Professional Documents
Culture Documents
1 judul penelitian
Berbagai ketimpangan antar daerah dan pembagian sumber daya alam yang
menjadi sistem pemerintahan yang lebih bebas dan demokrasi dimana masyarakat
lebih bebas untuk mengolah sumber dayanya dan mengatur pemerintahan daerahnya
sendiri.
masyarakat ( UU 32/2004).
Anggaran harus disusun sesuai dengan tujuan otonomi daerah yang tercantum
anggaran harus memperhatikan kebutuhan publik dan pelayanan publik, hal tersebut
sesuai dengan sifat anggaran daerah sebagai bagian dari akuntansi daerah yang juga
sektor publik dapat dipahami sebagai suatu entitas yang aktivitasnya berhubungan
dengan usaha untuk menghasilkan barang dan pelayanan publik dalam rangka
memenuhi kebutuhan dan hak publik. Untuk itu dalam penyusunan anggaran
publik.
berhak mendapatkan sumber pendapatan lain selain pendapata asli daerah, yaitu
dana transfer dari pemerintah pusat berupa dana perimbangan . Pemberian dana
publik minimum di seluruh negeri (Simanjuntak dalam Sidik et al, dikutip dari sukri
2002 yang dikutip Novi maulida mengungkapkan jika transfer dari Pempus menjadi
sumber utama dari pemerintah daerah untuk membiyayai daerah yang seharusnya
sendiri( pendapatan asli daerah). Simanjuntak dalam Siti Ani Markifah menunjukan
dalam kurun waktu 2002-2006 proporsi dana transfer pemerintah pusat pada
kabupaten/ kota di Jawa timur mencapai 70% sedang sumber penerimaan asli daerah
mencapai tujuan tersebut diperlukan perubahan alokasi anggaran dari belanja rutin
ke belanja modal yang lebih banyak. Alokasi belanja modal yang lebih besar untuk
berpengaruh pada peningkatan minat investasi pada suatu daerah. Peningkatan minat
dalam David Harianto dan Priyo Hadi menunjukan jika kenaikan pajak daerah
layanan publik dan pada gilirannya mampu meningkatkan tingkat partisipasi publik
Pada kenyataannya alokasi untuk belanja modal jauh lebih sedikit daripada
belanja rutin. Nota keuangan RAPBN total 2010 menunjukan bahwa alokasi belanja
gaji pemerintah daerah 2010 mencapai 50, 7% sedang untuk belanja modal hanya
21,9% (Jawa Pos 2010). Max dalam Jawa Pos tersebut mengungkapkan dalam kurun
waktu 2005- 2011 dana perimbangan rata-rata mengalami kenaikan rata-rata 22,6 %
tetapi belum menunjukan dampak yang berarti bagi infrasturktur. Pada periode 2007-
2010 dana APBD lebih banyak dialokasikan pemerintah daerah untuk belanja
pegawai dengan proporsi paling besar dibanding belanja modal, hibah, DBH & Bk,
dan belanja lain-lain, hanya pada 2008 saja belanja modal mempunyai proporsi
tertinggi.
Besaranya porsi belanja seperti rutin seperti belanja pegawai yang jauh
dan mengalokasikan dana yang diterimanya untuk keperluan yang lebih bermanfaat
bermaksud untuk melihat pengaruh PAD dan dana perimbangan yang diterima dari
pemerintah pusat terhadap alokasi belanja modal oleh pemerintah daerah . Pada
penelitian sebelumnya Darwanto dan Yulia menunjukan DAU dan PAD untuk
daerah Bali dan Jawa tahun 2004-2005 memiliki pengaruh signifikan terhadap
belanja modal. Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui apakah dana perimbangan
dan PAD memiliki pengaruh yang signifikan terhadap belanja modal mengingat
besarnya pengalokasian dana perimbangan dan PAD untuk keperluan yang lebih
Timur 2007/2008 . Serta untuk mengetahui pakah terjadi Flyper effect pada pengaruh
PAD dan dana perimbangan terhadap belanja modal se Jawa Timur 2007/2008.
