You are on page 1of 14

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. Wb

Pertama-tama ucapan syukur pada Alloh SWT yang telah memberi rahmat kepada
kita berupa kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tanpa halangan apa
pun.
Kedua kalinya kami mengharap makalah ini dapat memberikan sedikit pengetahuan
bagi pembaca. Dan ucapan terima kasih kepada pembimbing kami karena telah
mengarahkan kami pada hal-hal yang positif (pelajaran fisika).
Demikian kata-kata dari kami dan apabila ada kata yang tidak berkenan di hati anda
kami mohon maaf, dan kami harapkan kritik dan saran dari pembaca itupun demi
kesempurnaan dan kemajuan makalah kami.
Wassalamualaikum wr. Wb

Sidoarjo,21 September 2000

Penyusun
i
DAFTAR ISI

Kata pengantar……………………………………………….. i
Daftar isi……………………………………………………… ii
BAB I: Pendahuluan………………………………………… 1
A. Latar belakang…………………………………… 1

B. Masalah…………………………………………… 1
BAB II: Pembahasan………………………………………… 2
A. Galaksi atau Galaktika………………………….. 3

B. Matahari merupakan sebuah bintang………….. 4

C. Teori terjadinya tata surya……………………… 5


BAB III: Penutup…………………………………………….. 10
A. Kesimpulan……………………………………….. 10

B. Saran……………………………………………… 10
Daftar pustaka………………………………………………... iii
ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Tata surya kita sendiri dan matahari sebagai pusatnya dan dikelilingi sembilan
planet dan benda-benda angkasa lainnya. Kesembilan planet tersebut adalah
merkurius, venus, mars, yupiter, saturnus, uranus, neptunus, dan pluto.
Jagat raya merupakan ruang yang luas dan segala zat serta energi yang ada
didalamnya. Sejarah jagat raya dimulai pertama kali ketika manusia mengenal ilmu
perbintangan. Sejak zaman dahulu manusia berusaha ingin tahu tentang jagat raya
baik mengenai ukuran, bentuk, isi, sifat, maupun jarak benda-benda langit yang satu
dengan yang lainnya. Dari inilah muncul ilmu astronomi yaitu ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang benda-benda angkasa.

B. Masalah

Galaksi yang terdekat dengan bima sakti jika kita hitung secara matematik,
ternyata sangat jauh (untuk ukuran kita). Seperti kita ketahui kecepatan sinar adalah
300.000 km tiap detik. Satu tahun bararti 365 hari.
Mengenai tingkat terangnya atau magnitudo besar tingkat atau tingkat 2m,
tingkat 3m dan seterusnya. Simbol m adalah singkatan dari magnitudo.
Bintang A mempunyai perbedaan satu tingkat (1m) lebih terang dari B. berarti
bintang (2,51)1=2,51.
1
BAB II
PEMBAHASAN

Astronomi adalah ilmu yang mempelajari benda-benda angkasa khususnya


yang berhubungan dengan sifat-sifat fisik benda-benda angkasa tersebut.
Benda-benda angkasa adalah semua benda yang ada diangkasa. Misalnya : matahari,
planet, satelit, bintang tetap, meteorid yang terletak pada sistem, Bima sakti dan yang
terletak diluar sistem Bima sakti.
Sifat-sifat fisik benda angkasa meliputi : ukuran, bentuk massa benda, rotasi
dan revolusinya temperatur keadaan permukaan atmosfer dan sifat. Sifat lain yang
berhubungan dengan benda angkasa tersebut.
Cabang-cabang ilmu Astronomi adalah sebagai berikut :
1. Astronomi praktis mempelajari bagaimana mengadakan observasi terhadap
benda-benda angkasa dengan alat-alat astronomis dan metode yang sesuai, sehingga
diperoleh data yang memenuhi persyaratan benar.
2. Astronomi posisi atau astromentri mempelajari hubungan geometris benda-
benda angkasa meliputi : kedudukan benda angkasa, jaraknya dengan benda angkasa
yang lain (matahari) ukuran, rotasi dan revolusi.
3. Astrofisika mempelajari sifat-sifat fisik spesifik benda-benda angkasa
meliputi : temperatur dan radiasi, keadaan atmosfer, keadaan permukaan, keadaan
lapisan dan gejala-gejala lain yang disebabkan oleh sifat-sifat tersebut.
4. Kosmogomi mempelajari asal-usul dan cara terjadinya benda-benda angkasa
(bintang, matahari, dan planet-planet termasuk bumi).
5. Astronomi deskriptif menjelaskan secara teratur/distematis tentang fakta-fakta
atau gejala-gejala astronomis dan bagaimana terjadinya gejala itu.
Astronomi sering disebut dengan kosmografi atau ilmu falak kosmografi merupakan
hasil pengamatan atau penyelidikan-penyelidikan para ahli astronomi.
Kosmografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan matematis antara benda
angkasa satu dan benda angkasa lain.
Ahli lain mengatakan kosmografi atau ilmu falak adalah ilmu yang mempelajari alam
semesta. Kosmografi berasal dari kata cosmos artinya alam semesta dan graphein artinya
menceritakan atau melukiskan. Jadi kosmografi adalah ilmu yang mempelajari atau
menceritakan tentang alam semesta beserta isinya, sudah barang tentu titik berat
pembahasan adalah pada bagaimana sifat bumi sebagai planer, benda-benda angkasa
lain dan hubungan satu sama lain.
2
Jagad Raya
A. Galaksi atau Galaktika

