You are on page 1of 9

93

LAMPIRAN 3

POLIMER

Tujuan Pembelajaran:

Setelah mempelajari sub materi ini, kalian diharapkan mampu:

1. Meramalkan reaksi pembentukan polimer dari molekul yang diberikan.

Meramalkan molekul penyusun dari struktur polimer yang diberikan

2. Menentukan molekul lain yang mungkin dihasilkan dalam reaksi

polimerisasi yang diberikan.

3. Menentukan nama polimer dari struktur polimer yang diberikan.

4. Menentukan struktur suatu polimer dari nama polimer yang disebutkan.

5. Menggolongkan polimer ke dalam kategori yang diminta.

6. Membandingkan sifat fisis dan kimia polimer berdasarkan struktur yang

diberikan.

7. Mengingat kembali aplikasi makromolekul dalam kehidupan sehari-hari.

8. Mengidentifikasi pencemaran lingkungan yang dapat ditimbulkan oleh

sampah plastik.

9. Mengevaluasi solusi yang ditawarkan guna mengatasi masalah lingkungan

akibat sampah plastik

Pada Materi ini Dipelajari:

1. Polimer dan Senyawa yang Berpotensi Membentuk Polimer

2. Reaksi Pembentukan Polimer

3. Penggolongan Polimer
94

a. Berdasarkan asalnya

b. Berdasarkan jenis monomer penyusun

4. Sifat Kimia dan Fisika Polimer

5. Plastik dan Akibatnya

6. Penanganan Limbah Plastik

URAIAN MATERI

Polimer

Makromolekul atau polimer merupakan senyawa yang terdiri atas beribu-

ribu molekul yang lebih kecil atau monomer, yang berikatan satu sama lain secara

berulang. Protein merupakan polimer yang terdapat dalam makhluk hidup dengan

fungsi yang bervariasi. Tubuh manusia terdiri atas sekitar 15% protein yang

membentuk otot, rambut, kuku, dan tulang rawan; sedangkan karbohidrat adalah

polimer yang merupakan bahan utama dalam tumbuh-tumbuhan.

Beberapa polimer terbentuk secara alami, seperti selulosa, namun ada pula

yang dibuat oleh manusia, seperti plastik. Keberhasilan menciptakan polimer

sintetis memicu kreativitas manusia sehingga terbentuk berbagai industri.

1. Polimer dan Senyawa yang Berpotensi Membentuk Polimer

Makromolekul (molekul-molekul raksasa) atau polimer (dari bahasa

Yunani: poly = banyak + meros = bagian) adalah molekul besar yang tersusun dari

pengulangan sejumlah besar molekul sederhana yang disebut monomer (dari

bahasa Yunani: monos = satu + meros = bagian). Molekul sederhana yang

berpotensi sebagai monomer adalah senyawa-senyawa yang memiliki ikatan


95

rangkap (dua atau tiga) dan senyawa-senyawa yang memiliki gugus fungsi seperti

gugus karboksil (–COOH), gugus hidroksil (–OH), atau gugus amino (–NH2).

2. Reaksi Pembentukan Polimer

Reaksi pembentukan polimer dari monomernya disebut polimerisasi.

Polimerisasi dapat berlangsung dengan bantuan suatu katalis. Dalam suatu reaksi

polimerisasi, produk pertama yang dihasilkan adalah dimer (dua bagian),

kemudian trimer, tetramer, dan akhirnya setelah sederet tahap yang reaksi yang

panjang akan terbentuk molekul polimer. Contoh polimerisasi vinilklorida

membentuk polivinilklorida (PVC):

Gambar 1. Polimerisasi Vinilklorida Membentuk Polivilklorida

Persamaan polimerisasi di atas dapat pula dinyatakan dalam bentuk yang

lebih sederhana, seperti pada penulisan polimerisasi vinilklorida berikut, dengan n

berarti sejumlah besar.

Gambar 2. Polimerisasi Vinilklorida dalam Penulisan yang Singkat

Pembuatan polimer terbentuk melalui dua jenis reaksi yaitu polimerisasi

adisi dan polimerisasi kondensasi. Kedua jenis reaksi ini berbeda pada gugus

fungsional yang dimiliki monomer penyusun suatu polimer.


