You are on page 1of 102

ABDUL QADIM ZALLUM

DEMOKRASI :
SISTEM KUFUR

HARAM
Mengambilnya,
Menerapkannya,
dan
Menyebarluaskannya
‫قديم َزّلوم‬
‫عبد ال َ‬

‫الّديمقراطيُة نظام ُكْفٍر‬


‫حُرُم‬
‫َي ْ‬
‫أخذها أو تطبيقهـا أو الّدعوة إليهـا‬

‫من َمنشورات حزب التحرير‬

‫‪ABDUL QADIM ZALLUM‬‬

‫‪DEMOKRASI :‬‬
SISTEM KUFUR

HARAM
Mengambilnya,
Menerapkannya,
dan
Menyebarluaskannya
‫عبد الَقديم َزّلوم‬

‫الّديمقراطيُة نظام ُكْفٍر‬


‫حُرُم‬
‫َي ْ‬
‫أخذها أو تطبيقهـا أو الّدعوة إليهـا‬

‫من َمنشورات حزب التحرير‬

‫‪Judul Asli‬‬ ‫‪:‬‬ ‫‪،‬الديمقراطية نظام كفرٍ‬


‫يحرم أخذها أو تطبيقها أو الدعوة‬
‫إليها‬
‫‪Pengarang‬‬ ‫‪: Abdul Qadim Zallum‬‬
Dikeluarkan dan
disebarluaskan oleh
HIZBUT TAHRIR

Penerjemah : Muhammad Shiddiq Al Jawi


Penyunting : A.R. Nasser
Penata Letak : Abu Azka

‫ل ال ّرح َمن ال ّرحيم‬


ِ ‫ِبســ ِم ا‬

Demokrasiyang telah dijajakan negara Barat kafir ke


negeri-negeri Islam , sesungguhnya adalah sistem
kufur. Ia tidak punya hubungan sama sekali dengan
Islam , baik langsung maupun tidak langsung.
Demokrasi sangat bertentangan dengan hukum -
hukum Islam dalam garis besar m aupun rinciannya,
dalam sum ber kem unculannya, aqidah yang
m elahirkannya atau asas yang mendasarinya, serta
berbagai ide dan peraturan yang dibawanya.
Karena itu, kaum m uslim in diharamkan secara
m utlak m engambil, menerapkan dan
m enyebarluaskan demokrasi.
Dem okrasi adalah suatu sistem pem erintahan
yang dibuat m anusia, dengan tujuan untuk
m em bebaskan diri dari kezhalim an dan penindasan
para penguasa terhadap m anusia atas nam a agam a.
Demokrasi adalah suatu sistem yang bersumber dari
m anusia. Tidak ada hubungannya dengan wahyu
atau agam a.
Kelahiran dem okrasi bermula dari adanya para
penguasa di Eropa yang beranggapan bahwa
penguasa adalah W akil Tuhandi bum i dan berhak
m em erintah rakyat berdasarkan kekuasaan Tuhan.
Mereka beranggapan bahwa Tuhan telah memberi
m ereka kewenangan m em buat hukum dan
m enerapkannya. Dengan kata lain, penguasa
dianggap m em iliki kewenangan m em erintah rakyat
dengan peraturan yang dibuat penguasa itu sendiri,
karena mereka telah m engambil kekuasaannya dari
Tuhan, bukan dari rakyat. Lantaran hal itu, m ereka
m enzhalim i dan menguasai rakyat —sebagaim ana
pem ilik budak menguasai budaknya— berdasarkan
anggapan tersebut.
Lalu tim bullah pergolakan antara para
penguasa Eropa dengan rakyatnya. Para filosof dan
pem ikir m ulai m em bahas m asalah pem erintahan dan
m enyusun konsep sistem pem erintahan rakyat —
yaitu sistem dem okrasi— di m ana rakyat menjadi
sum ber kekuasaan dalam sistem tersebut. Penguasa
m engambil sumber kekuasaannya dari rakyat yang
m enjadi pem ilik kedaulatan. Rakyat dikatakan
m em iliki kehendaknya, melaksanakan sendiri
kehendaknya itu, dan menjalankannya sesuai sesuai
keinginannya. Tidak ada satu kekuasaan pun yang
m enguasai rakyat, karena rakyat ibarat pem ilik
budak, yang berhak m em buat peraturan yang akan
m ereka terapkan, serta m enjalankannya sesuai
dengan keinginannya. Rakyat berhak pula
m engangkat penguasa untuk m emerintah rakyat —
karena posisinya sebagai wakil rakyat— dengan
peraturan yang dibuat oleh rakyat.
Karena itu, sumber kem unculan sistem
dem okrasi seluruhnya adalah m anusia, dan tidak ada
hubungannya sama sekali dengan wahyu atau
agama.
Dem okrasi merupakan lafal dan istilah Barat
yang digunakan untuk menunjukkan pem erintahan
dari, oleh, dan untuk rakyat
. Rakyat dianggap
penguasa m utlak dan pem ilik kedaulatan, yang
berhak m engatur urusannya sendiri, serta
m elaksanakan dan menjalankan kehendaknya
sendiri. Rakyat tidak bertanggung jawab kepada
kekuasaan siapapun, selain kekuasaan rakyat.
Rakyat berhak m em buat peraturan dan undang-
undang sendiri —karena m ereka adalah pem ilik
kedaulatan— melalui para wakil rakyat yang mereka
pilih. Rakyat berhak pula menerapkan peraturan dan
undang-undang yang telah mereka buat, melalui
para penguasa dan hakim yang m ereka pilih dan
keduanya m engam bil alih kekuasaan dari rakyat,
karena rakyat adalah sum ber kekuasaan. Setiap
individu rakyat — sebagaim ana individu lainnya—
berhak m enyelenggarakan negara, m engangkat
penguasa, serta mem buat peraturan dan undang-
undang.
Menurut konsep dasar dem okrasi — yaitu
pem e-rintahan yang diatur sendiri oleh rakyat—
seluruh rakyat harus berkum pul di suatu tempat
umum, lalu membuat peraturan dan undang-undang
yang akan mereka terapkan, m engatur berbagai
urusan, serta m em beri keputusan terhadap masalah
yang perlu diselesaikan.
Namun karena tidak akan m ungkin
m engumpulkan seluruh rakyat di satu tem pat agar
seluruhnya m enjadi sebuah lem baga legislatif, m aka
rakyat kem udian mem ilih para wakilnya untuk
m enjadi lem baga legislatif. Lem baga inilah yang
disebut denganDewan Perwakilan , yang dalam
sistem dem okrasi dikatakan mewakili kehendak
umum rakyat dan merupakan penjelm aan politis dari
kehendak um um rakyat. Dewan ini kem udian
m em ilih pem erintah dan kepala negara — yang akan
m enjadi penguasa dan wakil rakyat dalam
pelaksanaan kehendak um um rakyat. Kepala negara
tersebut mengam bil kekuasaan dari rakyat yang
telah m emilihnya, untuk m emerintah rakyat dengan
peraturan dan undang-undang yang dibuat oleh
rakyat. Dengan dem ikian, rakyatlah yang mem iliki
kekuasaan secara mutlak, yang berhak m enetapkan
undang-undang dan memilih penguasa yang akan
m elaksanakan undang-undang tersebut.
Kem udian, agar rakyat dapat menjadi
penguasa bagi dirinya sendiri serta dapat
m elaksanakan kedaulatan dan m enjalankan
kehendaknya sendiri secara sem purna — baik dalam
pem buatan undang-undang dan peraturan m aupun
dalam pem ilihan penguasa— tanpa disertai tekanan
atau paksaan, maka kebebasan individu m enjadi
prinsip yang harus diwujudkan oleh dem okrasi bagi
setiap individu rakyat. Dengan dem ikian rakyat akan
dapat m ewujudkan kedaulatannya dan
m elaksanakan kehendaknya sendiri sebebas-
bebasnya tanpa tekanan atau paksaan.
Kebebasan individu ini nam pak dalam em pat
m acam kebebasan berikut ini :
1. Kebebasan Beragam a.
2. Kebebasan Berpendapat.
3. Kebebasan Kepem ilikan.
4. Kebebasan Bertingkah Laku.

Dem okrasi lahir dari aqidah


pem isahan agam a
dari kehidupanyang m enjadi asas ideologi
Kapitalisme. Aqidah ini merupakan jalan tengah yang
tidak tegas, yang lahir dari pergolakan antara para
raja dan kaisar di Eropa dan Rusia dengan para
filosof dan pem ikir. Saat itu para raja dan kaisar
telah m emanfaatkan agama sebagai alat
m engeksploitasi dan m enzhalim i rakyat, serta alat
untuk menghisap darah mereka. Ini disebabkan
adanya suatu anggapan bahwa raja dan kaisar
adalah wakil Tuhan di muka bum i. Para raja dan
kaisar itu lalu mem anfaatkan para rohaniwan
sebagai tunggangan untuk menzhalim i rakyat,
sehingga berkobarlah pergolakan sengit antara
m ereka dengan rakyatnya.
Pada saat itulah para filosof dan pem ikir
bangkit. Sebagian di antara m ereka ada yang
m engingkari keberadaan agam a secara m utlak, dan
ada pula yang mengakui keberadaan agam a tetapi
m enyerukan pem isahan agama dari kehidupan, yang
kemudian m elahirkan pem isahan agam a dari negara
dan pem erintahan.
Pergolakan ini berakhir dengan suatu jalan
tengah, yaitu pem isahan agam a dari kehidupan yang
dengan sendirinya akan m enyebabkan pem isahan
agama dari negara. Ide ini m erupakan aqidah yang
m enjadi asas ideologi Kapitalism e dan menjadi
landasan pem ikiranQaidah
( Fikriyah
) bagi ideologi
tersebut, yang mendasari seluruh bangunan
pem ikirannya, m enentukan orientasi pem ikiran dan
pandangan hidupnya, sekaligus m enjadi sumber
pem ecahan bagi seluruh problem kehidupan. Maka
aqidah ini m erupakan pengarahan pem ikiran
(Qiyadah Fikriyah) yang diem ban oleh Barat dan
selalu diserukannya ke seluruh penjuru dunia.
Jelaslah bahwa aqidah tersebut telah
m enjauhkan agam a dan gereja dari kehidupan
bernegara, yang selanjutnya m enjauhkan agam a dari
pem buatan peraturan dan undang-undang,
pengangkatan penguasa dan pem berian kekuasaan
kepada penguasa. Oleh karena itu, rakyat harus
m em ilih peraturan hidupnya sendiri, m em buat
peraturan dan undang-undang, dan mengangkat
penguasa yang akan m emerintah rakyat dengan
peraturan dan undang-undang tersebut, serta
m engambil kekuasaannya berdasarkan kehendak
umum m ayoritas rakyat.
Dari sinilah sistem demokrasi lahir. Jadi, ide
pem isahan agam a dari kehidupan adalah aqidah
yang telah m elahirkan demokrasi, sekaligus
m erupakan landasan pem ikiran yang mendasari
seluruh ide-ide dem okrasi.

Demokrasi berlandaskan dua ide :


1. Kedaulatan di tangan rakyat.
2. Rakyat sebagai sumber kekuasaan.
Kedua ide tersebut dicetuskan oleh para filosof
dan pem ikir di Eropa ketika mereka melawan para
kaisar dan raja, untuk menghapuskan ide Hak
Ketuhanan Divine
( Rights
) yang menguasai Eropa
waktu itu. Atas dasar ide itu, para raja menganggap
bahwa m ereka m em iliki Hak Ketuhanan atas rakyat
dan hanya merekalah yang berhak m em buat
peraturan dan menyelenggarakan pem erintahan
serta peradilan. Raja adalah negara.
Sem entara itu rakyat dianggap sebagai pihak
yang harus diatur, dan dianggap tidak m emiliki hak
dalam pem buatan peraturan, kekuasaan, peradilan,
atau hak dalam apapun juga. Rakyat berkedudukaan
sebagai budak yang tidak m em iliki pendapat dan
kehendak, melainkan hanya berkewajiban untuk taat
saja kepada penguasa dan m elaksanakan perintah.
Lalu disebarkanlah dua ide landasan dem okrasi
tersebut untuk m enghancurkan ide Hak Ketuhanan
secara m enyeluruh, dan untuk memberikan hak
pem buatan peraturan dan pem ilihan penguasa
kepada rakyat. Dua ide tersebut didasarkan pada
anggapan bahwa rakyat adalah ibarat tuan pem ilik
budak, bukan budak yang dikuasai tuannya. Jadi
rakyat ibarat tuan bagi dirinya sendiri, tidak ada satu
pihak pun yang dapat menguasainya. Rakyat harus
m em iliki kehendaknya dan melaksanakannya sendiri.
Jika tidak dem ikian, berarti rakyat adalah budak,
sebab perbudakan artinya ialah kehendak rakyat
dijalankan oleh orang lain. Maka apabila rakyat tidak
m enjalankan kehendaknya sendiri, berarti rakyat
tetap menjadi budak.
Maka untuk m em bebaskan rakyat dari
perbudakan ini, harus dianggap bahwa rakyat saja
yang berhak menjalankan kehendaknya dan
m enetapkan peraturan yang dikehendakinya, atau
m enghapus dan m em batalkan peraturan yang tidak
dikehendakinya. Sebab, rakyat adalah pem ilik
kedaulatan yang mutlak. Rakyat harus dianggap pula
berhak m elaksanakan peraturan yang
ditetapkannya, serta m em ilih penguasa (badan
eksekutif) dan hakim (badan yudikatif) yang
dikehendakinya untuk menerapkan peraturan yang
dikehendaki rakyat. Sebab, rakyat adalah sum ber
seluruh kekuasaan, sementara penguasa m engam bil
kekuasaannya dari rakyat.
Dengan berhasilnya revolusi m elawan para
kaisar dan raja serta robohnya ide Hak Ketuhanan,
m aka kedua ide landasan demokrasi tersebut —
kedaulatan di tangan rakyat, dan rakyat sebagai
sum ber kekuasaan— dapat diterapkan dan
dilaksanakan. Dua ide inilah yang m enjadi asas
sistem dem okrasi.
Dengan dem ikian, rakyat bertindak sebagai
Musyarri'(pem buat hukum) dalam kedudukannya
sebagai pem ilik kedaulatan, dan bertindak sebagai
Munaffidz(pelaksana hukum ) dalam kedudukannya
sebagai sumber kekuasaan.
Dem okrasi adalah sistem pem erintahan
berdasarkan suara m ayoritas. Anggota-anggota
lem baga legislatif dipilih berdasarkan suara
m ayoritas pem ilih dari kalangan rakyat. Penetapan
peraturan dan undang-undang, pemberian m osi
percaya atau tidak percaya kepada pem erintah
dalam dewan perwakilan, ditetapkan pula
berdasarkan suara m ayoritas. Dem ikian pula
penetapan sem ua keputusan dalam dewan
perwakilan, kabinet, bahkan dalam seluruh dewan,
lem baga, dan organisasi lainnya, ditetapkan
berdasarkan suara m ayoritas. Pem ilihan penguasa
oleh rakyat baik langsung maupun melalui para
wakilnya, ditetapkan pula berdasarkan suara
m ayoritas pem ilih dari rakyat.
Oleh karena itu, suara bulat (mayoritas) adalah
ciri yang m enonjol dalam sistem dem okrasi.
Pendapat m ayoritas m enurut demokrasi m erupakan
tolok ukur hakiki yang akan dapat m engungkapkan
pendapat rakyat yang sebenarnya.
Dem ikianlah penjelasan ringkas mengenai
dem okrasi dari segi pengertiannya, sum bernya, latar
belakangnya, aqidah yang melahirkannya, asas-asas
yang m elandasinya, serta hal-hal yang harus
diwujudkannya agar rakyat dapat m elaksanakan
dem okrasi.
Dari penjelasan ringkas tersebut, nam pak
jelaslah poin-poin berikut ini :
1. Demokrasi adalah buatan akal manusia,
bukan berasal dari Allah SWT. Demokrasi
tidak bersandar kepada wahyu dari langit dan
tidak m em iliki hubungan dengan agam a
m ana pun dari agam a-agama yang
diturunkan Allah kepada para rasul-Nya.
2. Demokrasi lahir dari aqidah pem isahan agam a
dari kehidupan, yang selanjutnya m elahirkan
pem isahan agam a dari negara.
3. Demokrasi berlandaskan dua ide :
a. Kedaulatan di tangan rakyat.
b. Rakyat sebagai sum ber kekuasaan.
4. Demokrasi adalah sistem pem erintahan
m ayoritas. Pem ilihan penguasa dan anggota
dewan perwakilan diselenggarakan
berdasarkan suara mayoritas para pem ilih.
Semua keputusan dalam lem baga-lem baga
tersebut diam bil berdasarkan pendapat
m ayoritas.
5. Demokrasi m enyatakan adanya em pat macam
kebebasan, yaitu :
a. Kebebasan Beragam afreedom
( of religion
)
b. Kebebasan Berpendapatfreedom
( of speech)
c. Kebebasan Kepem ilikanfreedom
( of
ownership)
d. Kebebasan Bertingkah Lakupersonal
(
freedom)

