You are on page 1of 23

Gangguan Akibat Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit Tubuh

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisiologi II


Dosen Pengampu : Ns. Siswoyo, S.Kep

Oleh :
NAMA : M. Ulul Amri
NIM : 082310101059

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS JEMBER
2009

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga


kondisi tubuh tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh
adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis.
Hampir semua reaksi biokimia yang terjadi di dalam tubuh tergantung dari
keseimbangan air dan elektrolit. Konsentrasi cairan di dalam sel (cairan intra
sel) dan di luar sel (cairtan ekstra sel) harus dipertahankan tetap seimbang.
Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan
perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri
dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia
yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika
berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui
makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh
bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi
yang normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang
lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.
Jumlah air dalam tubuh berkaitan erat dengan jumlah elektrolit
tubuh. Konsentrasi natrium darah merupakan indikator yang baik dari jumlah
cairan dalam tubuh. Tubuh berusaha untuk mempertahankan jumlah total
cairan tubuh sehingga kadar natrium darah tetap stabil. Jika kadar natrium
terlalu tinggi, tubuh akan menahan air untuk melarutkan kelebihan natrium.
Akan timbul rasa haus dan lebih sedikit mengeluarkan air kemih. Jika kadar
natrium terlalu rendah, ginjal mengeluarkan lebih banyak air untuk
mengembalikan kadar natrium kembali ke normal.

2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud cairan dan elektrolit pada tubuh?
2. Apa fungsi dari cairan dan elektrolit?
3. Apa Dampak Dari Gangguan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
pada tubuh?

1.3 Manfaat

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil makalah ini adalah


1. Pembaca mengetahui definisi dari cairan dan elektrolit
2. Pembaca mengetahui fungsi dan kegunaan dari cairan elektrolit
3. Pembaca mengetahui dampak dari gangguan ketidakseimbangan cairan
dan elektrolit pada tubuh

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi cairan dan elektrolit

Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler
dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel
di seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar
sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan
interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di
dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel,
sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan
serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan
nonelektrolit. Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan
dan tidak bermuatan listrik, seperti : protein, urea, glukosa, oksigen, karbon
dioksida dan asam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium
(Na+), kalium (K+), Kalsium (Ca++), magnesium (Mg++), Klorida (Cl-),
bikarbonat (HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-). Konsenterasi elektrolit
dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan bagian yang lainnya, tetapi
meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap bagian berbeda, hukum netralitas listrik
menyatakan bahwa jumlah muatan-muatan negatif harus sama dengan jumlah
muatan-muatan positif.

4
2.2 Fungsi Cairan Dan Elektrolit

Air merupakan bagian terbesar dari komposisi tubuh manusia. Hampir


semua reaksi di dalam tubuh manusia memerlukan cairan. Agar metabolisme
tubuh berjalan dengan baik, dibutuhkan masukan cairan setiap hari untuk
menggantikan cairan yang hilang.

Fungsi cairan tubuh antara lain :

1. Mengatur suhu tubuh


Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.

2. Melancarkan peredaran darah


Jika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini
disebabkan cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh.
Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.

3. Membuang racun dan sisa makanan


Tersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan
racun dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui
keringat, air seni, dan pernafasan.

4. Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan
air dalam tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan
elastisitas kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.

5. Pencernaan
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen
melalui darah untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang
cukup akan membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena
gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan
lancar.

5
6. Pernafasan
Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah
dalam bekerja memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa
karbondioksida keluar tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita
menghembuskan nafas ke kaca, maka akan terlihat cairan berupa embun
dari nafas yang dihembuskan pada kaca.

7. Sendi dan otot


Cairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot
tubuh akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu,
perlu minum air dengan cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir
resiko kejang otot dan kelelahan.

8. Pemulihan penyakit
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang
memadai berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.

6
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter


penting, yaitu volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal
mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan
garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan
keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur
keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi
asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.

