You are on page 1of 8

Sistem Pelayanan Kesehatan

Di Rumah Sakit Kesdam

Disusun oleh :
1. Mira wiyanti (10024)

Akademi Keperawatan Rumah Sakit


Kepolisian Pusat RS Sukanto jakarta
Angkatan XVII

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Sistem Pelayanan
Kesehatan ini yang berjudul “Organisasi dan Struktur Agensi Pelayanan Kesehatan pada
RS. KESDAM

Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan baik moril maupun
materiil dan berbagai pihak untuk itu pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar besarnya.

Penulis menyadari makalah ini masi jauh dari sempurna baik penyusunan maupun isi
makalah ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi memperbaiki makalah ini di masa yang akan datang.

Semoga dengan tersusunya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
dan mahasiswa/i Akper Rumkit Polpus R.S Sukanto Jakarta

2
DAFTAR ISI

Kata Penghantar ..................................................................................................................... 2

Daftar isi ................................................................................................................................. 3

Bab I Pendahuluan

a. Latar belakang ....................................................................................................................... 4


b. Tujuan penulisan .................................................................................................................... 4
c. Ruang lingkup ......................................................................................................................... 4

Bab II Pembahasan
a. Pengertian .................................................................................................................. 5
b. Rs kesdam iskandar muda kekurangan Dana ............................................................. 6
c. Susahnya mendapatkan kamar rawat di Rumah Sakit ............................................... 7

Bab III

Daftar pustaka ....................................................................................................................... 9

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelayanan Prima adalah pelayanan yang profesional, cepat, bersih, ramah dan
"Gratis". Pelayanan yang memberi kepuasan dan kesembuhan bagi pasien, terutama
terhadap prajurit, PNS dan keluarganya. Pasien (Prajurit, PNS dan keluarganya) tidak
perlu mengeluarkan biaya untuk memproleh pelayanan kesehatan, selesai berobat
tidak ada prajurit yang bawa resep, tapi bawa obat pulang ke rumah.

Untuk menuju pelayanan Prima dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai,
meliputi ruangan, alat kesehatan utama, alat diagnostik dan alat penunjang diagnostik
serta alat kesehatan untuk suatu tindakan medik. Disamping itu juga tidak kalah
pentingnya sumber daya manusia yang memenuhi syarat, baik kuantitas maupun
kualitas. Petugas yang mempunyai pengetahuan yang tinggi, keterampilan yang andal
dan tingkah laku yang baik.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
Mendapatkan informasi atau gambaran pelaksananan Asuhan Keperawatan Di
Rumah Sakit Kesdam Jaya.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulisan ini adalah Organisasi dan Struktur pelayanan R.S Kesdam
Jaya

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Sekitar 200-an warga prasejahtera di Makassar mendapat fasilitas operasi gratis di Rumah
Sakit Pelamonia Makassar. Mereka diantaranya mendapat layanan operasi katarak, bibir
sumbing, operasi minor atau tumor, kulit dan hernia. Kasdam VII/Wirabuana Brigjen TNI
Wibowo S.IP yang mewakili Pangdam, saat ditemui di sela-sela pelaksanaan operasi
berharap bhakti sosial ini memberi manfaat signifikan bagi masyarakat prasejahtera. "Ini
menunjukkan bahwa prajurit Kodam VII/Wirabuana sebagai bagian dari TNI Angkatan Darat
selalu berpartisipasi dalam meringankan kesulitan masyarakat, terutama bidang kesehatan",
beber Kasdam. Masalah yang ditelusuri dalam penelitian ini adalah: 1) belum optimalnya
informasi bahwa RS Kesdam I/BB menerima pasien umum (bukan keluarga tentara/TNI), 2)
tidak cukup informasi tentang kuantitas dan kualitas pegawai, fasilitas rumah sakit, fasilitas
penunjang untuk pelayanan rumah sakit, dan pelayanan administrasi. Penelitian ini
dilaksanakan di Rumah Sakit Kesdam I/BB Medan, dengan mengambil informasi pasien
umum, penentuan lokasi tersebut berdasarkan rendahnya pasien umum yang berobat ke
Rumah Sakit Kesdam I/BB Medan. Jumlah pasien umum yang diteliti berjumlah 70 orang.
Penelitian ini menggunakan survei dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian diketahui
persentase pasien umum yang mendapatkan informasi bahwa RS Kesdam I/BB menerima
pasien nmum dati tentara sebesar 67,1%, Sebesar 80,0% informasi menyatakan pegawai
rumah sakit pada kategori baik, Sebesar 40,0% informasi menyatakan fasilitas rumah sakit
pada kategori baik, Sebesar 44.3% informasi menyatakan pelayanan penunjang medik rumah
sakit pada kategori baik, Sebesar 45,7% informasi menyatakan pelayanan administrasi rumah
sakit pada kategori baik, Sebesar 38,6% informasi mempunyai persepsi terhadap pelayanan
rumah sakit dilihat dari aspek pegawai rumah sakit, fasilitas rumah sakit, pelayanan
penuniang medik serta pelayanan administrasi di RS Kesdam I/BB Medan pada kategori
baik. Untuk meningkatkan kunjungan pasien umum ke RS Kesdam I/BB Medan perlu
peningkatan pelayanan kesehatan di RS Kesdam I/BB Medan terutama dari aspek sikap
petugas dalam memberikan perawatan dan pengobatan, perlu dilakukan penyebarluasan
informasi tentang RS Kesdam yang menerima pasien melalui media atau metode sosialisasi
lain seperti penyebaran leaflet/brosur serta perlu penelitian lebih lanjut tentang faktor yang

