Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
NAMA : M. Ulul Amri
NIM : 082310101059
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud cairan dan elektrolit pada tubuh?
2. Apa fungsi dari cairan dan elektrolit?
3. Apa Dampak Dari Gangguan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
pada tubuh?
1.3 Manfaat
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler
dan cairan ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel
di seluruh tubuh, sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar
sel dan terdiri dari tiga kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan
interstitial dan cairan transeluler. Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di
dalam sistem vaskuler, cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel,
sedangkan cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan
serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
Zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan
nonelektrolit. Non elektrolit adalah zat terlarut yang tidak terurai dalam larutan
dan tidak bermuatan listrik, seperti : protein, urea, glukosa, oksigen, karbon
dioksida dan asam-asam organik. Sedangkan elektrolit tubuh mencakup natrium
(Na+), kalium (K+), Kalsium (Ca++), magnesium (Mg++), Klorida (Cl-),
bikarbonat (HCO3-), fosfat (HPO42-), sulfat (SO42-). Konsenterasi elektrolit
dalam cairan tubuh bervariasi pada satu bagian dengan bagian yang lainnya, tetapi
meskipun konsenterasi ion pada tiap-tiap bagian berbeda, hukum netralitas listrik
menyatakan bahwa jumlah muatan-muatan negatif harus sama dengan jumlah
muatan-muatan positif.
4
2.2 Fungsi Cairan Dan Elektrolit
4. Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan
air dalam tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan
elastisitas kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.
5. Pencernaan
Peran air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen
melalui darah untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang
cukup akan membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena
gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan
lancar.
5
6. Pernafasan
Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah
dalam bekerja memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa
karbondioksida keluar tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita
menghembuskan nafas ke kaca, maka akan terlihat cairan berupa embun
dari nafas yang dihembuskan pada kaca.
8. Pemulihan penyakit
Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang
memadai berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.
6
BAB III
PEMBAHASAN
Jumlah cairan yang relatif sedikit dalam aliran darah itu sangat penting
untuk fungsi tubuh dan harus terus dijaga agar tetap konstan.
Air yang berada diluar aliran darah berfungsi sebagai cadangan yang dapat
mengisi maupun menyerap kelebihan air dalam darah sesuai kebutuhan. Air
masuk ke dalam tubuh terutama melalui penyerapan dari saluran pencernaan.
Air meninggalkan tubuh terutama sebagai air kemih yang dikeluarkan dari ginjal.
Ginjal bisa mengeluarkan sampai beberapa liter air kemih dalam sehari atau dapat
menahannya dengan membuang kurang dari 0,5 L air kemih dalam sehari.
Sekitar 1 L air juga dibuang setiap harinya melalui penguapan dari kulit
dan paru-paru. Keringat yang berlebihan (misalnya karena latihan berat atau cuaca
panas), bisa meningkatkan jumlah air yang hilang melalui penguapan. Dalam
keadaan normal, sedikit air dibuang melalui saluran pencernaan. Pada muntah
yang berkepanjangan atau diare yang berat, sebanyak 3,84 L air bisa hilang
7
melalui saluran pencernaan. Bila asupan cairan sesuai dengan cairan yang hilang,
cairan tubuh akan tetap seimbang. Untuk menjaga keseimbangan cairan, orang
sehat dengan fungsi ginjal yang normal dan tidak berkeringat berlebihan, harus
minum sedikitnya 1 L cairan/hari. Untuk mencegah dehidrasi dan pembentukan
batu ginjal, dianjurkan untuk minum cairan sebanyak 1,5-2 L/hari. Bila otak dan
ginjal berfungsi dengan baik, tubuh dapat mengatasi perubahan yang ekstrim
dalam asupan cairan.
Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu :
a.Fase I : Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan
nutrisi dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
b.Fase II : Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan
sel
c.Fase III : Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan
interstitial masuk ke dalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang
merupakan membran semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan
komponen ada.
• Ginjal
8
• Jantung dan pembuluh darah
• Paru-paru
• Kelenjar pituitari
• Kelenjar adrenal
• Kelenjar paratiroid
9
3.2 Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
10
- Cairan Isotonis adalah cairan yang konsentrasi/kepekatannya sama dengan
cairan
tubuh, contohnya : larutan NaCl 0,9 %, Larutan Ringer Lactate (RL).
