You are on page 1of 26

PERAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH

DI SMAN 1 DUSUN SELATAN BUNTOK

Oleh:

MAYANI

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan peranan kepala sekolah di


SMAN 1 Dusun Selatan dalam: (1) merencanakan program kegiatan sekolah, (2)
mengorganisasikan potensi sekolah, (3) menggerakkan personil sekolah, dan (4)
mengawasi pelaksanaan kerja personil dan kegiatan sekolah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Subyek penelitian
meliputi kepala sekolah, komite sekolah, guru, dan Staf TU. Pengumpulan data
menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data
menggunakan teknik analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepala SMAN1 Dusun Selatan
merencanakan program kegiatan sekolah meliputi renstra dan renop dengan
melibatkan stakeholders yaitu komite sekolah, guru, dan staf TU. Kepala sekolah
mengorganisasikan personil sekolah dengan memerinci, menetapkan dan
menentukan jenis-jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan, membagi tugas, serta
menetapkan mekanisme koordinasi sehingga terjadi satu kesatuan kerja yang
saling berhubungan untuk mencapai tujuan sekolah. Kepala sekolah
menggerakkan personil sekolah dengan memberi perintah, membimbing, dan
menegakkan disiplin kerja agar mereka bekerja dengan baik sesuai dengan aturan
dan tujuan yang ditetapkan. Kepala sekolah mengawasi kerja personil dan
pelaksanaan program kegiatan sekolah dengan memantau, menilai, mengoreksi,
dan melakukan usaha-usaha lain agar kerja personil dan kegiatan-kegiatan sekolah
dapat dilaksanakan dengan baik sesuai rencana dan tujuan yang telah ditetapkan
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di sekolah merupakan proses kegiatan, yaitu: mengajar,

membimbing, melatih, mendorong, mengarahkan siswa, dan sebagainya

dengan melibatkan berbagai komponen yang diarahkan pada pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan. Keberhasilan pelaksanaan pendidikan di sekolah

tidak dapat dilepaskan dari peran kepala sekolah sebagai pemimpin dan

manajer di samping faktor penting lain seperti guru, sarana, lingkungan, dan

lain-lain (Zuhairini, 1999: 22).

Kepala sekolah adalah orang yang memimpin sekolah, bertanggung

jawab terhadap seluruh kegiatan yang diselenggarakan di sekolah baik

kegiatan pembelajaran atau kegiatan lain yang berkaitan dengan upaya

memajukan dan mengembangkan sekolah. Kepala sekolah memiliki wewenang

dan tanggung jawab penuh terhadap penyelenggaraan kegiatan penddikan di

sekolah. Ia juga bertanggung jawab terhadap keberhasilan pelaksanaan dan

pencapaian hasil pendidikan dan pembelajaran (Daryanto, 2005: 81).

Kepala sekolah adalah manajer sekolah, yaitu orang yang mengatur

atau mengelola sekolah agar seluruh potensi yang ada (guru, staf TU, sarana

prasarana, lingkungan dan sebagainya) berfungsi secara optimal. Kepala

sekolah sebagai manajer sekolah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen

meliputi: perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan

(actuating) dan pengawasan (controlling) terhadap potensi-potensi tersebut

untuk mendukung tercapainya tujuan sekolah yang tidak lain adalah tujuan

pendidikan.
SMAN 1 Dusun Selatan sebagai salah satu SMA di Kabupaten Barito

Selatan, keadaannya masih serba sangat terbatas, namun mampu

menghasilkan lulusan yang baik. Keberhasilan tersebut tentu dipengaruhi oleh

berbagai faktor, salah satu di antaranya kepala sekolah dalam menjalankan

peran dan fungsinya sebagai manajer.

SMAN 1 Dusun Selatan adalah satu dari lima SMA negeri dan swasta

yang ada di Kabupaten Barito Selatan. SMAN 1 Dusun Selatan terletak di

kecamantan Dusun Selatan, kabupaten Barito Selatan. Meskipun SMAN 1

Dusun Selatan merupakan sekolah baru atau tergolong masih relatif muda jika

dibandingkan dengan sekolah-sekolah swasta lainnya, namun mengalami

perkembangan dan kemajuan yang cukup pesat, baik ditinjau dari segi sarana

prasarana, jumlah siswa yang terus meningkat, dan prestasi di bidang

akademik.

Sebagai sekolah baru, keadaan dan kemampuan SMAN 1 Dusun

Selatan masih serba sangat terbatas. Pada awal berdirinya yaitu Tahun 2002

sekolah ini belum memiliki gedung sendiri sehingga harus menumpang di

gedung MI. Personil sekolah baik tenaga guru maupun staf tata usaha sangat

terbatas. Keadaan siswanya juga sangat sedikit yaitu hanya 11, namun karena

terus mengalami peningkatan sehingga pada tahun pelajaran 2006/2007

jumlahnya bertambah menjadi 88 untuk siswa kelas7.