96

a. Polimerisasi Adisi

Polimerisasi adisi terjadi pada monomer yang mempunyai ikatan rangkap

(tidak jenuh), hasilnya disebut polimer adisi. Polimer adisi dibentuk oleh ikatan

langsung antar monomernya. Pada reaksi ini monomer membuka ikatan

rangkapnya lalu berikatan dengan monomer lain sehingga menghasilkan polimer

yang berikatan tunggal (jenuh). Suatu polimer adisi biasanya diberi nama

menurut nama monomernya, dengan diawali imbuhan poli di depannya. Beberapa

contoh polimer adisi disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Contoh Polimer yang Terbentuk Melalui Polimerisasi Adisi

No MONOMER POLIMER KEGUNAAN


1. Etena (etilena) Polietena Kemasan makanan, kantung plastik,
(polietilena) jas hujan, ember, panci dan
sebagainya.
2. Stirena Polistirena Peralatan medis, mainan, alat olah
HC CH2 raga, sikat gigi, kabin radio, TV, tape,
pendingin (freezer), boneka, botol
plastik bening, karton telur dan
stirofom untuk kemasan makanan.

3. Tetrafluoroetena Politetrafluoroetilena Pelapis panci anti lengket, pelapis


(teflon) tangki di pabrik kimia, pipa anti
patah, dan kabel listrik.
4. Kloroetena Polivinilklorida Pipa paralon, jas hujan, selang,
(Vinilklorida) kantong kemas, isolator kabel listrik,
ubin plastik, piringan hitam, fiber,
kulit imitasi untuk dompet, dan
pembalut kabel.
5. Propena Polipropena Alat-alat rumah sakit, komponen
mesin cuci dan mobil, pembungkus,
tekstil, tali plastik, bak air, kabel
listrik (insulator) serta botol.
6. Stirena dan butadiena SBR Ban mobil
7. 2-metil-1,3-butadiena Poliisoprena Karet tervulkanisir digunakan untuk
(Isoprena ) (karet alam) ban dan bola-bola karet
8. Akronitril Poliakrilonitril Kaos kaki, pakaian wol sintetis,
(orlon) karpet.
9. 2-kloro-1,3-butadiena Polikloroprena Selang oli
(kloroprena) (neoprena)
97

b. Polimer Kondensasi

Polimerisasi kondensasi terjadi pada monomer yang memiliki setidaknya

dua gugus aktif. Pada polimerisasi kondensasi, monomer-monomer saling

berkaitan dengan melepaskan molekul kecil, seperti air, asam klorida, ammonia,

atau etanol. Suatu polimer kondensasi biasanya diberi nama menurut jenis ikatan

penghubung yang terbentuk, dengan diawali kata poli di depannya, namun

demikian, nama dagang lebih sering digunakan. Beberapa contoh polimer

kondensasi disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Contoh Polimer yang Terbentuk Melalui Polimerisasi Kondensasi

Jenis
Kelompok Monomer Kegunaan
Polimer
- Bakelit Fenol dan formaldehida Fitting lampu dan peralatan
listrik
Poliamida Nilon 66 Asam adipat dan Tali, parasut, jas hujan, kaos
Heksametilendiamin kaki, dan tenda.
Nilon 46 Asam adipat dan Serat tekstil
Tetrametilendiamin
Kevlar Asam tereftalat dan Rompi anti peluru, pelapis jok
Fenilendiamin mobil
Poliester Dakron Asam tereftalat dan Serat tekstil, mylar
etilen glikol
Polipeptida Protein Asam-asam amino Zat pembangun tubuh, tekstil
Polisakarida Amilum Monosakarida Sumber tenaga/energi

3. Penggolongan Polimer

Polimer dapat digolongkan berdasarkan beberapa aspek antara lain:

a. Berdasarkan Asalnya

Polimer dibedakan atas polimer alam dan polimer sintetis. Polimer alam

merupakan polimer yang terdapat di alam. Contoh polimer alam: karet alam
98

(poliisoprena), protein seperti wol, sutera, telur, daging, enzim, dan hormon; serta

karbohidrat seperti sukrosa (gula pasir), pati/amilum dan selulosa.

Polimer sintetis merupakan polimer hasil kreasi manusia, yang diproduksi

baik di laboratorium maupun di pabrik dalam skala besar. Polimer sintetis

meliputi semua jenis plastik, serat sintetis, dan karet sintetis. Beberapa polimer

sintetis adalah polietilena, PVC, polipropilena, dan teflon.

b. Berdasarkan Jenis Monomer Penyusunnya

Polimer dapat dibedakan berdasarkan jenis monomer penyusunnya

menjadi dua macam polimer yaitu homopolimer dan kopolimer.

1) Homopolimer

Homopolimer merupakan polimer yang tersusun dari satu jenis monomer,

(homo = sama). Contoh homopolimer yaitu polietilena, polipropilena, polistirena,

PVC, teflon, amilum (pati), selulosa, dan poliisoprena (karet alam).