Dem okrasi harus m ewujudkan kebebasan


tersebut bagi setiap individu rakyat, agar rakyat
dapat m elaksanakan kedaulatanya dan
m enjalankannya sendiri. Juga agar dapat
m elaksanakan haknya untuk berpartisipasi dalam
pem ilihan para penguasa dan anggota lem baga-
lem baga perwakilan dengan sebebas-bebasnya
tanpa ada tekanan atau paksaan.
Dengan m em perhatikan poin 1 di atas,
sebenarnya sudah jelas bahwa dem okrasi adalah
sistem kufur, tidak berasal dari Islam , dan tidak
m em iliki hubungan apapun dengan Islam .
Namun sebelum kam i m enjelaskan lebih lanjut
pertentangan dem okrasi dengan Islam serta hukum
syara' dalam pengam bilannya, kami ingin
m enjelaskan terlebih dahulu, bahwa dem okrasi itu
sendiri sebenarnya belum pernah diterapkan di
negara-negara asal demokrasi, dan bahwa praktek
dem okrasi itu sesungguhnya didasarkan pada
kedustaan dan penyesatan. Kam i ingin menjelaskan
pula tentang kerusakan dan kebusukan dem okrasi,
serta berbagai m usibah dan malapetaka yang telah
m enim pa dunia akibat penerapan dem okrasi,
termasuk sejauh m ana kebobrokan masyarakat yang
m enerapkan dem okrasi.
Demokrasi dalam maknanya yang asli, adalah
ide khayal yang tidak mungkin dipraktekkan.
Demokrasi belum dan tidak akan pernah terwujud
sampai kapan pun. Sebab, berkum pulnya seluruh
rakyat di satu tempat secara terus menerus untuk
m emberikan pertimbangan dalam berbagai urusan,
adalah hal yang mustahil. Dem ikian pula keharusan
atas seluruh rakyat untuk menyelenggarakan
pemerintahan dan mengurus administrasinya, juga
hal yang mustahil.
Oleh karena itu, para penggagas demokrasi
lalu mengarang suatu manipulasi terhadap ide
dem okrasi dan m encoba m enakwilkannya, serta
m engada-adakan apa yang disebut dengan "Kepala
Negara", "Pem erintah" dan "Dewan Perwakilan".
Namun m eskipun dem ikian, pengertian
dem okrasi yang telah ditakwilkan ini pun toh tetap
tidak sesuai dengan fakta yang ada dan tidak pernah
pula terwujud dalam kenyataan.
Klaim bahwa kepala negara, pemerintah, dan
anggota parlem en dipilih berdasarkan mayoritas
suara rakyat; bahwa dewan perwakilan adalah
penjelm aan politis kehendak umum m ayoritas
rakyat; dan bahwa dewan tersebut m ewakili
m ayoritas rakyat, sem uanya adalah klaim yang
sangat tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya.
Sebab, anggota parlem en sesungguhnya
hanya dipilih sebagai wakil dari m inoritas rakyat —
bukan mayoritasnya— mengingat kedudukan
seorang anggota di parlem en itu sebenarnya
dicalonkan oleh sejum lah orang, bukan oleh satu
orang. Karena itu suara para pem ilih di suatu daerah,
harus dibagi dengan jum lah orang yang
m encalonkan. Dengan dem ikian, orang yang m eraih
suara m ayoritas para pem ilih di suatu daerah
sebenarnya tidak m em peroleh suara mayoritas dari
m ereka yang berhak memilih di daerah tersebut.
Konsekuensinya ialah para wakil yang menang,
sebenarnya hanya mendapatkan suara m inoritas
rakyat, bukan m ayoritasnya. Maka m ereka m enjadi
orang-orang yang m endapat kepercayaan dari
m inoritas rakyat dan menjadi wakil mereka, bukan
orang-orang yang m endapat kepercayaan dari
m ayoritas rakyat dan tidak pula menjadi wakil
m ereka.
Dem ikian pula kepala negara, baik yang dipilih
oleh rakyat secara langsung m aupun oleh para
anggota parlem en, sebenarnya juga tidak dipilih
berdasarkan mayoritas suara rakyat, tetapi
berdasarkan minoritas suara rakyat, sebagaim ana
halnya pem ilihan anggota parlem en tersebut di atas.
Lagi pula, para kepala negara dan anggota
parlem en di negara-negara asal dem okrasi, seperti
Amerika Serikat dan Inggris, sebenarnya m ewakili
kehendak kaum kapitalis — yaitu para konglom erat
dan orang-orang kaya— dan tidak m ewakili
kehendak rakyat ataupun mayoritas rakyat. Kondisi
ini dikarenakan para kapitalis raksasa itulah yang
m endudukkan mereka ke berbagai posisi
pem erintahan dan lem baga-lem baga perwakilan,
yang akan merealisasikan kepentingan para kapitalis
itu. Kaum kapitalis tersebut telah membiayai proses
pem ilihan presiden dan anggota parlem en, sehingga
m ereka m em iliki pengaruh yang kuat atas presiden
dan anggota parlem en. Fakta ini sudah terkenal di
Amerika.
Sem entara di Inggris, yang berkuasa adalah
orang-orang dari partai Konservatif. Partai
Konservatif ini juga m ewakili para kapitalis raksasa,
yaitu para konglom erat, para pengusaha dan pem ilik
tanah, serta golongan bangsawan yang aristokratis.
Partai Buruh tidak dapat m enduduki pem erintahan,
kecuali terdapat kondisi politis yang m engharuskan
tersingkirnya Partai Konservatif dari pem erintahan.
Oleh karena itu, para penguasa dan anggota
parlem en di Am erika Serikat dan Inggris sebenarnya
hanya mewakili para kapitalis, tidak m ewakili
kehendak rakyat ataupun kehendak mayoritas
rakyat.
Berdasarkan fakta ini, m aka pernyataan bahwa
parlem en di negeri-negeri dem okrasi adalah wakil
dari pendapat m ayoritas, m erupakan perkataan
dusta dan m enyesatkan. Dem ikian pula pernyataan
bahwa para penguasa dipilih oleh m ayoritas rakyat
dan m engambil kekuasaan m ereka dari rakyat, juga
m erupakan dusta yang menyesatkan!
Di samping itu, peraturan-peraturan yang
ditetapkan dalam parlemen-parlem en tersebut, serta
kebijakan-kebijakan yang diam bil oleh negara-negara
tersebut, diputuskan dengan pertim bangan: bahwa
kepentingan para kapitalis harus lebih diutamakan
daripada kepentingan rakyat atau m ayoritas rakyat.
Kem udian pernyataan bahwa
penguasa/presiden bertanggung jawab kepada
parlem en yang m erupakan penjelm aan kehendak
umum rakyat; dan bahwa keputusan-keputusan yang
penting tidak dapat diambil kecuali dengan
persetujuan mayoritas anggota parlem en, tidaklah
sesuai dengan hakekat dan kenyataan yang ada. Sir
Anthony EdenPM ( Inggris) , m isalnya, telah
m engumumkan Perang Suez terhadap Mesir tanpa
m em beri tahu baik kepada parlem en maupun
kepada para menteri yang m em iliki andil dalam
pem erintahannya. Hanya dua atau tiga menteri saja
yang diberitahu. John Foster Dulles
pada saat Perang
Suez telah dim inta oleh Kongres untuk menyerahkan
laporan mengenai Terusan Suez dan menjelaskan
sebab-sebab pembatalan usulan pem biayaannya.
Nam un dia menolak m entah-m entah untuk
m enyerahkan laporan tersebut kepada Kongres.
Sem entara itu Charles de Gaulle
telah m engambil
keputusan-keputusan tanpa diketahui para
m enterinya. Raja Hussein pun telah m engam bil
keputusan-keputusan yang penting dan berbahaya
tanpa diketahui oleh para m enteri atau anggota
parlem en.
Oleh karenanya, pernyataan bahwa parlem en-
parlem en di negeri-negeri dem okrasi telah m ewakili
pendapat m ayoritas, dan bahwa para penguasa
dipilih berdasarkan suara m ayoritas serta
m enjalankan pem erintahan m enurut peraturan yang
ditetapkan dan dikehendaki oleh m ayoritas, ternyata
tidak sesuai dengan hakekat dan kenyataan yang
sebenarnya. Perkataan itu dusta dan m enyesatkan!

Penjelasan di atas berkenaan dengan


kenyataan di negeri-negeri asal usul dem okrasi.
Adapun parlem en-parlemen di Dunia Islam ,
keadaannya lebih buruk lagi. Parlem en-parlem en
tersebut tak lebih dari sekedar istilah yang tidak ada
faktanya. Sebab, tidak ada satu parlem en pun di
Dunia Islam yang berani m engkritik atau m enentang
penguasanya, atau menentang sistem
pem erintahannya. Parlem en Yordania misalnya —
yang dipilih dengan slogan "Mengem balikan
Demokrasi dan Mewujudkan Kebebasan" — ternyata
tidak berani m engkritik Raja Hussein, atau
m engkritik rezim pem erintahannya. Padahal sem ua
anggota parlem en tahu bahwa penyebab krisis dan
kemerosotan ekonom i yang terjadi tak lain adalah
kebobrokan rezim keluarga kerajaan yang telah
m encuri harta kekayaan negara.
Kendatipun dem ikian, tidak ada seorang
anggota parlem en pun yang berani mengkritik rezim
tersebut. Mereka hanya berani mengkritik Zaid Rifa'i
dan beberapa m enteri. Padahal mereka tahu bahwa
Zaid Rifa'i dan para m enteri itu hanyalah pegawai
bawahan, yang tidak akan berani m engam bil satu
tindakan pun tanpa mendapat ijin dan restu dari
raja.
Ini dari satu sisi. Dari sisi lain, undang-undang
yang ada um um nya justru dibuat oleh pem erintah,
dalam bentuk rancangan undang-undang. Kem udian
rancangan undang-undang itu dikirim oleh
pem erintah ke parlem en, lalu dikaji oleh kom isi-
kom isi khusus yang akan m emberikan pendapatnya
m engenai rancangan tersebut, dan kemudian
m enyetujuinya. Padahal faktanya banyak anggota
parlem en yang tidak m em aham i isi undang-undang
tersebut sedikit pun, sebab pem bahasan dalam
undang-undang tersebut bukan bidang keahlian
m ereka.
Oleh karena itu, pernyataan bahwa peraturan
yang ditetapkan oleh parlem en-parlem en di negeri-
negeri dem okrasi merupakan ungkapan kehendak
umum rakyat, dan bahwa kehendak um um itu
m ewakili kedaulatan rakyat, adalah pernyataan yang
tidak sesuai dengan hakikat dan kenyataan yang
ada.

Cacat yang m enonjol dalam sistem


dem okrasi — yang berkaitan dengan pem erintahan
dan kabinet— antara lain ialah bila di dalam suatu
negeri dem okrasi tidak terdapat partai-partai politik
besar — yang dapat mencapai m ayoritas m utlak di
parlem en dan m enyusun kabinetnya sendiri— maka
pem erintah negeri tersebut akan selalu tidak stabil
dan kabinetnya akan terus digoncang dengan
tekanan krisis-krisis politik yang silih berganti. Hal ini
terjadi karena pem erintah negeri tersebut sulit
m endapatkan kepercayaan m ayoritas parlem ennya,
sehingga kondisi ini akan memaksa pemerintah
untuk meletakkan jabatannya. Kadang-kadang
presiden selama berbulan-bulan tak m am pu
m em bentuk kabinetnya yang baru sehingga
pem erintah menjadi lumpuh atau nyaris tak
berfungsi. Kadang-kadang pula presiden terpaksa
m em bubarkan parlem en dan m enyelengggarakan
pem ilu yang baru, dengan tujuan m engubah
perim bangan kekuatan politik agar dia dapat
m enyusun kabinetnya yang baru.
Krisis-krisis tersebut terjadi berulang kali
sehingga pem erintah selalu tidak stabil dan aktivitas
politiknya pun terus digoncang dan nyaris tak
terurus. Kondisi seperti ini pernah terjadi di Italia,
Yunani, dan negeri-negeri dem okrasi yang lain, yang
m em iliki banyak partai politik sem entara tidak ada
satu partai politik besar yang mampu mendapatkan
m ayoritas m utlak.
Karena kondisinya seperti itu, maka tawar
m enawar selalu terjadi di antara partai-partai
tersebut, sehingga terkadang partai-partai kecil
dapat m endikte partai-partai lain — yang m engajak
berkoalisi untuk m em bentuk kabinet— dengan cara
m engajukan syarat-syarat yang sulit sebagai langkah
untuk mewujudkan kepentingannya sendiri. Dengan
dem ikian, partai-partai kecil —yang hanya m ewakili
m inoritas rakyat itu— dapat m engendalikan partai
lain dan m endikte kegiatan politik negeri tersebut
termasuk penetapan kebijakan-kebijakan kabinetnya.
Di antara bencana paling m engerikan yang
m enim pa seluruh um at manusia, ialah ide kebebasan
individu yang dibawa oleh demokrasi. Ide ini telah
m engakibatkan berbagai m alapetaka secara
universal, serta memerosotkan harkat dan m artabat
m asyarakat di negeri-negeri dem okrasi sampai ke
derajat yang lebih hina daripada derajat
segerom bolan binatang!
Sebenarnya ide kebebasan kepem ilikan dan
oportunisme yang dijadikan sebagai tolok ukur
perbuatan, telah m engakibatkan lahirnya para
kapitalis yang berm odal. Mereka ini jelas
m em butuhkan bahan-bahan m entah untuk
m enjalankan industrinya dan m em butuhkan pasar-
pasar konsum tif untuk mem asarkan produk-produk
industrinya. Hal inilah yang telah m endorong negara-
negara kapitalis untuk bersaing satu sam a lain guna
m enjajah bangsa-bangsa yang terbelakang,
m enguasai harta bendanya, m em onopoli kekayaan
alamnya, serta m enghisap darah bangsa-bangsa
tersebut dengan cara yang sangat bertolak belakang
dengan seluruh nilai-nilai kerohanian, akhlak, dan
kemanusiaan.
Keserakahan dan kerakusan yang luar biasa
dari negara-negara kapitalis itu, kekosongan jiwa
m ereka dari nilai-nilai kerohanian, akhlak, dan
kemanusiaan, serta persaingan di antara m ereka
untuk mencari harta yang haram ; telah m em buat
darah bangsa-bangsa terjajah m enjadi barang
dagangan. Faktor-faktor tersebut juga telah
m engakibatkan berkobarnya fitnah dan peperangan
di antara bangsa-bangsa terjajah, sehingga negara-
negara kapitalis tersebut dapat m enjajakan produk-
produk industrinya dan dapat mengem bangkan
industri-industri m iliternya yang menghasilkan
keuntungan besar.
Sungguh betapa banyak hal yang m enggelikan
sekaligus m em uakkan, yang selalu m enjadi bahan
bualan negara-negara dem okrasi penjajah yang tidak
tahu m alu itu. Am erika, Inggris, dan Perancis,
m isalnya, selalu saja menggembar-gemborkan nilai-
nilai dem okrasi dan Hak-Hak Asasi Manusia (HAM) di
m ana-m ana. Padahal pada waktu yang sam a mereka
telah m enginjak-injak seluruh nilai kem anusiaan dan
akhlak, mencam pakkan seluruh Hak-Hak Asasi
Manusia, dan menum pahkan darah berbagai bangsa
di dunia. Krisis-krisis di Palestina, Asia Tenggara,
Amerika Latin, Afrika Hitam (Afrika Tengah), dan
Afrika Selatan, adalah bukti paling nyata yang akan
m enampar wajah m ereka dan akan membeberkan
sifat m ereka yang sangat pendusta dan tidak tahu
m alu itu!
Adapun ide kebebasan bertingkah laku,
sesung-guhnya telah memerosotkan martabat
berbagai m asyarakat yang mempraktekkan
dem okrasi sam pai pada derajat m asyarakat binatang
yang sangat rendah. Ide itu juga telah menyeret
m ereka untuk mengam bil gaya hidup serba-boleh
(perm issiveness
) yang najis, yang bahkan tidak
dijum pai dalam pergaulan antar binatang. Maha
Benar Allah SW T yang berfirm an :

 ‫ت َت ُك ْو ُن َع َلْي ِه َوكْي ًل‬ َ ‫ت َم ِن اَت َخَذ ِإلـ َه ُه َه َوا ُه َأَفَأْن‬ َ ‫َأ َرَأْي‬
‫س َم ُع ْو َن َأو َي ْعِقُل ْو َن ِإ ْن ُه ْم إ ّل َكا َلْن َعام َب ْل ُه ْم‬ ْ ‫ب َأ ّن َأ ْكَث َر ُه مْ َي‬ُ ‫س‬ َ ‫َأ ْم َت ْح‬
 ‫سِبْي ًل‬
َ ‫ض ّل‬ َ ‫َأ‬
"Terangkanlah kepada-Ku tentang orang-orang yang
m enjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka
apakah kamu dapat m enjadi pem elihara atasnya ?
Atau apakah kam u mengira bahwa kebanyakan
m ereka itu m endengar atau m em aham i ? Mereka itu
tidak lain hanyalah seperti binatang ternak, bahkan
m ereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak
itu)."
(Al-Furqaan 43-44)

Dalam masyarakat demokrasi ini, hubungan


seksual menjadi aktivitas yang sah-sah saja —
seperti halnya minum air— karena telah disahkan
oleh undang-undang yang ditetapkan parlem en
negeri-negeri tersebut dan direstui oleh para tokoh
gerejanya. Peraturan tersebut m em bolehkan
hubungan seksual dan pergaulan lelaki-perem puan
dengan sebebas-bebasnya bila m asing-m asing telah
berum ur 18 tahun. Negara dan orang tua tidak
berwenang sedikit pun untuk m encegah segala
perilaku seksual tersebut.
Undang-undang itu ternyata tidak sekedar
m em benarkan hubungan seksual dengan lawan
jenis, tetapi lebih dari itu telah membolehkan
hubungan seksual sesam a jenis. Bahkan beberapa
negeri dem okrasi telah m engesahkan pernikahan
antara dua orang yang berkelainan seksual, yakni
pria dibolehkan m enikahi sesamanya, dan wanita
dibolehkan m enikahi sesamanya pula.
Karena itu di antara fenom ena yang dianggap
wajar dan biasa dalam masyarakat dem okrasi, ialah
Anda akan m enyaksikan —di jalan-jalan, taman-
taman, bus-bus, dan di wagon-wagon kereta api—
para pem uda dan pem udi saling bercium an,
berangkulan, berpelukan, serta saling mengisap bibir
dan bercum bu. Sem ua ini m ereka lakukan tanpa rasa
sungkan dan risih sedikit pun karena perilaku
sem acam itu oleh m ereka sudah dianggap biasa dan
wajar-wajar saja.
Begitu pula sudah dianggap biasa kalau para
wanita Barat m enunggu m atahari terbit pada m usim
panas dengan cara berbaring di tam an-tam an
dengan tubuh telanjang —persis seperti keadaan
m ereka tatkala dilahirkan oleh ibu-ibu m ereka—
tanpa penutup kecuali secarik kain yang m enutupi
bagian tubuh m ereka yang paling vital. Juga sudah
dianggap biasa para wanita di sana pada musim
panas berjalan-jalan dengan tubuh nyaris bugil dan
tidak m enutupi tubuh mereka, kecuali hanya
sekedarnya saja.
Berbagai perilaku seksual yang m enyimpang
dan abnorm al telah m em enuhi m asyarakat
dem okrasi yang bejat ini. Perilaku hom oseksual antar
lelaki, lesbianisme di kalangan wanita, dan
pem uasan seksual dengan binatang bestiality
( ) telah
banyak terjadi. Juga banyak terjadi perilaku seksual
kolektif o( rgy), di mana beberapa pria dan wanita
m elakukan hubungan seksual bersama-sam a.
Padahal perilaku seperti ini bahkan tak akan dijum pai
di dalam kandang-kandang binatang ternak
sekalipun.
Sensus sebuah koran Am erika Serikat
m enyebutkan, bahwa 25 juta pelaku seksual yang
m enyim pang di Am erika Serikat telah menuntut
pengesahan perkawinan di antara m ereka dan
m enuntut hak-hak yang sam a seperti yang dim iliki
oleh orang norm al. Sebuah koran lain juga
m em publikasikan data, bahwa satu juta orang di
Amerika Serikat telah melakukan hubungan seksual
dengan keluarga mereka sendiri incest
( ) , baik
dengan ibu, anak perempuan, m aupun saudara
perem puan m ereka.
Perilaku serba boleh gaya binatang inilah yang
telah m enyebarluaskan berbagai penyakit kelam in —
yang paling m em atikan adalah AIDS— dan juga telah
m enghasilkan banyak anak zina, sam pai-sampai
sebuah koran m enyebutkan bahwa 75 % orang
Inggris adalah anak zina.
Dalam masyarakat demokrasi, institusi
keluarga benar-benar telah hancur berantakan. Tak
ada lagi yang namanya rasa kasih sayang di antara
bapak, anak, ibu, saudara lelaki, dan saudara
perem puan. Karenanya, sudah merupakan
pem andangan biasa, jika terdapat puluhan bahkan
ratusan pria dan wanita tua bangka yang berjalan-
jalan di tam an hanya bertem ankan anjing-anjing.
Hewan inilah yang menemani kaum lanjut usia itu di
rum ah, di m eja makan, dan bahkan di tem pat tidur
m ereka! Anjing-anjing itu m enjadi sahabat dalam
kesendirian mereka, sebab m asing-m asing m emang
hanya hidup sebatang kara. Tak ada sahabat lagi
selain anjing.

