Professional Documents
Culture Documents
Tujuan Percobaan
Mengamati proses reaksi dapat balik dalam reaksi timbal (II) sulfat dengan
natrium iodide
B. Dasar Teori
Kesetimbangan kimia
Reaksi yang dapat berlangsung dalam dua arah disebut reaksi dapat balik. Apabila
dalam suatu reaksi kimia, kecepatan reaksi ke kanan sama dengan kecepatan reaksi ke
kiri maka, reaksi dikatakan dalam keadaan setimbang. Secara umum reaksi
kesetimbangan dapat dinyatakan sebagai:
A + B ® C + D
Hukum Guldberg dan Dalam keadaan kesetimbangan pada suhu tetap,maka hasil kali
Wange: konsentrasi zat-zat hasil reaksi dibagi dengan hasil kali
konsentrasi pereaksi yang sisa dimana masing-masing
1
konsentrasi itu dipangkatkan dengan koefisien reaksinya
adalahtetap.
Pernyataan tersebut juga dikenal sebagai hukum kesetimbangan.
Untuk reaksi kesetimbangan: a A + b B « c C + d D maka:
Contoh soal:
1. Satu mol AB direaksikan dengan satu mol CD menurut persamaan reaksi:
AB(g) + CD(g) « AD(g) + BC(g)
Setelah kesetimbangan tercapai ternyata 3/4 mol senyawa CD berubah menjadi AD dan
BC. Kalau volume ruangan 1 liter, tentukan tetapan kesetimbangan untuk reaksi ini !
Jawab:
2
Perhatikan reaksi kesetimbangan di atas jika ternyata CD berubah (bereaksi) sebanyak
3/4 mol maka AB yang bereaksi juga 3/4 mol (karena koefsiennya sama).
Dalam keadaan kesetimbangan:
(AD) = (BC) = 3/4 mol/l
(AB) sisa = (CD) sisa = 1 - 3/4 = 1/4 n mol/l
Kc = [(AD) x (BC)]/[(AB) x (CD)] = [(3/4) x (3/4)]/[(1/4) x (1/4)] = 9
2. Jika tetapan kesetimbangan untuk reaksi:
A(g) + 2B(g) « 4C(g)
sama dengan 0.25, maka berapakah besarnya tetapan kesetimbangan bagi reaksi:
2C(g) « 1/2A(g) + B(g)
Jawab:
- Untuk reaksi pertama: K1 = (C)4/[(A) x (B)2] = 0.25
- Untuk reaksi kedua : K2 = [(A)1/2 x (B)]/(C)2
- Hubungan antara K1 dan K2 dapat dinyatakan sebagai:
K1 = 1 / (K2)2 ® K2 = 2
Azas Le Chatelier menyatakan: Bila pada sistem kesetimbangan diadakan aksi, maka
sistem akan mengadakan reaksi sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi itu menjadi
sekecil-kecilnya.
Perubahan dari keadaan kesetimbangan semula ke keadaan kesetimbangan yang baru
akibat adanya aksi atau pengaruh dari luar itu dikenal dengan pergeseran kesetimbangan.
Bagi reaksi:
A + B « C + D
3
a. Perubahan konsentrasi salah satu zat
b. Perubahan volume atau tekanan
c. Perubahan suhu
A. PERUBAHAN KONSENTRASI SALAH SATU ZAT
Apabila dalam sistem kesetimbangan homogen, konsentrasi salah satu zat diperbesar,
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah yang berlawanan dari zat tersebut.
Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu zat diperkecil, maka kesetimbangan akan bergeser
ke pihak zat tersebut.
Contoh: 2SO2(g) + O2(g) « 2SO3(g)
- Bila pada sistem kesetimbangan ini ditambahkan gas SO2, maka kesetimbangan akan
bergeser ke kanan.
- Bila pada sistem kesetimbangan ini dikurangi gas O2, maka kesetimbangan akan
bergeser ke kiri.
B. PERUBAHAN VOLUME ATAU TEKANAN
Jika dalam suatu sistem kesetimbangan dilakukan aksi yang menyebabkan perubahan
volume (bersamaan dengan perubahan tekanan), maka dalam sistem akan mengadakan
berupa pergeseran kesetimbangan.