2) Kopolimer

Kopolimer merupakan polimer yang disusun oleh beberapa jenis monomer

yang direaksikan secara bersamaan atau bergantian. Contoh kopolimer, yaitu:

nilon 66, kevlar dan dakron.

c. Berdasarkan Pengaruh Panas terhadap Polimer

Pengaruh panas terhadap polimer membagi polimer menjadi dua

golongan, yaitu polimer termoplastik dan polimer termoseting.

1) Polimer Termoplastik (Meliat Panas)

Polimer termoplastik adalah polimer yang dapat dilunakkan dan

dikeraskan berulang kali, sehingga bisa didaur ulang.


99

Contohnya adalah polietilena, PVC, dan polipropilena.

2) Polimer Termoseting (Memadat Panas)

Polimer termoseting (memadat panas) adalah polimer yang hanya dapat

dilunakkan dan dikeraskan sekali saja. Polimer jenis termoseting tidak dapat

dibentuk ulang. Contohnya adalah bakelit, yaitu plastik yang digunakan untuk

peralatan listrik.

Perbedaan sifat antara polimer termoplastik dan termoseting terletak pada

strukturnya. Polimer termoplastik terdiri atas molekul-molekul rantai lurus atau

bercabang, sedangkan polimer termoseting terdiri atas polimer yang saling

berikatan silang antar rantai, sehingga terbentuk bahan yang keras dan lebih kaku.

4. Plastik dan Limbahnya

Penumpukkan sampah plastik disebabkan oleh sifatnya yang sangat sulit

terurai secara alami. Akibatnya, di manapun plastik terbuang lambat laun akan

menimbulkan masalah. Beberapa masalah lingkungan yang dapat ditimbulkan

oleh sampah plastik antara lain:

a. Sampah plastik di permukaan tanah mengotori lingkungan.

b. Sampah plastik di saluran air/drainase menghambat lajunya air selokan

sehingga mengakibatkan banjir.

c. Sampah plastik yang ada di dalam tanah, menyebabkan tanah tidak

kompak (labil) sehingga mudah terkena erosi. Jika banyak terkumpul di dalam

tanah dengan kemiringan tinggi, tanah menjadi labil dan mudah longsor.
100

5. Penanganan Limbah Plastik

Beberapa cara yang dapat ditempuh dalam mengatasi limbah plastik

adalah dengan mendaur ulang, insinerasi, dan membuat plastik yang dapat terurai

secara alami (biodegradable).

a. Daur Ulang

Plastik termoplastik dapat dibentuk ulang melalui pemanasan. Proses daur

ulang melalui tahap-tahap pengumpulan, pemisahan (sortir), pelelehan, dan

pembentukan ulang. Sampah plastik seringkali merupakan campuran berbagai

jenis plastik sehingga sulit memilah sampah sesuai jenisnya. Akibatnya, daur

ulang menghasilkan plastik bermutu rendah.

Tahapan tersulit dalam daur ulang plastik adalah pengumpulan dan

pemisahan, hal ini akan lebih mudah dilakukan apabila masyarakat dengan

disiplin dan kesadaran tinggi turut berpartisipasi membuang sampah plastik

dengan benar.

b. Insinerasi

Limbah plastik memiliki nilai kalor yang tinggi sehingga dapat digunakan

sebagai sumber tenaga untuk pembangkit listrik. Beberapa pembangkit listrik

membakar batu bara yang dicampur dengan beberapa persen ban bekas sebagai

sumber tenaganya. Pembakaran sampah plastik pada suhu tinggi guna

memanfaatkan kalor yang dikandungnya disebut insinerasi. Namun, insinerasi

dapat menimbulkan pencemaran udara. Pembakaran plastik seperti PVC

menghasilkan gas HCl yang bersifat korosif. Gas-gas korosif ini menyebabkan

incinerator cepat berkarat. Polusi yang paling serius adalah dilepaskannya gas
101

dioksin yang sangat beracun pada pembakaran senyawa yang mengandung klorin,

seperti PVC. Oleh sebab itu, pembakaran harus dilakukan dengan pengontrolan

yang baik untuk mengurangi polusi udara.

c. Plastik biodegradabel

Upaya pembuatan plastik berbahan dasar zat tepung banyak dilakukan

guna menghasilkan plastik yang dapat terurai secara alami (bio atau

fotodegradabel), sebagai pengganti plastik berbahan dasar minyak bumi yang sulit

terurai.

You might also like