Itulah beberapa contoh kerusakan yang


dihasilkan oleh nilai-nilai demokrasi, khususnya ide
kebebasan individu yang selalu m ereka dengung-
dengungkan itu. Itu pula salah satu bentuk dan
penampilan peradaban mereka yang senantiasa
m ereka bangga-banggakan, m ereka gem bar-
gem borkan, dan mereka sebarluaskan ke seluruh
pelosok dunia. Tujuannya tak lain agar seluruh dunia
ikut terjerum us ke dalam peradaban m ereka yang
sangat buruk itu. Kebejatan-kebejatan tersebut tidak
m em punyai makna apa-apa, kecuali m enunjukkan
kerusakan, keburukan, dan kebusukan demokrasi.

Beberapa kerusakan dan keburukan demokrasi


tersebut dapat disim pulkan sebagai berikut :
1. Masyarakat-masyarakat demokrasi Barat telah
bejat sedemikian rupa, hingga terpesosok ke
derajat binatang yang kotor, yang bahkan tidak
pernah ada dalam komunitas binatang ternak.
Hal ini akibat adanya keliaran yang dihasilkan
oleh ide kebebasan bertingkah laku.
2. Penjajahan Barat yang demokratis itu telah
nyata-nyata menimbulkan berbagai krisis,
bencana, dan penghisapan bangsa-bangsa
yang terjajah dan terbelakang; dengan cara
mencuri sumber daya alam, merampok
kekayaan mereka, memelaratkan penduduk,
dan menistakan rakyat-rakyatnya, serta
menjadikan negeri-negeri mereka sebagai
pasar konsumtif bagi industri dan produk
mereka.
3. Dem okrasi dalam arti yang sebenaranya tidak
mungkin diterapkan. Bahkan dalam
pengertiannya yang baru, sesudah dita'wilkan,
tetap tidak sesuai dengan fakta dan tidak akan
terwujud dalam kenyataan.
4. Kedustaan dan kebohongan para penganut
dem okrasi telah nyata. Mereka m engklaim
bahwa parlem en adalah wakil dari kehendak
um um masyarakat, m erupakan perwujudan
politis kehendak umum m ayoritas rakyat, dan
mewakili pendapat mayoritas. Nyata pula
kedustaan mereka yang m engklaim bahwa
hukum-hukum yang dibuat parlem en
ditetapkan berdasarkan m ayoritas suara wakil
rakyat yang mengekspresikan kehendak
mayoritas rakyat. Begitu pula nyata kedustaan
mereka yang m engklaim bahwa para penguasa
dipilih oleh mayoritas rakyat serta mengam bil
kekuasaannya dari rakyat.
5. Cacat dalam sistem dem okrasi telah jelas,
khususnya aspek yang berhubungan dengan
kekuasaan dan para penguasa jika tidak
terdapat partai-partai besar di suatu negeri
yang akan m enjadi golongan mayoritas di
dalam dewan perwakilan.

Ya, m eskipun semua keburukan tersebut telah


terjadi, nam un Barat yang kafir ternyata telah
m am pu m em asarkan ide-ide dem okrasi yang rusak
itu di negeri-negeri Islam !

Adapun bagaim ana Barat yang kafir itu dapat


berhasil memasarkan ide-ide dem okrasi yang kufur
— yang tidak berhubungan sam a sekali dengan
hukum -hukum Islam itu— di negeri-negeri Islam ?
Jawabnya adalah bahwa keberhasilan Barat
dalam hal ini disebabkan negara-negara Eropa yang
kafir dan sangat dengki dan dendam terhadap Islam
dan kaum muslim in itu, dalam hati m ereka terdapat
rasa dendam yang sangat dalam terhadap Islam dan
kaum muslim in. Maha Benar Allah dengan firm an-
Nya:

‫ضـآ ُء ِم ْن َأْف َوا ِه ِه ْم َو َما ُت ْخ ِفي صُ ُد ْو ُر ُه ْم َأ ْكَب ُر‬


َ ‫ت الَب ْغ‬
ِ ‫َق ْد َب َد‬
“…telah nyata kebencian dari mulut m ereka dan apa
yang disem bunyikan oleh hati m ereka adalah lebih
besar lagi.” (Ali ‘Im raan 118)
Mereka telah m emahami bahwa rahasia kekuatan
kaum muslim in terletak pada ajaran Islam itu sendiri.
Sebab Aqidah Islam iyah adalah sum ber kekuatan
yang dahsyat bagi umat Islam . Maka setelah itu,
m ereka pun m enyusun strategi
jahannamuntuk
m em erangi Dunia Islam , dengan jalan melancarkan
serangan m isionaris (kristenisasi) dan serangan
kebudayaan (berupa westernisasi
).
Serangan kebudayaan (westernisasi)ini
ternyata telah m engusung kebudayaan dan ide-ide
barat —term asuk dem okrasi— serta peradaban dan
pandangan hidup Barat ke Dunia Islam. Negara-
negara Eropa itu segera menyerukan ide-ide tersebut
kepada kaum muslim in, dengan maksud agar kaum
m uslim in m enjadikannya sebagai asas cara berpikir
dan pandangan hidup mereka, sehingga pada
gilirannya negara-negara Eropa itu akan dapat
m enyim pangkan kaum muslim in dari Islam serta
m enjauhkan m ereka dari keterikatannya dengan
Islam dan kewajiban penerapan hukum-hukum nya.
Tujuan akhirnya ialah agar Barat dapat dengan
m udah m enghancurkan negara Islam — yakni negara
Khilafah— dan kem udian m enghapuskan penerapan
hukum -hukum Islam dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Dengan dem ikian
kaum muslim in selanjutnya akan mudah diarahkan
untuk mengam bil berbagai ide, peraturan, dan
undang-undang kafir, sebagai ganti dari Islam .
Akhirnya Barat akan dapat m enjauhkan kaum
m uslim in dari Islam dan dapat m engencangkan
cengkeram annya atas mereka. Maha Benar Allah
SWT yang telah berfirm an :

ّ‫صارى َحّتى َتّتب َع ِم ّلَت ُهم ُق ْل ِإ ن‬ َ ‫ضى َعْن َك اْلَي ُهوُد َو َل الّن‬ َ ‫َو َل ْن َت ْر‬
‫ت َأ ْه َوآ َء ُه ْم َب ْع َد اَل ِذي َجـآ َء َك ِم َن‬
َ ‫ل ُه َو اْل ُه َدى َو َلِئ ِن اَتَب ْع‬ِ ‫ُه َدى ا‬
‫ي َو َل َن صِْي ٍر‬ّ ‫ل ِم ْن َوِل‬ ِ ‫ا ْل ِعْل ِم َما َل َك ِم َن ا‬
"Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang
kepada kam u hingga kamu m engikuti agam a
m ereka. Katakanlah, 'Sesungguhnya petunjuk Allah
itulah petunjuk (yang benar). Dan sesungguhnya jika
kam u (Muhamm ad) mengikuti kemauan m ereka
setelah pengetahuan (bukti yang nyata) datang
kepadamu, m aka Allah tidak lagi m enjadi pelindung
dan penolong bagim u."
(Al-Baqarah 120 )

Serangan m isionaris dan kebudayaan ini


sem akin sengit ketika kemerosotan kaum muslim in
di bidang pem ikiran dan politik sem akin parah pada
m asa akhir Khilafah Utsm aniyah (pada paruh kedua
abad XIX M). Pada saat itu telah terjadi perubahan
dalam perim bangan kekuatan yang m enunjukkan
keunggulan negara-negara Eropa. Yaitu setelah
terjadinya revolusi pem ikiran dan revolusi industri di
Eropa dan terwujudnya berbagai kreativitas dan
penem uan ilm iah, yang dengan cepat
m enghantarkan Eropa menuju ketinggian dan
kemajuan. Sem entara itu, Khilafah Utsm aniyah tetap
jumud dan sem akin lemah dari hari ke hari. Kondisi
inilah yang akhirnya mengakibatkan banjirnya
berbagai kebudayaan, ide, peradaban, dan peraturan
Barat yang mengalir deras ke negeri-negeri Islam.
Negara-negara Eropa dalam serangan
m isionaris dan kebudayaan yang ditujukan ke negeri-
negeri Islam menggunakan cara m erendahkan ajaran
Islam dan m enjelek-jelekkan hukum -hukum nya,
m enyebarkan keraguan kepada kaum muslim in
terhadap kebenaran ajaran Islam , m embangkitkan
kebencian kaum muslimin terhadap Islam, serta
m enyatakan bahwa Islamlah yang m enjadi sebab
kemerosotan dan kem unduran m ereka. Sebaliknya,
negara-negara Eropa m engagung-agungkan Barat
dan peradabannya, membangga-banggakan ide dan
sistem dem okrasi, serta menggem bar-gem borkan
kehebatan peraturan dan undang-undang dem okrasi
itu.
Selain itu, negara-negara Eropa juga
m enggunakan cara penyesatan. Yaitu menyebarkan
sangkaan di tengah-tengah kaum m uslim in bahwa
peradaban Barat tidak bertentangan dengan
peradaban Islam , dengan alasan bahwa peradaban
Barat sebenarnya berasal dari Islam juga, dan bahwa
peraturan dan undang-undang Barat sesungguhnya
tidak m enyalahi hukum-hukum Islam.
Mereka juga m elekatkan sifat Islam pada ide
dan peraturan dem okrasi, serta m enyatakan bahwa
dem okrasi tidak m enyalahi atau bertentangan
dengan Islam . Bahkan mereka katakan dem okrasi itu
berasal dari Islam itu sendiri, atau identik dengan
m usyawarah,amar m a'ruf nahi m unkar , dan
m engoreksi penguasa.
Propaganda m ereka ini ternyata sangat m em -
pengaruhi kaum muslimin sehingga akhirnya mereka
dapat dikendalikan oleh ide-ide dan peradaban
Barat.
Propaganda tersebut juga berhasil m endorong
kaum muslim in untuk mengam bil beberapa
peraturan dan undang-undang Barat pada masa
akhir Khilafah Utsm aniyah. Dan setelah negara
khilafah hancur, kaum muslim in malahan m engam bil
sebagian besar peraturan dan undang-undang Barat.
Propaganda Barat itu berhasil pula mempe-
ngaruhi kaum terpelajar, para politikus, para
pengem -banTsaqafah Islam iyah , sebagian
pengem ban dakwah Islam , dan m ayoritas kaum
m uslim in.
Mengenai kaum terpelajar, sesungguhnya
sangat banyak dari mereka yang terpengaruh oleh
kebudayaan Barat — yang telah dijadikan asas
pendidikan m ereka— tatkala mereka mempelajari
kebudayaan tersebut di Barat ataupun di negeri-
negeri Islam sendiri. Ini disebabkan karena kurikulum
pendidikan negeri-negeri Islam setelah Perang Dunia
I, telah disusun atas dasar falsafah dan pandangan
hidup Barat. Kondisi ini menyebabkan banyak dari
kaum terpelajar yang akhirnya menggem ari,
m enggandrungi, dan bahkan m engagung-agungkan
kebudayaan Barat. Sebaliknya m ereka m engingkari
Tsaqafah Islam iyahdan hukum-hukum Islam jika
bertentangan dengan kebudayaan, peraturan, dan
undang-undang Barat. Mereka pun akhirnya
m em benci Islam sebagaim ana halnya orang-orang
kafir Eropa membenci Islam , serta sangat mem usuhi
kebudayaan, peraturan, dan hukum Islam ,
sebagaim ana halnya kelakuan orang-orang Eropa
yang kafir itu. Kaum terpelajar ini akhirnya m enjadi
corong-corong propaganda bagi peradaban, ide, dan
peraturan Barat, sekaligus m enjadi alat penghancur
dan penghina bagi peradaban, hukum , dan peraturan
Islam .
Mengenai para politikus, sesungguhnya
m ereka telah benar-benar m engikhlaskan dirinya
untuk mengabdi kepada Barat dan peraturannya.
Mengikatkan diri dengan Barat dan m enjadikan Barat
sebagai kiblat perhatian m ereka. Mereka m em inta
tolong kepada Barat, mengandalkan bantuannya,
dan m enobatkan diri sebagai penjaga berbagai
undang-undang dan peraturan Barat. Bahkan dengan
suka rela m ereka m engangkat diri m ereka sebagai
budak-budak yang bertugas m elestarikan
kepentingan Barat dan menjalankan semua
konspirasinya yang sangat jahat.
Dengan dem ikian mereka telah m enyatakan
permusuhan terhadap Allah dan Rasul-Nya dan telah
m engumumkan perang terhadap "Islam politik"
beserta segenap pengemban dakwahnya yang
ikhlas. Mereka mencurahkan segala potensi yang
m ereka m iliki untuk menghalang-halangi berdirinya
negaraKhilafahdan kem balinya hukum yang
diturunkan Allah ke tahta kekuasaan. Dilaknati Allah-
lah m ereka, bagaim ana m ereka sam pai berpaling
dari kebenaran ?
Adapun para pengem ban Tsaqafah Islam iyah
,
sesungguhnya m ereka tidak lagi memiliki kesadaran
terhadap Islam dan hakikat/realitas hukum -hukum
syara', serta tidak m enyadari pula hakikat
peradaban, ide, dan peraturan Barat. Selain itu,
m ereka juga tidak m engetahui kontradiksi antara
peradaban, ide, dan pandangan hidup Barat dengan
aqidah, hukum , peradaban, dan pandangan hidup
Islam .
Kondisi tersebut terjadi karena taraf pem ikiran
kaum muslim in telah m erosot sehingga m ereka
sangat lem ah dalam memaham i Islam dan hukum -
hukum nya, serta telah salah paham dalam
m em aham i cara penerapan syari’at Islam di tengah
m asyarakat.
Akibatnya, Islam lalu ditafsirkan dengan
pengertian yang tidak sesuai dengan kandungan
nash-nashsyara'. Demikian juga hukum -hukum Islam
ditakwilkan agar sesuai dengan kondisi yang ada,
bukan sebaliknya, yaitu m engubah kondisi yang ada
agar sesuai dengan hukum-hukum Islam. Mereka
kemudian m engambil berbagai hukum yang tidak
ada dasarnya dari syara', atau dasarnya lem ah,
dengan hujah kaidah syar'iyah rum usan mereka
yang sangat keliru :

‫َل ُيْن َك ُر َت َغّي ُر ا َل ْح َكا ِم ِبَت َغّي ِر ال ّز َما ِن‬


"Tidak diingkari adanya perubahan hukum -hukum
karena adanya perubahan zam an."

Akhirnya Islam pun ditakwilkan banyak orang


agar sesuai dengan setiap aliran, gagasan, dan
ideologi, walaupun penakwilan m ereka bertentangan
dengan hukum -hukum dan pandangan hidup Islam .
Mereka lalu mengatakan bahwa peradaban dan ide-
ide Barat tidaklah bertentangan dengan Islam dan
hukum -hukum Islam , karena sem ua itu justru diambil
dari peradaban Islam. Mereka katakan pula bahwa
sistem pem erintahan dem okrasi dan sistem ekonomi
kapitalism e juga tidak bertentangan dengan hukum -
hukum Islam, padahal faktanya kedua sistem
tersebut adalah sistem kufur. Mereka berkata pula
bahwa ide dem okrasi dan kebebasan individu itu
berasal dari Islam , padahal kedua ide itu pada
hakekatnya sangat bertentangan dengan Islam .
Dengan demikian, muncullah ketidakjelasan
dalam benak mereka mengenai apa-apa yang boleh
diambil kaum muslimin dari bangsa dan umat lain —
seperti ilmu kedokteran, perikanan, matematika, kimia,
pertanian, industri, peraturan lalu lintas, transportasi,
dan perkaramubahlainnya yang tidak menyalahi Islam
— dengan apa-apa yang tidak boleh mereka ambil,
yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan Aqidah
Islamiyah dan hukum-hukum syara'.
Hal-hal seperti ini tidak boleh diambil dari
bangsa dan umat lain. Sebab, segala sesuatu yang
berhubungan dengan aqidah dan hukum syara' tidak
boleh diambil kecuali dari wahyu yang dibawa
Rasulullah, yaituAl-Kitabdan As-Sunah, serta dalil-
dalil syara' yang ditunjukkan olehAl-Kitabdan As-
Sunah, yaitu Qiyas dan Ijma' Sahabat.
Ketidakjelasan dalam benak mereka inilah
yang akhirnya m enyebabkan Barat mampu
m enjajakan peradaban dan pandangan hidup
m ereka, ide dem okrasi dan kapitalisme, serta ide
kebebasan individu di negeri-negeri Islam.