- Cairan hipertonis adalah cairan yang konsentrasi zat terlarut/kepekatannya
melebihi cairan tubuh, contohnya Larutan dextrose 5 % dalam NaCl normal,
Dextrose
5% dalam RL, Dextrose 5 % dalam NaCl 0,45%.
- Cairan Hipotonis adalah cairan yang konsentrasi zat terlarut/kepekataannya
kurang dari cairan tubuh, contohnya : larutan Glukosa 2,5 %., NaCl.0,45 %, NaCl
0,33 %.
11
b. Ketidakseimbangan Osmolalitas dan perubahan komposisional
Ketidakseimbangan osmolalitas melibatkan kadar zat terlarut dalam
cairan-cairan tubuh. Karena natrium merupakan zat terlarut utama yang aktif
secara osmotik dalam ECF maka kebanyakan kasus hipoosmolalitas (overhidrasi)
adalah hiponatremia yaitu rendahnya kadar natrium di dalam plasma dan
hipernatremia yaitu tingginya kadar natrium di dalam plasma. Pahami juga
perubahan komposisional di bawah ini :
• Hipokalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum kurang dari 3,5
mEq/L.
• Hiperkalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum lebih dari atau sama
dengan
5,5 mEq/L.
• Hiperkalemia akut adalah keadaan gawat medik yang perlu segera dikenali, dan
ditangani untuk menghindari disritmia dan gagal jantung yang
12
b. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit
melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang panas
dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
c. Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika
intake nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak
sehingga akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal
keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini
akan menyebabkan edema.
d. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan
pemecahan glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan
retensi air sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah.
e. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat b3erpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan
dan elektrolit tubuh Misalnya :
- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan intake
cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya secara mandiri.
f .Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh seperti : suction, nasogastric tube dan lain-lain.
g. Pengobatan :
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada
kondisi cairan dan elektrolit tubuh.
13
h. Pembedahan :
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh, dikarenakan kehilangan
darah selama pembedahan.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
14
4.2 Saran
1. Bagi pembaca hendaknya dapat memahami dan mengerti arti dan
fungsi cairan dan elektrolit pada tubuh.
2. Agar tidak terjadi gangguan pada tubuh, hendaknya mengatur pola
keseimbangan cairan dan elektrolit sesuia dengan kebutuhan.
3. Olahraga secara teratur dan biasakanlah minum air putih 8 liter per hari
15
DAFTAR PUSTAKA
http://sp4669.wordpress.com/2008/07/24/anatomi-fisiologi-cairan-tubuh/
http://uchiha-jefri.blogspot.com/2009/01/kebutuhan-cairan-dan-elektrolit-
window.htmlhttp://garduguru.blogspot.com/2009/10/video-game
menyehatkan-mata.html
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/03/09/ketidakseimbangan-cairan-dan-
elektrolit/
http://www.scribd.com/doc/7244500/Kebutuhan-Cairan-Dan-Elektrolit
http://sites.google.com/site/asidosis/Home/keseimbangan-cairan-elektrolit
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/pathology/1917450-cairan-dan-
elektrolit/
16
LAMPIRAN
Akibat Ketidakseimbangan Cairan Tubuh
Pengeluaran air berlebihan dapat disebabkan oleh diare atau peningkatan aktivitas
fisik. Pada dehidrasi, tubuh tidak hanya kehilangan air tetapi juga kehilangan
elektrolit dan glukosa.
Kehilangan cairan tubuh sebesar 2 % dari berat badan mulai menunjukkan tanda
dehidrasi seperti timbulnya rasa haus, rasa tidak nyaman, hilangnya nafsu makan,
dan kulit kering. Apabila hilangnya air meningkat menjadi 3-4 % dari berat
badan, terjadi penurunan gangguan performa, produksi urin menurun, mulut
kering, kulit memerah, mual, dan lethargy. Kehilangan cairan 5- 6 % dari berat
badan akan meningkatkan frekuensi nadi, meningkatkan frekuensi pernafasan,
mengganggu konsentrasi, sakit kepala, mual, dan mengantuk. Kehilangan cairan
tubuh 10 %-15 % dapat menyebabkan otot menjadi kaku, kulit keriput, gangguan
penglihatan, gangguan buang air kecil, dan gangguan kesadaran. Kehilangan
cairan lebih dari 15 % akan mengakibatkan kematian.
