You are on page 1of 24

Matakuliah : R0132/Teknologi Bahan

Tahun : 2006

Pertemuan 10

1
TEKNOLOGI BETON

Tujuan dalam perancangan campuran beton adalah


untuk menentukan kombinasi yang paling praktis dan
ekonomis dari bahan yang ada untuk menghasilkan
beton yang memenuhi persyaratan pada kondisi
penggunaan tertentu. Untuk mencapai tujuan ini
campuran beton yang dibuat harus memiliki kualitas
berikut :
– Workability campuran beton segar dapat diterima
– Durability, kekuatan dan tampilan yang seragam
dari beton yang telah mengeras
– Ekonomis

2
Pemahaman prinsip-prinsip dasar dari desain
campuran adalah sama pentingnya dengan
perhitungan-perhitungan yang aktual. Kualitas-
kualitas di atas hanya dapat diperoleh dengan
pemilihan bahan yang tepat dan sifat-sifat
campuran yang baik.

3
Pemilihan sifat-sifat campuran
Sebelum suatu campuran beton dapat diproporsi, sifat-
sifat campuran dipilih berdasarkan tujuan peng-gunaan
beton, kondisi, ukuran dan bentuk elemen-elemen
serta sifat-sifat fisik beton (misal: kekuatan) uang
diperlukan untuk struktur. Setelah sifat dipilih-pilih,
campuran dapat diproporsi dari data-data lapangan
atau laboratorium. Karena sebagian besar sifat-sifat
beton yang telah mengeras yang diinginkan terutama
tergantung pada kualitas pasta semen, langkah
pertama dalam memproporsi campuran beton adalah
pemilihan w/c ratio yang tepat untuk durability dan
kekuatan yang dibutuhkan. Campuran beton harus
sesederhana mungkin, sebab jumlah bahan-bahan
yang berlebihan seringkali membuat campuran beton
sulit dikontrol. 4
Hubungan w/c ratio dan kekuatan

Karena kekuatan tekan dapat ditentukan dengan


mudah, kekuatan tekan secara universal dipakai
sebagai ukuran kualitas beton. Walaupun kekuatan
tekan merupakan sifat yang penting, sifat-sifat lainnya
seperti durability, juga sama pentingnya. Untuk beton
yang dipadatkan dengan penuh, dengan agregat
yang baik dan bersih, kekuatan dan sifat-sifat beton
lainnya yang diinginkan untuk suatu kondisi pekerjaan
ditentukan oleh jumlah air campuran setiap unit
semen. Rasio air terhadap semen mempunyai
pengaruh utama terhadap kekuatan beton.
5
Kekuatan pasta semen yang terikat dalam
beton tergantung pada kualitas dan kuantitas
komponen-komponen yang bereaksi dan
kecepatan hidrasi. Sejalan dengan waktu
beton akan semakin kuat sepanjang air dan
temperatur yang menguntungkan tersedia.
Oleh karena itu kekuatan pada umur tertentu
tidak benar-benar merupakan fungsi dari w/c
yang sebenarnya. Curing akan mempunyai
pengaruh yang penting.

6
Suatu w/c dapat menghasilkan kekuatan yang
berbeda-beda akibat perubahan dalam ukuran-
ukuran agregat, gradasi, tekstur permukaan,
bentuk, kekuatan dan kekakuan agregat,
perbedaan jenis semen dan sumber-
sumbernya, kadar udara yang dimasukkan
adanya admixture serta lamanya curing. W/C
ratio adalah berat air dibagi dengan berat
semen.

7
Agregat

Ada dua sifat agregat yang memiliki pengaruh


penting terhadap campuran beton karena
workability beton segar yaitu :
– Gradasi (ukuran dan distribusi partikel)
– Sifat-sifat partikel (bentuk, porositas dan
tekstur permukaan)

8
Gradasi penting untuk memperoleh campuran yang
ekonomis sebab gradasi mempengaruhi jumlah
beton yang dapat dibuat dengan jumlah semen dan
air tertentu. Agregat kasar harus bergradasi s/d
ukuran terbesar yang praktis pada kondisi suatu
pekerjaan. Ukuran maksimum yang dapat digunakan
tergantung pada ukuran dan bentuk elemen beton
yang akan dicetak serta jumlah dan distribusi
tulangan dalam elemen tersebut. Agregat yang bulat
membutuhkan air yang lebih sedikit dari pada
agregat pecah pada beton dengan slump yang
sama.