Sebelum kam i m enjelaskan pertentangan


dem okrasi dengan Islam dan m enerangkan hukum
syara' dalam pengam bilan dem okrasi, kam i ingin
m engupas tentang hal-hal yang boleh dan yang tidak
boleh diam bil kaum muslim in dari um at dan bangsa
lain. Serta tentang hal-hal yang haram diam bil oleh
kaum muslim in, sesuai dengan nash-nash dan
hukum -hukum syara'. Penjelasan kam i sebagai
berikut :
1. Sesungguhnya seluruh perbuatan manusia,
dan seluruh benda-benda yang digunakannya dan atau
berhubungan dengan perbuatan manusia, hukum
asalnya adalah mengikuti Rasulullah SAW dan terikat
dengan hukum-hukum risalah beliau. Keumuman ayat-
ayat hukum menunjukkan bahwa dalam masalah-
masalah tersebut wajib hukumnya merujuk kepada
syara' dan terikat dengan hukum-hukum syara'. Allah
SWT berfirman :
‫سو ُل َف ُخُذوُه َو َما َن َها ُك ْم َعْن ُه َفاْنَت ُه ْوا‬
ُ ‫َو َما آَتا ُك ُم ال َر‬
"Apa-apa yang diberikan/diperintahkan Rasul
kepada-m u m aka terim alah/laksankanlah, dan apa
yang dila-rangnya bagimu m aka tinggalkanlah."
(Al-
Hasyr 7)

‫ش َج َر َبْيَن ُه ْم‬
َ ‫َف َل َو َرّب َك َل ُي ْؤ ِمُنو َن َحّتى ُي َح ّك ُم َك ِفْي َما‬
"Maka dem i Tuhanm u, mereka (pada hakekatnya)
tidak berim an hingga m ereka m enjadikan kamu
(M uham -m ad) sebagai hakim /pem utus terhadap
perkara yang m ereka perselisihkan,..."
(An-Nisaa'
65)

ِ ‫ي ٍء َف ُح ْك ُم ُه إَلى ا‬
‫ل‬ ْ ‫ش‬
َ ‫َو َما ا ْخَتَل ْفُت ْم ِفْي ِه ِم ْن‬
"Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, maka
putusannya (terserah) kepada Allah."
(Asy-Syuura
10)

‫سو ِل‬
ُ ‫ل َو ال ّر‬
ِ ‫ي ٍء َف ُر ّدو ُه ِإَلى ا‬
ْ ‫ش‬
َ ‫ي‬
ْ ‫َف ِإ ْن َتَنا َز ْعُتْم ِف‬
"Kem udian jika kam u berlainan pendapat tentang
sesuatu, m aka kem balikanlah ia kepada Allah (Al-
Quran) dan Rasul(Nya) (Sunnahnya)."
(An-Nisaa'
59)

Bersabda Rasulullah SAW:


‫س َأ ْم ُرَنا َف ُه َو َرّد‬
َ ‫مَ ْن َع ِم َل َع َم ًل َلْي‬
"Siapa saja yang melakukan suatu perbuatan yang
tak ada perintah kam i atasnya, maka perbuatan itu
tertolak." (HR. Muslim )

‫س ِمْن ُه َف ُه َو َر ّد‬
َ ‫ي َأ ْم ِرَنا َهَذا َما َلْي‬
ْ ‫ث ِف‬
َ ‫َم ْن َأ ْح َد‬
"Siapa saja yang mengada-adakan —dalam urusan
(agam a) kam i ini— sesuatu yang tidak berasal
darinya, m aka hal itu tertolak."
(HR. Bukhari)

Dalil-dalil ini m enunjukkan bahwa mengikuti


hukum syara' dan terikat dengannya adalah wajib.
Baik yang berkaitan dengan perbuatan m anusia
m aupun benda-benda yang digunakannya. Dengan
dem ikian, seorang muslim tidak boleh melakukan
atau m eninggalkan suatu perbuatan, kecuali setelah
m engetahui hukum Allah untuk perbuatan itu. Ia
harus tahu apakah suatu perbuatan hukumwajibnya
atau m andubsehingga dia dapat melakukannya;
ataukah hukumnya haram atau makruhsehingga dia
harus m eninggal kannya, ataukahm ubah sehingga
dia berhak m em ilih untuk melakukan perbuatan itu
atau m eninggalkannya. Atas dasar inilah, m aka
untuk perbuatan manusia berlaku kaidah bahwa
hukum asal perbuatan m anusia adalah terikat
dengan hukum Allah .
Adapun benda-benda yang berhubungan
dengan perbuatan manusia, m aka hukum asalnya
adalahm ubah, selam a tidak terdapat dalil yang
m engharamkannya. Jadi hukum asal benda adalah
m ubah. Benda tidak diharam kan kecuali jika terdapat
dalil syar'i yang m enunjukkan keharam annya.
Prinsip ini didasarkan pada nash-nash syara'
yang telah m em bolehkan m anusia untuk
m em anfaatkan sem ua benda yang ada (di alam
sekitarnya), sesuai nash-nash um um dalam m asalah
ini yang m eliputi sem ua benda.

Allah SW T berfirm an :

ِ ‫ت َو َما ِفي ا َلر‬


‫ض‬ ِ ‫سم َوا‬
ّ ‫س ّخ َر َل ُك ْم َما ِفي ال‬
َ ‫ل‬
َ ‫َأ َلْم َت َروا َأ ّن ا‬
"Tidakkah kalian perhatikan sesungguhnya Allah
telah m enundukkan untuk kalian apa saja yang ada
di langit dan apa yang ada di bum(Luqm
i." an 20)

Arti m enundukkan seluruh apa yang ada di langit


dan bumi untuk manusia, adalah bahwasanya Allah
SWT telah membolehkan semua yang ada di
dalamnya untuk dim anfaatkan oleh manusia. Allah
SWT berfirm an pula :
‫ض َج ِمي ًعا‬
ِ ‫ق َلُك ْم َما ِفي ا َل ْر‬
َ ‫ُه َو ا ّلذي َخ َل‬
"Dialah (Allah) yang m enciptakan segala yang ada di
bum i untuk kalian."
(Al-Baqarah 29)

‫ض َح َل ًل َطّيًبا‬
ِ ‫َيا َأّي َها الّناس ُكُلوا ِم ّما ِفي ا َل ْر‬
"Hai sekalian m anusia, makanlah yang halal lagi baik
(tidak m enjijikkan) dari apa yang terdapat di bum i."
(Al Baqarah 168)

‫شـوا‬
ُ ‫ض َذُلو ًل َفا ْم‬َ ‫ُه َو اّلذي َج َع َل َلُك ْم ا َلر‬
‫ِفي َمَنا ِكِب َهـا َو ُكُلوا ِم ْن ِر ْزِق ِه‬
"Dialah (Allah) yang m enjadikan bum i itu mudah
bagi kalian, m aka berjalanlah di segala penjurunya
dan m akanlah sebagian dari rizki-Nya"
(Al-Mulk 15)

Dem ikianlah. Sem ua ayat yang telah


m em bolehkan segala sesuatu itu bersifat um um dan
keumum annya ini m enunjukkan hukum bolehnya
m em anfaatkan segala sesuatu yang ada. Dengan
kata lain, hukum bolehnya mem anfaatkan semua
benda telah ditunjukkan olehkhithab(seruan)Asy-
Syari' (Allah SW T) yang bersifat umum . Maka jika
suatu benda diharamkan, berarti harus ada nash
syara' yang mengkhususkan keum um an nash
tersebut, serta m enunjukkan pengecualian benda
tersebut dari hukum m ubahyang bersifat um um .
Misalnya firm an Allah SW T :

ِ‫ت َع َلْي ُك ْم ال َمْيَت ُة َو ال ّد ُم َو َل ْح ُم ال ِخْن ِزي ِر َو َما ُأ ِه ّل ِل َغْي ر‬


ْ ‫ُح ّر َم‬
‫ل ِب ِه َو اْل ُمْن َخِن َق ُة َو ال َم ْوُقوَذ ُة َو ال ُمَت َرّدَي ُة َو الّن ِطي َح ُة َو َما‬ ِ ‫ا‬
.‫ب‬ ِ ‫ص‬ ُ ‫ح َعَلى الّن‬ َ ‫سُب ُع ِإ ّل َما َذ ّكْيُتم َو َما ُذِب‬ ّ ‫َأ َك َل ال‬

"Diharamkan bagi kalian (mem akan) bangkai, darah,


daging babi, (daging hewan) yang disem belih atas
nam a selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang
jatuh, yang ditanduk dan yang diterkam binatang
buas, kecuali yang sem pat kalian menyem belihnya,
dan (diharam kan bagi kalian) yang disem belih untuk
berhala..."(Al-Maaidah 3)

Dari dalil-dalil tersebut, m aka


hukum asal
terhadap benda-benda yang digunakan manusia,
adalah m ubah.
2. Hukum -hukum Syari'at Islam secara
sem purna telah meliputi seluruh fakta yang telah
ada, problem yang sedang terjadi, dan kejadian yang
m ungkin akan ada pada m asa m endatang. Tidak ada
sesuatu pun yang terjadi, baik pada masa lalu, saat
ini, maupun m asa depan, kecuali ada hukumnya
dalam Syari'at Islam . Jadi, Syari'at Islam telah
m enjangkau sem ua perbuatan m anusia secara
sem purna dan m enyeluruh.

Allah SW T berfirm an :

‫ي ٍء َو ُه ًدى‬ ْ ‫ش‬ َ ‫ب ِتْبَياًنا ِل ُك ّل‬


َ ‫َو َن ّزْلَنا َعَلْي َك ال ِكَتا‬
‫سِل ِمْي َن‬
ْ ‫ش َرى ِلل ُم‬ ْ ‫َو َر ْح َم ًة َو ُب‬
"Dan Kam i turunkan kepadam u Al Kitab (Al-Quran)
untuk menjelaskan segala sesuatu dan sebagai
petunjuk serta rahm at dan pemberi kabar gembira
bagi orang-orang Islam(An-Nahl
." 89)

‫ش يْ ٍء‬
َ ‫ب ِم ْن‬
ِ ‫ي ال ِكَتا‬
ْ ‫َما َف ّر ْطَنا ِف‬
"Tiadalah Kam i alpakan sesuatu pun di dalam Al
Kitab (Al-Quran)."
(Al-An'aam 38)

ُ ‫ضْي‬
‫ت‬ ِ ‫ت َعَلْي ُك ْم ِن ْع َمِتي َو َر‬
ُ ‫ت َلُك ْم ِدْيَنُك ْم َو َأْت َم ْم‬
ُ ‫اْلَي ْو َم َأ ْك َمْل‬
‫َلُك ُم ا ِلس َل َم ِديًنا‬
"Pada hari ini telah Kusem purnakan untuk kalian
agama kalian, dan telah Kucukupkan kepada kalian
ni'mat-Ku, dan telah Kuridlai Islam itu menjadi
agama bagi kalian." (Al-Maaidah 3)
Walhasil, Syari'at Islam tidak pernah
m elalaikan satu pun perbuatan m anusia. Bagaim ana
pun juga perbuatan itu, Syari'at Islam pasti akan
m enetapkan dalil untuk suatu perbuatan m elalui
nash Al-Quran dan Al-Hadits, atau dengan
m enetapkantanda (am aarah) dalam Al-Quran dan
Al-Hadits yang m enunjukkan m aksud dari tanda
tersebut atau menunjukkan alasan penetapan
hukum nya, sehingga hukum yang ada dapat
diterapkan pada setiap objek hukum yang
m engandung tanda atau alasan tersebut.
Jadi, secara syar'i tidak mungkin ada perbuatan
m anusia yang tidak dijelaskan oleh dalil, atau tanda
yang m enunjukkan status hukum nya. Ini
berdasarkan keum um an firm an Allah SW T:

‫ي ٍء‬
ْ ‫ش‬
َ ‫ِتْبَياًنا ِلُك ّل‬
"untuk m enjelaskan segala sesuatu"
(An Nahl
89).

Juga berdasarkan nash yang tegas bahwa Allah SW T


telah m enyem purnakan agam a Islam ini (Al-Maaidah
3).
3. Berdasarkan dua poin penjelasan
sebelum nya, jelaslah mana saja hal-hal yang boleh
diam bil kaum muslim in —dari apa yang dim iliki oleh
umat dan bangsa lain— dan mana saja yang tidak
boleh m ereka ambil.
Seluruh ide yang berhubungan dengan sains,
teknologi, penem uan-penem uan ilm iah, dan yang
sem isalnya, serta segala macam bentuk benda/alat/
bangunan yang bercorak kekotaan dan terlahir dari
kemajuan sains dan teknologi, boleh diam bil oleh
kaum muslim in. Kecuali jika terdapat aspek-aspek
tertentu yang m enyalahi ajaran Islam , maka kaum
m uslim in haram untuk mengam bilnya.
Ini dikarenakan sem ua pem ikiran yang
berkaitan dengan sains dan teknologi tidaklah
berhubungan dengan Aqidah Islam iyah dan hukum-
hukum syara' yang berkedudukan sebagai solusi
terhadap problem atika m anusia dalam kehidupan,
m elainkan dapat dikategorikan ke dalam sesuatu
yang m ubah, yang dapat dim anfaatkan manusia
dalam berbagai urusan hidupnya.
Dalil untuk ketentuan tersebut adalah ayat-
ayat yang bersifat um um yang m enerangkan
bolehnya m em anfaatkan seluruh benda-benda yang
ada di alam sem esta bagi kepentingan manusia. Juga
berdasarkan hadits Nabi M uhamm ad SAW :

،‫شي ٍء ِم ْن َأْم ِر ِديِنُكْم َف ُخُذوا ِبِه‬ َ ‫ ِإَذا َأَم ْرُتُكْم ِب‬، ْ‫ش ٌر ِمْثُلُكم‬ َ ‫ِإّنَما َأَنا َب‬
‫ش ٌر‬
َ ‫شي ٍء ِم ْن ُأ ُم ْو ِر ُدْنَيا ُك ْم َف ِإّن َما َأَنا َب‬ َ ‫َو ِإ َذا َأ َم ْرتُ ُك ْم ِب‬
"Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kalian.
Jika aku perintahkan kepada kalian m engenai
sesuatu hal yang term asuk dalam urusan agama
kalian, m aka laksanakanlah perintah itu. Tapi jika
aku perintahkan kalian mengenai sesuatu hal yang
termasuk dalam urusan dunia kalian, m aka
ketahuilah aku ini hanyalah m anusia biasa."
(HR.
M uslim ).

Juga berdasarkan hadits Nabi SAW tentang penyer-


bukan korma sebagaim ana sabdanya :

‫شُئوو ِن ُدْنَيا ُك ْم‬


ُ ‫َأْنُت ْم َأ ْد َرى ِب‬
"Kalian lebih mengetahui urusan-urusan dunia
kalian."(HR. Muslim )

Juga berdasarkan tindakan Nabi SAW tatkala


m engutus beberapa shahabatnya ke suatu daerah di
Yam an untuk m em pelajari pem buatan senjata
perang.
Atas dasar inilah, m aka setiap perkara yang
tidak termasuk m asalah aqidah atau hukum syara',
boleh untuk diam bil selama tidak m enyalahi ajaran
Islam dan sepanjang tidak terdapat dalil khusus yang
m engharamkannya.
Berdasarkan uraian di atas, kaum muslim in
dibolehkan m engambil semua ilm u-ilm u yang ber-
hubungan dengan kedokteran, teknik, m atematika,
astronom i, kim ia, fisika, pertanian, industri,
transportasi, ilm u kelautan, geografi, ilm u ekonomi
— yang membahas aspek produksi, peningkatan
kualitasnya, serta pengadaan sarana-sarana produksi
dan peningkatan kualitasnya. Sebab, ilm u ini bersifat
universal dan tidak dikhususkan untuk um at
penganut Islam , kapitalisme atau sosialism e, dan
sem ua ilm u tersebut boleh diam bil selam a tidak
m enyalahi ajaran Islam .
Maka dari itu,Teori Darwinyang m enyatakan
bahwa m anusia adalah keturunan kera, tidak boleh
diam bil karena teori ini bertentangan dengan firm an
Allah SW T :

‫صا ٍل َكالفَ ّخا ِر‬


َ ‫صْل‬
َ ‫سا َن ِم ْن‬
َ ‫ق ا ِلْن‬
َ ‫َخ َل‬
"Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti
tem bikar."(Ar-Rahm aan 14)

‫س َلَل ٍة ِم ْن َما ٍء‬


ُ ‫سَل ُه ِم ْن‬
ْ ‫سا ِن ِم ْن ِطْي ٍن ُثّم َج َع َل َن‬
َ ‫ق ا ِلْن‬َ ‫َو َب َدَأ َخْل‬
‫َم ِهْي ٍن‬
"(Dialah Tuhan) yang mem ulai penciptaan m anusia
dari tanah, kem udian Dia menjadikan keturunannya
dari sari air yang hina (mani)."
(As-Sajdah 7)
ٍ ‫َو ِم ْن َأَياِت ِه َأ ْن َخ َلَق ُك ْم ِم ْن ُط َرا‬
‫ب‬
"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia
m enciptakan kam u dari tanah."
(Ar-Ruum 20)

