You are on page 1of 12

Scribd

Upload a Document
Search Documents
document collections icon
publishers icon
documents icon
scribd pages icon
users icon
Explore
Tri_11x6
Documents
* Books - Fiction
* Books - Non-fiction
* Health & Medicine
* Brochures/Catalogs
* Government Docs
* How-To Guides/Manuals
* Magazines/Newspapers
* Recipes/Menus
* School Work
* + all categories
*
* Featured
* Recent
People
* Authors
* Students
* Researchers
* Publishers
* Government & Nonprofits
* Businesses
* Musicians
* Artists & Designers
* Teachers
* + all categories
*
* Most Followed
* Popular
* Sign Up
* |
* Log In

1
First Page
Previous Page
Next Page
/ 11
Sections not available
Zoom Out
Zoom In
Fullscreen
Exit Fullscreen
Select View Mode
View Mode
BookSlideshowScroll
Readcast
Add a Comment
Embed & Share
Reading should be social! Post a message on your social networks to let others k
now what you're reading. Select the sites below and start sharing.
Readcast this DocumentTransparent
Login to Add a Comment
Share & Embed
Add to Collections
Download this Document for Free
Auto-hide: off
Quantcast
KANKER KOLON
Tumor usus halus jarang terjadi, sebaliknya tumor usus besar atau rektum relatif
umum. Pada kenyataannya, kanker kolon dan rektum sekarang adalah tipe paling umu
m
kedua dri kanker internal di Amerika serikat. Ini adalah penyakit budaya barat.
Diperkirakan
bahwa 150.000 kasus baru kanker kolorektal di diagnosis di negara ini setiap tah
unnya.
Kanker kolon menyerang individu dua kali lebih besar dibanding kan kanker rektal
.
Insidensnya meningkat sesuai dengan usia (kebanyakan pada pasien yang berusia
lebih dari 55 tahun) dan makin tinggi pada individu dengan riwayat keluarga meng
alami
kanker kolon, penyakit usus inflamasi kronis atau polip. Perubahan pada persenta
se distribusi
telah terjadi pada tahun terakhir. Insidens kanker pada sigmoid dan area rektal
telah menurun,
sedangkan insidens pada kolon asendens dan desendens meningkat.
Lebih dari 156.000 orang terdiagnosa setiap tahunnya, kira-kira setengah dari ju
mlah
tersebut meninggal setiap tahunnya, meskipun sekitar tiga dari empat pasien dapa
t
diselamatkan dengan diagnosis dini dan tindakan segera. Angka kelangsungan hidup
di bawah
lima tahun adalah 40% sampai 50%, terutama karena terlambat dalam diagnosis dan
adanya
metastase. Kebanyakan orang asimtomatis dalam jangka waktu lama dan mencari bant
uan
kesehatan hanya bila mereka menemukan perubahan pada kebiasaan defekasi atau per
darahan
rektal.
Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi faktor resik
o telah
teridentifikasi, termasuk riwayat atau riwayat kanker kolon atau polip dalam kel
uarga, riwayat
penyakit usus inflamasi kronis dan diet tinggi lemak, rotein dan daging serta re
ndah serat.
Bagan-bagan
A. Patofisiologi
Kanker kolon dan rektum terutama (95%) adenokarsinoma (muncul dari lapisan epite
l
usus) dimulai sebagai polop jinak tetapi dapat menjadi ganas dan menyusup serta
merusak jaringan normal serta meluas ke dalam struktur sekitarnya. Sel kanker da
pat
terlepas dari tumor primer dan menyebar ke dalam tubuh yang lain (paling sering
ke
hati).
B. Manifestasi Klinis
Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit dan fungsi segmen us
us
tempat kanker berlokasi. Gejala paling menonjol adalah perubahan kebiasaan defek
asi.
Pasase darah dalam feses adalah gejala paling umum kedua. Gejala dapat juga menc
akup
anemia yang tidak diketahu penyebabnya, anoreksia, penurunan berat badan dan
keletihan.
Gejala yang sering dihubungkan dengan lesi sebelah kanan adalah nyeri dangkal
abdomen dan melena (feses hitam seperti ter). Gejala yang sering dihubungkan den
gan
lesi sebelah kiri adalah yang berhubungan dengan obstruksi (nyeri abdomen dan kr
am,
penipisan feses, konstipasi dan distensi) serta adanya datah merah segar dalam f
eses.
Gejala yang dihubungkan dengan lesi rektal adalah evakuasi feses yang tidak leng
kap
setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian serta feses berdarah.
C. Pertimbangan Gerontologi
Insidens karsinoma kolon dan rektum meningkat sesuai usia. Kanker ini biasanya
ganas pada lansia kecuali untuk kanker prostatik pada pria. Gejala sering tersem
bunyi.
Keletihan hampir selalu ada, akibat anemia defisiensi besi primer. Gejala yang s
ering
dilaporkan oleh lansia adalah nyeri abdomen, obstruksi, tenesmus dan perdarahan
rektal.
Kanker kolon pada lansia berhubungan erat dengan karsinogen diet. Kekurangan ser
at
adalah faktor penyebab utama karena hal ini menyebabkan pasase feses melalui sal
uran
usus menjadi lama, sehingga terpajan karsinogen cukup lama. Kelebihan lemak diya
kini
mengubah flora bakteri dan mengubah steroid menjadi senyawa yang mempunyai sifat
karsinogen.
D. Evaluasi Diagnostik
Bersamaan dengan pemeriksaan abdomen dan rektal, prosedur diagnostik paling pent
ing
untuk kanker kolon adalah pengujian darah samar, enema barium, proktosigmoidosko
pi,
dan kolonoskopi. Sebanyak 60% dari kasus kanker kolorektal dapat diidentifikasi
dengan
sigmoidoskopi dengan biopsi atau apusan sitologi.
E. Pemeriksaan Antigen Karsinoembrionik
Pemeriksaan antigen karsinoembrionik (CEA) dapat juga dilakukan, meskipun antige
n
karsinoembrionik mungkin bukan indikator yang dapat dipercaya dalam mendiagnosa
kanker kolon karena tidak semua lesi menyekresi CEA. Pemeriksaan menunjukkan
