Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh:
1. Ambardi Wiguno (5)
2. Dias Perdana (12)
3. I Made Adi Widiarta (19)
4. Muhammad Rapur (26)
5. Sofwan Saleh H (33)
6. Zainal Abdi (38)
A 10 20 -10 0.50 VI
B 30 15 15 2.00 I
D 125 70 55 1.78 II
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi proyek atau
investasi, yaitu:
1. Dengan kriteria manfaat bersih (net benefis), yaitu dengan mencari selisih antara
manfaat yang diperoleh dengan biaya yang digunakan. Dengan metode ini, semua
proyek kecuali proyek A akan dilaksanakan karena memberikan manfaat bersih
negatif yang berarti biaya proyek tersebut lebih besar dari pada manfaatnya.
2. Dengan mengunakan kriteria perbandingan manfaat dan biaya (M/B), yaitu
membandingkan manfaat dengan biaya proyek tersebut. Dengan kriteria ini maka
proyek yang dilaksanakan adalah proyek-proyek yang mempunyai angka
perbandingan lebih besar dari satu.
Dalam perhitungan diatas, manfaat dan biaya suatu proyek seolah-seolah terjadi dalam
tahun yang sama. Pada kenyataannya, hampir semua proyek mempunyai umur yang lebih
panjang dari satu tahun, sehingga manfaat proyek tersebut tidak diterima seluruhnya pada
suatu saat. Biaya proyek juga dikeluarkan dalam waktu yag berbeda-beda selama umur proyek
yang bersangkutan.
Oleh karena itu, timbul masalah dalam hal cara menilai manfaat atau biaya yang akan
diterima pada suatu waktu yang akan datang. Hal ini terjadi karena manfaat sebesar 50 yang
diterima sekarang, nilainya berbeda dengan manfaat sebesar 50 yang diterima 30 tahun yang
akan datang. Perbedaan tersebut disebabkan oleh dua faktor yaitu adanya ketidakpastian
(unertainty) dan faktor-faktor bunga.
1
B. Macam Manfaat dan Biaya Suatu Proyek
Manfaat dan biaya dari suatu proyek dapat dibedakan antara manfaat dan biaya riil dan
manfaat dan biaya semu.
1. Manfaat dan biaya riil (real benefits and costs) adalah manfaat dari suatu proyek
yang tidak diikuti oleh hilangnya manfaat bagi pihak lain dan pembiayaannya tidak
membebani pihak tertentu.
2. Manfaat dan biaya semu (pecuniary benefits and costs) adalah manfaat dari suatu
proyek diterima oleh sekelompok orang tertentu yang diikuti oleh hilangnya
manfaat bagi pihak lain dan pembiayaannya membebani pihak tertentu.
Berdasarkan hubungan dengan tujuannya manfaat dan biaya riil dibedakan menjadi:
a. Manfaat dan biaya langsung (direct benefits and costs)/primer, yaitu manfaat dan
biaya yang dekat hubungannya dengan tujuan utama suatu proyek.
b. Manfaat dan biaya tidak langsung (indirect benefits and costs)/sekunder, yaitu
manfaat dan biaya yang tidak dekat hubungannya dengan tujuan utama suatu
proyek.
Konsep analisa manfaat dan biaya dalam keuangan negara yaitu: mengenali manfaat dan
biaya proyek-proyek pemerintah, kemudian mengukurnya dalam ukuran yang dapat
diperbandingkan agar pembiayaan menjadi lebih efektif dan efisien.
Biasanya langkah kedua menjadi sangat sulit sebab berhubungan dengan bagaimana kita
mengukur manfaat. Untuk itu digunakan pendekatan pasar nilai rupiah yang secara maksimum
orang-orang bersedia membayarnya manfaatkan jasa-jasa proyek itu.
Dengan adanya masalah penunggang bebas (free Rider), maka kita tidak dapat secara
tepat meneliti siapa yang akan memanfaatkan proyek. Kesulitan yang lain adalah untuk
membedakan manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Sering terjadi pula adanya
penyimpangan-penyimpangan (error), sehingga menimbulkan perhitungan ganda.
Dalam menentukan manfaat suatu proyek hanya kenaikan hasil atau kesejahteraan yang
diperhitungkan sedangkan kenaikan nilai dari suatu kekayaan karena adanya proyek tidak
diperhitungkan. Misalnya pada proyek pembangunan dam, kenaikan harga tanah disekitar dam
tersebut tidak dimasukkan dalam manfaat proyek tersebut. Hal ini disebabkan karena
2
perhitungan kenaikan produktivitas tanah dan kenaikan harga tanah menyebabkan perhitungan
ganda dari manfaat adanya proyek tersebut.
3
d. Jembatan Suramadu dan Pertumbuhan Kawasan Permukiman
Pembangunan Jembatan Suramadu meningkatkan pertumbuhan kawasan
pemukiman. Sebelum dibangunnya Jembatan Suramadu, secara berturut-turut
kabupaten yang terluas kawasan pemukimannya adalah Kabupaten Sumenep,
Bangkalan, Sampang, dan Pamekasan.
Setelah dibangunnya Jembatan Suramadu ternyata Kabupaten Sumenep merupakan
kabupaten yang memiliki kawasan pemukiman terluas dibanding 3 kabupaten
lainnya. Akan tetapi kalau melihat perbandingannya terhadap luas areal lahan yang
tersedia, Kabupaten Bangkalan yang mengalami pertumbuhan kawasan pemukiman
lebih pesat dibandingkan dengan 3 kabupaten lainnya.
4
Terdapat tiga metode yang sering dijumpai dalam pengendalian mutu, antara lain :
a) Pengecekan dan Pengkajian, Tindakan tersebut dilakukan untuk mengetahui dan
meyakini bahwa criteria, spesifikasi dan standar yang ditentukan telah terpenuhi.
b) Pemeriksaan/ Inspeksi dan Uji Kemampuan Peralatan, Pekerjaan ini berupa
Pemeriksaan Fisik, termasuk menyaksikan uji coba berfungsinya suatu peralatan.
c) Pengujian dengan mengambil contoh, dimaksudkan untuk menguji apakah material
telah memenuhi spesifikasi atau criteria yang telah ditentukan. Pengujian dapat
berupa tes destruktif atau nondestruktif yang dilakukan terhadap contoh yang
diambil dari obyek yang diselidiki.