5
SMAN 1 Dusun Selatan mampu menghasilkan lulusan yang baik. Pada

Ujian Nasional (UN) Tahun Pelajaran 2005/2006, SMAN 1 Dusun Selatan

masih menginduk ke SMAN Negeri karena belum berhak

menyelenggarakan ujian sendiri. Jumlah siswa yang mengikuti UN pada

tahun itu sebanyak 48 dan berhasil lulus 100 %, sementara kelulusan di

sekolah induk yaitu SMAN Negeri , hanya mencapai 96 %.

Pada tahun pelajaran 2006/2007 SMAN 1 Dusun Selatan sudah berhak

menyelenggarakan ujian sendiri. Jumlah siswa yang mengikuti UN sebanyak

37, hasilnya juga lulus 100 %. Gambaran statistik dan peringkat hasil UN SMAN

1 Dusun Selatan Tahun 2006/2007 adalah sebagaimana tersebut pada Tabel 1

berikut ini.

Tabel 1
Hasil UN SMAN/MTs.Tahun Pelajaran 2006/2007

Propinsi : 03 - JAWA TENGAH


Kota/ Kab. : 02 - KABUPATEN BANYUMAS
Sekolah : 117 - SMAN MA,ARIF NU
Status Sekolah : SWASTA
Alamat : Jl. Balai Desa Sirau Kecamatan Kemranjen Banyumas
Jumlah Peserta : 37, Tidak Lulus : 0 (0,000 %)

STATISTIK SEKOLAH
Nilai UN Bahasa Bahasa Mate- Jumlah
Murni Indo. Inggris matika Nilai
Klasifikasi B A B B
Rata-Rata 6,74 7,52 6,69 20,95
Terendah 4,60 6,60 5,67 17,07
Tertinggi 8,60 8,40 8,00 23,40
Standar Deviasi 0,95 0,42 0,68 1,49

6
PERINGKAT SEKOLAH

S 50 3 10 7
Kota/ Kab.
N+S 113 8 35 28
S 887 109 365 287
Provinsi
N+S 2338 267 1125 952

Sumber : DEPDIKNAS DINAS P Dan K Prov. Jateng

Persentase kelulusan yang dicapai oleh SMAN 1 Dusun Selatan pada

UN dua tahun terakhir memang sangat signifikan, karena belum pernah diraih

oleh SMAN-SMAN lain baik negeri maupun swasta khususnya di wilayah

Komda 06 yang meliputi Kecamatan Kemranjen, Sumpiuh dan Tambak, bahkan

di Kabupaten Banyumas pada umumnya. Hal ini tentu mengibarkan nama

SMAN 1 Dusun Selatan dan semakin meningkatkan kepercayaan masyarakat,

terbukti dengan terus bertambahnya jumlah siswa baru pada setiap tahun.

Dalam hal penerimaan siswa baru, SMAN Ma,arif NU harus bersaing

ketat dengan sekolah-sekolah lain yang sederajat baik yang berada di dalam

maupun di luar wilayah Kecamatan Kemranjen. Sekolah-sekolah yang berada

di wilayah Kecamatan Kemranjen dan lokasinya saling berdekatan antara lain:

SMAN Neger 1 dan 2, SMAN 1 Dusun Selatan 2, SMAN Muhammadiyah,

SMAN Plus, SMAN Salafiyah, SMAN Tri Bakti, SMAN Tamtama, MTs. Ma’arif 1

dan 2, dan MTs. Muhammadiyah, bahkan bersaing pula dengan beberapa

sekolah negeri maupun swasta dari luar Kecamatan Kemranjen yaitu Sumpiuh

dan Kecamatan Kroya Kabupaten Cilacap (Hasil Wawancara dengan Chd.

November 2006).
7
Keberhasilan yang telah dicapai oleh SMAN 1 Dusun Selatan tentu

merupakan usaha dan kerja keras semua warga sekolah dan pihak-pihak

terkait lainnya, selain juga sangat berkaitan dengan kemampuan kepala

sekolah dalam melaksanakan peran dan fungsinya sebagai manajer. Kepala

SMAN 1 Dusun Selatan dituntut menjadi pendidik yang baik bagi bawahannya,

mampu menyelenggarakan administrasi sekolah, menjadi supervisor dan

pengawas terhadap kinerja personil, kreatif dan inovatif dalam mengelola

sekolah serta mampu memotivasi kerja personil dengan baik. Dengan

perkataan lain Kepala SMAN 1 Dusun Selatan dituntut mampu merencanakan

program kegiatan sekolah, mengorganisasi potensi sekolah, menggerakkan

personil, dan mengawasi kerja personil serta pelaksanaan program kegiatan

sekolah sehingga sekolah tersebut dapat mencapai tujuan dengan baik

walaupun dalam kondisi yang serba sangat terbatas.

Selain berbagai upaya lahir atau fisik, untuk mencapai keberhasilan

sekolah ditempuh pula kegiatan spriritual dengan cara mendekatkan diri kepada

Alloh memohon ridlo dan pertolongan-Nya. Kegiatan ini melibatkan semua

warga sekolah, alim ulama, orang tua siswa, dan masyarakat di sekitar sekolah

misalnya istighozah, sholat hajat, dzikir, doa bersama dan sebagainya.