bahwa kadar CEA dapat dipercaya dalam diagnosis prediksi. Pada eksisi tumor komp
let,
kadar CEA yang meningkat harus kembali ke normal dalam 48 jam. Peningkatan CEA
pada tanggal selanjutnya menunjukkan kekambuhan.
F. Penatalaksanaan Medis
Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan pengisapan
nasogastrik. Apabila terdapat perdarahan yang cukup bermakna, terpai komponen da
rah
dapat diberikan.
Pengobatan tergantung pada tahap penyakit dan komplikasi yang berhubungan.
Endoskopi, ultrasonografi dan laparoskopi telah terbukti berhasil dalam pentahap
an
kanker kolorektal pada periode praoperatif. Metode pentahapan yang dapat digunak
an
secara luas adalah klasifikasi Duke:
a. Kelas A – tumor dibatasi pada mukosa dan sub mukosa
b. Kelas B – penetrasi melalui dinding usus
c. Kelas C – Invasi ke dalam sistem limfe yang mengalir regional
d. Kelas D – metastasis regional tahap lanjut dan penyebaran yang luas
Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam bentuk pendukung
atau terapi ajufan. Terapi ajufan biasanya diberikan selain pengobatan bedah. Pi
lihan
mencakup kemoterapi, terapi radiasi atau imunoterapi.
Terapi ajufan standar yang diberikan untuk pasien dengan kanker kolon kelas C ad
alah
program 5-FU/ Levamesole. Pasien dengan kanker rektal Kelas B dan C diberikan 5-
FU
dan metil CCNU dan dosis tinggi radiasi pelvis.
Terapi radiasi sekarang digunakan pada periode praoperatif, intraoperatif dan
pascaoperatif untuk memperkecil tumor, mencapai hasil yang lebih baik dari
pembedahan, dan untuk mengurangi resiko kekambuhan. Untuk tumor yang tidak
dioperasi atau tidak dapat disekresi, radiasi digunakan untuk menghilangkan geja
la
secara bermakna. Alat radiasi intrakavitas yang dapat diimplantasikan dapat digu
nakan.
Data paling baru menunjukkan adanya pelambatan periode kekambuhan tumor dan
peningkatan waktu bertahan hidup untuk pasien yang mendapat beberapa bentuk tera
pi
ajufan.
G. Komplikasi
Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau lengkap.
Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah sekitar kolon yang
menyebabkan hemoragi. Perforasi dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abse
s.
Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.
H. Penatalaksanaan Bedah
Pembedahan adalah tindakan primer untuk kebnayakan kanker kolon dan rektal.
Pembedahan dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang terbatas pada satu
sisi dapat
diangkat dengan kolonoskop. Kolostomi laparoskopik dengan polipektomi, suatu
prosedur yang baru dikembangkan untuk meminimalkan luasnya pembedahan pada
beberapa kasus. Laparoskop digunakan sebagai pedoman dalam menbuat keputusan di
kolon; massa tumor kemudian di eksisi. Laser Nd: YAG telah terbukti efektif pada
beberapa lesi. Reseksi usus diindikasikan ntuk kebanyakan lesi kelas A dan semua
kelas
B serta lesi C. Pembedahan kadang dianjurkan untuk mengatasi kakker koon kelas D
.
Tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah paliatif. Apabila tumor telah menyeba
r dan
mencakup struktur vital sekitar, operasi tidak dapat dilakukan.
Tipe pembedahan tergantung pada lokasi dan ukuran tumor. Prosedur pembedahan
pilihan adalah sebagai berikut (Doughty & Jackson, 1993) :
a. Reseksi segmental dengan anostomosis (pengangkatan tumor dan porsi usus pada
sisis pertumbuhan, pembuluh darah dan nodus limfatik)
b. Reseksi abdominoperineal dengan kolostomi sigmoid permanen (pengangkatan
tumor dan porsi sigmoid dan semua rektum serta sfingter anal)
c. Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental dan anostomosis serta
reanastomosis lanjut dari kolostomi (memungkinkan dekompresi usus awal dan
persiapan usus sebelum reseksi)
d. Kolostomi permanen atau ileostomi (untuk menyembuhkan lesi obstruksi yang
tidak dapat direseksi)
I. Diversi Fekal Untuk Kanker Kolon Dan Rektum
Berkenaan dengan teknik perbaikan melalui pembedahan, kolostomi dilakukan pada
kurang dari sepertiga pasien kanker kolorektal. Kolostomi adalah pembuatan luban
g
(stoma)vpada kolon secara bedah. Stoma ini dapat berfungsi sebagai diversi semen
tara
atau permanen. Ini memungkinkan drainase atau evakuasi isi kolon keluar tubuh.
Konsistensi drainase dihubungkan dengan penempatan kolostomi, yang ditentukan ol
eh
lokasi tumor dan luasnya invasi pada jaringan sekitar.
PROSES KEPERAWATAN PASIEN KANKER KOLON
1. Pengkajian
Riwayat kesehatan diambil untuk mendapatkan informasi tentang perasaan lelah;
adanya nyeri abdomen atau rektal dan karakternya (lokasi, frekuensi, durasi,
berhubungan dengang makan atau defekasi); pola eliminasi terdahulu dan saat ini,
deskripsi tentang warna, bau dan konsistensi feses, mencakup adanya darah atau m
ukus.
Informasi tambahan mencakup riwayat masa lalu tentang penyakit usus inflamasi kr
onis
atau polip kolorektal; dan terapi obat saat ini. Kebiasaan diet diidentifikasi m
encakup
masukan lemak dan/ atau serat serta jumlah konsumsi alkohol. Riwayat penurunan b
erat
badan adalah penting.
Pengkajian objektif adalah mencakup auskultasi abdomen terhadap bisisng usus dan
palpasi abdomen untuk area nyeri tekan, distensi, dan massa padat. Spesimen fese
s
diinspeksi terhadap karakter dan adanya darah.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan semua data pengkajian, diagnosa keperawatan utama mencakup yang
berikut :