Sebagaim ana dibolehkan m engam bil semua


ilm u-ilm u seperti yang kam i sebutkan di atas, kaum
m uslim in dibolehkan pula m engam bil benda apa saja
yang dihasilkannya seperti produk-produk industri,
alat-alat, mesin-m esin, dan berbagai bentuk benda
yang bercorak kekotaan dan berhubungan dengan
sivilisasi. Maka dari itu dibolehkan m engam bil pabrik-
pabrik industri dalam segala jenisnya dan segala
jenis produknya. Dikecualikan di sini pabrik-pabrik
yang m em produksi patung, m inum an keras, dan
salib, karena terdapat nash yang m engharam kannya.
Produk-produk industri boleh diam bil baik yang
berupa benda kemiliteran maupun bukan, baik
industri berat —seperti tank, pesawat tem pur, peluru
kendali, satelit, bom atom, bom hidrogen, bom
elektronik, bom kim ia, traktor, truk, kereta api, kapal
api— maupun industri ringan seperti industri
konsum tif, senjata-senjata ringan, alat-alat
laboratorium , alat-alat kedokteran, alat-alat
pertanian, furniture, karpet, dan barang-barang
konsum tif.
Sem ua yang telah disebutkan di atas boleh
diam bil sebab sem uanya term asuk dalam kategori
benda-benda yang m ubah, dan dalam hal ini
terdapat dalil um um yang menunjukkan ke-
m ubahannya. Tindakan m engambilnya adalah
berstatus m engam al-kan hukum syara', yaitu m ubah,
dan juga dalam rangka mengikuti syari'at Rasulullah
SAW sebab semua itu term asuk m ubah, sedang
m ubahm erupakan salah satu hukum taklif legal
(
capacity) yang lim a, yaitu:
wajib, mandub, haram,
m akruh, dan mubah.
4. Adapun ide-ide yang berkaitan dengan
aqidah dan hukum -hukum syara', serta ide-ide yang
yang berhubungan dengan peradaban/kultur Islam ,
pan-dangan hidup Islam, dan hukum -hukum yang
m enjadi solusi bagi seluruh problem a m anusia, m aka
sem ua ide ini wajib disesuaikan dengan ketentuan
syara', dan tidak boleh diambil dari mana pun kecuali
hanya dari Syari'at Islam saja. Artinya, hanya diam bil
dari wahyu yang terkandung dalam Kitabullah, Sunah
Rasul-Nya, dan apa-apa yang ditunjukkan oleh
keduanya, yaitu Ijm a' Sahabat dan Qiyas, serta sama
sekali tidak boleh diambil dari selain sumber-sumber
tersebut. Dalil syar'i untuk ketentuan di atas adalah
sebagai berikut :
a. Sesungguhnya Allah SW T telah m em erintahkan
kita untuk mengam bil apa saja yang dibawa
oleh Rasul SAW kepada kita dan m eninggalkan
apa saja yang dilarang oleh beliau. Allah SW T
berfirm an :

‫سو ُل َف ُخ ُذو ُه َو َما َن َها ُك ْم َعْن ُه َفاْنَت ُهوا‬


ُ ‫َو َما آَتا ُكم ال ّر‬
"Apa saja yang diberikan/diperintahkan Rasul
kepada kalian maka terim alah/laksanakanlah
dia, dan apa yang dilarangnya bagi kalian
maka tinggalkanlah."
(Al-Hasyr 7)

َ ” (apa saja) dalam ayat di atas


Kata “‫ما‬
term asuk bentuk kata yang bersifat um um ,
yang berarti ayat itu mewajibkan kita
mengam bil sem ua hukum yang dibawa Nabi
untuk kita, dan m enjauhi semua yang dilarang
beliau bagi kita. Mafhum mukhalafah
(penentuan lawan hukum ) dari ayat itu adalah
bahwa kita tidak boleh mengambil hukum dari
selain hukum yang dibawa Nabi untuk kita.
b. Sesungguhnya Allah SW T telah m em erintahkan
kaum muslim in untuk m entaati-Nya dan
m entaati Rasul-Nya. Allah SW T berfirm an :
‫سو َل‬
ُ ‫ل َو َأ ِطْي ُعوا ال ّر‬
َ ‫َيا َأّي َها ال ِذي َن آ َمُنوا َأ ِطْي ُعوا ا‬
"Hai orang-orang yang berim an, taatilah Allah
dan taatilah Rasul (-Nya) dan ulil am ri
(penguasa muslim yang m enjalankan Syari'at
Islam) di antara kam u."
(An-Nisaa' 59)

Mentaati Allah dan Rasul-Nya tidak m ungkin


terwujud kecuali dengan m engam alkan dan
meng-ambil hukum-hukum syara' yang telah
diturunkan Allah kepada Rasul-Nya.
c. Sesungguhnya Allah telah m em erintahkan
kaum m uslim in untuk berpegang teguh dengan
apa yang telah diputuskan Allah dan Rasul-
Nya, sebagaim ana Dia telah mem erintahkan
mereka untuk kembalimerujuk
( ) kepada
hukum Allah dan hukum Rasul-Nya ketika
terjadi perselisihan dan perbedaan pendapat.
Allah SW T berfirm an :

َ‫ل و‬ ُ ‫ضى ا‬ َ ‫َو َما َكا َن ِلُم ْؤ ِم ٍن َو َل ُم ْؤ ِمَن ٍة ِإَذا َق‬


‫سو ُل ُه َأ ْم ًرا َأ ْن َي ُك ْو َن َل ُه ْم ال ِخَي َر ُة ِم ْن َأ ْم ِر ِه ْم‬
ُ ‫َر‬
"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang m u'm in
dan tidak (pula) bagi perem puan yang m u'm in,
apabila Allah dan Rasul-Nya telah m enetapkan
suatu ketetapan, akan ada bagi m ereka pilihan
(yang lain) tentang urusan m ereka."
(Al-Ahzab 36)

‫سو ِل ِإ ْن‬
ُ ‫ل َو ال ّر‬ِ ‫ي ٍء َف ُر ّدوه إَلى ا‬ ْ ‫ش‬ َ ‫َفِإ ْن َتَنا َز ْعُت ْم ِفي‬
‫ل َو اْلَي ْو َم ال ِخ ِر‬
ِ ‫ُكْنُت ْم ُت ْؤ ِمُنو َن ِبا‬
"Kemudian jika kalian (rakyat dan penguasa)
ber-lainan pendapat tentang sesuatu, maka
kem bali-kanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan
Rasul (Sunahnya), jika kalian mem ang benar-
benar berim an kepada Allah dan Hari Akhir."
(An-Nisaa' 59)

d. Allah SW T telah m em erintahkan Rasul-Nya


yang mulia untuk memberikan keputusan
berdasarkan hukum yang telah diturunkan
Allah, dan mem -peringatkan beliau agar
waspada supaya tidak menyimpang sedikit pun
dari hukum Allah SW T. Allah SW T berfirm an :

ِ‫ص ّدًقا ِل َما بَْي َن َي َدْي ه‬


َ ‫ق ُم‬ ّ ‫ب ِبال َح‬ َ ‫َو َأْن َزْلَنا ِإ َلْي َك ال ِكَتا‬
‫ِم َن ال ِكَتا بِ َو ُم َهْي ِمًنا َع َلْي ِه َفا ْح ُك ْم َبْيَن ُه ْم ِب َما َأْن َز َل‬
‫ل َو َل تَّتِب ْع َأ ْه َوا َء ُه ْم َو ا ْح َذ ْر ُه ْم َأ ْن َيْفِتُن َك َع ْن‬
ُ ‫ا‬
ِ ‫َب ْع‬
‫ض‬
‫ل ِإ َلْي َك‬
ُ ‫َما َأْن َز َل ا‬
"Dan kam i telah turunkan kepadamu Al-Quran
dengan mem bawa kebenaran, membenarkan
apa yang sebelum nya, yaitu kitab-kitab (yang
diturunkan sebelum nya) dan sebagai
penghapus kitab-kitab tersebut; m aka
putuskanlah perkara m ereka menurut apa
yang Allah turunkan dan janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu m ereka dengan
meninggalkan kebenaran yang telah datang
kepadam u."(Al-M aaidah 48)
e. Sesungguhnya Allah SW T telah melarang kaum
muslim in untuk m engam bil hukum dari selain
Syari'at Islam . Allah SWT berfirm an :

‫ش َج َر َبْيَن ُه ْم‬
َ ‫َف َل َو َربّ َك َل ُي ْؤ ِمُنو َن َحّتى ُي َح ّك ُم َك ِفي َما‬
"Maka dem i Tuhanm u, m ereka (pada
hakekatnya) tidak berim an hingga m ereka
menjadikan kam u (Muham m ad) sebagai hakim
(pem utus) terhadap perkara yang mereka
perselisihkan."(An-Nisaa' 65)

‫صيَب ُه ْم ِفْتَن ٌة‬


ِ ‫َف ْلَي ْح َذ ِر الِذْي َن ُي َخاِلُفو َن َع ْن َأ ْم ِر ِه َأ ْن ُت‬
‫ب َأِلْي ٌم‬
ٌ ‫صيَب ُه ْم َع َذا‬
ِ ‫أ ْو ُي‬
"Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi
perintahnya (Rasul) takut akan ditim pa cobaan
atau ditim pa azab yang pedih."
(An-Nuur 63)

‫ت َو َقْد أ ِمُروا‬
ِ ‫ُيِرْيُدو َن َأ ْن َيَت َحاَكُموا ِإَلى ال َطا ُغو‬
‫َأ ْن َيْكُف ُروا ِبِه‬
"Mereka hendak berhakim kepada thaghut,
padahal m ereka telah diperintah m engingkari
(kufur terhadap) thaghut itu."
(An-Nisaa' 60)

Selain itu Rasulullah SAW telah bersabda :

‫س َعَلْي ِه َأ ْم ُرَنا َف ُه َو َرّد‬


َ ‫ُك ّل َع َم ٍل َلْي‬
"Setiap perbuatan yang tak ada perintah kam i
atasnya, maka perbuatan itu tertolak."
(HR. M uslim)

Nash-nash syara' di atas m enunjukkan


dengan jelas mengenai kewajiban untuk terikat
dengan seluruh hukum yang dibawa Rasul SAW
untuk kita. M aka kita tidak boleh menghalalkan
sesuatu kecuali apa yang telah dihalalkan
Allah, dan tidak boleh mengharam kan sesuatu
kecuali apa yang telah diharamkan Allah.
Begitu pula apa yang tidak dibawa Rasul untuk
kita, kita tidak boleh mengambil-nya, dan apa
yang tidak beliau haram kan atas kita, kita tidak
boleh mengharam kannya.
َ ” (apa saja) dalam firm an-Nya :
Jika kata “‫م ا‬

‫َو َما آَتا ُك ْم‬


"Apa saja yang diberikan/diperintahkan Rasul
kepada kalian."dan,
‫َو َما َنهَـا ُك ْم‬
“dan apa saja yang dilarangnya bagi kalian."

dikaitkan dengan firm an Allah SW T :

‫صيَب ُه ْم ِفْتَن ٌة‬


ِ ‫َفْلَي ْح َذ ِر ال ذِْي َن ُي َخاِل ُفو َن َع ْن َأ ْم ِر ِه َأ ْن ُت‬
‫ب َأِلْي ٌم‬
ٌ ‫صيَب ُه ْم َعَذا‬ ِ ‫أ ْو ُي‬
"Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi
perintahnya (Rasul) takut akan ditim pa cobaan
atau ditim pa azab yang pedih."
(An-Nuur 63)

Maka, akan nam pak sangat jelas adanya


kewajiban untuk mengam bil apa yang dibawa
Rasul saja, dan bahwa mengambil (hukum ) dari
selain Rasul adalah dosa yang pelakunya akan
mendapatkan azab yang pedih. Bahkan Allah
SW T tidak mengakui keim anan dari orang yang
berhakim kepada selain Rasul dalam
perbuatan-perbuatannya. Allah SW T
berfirm an :

‫ش َج َر َبْيَن ُه ْم‬
َ ‫َف َل َو َربّ َك َل ُي ْؤ ِمُنو َن َحّتى ُي َح ّك ُم َك ِفي َما‬
"Maka dem i Tuhanm u, m ereka (pada
hakekatnya) tidak berim an hingga m ereka
menjadikan kam u (Muham m ad) sebagai hakim
(pem utus) terhadap perkara yang mereka
perselisihkan."(An-Nisaa' 65)

Hal ini m enunjukkan secara tegas m engenai


pem batasan berhakim hanya pada apa yang
dibawa Rasul saja, apalagi Allah SW T telah
mem peringatkan Rasul-Nya untuk waspada
supaya tidak dipalingkan manusia dari
sebagian apa yang diturunkan Allah
kepadanya. Allah SWT berfirman :

‫ل ِإَلْي َك‬
ُ ‫ض َما َأْن َز َل ا‬
ِ ‫َو ا ْح َذ ْر ُه ْم َأ ْن َي ْفِتُن َك َع ْن َب ْع‬
"Dan berhati-hatilah kam u terhadap mereka
(ahli kitab), supaya m ereka tidak memalingkan
kamu dari sebahagian apa yang diturunkan
Allah kepadam u." (Al-M aaidah 49)
Di samping itu, Al-Quran telah m encela orang-
orang yang hendak berhakim kepada hukum
yang tidak dibawa Rasul, yakni hendak kepada
hukum-hukum kufur. Allah SWT berfirm an :

‫َأ َل ْم َت َر ِإَلى ال ِذْي َن َي ْز ُع ُمو َن َأّن ُه ْم آ َمُن ْوا ِب َما ُأْن ِز َل ِإ َلْي َك‬
‫َو َما ُأْن ِز َل ِم ْن َقْبِل َك ُي ِرْي ُدو َن َأ ْن َيَت َحا َك ُموا إَلى‬
‫ت َو َق ْد ُأ ِم ُروا َأ ْن َي ْكُف ُروا ِب ِه َو ُي ِري ُد‬ ِ ‫ال َطا ُغو‬
‫شْي َطا ُن‬
َ ‫ال‬
‫ض َل ًل َب ِعْيًدا‬َ ‫ض ّل ُهم‬ِ ‫َأ ْن ُي‬
"Apakah kamu tidak m em perhatikan orang-
orang yang m engaku dirinya telah beriman
kepada apa yang diturunkan kepadamu dan
kepada apa yang diturunkan sebelum kamu?
Mereka hendak berhakim kepada thaghut
(hukum dan undang-undang kufur), padahal
mereka telah diperintah m engingkari thaghut
itu. Dan syaitan berm aksud menyesatkan
mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-
jauhnya."(An-Nisaa' 60)

Hal ini m enunjukkan bahwa berhakim kepada


hukum yang tidak dibawa Rasul adalah suatu
kesesatan, sebab tindakan ini berarti berhakim
kepada thaghut, yakni kekufuran. Padahal
Allah SW T telah m em erintahkan kaum
muslim in untuk m engingkari thaghut itu.

Berdasarkan penjelasan sebelum nya, maka


kaum muslim in tidak boleh m engambil peradaban/
kultur Barat, beserta segala peraturan dan undang-
undang yang terlahir darinya. Sebab, peradaban
tersebut bertentangan dengan peradaban Islam .
Kecuali peraturan dan undang-undang adm inistratif
yang bersifatmubah dan boleh diam bil,
sebagaim ana Um ar bin Khaththab telah mengam bil
peraturan adm inistrasi perkantoran dari Persia dan
Rom awi.
Peradaban Barat berdiri di atas aqidah
pemisahan agama dari kehidupan, serta pem isahan
agama dari negara.
Sem entara peradaban Islam berlandaskan
pada Aqidah Islamiyah, yang telah m ewajibkan
pelaksanaan kehidupan bernegara berdasarkan
perintah dan larangan Allah, yakni hukum -hukum
syara'.
Peradaban Barat berdiri di atas asas m anfaat
(oportunity) , dan m enjadikannya sebagai tolok ukur
bagi seluruh perbuatan. Dengan dem ikian,
peradaban Barat adalah peradaban yang hanya
m em pertim -bangkan nilai m anfaat saja, serta tidak
m em perhi-tungkan nilai apa pun selain nilai m anfaat
yang bersifat materialistik. Karena itu, dalam
peradaban Barat tidak akan dijum pai nilai
kerohanian, nilai akhlak, dan nilai kem anusiaan.
Sem entara itu peradaban Islam berdiri di atas
landasan rohani (spiritual), yakni iman kepada Allah,
dan m enjadikan prinsip halal-haram sebagai tolok
ukur seluruh perbuatan manusia dalam kehidupan,
serta mengendalikan seluruh aktivitas dan nilai
berdasarkan perintah dan larangan Allah.
Peradaban Barat m enganggap kebahagiaan
adalah m em berikan kenikmatan jasm ani yang
sebesar-besarnya kepada manusia dan segala
sarana untuk memperolehnya.
Sem entara itu peradaban Islam m enganggap
kebahagiaan adalah diraihnya ridla Allah SW T.
Peradaban tersebut m engatur pem enuhan
kebutuhan naluri dan jasmani m anusia berdasarkan
hukum -hukum syara'.
Atas dasar itulah, m aka kaum m uslim in tidak
boleh m engam bil sistem pem erintahan demokrasi,
sistem ekonom i kapitalism e, dan sistem kebebasan
individu yang ada di negara-negara Barat. Dengan
dem ikian, kaum m uslim in tidak boleh m engam bil
konstitusi dan undang-undang dem okrasi, sistem
pem erintahan kerajaan dan republik, bank-bank
ribawi, dan sistem bursa dan pasar uang
internasional. Kaum muslim in tidak boleh m engam bil
sem ua peraturan ini karena sem uanya m erupakan
peraturan dan undang-undang kufur yang sangat
bertentangan dengan hukum dan peraturan Islam.