9
Ukuran maksimum agregat kasar yang akan
menghasilkan beton dengan kekuatan
maksimum untuk suatu kadar semen
tergantung pada sumber agregat, bentuk dan
gradasinya. Kekuatan yang lebih tinggi
kadang-kadang dapat pula dicapai melalui
penggunaan agregat batu pecah, bukan krikil-
krikil bundar.

10
Gradasi agregat halus yang diinginkan
tergantung pada tipe pekerjaan, ukuran
agregat kasar dan banyaknya kandungan
dalam campuran. Campuran yang lebih sedikit
kandungannya, diperlukan gradasi yang halus
untuk memenuhi workability. Untuk campuran
dengan banyak kandungan dipakai gradasi
yang kasar.

11
Udara yang dimasukkan

Udara yang dimasukkan dalam seluruh beton akan


mengalami pembekuan dan pencairan dan dapat
pula dipakai untuk meningkatkan workability.
Pemasukan udara dilakukan dengan penggunaan
semen Portland yang dimasukkan udara atau
dengan menambahkan air entraining admixture ke
dalam campuran. Untuk mengatasi variasi dalam
bahan-bahan beton serta kondisi lapangan, jumlah
admixture harus disesuaikan. Jumlah yang
direkomendasikan oleh pembuat admixture pada
umumnya meng-hasilkan kadar udara yang
diinginkan.
12
Slump

Beton harus selalu dibuat dengan workability,


konsistensi dan plastisitas yang sesuai dengan
kondisi pekerjaan. Workability adalah suatu ukuran
sulit atau mudahnya mengecor,
mengkonsolidasikan dan menyelesaikan beton.
Konsistensi adalah kemampuan beton segar untuk
mengalir. Plastisitas menentukan kemudahan
beton untuk dicetak. Jika dalam suatu campuran
beton dipakai agregat lebih banyak atau air yang
ditambahkan lebih sedikit, campuran akan menjadi
kaku dan sulit dicetak.
13
Pengujian slump adalah suatu ukuran
konsistensi beton. Untuk suatu proporsi
semen dan agregat tanpa admixture,
semakin tinggi slump, campuran semakin
basah. Slump merupakan workability yang
ditunjukan ketika memperkirakan campuran
yang serupa.

14
Kadar semen dan tipe semen

Kadar semen biasanya ditentukan dari w/c ratio dan


kadar air yang dipilih, walaupun suatu kadar semen
minimum seringkali dimasukkan dalam spesifikasi di
samping w/c ratio maksimum. Persyaratan semen
minimum ditunjukkan untuk memastikan tercapainya
durability dan finishability.
Untuk tujuan ekonomis, proporsi yang dibuat harus
meminimumkan jumlah semen yang diperlukan
tanpa mengorbankan kualitas beton. Karena kualitas
sangat tergantung pada w/c ratio maka kadar air
harus dipertahankan minimum untuk mengurangi
kebutuhan semen.
15
Kadar Air

Kadar air beton dipengaruhi oleh sejumlah faktor-


faktor ukuran dan bentuk agregat, slump, w/c ratio,
kadar udara, kadar semen, admixture dan kondisi
lapangan. Peningkatan kadar udara dan ukuran
agregat, pengurangan w/c ratio dan slump, agregat-
agregat yang bulat dan penggunaan fly ash ataupun
water reducing admixture akan mengurangi
kebutuhan air. Sebaliknya peningkatan temperatur,
kadar semen, slump, w/c ratio, agregat bersudut dan
pengurangan proporsi agregat padat menjadi agregat
halus akan meningkatkan kebutuhan air.
16
Admixture

Water reducing admixture ditambahkan pada beton untuk


mengurangi w/c ratio atau untuk meningkatkan
workability beton tanpa mengubah w/c. Water reducer
biasanya akan mengurangi kadar air sebesar 5% s/d
10% dan beberapa juga mengurangi kadar udara
sebesar 0.5% s/d 1%. Contoh Retarder, superplasticier,
admixture yang mengandung kalsium chlorida, Fly ash
serta silica fume.

