Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Clara Ayu Nirmala Putri
07/250355/EK/16529
Definisi Etika
Secara garis besar etika dapat didefinisikan sebagai serangkaian prinsip atau nilai moral
yang dimiliki oleh setiap orang. Dalam hal ini kebutuhan etika dalam masyarakat sangat
mendesak sehingga sangatlah lazim untuk memasukkan nilai-nilai etika ini ke dalam undang-
undang atau peraturan yang berlaku di negara kita. Banyaknya nilai etika yang ada tidak dapat
dijadikan undang-undang atau peraturan karena sifat nilai-nilai etika sangat tergantung pada
pertimbangan seseorang.
Prinsip Etika
Mereka harus peka serta memiliki pertimbangan moral atas seluruh yang mereka lakukan.
2. Kepentingan Publik
Auditor harus menerima kewajiban untuk bertindak sedemikian rupa agar dapat melayani
3. Integritas
Auditor harus mempertahankan objektivitas dan terbebas dari konflik antar kepentingan
5. Due Care
Seorang auditor harus selalu memperhatikan standar teknik dan etika profesi dengan
meningkatkan kompetensi dan kualitas jasa, serta melaksanakan tanggung jawan dengan
kemampuan terbaiknya.
Auditor yang berpraktek bagi public harus memperhatikan prinsip – prinsip pada kode
etik profesi dalam menentukan lingkup dan sifat jasa yang disediakannya.
pukul 19.30 wib dibentuklah suatu wadah untuk menampung para akuntan Indonesia
yang dikenal dengan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). IAI terdiri dari empat kompartemen
yang salah satunya adalah Kompartemen Akuntan Publik. Kompartemen Akuntan Publik
merupakan wadah untuk menampung para akuntan yang berpraktek dalam profesi
bertanggung jawab untuk menyusun standar yang digunakan akuntan publik dalam
penyediaan jasanya pada masyarakat. Badan penyusun standar (standars setting body)
Selain SPAP, organisasi profesi juga mengeluarkan aturan lain yang salah satunya
adalah etika profesional. Dasar pikiran yang melandasi penyusunan etika profesional
adalah kebutuhan profesi akan kepercayaan masyarakat terhadap mutu audit yang
diberikan profesi. Masyarakat akan sangat menghargai profesi yang menerapkan standar
mutu tinggi terhadap pelaksanaan pekerjaan anggota profesi, karena dengan demikian
masyarakat akan merasa terjamin untuk memperoleh jasa yang dapat diandalkan dari
profesi yang bersangkutan. Kepercayaan masyarakat terhadap mutu audit akan menjadi
lebih tinggi jika profesi akuntan publik menerapkan standar mutu yang tinggi terhadap
(Mulyadi:2002).
Sebelum tahun 1986, etika profesional yang dikeluarkan IAI diberi nama Kode
Etik Ikatan Akuntan Indonesia. Namun dalam kongres tahun 1986, etika profesi ini
diubah menjadi Kode Etik Akuntan Indonesia. Tahun 1998 hingga sekarang nama
tersebut kembali diubah menjadi Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia. Kode Etik Ikatan
Akuntan Indonesia terdiri dari delapan prinsip etika yang berlaku bagi seluruh anggota
IAI. Kedelapan prinsip tersebut adalah Tanggung Jawab Profesi, Kepentingan Publik,
Selain delapan prinsip etika diatas, Kompartemen Akuntan Publik juga memiliki
aturan etika yang dikenal dengan aturan etika Kompartemen Akuntan Publik yang
merupakan penjabaran dari delapan prinsip etika IAI diatas. Secara garis besar kerangka
memiliki Dewan Standar Profesional Akuntan Publik. Dewan inilah yang bertugas untuk
mengeluarkan Standar Profesional Akuntan Publik. Berbagai jenis jasa yang disediakan
oleh profesi akuntan publik kepada masyarakat didasarkan pada panduan yang tercantum