Pada waktu malam, jika langit bersih dan bulan tidak menampakkan dirinya
(bulan mati) kita bisa melihat selempeng putih dan membentang di belahan bumi
selatan. Selempeng putih itu kelihatan seperti bintik-bintik kabut yang jumlahnya
berjuta-juta. Para ahli astronomi bertanya-tanya “Apakah gerangan selempeng putih
yang seperti kabut itu ? Apakah awan ? kalau awan, mengapa tempatnya selalu
tetap ? yaitu dilangit sebelah selatan atau utara sekitar rasi Sagitarius, Skorpio atau
pari (selatan) dan rasi aquila, ctgmis atau Orion (utara) ? Apakah itu bukan bintang
yang jumlahnya sangat banyak ?. salah seorang ahli astronomi, yaitu Gallei dengan
teliti mengamatinya, akhirnya dia menyimpulkan bahwa selempang putih hanya
kelihatan seperti kabut adalah bintang yang jumlahnya berjuta-juta.
Apakah nama selempang putih yang ternyata kelompok jutaan bintang itu ? para
ahli astronomi menyebutnya Galaksi (galaxy) dalam bahasa Inggris disebut milky
way, maksud semua istilah itu sama yaitu sekumpulan bintang yang jumlahnya
berjuta-juta bahkan bermilyard-milyard, yang tampak seperti selempeng kabut.
Menurut para ahli astronomi, dijagat raya ini beribu-ribu galaksi, matahari kita dan
planet serta satelitnya terletak pada salah satu galaksi, matahari kita dan planet serta
satelitnya terletak pada salah satu galaksi yang jumlahnya ribuan itu nama galaksi,
kita berada disebut Bima sakti.
Galaksi Bima sakti itu menurut para ahli, diameter Bima sakti (yaitu dari satu tepi
yang lain) sebesar 100.000 th cahaya, sedangkan tebal bagian tengah cakram Bima
sakti sebesar 10.000 tahun cahaya.

3
B. Matahari merupakan sebuah bintang

Matahari kita merupakan dapur raksasa tempat proses ledakan nuklir yang
sangat dahsyat pada pusat matahari terjadi ledakan inti Hidrogen menjadi helium,
dari proses itu lahirlah panas yang tinggi dipusat matahari Suhu matahari sekitar 3
juta derajat celcius. Panas itu merambat dari bagian dalam kebagian luar bola
matahari, dipermukaanya tercatat suhu sekitar 6.000 derajat celcius, panas inilah
yang dipancarkan keruang angkasa sehingga akhirnya mencapai permukaan bumi
setelah menempuh jarak 149,6 juta km.
Bagian luarnya yang tampak menyerupai piring berwarna emas dinamakan
fotosfer (photosphere).
Bagian atas permukaan fotosfer terdapat lap[isan atmosfer matahari yang paling
bawah yang materialnya sangat jarang, lapisan ini dinamakan khromosfer
(chromosphere) diluarnya terdapat lapisan korona.
Bagian permukaan fotosfer ada kalanya terjadi semburan material matahari
kearah luar yang kemudian jatuh kembali dipermukaan matahari, yang dinamakan
prominences.