Admixture yang berbutir halus dapat memiliki berbagai


efek terhadap air yang dibutuhkan dan kadar udara.
Penambahan fly ash biasanya akan mengurangi air yang
dibutuhkan dan kadar udara. Silikca fume meningkatkan
air yang dibutuhkan dan mengurangi kadar udara.
17
Serat Sintetis Baja

Untuk meningkatkan mutu admixture. Adukan


beton dicamput dengan serat (fiber), yang
dapat berupa serat sintesis (syntetic fiber) atau
serat baja (steel fiber). Campuran beton serat
(fiber concrete) dapat meningkatkan
kemampuan beton menjadi lebih plastis.

18
Tegangan Beton


Tegangan Tekan

Tegangan Tarik Beton (dengan serat)

Tegangan Tarik Beton (tanpa serat)


19
Percobaan Tarik/Tekan Pada Beton


Percobaan tekan pada beton tanpa
serat
Percobaan tarik pada beton dengan
serat

Percobaan tarik pada beton tanpa serat

20
Tegangan-tegangan beton yang
diijinkan untuk  = 1 (PBI 1971)
Mutu No-tasi Tegangan yang diijinkan (kg/cm 2)
Pada pembebanan tetap Pada pembebanan sementara
Kekuatan tekan beton karakteristik
bk ’ B1 K125 K175 K225 Umum B1 K125 K175 k225 Umum
Lenturan tanpa dan/ atau dengan gaya normal:
Tekan b’ 35 40 60 75 ,33bk ’ 55 70 100 125 ,56bk ’
0,48 0,63
Tarik b 5 5,5 6,5 7 7 7,5 9 10
’ bk bk’
Gaya aksial:
Tekan bs’ 35 40 60 75 ,33bk ’ 55 70 100 125 ,56bk ’
0,36 0,51
Tarik bs 4 4 5 5,5 5 5,5 6,5 7,5
bk’ bk’
Geser oleh lentur atau puntir
0,43 0,63
Tanpa tulangan geser b 4,5 5 5,5 6,5 7 7,5 9 10

bk bk’
1,08 1,7
Dengan tulangan geser  bm 11 12 14 16
bk’
17 19 22 15
bk’
Geser oleh lentur dengan puntir
0,54 0,85
Tanpa tulangan geser b 5,5 6 7 8 8,5 9,5 11 13
bk’ bk’
1,35 2,12
Dengan tulangan geser  bm 14 15 18 20 21 24 28 32
bk’ bk’
Geser pons pada penampang kritis:
0,65 1,02
Tanpa tulangan geser b 6,5 7,5 8,5 10 10 11 13 15
bk’ bk’
1,3 2,04
Dengan tulangan geser  bm 13 15 17 20 20 22 26 30
bk’ bk’

21
Baja Tulangan Beton

Mutu baja tulangan (menurut PBI 1971)


Tegangan lelah
karakteristik (au)
atau tegangan
karak-teristik yang
Mutu Sebutan
memberikan
regangan tetap
0,2% (0,2).
(kg/cm2)
U-22 Baja lunak fy = 2200
U-24 Baja lunak fy = 2400
U-32 Baja sedang fy = 3200
U-39 Baja keras fy = 3900
22
U-48 Baja keras fy = 4800
Tegangan-tegangan baja yang diijinkan
Mutu Tegangan tarik/tekan yang diijinkan
Pada pembebanan tetap Pada pembebanan
sementara
U-22 1250 1800
U-24 1400 2000
U-32 1850 2650
2250 2250 3200
U-48 2750 4000
Umum 0,58.au = 0,58 fy 0,83.au = 0,83 fy
0,58.0,2 = 0,58 fy 0,83.0,2 =0,83 fy
23
Kekuatan baja rencana
Mutu Kekuatan tarik/tekan baja rencana
U-22 1910
U-24 2080
U-32 2780
2250 3390
U-48 4170
0,87.au = 0,87 fy
Umum
0,87.0,2 = 0,87 fy
24

You might also like