You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH

Berhasilnya suatu lembaga pendidikan dalam mencapai tujuan

pendidikan dan pengajaran ditentukan oleh berbagai komponen seperti Kepala

Sekolah, guru, kurikulum dan sarana/prasarana yang tersedia. Kepala sekolah

dalam melaksanakan tugasnya berfungsi sebagai administrator dan supervisor.

Sebagai supervisor pendidikan kepala sekolah mempunyai tugas dan tanggung

jawab untuk menigkatkan proses belajar mengajar dan cara memberikan

pelayanan dan pembinaan terhadap guru-guru dan pegawai lainnya secara

kontinyu agar ia tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu

dan teknologi.

Purwanto (1990 : 119) mengemukakan bahwa ada enam tugas dan

tanggung jawab kepala sekolah sebagai supervisor, yaitu :

1) memotivasi guru-guru dan pegawai untuk dapat melaksanakan tugasnya

dengan baik,

2) mengembangkan dan menggunakan metode mengajar yang sesuai dengan

tuntutan kurikulum,

3) membina kerjasama yang baik dan harmonis dengan guru-guru dan

pegawai sekolah lainnya,

4) meningkatkan pengetahuan guru-guru melalui diskusi kelompok bidang

studi sejenis,

1
5) mengikuti penataran dan seminar, dan

6) membina hubungan kerjasama antara sekolah dengan Komite sekolah dan

instansi lainnya yang terkait dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan

para siswa.

Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa tugas kepala sekolah

sebagai supervisor pendidikan terutama lebih diarahkan untuk membantu

mengembangkan guru-guru dan pegawai lainnya dengan cara membimbing

dan membina mereka untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dengan baik

sehingga proses belajar mengajar berjalan secara lancar, efektif dan akhirnya

mutu pendidikan di sekolah akan meningkat. Suasana sekolah yang baik dan

berkualitas tinggi dapat meningkatkan prestasi kerjanya. Untuk memperoleh

prestasi kerja yang maksimal perlu adanya usaha-usaha yang dapat ditempuh

seperti melalui pengembangan karir guru dan kepala sekolah. Pengembangan

karir ini perlu dilakukan untuk meningkatkan prestasi kepala sekolah dan pada

akhirnya meningkatkan kemampuan kepala sekolah dari segi pengetahuan,

keterampilan maupun sikap guna adanya pertumbuhan yang

berkesinambungan baik diri sendiri maupun jabatan kepala sekolah.

Soemanto (1998 : 260) menyatakan bahwa pengembangan karir

identik dengan pertumbuhan jabatan, yaitu suatu keadaan dimana seseorang

mengalami perubahan sikap ke arah yang positif yang disebabkan

bertambahnya pengetahuan dan keterampilannya dengan tujuan untuk lebih

mengefektifkan dan mengefisiensikan pelaksanaan tugasnya. Kalau dilihat

dari manfaatnya, maka kegiatan pengembangan karir bagi kepala sekolah dan

2
guru-guru merupakan usaha yang sangat penting dilakukan sehingga kepala

sekolah dan guru-guru akan mengalami pertumbuhan baik secara pribadi

maupun jabatannya. Selain itu kepala sekolah dapat meningkatkan profesional

guru-guru dalam memperbaiki situasi belajar mengajar, mutu pelajaran di

sekolah, pelaksanaan administrasi kelas dan tugas-tugas profesional lainnya.

Pembinaan kepala sekolah tidak cukup dilakukan oleh pengawas saja, akan

tetapi juga oleh teman sejawat. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui forum

Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (jenjang TK, SD, SMP dan SMA/SMK) di

Kabupaten Bengkulu Utara, yang untuk selanjutnya penulisan Musyawarah

Kerja Kepala Sekolah disingkat menjadi MKKS. Pertemuan di Kelompok

MKKS Kabupaten Bengkulu Utara memberikan kesempatan sesama Kepala

Sekolah untuk bertukar pengalaman dan memecahkan persoalan secara

bersama-sama. Suasana pembinaan seperti ini akan menjadi santai, setiap

pribadi kepala sekolah mendapat kesempatan mengeluarkan pendapatnya

sehingga merasa dihargai sesama manusia.