Untuk menjaga agar kita terhindar dari dehidrasi, pada saat tubuh kita
mengeluarkan keringat berlebihan kita harus minum lebih awal dan cukup artinya
jangan tunggu sampai timbul rasa haus tetapi segera minum pada saat tubuh
berkeringat. Pada kondisi berkeringat berlebihan tubuh kita juga akan
mengeluarkan elektrolit yang bila dibiarkan, akan terjadi kekurangan elektrolit.
Karenanya dibutuhkan minuman yang mengandung elektrolit yang sesuai dengan
keringat kita yang terbuang.
17
Ketidakseimbangan Cairan dan Elektrolit
Ditulis oleh nurmufid di/pada 03/04/2009
18
E.Komposisi cairan :
Fungsi pelarut, reaksi kimia, metabolisme. Regulator : ADH, aldosteron1.Air :
2.Elektrolit :
Lebih banyak di extrasell, fungsi untuk mempertahankan isotonisitas cairan
extrasell.Natrium :
memberikan lingkungan kimia listrik yang pentingNatrium dan kalium : untuk
kontraksi otot dan transmisi impuls saraf. Regulator : aldosteron
Chlorida (cl) :
Berperan sebagai electron netral diluar intracell
>> pada cairan lambung dan keringat
Fungsi mengatur keseimbangan asam basa
Regulator : faktor yang mempengaruhi konsentrasi plasma
KETIDAKSEIMBANGAN CAIRAN :
19
Peningkatan intake —- infus >> , psychotic drinking episode
Penurunan output —- renal failure, chd, ketidakseimbangan endokrin,
penggunaan obat-obat steroid.
Edema paru :
Batuk-batuk dg dahak berbusa, bercak darah
Dyspnea
Asites : dyspnea
Ketidakseimbangan Natrium :
Terjadi oleh karena :
20
Peningkatan/penurunan natrium, volume cairan tetap.
Natrium tetap, penurunan/penungkatan volume cairan
Hyponatremi
Oleh karena :
Penurunan ointake natrium
Peningkatan output natrium
>> cairan hypotonis
Enema dengan air kran
Penurunan output cairan
Sekresi adh oleh karena stress, cancer, cerebral disorder, pain, trauma surgical,
penggunaan morphin/obat anestesi.
Hypernatremi
Oleh karena :
Peningkatan intake natrium
Penurunan volume darah —- sulit menelan,gangguan rasa haus, penurunan air di
lingkungan, diabetes insipidus, >> perpitasi.
Hypokalemia
Penurunan kalium extracell oleh karena :
Penurunan intake kalium
Peningkatan output kalium : gastrointestinal losses — diare, >>> urine,
peningkatan sekresi aldosteron, alkalosis.
21
Penurunan respon otot terhadap rangsang saraf
Gangguan pada otot polos git —- distensi abdomen, vomiting, illeus paralitic.
Penurunan tonus vaskuler —- hypotensi
Gangguan pada otot rangka —- pernafasan dangkal, kelemahan otot-otot.
Gangguan pada otot jantung —- arrytmia —- heart block, perubahan ekg ( st
segment depresi) flattenea t wave,.peningkatan sensitivitas terhadap digitalis.
Alkalosis
Hyperkalemia > 6 mg
Peningkatan k extracell oleh karena :
Peningkatan intake k : >> infus, transfsi.
Penurunan output k : renal failure, addison’s disease, aldosteron inhibiting drugs
(aldactone).
Shift of K Out of intracell : asidosis, luka bakar, crushing injuries, hypoxia
selluler.
Peningkatan respon otot terhadap rangsang saraf
Penurunan kekuatan kontraksi otot.
Gangguan pada otot rangka —- kelemahan otot pernafasan dangkal
Gangguan pada otot jantung : penurunan kekuatan kontraksi, —- dilatasi dan
flaccidity —- penurunan rate jantung / stop, peningkatan respon terhadap
rangsang saraf —- arrytmia ( ventrikel fibrilasi )
22
Penurunan fungsi saraf : lethargy, kelemahan, penurunan reflex normal >
Kecuali pada otot jantung —- peningkatan rangsang jantung —- peningkatan
cardiac output & bp jika >>> —- arrytmia. Penurunan pompa jantung —-
penurunan BP. Peningkatan ca extracell / plasma —- peningkatan deposit ca pada
jaringan lunak — batu ginjal, renal failure.
23