Sebagaim ana tidak boleh m engam bil


peradaban Barat beserta segenap ide dan peraturan
yang terlahir darinya, m aka kaum m uslim in juga
tidak boleh m engam bil peradaban/kultur kom unism e.
Sebab, peradaban ini juga bertentangan dengan
peradaban Islam secara m enyeluruh.
Peradaban komunism e berdiri di atas suatu
aqidah yaitu bahwa tidak ada pencipta terhadap
alam sem esta ini, dan bahwa materilah yang menjadi
asal usul segala benda. Seluruh benda di alam
sem esta ini dianggapnya berasal dari materi m elalui
jalan evolusi m ateri.
Sedangkan peradaban Islam berdiri di atas
prinsip bahwa Allah sajalah yang menjadi pencipta
alam sem esta ini, dan bahwa seluruh benda yang
ada di alam sem esta m erupakan makhluk Allah SW T.
Allah telah mengutus para nabi dan rasul dengan
m em bawa agam a-Nya kepada um at m anusia dan
m ewajibkan mereka untuk m engikuti perintah dan
larangan-Nya yang telah diturunkan kepada m ereka.
Peradaban komunism e menganggap bahwa
peraturan hanya diam bil dari alat-alat produksi.
Masyarakatfeodalmenggunakan kapak sebagai alat
produksinya, maka dari alat tersebut diambil
peraturan feodalism e. Dan jika m asyarakat itu
berkem bang m enjadi masyarakat kapitalism e, m aka
m esin m enjadi alat produksi, dan dari alat ini diam bil
peraturan kapitalism e. Jadi peraturan kom unism e
diam bil dari evolusi materi.
Sedangkan peradaban Islam, menganggap
bahwa Allah SWT telah menetapkan suatu peraturan
bagi m anusia untuk dilaksanakan dalam hidupnya,
dan m engutus Sayyidina Muham mad SAW untuk
m em bawa peraturan ini, dan Rasul telah
m enyam paikan peraturan tersebut kepada manusia,
dan m ewajibkan mereka untuk m elaksanakannya.
Peradaban komunism e memandang bahwa
peraturan materi adalah tolok ukur dalam kehidupan.
Dengan berkem bangnya peraturan m ateri tersebut,
m aka berkem banglah tolok ukur dalam kehidupan.
Sem entara itu peradaban Islam m em andang
halal-haram —yakni perintah dan larangan Allah—
sebagai tolok ukur perbuatan dalam kehidupan. Yang
halal dikerjakan, dan yang haram ditinggalkan. Dan
bahwasanya hukum -hukum ini tidak akan berevolusi
dan atau berubah. Prinsip halal-haram ini juga tidak
akan ditetapkan berdasarkan asas manfaat ataupun
m aterialism e, malinkan ditetapkan atas dasar syara’
sem ata. Dari sinilah jelas terdapat perbedaan yang
sangat m encolok antara peradaban kom unism e dan
peradaban Islam . Dengan dem ikian, kaum m uslim in
tidak boleh m engam bil peradaban kom unism e
beserta segala ide dan peraturan yang berasal
darinya.
Karenanya, kaum muslim in tidak boleh
m engambil ide evolusi materi, ide penghapusan
kepe-m ilikan individu, penghapusan kepem ilikian
pabrik dan alat produksi, dan penghapusan
kepem ilikan tanah bagi individu. Begitu pula kaum
m uslim in tidak boleh m engam bil ide
m em pertuhankan manusia, ide menyem bah
m anusia, dan seluruh ide atau peraturan dari
peradaban yang atheistik ini. Sebab, semuanya
adalah ide dan peraturan kufur yang bertentangan
dengan Aqidah Islam serta ide-ide dan hukum -hukum
Islam .

Sekarang kam i akan m enjelaskan


pertentangan total antara dem okrasi dengan Islam
dari segi sumber kemunculannya, aqidah yang
m elahirkannya, asas yang m endasarinya, serta ide
dan peraturan yang dibawanya.
Sum ber kem unculan dem okrasi adalah
m anusia. Dalam dem okrasi, yang m enjadi pem utus
(al-haakim) untuk memberikan penilaian terpuji atau
tercelanya benda yang digunakan manusia dan
perbuatan-perbuatannya, adalah akal. Para pencetus
dem okrasi adalah para filosof dan pem ikir di Eropa,
yang m uncul tatkala berlangsung pertarungan sengit
antara para kaisar dan raja di Eropa dengan rakyat
m ereka. Dengan dem ikian, jelas bahwa demokrasi
adalah buatan manusia, dan bahwa pem utus segala
sesuatu adalah akal manusia.
Sedangkan Islam sangat bertolak belakang
dengan dem okrasi dalam hal ini. Islam berasal dari
Allah, yang telah diwahyukan-Nya kepada rasul-Nya
Muham m ad bin Abdullah SAW . Dalam hal ini Allah
SWT berfirm an :

‫ق َع ِن اْل َه َوى ِإ ْن ُه َو ِإ ّل َو ْح يٌ ُي ْو َحى‬


ُ ‫َو َما َيْن ِط‬
"Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut hawa
nafsunya, ucapannya itu tiada lain hanya berupa
wahyu yang diwahyukan."(An-Najm 3-4)

‫ي َلْيَل ِة الَق ْد ِر‬


ْ ‫ِإّنا َأْن َزْلَناُه ِف‬
"Sesungguhnya Kam i telah m enurunkannya (Al-
Quran) pada malam kemuliaan."
(Al-Qadr 1)

Yang m enjadi pem utus dalam Islam , yaitu yang


m em berikan penilaian terpuji dan tercelanya benda
dan perbuatan manusia, adalah Allah SWT, atau
syara', bukannya akal. Aktivitas akal terbatas hanya
untuk memaham i nash-nash yang berkenaan dengan
hukum yang diturunkan Allah SWT. Allah SW T
berfirm an :

ِ ‫ِإ ِن ال ُح ْك ُم إ ّل‬
‫ل‬
"Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah."
(Al-An'aam 57)

‫سو ِل‬
ُ ‫ل َو ال ّر‬
ِ ‫ي ٍء َف ُر ّدو ُه َالى ا‬
ْ ‫ش‬
َ ‫َفِإ ْن َتَنا َز ْعُت ْم ِفي‬

"Kem udian jika kam u (rakyat dan negara) berlainan


pendapat tentang sesuatu, maka kem balikanlah dia
kepada Allah (Al-Quran) dan Rasul (Sunahnya)."
(An-Nisaa' 59)

ِ ‫ي ٍء َف ُح ْك ُم ُه إَلى ا‬
‫ل‬ ْ ‫ش‬
َ ‫َو َما ا ْخَتَل ْفُت ْم ِفي ِه ِم ْن‬
"Tentang apapun kam u berselisih, m aka putusannya
(terserah) kepada Allah."
(Asy-Syuuraa 10)

Adapun aqidah yang m elahirkan ide


dem okrasi, adalah aqidah pem isahan agam a dari
kehidupan dan negara (sekularisme). Aqidah ini
dibangun di atas prinsip jalan tengah (kom prom i)
antara para rohaniwan Kristen —yang diperalat oleh
para raja dan kaisar dan dijadikan tunggangan untuk
m engeksploitir dan menzhalim i rakyat, menghisap
darah mereka atas nam a agam a, serta m enghendaki
agar segala urusan tunduk di bawah peraturan
agama— dengan para filosof dan pem ikir yang
m engingkari eksistensi agam a dan m enolak otoritas
para rohaniwan.
Aqidah ini tidak mengingkari eksistensi agama,
tetapi hanya m enghapuskan perannya untuk
m engatur kehidupan bernegara. Dengan sendirinya
konsekuensi aqidah ini ialah m em berikan
kewenangan kepada manusia untuk membuat
peraturan hidupnya sendiri.
Aqidah inilah yang menjadi landasan pem ikiran
(Qaidah Fikriyah
) ide-ide Barat. Dari aqidah ini lahir
peraturan hidupnya dan atas asas dasar aqidah ini
Barat menentukan orientasi pem ikirannya dan
pandangan hidupnya. Dari aqidah ini pula lahir ide
dem okrasi.
Sedangkan Islam , sangatlah berbeda dengan
Barat dalam hal aqidahnya. Islam dibangun di atas
landasan Aqidah Islam iyah, yang m ewajibkan
pelaksanaan perintah dan larangan Allah —yakni
hukum -hukum syara' yang lahir dari Aqidah
Islam iyah— dalam seluruh urusan kehidupan dan
kenegaraan. Aqidah ini menerangkan bahwa
m anusia tidak berhak mem buat peraturan hidupnya
sendiri. Manusia hanya berkewajiban menjalani
kehidupan m enurut peraturan yang ditetapkan Allah
SWT untuk m anusia.
Aqidah Islam iyah inilah yang m enjadi asas
peradaban/kultur dan pandangan hidup Islam.

Mengenai ide yang m elandasi demokrasi,


sesung-guhnya terdapat dua ide yang pokok :
Perta-m a, kedaulatan di tangan rakyat.
Kedua,
rakyat sebagai sum ber kekuasaan.
Dem okrasi menetapkan bahwa rakyatlah yang
m em iliki dan m elaksanakan kehendaknya, bukan
para raja dan kaisar. Rakyatlah yang menjalankan
kehendaknya sendiri.
Berdasarkan prinsip bahwa rakyat adalah
pem ilik kedaulatan, pem ilik dan pelaksana kehendak,
m aka rakyat berhak membuat hukum yang
m erupakan ungkapan dari pelaksanaan kehendak
rakyat dan ungkapan kehendak um um dari
m ayoritas rakyat. Rakyat m em buat hukum melalui
para wakilnya yang m ereka pilih untuk m em buat
hukum sebagai wakil rakyat.
Rakyat berhak menetapkan konstitusi,
peraturan, dan undang-undang apa pun. Rakyat
berhak pula m embatalkan konstitusi, peraturan, dan
hukum apa pun, menurut pertim bangan mereka
berdasarkan kem aslahatan yang ada. Dengan
dem ikian rakyat berhak mengubah sistem
pem erintahan dari kerajaan m enjadi republik atau
sebaliknya, sebagaim ana rakyat juga berhak
m engubah sistem republik presidentil menjadi
republik parlem enter atau sebaliknya. Hal ini pernah
terjadi, misalnya di Perancis, Italia, Spanyol, Yunani,
di m ana rakyatnya telah mengubah sistem
pem erintahan yang ada dari kerajaan menjadi
republik dan dari republik m enjadi kerajaan.
Dem ikian pula rakyat berhak mengubah sistem
ekonom i dari kapitalism e m enjadi sosialism e atau
sebaliknya. Dan rakyat pun m elalui para wakilnya
dianggap berhak menetapkan hukum m engenai
bolehnya m urtad dari satu agama kepada agam a
lain, atau kepada keyakinan yang non-agama
(anim isme/paganism),esebagaim ana rakyat
dianggap berhak menetapkan hukum bolehnya zina,
hom oseksual, serta m encari nafkah dengan jalan
zina dan hom oseksual itu.
Berdasarkan prinsip bahwa rakyat sebagai
sum ber kekuasaan, m aka rakyat dapat m em ilih
penguasa yang diinginkannya untuk menerapkan
peraturan yang dibuat rakyat dan untuk
m em utuskan perkara berdasarkan hukum itu. Rakyat
juga berhak m emberhentikan penguasa dan
m enggantinya dengan penguasa lain. Jadi, rakyatlah
yang m em iliki kekuasaan, sedang penguasa
m engambil kekuasaannya dari rakyat.
Sem entara itu, Islam m enyatakan bahwa
kedaulatan adalah di tangan syara', bukan di tangan
umat. Sebab, Allah SW T sajalah yang layak bertindak
sebagaiMusyarri'(pembuat hukum ). Um at secara
keseluruhan tidak berhak membuat hukum , walau
pun hanya satu hukum . Kalau sekiranya seluruh
umat Islam berkumpul lalu menyepakati bolehnya
riba untuk meningkatkan kondisi perekonom ian, atau
m enyepakati bolehnya lokalisasi perzinaan dengan
dalih agar zina tidak menyebar luas di tengah
m asyarakat, atau menyepakati penghapusan
kepem ilikan individu, atau m enyepakati
penghapusan puasa Ramadlan agar dapat
m eningkatkan produktivitas kerja, atau m enyepakati
pengadopsian ide kebebasan individu yang
m em berikan kebebasan kepada seorang m uslim
untuk meyakini aqidah apa saja yang diinginkannya,
dan yang mem berikan hak kepadanya untuk
m engem bangkan hartanya dengan segala cara
m eskipun haram, yang mem berikan kebebasan
berperilaku kepadanya untuk m enikm ati hidup
sesuka hatinya seperti menenggak kham r dan
berzina; maka seluruh kesepakatan ini tidak ada
nilainya sama sekali. Bahkan dalam pandangan Islam
seluruh kesepakatan itu tidak senilai walaupun
dengan sebuah sayap nyamuk.
Jika ada sekelom pok kaum m uslim in yang
m enyepakati hal-hal tersebut, m aka mereka wajib
diperangi sam pai m ereka melepaskan diri dari
kesepakatan tersebut.
Yang dem ikian itu karena kaum m uslim in
dalam seluruh aktivitas hidup m ereka senantiasa
wajib terikat dengan perintah dan larangan Allah.
Mereka tidak boleh melakukan suatu perbuatan yang
bertentangan dengan hukum -hukum Islam ,
sebagaim ana mereka tidak boleh membuat satu
hukum pun, dikarenakan m em ang hanya Allah saja
yang layak bertindak sebagaiMusyarri'. Allah SW T
berfirm an :

‫ش َج َر َبْيَن ُه ْم‬
َ ‫َف َل َو َرّب َك َل ُي ْؤ ِمُنو َن َحّتى ُي َح ّك ُمو َك ِفي َما‬
"Maka dem i Tuhanm u, mereka (pada hakekatnya)
tidak berim an hingga m ereka m enjadikan kamu
(M uhamm ad) hakim (pemutus) terhadap perkara
yang m ereka perselisihkan."
(An-Nisaa' 65)

ِ ‫ِإ ِن ال ُح ْك ُم إ ّل‬
‫ل‬
"Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah."
(Al-An'aam 57)

ْ‫َأ َل ْم َت َر ِإَلى ال ِذْي َن َي ْز ُع ُمو َن َأّن ُه ْم آ َمُن ْوا ِب َما ُأْن ِز َل ِإ َلْي َك َو َما ُأْن ِز َل ِم ن‬
‫ت َو َقْد ُأ ِم ُروا َأ ْن َي ْكُف ُروا ِب ِه‬ ِ ‫َقْب ِل َك ُي ِرْي ُدو َن َأ ْن َيَت َحا َك ُموا إَلى ال َطا ُغو‬
‫ض َل ًل َب ِعْي ًدا‬
َ ‫ض ّل ُهم‬ ِ ‫شْي َطا ُن َأ ْن ُي‬ َ ‫َو ُي ِري ُد ال‬
"Apakah kam u tidak m emperhatikan orang-orang
yang m engaku dirinya telah beriman kepada apa
yang diturunkan kepadamu (Al-Quran) dan kepada
apa yang diturunkan sebelum kam u ? Mereka
hendak berhakim kepada thaghut, padahal m ereka
telah diperintah m engingkari thaghut itu."
(An-
Nisaa' 60)

Berhakim kepada thaghutartinya berhakim


kepada hukum yang tidak diturunkan Allah. Atau
dengan kata lain, berhakim kepada hukum -hukum
kufur yang dibuat manusia.
Dan Allah SW T berfirm an :

‫ل ُح ْك ًما ِل َق ْو ٍم ُيوِقُنو َن‬


ِ ‫س ُن ِم َن ا‬
َ ‫َأَف ُح ْك َم اْل َجا ِهِلّي ِة َيبْ ُغو َن َو َم ْن َأ ْح‬
"Apakah hukum jahiliyah yang m ereka kehendaki,
dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada
(hukum ) Allah bagi orang-orang yang yakin."
(Al-
M aaidah 50)

Hukum Jahiliyah adalah hukum yang tidak


dibawa Muham m ad SAW dari Tuhannya. Yaitu hukum
kufur yang dibuat oleh manusia. Allah SWT berfirm an
juga :
‫صيَبُهْم ِفْتَنٌة‬
ِ ‫َفْلَيْحَذِر الِذْيَن ُيَخاِلُفو َن َعْن َأْمِرِه َأْن ُت‬
‫ب َأِلْيٌم‬
ٌ ‫صيَبُهْم َعَذا‬
ِ ‫أْو ُي‬
"Maka hendaklah orang-orang yang m enyalahi
perintahnya (Rasul) takut akan ditim pa cobaan atau
ditim pa azab yang pedih."
(An-Nuur 63).

Yang dim aksud menyalahi perintah Rasul —


sesuatu yang harus diwaspadai itu— adalah
m engikuti hukum yang dibuat m anusia dan
m eninggalkan hukum yang dibawa Nabi Muham m ad
SAW . Rasululah SAW bersabda :

‫س َعَلي ِه َأ ْم ُرَنا َف ُه َو َر ّد‬


َ ‫َم ْن َع ِم َل َع َم ًل َلْي‬
"Siapa saja yang melakukan perbuatan yang tak ada
perintah kam i atasnya, m aka perbuatan itu tertolak."
(HR. M uslim )

Yang dim aksud dengan kata "am runa"


(perintah kam i) dalam hadits di atas adalah Islam.
Masih ada puluhan ayat dan hadits lain dengan
pengertian yangqath'i (pasti), yang m enegaskan
bahwa kedaulatan adalah di tangan syara', yakni
bahwa Allah sajalah yang m enjadiMusyarri', bahwa
m anusia tidak boleh membuat hukum , serta bahwa
m ereka wajib untuk m elaksanakan seluruh
aktivitasnya dalam kehidupan ini sesuai dengan
perintah dan larangan Allah.
Islam telah m enetapkan bahwa pelaksanaan
perintah dan larangan Allah itu ada di tangan kaum
m uslim in, sem entara pelaksanaan perintah dan
larangan Allah tersebut m em butuhkan suatu
kekuasaan untuk m elaksanakannya.
Karena itu, Islam m enetapkan bahwa
kekuasaan itu ada di tangan um at Islam. Artinya,
bahwa umat m em iliki hak mem ilih penguasa, agar
penguasa itu dapat menegakkan pelaksanaan
perintah dan larangan Allah atas umat.
Prinsip ini diam bil dari hadits-hadits m engenai
bai'at, yang m enetapkan adanya hak m engangkat
khalifah di tangan kaum m uslim in dengan jalan
bai'at untuk mengam alkan Kitabullah dan Sunah
Rasul-Nya. Rasulullah SAW bersabda :

‫ت ِمْيَت ًة َجا ِهِلّي ًة‬


َ ‫س ِفي ُعُنِق ِه َبْي َع ٌة َما‬
َ ‫ت وَ َلْي‬
َ ‫َم ْن َما‬
"Dan siapa saja yang mati sedang di lehernya tidak
terdapat bai'at (kepada khalifah), berarti dia telah
m ati jahiliyah."
(HR. M uslim )

Diriwayatkan dari
Abdullah bin Am r ra
,
bahwa dia berkata, "Aku pernah mendengar
Rasulullah SAW bersabda:
‫صْف َق َة َي ِد ِه َو َث ْم َرَة َق ْلبِ ِه َفْلُي ِط ْع ُه إ ِن‬
َ ‫َو َم ْن َباي َع ِإ َما ًما َف َأ ْع َطا ُه‬
‫ق ال َخ ِر‬ َ ‫ض ِرُبوا ُعُن‬ ْ ‫ َف ِإ ْن َجا َء آ َخ ُر ُيَنا ِز ْع ُه َفا‬،‫سَت َطا َع‬ ْ ‫ا‬
"Siapa saja yang membai'at seorang im am (khalifah)
dan m em berikan kepadanya genggam an tangan dan
buah hatinya (bertekad janji), m aka hendaklah dia
m entaatinya sekuat kemam puannya. Dan jika ada
orang lain yang hendak merebut kekuasaannya,
m aka penggalllah batang lehernya."
(HR. M uslim )

Dari Ubadah bin Ash Sham it ,ra


dia
m engatakan:

‫س ْم ِع َو ال َطا َع ِة ِفي ال َمك َر ِه و ال َمْنش ِط‬ 


ّ ‫لى ال‬
َ ‫ل َع‬
ِ ‫سو َل ا‬
ُ ‫َباَي ْعَنا َر‬
"Kami telah membai'at Nabi SAW untuk mendengar
dan mentaatinya baik dalam hal yang dibenci
m aupun yang disukai."

