombang 240 mµ sampai 300 mµ sangat berbahaya bagi
kehidupan mikroba. Spora-spora virus lebih dapat bertahan terhdap sinar ultraviolet.
Sinar X dan sinar radium yang bergelombang lebih pendek dari pada sinar ultraviolet
dapat juga membunuh mikroorganisme.
e. Pengaruh Penghancuran Secara Mekanik
Pengaruh tekanan udara terhadap kehidupan bakteri sangat kecil. Untuk
menghentikan pembiakan bakteri diperlukan tekanan 600 atm, untuk mematikan
diperlukan 6.000 atm, dan untuk membunuh sporanya diperlukan tekanannya 12.000 atm.
Mengguncang-guncangkan bakteri tidak membuat kematian, kecuali jika bakteri itu
dicampur dengan benda keras, seperti pecahan kaca, tanah radiolarian, tanah
foraminifera, dan sebagainya. Untuk memecahkan bakteri diperlukan pengguncangan
9.000 kali per detik. Proses-proses ini sering digunakan untuk melepaskan enzim-enzim
dan endotoksin yang terkandung didalam bakteri.6

2. Factor Kimia
Dialam jarang sekali mikroorganisme yang mati akibat terkena zat-zat kimia. Hanya
manusia dalam usahanya untuk membebaskan diri dari kegiatan mikroba, yaitu dengan
meramu zat-zat yang dapat meracuni mikroba, tetapi tidak mercuni dirinya sendiri atau
meracuni makanan. zat-zat yang hanya menghambat pembiakan mikroorganisme dengan
tidak membunuhnya dinamakna zat antiseptik dan disinfektan.
Berikut ini merupakan macam-macam disinfektan dan antiseptic, yaitu: logam-logam
berat, fenol dan senyawa-senyawa sejenis, alcohol, aldehid, yodium, klor dan senyawa
klor, peroksida, zat warna, deterjen, sulfonomida, antibiotika.7
3. Factor Biotic (Biologi)
Dialam bebas banyak mikroba dari berbagai genus maupun dari berbagai spesies
hidup berkumpul didalam suatu medium yang sama, misalnya didalam tanah, didalam

6
Ibid, Hlm. 131-135
7
Ibid, Hlm. 136-143

4
kotoran hewan, dalam sampah-sampah, didalam kubangan, didalam limbah-limbah atau
selokan-selokan.
Suatu spesies yang mencerna zat makanan menimbulkan perubahan kimia dalam
komposisi substrat, misal, mengurangi persediaan oksigen, mengubah Ph sehingga
mempengaruhi kehidupan spesies lain. Hubungan antar spesies termasuk pada mikroba
dapat dibedakan seperti, netralisme (tidak saling mengganggu), kompetisi (persaingan),
antagonisme (hidup berlawanan), komensalisme (metabiosis), mutualisme, sinergisme,
parasitisme, predatorisme, sintropisme dan ikhtisar macam asosiasi antar spesies.8

B. Nutrisi Mikroorganisme
Makanan diartikan sebagai substrat yang dapat dipakai dalam metabolisme, guna
memperoleh bahan-bahan untuk membangun dan memperoleh energi bagi sel. Makanan
masuk melalui membrane sel dalam bentuk larutan pada sel tumbuhan dan hewan dengan
cara difusi dan osmosis, sehingga cara pengambilan makanan seperti ini disebut
osmotrof. Sel tumbuhan, bakteri dan fungi adalah osmotrof sebagian disebabkan oleh
adanya dinding sel yang kaku dan kenyal diluar membrane sel yang merupakan
penghalang mekanis yang kuat terhadap masuknya partikel-partikel padat.
1. Makronutien
Setiap sel mensintesis sendiri dari tubuhnya dari zat-zat yang berupa makanan dalam
bentuk suspensi atau larutan yang ditemukan dalam air laut, sungai, danau, air selokan,
atau bahan organic lain yang mengalami penguraian. Selain air ada komponen utama
yang dibutuhkan mahluk hidup yaitu, karbon, oksigen, nitrogen, hydrogen, sulfur dan
kalium. Ada lima unsur yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit seperti, natrium, kalsium,
dan klor dalam senyawa kimia pada spesies.
Pada umumnya jenis sel (tumbuhan, hewan dan protista) dapat mengasimilasi unsur-
unsur logam yang dibutuhkan dalam bentuk garam yang larut, garam anorganik seperti
fosfat biasanya berlaku sebagai sumber P. karbon dalam bentuk karbondioksida biasa
digunakan oleh bakteri. Dalam hubungan dengan kebutuhan unsur-unsur bukan logam
(nonmetalik), karbon,nutrigen, oksigen dan sulfur terdapat perbedaan yang nyata antara
spesies.