Fenomena ini menarik dan urgen untuk diteliti dan dikaji. Fenomena ini

dapat dijadikan tambahan wawasan dan bahan pertimbangan untuk mengada-

kan koreksi, perbaikan, dan peningkatan usaha selanjutnya khususnya sekolah

tersebut maupun sekolah-sekolah lain yang menghendaki perbaikan serta

peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran.


8
B. Landasan Teori

1. Manajemen

a. Pengertian Manajemen

Husaini Usman (2004: 3) menjelaskan bahwa kata manajemen berasal

dari bahasa latin yaitu dari kata manus berarti tangan dan agere berarti

melakukan. Kedua kata itu digabungkan menjadi kata kerja managere, artinya

menangani. Managere diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris berbentuk kata

kerja to manage. Bentuk kata bendanya management, diterjemahkan kedalam

bahasa Indonesia menjadi manajemen, atau pengelolaan penggunaan

sumberdaya-sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran.

Menurut Stoner (Hani Handoko, 2003: 8)”, Manajemen sebagai proses

perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan usaha-usaha

para anggota organisasi dan penggunaan sumberdaya organisasi lainnya agar

tercapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”. Terry (1977: 4)

mendefinisikan: management is a distinct process consisting of planning,

organizing, actuating, and controlling, performed to determine and acocomplish

stated objectives by the use of human beings and other resources.

Oemar Hamalik (2006: 16) menekankan beberapa hal penting tentang

manajemen sebagai berikut.

1) Manajemen merupakan suatu proses kerja sama dua orang atau lebih
2) Manajemen dilakukan dengan bantuan sumber manusia, sumber material,
sumber biaya, dan sumber informasi
3) Manajemen dilakukan dengan metode tertentu secara efektif dan efisien dari
segi tenaga, dana, waktu, dan sebagainya
4) Manajemen mengacu pada pencapaian tujuan tertentu.
9
b. Urgensi Manajemen

Manajemen merupakan hal penting dan diperlukan dalam setiap

aktivitas atau usaha kelompok manusia, organisasi atau masyarakat agar

tercapai tujuan dengan baik. Hani Handoko (2003: 6) mengemukakan tiga

alasan diperlukanya manajemen yaitu: 1) untuk mencapai tujuan organisasi

atau pribadi, 2) untuk menjaga keseimbangan di antara tujuan yang saling

bertentangan, 3) untuk mencapai efisiensi dan keefektivan. Azhar Arsyad

(2003: 4) menyatakan:

Manajemen dibutuhkan agar kelompok dapat mencapai tujuan secara


berdayaguna dan berhasilguna. Berhasilguna maksudnya mencapai apa
yang diinginkan dan hasilnya berguna bagi kelompok dan masyarakat.
Berdayaguna maksudnya agar sumberdaya-sumberdaya digunakan
sehemat mungkin, dan dalam waktu yang cepat dan tepat dapat dicapai
hasil sesuai rencana. Pengetahuan dan keterampilan manajemen dapat
menghindari keterburu-buruan, penyesalan kegagalan, atau kekacauan.

Sukanto (2000: 1) menegaskan bahwa, tidak dapat disangkal lagi bahwa orang

(kemampuan) yang cakap dalam mengatur organisasi atau lembaga sangat

diperlukan dewasa ini. Mereka dikenal dengan nama “ manajemen “ atau “

manajer” atau pengelola. Terry (1997: 3) menyatakan: management is a most

important subject because it deals with establishing and achieving objectives.

Manajemen adalah sesuatu yang sangat penting karena berkaitan dengan

penentuan dan pencapaian tujuan-tujuan.

c. Manajer

Sukanto (2000: 1) menjelaskan bahwa, manajer berarti orang yang

melaksanakan kegiatan manajemen, mengatur pekerjaan berbagai kelompok,


10
berwenang dan bertanggung jawab merencanakan, mengorganisasikan,

mengendalikan dan mengawasi terhadap pelaksanaan program kegiatan untuk

mencapai sasaran atau tujuan tertentu.

Seorang manajer haruslah orang yang memiliki kemampuan dalam

mengelola pengedalian, dan pengawasan agar tercapai tujuan secara efektif

dan efisien. Manajemen yang efektif menuntut manajer profesional yang harus

memenuhi persyaratan pokok yang menunjang pekerjaannya sebagai manajer.

Oemar Hamalik (2006: 19) menyebutkan kemampuan yang harus

dimiliki manajer: a) memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas tentang

pembangunan, b) memiliki kepribadian yang tangguh, c) memiliki pengetahuan

dan keterampilan sesuai dengan bidang garapan tanggung jawabnya, d)

memiliki kemampuan bermasyarakat, dan e) memiliki kemampuan manajerial

untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen dalam proses manajemen. Hani

Handoko (2003: 36) mensyaratkan keterampilan-keterampilan yang harus

dmiliki untuk menjadi manajer efektif.