Dengan adanya kegiatan MKKS di Kabupaten Bengkulu Utara ini banyak

manfaat yang dapat dipetik oleh Kepala Sekolah. Kendala-kendala yang

ditemui di sekolah dapat teratasi, menanamkan rasa percaya diri, tumbuh rasa

kebersamaan/ kekeluargaan yang mendalam sesama kepala sekolah dan dapat

mengemukakan ide/ gagasan guna meningkatkan pendidikan.

Selanjutnya Depdikbud (1989 : 14) menyatakan bahwa ada lima

manfaat kelompok kerja kepala sekolah, yaitu

3
1) masalah dan kesulitan dibicarakan secara bersama-sama sehingga mudah

teratasi,

2) tumbuh rasa kebersamaan/kegotong-royongan rasa kekeluargaan yang

mendalam dimana rasa senasib dan sepenanggungan dalam menghadapi

tugas sehari-hari,

3) membahas segala masalah yang timbul betapapun sukar dan beratnya

apabila dihadapi secara bersama-sama akan terasa lebih ringan dan mudah,

4) dapat merencanakan dan melaksanakan pengembangan cara belajar siswa

aktif dengan mantap, dan

5) lebih percaya diri karena setiap kekurangan individu dapat teratasi.

Begitu banyaknya manfaat yang dapat diperoleh oleh kepala sekolah

dalam menyelenggarakan MKKS menuntut perlunya pelaksanaan KKKS dan

MKKS ini dikelola dengan sebaik-baiknya. pelaksanaan MKKS hendaklah

dengan perencanaan yang matang yang memuat tujuan kegiatan, visi, program

kerja, implementasi program kerja, komitmen, ketersediaan fasilitas kerja,

tupoksi , mengaktifkan anggota dan factor yang menjadi penghambat.

Keputusan yang diambil secara bersama pada pertemuan MKKS dicatat dan

disampaikan kepada seluruh anggota dan pada waktu tertentu diadakan

penilaian sebagai umpan balik untuk meningkatkan kegiatan dimasa yang

akan datang.

Berdasarkan apa yang dirasakan dan yang dialami oleh penulis sebagai

kepala sekolah dan wawancara penulis sesama kepala sekolah yang menjadi

anggota MKKS Kabupaten Bengkulu Utara diperoleh keterangan sebagai

4
berikut. Tempat penyelenggaraan MKKS secara bergiliran, sehingga TK, SD,

SMP dan SMA/SMK yang tidak mempunyai sarana/ prasarana yang memadai

kegiatan MKKS tidak terlaksana dengan baik, pada giliran TK, SD, SMP dan

SMA/SMK yang agak terpencil susah dijangkau oleh anggota, sehingga

banyak anggota tidak hadir, kegiatan MKKS tidak didasarkan sepenuhnya dari

program yang telah disusun, kegiatan yang terhalang oleh hal-hal yang

mendesak dan mendadak (rapat) pada umumnya tidak dicarikan hari

pengganti, kegiatan dilaksanakan pada waktu jam dinas sehingga banyak

anggota yang berhalangan hadir dan pelaksanaan kegiatan berkesan buru-buru

dan kurang serius.

Anggota yang tidak hadir tidak ada sanksi, hasil musyawarah kerja

hanya dicatat oleh anggota yang hadir tidak dibukukan dan dilaporkan kepada

seluruh anggota, yang menjadi nara sumber hanya ketua MKKS dan

pengawas. Kegiatan MKKS tidak ada penilaian.

Bertitik tolak dari permasalahan di atas penulis tertarik untuk meneliti

tentang Manajemen MKKS di Berbagai Jenjang Sekolah TK, SD, SMP dan

SMA/SMK di Kabupaten Bengkulu Utara terhadap pelaksanaan kegiatannya.

RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah

penelitian secara umum adalah sebagai berikut:

5
“Apakah Terdapat Perbedaan atau Persamaan Manajemen

Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MGMP) Di Berbagai Jenjang TK,

SD, SMP, dan SMA/SMK Kab. Bengkulu Utara ?”

Rumusan permasalahan secara khusus adalah :

1. Bagaimanakah visi pengurus MKKS di

Kabupaten Bengkulu Utara ?

2. Bagaimanakah program kerja MKKS di

Kabupaten Bengkulu Utara ?

3. Bagaimanakah mengimplementasikan

program kerja MKKS di Kabupaten Bengkulu Utara ?

4. Bagaimanakah komitmen pengurus MKKS

di Kabupaten Bengkulu Utara ?

5. Bagaimanakah ketersediaan fasilitas kerja

MKKS di Kabupaten Bengkulu Utara ?

6. Bagaimanakah tupoksi MKKS di Kabupaten

Bengkulu Utara ?

7. Bagaimanakah mengaktifkan anggota

MKKS di Kabupaten Bengkulu Utara ?

8. Bagaimanakah factor-faktor penghambat

MKKS di Kabupaten Bengkulu Utara ?

C. TUJUAN PENELITIAN

6
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk membandingkan

perbedaan atau persamaan manajemen MKKS di berbagai jenjang TK, SD,

SMP, dan SMA/SMK Kabupaten Bengkulu Utara.

Adapun tujuan khususnya yaitu untuk membandingkan manajemen

MKKS di berbagai jenjang TK, SD, SMP, dan SMA/SMK Kabupaten

Bengkulu Utara dalam:

1) visi pengurus MKKS,

2) program kerja MKKS,

3) mengimplementasikan program kerja MKKS,

4) komitmen pengurus MKKS,

5) ketersediaan fasilitas kerja MKKS,

6) tupoksi MKKS,

7) mengaktifkan anggota MKKS, dan

8) factor-faktor penghambat MKKS.

KEGUNAAN PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan

antara lain adalah :

1. Bagi kepala sekolah untuk memecahkan masalah secara bersama-

sama guna meningkatkan manajerial sekolah.

2. Sebagai pedoman alternative MKKS Kabupaten Bengkulu Utara

untuk meningkatkan program kerja.

7
3. Bagi peneliti sebagai acuan untuk mengembangkan penelitian lebih

lanjut tentang MKKS..

4. Bagi Dinas Pendidikan sebagai bahan masukan untuk mengambil

keputusan bidang pendidikan dalam rangka meningkatkan kualitas kinerja

kepala sekolah.

RUANG LINGKUP PENELITIAN

Ruang lingkup penelitian ini pada beberapa pokok masalah yang

sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Adanya pembatasan

masalah ini dimaksudkan untuk lebih memperdalam kajian penelitian dan

sesuai dengan tujuan penelitian.

Adapun Ruang Lingkup penelitian ini mencakup untuk

membandingkan manajemen MKKS di berbagai jenjang TK, SD, SMP, dan

SMA/SMK Kabupaten Bengkulu Utara dalam:

1) visi pengurus MKKS,

2) program kerja MKKS,

3) mengimplementasikan program kerja MKKS,

4) komitmen pengurus MKKS,

5) ketersediaan fasilitas kerja MKKS,

6) tupoksi MKKS,

7) mengaktifkan anggota MKKS, dan

8) factor-faktor penghambat MKKS.

8
D. DEFENISI KONSEP

Beberapa konsep yang terdapat dalam penelitian ini antara lain:

1. Kepala Sekolah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi

tugas tambahan untuk memimpin suatu sekolah tempat di

selenggarakannya proses belajar mengajar.

2. Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari rangkaian

kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan

pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menetukan dan

mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya

manusia dan sumberdaya lainnya.

3. Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) adalah suatu forum

atau wadah kegiatan kepala-kepala sekolah di kecamatan, kabupaten

ataupun tingkat propinsi.

9
10

You might also like