Jumlah cairan yang relatif sedikit dalam aliran darah itu sangat penting
untuk fungsi tubuh dan harus terus dijaga agar tetap konstan.
Air yang berada diluar aliran darah berfungsi sebagai cadangan yang dapat
mengisi maupun menyerap kelebihan air dalam darah sesuai kebutuhan. Air
masuk ke dalam tubuh terutama melalui penyerapan dari saluran pencernaan.
Air meninggalkan tubuh terutama sebagai air kemih yang dikeluarkan dari ginjal.
Ginjal bisa mengeluarkan sampai beberapa liter air kemih dalam sehari atau dapat
menahannya dengan membuang kurang dari 0,5 L air kemih dalam sehari.

Sekitar 1 L air juga dibuang setiap harinya melalui penguapan dari kulit
dan paru-paru. Keringat yang berlebihan (misalnya karena latihan berat atau cuaca
panas), bisa meningkatkan jumlah air yang hilang melalui penguapan. Dalam
keadaan normal, sedikit air dibuang melalui saluran pencernaan. Pada muntah
yang berkepanjangan atau diare yang berat, sebanyak 3,84 L air bisa hilang

7
melalui saluran pencernaan. Bila asupan cairan sesuai dengan cairan yang hilang,
cairan tubuh akan tetap seimbang. Untuk menjaga keseimbangan cairan, orang
sehat dengan fungsi ginjal yang normal dan tidak berkeringat berlebihan, harus
minum sedikitnya 1 L cairan/hari. Untuk mencegah dehidrasi dan pembentukan
batu ginjal, dianjurkan untuk minum cairan sebanyak 1,5-2 L/hari. Bila otak dan
ginjal berfungsi dengan baik, tubuh dapat mengatasi perubahan yang ekstrim
dalam asupan cairan.

Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :
a.Fase I : Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan
nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
b.Fase II : Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan
sel
c.Fase III : Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan
interstitial masuk ke dalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang
merupakan membran semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan
komponen ada.

Organ yang berperan dalam pengaturan keseimbangan cairan meliputi:

• Ginjal

Fungsi-fungsi utama ginjal dalam mempertahankan keseimbangan cairan:


- Pengaturan volume dan osmolalitas CES melalui retensi dan eksresi selektif
cairan tubuh.
- Pengaturan kadar elektrolit dalam CES dengan retensi selektif substansi yang
dibutuhkan .
- Pengaturan pH CES melalui retensi ion-ion hidrogen.
- Ekskresi sampah metabolik dan substansi toksik.
Oleh karena itu gagal ginjal jelas mempengaruhi keseimbangan cairan, karena
ginjal tidak dapat berfungsi.

8
• Jantung dan pembuluh darah

Kerja pompa jantung mensirkulasi darah melalui ginjal di bawah tekanan


yang sesuai untuk menghasilkan urine. Kegagalan pompa jantung ini mengganggu
perfusi ginjal dan karena itu mengganggu pengaturan air dan elektrolit.

• Paru-paru

Melalui ekhalasi paru-paru mengeluarkan air sebanyak +300L setiap hari


pada orang dewasa. Pada kondisi yang abnormal seperti hiperpnea atau batuk
yang terus-menerus akan memperbanyak kehilangan air; ventilasi mekanik
dengan air yang berlebihan menurunkan kehilangan air ini.

• Kelenjar pituitari

Hipotalamus menghasilkan suatu substansi yaitu ADH yang disebut juga


hormon penyimpan air, karena fungsinya mempertahankan tekanan osmotik sel
dengan mengendalikan retensi atau ekskresi air oleh ginjal dan dengan mengatur
volume darah.

• Kelenjar adrenal

Aldosteron yang dihasilkan/disekresi oleh korteks adrenal (zona glomerolus).


Peningkatan aldosteron ini mengakibatkan retensi natrium sehingga air juga
ditahan, kehilangan kalor. Sedangkan apabila aldosteron kurang maka air akan
banyak keluar karena natrium hilang. Kortisol juga menyebabkan retensi natrium.