1) Keterampilan koseptual, yaitu kemampuan mental untuk mengkordinasikan

seluruh kepentingan dan kegiatan organisasi

2) Keterampilan kemanusiaan, kemampuan bekerja dengan memahami dan

memotivasi orang lain baik sebagai individu maupun kelompok

3) Keterampilan administratif, yaitu berkaitan dengan perencanaan, peng-

organisasian, penyusunan kepegawaian, dan pengawasan

4) Keterampilan teknik, yaitu kemampuan menggunakan peralatan, prosedur,

dan sebagainya.
11

Tugas manajer adalah mengelola organisasi. Dalam definisi manajemen

disebutkan bahwa manajer adalah perencana, pengorganisasi, penggerak, dan

pengawas. Kenyataannya, manajer berperan lebih luas untuk menggerakkan

organisasi menuju sasaran yang telah ditetapkan. Hani Handoko (2006: 29)

menyebutkan bahwa, beberapa tugas penting yang harus dilakukan oleh

manajer adalah sebagai berikut.

a) Manajer bekerja dengan dan melalui orang lain, tidak hanya dengan
bawahan tetapi juga dengan manajer lain di dalam dan di luar organisasi
b) Manajer memadukan dan menyeimbangkan tujuan-tujuan yang saling
bertentangan dan saling menetapkan prioritas
c) Manajer bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas manajerialnya
d) Manajer harus berpikir secara analitis dan konseptual
e) Manajer adalah seorang mediator ketika orang-orang dalam organisasi
saling tidak setuju dan bertentangan
f) Manajer mengambil keputusan-keputusan sulit
g) Manajer adalah politisi dengan mengembangkan jaringan kerja sama
timbal balik dengan para manajer lain dalam organisasi
h) Manajer adalah seorang diplomat yang berperan aktif sebagai wakil resmi
kelompok kerjanya pada pertemuan organisasi.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan manajer dapat diklasifikasikan menjadi

empat kelompok, yaitu pribadi, teknis, administrasi, dan interaksional.

d. Fungsi-Fungsi Manajemen

Fungsi-fungsi manajemen diartikan sebagai kegiatan-kegiatan tertentu

yang harus dilaksanakan manajer dalam melakukan pekerjaannya. Para ahli

manajemen berbeda-beda pendapat mengenai hal ini, seperti dikatakan

Manullang (2004:7) bahwa sampai saat ini belum ada konsensus di antara

praktisi dan akademisi tentang fungsi-fungsi manajemen. Mc.Farlan membagi

fungsi-fungsi manajemen meliputi planning, organizing, dan controlling (POC).


12
Menurut Terry meliputiplanning, organizing, actualizing, dan controlling (POAC).

Dalle membagi atas planning, organizing, staffing, directing, innovating,

representing, dan controlling (POSDIRC). Oey Liang Lee menyebutkan

fungsi manajemen meliputi planning, organizing, coordinating dan controlling

(POCC). Azhar Arsyad (2003: 19) menyebutkannya meliputi perencanaan

(planning), pengorganisasian (organizing), penstafan (staffing), mengarahkan

(directing), dan pengawasan (controlling).

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan, pada pokoknya

fungsi-fungsi manajemen dibatasi menjadi empat,yaitu planning (perencanaan),

organizing (pengorganisasian), actuating (penggerarakan), dan controlling

(pengawasan). Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa beberapa fungsi

manajemen lain seperti staffing, directing, leading, motivating, dan actuating

memiliki makna dan tujuan yang sama. Dikatakan Hani Handoko (2006: 23)

bahwa terdapat beberapa persamaan pada fungsi planning, organizing, dan

controlling, sedangkan fungsi lain hanya cara penyebutannya yang berbeda

tetapi maksudnya sama yaitu fungsi staffing, directing, atau leading.

Demikian halnya dengan manajemen pendidikan.

(1) Kepala Sekolah sebagai Manajer

a. Tanggung Jawab Kepala Sekolah

Kepala sekolah adalah personil yang bertangung jawab terhadap

seluruh kegiatan sekolah baik pembelajaran maupun kegiatan-kegiatan lain

yang berkaitan dengan upaya mengembangkan dan memajukan sekolah.


13

Daryanto (2005: 8) menyatakan:

Kepala sekolah memiliki tanggung jawab dan wewenag penuh untuk


menyelenggarakan kegiatan pendidikan disekolah yang dipimpinnya.
Kepala sekolah bertanggung jawab terhadap keberhasilan pelaksanaan
kegiatan dan pencapaian hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah.
Inisiatif dan kreativitas yang mengarah pada kemajuan sekolah
merupakan tanggung jawabnya.

a. Fungsi dan Tugas Kepala Sekolah

Kepala sekolah mempunyai fungsi dan tugas penting yang sangat

berpengaruh terhadap keberhasilan pelaksanaan kegiatan atau proses

pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Fungsi kepala sekolah yaitu sebagai

edukator, manajer, administrator supervisor leader, inovator, dan motivator.

Kepala sekolah bertugas menyusun rencana dan program sekolah, membina

kesiswaan, pembelajaran, dan ketenagaan, serta melaksanakan kerja sama

dengan masyarakat. Sujud (2005: 81) menyebutkan beberapa fungsi kepala

sekolah adalah: (1) perumus tujuan kerja dan pembuat kebijakan sekolah, (2)

pengatur tata kerja sekolah, dan (3) supervisor kegiatan sekolah meliputi

(mengawasi, menggerakkan, mengevaluasi, dan membimbing kegiatan).