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak yaitu:
1. Bagi Pemerintahan Daerah
2. Bagi Penulis
untuk dapat memenuhi kebutuhan dan hak publik melalui pelayanan publik yang
baik.
kecilnya dana yang tercantum dalam APBD akan mencerminkan peranan pemerintah
publik akan tetapi harus mempertimbangkan keseimbangan antara sumber daya dan
money ) . Hal ini mendorong pemerintah daerah untuk selalu memperhatikan tiap
sen/rupiah dana (uang) yang digunakan diperoleh dan digunakan ( Halim 2004)
a. Belanja Modal
dua, yaitu anggaran operasional dan anggaran modal. Dalam penjelasannya anggaran
panjang dan pembelanjaan atas aktiva tetap seperti gedung, peralatan ,kendaraan,
anggaran dan menambah aset atau kekayaan daerah serta akan menimbulkan
2004).
penganggaran sektor publik (Key 1940 dalam Fozzard, 2001) yang dikutip Darwanto
Keterbatasan sumber daya menyebabkan alokasi sumber daya untuk suatu bidang
biaya modal pemerintah harus memutuskan bidang mana yang dianggap perlu untuk
dapat memenuhi kebutuhan dan hak publik. Anggaran berfungsi sebagai alat politis
yang digunakan untuk memutuskan prioritas dan kebutuhan keuangan tersebut
(Mardiasmo 2002).
mengalokasikan sumber daya daerahnya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan hak
publik.
daeeahnya. Untuk dapat memberikan pelayanan publik yang baik dan memenuhi hak
sendiri yakni dengan upaya peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), baik dengan
meningkatkan penerimaan sumber PAD yang sudah ada maupun dengan penggalian
sumber PAD yang baru sesuai dengan ketentuan yang ada serta memperhatikan
kondisi dan potensi ekonomi masyarakat. Halim, 2004 dalam Siti Anni markifah
memenuhi hak publik diperlukan peningkatan pendapatan asli daerah dengan tetap
Retribusi Daerah, yang dimaksud dengan pajak daerah adalah iuran wajib yang
dilakukan oleh orang pribadi dan badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang
yaitu:pajak provinsi dan pajak kabupaten. Pajak provinsi adalah pajak daerah yang
dipungut oleh pemerintah daerah tingkat provinsi, pajak yang masih berlaku sampai
saat ini. Sedangkan pajak kabupaten/kota adalah pajak daerah yang dipungut oleh
b. Retribusi daerah
daerah adalah “pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian
izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh pemerintah daerah
daya manusia dan sektor industri pemerintah pusat teralu menguasai sektor-sektor
kesejahteraan masyarakatnya.
pendapatan lain-lain PAD yang sah adalah pendapatan yang berasal dari dinas-dinas
pemerintah daerah
dari
b. jasa giro;
c. pendapatan bunga;
d. keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing; dan
c. Dana Perimbangan
pusat dan daerah adalah suatu sistem pembiayaan pemerintah dalam rangka negara
daerah sejalan dengan kewajiban dan pembagian kewenangan serta tata cara
keuanganya.
Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
menjadi 2 yaitu dana bagi hasil yang bersumber dari pajak dan bersumber dari
berasal dari pajak terdiri dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB); Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan (BPHTB); dan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal
29 Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan PPh Pasal 21. Sedangkan Dana
Bagi Hasil yang bersumber dari sumber daya alam berasal dari kehutanan
pertambangan umum, perikanan, pertambangan minyak bumi, pertambangan gas
umum adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan ke
Dana alokasi umum besarnya tidak akan sama untuk tiap daerah . Daerah
yang mempunyai pendapatan asli daerah rendah akan mendapatkan dana alokasi
umum yang tinggi, sebaliknya daerah yang mempunyai pendapatan asli daerah
tinggi akan mendapatkan dana alokasi umum yang rendah hal tersebut sesuai dengan
Dana Alokasi Khusus, selanjutnya disebut DAK, adalah dana yang bersumber
dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan
untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan Daerah dan
sesuai dengan prioritas nasional. pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah
tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan
dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu . Holtz-Eakin et. al. (1985) dalam Darwanto
dan Yulia mengungkapakan keterkaitan sangat erat antara transfer dari pemerintah
pusat dengan belanja pemerintah daerah. Aziz et al, 2000; Doi, 1998; Von
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Darwanto dan Yulia Mustika Sari),.