• Kelenjar paratiroid

Mengatur keseimbangan kalsium dan fosfat melalui hormon paratiroid


(PTH). Sehingga dengan PTH dapat mereabsorbsi tulang, absorbsi kalsium dari
usus dan reabsorbsi kalsium dari ginjal.

9
3.2 Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit

Tiga kategori umum yang menjelaskan abnormalitas cairan tibuh adalah :


• Volume
• Osmolalitas
• Komposisi
Ketidakseimbangan volume terutama mempengaruhi cairan ekstraseluler
(ECF) dan menyangkut kehilangan atau bertambahnya natrium dan air dalam
jumlah yang relatif sama, sehingga berakibat pada kekurangan atau kelebihan
volume ekstraseluler (ECF).

Ketidakseimbangan osmotik terutama mempengaruhi cairan intraseluler


(ICF) dan menyangkut bertambahnya atau kehilangan natrium dan air dalam
jumlah yang relatif tidak seimbang. Gangguan osmotik umumnya berkaitan
dengan hiponatremia dan hipernatremia sehingga nilai natrium serum penting
untuk mengenali keadaan ini. Kadar dari kebanyakan ion di dalam ruang
ekstraseluler dapat berubah tanpa disertai perubahan yang jelas dari jumlah total
dari partikel-partikel yang aktif secara osmotik sehingga mengakibatkan
perubahan komposisional.
a. Ketidakseimbangan Volume
• kekurangan Volume Cairan Ekstraseluler (ECF)
Kekurangan volume ECF atau hipovolemia didefinisikan sebagai
kehilangan cairan tubuh isotonik, yang disertai kehilangan natrium dan air dalam
jumlah yang relatif sama. Kekurangan volume isotonik sering kali diistilahkan
dehidrasi yang seharusnya dipakai untuk kondisi kehilangan air murni yang relatif
mengakibatkan hipernatremia.

10
- Cairan Isotonis adalah cairan yang konsentrasi/kepekatannya sama dengan
cairan
tubuh, contohnya : larutan NaCl 0,9 %, Larutan Ringer Lactate (RL).
- Cairan hipertonis adalah cairan yang konsentrasi zat terlarut/kepekatannya
melebihi cairan tubuh, contohnya Larutan dextrose 5 % dalam NaCl normal,
Dextrose
5% dalam RL, Dextrose 5 % dalam NaCl 0,45%.
- Cairan Hipotonis adalah cairan yang konsentrasi zat terlarut/kepekataannya
kurang dari cairan tubuh, contohnya : larutan Glukosa 2,5 %., NaCl.0,45 %, NaCl
0,33 %.

Kekurangan volume cairan tubuh dapat mengaibatkan terjadinya dehidrasi


tubuh. Dehidrasi terjadi akibat kehilangan air dan natrium. Bergantung pada
komposisicairan yang hilang secara akut, bila natrium yang hilang bersama air
konsentrasinya lebih tinggi dari kadar natrium cairan ekstraseluler maka akan
terjadi dehidrasi hipoosmotik. Bila kurang lebih sama akan terjadi dehidrasi iso‐
osmotik, dan bila lebih rendah akan terjadi dehidrasi hiperosmotik akibat
tingginya kadar natrium dalam cairan ekstraseluler. Gejala klinis dehidrasi
dipengaruhi oleh berat ringannya kehilangan cairan dan kadar natrium cairan
ekstraseluler. Tanda yang dapat dijumpai antara lain, berat badan turun, turgor
kulit menurun, ubun‐ubun cekung, mata cekung, mukosa kering, nadi cepat dan
tekanan darah turun, serta jumlah urin sedikit dan pekat. Laboratorium
menunjukan kenaikan hematokrit dan kenaikan

berat jenis urin.


