Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
antara darat dan laut; kearah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan baik
kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti
pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin; sedangkan kearah laut
mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang
terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan
yang kompleks sehubungan dengan siklus erosi dan deposisi. Akan tetapi,
kegiatan manusia dapat mempengaruhi pola dan arah siklus tersebut dan
Sedimentasi akan dominan terjadi apabila kekuatan arus atau gaya dari agen
bahan-bahan yang halus. Material sedimen baik yang berasal dari muntahan
muara sungai maupun hasil proses erosi di sepanjang pantai akan terangkut oleh
arus di perairan pantai dan tersebar sesuai dengan arah arus yang
yang terjadi pada daerah dekat pantai dapat di bagi atas dua komponen yaitu ;
angkutan ke arah susur pantai dan angkutan ke arah lepas pantai. Material
sungai yang bermuara di kawasan pantai tersebut. Material yang berasal dari
morfologi dari sungai, batuan yang menyusun daerah aliran sungai, kerapatan
vegetasi dan keadaan iklim. Material hasil erosi pantai merupakan sumber
sedimen yang penting terutama di kawasan pantai yang tanpa muara sungai
atau muara sungai membentuk estuaria yang menahan laju sedimen dari sungai.
akan terangkut lebih jauh dari sumbernya dari pada material yang berbutir kasar,
agen transportasi sudah mulai berkurang sehingga berat material lebih besar di
arus, pasang surut dan perbedaan berat jenis air laut dan air tawar di tempat
adanya erosi dan memberi dampak banyak, antara lain terjadi endapan yang
1. Sedimen Mekanis
material-material halus dan kasar. Sedimen yang tiba dipantai akan di aduk atau
beaches, barrier, spit, tombolo dan delta. Sedimen mekanis dapat pula
bersumber dari hasil aktivitas abrasi laut yang akan diendapkan di sepanjang
pantai.
2. Sedimen Kimiawi
perubahan fisika dan kimiawi air laut terutama perubahan salinitas, pH,
temperatur dan densitas. Akan tetapi pada kondisi normal perairan pantai
bersifat basa, unsur-unsur atau koloid-koloid yang bersifat basa yang asalnya
dari daratan akan terendapkan melalui reduksi kimia di daerah pantai akibat
3. Sedimen Organik
mekanis.
laut dangkal yang mencakup kedalaman lebih kecil 500 meter hingga pantai dan
sedimen laut dalam yang meliputi Bathyal, Abysal, Hadal dan Trench.
paparan pasang surut, proses mekanis dan organis sangat nyata didaerah ini
Sedimen pantai pada umumnya disusun oleh material dari berbagai ukuran
endapan pantai sangat bervariasi. Endapan tersebut dapat berukuran mulai dari
beberapa meter sampai kurang dari 0,1 mm. Terminologi yang digunakan untuk
Kerakal (Pebble) 4 – 64
Mappa dan Kaharuddin (1991) menyatakan bahwa pada zona pantai dapat
merupakan sedimentasi yang paling dominan, dimana suplai sedimen yang pada
kasar dan halus. Sedimen yang tiba di pantai akan di aduk atau di retransportsi
dengan garis pantai, umumnya tersusun oleh endapan pasir hingga bongkah-
bongkah batuan pantai (Kaharuddin, 1994). Lebih lanjut dikatakan bahwa barrier
dan arus, terletak di luar garis pantai dan umumnya tersusun oleh pasir dan
lanau.
Lidah pasir (spit) merupakan endapan pasir yang memanjang sejajar
dengan garis pantai, salah satu ujungnya masih berhubungan dengan garis
bahwa perpanjangan spit dapat terjadi akibat dari suplai material sepanjang
pantai tetapi pada saat suplai ini berkurang dapat menyebabkan pengikisan pada
bagian ujung dari spit, pengikisan dan bahkan pemutusan badan spit.
bibir muara sungai atau pada tepi suatu teluk. Arah dari endapan pasir ini pada
umumnya searah dengan arah arus susur pantai yang mengangkut sedimen.