Soemanto (1982: 38) menyatakan bahwa, kepala sekolah memiliki

tanggung jawab sebagai pemimpin di bidang pembelajaran dan kurikulum,

administrasi kesiswaaan, personalia, hubungan masyarakat, administrasi

sarana prasarana, dan organisasi sekolah. Ia juga berperan menjalankan

tugas-tugas manajerial, menjalankan kepemimpinan untuk memajukan

pembelajaran, dan mengembangkan kepemimpinan staf sekolah.


14
b. Peran Manajerial Kepala Sekolah

Kepala sekolah sebagai manajer, melaksanakan fungsi manajemen.

Terry (1997: 4) menjelaskan pengertian manajemen sebagai berikut:

management is a distinc process consisting of planning, organizing, actualiting,

and controlling, performedto determine and accomplish atated objectives by the

use of human baings and other resources. Manajemen adalah proses yang

jelas yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan

pengawasan yang diselenggarakan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan dengan potensi manusia dan sumberdaya lainnya. Berdasarkan

pengertian ini maka kepala sekolah sebagai manajer sekolah mengatur dan

mengelola segenap potensi sekolah melalui tahap merencanakan,

mengorganisasikan, menggerakkan, dan mengawasi potensi-potensi tersebut

untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan.

1) Perencanaan

Perencanaan adalah tindakan menentukan apa tujuan yang akan

dicapai, apa langkah yang haruis dilakukan, bagaimana melakukannya, di

mana dilakukan, siapa yang melakukan, serta kapan dilakukan tentang

suatu upaya untuk mencapai tujuan sekolah yang ditetapkan. Perencanaan

sekolah dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu (a) mengkaji kebijakan

yang relevan, (b) menganalisis kondisi sekolah, (c) merumuskan tujuan, (d)

mengumpulkan informasi yang diperlukan, (e) menganalisis data atau

informasi, merumuskan langkah-langkah kegiatan pelaksanaan.


15
2) Pengorganisasian

Mengorganisasikan artinya mengatur dan menyusun bagian-bagian

(orang dan sebagainya) sehingga seluruh bagian tersebut menjadi satu

kesatuan (Depdiknas,2001: 803). Pada tahap ini kepala sekolah mengatur,

menyusun, dan menetapkan potensi-potensi sekolah yang ada meliputi

guru, staf, dan pihak-pihak lain yang terkait menjadi satu kesatuan fungsi

untuk mendukung upaya pencapaian tujuan.

Kepala sekolah sebagai pemimpin bertugas menjadikan kegiatan-

kegiatan untuk mencapai tujuan sekolah dapat berjalan dengan lancar.

Kepala sekolah perlu mengadakan pembagian kerja yang jelas bagi guru

dan staf yang menjadi bawahannya. Dengan pembagian kerja yang jelas,

pelimpahan wewenang dan tanggungjawab dengan tepat, dan berpegang

pada prinsip-prinsip pengorganisasian maka kegiatan sekolah akan berjalan

dengan lancar dan tujuan tercapai dengan baik (Sukanto, 2003: 84).

Dalam mengorganisasikan sekolah, kepala sekolah perlu mengetahui

karakteristik kemampuan guru dan staf lainnya, sehingga dapat menempat-

kan mereka pada posisi yang sesuai serta mengetahui tugas apa yang

sedang dikerjakan, sehingga tidak menjadi beban tugas yang berlebihan.

3) Penggerakan

Daryanto (2005: 83) menjelaskan bahwa penggerakan adalah

tindakan mengusahakan orang-orang dalam suatu kelompok atau

organisasi untuk berusaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Berkaitan dengan fiungsi kepala sekolah pada tahap ini, kepala sekolah
16
menggerakkan seluruh personil dan pihak terkait lainnya untuk secara

bersama-sama melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas masing-

masing. Dalam menggrakkan guru dan staf kepala sekolah perlu menerap-

kan prinsip motivasi, yaitu memberikan rangsangan atau dorongan agar

guru dan staf lainnya memiliki semangat dalam melaksanakan tugas.

4) Pengawasan

Fungsi kepala sekolah pada tahap pengawasan adalah mengendali-

kan dan mengadakan supervisi pelaksanaan kegiatan di sekolah sehingga

dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Beberapa prinsip

pengawasan yang perlu diterapkan kepala sekolah dalam menjalankan

fungsinya, yaitu: (a) pengawasan bersifat membantu dan membimbing, (b)

bantuan dan bimbingan diberikan secara tidak langsung, (c) balikan perlu

segera diberikan, (d) pengawasan dilakukan secara periodik dan dalam

suasana kemitraan.

C. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Penelitian ini dipilih agar

peneliti memperoleh gambaran yang luas dan mendalam tentang bagaimana

kepala sekolah melaksanakan peran dan fungsinya dalam menyusun program,

mengorganisasi potensi-potensi sekolah, menggerakkan personil, mengawasi

kerja personil dan pelaksanaan program kegiatan sekolah.


