You are on page 1of 4

Gigi berlubang? No way!

Sebagian dari para pembaca mungkin telah merasakan sakit pada rongga mulut.
Asal muasal sakit rongga mulut ini bermacam-macam, bisa terjadi karena ada lubang
pada gigi, luka pada jaringan lunak mulut, ataupun kelainan yang diderita saraf-saraf
yang ada di bagian muka dan leher tetapi dirasakan sakit pada rongga mulut. Tetapi perlu
diakui bahwa sakit pada rongga mulut sebagian besar berasal dari penyakit gigi kita, yaitu
lubang gigi yang mempunyai nama medis yaitu karies gigi.
"Penyakit karies atau gigi berlubang merupakan penyakit infeksi yang umum di
dunia dan ditemukan pada 95%jumlah penduduk dunia," ujar mantan Dekan Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Sri Angky Soekanto DDS PhD. Angka kerusakan
gigi di Indonesia berdasarkan survei kesehatan oleh Departemen Kesehatan RI tahun
2001 menemukan sekitar 70% penduduk Indonesia usia 10 tahun ke atas pernah
mengalami kerusakan gigi. Untuk usia 12 tahun, jumlah kerusakan gigi mencapai 43,9 %,
usia 15 tahun 37,4%, 18 tahun 51,1 %, 35-44 tahun 80,1 %, dan 65 tahun ke atas
96,7%. Angka ini menunjukkan tingginya kejadian penyakit ini di masyarakat Indonesia
yang berarti bahwa masyarakat Indonesia hanya sedikit yang memiliki kesadaran dan
pengetahuan tentang kesehatan gigi. Nah bagi para pembaca, maukah terdaftar dalam
angka kerusakan gigi itu? Jika tidak, mungkin artikel ini dapat membantu.
Definisi
Karies gigi atau gigi berlubang adalah suatu penyakit jaringan keras gigi yang
disebabkan oleh proses demineralisasi akibat proses fermentasi makanan berkarbohidrat
(contohnya fruktosa, sukrosa, glukosa) oleh bakteri penghasil asam sehingga gigi pun
berlubang. Contoh dari makanan yang berkarbohidrat sangat mudah kita jumpai sehari-
hari dan kita pun mengkonsumsinya, yaitu nasi, makanan dan minuman yang
mengandung gula, coklat, dan lain-lain. Proses ini memakan waktu yang cukup lama,
yaitu berbulan-bulan dan dipengaruhi berbagai macam faktor, yaitu frekuensi memakan
makanan berkarbohidrat, perlindungan alami dari air liur, frekuensi terkenanya asam, dan
fluoride ataupun elemen lainnya yang dapat menghambat gigi berlubang.
Rasa sakit selagi gigi berlubang? Hal ini lah yang paling “mengasyikkan” dari
gigi berlubang. Rasa sakit yang hebat diperoleh ketika gigi berlubang telah sampai di
lapisan gigi yang kedua, yaitu lapisan dentin. Sakitnya akan lebih parah jika karies telah
mencapai saraf gigi, atau disebut dengan pulpa.
Cara Mendeteksi
Nah bagi para pembaca yang ingin tau seperti apa karies pada awal mula proses
pembentukannya dapat melihat gambar noda putih seperti di gambar 2. Itulah awal
terjadinya lubang gigi. Untuk proses lebih lanjut, karies terlihat sebagai gigi yang
berlubang, bisa kekuningan dan kehitaman pada lubangnya.
Gigi berlubang yang masih hidup bila kemasukan makanan ataupun penderita sedang
minum dapat merasakan rasa sakit. Bila gigi sudah mati, maka tidak akan terasa sakit.
Cara Pencegahan
Proses gigi berlubang memerlukan waktu berbulan-bulan, sehingga kita dapat
melakukan pencegahannya dari dini.
1. Maksimalkan kesehatan rongga mulut anda dengan cara :
• Sikat gigi dengan pasta gigi berfluoride minimal 2 kali sehari yaitu 30