• Kelebihan Volume ECF :
Kelebihan cairan ekstraseluler dapat terjadi bila natrium dan air kedua-
duanya tertahan dengan proporsi yang kira- kira sama.Dengan terkumpulnya
cairan isotonik yang berlebihan pada ECF (hipervolumia) maka cairan akan
berpindah ke kompartement cairan interstitial sehingga mnyebabkan edema.
Edema adalah penunpukan cairan interstisial yang berlebihan. Edema dapat
terlokalisir atau generalisata.

11
b. Ketidakseimbangan Osmolalitas dan perubahan komposisional
Ketidakseimbangan osmolalitas melibatkan kadar zat terlarut dalam
cairan-cairan tubuh. Karena natrium merupakan zat terlarut utama yang aktif
secara osmotik dalam ECF maka kebanyakan kasus hipoosmolalitas (overhidrasi)
adalah hiponatremia yaitu rendahnya kadar natrium di dalam plasma dan
hipernatremia yaitu tingginya kadar natrium di dalam plasma. Pahami juga
perubahan komposisional di bawah ini :
• Hipokalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum kurang dari 3,5
mEq/L.
• Hiperkalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum lebih dari atau sama
dengan
5,5 mEq/L.
• Hiperkalemia akut adalah keadaan gawat medik yang perlu segera dikenali, dan
ditangani untuk menghindari disritmia dan gagal jantung yang

3.3 Faktor yang Berpengaruh pada Keseimbangan Cairan dan Elektrolit


Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit
tubuh antara lain :
a. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant
dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding
usia dewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan
dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.

12
b. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit
melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas
dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
c. Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika
intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak
sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal
keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini
akan menyebabkan edema.
d. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan
pemecahan glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan
retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
e. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan
dan elektrolit tubuh Misalnya :
- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan intake
cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
f .Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.
g. Pengobatan :
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada
kondisi cairan dan elektrolit tubuh.

13
h. Pembedahan :
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan
darah selama pembedahan.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Air merupakan bagian terbesar dari komposisi tubuh manusia. Hampir


semua reaksi di dalam tubuh manusia memerlukan cairan. Agar metabolisme
tubuh berjalan dengan baik, dibutuhkan masukan cairan setiap hari untuk
menggantikan cairan yang hilang.

Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 parameter


penting, yaitu: volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal
mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garan
dan mengontrol osmolaritas ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan
cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran
garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan
kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut. Ginjal juga turut berperan dalam
mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengatur keluaran ion
hidrogen dan ion bikarbonat dalam urine sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang
turut berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah paru-paru dengan
mengeksresikan ion hidrogen dan CO2 dan sistem dapar (buffer) kimia dalam
cairan tubuh.

Gangguan akibat ketidakseimbangan cairan dan elektrolit pada tubuh


dapat menyebabkan terjadinya kondisi-kondisi yaitu : Hypervolemia (peningkatan
volume cairan), Hypovolemia (penurunan volume cairan), Ketidakseimbangan
isotonis, Hyponatremi, Hypernatremi, Hypokalsemia, Hyperkalsemia.

14
4.2 Saran
1. Bagi pembaca hendaknya dapat memahami dan mengerti arti dan
fungsi cairan dan elektrolit pada tubuh.
2. Agar tidak terjadi gangguan pada tubuh, hendaknya mengatur pola
keseimbangan cairan dan elektrolit sesuia dengan kebutuhan.
3. Olahraga secara teratur dan biasakanlah minum air putih 8 liter per hari

15
DAFTAR PUSTAKA

http://sp4669.wordpress.com/2008/07/24/anatomi-fisiologi-cairan-tubuh/
http://uchiha-jefri.blogspot.com/2009/01/kebutuhan-cairan-dan-elektrolit-
window.htmlhttp://garduguru.blogspot.com/2009/10/video-game
menyehatkan-mata.html
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/09/ketidakseimbangan-cairan-dan-
elektrolit/
http://www.scribd.com/doc/7244500/Kebutuhan-Cairan-Dan-Elektrolit
http://sites.google.com/site/asidosis/Home/keseimbangan-cairan-elektrolit
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/pathology/1917450-cairan-dan-
elektrolit/

16
LAMPIRAN
Akibat Ketidakseimbangan Cairan Tubuh

Akibat Ketidakseimbangan Cairan Tubuh

Dalam artikel sebelumnya saya sudah ceritakan tentang perlunya keseimbangan


cairan dalam tubuh kita. Sekarang, apa yang terjadi jika ada yang tidak
seimbang?? Yukk kita liat lagi...