Di samping itu m asih banyak hadits lain yang


m enerangkan bahwa um atlah yang mengangkat
penguasa dengan jalan bai'at untuk m engamalkan
Kitabullah dan Sunah Rasul-Nya.
Meskipun syara' telah menetapkan bahwa
kekuasaan itu ada di tangan um at —yang diwakilkan
kepada seorangkhalifahuntuk m em erintah um at
m elalui prosesibai'at— akan tetapi syara' tidak
m em berikan hak kepada um at untuk
m em berhentikan penguasa, seperti yang ada dalam
sistem dem okrasi.
Ketentuan ini didasarkan pada hadits-hadits
yang m ewajibkan taat kepada khalifahm eskipun dia
berbuat zhalim , selam a dia tidak memerintahkan
m aksiat. DariIbnu Abbas ra , dia berkata,
"Rasulullah SAW bersabda:

‫ق ال َج َما َع َة‬
َ ‫صِب ْر َفِإّن ُه َم ْن َفا َر‬
ْ ‫شْيًئا َي ْك َر ُه ُه َف ْلَي‬
َ ‫َم ْن َرَأى ِم ْن َأ ِمْي ِر ِه‬
‫ت َف ِمْيَت ًة َجا ِهِلّي ًة‬
َ ‫شْب ًرا َف َما‬ ِ
'Siapa saja yang m elihat dari pem im pinnya sesuatu
yang dia benci, m aka hendaklah dia bersabar.
Karena sesungguhnya siapa saja yang memisahkan
diri dari jam aah walau sejengkal lalu mati, m aka dia
m ati jahiliyah."

Dari 'Auf bin M alik ra


, dia berkata, Aku
"
pernah m endengar Rasulullah SAW bersabda :

َ‫ضوَن ُك ْم َو َت ْل َعُن ْوَن ُك ْم و‬ ُ ‫ض ْوَن ُه ْم َو ُيْب ِغ‬


ُ ‫ش َرا ُر أِئ ّمِت ُك ْم الِذْي َن ُتْب ِغ‬
ِ ‫ ًو‬...
‫ َل‬: ‫ َأَف َل ُنَناِب َذ ُه ْم ِعْنَد َذِل َك ؟ َقال‬:‫ل‬ ِ ‫سو َل ا‬ ُ ‫ ُق ْلَنا َيا َر‬: ‫ َقال‬،‫َيْل َعُنوَن ُك ْم‬
‫شْيًئا‬
َ ‫ي َعَلْي ِه َوا ٍل َفرآ ُه َيأِتي‬ َ ‫ أ َل َم ْن َول‬، ‫ص َلَة‬ َ ‫ َما أَقا ُموا ِفي ُك ْم ال‬،
ِ ‫ل َفلَي ْك َره ُه َما َيأِتي ِم ْن َم ْع صَِي ِة ا‬
‫ل‬ ِ ‫صَيةِ ا‬ ِ ‫ِم ْن َم ْع‬
‫َو َل َيْن ِز َع ّن َي ًدا ِم ْن َطا َع ٍة‬
'...sejahat-jahat pem im pin kalian adalah pem im pin
yang kalian benci sedang mereka pun m em benci
kalian, kalian m elaknat mereka sedang mereka pun
m elaknat kalian.Auf
' bin Malik lalu berkata,"Kam i
lalu bertanya,W' ahai Rasulullah, apakah tidak kita
perangi saja m ereka pada saat itu " Rasulullah
? SAW
m enjawab:"Tidak, selam a m ereka m asih mendirikan
sholat di tengah-tengah kalian, kecuali bila
seseorang —yang menjadi rakyat seorang penguasa
— menyaksikan penguasa itu mengerjakan
perbuatan m a'shiat. Maka hendaklah dia m em benci
kemaksiatan yang dilakukan penguasa tersebut,
tetapi sekali-kali dia tidak boleh melepaskan
ketaatan kepadanya."

Yang dim aksud dengan "m endirikan shalat"


dalam hadits di atas ialah "m elaksanakan hukum-
hukum Islam". Karena ungkapan tersebut m erupakan
ungkapanmajazi(kiasan), yakni m enyebut sebagian
tetapi yang dim aksud adalah keseluruhannya.
Dem ikian pula um at tidak boleh m em berontak
terhadap penguasa kecuali jika dia menam pakkan
kekufuran yang terang-terangan, sebagaim ana
hadits Ubadah bin Ash Shamm itengenai bai'at.
Dalam hadits itu terdapat keterangan :
ِ‫س ْمع َو ال َطا َع ة‬َ ‫ َف َقا َل ِفيْ َما َأ َخ َذ َعَلْيَنا َأ ْن َباَي ْعَنا َعَلى ال‬،‫ َفَباَي ْعَنا ُه‬...
‫ َو َأ ْن َل‬، ‫س ِرَنا َو َأَث َر ٍة َعَلْيَنا‬
ْ ‫س ِرَنا َو ُي‬ْ ‫ش ِطَنا َو َم ْك َر ِهَنا َو ُع‬ َ ‫ِفي َمْن‬
‫ل ِفْي ِه ُبر َها ٌن‬
ِ ‫ُنَنا ِز َع ا َل ْم َر َأ ْهَل ُه إ ّل َأ ْن َت َرا ْو ُكْف ًرا َب َوا ًحا ِعْنَد ُك ْم ِم َن ا‬
"...Maka kam i membai'at beliau (Rasul). Rasulullah
m enjelaskan apa-apa yang harus kam i lakukan,
yakni bahwa kam i m em bai'at beliau untuk
m endengar dan m entaatinya, dalam apa yang kam i
sukai dan apa yang kami benci, dalam apa yang
sukar dan yang mudah bagi kam i, serta untuk tidak
lebih m engutam akan diri (daripada orang lain). Dan
kam i juga tidak akan merebut kekuasaan dari yang
berhak, kecuali(Rasulullah m engatakan)
', jika kalian
m enyaksikan kekufuran yang nyata, yang kalian
m em punyai bukti yang kuat tentangnya dari sisi
Allah."

Yang m em punyai wewenang mem berhentikan


khalifahadalah Mahkam ah Mazhalim . Ini dikarenakan
bahwa terjadinya suatu kasus yang dapat m enjadi
alasan diberhentikannyakhalifah, m erupakan suatu
jenis kezhalim an yang harus dilenyapkan. Dan kasus
itu juga dianggap sebagai kasus yang memerlukan
penetapan itsbat
( ) yang harus dilakukan di hadapan
hakim .
Mengingat Mahkam ah Mazhalim merupakan
lem baga yang berwenang memutuskan pelenyapan
kezhalim an dalamDaulah Islam iyah
, sem entara
hakim nya m emang berwenang untuk menetapkan
terjadinya kezhalim an dan m em utuskannya, maka
Mahkamah Mazhalim lah yang berhak m em utuskan
apakah kasus kezhalim an di atas telah terjadi atau
tidak. Mahkamah Mazhalim pula yang berhak
m em utuskan pem berhentiankhalifah.

Dem okrasi dapat dianggap sebagai


pem erintahan m ayoritas dan hukum m ayoritas.
Karenanya pem ilihan para penguasa, anggota dewan
perwakilan, serta anggota berbagai lem baga,
kekuasaan, dan organisasi, sem uanya didasarkan
pertim bangan suara bulat (mayoritas). Demikian
juga pem buatan hukum di dewan perwakilan,
pengambilan keputusan di berbagai dewan,
kekuasaan, lem baga, dan organisasi, seluruhnya
dilaksanakan berdasarkan pendapat mayoritas.
Oleh karena itu, dalam sistem dem okrasi
pendapat m ayoritas bersifat m engikat bagi sem ua
pihak, baik penguasa m aupun bukan. Sebab
pendapat m ayoritas m erupakan sesuatu yang
m engungkapkan kehendak rakyat. Jadi pihak
m inoritas tidak mem punyai pilihan kecuali tunduk
dan m engikuti pendapat mayoritas.
Sedangkan dalam Islam , permasalahannya
sangatlah berbeda. Dalam m asalah penentuan
hukum , kriterianya tidak tergantung pada pendapat
m ayoritas atau m inoritas, m elainkan pada nash-nash
syara'. Sebab, yang menjadi Musyarri' hanyalah
Allah SW T, bukan um at.
Adapun pihak yang mem punyai kewenangan
untuk mengadopsi (melakukan proses legislasi)
hukum -hukum syara' yang m enjadi keharusan untuk
m em elihara urusan um at dan m enjalankan roda
pem erintahan, adalah khalifahsaja. Khalifah
m engambil hukum syara' dari nash-nash syara'
dalam Kitabullahdan Sunah Rasul-Nya, berdasarkan
kriteria kekuatan dalil melalui proses ijtihad yang
benar. Dalam hal inikhalifahtidak wajib m em inta
pendapat Majelis Um at mengenai hukum-hukum
yang akan dilegalisasikannya, meskipun hal ini boleh
saja dia lakukan. ParaKhulafa' Rasyidindahulu telah
m em inta pendapat para shahabat ketika m ereka
hendak mengadopsi suatu hukum syara', m isalnya
Umar bin Khaththab pernah m em inta pendapat kaum
m uslim in tatkala dia hendak m engadopsi hukum
syara' m engenai m asalah tanah-tanah taklukan di
Syam, Mesir, dan Irak. Umar bin Khaththab telah
m em inta pendapat kaum m uslim in dalam m asalah
tersebut.
Jika khalifahmem inta pendapat Majelis Um at
m engenai hukum-hukum syara' yang hendak
diadopsinya, maka pendapat M ajelis Um at ini tidak
m engikatkhalifah, m eskipun pendapat itu
diputuskan berdasarkan suara bulat atau suara
m ayoritas. Yang dem ikian ini karena Rasulullah SAW
pernah m engesam pingkan pendapat kaum m uslim in
yang m enolak penetapan Perjanjian Hudaibiyah.
Padahal pendapat kaum muslim in waktu itu
m erupakan pendapat mayoritas. Tetapi toh
Rasulullah menolak pendapat m ereka, dan tetap
m enyepakati Perjanjian Hudaibiyah. Rasulullah SAW
bersabda kepada m ereka :

‫ف َأ ْم َر ُه‬
َ ‫س ْو َل ُه َو َل ْن ُأ َخاِل‬
ُ ‫ل َو َر‬
ِ ‫ِإّني َعْب َد ا‬
"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Allah dan
utusan-Nya. Dan sekali-kali aku tidak akan menyalahi
perintah-Nya."

Selain itu para shahabat yang mulia telah


bersepakat bahwa seorang Imam Khalifah
( ) memang
berhak untuk m engadopsi hukum-hukum syara'
tertentu, serta berhak memerintahkan rakyat untuk
m engamalkannya. Kaum muslim in wajib mentaatinya
dan meninggalkan pendapat mereka. Dari adanya
Ijma' Shahabat inilah di-
istimbath(diambil dan
ditetapkan) kaidah-kaidah syara' yang terkenal :
َ ‫َأ ْم ُر ا ِل َما ِم َي ْر َف ُع ال ِخ َل‬
‫ف‬
"Perintah (keputusan) Imam (khalifah)
m enghilangkan perbedaan pendapat."

‫َأ ْم ُر ا ِل َما ِم َنا ِفٌذ َظا ِه ًرا َو َبا ِطًنا‬


"Perintah (keputusan) Imam wajib dilaksanakan, baik
secara lahir m aupun batin."

ٍ ‫ش ِك َل‬
‫ت‬ ْ ‫ضَي ِة ِب َق ْد ِر َما َي ْح ُد ثُ ِم ْن ُم‬
ِ ‫ث ِم َن ا َلْق‬
َ ‫سْل َطا ِن َأ ْن ُي ْح ِد‬
ّ ‫ِلل‬
"Penguasa (khalifah) berhak m engeluarkan
keputusan-keputusan (hukum ) baru, sesuai
perkem bangan problem yang terjadi."

Di samping itu, Allah SW T telah


m em erintahkan kita untuk mentaati Ulil Am ri,
sebagaim ana firm an-Nya:

‫سو َل َو أوِلي ا َل ْم ِر ِمْن ُك ْم‬


ُ ‫ل َو َأ ِطْي ُعوا ال ّر‬
َ ‫َأ ِطْي ُعوا ا‬
"Hai orang-orang yang berim an, taatilah Allah dan
taatilah Rasul-(Nya) dan Ulil Am ri di antara kam u."
Yang dimaksud dengan ulil amridalam ayat di
atas adalah para penguasa muslim yang menerapkan
hukum Islam.
Adapun m asalah yang berhubungan dengan
aspek-aspek profesi dan ide yang m em butuhkan
keahlian, pem ikiran, dan pertim bangan yang
m endalam , maka yang dijadikan kriteria adalah
ketepatan atau kebenarannya. Bukan berdasarkan
suara m ayoritas atau m inoritas. Jadi m asalah yang
ada harus dikem balikan kepada para ahlinya.
Merekalah yang dapat m em aham i perm asalahan
yang ada dengan tepat. Masalah-masalah
kem iliteran dikem balikan kepada para pakar m iliter.
Masalah-m asalah fiqih dikem -balikan kepada para
fuqaha dan m ujtahidin. Masalah-m asalah m edis
dikem balikan kepada para dokter spesialis. Masalah-
m asalah teknik dikem balikan kepada para pakar
insinyur teknik. M asalah-m asalah ide/gagasan
dikem balikan kepada para pem ikir besar. Dem ikian
seterusnya.
Dengan dem ikian yang menjadi patokan dalam
m asalah-masalah seperti ini adalah ketepatan, bukan
suara m ayoritas. Dan pendapat yang tepat diam bil
dari pihak yang berkom peten, yaitu para ahlinya,
bukan berdasarkan suara m ayoritas.
Yang patut dicatat, bahwa para anggota majlis
perwakilan rakyat (parlem en) baik yang ada di
negeri-negeri Islam m aupun di Barat saat ini,
sebagian besarnya bukanlah orang yang berkeahlian,
dan bukan pula orang yang m ampu memaham i
setiap perm asalahan secara tepat. Sehingga suara
m ayoritas anggota lem baga perwakilan yang ada
sebenarnya tidak ada faedahnya dan bahkan tidak
ada nilainya sam a sekali. Persetujuan atau
penentangan m ereka di dalam sidang majlis hanya
berupa form alitas belaka, tidak didasarkan pada
pem ahaman, kesadaran, atau pengetahuan yang
tepat.
Oleh karena itu, dalam m asalah-masalah yang
m em erlukan keahlian seperti tersebut di atas, suara
m ayoritas tidaklah bersifat m engikat.
Dalil untuk ketentuan ini adalah peristiwa
ketika Rasulullah SAW mengikuti pendapat Al Hubab
bin Al Mundzir pada Perang Badar —yang saat itu
m erupakan pakar dalam hal tem pat-tem pat strategis
— yang meng-usulkan kepada Nabi agar
m eninggalkan tem pat yang dipilih Nabi, kalau
sekiranya ketentuan tempat itu bukan dari wahyu. Al
Hubab m em andang tem pat tersebut tidak layak
untuk kepentingan pertem puran. Maka Rasulullah
m engikuti pendapat Al Hubab dan berpindah ke
suatu tem pat yang ditunjukkan oleh Al Hubab. Jadi
Rasulullah SAW telah meninggalkan pendapatnya
sendiri dan tidak mem inta pertim bangan kepada
para shahabat lainnya dalam m asalah tersebut.
Adapun m asalah-masalah yang langsung
m enuju kepada amal (praktis), yang tidak
m em erlukan pem ikiran dan pertim bangan
m endalam , maka yang menjadi patokan adalah
suara m ayoritas, sebab m ayoritas orang dapat
m em aham inya dan dapat m em berikan pendapatnya
dengan m udah m enurut pertim bangan kem aslahatan
yang ada. Masalah-masalah seperti ini contohnya,
apakah kita akan m em ilih si A atau si B (sebagai
kepala negara atau ketua organisasi m isalnya, pen.),
apakah kita akan keluar kota atau tidak, apakah kita
akan m enem puh perjalanan pada pagi hari atau
m alam hari, apakah kita akan naik pesawat terbang,
kapal laut, atau kereta api. Masalah-masalah seperti
ini dapat dim engerti oleh setiap orang sehingga
m ereka dapat m em berikan pendapatnya. Oleh
karena itu, dalam m asalah-masalah seperti ini suara
m ayoritas dapat dijadikan pedom an dan bersifat
m engikat.
Dalil untuk ketentuan tersebut adalah peristiwa
yang terjadi pada Rasulullah SAW ketika Perang
Uhud. Rasulullah SAW dan para shahabat senior
berpendapat bahwa kaum muslim in tidak perlu
keluar dari kota Madinah. Sedang m ayoritas
shahabat —khususnya para pemudanya—
berpendapat bahwa kaum muslim in hendaknya
keluar dari kota Madinah guna menghadapi kaum
Quraisy di luar kota Madinah. Jadi pendapat yang ada
berkisar di antara dua pilihan, keluar kota Madinah
atau tidak.
Dikarenakan mayoritas shahabat berpendapat
untuk keluar kota M adinah, maka Nabi SAW
m engikuti pendapat mereka dan m engabaikan
pendapat para shahabat senior, serta berangkat
m enuju Uhud di luar kota Madinah untuk
m enghadapi pasukan Quraisy.