Dipermukaan matahari juga terdapat fenomena lain yang disebut bintik


matahari (sunspots). Bintik matahari adalah bagian permukaan matahari yang
suhunya lebih rendah daripada suhu disekitarnya.
Lebih-lebih lagi ditengah antara bintik-bintik itu terdapat bagian yang
memancar jauh lebih terang bagian yang terang dinamakan flare.
Matahari merupakan bintang yang berwarna kuning. Bintang yang ada di jagat
raya mempunyai ukuran berbeda-beda ada yang sangat besar, ada yang sedang, dan
ada yang sangat kecil ialah bintang betal jusa (betel quese). Capello pada rasi auriga,
antares berwarna merah yang kuning bersuhu lebih tinggi daripada yang merah yang
lebih panas dari matahari ialah bintang yang berwarna putih seperti bintang sirias
pada rasi canin mayor dan vega pada rasi lyra. Bintang yang paling panas yang
berwarna kebiru-biruan seperti bintang spica pada rasi virgo dan bintang antares
yang terletak dirasi scorpio.
4
Ukuran bintang tidak hanya mengenai besar atau volumenya tetapi juga
mengenai tingkat terangnya atau magnitudo. Istilah terang atau besar magnitudo
tidak berarti terang atau besar yang sebenarnya. Tetapi terang atau besar semu, yaitu
kesan yang hanya diterima oleh mata kita.

Lidah api adalah massa gas yang memijar yang membubung tinggi sampai
ribuan kilometer, kecepatan menjulurnya mencapai ratusan kilometer per detik.
Lidah api terdiri atas bahan elektron dan proton yang berasal dari atom hidrogen.
Sebagian dari proton elektron ini ada yang sampi kebumi setelah 12-76 jam. Namun
pancaranya sudah sampai ke permukaan bumi hanya dalam waktu sekitar 8-10 menit,
sebelum masuk keatmosfer bumi, partikel proton dan elektron ini telah ditangkap oleh
sabuk Van Allen, sehingga kecepatannya diperkecil. Pada saat itu terjadi tabrakan
antara partikel elektron dan proton dengan atom-atom oksigen dan nitrogen. Orang
yang tinggal didekat kutub bisa melihat apa yang disebut aurora yang berwarna
merah, hijau atau biru. Kadang-kadang juga warna lembayung yang ada pada
atmosfer bagian atas.

C. Teori terjadinya Tata Surya

Dibagian depan sudah dijelaskan adanya dua pendapat tentang pusat beredarnya
planet-planet dan satelit pada sistem tata surya yang pertama disebut sistem
Geosentris dikemukakan oleh Claudius Ptole Maeus pada abad ke 2 M, yang kedua
disebut sistem Heliosentris yang dikemukakan oleh Nicolaus Copernicus pada abad ke
16. Pendapat Copernicus mendapat banyak dukungan antara lain Johannes Kepler
dan Galileo Galilei yang hukum-hukumnya sudah disinggung sedikit karena
Copernicus disebut bapak astronomi modern.

5
Beberapa teori tentang terjadinya tata surya sebagai berikut. Bahwa tata surya
terbentuk dari material purba yang berputar dengan arah seperti diatas arah negatif.
Sekaligus pada kenyataannya, terdapat penyimpangan arah rotasi dari arah yang
umum

I. TEORI NEBULAE (kant dan laplace)

Immanuel Kant (1749-1827) seorang ahli filsafat Jerman membuat suatu


hipotensis tentang terjadinya tata surya. Dikatakan bahwa dijagad raya terdapat
gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan. Bagian tengah kabut itu lama-
kelamaan berunah menjadi gumpalan gas yang kemudian menjadi matahari dan
bagian kabut sekitarnya menjadi planet-planet dan satelit.
Pada waktu yang hampir bersamaan tanpa komunikasi, seorang ahli fisika
Perancis bernama Pierre Simon De Laplace, mengemukakan teori yang hampir
sama dikatakan ; bahwa tata surya berasal dari kabut yang membentuk bentukan
bulat seperti bola yang besar, makin mengacil bola itu, makihn cepatlah
pilihannya. Akibatnya, bentuk bola itu memepat pada tubuhnya dan melebar
dibagian ekuatornya, bahkan kemudian sebagian masasa gas diekuatornya
menjauh dari gumpalan intinya, membentuk gelang-gelang, lama-kelamaan
gelang itu berubah menjadi gumpalan planet, itulah planet-planet dan satelitnya.
Sedangkan bagian inti kabut itu tetap berbentuk gas pijar yang kita lihat,
sedangkan matahari yang kita lihat saat ini.

6
II. TEORI PLANETESIMAL (Moolton dan Chamberlin)

Thomas C. Chamberlin (1848-1928) seorang ahli geologi dan Forest R.


Moolton (1872-1952) seorang ahli astronomi, keduanya ilmuwan Amerika dikenal
dengan Teori Planetesimal (berarti planet kecil) karena planet terbentuk dari
benda padat yang memang telah ada.
Menurut teori ini matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang-
bintang yang banyak. Pada waktu bintang itu menjauh, menurut Moolton dan
Chamberlin, sebagai massa matahari jatuh kembali kepermukaan matahari dan
sebagian lagi yang dinamakan planetesimal yang kemudian menjadi planet-planet
yang beredar pada orbitnya.