Secara garis besar penyebab berkurangnya cairan tubuh adalah karena


asupan cairan berkurang atau pengeluaran cairan bertambah karena
keadaan tertentu. Akibatnya bisa terjadi dehidrasi dan syok, bahkan
kematian.

Pengeluaran air berlebihan dapat disebabkan oleh diare atau peningkatan aktivitas
fisik. Pada dehidrasi, tubuh tidak hanya kehilangan air tetapi juga kehilangan
elektrolit dan glukosa.

Kehilangan cairan tubuh sebesar 2 % dari berat badan mulai menunjukkan tanda
dehidrasi seperti timbulnya rasa haus, rasa tidak nyaman, hilangnya nafsu makan,
dan kulit kering. Apabila hilangnya air meningkat menjadi 3-4 % dari berat
badan, terjadi penurunan gangguan performa, produksi urin menurun, mulut
kering, kulit memerah, mual, dan lethargy. Kehilangan cairan 5- 6 % dari berat
badan akan meningkatkan frekuensi nadi, meningkatkan frekuensi pernafasan,
mengganggu konsentrasi, sakit kepala, mual, dan mengantuk. Kehilangan cairan
tubuh 10 %-15 % dapat menyebabkan otot menjadi kaku, kulit keriput, gangguan
penglihatan, gangguan buang air kecil, dan gangguan kesadaran. Kehilangan
cairan lebih dari 15 % akan mengakibatkan kematian.

Untuk menjaga agar kita terhindar dari dehidrasi, pada saat tubuh kita
mengeluarkan keringat berlebihan kita harus minum lebih awal dan cukup artinya
jangan tunggu sampai timbul rasa haus tetapi segera minum pada saat tubuh
berkeringat. Pada kondisi berkeringat berlebihan tubuh kita juga akan
mengeluarkan elektrolit yang bila dibiarkan, akan terjadi kekurangan elektrolit.
Karenanya dibutuhkan minuman yang mengandung elektrolit yang sesuai dengan
keringat kita yang terbuang.

17
Ketidakseimbangan Cairan dan  Elektrolit
Ditulis oleh nurmufid di/pada 03/04/2009

KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

A.Proporsi cairan tubuh


BBL : 80 % bb
Anak : 70 % bb
Dewasa : 60 % bb
Usila : 40 –45 % bb

B.Distribusi cairan tubuh


Intra sel : 40 %
Extracell : interstitial 15% bb plasma (intra vaskuler) 5 %bb
Darah menyimpan panas 36 0 c

C.Fungsi cairan tubuh :


Pembentuk struktur tubuh
Sarana transportasi
Metabolisme sel
Pelarut elektrolit dan non elektrolit
Memelihara suhu tubuh

D.Keseimbangan intake – output


Intake :
Ingestion
Jumlah tergantung dari usia,bb
Oxidasi sel kurang lebih 10 ml/100 ml yang dibakar
Output :
Iwl tergantung dari usia, bb dipengaruhi oleh :
Suhu tubuh
Kerja fisik
Kondisi atm
Urine :
1 – 2 ml/kgbb/jam atau pada orang dewasa kurang lebih 1000 – 1500 ml

18
E.Komposisi cairan :
Fungsi pelarut, reaksi kimia, metabolisme. Regulator : ADH, aldosteron1.Air :
2.Elektrolit :
Lebih banyak di extrasell, fungsi untuk mempertahankan isotonisitas cairan
extrasell.Natrium :
memberikan lingkungan kimia listrik yang pentingNatrium dan kalium : untuk
kontraksi otot dan transmisi impuls saraf. Regulator : aldosteron
Chlorida (cl) :
Berperan sebagai electron netral diluar intracell
>> pada cairan lambung dan keringat
Fungsi mengatur keseimbangan asam basa
Regulator : faktor yang mempengaruhi konsentrasi plasma