dalam Standar Profesional Akuntan Publik. Standar Profesional Akuntan Publik berupa
buku yang berisi kodifikasi berbagai standar dan aturan etika Kompartemen Akuntan
Publik. Ada lima macam tipe standar profesional yang diterbitkan oleh Dewan sebagai
Atestasi; ketiga, Standar Jasa Akuntansi dan riview; keempat, Standar Jasa Konsultasi;
tersebut memang patut kita dukung. Sesuai dengan isi visi Ikatan Akuntan Indonesia
yaitu menjadi organisasi profesi terdepan dalam pengembangan pengetahuan dan praktek
akuntansi, manajemen bisnis dan publik, yang berorientasi pada etika dan tanggungjawab
sosial, serta lingkungan hidup dalam perspektif nasional dan internasional. Kita semua
berharap dan juga yang diinginkan IAI, etika profesional tersebut merupakn konsep
sekaligus aturan yang wajib dilaksanakan oleh setiap anggota profesi. Logikanya, jika
sesuatu itu wajib maka pasti akan ada konsekuensi jika yang bersangkutan tidak
menjalankannya. Namun jika kita melihat fenomena yang ada, etika profesional tersebut
hanya sekedar konsep bukan aturan. Artinya, walaupun IAI menetapkan etika profesional
sebagai konsep sekaligus aturan, banyak para anggota profesi yang menafsirkan itu hanya
sebagai konsep belaka. Dibawah ini akan diuraikan betapa aturan etika hanya dianggap
1. Luar Negeri
Arthur Andersen
Sebelum terjadinya skandal Enron dan beberapa skandal akuntansi lainnya, ada
lima kantor akuntan terbesar yang dinamakan the Big Five. Sejak pemisahan bisnis jasa
atestasi Arthur Andersen, di Amerika Serikat sebagian besar bergabung dengan KPMG
sedangkan di luar Amerika bergabung dengan Deloitte & Touche, Arthur Andersen keluar
dari kelompok itu. Sebelumnya, pengelompokan kantor akuntan terbesar ini juga dikenal
Arthur Andersen LPP adalah salah satu firma akuntansi terbesar di AS yang
berdiri sejak 1913. Selama perjalanannya perusahan ini memiliki reputasi sebagai
kepercayaan, integritas dan etika yang penting bagi perusahaan yang di bebani auditing
Andersen pernah menjadi model sebuah karakter teguh hati dan integritas yang merupakan
skandal besar yang membuat firma akuntansi ini tutup. Bagian selanjutnya adalah
dan mempertahankan klien-klien besar berdampak pada kualitas dan independensi audit.
Fokus pada pertumbuhan ini menghasilkan perubahan yang mendasar pada budaya
perusahaan.
menguntungkan dan paling berkembang pesat di dunia. Banyak yang meninjaunya sebagai
model sukses yang ditiru frima-firma lainnya. Tetapi model ini menjadikan Securities and
Ketua SEC yang prihatin akan hal ini menyarankan aturan-aturan baru untuk membatasi
seringkali strategi ini menjadikan persaingan di antara kedua unit yang cenderung
merintangi kemampuan perusahaan untuk tanggap dan bekerja efektif menghadapi krisis.
Dengan pendapatan yang berkembang, unit konsultasi menuntut kompensasi dan
pengakuan yang lebih besar. Perselisihan yang meruncing ini menjadikan pertikaian.
Enron
Bulan Oktober 2001, SEC mengumumkan investigasi akuntansi Enron, salah satu
klien terbesar Andersen. Dengan Enron, Andersen mampu membuat 80 persen perusahaan
minyak dan gas menjadi kliennya. Namun, pada November 2001 harus mengalami
2002 yang mendorong Andersen dan kliennya runtuh. Perusahaan audit akhirnya mengakui
telah menghancurkan dokumen yang berkaitan dengan audit Enron yang menghambat
putusan.
Amandemen Kelima yang dengan demikian tidak memiliki saksi. Banyak pihak yang
untuk menghentikan auditing publik pada 31 Agustus 2002, yang pada prinsipnya
mematikan bisnisnya.
Isu-isu Seputar Hukum dan Etika Dalam Pengauditan Andersen yang Menyimpang
Dari kasus tersebut secara kasat mata kasus tersebut terlihat sebuah tindakan
malpraktik jika dilihat dari etika bisnis dan profesi akuntan antara lain:
tindakan dan perilaku yang tidak sehat dari manajemen yang berperan besar pada
b. Adanya penyesatan informasi. Dalam kasus Enron misalnya, pihak manajemen Enron
maupun Arthur Andersen mengetahui tentang praktek akuntansi dan bisnis yang tidak
sehat. Tetapi demi mempertahankan kepercayaan dari investor dan publik kedua belah
pihak merekayasa laporan keuangan mulai dari tahun 1985 sampai dengan Enron menjadi
hancur berantakan. Bahkan CEO Enron saat menjelang kebangkrutannya masih tetap
memberikan prospek yang sangat baik. Andersen tidak mau mengungkapkan apa
sebenarnya terjadi dengan Enron, bahkan awal tahun 2001 berdasarkan hasil evaluasi
c. Arthur Andersen, merupakan kantor akuntan publik tidak hanya melakukan manipulasi
laporan keuangan, Andersen juga telah melakukan tindakan yang tidak etis, dalam kasus
kasus Enron. Arthur Andersen memusnahkan dokumen pada periode sejak kasus Enron
penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi kasus ini
dianggap melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen hancur. Disini
Andersen telah ingkar dari sikap profesionallisme sebagai akuntan independen dengan
2. Dalam Negeri
menetapkan pemberian sanksi pembekuan izin usaha kepada delapan akuntan publik (AP)
dan kantor akuntan publik (KAP). Penetapan sanksi pembekuan izin usaha itu berdasar
• AP Drs Basyiruddin Nur yang dikenakan sanksi melalui Keputusan Menteri Keuangan
telah dikenakan sanksi pembekuan selama tiga bulan karena yang bersangkutan belum
dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan konsolidasian PT Datascrip dan
anak perusahaan tahun buku 2007. Menkeu menilai hal itu berpotensi berpengaruh cukup
• Auditor lainnya adalah AP Drs Hans Burhanuddin Makarao yang dikenakan sanksi
dikenakan sanksi pembekuan selama tiga bulan karena belum sepenuhnya mematuhi SA-
SPAP dalam pelaksanaan audit umum atas laporan keuangan PT Samcon tahun buku 2008,
Independen.
• Sanksi juga diberikan kepada AP Drs Dadi Muchidin melalui KMK Nomor:
pembekuan selama tiga bulan karena KAP Drs Dadi Muchidin telah dibekukan sehingga
sesuai dengan ketentuan Pasal 71 ayat (3) Peraturan Menteri Keuangan bahwa izin AP
• KAP Drs Dadi Muchidin melalui KMK Nomor: 1103/KM. 1/2009 tanggal 4 September
2009, dengan sanksi pembekuan selama tiga bulan karena KAP tersebut telah dikenakan
sanksi peringatan sebanyak 3 (tiga) kali dalam jangka waktu 48 (empat puluh delapan)
bulan terakhir. Bahkan sampai saat ini, KAP Drs Dadi Muchidin masih melakukan
pelanggaran berikutnya, yaitu tidak menyampaikan laporan tahunan KAP tahun takwin
2008.
• KAP Matias Zakaria melalui KMK Nomor: 1117/KM.1/2009 tanggal 7 September 2009,
selama tiga bulan karena KAP tersebut telah dikenakan sanksi peringatan sebanyak 3 (tiga)
kali dalam jangka waktu 48 (empat puluh delapan) bulan terakhir. Sampai saat ini, KAP
Drs Matias Zakaria masih juga melakukan pelanggaran berikutnya yaitu tidak
• KAP Drs Soejono melalui KMK Nomor: 1118/KM.1/2009 tanggal 7 September 2009,
selama tiga bulan karena KAP tersebut telah dikenakan sanksi peringatan sebanyak 3 (tiga)
kali dalam jangka waktu 48 (empat puluh delapan) bulan terakhir. Dilaporkan sampai saat
ini, KAP Drs Soejono masih juga melakukan pelanggaran berikutnya yaitu tidak
• Menkeu juga menetapkan sanksi untuk KAP Drs Abdul Azis B. melalui KMK Nomor:
1119/KM.1 /2009 tanggal 7 September 2009, selama tiga bulan karena KAP tersebut telah
dikenakan sanksi peringatan sebanyak tiga kali dalam jangka waktu 48 (empat puluh
delapan) bulan terakhir. Sampai saat ini KAP Drs Abdul Azis juga melakukan pelanggaran
berikutnya yaitu tidak menyampaikan laporan tahunan KAP tahun takwin 2005, 2007, dan
2008.
• Terakhir sanksi juga diberikan kepada KAP Drs M. Isjwara melalui KMK Nomor:
1120/KM.1/2009 tanggal 7 September 2009, selama tiga bulan, karena KAP tersebut telah
dikenakan sanksi peringatan sebanyak tiga kali dalam jangka waktu 48 (empat puluh
delapan) bulan terakhir. KAP Drs M. Isjwara sampai saat ini masih juga melakukan
pelanggaran berikutnya yaitu tidak menyampaikan laporan tahunan KAP tahun takwin
Pelanggaran-pelanggaran terhadap kode etik tidak terlepas dari faktor-faktor esktern dan
intern yang dihadapi oleh KAP. Faktor-faktor ekstern pada umumnya bersifat
yang dikemukakan oleh Pembicara berikut ini adalah sinyalemen yang mampu ditangkap
terhadap hukum
2) Praktek-praktek yang tidak benar dari sebagian usahawan yang menyulitkan
3) Honorarium yang relatif rendah untuk pekerjaan audit yang ditawarkan klien-klien
4) Masih sedikitnya badan usaha yang membutuhkan jasa akuntan publik, khususnya
dibidang audit.
2) Mutu pekerjaan audit yang ada kalanya tidak dapat dipertanggung jawabkan karena
3) Tidak adanya perhatian yang sungguh-sungguh dari sebagian pimpinan KAP akan mutu
4) Orientasi yang lebih mementingkan keuntungan finansial dari pada menjaga nama baik
5) Pendapat bahwa perbuatan-perbuatan yang melanggar etik ini tidak atau kecil
pekerjaan akuntan publik. Mungkin saja ada faktor-faktor lainnya yang turut
terwujudnya suatu profesi yang dihargai masyarskat karena etika anggotanya yang dapat
dijadikan panutan.
Beberapa langkah menurut pembicara dapat dilakukan untuk memperbaiki kondisi yang
ada sebagian telah dan terus kita lakukan dan sebagian lagi masih perlu kita lakukan.
1) Pengawasan terhadap akutan publik oleh departemen keuangan, BPKP, BPP, DPP, dan
sebaik-baiknya.
2) Sanksi-sanksi yang tegas terhadap para pelanggar perlu terus dilanjutkan agar dapat
3) Perlu kiranya diingatkan kembali kepada seluruh KAP dalam bentuk tertulis dan format
etik profesi.
4) Perlu usaha-usaha penataran yang terus menerus oleh IAI terhadap para anggotanya,
mengawasi stafnya sehingga pelanggaran terhadap kepada etik bisa ditekan ke tingkat yang
serendah-rendahnya.
Penegakan Peraturan
Seorang KAP hanya dapat dihukum karena melanggar peraturan – peraturan dari
Kode Perilaku Profesional. Tindakan penegakan dapat dilakukan sebagai tanggapan atas :
Penegakan peraturan dilakukan oleh dua kelompok, yaitu oleh AICPA dan
Tindakan – tindakan yang dapat diberikan pada CPA yang melangar adalah :
1. Menegur CPA.
2. Memberhentikan sementara CPA selama periode waktu yang tidak lebih dari dua
tahun.
3. Memecat CPA
dengar pendapat pada situasi tertentu. Penghentian sementara dapat terjadi bila
Sekretaris AICPA diberitahu bahwa pertimbangan atau pernyataan bersalah telah
• Menjalani hukuman pidana kurungan untuk masa lebih dari satu tahun.
penghasilan, dimana CPA secara pribadi adalah seorang wajib pajak yang
penghasilan tersebut.
yang mengandung kecurangan atas nama CPA atau atas nama klien.
Sumber :
Boynton, William C. 2006 . Modern Auditing. USA : John Wiley & Sons, Inc.
http://faris31.wordpress.com/2010/11/09/contoh-kasus-pelanggaran-kode-etik-
akuntansi/
http://www.endonesia.com/mod.php?
mod=publisher&op=viewarticle&cid=5&artid=4320
http://etikaauditor.blogspot.com/
http://www.dwikartika.web.id/me/index.php?
option=com_content&view=article&id=52:etika-profesi-seorang-
auditor&catid=36:artikel