Jika tekanan diperbesar = volume diperkecil, kesetimbangan akan bergeser
ke arah jumlah Koefisien Reaksi Kecil.
Jika tekanan diperkecil = volume diperbesar, kesetimbangan akan bergeser
ke arah jumlah Koefisien reaksi besar.
Pada sistem kesetimbangan dimana jumlah koefisien reaksi sebelah kiri =
jumlah koefisien sebelah kanan, maka perubahan tekanan/volume tidak
menggeser letak kesetimbangan.
Contoh:
N2(g) + 3H2(g) « 2NH3(g)
4
bergeser ke kanan.
- Bila pada sistem kesetimbangan tekanan diperkecil (= volume diperbesar), maka
kesetimbangan akan
bergeser ke kiri.
C. PERUBAHAN SUHU
5
Secara matematis, hubungan antara Kc dan Kp dapat diturunkan sebagai:
Kp = Kc (RT) Dn
dimana Dn adalah selisih (jumlah koefisien gas kanan) dan (jumlah koefisien gas kiri).
Contoh:
Jika diketahui reaksi kesetimbangan:
CO2(g) + C(s) « 2CO(g)
Pada suhu 300o C, harga Kp= 16. Hitunglah tekanan parsial CO2, jika tekanan total dalaun
ruang 5 atm!
Jawab:
Misalkan tekanan parsial gas CO = x atm, maka tekanan parsial gas CO2= (5 - x) atm.
Kp = (PCO)2 / PCO2 = x2 / (5 - x) = 16 ® x = 4
Jadi tekanan parsial gas CO2 = (5 - 4) = 1 atm
Disosiasi adalah penguraian suatu zat menjadi beberapa zat lain yang lebih sederhana.
Derajat disosiasi adalah perbandingan antara jumlah mol yang terurai dengan jumlah mol
mula-mula.
Contoh:
2NH3(g) « N2(g) + 3H2(g)
besarnya nilai derajat disosiasi (a):
6
banyaknya mol N2O4 dan NO2 pada keadaan setimbang adalah sama.
Pada keadaan ini berapakah harga derajat disosiasinya ?
Jawab:
Misalkan mol N2O4 mula-mula = a mol
mol N2O4 yang terurai = a a mol ® mol N2O4 sisa = a (1 - a) mol
mol NO2 yang terbentuk = 2 x mol N2O4 yang terurai = 2 a a mol
Pada keadaan setimbang:
mol N2O4 sisa = mol NO2 yang terbentuk
a(1 - a) = 2a a ® 1 - a = 2 a ® a = 1/3
Alat Bahan
- Beaker gelas 25 ml - Garam Timbal (II) sulfat
- Batang kaca pengaduk - Larutan Natrium iodide 1 M
- Gelas ukur 25 ml - Larutan Natrium sulfat 1 M
- Neraca analitis - Aquadest
- Gelas arloji
- Pipet tetes
D. Cara Kerja
7
3. Biarkan sesaat,lalu ambillah cairan dari beaker gelas dengan(dekantasi),lalu
cucilah endapan dengan aquadest sebanyak 2 kali.
4. Tambahkan 10 ml larutan 1 M Na2SO4 ke dalam endapan itu sedikit demi
sedikit sambil diaduk. Catat hasil pengamatan mu.
F. Pertanyaan
1. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi ketika timbale (II) sulfat ditambahkan
dengan larutan natrium iodida?
Jawab = Pb2SO4 + 2 NaI ↔ PbI2 + Na2SO4
2. Tuliskan persamaan reaksi yang terjadi antara zat padat yang dihasilkan pada
reaksi pertama dengan larutan natrium sulfat?
Jawab = PbI2 + Na2SO4 ↔ Pb2SO4 + 2 NaI
↑→ Endapan kuning
G. Kesimpulan
8
Reaksi timbal (II) sulfat dengan Natrium iodide merupakan reaksi reversible yaitu
reaksi yang dapat balik ke semula ..
H. Daftar Pustaka
http://www.google.co.id/#hl=id&source=hp&biw=1024&bih=637&q=kes
etimbangan+kimia&aq=0&aqi=g10&aql=&oq=keseti&fp=eedf582c8f1e1
52e
http://www.susilochem04.co.cc/2010/10/kesetimbangan-kimia.html
Buku Praktikum Kimia kelas 2