17
2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi,

wawancara, dan dokumentasi.

a. Metode Observasi

Metode observasi dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data tentang:

1) kedisiplinan sekolah, seperti kepala sekolah, guru, karyawan, serta siswa

2) pelaksanaan tugas personil sekolah, seperti kegiatan pembelajaran oleh

guru, tugas-tugas staf TU, dan kegiatan belajar siswa

3) pelaksanaan kinerja kepala sekolah, seperti menyusun program, memimpin

rapat, menggerakkan, mengawasi dan mensupervisi kerja personil, dan lain-

lain yang relevan dengan tujuan penelitian.

b. Metode Wawancara

Metode wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data tentang

bagaimana Kepala SMAN 1 Dusun Selatan mampu melaksanakan peran dan

fungsinga sebagai manajer, yang meliputi: perencana program (planner),

pengorganisasi potensi sekolah (organizator), penggerak personil (actuator),

dan pengawas kerja personil dan pelaksanaan program kegiatan (controller).

c. Metode Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang pelaksanaan peran

manajerial Kepala SMAN 1 Dusun Selatan baik sebagai perencana,

pengorganisasi, penggerak, maupun pengawas beserta produk kegiatannya

seperti RAPBS, Renstra/ Renop, Struktur Organisasi Sekolah, Pembagian

Tugas Personil, SK Pembagian Tugas, dan sebagainya.


18
(2) Teknik Analisis Data

Analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif. Dengan teknik ini

interpretasi terhadap data dibuat dan disusun secara sistematis dan sistemik

tentang objek yang diteliti, dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan

data. Peneliti menggunakan Analysis Interactive model Miles dan Huberman,

yang mengelompokkan menjadi tiga komponen analisis yaitu reduksi data,

display data, dan verifikasi data yang dilakukan saling berkaitan dengan proses

pengumpulan data dan mengalir bersamaan. Model analisis Miles dan

Huberman digambarkan pada Gambar 1 di bawah ini.

Data
Collection

Data
Display
Data
Reduction

Conclution
Drawing / Verifying

Gambar 1

Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman


19
D. Hasil Penelitian

1. Peran Kepala SMAN 1 Dusun Selatan sebagai Penyusun Program

Kegiatan Sekolah

Kepala SMAN 1 Dusun Selatan berperan sebagai penyusun program

kegiatan sekolah yang meliputi renstra dan renop, dengan melibatkan

yayasan, komite sekolah, guru, dan staf TU. Cara kepala sekolah melibatkan

dalam penyusunan program kegiatan sekolah adalah melalui 4 tahap yaitu:

1) penyusunan draf atau rencana program oleh kepala sekolah

2) kepala sekolah mengadakan rapat koordinasi untuk membahasnya

3) penyampaian tanggapan, masukan dan saran-saran dari yayasan,

komite sekolah, guru dan TU

4) penetapkan draf menjadi program kegiatan sekolah berdasarkan hasil

musyawarah bersama.

Langkah ini ditempuh, dengan maksud agar semua pihak merasa ikut

memiliki dan bertanggung jawab terhadap pencapaian tujuan sekolah.

Informasi di atas menunjukkan bahwa Kepala SMAN 1 Dusun

Selatan telah menjalankan peran dan fungsinya sebagai manajer sekolah

melaksanakan fungsi manajemen pertama yaitu merencanakan program.

Kepala sekolah telah memilih dan menetapkan sejumlah alternatif tentang

prosedur dan perkiraan sumber daya yang dapat disediakan. Hal ini sesuai

dengan konsep perencanaan yang dapat diartikan sebagai pemilihan dan

penetapan sejunmlah alternatif tentang prosedur serta perkiraan sumber yang


20
dapat disediakan untuk mencapai tujuan atau pemilihan sejumlah kegiatan

apa, kapan, bagaimana dan oleh siapa kegiatan itu harus dilakukan.

Perencanaan pada hakikatnya adalah proses pengambilan

keputusan atas sejumlah alternatif mengenai sasaran dan cara-cara yang

akan dilaksanakan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang

dikehendaki serta pemantauan dan penilaian atas hasil-hasilnya secara

sistematis dan berkesinambungan. Ada dua hal pokok dalam suatu

perencanaan yaitu penetapan tujuan yang hendak dicapai dan langkah-

langkah apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Perencanaan terjadi di semua tipe kegiatan dan organisasi termasuk

sekolah. Perencanaan dalam organisasi sangat esensial karena memiliki

peranan yang lebih dibandingkan dengan fungsi-fungsi manajemen lainnya.

Kepala sekolah melibatkan stakeholders dalam menyusun program sekolah

yang meliputi renstra dan renop, berarti telah terpenuhi dua hal pokok

dalam perencanaan yaitu menetapkan tujuan yang hendak dicapai oleh

sekolah dan langkah yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut.

Program-program yang direncakan dalam renstra dan renop dapat

dilaksanakan dengan baik.

1. Peran Kepala Sekolah sebagai Pengorganisasi Potensi Sekolah

Kepala SMAN 1 Dusun Selatan berperan sebagai pengorganisasi

potensi sekolah yang mencakup pengorganisasian sumber daya manusia

atau personil, sumber daya fisik dan keuangan sekolah.