asli daerah DAU yang diterima dari Pemerintah Pusat. Dari hasil penelitian tersebut,
menunjukkan bahwa DAU dan PAD berpengaruh signifikan terhadap belanja modal.
Hal tersebut diperkuat oleh penelitian Gunawan Simanjuntak dan Erlina di Sumatra
belanja modal.
terhadap pengeluaran daerah sudah banyak dilakukan (misalnya Aziz et al, 2000;
Blackley, 1986; Joulfaian & Mokeerjee, 1990; Legrensi & milas, 2001; Von
Furstenberg et al, 1986) dalam Maemunah 2006. Hoover & Sheffrin (1992), dalam
Bambang Kesit 2004 secara empiris menemukan bahwa pada pertengahan 1960an
pajak berpengaruh terhadap belanja daerah sedang untuk sampel sesudah tahun
penambahan alokasi spread PAD untuk belanja modal dalam pembangunan infrastruktur
tetapi terjadi penurunan dalam bidang pendidikan dan bidang kesehatan. Penelitian
Bambang Kesit (2004) menunjukan jika PAD berpengaruh positif dan signifikan
terhadap belanja daerah. Hal tersebut dierkuat oleh penelitian Darwanto dan Yulia
keterkaitan sangat erat antara transfer dari pemerintah pusat dengan belanja
pemerintah daerah dan modal.Studi Legrenzi & Milas (2001) dalam Abdullah dan
Halim (2003) menemukan bukti empiris bahwa dalam jangka panjang transfer
dan signifikan terhadap belanja modal. Sejalan dengan penelitian tersebut Gunawan
melihat pengaruh dana perimbangan terhadap alokasi anggaran belanja modal adalah
sebagai berikut:
c. Flypaper Effect
daerah yang disebabkan oleh adanya perubahan dalam jumlahtransfer dari pemerintah
pusat lebih besar dari pada stimulus yang disebabkan oleh perubahan pendapatan
mengenai perilaku fiskal dan belanja pemda dengan simultaneous setting dan
menemukan adanya flypaper effect dalam respon daerah . Deller et al (2002) dalam
Maemunah menemukan jika peningkatan pengeluaran perkapita lebih besar berasal dari
dana bagi hasil daripada pengeluaran yang berasal dari pendapatan perkapita . Legrenzi
& Milas (2001) dalam Bambang kesit 2004 juga menemukan adanya flyper-effect
pada jangka panjang di municipalitis Italia. . Legrenzi & Milas dalam Bambang
Kesit (2004) menyatakan bahwa local governments consistently increase their
expenditure more with respect to increase instate transfer rather than to increase in
own revenues .
Dalam penelitian Syukri Abdulah dan Halim (2004) di Jawa dan Bali
menemukan adanya flyper efect pada pengaruh DAU dan PAD terhadap belanja
daerah. Penelitian Memunah (2006) juga menemukan adanya flyper efect pada
belanja bidang kesehatan dan belanja bidang pekerjaan umum dan infrastruktur.