5
mempengaruhi persepsi pasien dirumah sakit, diluar variabel yang telah diteliti pada
penelitian ini. Problems investigated in this research are : I) not enough information that
Kesdam I/BB Hospital is open to the public (non-soldiers' family/TNI), 2) not enough
information about quantity and quality of the hospital staff, hospital facilities, supporting
facilities for the hospital services and administrative services. This research is held at Kesdam
I/BB Hospital, Medan with the public patients as informants; the choice is based on the low
frequency visit of the public patients to the hospital. Seventy informants are surveyed using
qualitative approach. The result of the research shows that 67,1% of the informants get the
information that the hospital is open to the public, not only to the soldiers and family; 80%
say that the hospital staff are good; 40% say that the hospital facilities are good; 44,3% state
that the medical supporting service is good; 45,7% state that administrative service is good;
38,6% have perception that the hospital service, seen from the staffs aspect, facilities,
medical supporting facilities and administrative service, are good. To increase the public
patient, visit to the hospital, it is necessary to improve the service, especially the staff's
attitude in curing the patients; it is necessary to give enough information through mass media
and brosures; further researches about what factors influence the patients perception on other
variables are suggested to be done. Prof. r. Muhammad yacub

RS Kesdam Iskandar Muda Kekurangan Dana

Banda Aceh - Rumah Sakit Kesehatan Kodam (Kesdam) Iskandar Muda kekurangan dana
operasional untuk kegiatan pelayanan kesehatan. Padahal, kata Mayor dr Candra Nova,
Komandan Tim Tenaga Bantuan Rumah Sakit Kesdam Iskandar Muda, dari Direktorat
Kesehatan TNI AD, pemerintah menyatakan rumah sakit itu memberikan pelayanan gratis
sampai Juni 2005. "Departemen Kesehatan yang memerintahkan untuk gratis," ujar Candra
kepada Tempo, di RS Kesdam Iskandar Muda, Sabtu (19/3).

6
Susahnya Mendapatkan Kamar Rawat di Rumah Sakit

     Jakarta, Sudah bukan rahasia umum jika mencari kamar rawat di rumah sakit terutama di
rumah sakit pemerintah susahnya minta ampun. Tak jarang keluarga pasien harus bolak balik
dan rajin mengecek untuk mendapatkan kamar rawat Benarkah kamar rawat di rumah sakit
benar-benar penuh?