Kalium dan Phospor (ca & p ) :


Kalium : >> Untuk pembekuan darah, metabolismepada tulang tulang,
kontraksi otot dan transmisi impuls saraf & Menentukan permeabilitas membran
sel
Phospor :
berperan dalam pembekuan tulang, komponen ATP, sebagai buffer dalam
mempertahankan keseimbangan asam basa intrasell.Phospor :
3.Non elektrolit
Glikosa dan fruktosa
Ureum kreatinin
Protein

PERGERAKAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

1.Antara plasma – interstitial


Dipengaruhi oleh :
Permeabilitas membran sel
Tekanan hydrostatik kapiler
Tekanan osmotic koloid
Mekanisme transport :
Difusi
Osmosa
2.Antara interstitial – intrasell
Mekanisme transport:
Simple difusi: O2, CO2, Cl, alkohol.
Facilitated difusi : glukosa
Transport aktif : Na,K
Osmosa

KETIDAKSEIMBANGAN CAIRAN :

1.Hypervolemia ( peningkatan volume cairan )


Terjadi oleh karena :

19
Peningkatan intake —- infus >> , psychotic drinking episode
Penurunan output —- renal failure, chd, ketidakseimbangan endokrin,
penggunaan obat-obat steroid.

Tanda dan gejala :


Peningkatan plasma :
Dilusi protein bermol besar, RBC —- penurunan konsentrasi protein plasma,
penurunan HCT.
Peningkatan tekanan darah, distensi vena jugularis, overload sirkulasi.
Peningkatan cairan interstitial —- edema, peningkatan bb, peningkatan turgor
kulit, bengkak pada kelopak mata.

Edema paru :
Batuk-batuk dg dahak berbusa, bercak darah
Dyspnea

Asites : dyspnea

2.Hypovolemia (penurunan volume cairan)


Terjadi oleh karena :
Peningkatan output : >>> perspitasi, drainage pada luka bakar, abses, diare,
muntah-muntah, gastric —- suction.
Hemorrhagic
Diabetes insipidus
Penurunan intake —- ketidakseimbangan elektrolit
Tanda dan gejala :
Penurunan plasma : peningkatan konsentrasi plasma protein, peningkatan hct
(kecepatan pada hemorrhagic); penurunan tekanan darah —- penurunan cardiac
output —- diuresis menurun dan kolaps pembuluh darah superficial —- kulit
dingin dan berkeringat.
Penurunan cairan interstitial —- penurunan turgor kulit, mukosa membran kering,
mata cekung, penurunan bb, peningkatan temp.

KETIDAKSEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Ketidakseimbangan isotonis —- perubahan volume cairan extracell yang disertai


dengan perubahan elektrolit secara proporsional isotonic Tidak terjadi sel edema /
keriputdengan cairan intracell
Penyebab :
Peningkatan —- >>> infus nacl 0,9 %, hypersekresi aldosteron; peningkatan
volume cairan keseimbangan peningkatan dengan jumlah natrium
Penurunan —- kehilangan cairan yg mengandung natrium secara proporsional —-
perdarahan, >>> respirasi drainage luka

Ketidakseimbangan Natrium :
Terjadi oleh karena :

20
Peningkatan/penurunan natrium, volume cairan tetap.
Natrium tetap, penurunan/penungkatan volume cairan

Hyponatremi
Oleh karena :
Penurunan ointake natrium
Peningkatan output natrium
>> cairan hypotonis
Enema dengan air kran
Penurunan output cairan
Sekresi adh oleh karena stress, cancer, cerebral disorder, pain, trauma surgical,
penggunaan morphin/obat anestesi.