21
Pengorganisasian personil sekolah dilakukan dengan: 1) memerinci dan

menetapkan jenis pekerjaan, 2) mengadakan pembagian tugas dan 3)

menentukan mekanisme koordinasi antara personil sekolah sehingga

terjadi satu kesatuan kerja yang saling berhubungan. Pengorganisasian

sumber daya fisik dilakukan dengan cara mengidentifikasi, memerinci

kebutuhan sarana prasarana, menetukan keadaan sarana prasarana yang

ada, dan menetapkan pemanfaatannya. Pengorganisasian keuangan

sekolah dilakukandengan menetapkan sumber pendapatan yang diperoleh,

menetapkan alokasi penggunaan dana, kemudian dituangkan dalam

Rencana Anggaran Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS).

Informasi di atas menunjukkan bahwa, Kepala SMAN 1 Dusun

Selatan telah menjalankan peran dan fungsinya sebagai manajer

sekolah untuk fungsi manajemen kedua yaitu pengorganisasi sekolah.

Kepala sekolah telah melakukan upaya menciptakan hubungan antar-

fungsi, personalia, dan faktor fisik untuk menyatukan dan mengarahkan

kegiatan. Hal ini sesuai dengan pengertian pengorganisasian sebagai

proses pengaturan kerja bersama sumber daya manusia, keuangan dan

fisik dalam organisasi atau menciptakan hubungan antara fungsi-fungsi,

personalia dan faktor fisik agar kegiatan yang harus dilaksanakan disatukan

dan diarahkan pada pencapaian tujuan.

Pengorganisasian adalah proses merancang struktur formal,

mengelompokkan, mengatur dan membagi tugas di antara para anggota

organisasi untuk mecapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.


22
Mengorganisasikan berarti memilih tugas apa yang harus dikerjakan, siapa

yang mengerjakan, bagaimana mengelompokkan tugas-tugas itu, siapa

yang melaporkan, kepada siapa, kapan dan di mana keputusan itu dibuat.

Pengorganisasian bertujuan untuk menyusun, mengatur dan

membentuk pembagian kerja dan menghubungkannya, mengatur sumber

daya organisasi, membentuk satu kesatuan kerja, dan tercapainya tujuan

secara efektif dan efisien. Kepala sekolah telah melakukan pengorgani-

sasian terhadap sumberdaya-sumberdaya sekolah baik personal sekolah,

sumber daya fisik, maupun keungan sekolah. Mekanisme yang ditempuh

berdasarkan mekanisme dan prosedur pengorganisasian secara umum,

yaitu sebagaimana telah diuraikan pada halaman sebelumnya. Upaya

kepala sekolah ini telah dapat mengantarkan sekolah yang dipimpinnya

dapat menyelenggarakan kegiatan dan mencapai tujuan dengan baik.

2. Peran Kepala Sekolah sebagai Penggerak Personil Sekolah

Kepala SMAN 1 Dusun Selatan berperan sebagai penggerak

personil sekolah dengan melakukan kegiatan seperti, memberi perintah,

membimbing dan memberi petunjuk, memotivasi, dan menegakkan disiplin

kerja bawahan. Memberi perintah dengan menggunakan teknik konsultatif

yang dipadukan dengan teknik bebas. Perintah berupa perintah tertulis

maupun lisan. Bimbingan dan petunjuk kerja diberikan kepada bawahan

baik secara langsung maupun tidak langsung, bersifat umum atau

terperinci, tentang pelaksanaan tugas yang benar sesuai dengan harapan.


23

Memotivasi kerja bawahan dilakukan dengan menempuh langkah-langkah

yang mampu meningkatkan semangat kerja personil sekolah. Penegakan

disiplin dilakukan dengan mengadakan pengawasan, membuat perjanjian

tentang kedisiplinan, pembinaan, memberi nasihat, teguran dan saran

kepada bawahan yang tidak disiplin. Hal lain yang juga tidak kalah

pentingnya meningkatkan kesejahteraan guru dan karyawan.

Berdasarkan informasi di atas, Kepala SMAN 1 Dusun Selatan

telah menjalankan peran dan fungsinya sebagai manajer sekolah fungsi

ketiga yaitu menggerakkan personil sekolah. Upaya kepala sekolah itu

mampu menjadikan para bawahan bekerja menjalankan tugas-tugasnya

secara baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai

dengan rumusan penggerakan yang dapat diartikan sebagai kegiatan

membimbing kerja bawahan dengan memberi perintah, petunjuk,

dorongan, menegakkan disiplin kerja dan usaha lainnya agar bawahan

mengikuti tujuan yang telah ditetapkan. Penggerakan dapat pula diartikan

sebagai pemberian penjelasan, petunjuk, pertimbangan dan bimbingan

terhadap petugas yang terlibat secara struktural atau fungsional agar

pelaksanaan tugas berjalan dengan baik. Fungsi penggerakan meliputi

langkah-langkah pendelegasian, pelimpahan tanggung jawab, memotivasi

dan mengkoordiansikan agar usaha-usaha kelompok serasi dangan usaha-

usaha lainnya serta merangsang perbedaan jika terjadi perbedaan untuk

mencari pemecahan sebelum mengerjakan tugas-tugas selanjutnya.