menit setelah makan, dan sebelum tidur. Sikat gigi sebelum tidur harus
dilakukan karena kecenderungan proses karies lebih besar terjadi pada saat tidur.
Sikat gigi minimal harus dilakukan dalam waktu 2 menit dan menjangkau sampai
ke bagian paling belakang gigi. Pilih sikat gigi yang kepalanya mengecil sehingga
memudahkan penjangkauannya sampai ke belakang. Untuk pasta gigi berfluoride
pun banyak tersedia di pasaran.
• Flossing yang baik. Dental floss dapat membersihkan sisa makanan yang tidak
terjangkau oleh sikat gigi. Baik dilakukan 1 kali sehari. Dental floss dapat dibeli
di supermarket.
• Berkumur dengan obat kumur. Obat kumur dapat membantu pengurangan
plak (substrat yang membantu terjadinya karies) sehingga dapat mengurangi
terjadinya gigi berlubang. Dan sekarang telah terdapat obat kumur yang
mengandung fluoride untuk remineralisasi (penambahan mineral gigi) gigi
sehingga gigi dapat sehat kembali.
• Mengunyah permen karet yang mengandung sorbitol ataupun xylitol.
Kedua jenis zat pemanis ini diketahui tidak menyebabkan karies. Terlebih lagi
xylitol yang lebih menguntungkan karena menghambat aktivitas bakteri penyebab
gigi berlubang. Mengunyah permen karet juga menstimulasi faktor perlindungan
rongga mulut yaitu saliva karena efek pengunyahan
2. Kurangi makanan berkarbohidrat atau mengandung gula diantara waktu
makan untuk mengurangi waktu gigi kita terkena asam fermentasi dari bakteri.
Mengurangi gula pasir bisa yang dapat merusak gigi dapat dilakukan dengan
menggantinya dengan pemanis rendah kalori yang banyak terdapat di pasaran.
Pemanis rendah kalori terbukti tidak membuat gigi berlubang.
3. Kunjungi dokter gigi anda secara rutin yaitu 6 bulan sekali. Dokter gigi dapat
mengetahui lubang gigi sekecil apapun yang ada di gigi anda. Selain itu dokter gigi
dapat melakukan pemolesan fluoride yang bertujuan untuk remineralisasi gigi dan
juga penghilangan karang gigi yang bertujuan untuk mencegah penyakit struktur
penyangga gigi yaitu ginggivitis (peradangan gusi) dan periodontitis (peradangan
tulang penyangga gigi).
Jika telah terjadi lubang gigi, maka cepatlah datang ke dokter gigi anda untuk segera
ditambal. Penambalan harus segera dilakukan untuk mencegah kerusakan gigi yang lebih
lanjut.
Gigi sangatlah penting untuk kenyamanan makan, berbicara, dan juga keindahan
penampilan diri kita. Jadi, sayangi gigi anda sebaik-baiknya untuk senyum dan
kenyamanan hidup anda dengan cara pencegahan dan perawatan yang telah dibahas
sebelumnya. Senyum cemerlang, makan pun enak!

gambar 1
gambar 3
1. Masalah Gigi dan Mulut.
http://lifestyle.okezone.com/index.php/ReadStory/2007/12/12/27/67749/masalah-
gigi-mulut-gerbang-kedatangan-penyakit. 22/08/2008
2. Karies gigi. http://id.wikipedia.org/wiki/Karies_gigi. 22/08/2008
3. McIntyre JM. Dental Caries - The major Cause of Tooth Damage. In: Mount GJ,
Hume WR (ed). Preservation and Restoration of Tooth Structure. 2nd ed.
Queensland: Knowledge Books & Software. 2005
4. Artificial Sweeteners: No Calories ... Sweet!. Diambil 4 Agustus 2008
http://www.fda.gov/fdac/features/2006/406_sweeteners.html
5. http://martariwansyah.blogspot.com/2007/08/gigi-berlubang-no-way.html
Berbagai sumber

You might also like