8
Dwidjoseputro, Dasar-dasar Mikrobiologi, Jakarta : Djambatan, 2005,hlm. 109

5
a. Nitrogen dan Sulfur
b. Hydrogen dan Oksigen, unsur ini digunakan biasanya sebagai
air untuk keperluan pelarutan, hidrolisis, ionisasi, osmosis dalam bentuk molekul
unsur-unsur ini mempunyai fungsi: hydrogen molekuler dan oksigen molekuler,
dengan penggunaan oksigen molekuler dikenal lima kelompok organisme yaitu,
• Obligat aerob membutuhkan oksigen yang banyak
sebagai akseptor akhir dalam oksidasi biologis atau respirasi aerob.
• Obligat anaerob, mikroorganisme yang termasuk bagian
ini tidak membutuhkan oksigen bebas, bahkan jika kontak dengan oksigen akan
mengakibatkan penghambatan atau mematikan organisme tersebut.
• Fakultatif aerob atau anaerob dapat menggunakan
oksigen sebagai akseptor electron.
• Mikroaerofil, organisme golongan ini mati atau
terhambat pertumbuhannya oleh tegangan oksigen penuh.
• Indiferen, merupakan organisme yang tidak
membutuhkan oksigen bebas ataupun terhambat kecuali dalam keadaan tertentu.
c. Karbon
Dalam memenuhi kebutuhan karbon, organisme ini dibagi dua golongan dengan alasan:
1. Organisme itu dapat semata-mata hidup dari
diet bahan anorganik (diet mineral)dengan menggunakan karbondioksida sebagai
sumber karbon.
2. Tidak dapat menggunakan karbondioksida
sebagai satu-satunya sumber karbon, tetapi membutuhkan satu atau lebih zat
organic(glucose, asam amino)disamping mineral sebagai suber karbon golongan ini
disebut heterotrof.
3. Mikronutrin
Zat-zat yang tidak menghasilkan energi pada sel tapi mutlak diperlukan untuk
pertumbuhan dan untuk menjalankan fungsi diberi bermacam-macam nama seperti
nutrilit esensial,factor tumbuh atau mikronutrin.
Mikronutrin Anorganik

6
Beberapa unsure logam berat (Co, Mo, Cu, Zn) dibutuhkan untuk kehidupan sel
meskipun jumlah yang digunakan sangat sedikit. Bila ditemuksn tidsk mudsh dapat
dipastikan apakah zat itu bersifat fungsional atau hanya kotoran belaka. Zat ini disebut
unsur pelacak (trace element) atau mikronutrin anorganik. Zat ini berfungsi sebagai
molekul kecuali dalam enzim dan vitamin tertentu misal, Co dalam vitamin B12, Mo
dalam nitrase.

Mikronutrin Organik
Beberapa asam amino seperti triptofan mempunyai kedudukan sebagai mikronutrin
organic. Tanpa Salmonella typhosa, Clostridium tetani, Corynebacterium diphtheriae dan
beberapa lainnya tidak tumbuh meskipun zat lain lengkap tersedia dan triptofan itu hanya
sedikit sekali dibutuhkan. Banyak spesies mikroorganisme dapat membuat triptofan
sendiri dank arena itu tidak memerlukan penambahan dalam makanannya.
Zat lain yang tidak sebagai mikronutrin organic untuk banyak spesies adalah purin
dan pirimidn, komponen-komponen dari DNA dan RNA.

IV. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwasannya suatu mikroorganisme akan
tumbuh dengan baik didalam lingkungan yang menguntungkan bagi pertumbuhannya.
Bertahan hidupnya suatu spesies dan pertumbuhannya membutuhkan suatu kemampuan
untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan. Adapun beberapa factor
lingkungan yang mempengaruhi mikroorganisme yaitu :
1. Factor Alam yang terdiri : pengaruh temperature, pengaruh
kebasahan dan kekeringan, pengaruh perubahan osmotic, pengaruh sinar,
pengaruh penghancuran secara mekanik
2. Faktor Kimia yang terdiri : penggunaan antiseptic dan disinfektan, beberapa
disinfektan dan antiseptic.
3. Faktor Biotik (Biologi) hubungan antar spesies, termasuk pada microbe dapat
dibedakan :netralisme, kompetisi, antagonisme, komensalisme, mutualisme,
sinergisme, parasitisme, predatorisme dan sintropisme.

7
Dari beberapa mikroorganisme memerlukan nutrisi makro maupun mikro untuk
melangsungkan kehidupannya. Adapun fungsi dari makronutrien yaitu untuk
menentukan jenis-jenis organisme yang dapat tumbuh dan hidup dilingkungannya.
Sedangkan fungsi dari mikronutrien itu untuk menghasilkan energi pada sel tetapi
diperlukan untuk pertumbuhan dan menjalankan fungsi sel tersebut.
V. PENUTUP
Demikian makalah ini dibuat dari berbagai referensi yang mendukung, tentunya
makalah ini sangat jauh dari kata sempurna maka kritik dan saran yang membangun
sangat diharapkan untuk memperbaiki makalah ini nantinya. Semoga dapat bermanfaat
baik yang menulis maupun yang membacanya. Amin…

Daftar Pustaka
• Koes Irianto, Mikrobiologi Jilid 1, Bandung : CV.Yrama Widya, 2007
• Dwidjoseputro, Dasar-dasar Mikrobiologi, Jakarta :Djambatan, 2005
• Lud Waluyo, Mikrobiologi Umum, Malang : UPT. Penerbitan Universitas
Muhammadiyah Malang, 2004
• Michael, Dasar-dasar Mikkrobiologi, Jakarta : Universitas Indonesia, 2005

8
9
10

You might also like