24

3. Peran Kepala Sekolah sebagai Pengawas terhadap Kerja Personil dan

Pelaksanaan Program Kegiatan Sekolah

Kepala SMAN 1 Dusun Selatan melaksanakan pengawasan

terhadap kerja personil dan pelaksanaan program kegiatan sekolah, baik

secara langsung maupun tidak langsung. Pengawasan secara langsung

dilakukan dengan mengawasi, memantau, mengoreksi, dan manilai secara

langsung pada saat pelaksanaan pekerjaan, seperti melakukan supervisi

kelas dalam proses pembelajaran. Sedangkan pengawasan tidak langsung

antara lain dilakukan dengan memeriksa laporan hasil kegiatan.

Pengawasan dilakukan melalui tahapan yaitu menetapkan alat ukur,

menilai, memeriksa, mengidentifikasi hasil, dan tindak lanjut.

Berdasarkan informasi diatas, kepala sekolah telah menjalankan

peran dan fungsinya sebagai manajer sekolah fungsi keempat yaitu sebagai

pengawas terhadap kerja personil dan pelaksanaan program kegiatan

sekolah agar seluruh kegiatan dapat dilaksanakan dengan benar. Hal

tersebut sesuai dengan pengertian pengawasan. Pengawasan berkaitan

dengan penilaian terhadap keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian

tujuan melalui serangkaian usaha yang dilakukan.Pengawasan berupa

pengadaan penilaian dan koreksi agar apa yang dikerjakan bawahan dapat

diarahkan dengan benar kepada tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.


25
DAFTAR PUSTAKA

Azhar Arsyad. (2003). Pokok-pokok manajemen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Arthur, Mc.A. (2203). Guidelines for implementing supportive supervision. Website:


www. Childrens Vaccine.org.

B. Suryobroto. (2004). Manajemen pendidikan di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Dornseif, A. (1996). Pocked guide to school-based management. Virginia:


Association for supervision and curriculum development

E. Mulyasa. (2005). Menjadi kepala sekolah profesional. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Freedman, R.D. (1982). Management education, issues in theory, research, and


practice.

Husaini Usman. (2004). Manajemen pendidikan. Program Studi Manajemen


Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Yogyakarta.

____________. (2006). Manajemen. Teori, praktik dan riset. Jakarta: Bumi Aksara.

Huitt, W. (2001). Motivation to learn: an overview. Educational psychology


interactive. Valdesta, GA: Valdesta State University. Retrieved (date), from
http://chiron.valdesta.edu/whuitt/col/motivation/motivate.hatml.

Jones, V.F. (1994). Comprehensive classroom management creating


communicaties of supportive solving problem. Boston: Allyn & Bacon.

Maman Rachman. (1993). Strategi dan langkah-langkah penelitian pendidikan.


Semarang: IKIP Semarang Press.

M. Arifin. (1993). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

M. Daryanto. (2005). Administrasi pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

M. Manullang. (2004). Dasar-dasar manajemen. Yogyakarta: Gajah Mada


University Press.

M. Ngalin Purwanto. (1996). Administrasi pendidikan. Jakarta: Mutiara Sumber


Widya.

Muhibbin Syah. (2002). Psikologi belajar. Jakarta: Logos.


26
Milles, B.M. & Huberman, M.A. (1985). Qualitatif data analysis. London New Dehli
Sage Publication.

Nana Syaodih Sukmadinata. ((2006). Metode penelitian pendidikan. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Nana Sudjana. (1996). Pembinaan dan pengembangan kurikulum di sekolah.


Bandung: Sinar Baru.

Oemar Hamalik. (2006). Manajemen pengembangan kurikulum. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Sardiman. (1994). Ineraksi dan motivasi belajar mengajar. Jakarta: Rajawali.

Sugiyono. (2003). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Soejono. (2003). Metode penelitian. Suatu penelitian dan penerapan. Jakarta:


Rineka Cipta.

Sukanto Reksohadiprodjo.(2000).Dasar-dasar manajemen.Yogyakarta.BPEE UGM.

S. Margono. (2003). Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Syaiful Bahri Djamaroh. (1996). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

T. Hani Handoko. (2003). Manajemen. Yogyakarta: BPFE UGM.

Terry, R.G. (1997). Priciples of management. Ontario: Richard D. Irwin, Inc.

Terry, R.G.& Rue, W.L. (2005).Dasar-dasar manajemen (Terjemahan G.A.Ticoalu).


Jakarta: Bumi Aksara.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas.

Valdez, G. (tt). Critical issue: Tecnology leadership: Anhancing possititive


educational educational change. http://www. norel. org/ sdrs/ areas/
Issues/educaters/leadership/1e700.hlm.

W.Soemanto. (1992). Kepemimpinan dalam pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional

White, R.V. (1998). The ELT curriculum design, inovation and management.
Oxford: Basil Blackwell Ltd.

Zuhairini. (1999). Metodologi pendidikan. Solo: Ramadani.


27

You might also like