***
Adapun ide kebebasan individu, sesungguhnya
m erupakan salah satu ide yang paling menonjol
dalam dem okrasi. Ide ini dianggap sebagai salah
satu pilar penting dalam demokrasi, sebab dengan
ide ini tiap-tiap individu akan dapat melaksanakan
dan m enjalankan kehendaknya seperti yang
diinginkannya tanpa tekanan atau paksaan. Rakyat
dianggap tidak akan dapat mengekspresikan
kehendak um um nya kecuali dengan terpenuhinya
kebebasan individu bagi seluruh rakyat.
Kebebasan individu merupakan suatu ajaran
suci dalam sistem dem okrasi, sehingga baik negara
m aupun individu tidak dibenarkan m elanggarnya.
Sistem demokrasi kapitalis menganggap bahwa
adanya peraturan yang bersifat individualistik, serta
pem eliharaan dan penjagaan terhadap kebebasan
individu, merupakan salah satu tugas utam a negara.
Kebebasan individu yang dibawa dem okrasi
tidak dapat diartikan sebagai pem bebasan bangsa-
bangsa terjajah dari negara-negara penjajahnya
yang telah m eng-eksploitir dan m erampas kekayaan
alamnya. Sebabnya karena ide penjajahan tiada lain
adalah salah satu buah dari ide kebebasan
kepem ilikan, yang justru dibawa oleh demokrasi itu
sendiri.
Dem ikian pula kebebasan individu tidak berarti
pem bebasan dari perbudakan, sebab budak saat ini
sudah tidak ada lagi.
Yang dim aksud dengan kebebasan individu
tiada lain adalah em pat macam kebebasan berikut
ini :
1. Kebebasan beragama.
2. Kebebasan berpendapat.
3. Kebebasan kepem ilikan.
4. Kebebasan bertingkah laku.
Keem pat m acam kebebasan ini tidak ada
dalam kamus Islam , sebab seorang muslim wajib
m engikatkan diri dengan hukum syara' dalam
seluruh perbuatannya. Seorang muslim tidak
dibenarkan berbuat sekehendaknya. Dalam Islam
tidak ada yang nam anya kebebasan kecuali
kebebasan budak dari perbudakan, sedang
perbudakan itu sendiri sudah lenyap sejak lam a.
Keem pat m acam kebebasan tersebut sangat
berten-tangan dengan Islam dalam segala aspeknya
sebagaim ana penjelasan kam i berikutnya.

***
Kebebasan beragam a berarti seseorang berhak
m eyakini suatu aqidah yang dikehendakinya, atau
m em eluk agam a yang disenanginya, tanpa tekanan
atau paksaan. Dia berhak pula m eninggalkan aqidah
dan agam anya, atau berpindah kepada aqidah baru,
agama baru, atau berpindah kepada kepercayaan
non-agam a (Anim isme/paganism e). Dia berhak pula
m elakukan semua itu sebebas-bebasnya tanpa ada
tekanan atau paksaan. Jadi, seorang m uslim ,
m isalnya, berhak berganti agam a untuk memeluk
agama Kristen, Yahudi, Budha, atau Kom unism e
dengan sebebas-bebasnya, tanpa boleh ada
larangan baginya dari negara atau pihak lain untuk
m engerjakan sem ua itu.
Sedangkan Islam , telah m engharam kan
seorang m uslim m eninggalkan Aqidah Islamiyah atau
m urtad untuk mem eluk agam a Yahudi, Kristen,
Budha, komunism e, atau kapitalism e. Siapa saja
yang m urtad dari agam a Islam m aka dia akan
dim inta bertaubat. Jika dia kem bali kepada Islam ,
itulah yang diharapkan. Tapi kalau tidak, dia akan
dijatuhi hukuman m ati, disita hartanya, dan
diceraikan dari isterinya. Rasulullah SAW :

‫َم ْن َبّد َل ِدْيَن ُه َفا ْقُت ُلو ُه‬


"Barang siapa mengganti agam anya (Islam ), m aka
jatuhkanlah hukum an m ati atasnya."
(HR. M uslim , dan Ashhabus Sunan)

Jika yang m urtad adalah sekelom pok orang,


dan m ereka tetap bersikeras untuk m urtad, m aka
m ereka akan diperangi hingga m ereka kem bali
kepada Islam atau dibinasakan. Hal ini seperti yang
pernah terjadi pada orang-orang m urtad setelah
wafatnya Rasulullah tatkala Abu Bakar m em erangi
m ereka dengan sengit sampai sebagian orang yang
tidak terbunuh kem bali kepada Islam .

***
Adapun kebebasan berpendapat dalam sistem
dem okrasi, m em punyai arti bahwa setiap individu
berhak untuk m engem bangkan pendapat atau ide
apa pun, bagaim ana pun juga pendapat atau ide itu.
Dia berhak pula menyatakan atau m enyerukan ide
atau pendapat itu dengan sebebas-bebasnya tanpa
ada syarat atau batasan apapun, bagaim ana pun
juga ide dan pendapatnya itu. Dia berhak pula
m engungkapkan ide atau pendapatnya itu dengan
cara apapun, tanpa ada larangan baginya untuk
m elakukan semua itu baik dari negara atau pihak
lain, selama dia tidak m engganggu kebebasan orang
lain. Maka setiap larangan untuk mengem bangkan,
m engungkapkan, dan m enyebarluaskan pendapat,
akan dianggap sebagai pelanggaran terhadap
kebebasan.
Ketentuan ajaran Islam dalam m asalah ini
sangatlah berbeda. Seorang m uslim dalam seluruh
perbuatan dan perkataannya wajib terikat dengan
apa yang terkandung dalam nash-nash syara'.
Dengan dem ikian dia tidak boleh melakukan suatu
perbuatan atau mengucapkan suatu perkataan
kecuali jika dalil-dalil syar'i telah membolehkannya.
Atas dasar itulah, m aka seorang muslim
berhak m engembangkan, m enyatakan, dan
m enyerukan pendapat apapun, selama dalil-dalil
syar'i telah membolehkannya. Tapi jika dalil-dalil
syar'i telah melarangnya, maka seorang m uslim
tidak boleh m engem bangkan, m enyatakan, atau
m enyerukan pendapat tersebut. Jika dia tetap
m elakukannya, dia akan dikenai sanksi.
Jadi seorang muslim itu wajib terikat dengan
hukum -hukum syara' dalam mengem bangkan,
m enyatakan, dan menyerukan suatu pendapat. Dia
tidak bebas untuk m elakukan semaunya.
Islam sendiri telah m ewajibkan seorang m uslim
untuk mengucapkan kebenaran di setiap waktu dan
tem pat. Dalam hadits Ubadah bin Ash Sham it ra,
disebutkan :

‫ل َل ْو َم َة َلِئ ٍم‬
ِ ‫ف ِفي ا‬
ُ ‫ َل َن َخا‬، ‫ق َحْيُث َما ُكّنا‬
ّ ‫ َو َأ ْن َن ُقو َل ِبال َح‬...
"...dan kam i akan m engatakan kebenaran di mana
pun kam i berada. Kam i tidak takut karena Allah
terhadap celaan orang yang m encela."

Dem ikian pula Islam telah m ewajibkan kaum


m uslim in untuk menyampaikan pendapat kepada
penguasa dan m engawasi serta m engoreksi tindakan
m ereka. Diriwayatkan dari Um mu 'Athiyah dari Abu
Sa'id ra, bahwa Rasulullah SAW bersabda :

‫سْل َطا ٍن َجاِئ ٍر‬


ُ ‫ق ِعْن َد‬
ّ ‫ض ُل ال ِج َهاِد َكِل َم ُة َح‬
َ ‫َأْف‬
"Jihad paling utam a adalah (m enyam paikan)
perkataan yang haq kepada penguasa yang zhalim ."

Dirawayatkan pula dari Abu Umam ah ra bahwa


Rasulullah SAW pernah ditanya oleh seseorang pada
saat m elem par jum rah aqabah,
Jihad
" apa yang
paling utam a, wahai RasulullahMaka
? Rasulullah
SAW m enjawab :

‫سْل َطا ٍن َجاِئ ٍر‬


ُ ‫ق ُتَقا ُل ِعْنَد ِذي‬
ّ ‫َك ِل َم ُة َح‬
"Yaitu menyam paikan perkataan yang haq kepada
penguasa yang zhalim ."

Rasululah SAW pernah bersabda pula :

‫ص َح ُه َف َقَتَل ُه‬
َ ‫ش َه َدا ِء َح مْ َز ُة َو َر ُج ٌل َقا َم ِإ َلى ِإ َما ٍم َجاِئ ٍر َفَن‬
ّ ‫سّي ُد ال‬
َ
"Pem impin para syuhada adalah Ham zah dan
seseorang yang berdiri di hadapan Im am yang
zhalim , kemudian dia m enasehati Imam itu, lalu
Im am itu m em bunuhnya."

Tindakan yng dem ikian ini bukanlah suatu


kebe-basan berpendapat, m elainkan keterikatan
dengan hukum -hukum syara', yakni kebolehan
m enyam paikan pendapat dalam satu keadaan, dan
kewajiban menyam paikan pendapat dalam keadaan
lain.

***
Adapun kebebasan kepem ilikan —yang telah
m elahirkan sistem ekonom i kapitalism e, yang
selanjutnya melahirkan ide penjajahan terhadap
bangsa-bangsa di dunia serta peram pokan kekayaan
alamnya— mempunyai arti bahwa seseorang boleh
m em iliki harta (modal), dan boleh
m engem bangkannya dengan sarana dan cara
apapun. Seorang penguasa dianggap berhak
m em iliki harta dan mengembangkannya m elalui
im perialism e, peram -pasan dan pencurian harta
kekayaan alam dari bangsa-bangsa yang dijajah.
Seseorang dianggap pula berhak m em iliki dan
m engem bangkan harta m elalui penim bunan dan
m udlarabah(usaha-usaha kom anditen/trustee)
m engambil riba, menyembunyikan cacat barang
dagangan, berlaku curang dan m enipu, m enetapkan
harga tinggi secara tidak wajar, mencari uang
dengan judi, zina, hom oseksual, m engeksploitir
tubuh wanita, m em produksi dan m enjual kham r,
m enyuap, dan atau m enempuh cara-cara lainnya.
Sedangkan ajaran Islam, sangat bertolak
belakang dengan ide kebebasan kepem ilikan harta
tersebut. Islam telah m em erangi ide penjajahan
bangsa-bangsa serta ide peram pokan dan
penguasaan kekayaan alam bangsa-bangsa di dunia.
Islam juga menentang praktik riba baik yang berlipat
ganda m aupun yang sedikit. Seluruh m acam riba
dilarang. Di sam ping itu Islam telah menetapkan
adanya sebab-sebab kepem ilikan harta, sebab-sebab
pengem bangannya, dan cara-cara pengelolaannya.
Islam mengharamkan ketentuan di luar itu sem ua.
Islam mewajibkan seorang m uslim untuk terikat
dengan hukum -hukum syara' dalam usahanya untuk
m em iliki, m engem -bangkan, dan m engelola harta.
Islam tidak m emberikan kebebasan kepadanya untuk
m engelola harta sekehendak-nya, tetapi Islam telah
m engikatnya dengan hukum -hukum syara', dan
m engharamkannya untuk m em iliki dan
m engem bangkan harta secara batil. Misalnya
dengan cara meram pas, m erampok, mencuri,
m enyuap, m engambil riba, berjudi, berzina,
berhomoseksual, m enutup-nutupi kecacatan barang
dagangan, berlaku curang dan m enipu, m enetapkan
harga tinggi dengan tidak wajar, m em produksi dan
m enjual khamr, m engeksploitir tubuh wanita, dan
cara-cara lain yang telah diharam kan sebagai jalan
untuk memiliki dan mengem bangkan harta.
Sem ua itu m erupakan sebab-sebab pem ilikan
dan pengem bangan harta yang dilarang Islam . Dan
setiap harta yang diperoleh melalui jalan-jalan itu,
berarti haram dan tidak boleh dim iliki. Pelakunya
akan dijatuhi sanksi.
Dengan dem ikian jelaslah bahwa kebebasan
kepem ilikan harta itu tidak ada dalam ajaran Islam .
Bahkan sebaliknya, Islam m ewajibkan setiap m uslim
untuk terikat dengan hukum -hukum syara' dalam hal
kepem ilikan, pengem bangan, dan pengelolaan harta.
Dia tidak boleh m elanggar hukum -hukum itu.

***
Mengenai kebebasan bertingkah laku, artinya
adalah kebebasan untuk lepas dari segala macam
ikatan dan kebebasan untuk melepaskan diri dari
setiap nilai kerohanian, akhlak, dan kemanusiaan.
Juga berarti kebebasan untuk m emporak-porandakan
keluarga dan untuk m embubarkan atau m elestarikan
institusi keluarga. Kebebasan ini m erupakan jenis
kebebasan yang telah m enim bulkan segala
kebinasaan dan m em bolehkan segala sesuatu yang
telah diharamkan.
Kebebasan inilah yang telah menjerum uskan
m asyarakat Barat m enjadi m asyarakat binatang
yang sangat m em alukan dan m embejatkan m oral
individu-individunya sampai ke derajat yang lebih
hina daripada binatang ternak.
Kebebasan ini menetapkan bahwa setiap orang
dalam perilaku dan kehidupan pribadinya berhak
untuk berbuat apa saja sesuai dengan kehendaknya,
sebebas-bebasnya, tanpa boleh ada larangan baik
dari negara atau pihak lain terhadap perilaku yang
disukainya. Ide kebebasan ini telah m em bolehkan
seseorang untuk m elakukan perzinaan,
hom oseksual, lesbianisme, mem inum kham r,
bertelanjang, dan melakukan perbuatan apa saja
— walaupun sangat hina— dengan sebebas-bebasnya
tanpa ada ikatan atau batasan, tanpa tekanan atau
paksaan.
Hukum -hukum Islam sangat bertentangan
dengan kebebasan bertingkah laku tersebut. Tidak
ada kebebasan bertingkah laku dalam Islam.
Seorang m uslim wajib terikat dengan perintah dan
larangan Allah dalam seluruh perbuatan dan tingkah
lakunya. Haram baginya m elakukan perbuatan yang
diharamkan Allah. Jika dia mengerjakan suatu
perbuatan yang diharamkan, berarti dia telah
berdosa dan akan dijatuhi hukum an yang sangat
keras.
Islam telah m engharamkan perzinaan,
hom oseksual, lesbianisme, minuman keras,
ketelanjangan, dan hal-hal lain yang merusak. Untuk
m asing-masing perbuatan itu Islam telah
m enetapkan sanksi tegas yang dapat mem buat jera
pelakunya.
Islam m em erintahkan m uslim berakhlaq mulia
dan terpuji, juga menjadikan masyarakat Islam
sebagai masya-rakat yang bersih dan sangat
m em elihara kehormatannya serta penuh dengan
nilai-nilai yang m ulia.
***
Dari seluruh penjelasan di atas, nam pak
dengan sangat jelas bahwa peradaban Barat, nilai-
nilai Barat, pandangan hidup Barat, dem okrasi Barat,
dan kebebasan individu, seluruhnya bertentangan
secara total dengan hukum -hukum Islam .
Seluruhnya merupakan ide-ide, peradaban,
peraturan, dan undang-undang kufur. Oleh
karenanya adalah suatu kebodohan dan upaya
penyesatan kalau ada yang m engatakan dem okrasi
itu adalah bagian dari ajaran Islam . Juga suatu
kebodohan dan penyesatan kalau dikatakan
dem okrasi itu identik dengan sistem syura
(permusyawaratan) itu sendiri, atau identik dengan
amar m a'ruf nahi m unkar, dan atau m engoreksi
tingkah laku penguasa.
Syura, amar m a'ruf nahi m unkar, dan
m engoreksi penguasa, adalah hukum -hukum syara',
yang telah ditetapkan Allah SW T. Kaum muslim in
telah diperintahkan untuk m engambil dan
m elaksanakannya dengan anggapan bahwa sem ua
itu adalah hukum -hukum syara'.
Sedangkan demokrasi bukanlah hukum -hukum
syara' dan tidak berasal dari peraturan Allah.
Demokrasi adalah buatan m anusia dan peraturan
buatan m anusia.
Dem okrasi bukan syura, karena syura artinya
adalah m em berikan pendapat. Sedangkan
dem okrasi, sebenarnya m erupakan suatu pandangan
hidup dan kum pulan ketentuan untuk seluruh
konstitusi, undang-undang, dan peraturan, yang
telah dibuat oleh manusia m enurut akal mereka
sendiri. M ereka m enetapkan ketentuan-ketentuan itu
berdasarkan kem aslahatan yang dipertim bangkan
m enurut akal, bukan menurut wahyu dari langit.
Maka dari itu, kaum muslim in haram
m engambil dan menyebarluaskan dem okrasi serta
m endirikan partai-partai politik yang berasaskan
dem okrasi. Haram pula bagi m ereka m enjadikan
dem okrasi sebagai pandangan hidup dan
m enerapkannya; atau menjadikannya sebagai asas
bagi konstitusi dan undang-undang atau sebagai
sum ber bagi konstitusi dan undang-undang; atau
sebagai asas bagi sistem pendidikan dan penentuan
tujuannya.
Kaum m uslim wajib m em buang dem okrasi
sejauh-jauhnya karena demokrasi adalah najis dan
m erupakan hukum thaghut.
Dem okrasi adalah sistem kufur, yang
m engandung berbagai ide, peraturan, dan undang-
undang kufur. Dem okrasi tidak ada hubungannya
dengan Islam sama sekali.
Dem ikian pula kaum muslim in wajib
m enerapkan dan melaksanakan seluruh ajaran Islam
dalam kehidupan berm asyarakat dan bernegara.
ِ‫سِبْي ل‬
َ ‫سو َل ِم ْن َب ْع ِد َما َتَبّي َن َل ُه ال ُه َدى َو َيّتِب ْع َغْي َر‬
ُ ‫ق ال ّر‬ِ ‫شاِق‬
َ ‫َو َم ْن ُي‬
‫صْي ًرا‬ِ ‫ت َم‬ْ ‫سا َء‬َ ‫صِل ِه َج َهّن َم َو‬
ْ ‫ال ُم ْؤ ِمِنْي َن ُن َوّل ِه َما َت َوّلى َو ُن‬
"Dan siapa saja yang menentang Rasul sesudah jelas
kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan
jalan orang-orang mu'min, Kam i biarkan mereka
berkuasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya
itu dan Kam i m asukkan ia ke dalam Jahannam , dan
Jahannam itu seburuk-buruk tem pat kem bali."
(QS.
An Nisaa' : 115)

Telah selesai dengan pertolongan dan karunia Allah


SWT, pada hari Ahad tanggal 3 Dzulqa'dah 1410 H,
bertepatan dengan tanggal 17 Mei 1990 M.

You might also like