pasir tersebut di sebut baymouth bars. Sementara itu, menurut Hutabarat dan
Delta timbul oleh aliran sedimen yang terbawa oleh sungai dan memenuhi
membentuk dataran rendah di pantai. Delta ini terbetuk pada level pasang di atas
normal dengan sedimentasi aliran arus sungai dan aksi ombak di dekat pantai
(Bird, 1992 dalam Harisal, 2001). Selanjutnya Carter (1988) dalam Harisal (2001)
Tidal flat merupakan endapan sedimen yang muncul pada saat air surut
dan tenggelam pada saat air laut pasang. Dunes merupakan bukit pasir yang
(1999) mengemukakan bahwa tidal flat atau dataran pasang surut adalah areal
dari asalnya maka sedimen dapat digolongkan ke dalam tiga bagian, yaitu :
1. Sedimen Lithogeneus
Jenis sedimen ini berasal dari sisa pengikisan batu-batuan di darat. Hal
ini dapat terjadi oleh karena adanya suatu kondisi fisik yang ekstrim, seperti yang
embun-embun es di musim dingin, atau oleh karena adanya aksi kimia dari
larutan bahan-bahan yang terdapat di dalam air hujan atau air tanah terhadap
permukaan batu.
Beberapa sungai didunia yang mengalir ke daerah daratan yang begitu luas akan
lautan penyebarannya kemudian ditentukan terutama oleh sifat - sifat fisik dari
lebih cepat tenggelam dan menetap dari yang berukuran lebih kecil.
2. Sedimen Biogenous
daerah-daerah yang letaknya jauh dari pantai. Sedimen ini digolongkan ke dalam
dua tipe utama yaitu calcareus dan siliceous ooze, dimana hal ini tergantung
pada jenis organisme dari mana mereka berasal dan macam bahan yang telah
3. Sedimen Hydrogeneous
Jenis partikel dari sedimen golongan ini dibentuk sebagai hasil reaksi kimia
pecahan batu atau runtuhan ping-puing. Reaksi kimia yang terjadi disini bersifat
sangat lambat, dimana untuk membentuk sebuah nodule yang sangat besar
diperlukan waktu selama berjuta-juta tahun dan proses ini kemudia akan berhenti
sama sekali jika nodule telah terkubur didalam sedimen. Sebagai akibatnya
nodule-nodule ini banyak dijumpai dilautan pasifik, hal ini disebabkan karena
terjadi dilautan pasifik lebih lambat jika dibandingkan dengan lautan Atlantik.
III. METODOLOGI
supratidal.
sedimen.
sedimen.
setelah diayak.
5. Sikat gigi untuk membersihkan sisa sedimen pada sieve net
11. Kalkulator dan alat tulis menulis untuk menulis dan mengolah data.
13. Roll metr untuk mengukur jarak lokasi tempat pengambilan sampel
sedimen.
sedimen, aquades.
C. Prosedur Kerja
1. Di lapangan
langsung pada daerah pinggiran pantai (supratidal & intertidal) dan daerah yang
dengan cara mengambil sampel pada kedalaman 40 cm, 80 cm, dan 120 cm dan
intertidal dan subtidal dengan cara mengambil pada bagian permukaan saja
dengan tangan dan jangan sampai menggali pasir tersebut. Hal ini dilakukan
untuk dapat mengetahui sebaran sedimen pada daerah pengamatan yang telah
ditentukan sebelumnya. Kemudian digunakan GPS untuk menentukan titki
2. Di Laboratorium
beaker glass.
pengatur suhu dengan suhu 105 0C atau dikeringkan dengan bantuan sinar
ukuran ayakan.
Adapun prosedur kerja dari analisis kandungan bahan organik dari sedimen
sebagai berikut :
kurang lebih 10 gram dan mencatatnya (cawan petri + sampel kurang lebih
jam.
4) Setelah mencapai tiga jam dikeluarkan dari tanur dan didinginkan dengan
menggunakan desikator.
dikeringkan.
telah ditimbang.
hingga sampel kembali kering di atas hot plate pada ruang asam.
seperti di atas, tetapi 5 gram sampel sedimen diganti dengan 5 gram CaCO3
murni.
D. Analisis Data
masing tekstur tanah dapat digambarkan dengan jelas dalam gambar yang
berbentuk segitiga yang disebut Trianguler Textur atau segitiga tekstur. Titik
Segitiga ini terbagi atas 13 bidang atau zona yang menunjukkan masing-masing
d. Untuk menghitung nilai Q1, Md, dan Q3 digunakan kertas grafik semilog.
Dengan mengetahui nilai dari Q1 dan Q3 maka dapat dihitung nilai dari
So = (Q1 / Q3)1/2
Berat BO
% Bahan Organik = x 100 %
Berat Sampel
% CaCO 3
x 5 gram
Berat CaCO3 = 100
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Hasil
C. Pembahasan
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN