You are on page 1of 1

Hantu yang Unik

Di suatu desa Ayem Tentrem, terkenal sebagai desa yang masyarakatnya rukun, aman, damai dan tentram seperti
nama desanya tersebut. Akan tetapi akhir-akhir ini desa tersebut dilanda kerisauan yang amat sangat. Sejak dua
minggu yang lalu warga sering mendapat teror. Teror ini memang beda dari teror-teror yang pernah terjadi di
Negara ini bukan seperti teror bom atau teror-teror kekerasan. Kata salah seorang warga, Paimin, dirinya didatangi
konon kabarnya adalah sesosok hantu yang menjelma pocong, mengetuk pintunya di tengah malam. Kala itu dia
bersama keluarganya sedang tidur, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu rumahnya. Mulanya dia tidak terlalu
menghiraukan suara ketukan itu karena dikiranya itu adalah mungkin suara kambing yang sedang menggesek-
nggesekkan tanduknya ke dinding rumah paimin yang terbuat dari papan kayu. Tapi suara itu terjadi berulang kali
sehingga memaksa paimin beranjak dari tempat tidurnya dan melihat keluar untuk mengetahui siapa kira-kira yang
mengetuk pintunya tadi. Sambil mengucek-ucek matanya dia membukakan pintu itu. Ternyata, sesosok hantu
pocong mengulurkan genggaman tangan kanannya, dengan jempol yang terbuka. Kontan paimin pun kaget dan
segera menutup pintunya dan kembali ke tempat tidur sambil lari terbirit-birit ketakutan. Seketika itu sesosok
hantu pocong tersebut lenyap begitu saja.

Keesokan harinya, rupanya kejadian yang menimpa paimin ini menyebar sampai ke tetangga lainnya. Tak ayal lagi
seluruh penduduk desa geger akan hal itu. Hampir setiap malam kejadian yang sama itu menimpa warga desa
Ayem tentrem. Tak kalah uniknya lagi, sesosok hantu itu mendatangi rumah warga yang berjarak tiap satu rumah.
Misalnya ada tiga rumah yang letaknya berdampingan, ada rumah A, rumah B dan rumah C, maka sesosok hantu
pocong itu mendatangi rumah A dan malam selanjutnya mendatangi rumah C, begitu seterusnya. Semua orang
pintar dari berbagai kalangan pun didatangkan agar bisa mengusir sosok hantu yang meresahkan warga desa Ayem
tentrem tersebut, namun saying hasilnya nihil. Sosok hantu tersebut masih saja mengganggu warga. Hingga pada
akhirnya tiba gilirannya pada malam itu adalah giliran rumahnya paiman. Paiman pun mulai bingung pada malam
itu. Dia tidak bisa memejamkan matanya. Dari tadi mondar-mandir memikirkan jalan keluar menghadapi sosok
pocong tersebut. Dia mulai berpikir, dia ingat kata para warga yang rumahnya pernah didatangi hantu tersebut
bahwa hantu pocong itu selalu mengulurkan tanan kanannya yang tergenggam dengan jempol yang terbuka. Dia
pun mulai mengingat-ingat pada waktu kecil paiman pernah melakukan hal serupa tersebut dengan teman-
temannya. “Ya ya ya, aku ingat. Itu kan yang pernah aku lakukan sama teman-temanku dulu sebelum main petak
umpat yaitu main Hompimpa dan selanjutnya ber-sut dengan temannya. Si hantu tadi pakek jempol jadi aku harus
pakai….Ya ya ya aku tahu. Ah tenang aja aku pasti berhasil mengusir hantu itu lagi dan membuat kapok untuk tidak
mengganggu warga lainnya”. Ujarnya.

Malam itu jarum jam menunjukkan pukul 23.55 Wib. Jantung paiman semakin berdetak cepat menunggu
kedatangan sosok hantu itu. Tak lama berselang, suara ketukan pintu itu terdengar makin lama makin keras. Dia
memberanikan diri membuka pintu rumahnya. Seperti biasa sosok hantu itu selalu mengulurkan tangan kanannya
yang tergenggam dengan jempol terbuka, dengan percaya diri paiman pun mengulurkan tangan kanannya yang
tergenggam, hanya saja bukan jempolnya yang terbuka melainkan jari kelingkingnya. (Dalam ilmu S ut, jari
kelingking diibaratkan semut dan jempol diibaratkan gajah. Logikanya gajah akan mati bila diserang rombongan
semut). Seketika itu sosok hantu langsung menghilang dengan cepat. Setelah kejadian itu, sosok hantu pocong itu
tak lagi mengganggu warga desa Ayem tentrem.

You might also like