Dari uraian diatas hipotesis untuk melihat adanya flypaper effect, yaitu :
H3a : Pengaruh DPt terhadap BMt lebih besar dari pada pengaruh
H3b : Pengaruh DPt-1 terhadap BMt lebih besar dari pada pengaruh
H3b : Pengaruh DPt-1 terhadap BMt lebih besar dari pada pengaruh
Kabupaten/Kota yang ada di Jawa dan Bali yang diperoleh dari BPS Jakarta
- Variabel Penelitian
modal dan variabel bebas ( Independent Variabel ) adalah Pendapatan Asli Daerah
1. Belanja Modal
Menurut Halim yang dikutip Gunawan Simanjuntak dan Erlina (2004: 73),
melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah aset atau kekayaan daerah dan
selanjutnya akan menambah belanja yang bersifat rutin seperti biaya pemeliharaan
Pendapatan asli daerah adalah mer upakan penerimaan yang diperoleh daerah
yang bersumber sektor pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan dan pendapatan lain -lain yang sah (Mardiasmo, 2002).
3 Dana perimbangan
mendapat Dana perimbangan yang terdiri dari dana bagi hasil, dana alokasi umum
pendanaan pemerintah antara pemerintah pusat dan daerah serta untuk mengurangi
merupakan system transfer dari pemerintah serta merupakan kesatuan yang utuh.
dipakai untuk melihat hubungan PAD terhadap belanja modal dan pengaruh jumlah
Dimana :
Y : Belanja Modal
a : Konstanta
b1 : Koefisien Regresi
e : Kesalahan Estimasi.
adalah koefisien regresi, X1i adalah DP (atau DPt-1) dan X2i adalah PADt (atau PADt1).
dibandingkan dengan efek PAD terhadap BM. Untuk regresi berganda, dibandingkan
koefisien regresi dan nilai t-statistic untuk masing-masing variabel. Apabila efek DP
terhadap Belanja Modal lebih besar daripada efek PAD, maka dapat disimpulkan
Bab ini menjelaskan latar belakang , rumusan masalah, manfaat dan tujuan
penelitian
Bab ini menjelaskan tentang karateristik data dan sumber data diperoleh,
serta metode analisis data menggunakan regresi sederhana untuk Pengujian atas
hubungan PAD terhadap belanja modal dan pengaruh jumlah DP dan PAD terhadap
belanja modal secara cross-section Regresi berganda digunakan dengan tujuan untuk
effect, maka efek DP terhadap BM dibandingkan dengan efek PAD terhadap BM.
2.3 Daftar Pustaka
_______,Separo dana APBD Habis untuk Gaji PNS, Jawa Pos, 23Agustus 2010
Gunawan dan Erlina. Pengaruh Transfer Pemerintah Pusat terhadap Belanja Modal
pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatra Utara, Jurnal akuntansi 20,
Fakultas Ekonomi USU, Departemen Akuntansi 2008
Halim, Abdul, Akuntansi Sektor Publik ,Akuntansi Keuangan Daerah ,ed Revisi
Salemba Empat, Jakarta, 2004.
Hariyanto, David dan Adi Priyo Hadi. 2007. Hubungan Antara Dana AlokasiUmum
Belanja Modal Pendapatan Asli Daerah Dan Pandapatan Perkapita.
Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar
Maimunah, Mutiara, Flypaper Effect pada Dana Alokasi Umum (DAU) dan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja Daerah Pada Kabupaten/Kota
Di Pulau Sumatra, Simposium Nasional Akuntansi IX, Padang 23-26 Agustus
2006.
.
Mardiasmo, Akuntansi Sektor Publik. Penerbit Andi, Yogyakarta, 2002
Novi maulida, Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah
(PAD) terhadap Prediksi Belanja Daerah,(Studi Kasus Pada Kabupaten/Kota di
Indonesia), Skripsi S-1, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta 2007
Prakosa, Kesit Bambang, Analisis Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) dan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) Terhadap Prediksi Belanja Daerah (studi
empiric di wilayah Propinsi Jawa Tengah dan DIY), JAAI Vol. 8 No. 2, 2004.
Sukriy dan Halim (c), Pengaruh Dana Alokasi Umum (DAU) Dan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) terhadap Belanja Pemerintah Daerah:Studi Kasus
Kabupaten/Kota Di Jawa dan Bali, Simposium Nasional Akuntansi VI:1140-
1159, Surabaya 16-17 Oktober 2003
UU no 32 Tahun 2004
UU no 33 Tahun 2004