Konsentrasi Na extracell menurun


Cairan extracell —– intracell —-cell edema
Edema cell otak —- neural symptom
Twitching
Hyper irritable
Disorientasi
Convulsi
Coma
Edema tempat lain —-lemah, anorexia, nausea, vomiting, abdominal cramp,
diarhe.

Hypernatremi
Oleh karena :
Peningkatan intake natrium
Penurunan volume darah —- sulit menelan,gangguan rasa haus, penurunan air di
lingkungan, diabetes insipidus, >> perpitasi.

Konsentrasi cairan extracell meningkat


Cairan intracell —- extracell —- cell keriput, rasa haus.
Keriput sel otak —- tampak ketakutan, gelisah, koma.
Keriput sel lain —- kulit kering,mukosa membran kering, mata cekung, lidah
beralur jelas.

Tanda dan gejala lain pada :


Hyponatremi
Hypernatremi
—- tergantung pada penyebab.

Hypokalemia
Penurunan kalium extracell oleh karena :
Penurunan intake kalium
Peningkatan output kalium : gastrointestinal losses — diare, >>> urine,
peningkatan sekresi aldosteron, alkalosis.

21
Penurunan respon otot terhadap rangsang saraf
Gangguan pada otot polos git —- distensi abdomen, vomiting, illeus paralitic.
Penurunan tonus vaskuler —- hypotensi
Gangguan pada otot rangka —- pernafasan dangkal, kelemahan otot-otot.
Gangguan pada otot jantung —- arrytmia —- heart block, perubahan ekg ( st
segment depresi) flattenea t wave,.peningkatan sensitivitas terhadap digitalis.
Alkalosis

Hyperkalemia > 6 mg
Peningkatan k extracell oleh karena :
Peningkatan intake k : >> infus, transfsi.
Penurunan output k : renal failure, addison’s disease, aldosteron inhibiting drugs
(aldactone).
Shift of K Out of intracell : asidosis, luka bakar, crushing injuries, hypoxia
selluler.
Peningkatan respon otot terhadap rangsang saraf
Penurunan kekuatan kontraksi otot.
Gangguan pada otot rangka —- kelemahan otot pernafasan dangkal
Gangguan pada otot jantung : penurunan kekuatan kontraksi, —- dilatasi dan
flaccidity —- penurunan rate jantung / stop, peningkatan respon terhadap
rangsang saraf —- arrytmia ( ventrikel fibrilasi )

Hypokalsemia —- penurunan ca extracell


Oleh karena :
Penurunan absorbsi ca pada git: defisiensi vitamin d, defisiensi nutrisi, penurunan
sekresi pth, penyakit liver, empedu, pancreas.
>> deposit ca pada tulang, peningkatan exkresi ca, alkalosis

Peningkatan permiabilitas dan irritabilitas jaringan saraf dan otot

Pada otot rangka : twitching, carpopedal spasm, tetany, spasmus larink,epilepsy


—- like seizure.
Pada otot pembuluh darah : numbress, tingling pada jari
Neuromuskuler : troulsean tes +, chvostex’s sign +.
Pada otot jantung : arrytmia

Hypercalcemia —–peningkatan ca extrecell


Oleh karena :
Peningkatan absorsi ca git —- >> diet
Peningkatan pemecahan ca dari tulang : peningkatan sekresi pth, immobilisasi
>>>, kanker tulang
Penurunan exkresi ca pada renal asidosis

Penurunan permiabilitas dan irritabilitas jaringan saraf dan otot


Penurunan aktivitas otot dan saraf —- penurunan tonus otot
Otot polos git —- distensi abdomen, kembung, konstipasi, nausea, vomiting.

22
Penurunan fungsi saraf : lethargy, kelemahan, penurunan reflex normal >
Kecuali pada otot jantung —- peningkatan rangsang jantung —- peningkatan
cardiac output & bp jika >>> —- arrytmia. Penurunan pompa jantung —-
penurunan BP. Peningkatan ca extracell / plasma —- peningkatan deposit ca pada
jaringan lunak — batu ginjal, renal failure.

23

You might also like