Direktur Utama RS Fatmawati Dr H Chairul Radjab Nasution, SpPD, KGEH, FINASIM,


MKes mengakui memang hampir di seluruh rumah sakit pemerintah terjadi kasus seperti ini.
"Di rumah sakit pemerintah pada umumnya memang selalu penuh," ujar Dr Chairul di sela-
sela acara Pfizer Press Circle dengan tema 'Layanan Kesehatan yang Pro Rakyat' di Wisma
GKBI, Jakarta, Rabu (25/8/2010) Menurutnya memang daya tampung rumah sakit
pemerintah belum maksimal memenuhi untuk semua kebutuhan warga. Apalagi rumah sakit
pemerintah tetap menjadi tujuan pertama karena biayanya lebih terjangkau. Namun bukan
berarti itu tidak ada solusinya. Seperti dialami RS Fatmawati, lanjut Dr Chairul, fasilitas
tempat tidur untuk kelas 3 selalu kurang. Sehingga solusinya adalah sering melakukan
penambahan kapasitas tempat tidur untuk kelas 3 hingga mencapai 55 persen (lebih tinggi
dari ketentuannya yang 50 persen) dari total tempat tidur yang ada di rumah sakit ini
"Terkadang kita melakukan sistem buka tutup, yaitu beberapa fasilitas kelas 2 kita jadikan
kelas 3," ungkap dokter yang menjabat sebagai Dirut RS fatmawati sejak 2008. Setiap rumah
sakit menurutnya memiliki kapasitas tersendiri. Sehingga jika pasien yang datang ke suatu
rumah sakit jumlahnya lebih besar daripada dokter, perawat atau tenaga kesehatan yang ada
di rumah sakit tersebut maka akan terjadi stagnasi atau penumpukan pasien. Tapi yang terjadi
kadang masyarakat curiga karena melihat ada ruangan yang masih kosong, sementara
pihaknya kesulitan cari kamar kosong. Dr Chairul menjelaskan jika masyarakat melihat
masih ada ruangan yang kosong karena memang di rumah sakit ada ruangan khusus untuk
penyakit infeksi dan ruangan khusus untuk non-infeksi. Jadi pasiennya tidak boleh dicampur
atau dalam arti pasien yang memiliki penyakit infeksi tidak boleh ditempatkan pada ruangan
khusus penyakit non-infeksi karena bisa menimbulkan risiko tertentu.

"Karena itu harus dilihat terlebih dahulu kasus per kasusnya, dan jangan mengambil
kesimpulan dari ujungnya saja," ungkap dokter yang juga pernah menjabat sebagai Direktur
Utama RS Djamil Padang selama 3 bulan pada tahun 2008.

7
Sementara Ketua PERSI (Persatuan Rumah Sakit Indonesia) Dr Adib Abdullah Yahya,
MARS ketika dihubungi detikHealth, Kamis (26/8/2010) mengatakan sistem rujukan bisa
menjadi solusi untuk mengatasi penumpukan pasien di sebuah rumah sakit.

"Sehingga kalau satu rumah sakit tidak bisa menerima pasien, maka ada alternatif rujukan
rumah sakit lain," ujarnya.

Tapi sayangnya selama ini sistem rujukan rumah sakit belum tersusun dengan baik. Pusat
informasi mengenai rumah sakit mana saja yang ada kamar kosong yang dimiliki tiap dinas
kesehatan belum berjalan optimal.

"Harusnya semua dokter mengetahui tentang hal ini. Tapi sampai saat ini belum banyak yang
tahu. Karenanya dinas kesehatan perlu melakukan sosialisasi kepada semua dokter mengenai
adanya center informasi rumah sakit ini," ungkapnya.

Diakui Dr Adib, tidak ada satupun rumah sakit yang bisa menangani semua jenis penyakit,
karenanya setiap rumah sakit memiliki satu rujukan tertentu.

Biasanya kamar rawat inap yang selalu penuh adalah kelas 3, padahal untuk rumah sakit
pemerintah sudah ditetapkan harus memiliki minimal 50 persen dari keseluruhan jumlah
tempat tidur untuk kelas 3, sementara untuk rumah sakit swasta sekitar 20-an persen.

"Sebenarnya tidak ada perbedaan pelayanan antara pasien yang dirawat di kelas dua dengan
pasien dari kelas 3, karena semuanya mendapatkan standar pelayanan minimal yang sudah
ditetapkan. Jadi yang membedakan hanya kebutuhan privasi dari pasien itu," ujar Dr
Abidinsyah Siregar, DHSM, MKes, selaku sekretaris Inspektorat Jenderal Kemenkes.

Dr Abidin menambahkan masalah pelayanan kesehatan ini sudah sangat jelas aturannya
karena dalam UUD 1945 sudah diatur bahwa setiap warga negara memiliki kesempatan yang
sama untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dan termasuk ke dalam
hak dasar masyarakat.

You might also like