III. TEORI PASANG SURUT (Jeans dan Jeffreys)

Teori planetesimal itu hampir sama dengan teori pasang surut yang
dikemikakan oleh Sir James (1877-1946) dan Harold Jeffreys (1891) keduanya
ilmuwan Inggris.
Jeans dan Jeffreys melukiskan bahwa setelah bintangitu berlalu, massa
matahari yang lepas itu membentuk bentukan cerutu yang mencorok kearah
bintang, kemudian membeku menjadi planet-planet. Teori ini menjelaskan, apa
sebab planet-planet dibagian tengah, seperti Jupiter, Saturnus, Uranus dan
Neptunus merupakan planet raksasa, sedangkan dibagian ujungnya Merkurius
dan Venus didekat matahari dan pluto diujung lain merupakan planet yang lebih
kecil.

IV . TEORI AWAN DEBU (Van Weiz Saecker)

Pada tahun 1940 seorang astronomi Jerman bernama Carl Van Weiz
Saecker mengembangkan suatu teori yang dikenal dengan tori awan debu (The
dust cloud theory). teori ini kemudian dikembangkan lagi oleh ahli astronomi lain
yaitu Geerard P. Kuiper (1950), Subrah Manyan chandra Sekhar, dll.

7
Pada dasarnya teori ini mengemukakn, bahwa tata surya itu terbentuk dari
gumpalan awan gas dan debu pada proses pemepatan partikel. Debu tertarik
kebagian pussat awan itu, membentuk gumpalan gas itu memipih menyerupai
bentuk cakram yang tebal dibagian tengah dan lebih tipis dibagian tepinya.
Partikel=partikel dibagian tengah saluran itu kemudian saling menekan, sehingga
menimbulkan panas dan menjadi pijar. Bagian inilah yang kemudian menjadi
matahari.

IV. TEORI BINTANG KEMBAR

Teori ini sebetulnya hampir sama dengan teori pasang surut Jeffreys.
Menurut teori ini, terjadilah tata surya mula-mula matahari kita merupakan
bintang kembar yang lletaknya berdekatan. Kemudian salah satu bintang itu
meledak, pecah-pecahnya berputar mengelilingi bintang satunya yang tidak
meledak.
Dijagad raya ini terdapat beberapa bintang kembaryang letaknya
berdekatan satu sama lain, diantara kedua bintang itu terdapat hubungan unik,
ada beberapa bintang kembar, misalnya : Alpha Centauri dan Antares (rasi
Scorpio) dan Aldeberan (rasi Taurus).

8
Disamping itu terdapat gerombolan bintang yang disebut Cluster. Ada
yang berbentuk membulat seperti bola disebut globolar Cluster. Jika dilihat
dengan mata telanjang (tanpa alat), maka Cluster ini seperti suatu bintang yang
agak besar, namun jika dilihat dengan alat (teropong) akan tampak bahwa
sebetulnya terdiri atas ribuan bintang yang ukurannya sangat kecil yang letaknya
bergerombol.
Teori pasang surut James-Jeffreys dan teori bintang kembar yang muncul
sekitar tahun 1930, kurang mempunyai pengaruh karena dibayangkan.

9
BAB III
PENUTUP

Demikian makalah yang dapat kami selesaikan dengan baik meskipun


banyak kekurangannya. Penyusun berharap makalah ini bermanfaat bagi
pembaca, saran dan kritikan-kritikan yang bersifat membangun sangat kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

KESIMPULAN

Dengan mengetahui adanya tata surya dalam jagad raya kita akan mengenal
susunan tata surya yang terdiri atas : matahari, planet-planet, satelit-satelit, komet dan
meteor dari jutaan bintang yang bergabung dalam kelompok bintang dikenal dengan
nama galaksi, kita semua bertempat tinggal di permukaan bumi yang kita rasakan
sangat luas.
Belum merupakan salah satu anggota tata surya (sistim matahari) di dalam
jagad raya terdapat ribuan galaksi yang tersebar. Kiranya Tuhan jualah yang maha
mengetahui, tetapi betapa luas jagad raya ini.

SARAN

Agar kita lebih memahami lagi tentang pelajaran tata surya dan jagad raya ini,
betapa luasnya alam semesta yang diciptakan oleh Allah SWT, baik yang ada di
dalamnya maupun di luar angkasa.

10
DAFTAR PUSTAKA

- Ischak, Drs. 1991. Geografi 2a, PT. Intan Pariwara, Yogyakarta.


- Tanudidjaja, Moh. Ma’mun. 1995. Ilmu Pengetahuan Bumi dan Angkasa.

iii

You might also like