Konstipasi berhubungan dengan lesi obstruksi

Nyeri berhubungan dengan kompresi jaringan sekunder akibat obstruksi

Keletihan berhubungan dengan anemia dan anoreksia

Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh, berhubungan dengan mual dan
anoreksia

Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah dan dehidrasi

Ansietas berhubungan dengan rencana pembedahan dan diagnosis kanker

Kurang pengetahuan mengenai diagnosa, prosedur pembedahan dan perawatan
diri setelah pulang

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan insisi bedah (abdomen dan
perianal), pembentukan stoma, dan kontaminasi fekal terhadap kulit periostomal

Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kolostomi
Masalah Kolaborasi Komplikasi Potensial
Berdasarkan data pengkajian, komplikasi potensial dapat mencakup :

Infeksi intraperitoneal

Obstruksi usus besar komplet

Perdarahan / hemoragi GI

Perforasi usus

Peritonitis / abses / sepsis
3. Perencanaan dan Implementasi
Tujuan utama dapat mencakup eliminasi proses sisa tubuh yang adekuat; reduksi /
penghilangan nyeri, peningkatan toleransi aktivitas, mendapatkan tingkat nutrisi
optimal,
mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, penurunan ansietas, memahami
informasi tentang diagnosis, prosedur pembedahan, dan perawatan diri setelah pul
ang,
mempertahankan penyembuhan jaringan optimal, perlindungan kulit periostomal yang
adekuat, penggalian dan pengungkapan perasaan dan masalah tentang kolostomi sert
a
pengaruhnya pada diri sendiri, dan tidak adanya komplikasi.
4. Intervensi Keperawatan Praoperatif
a. Mempertahankan Eliminasi
Frekuensi dan konsistensi defekasi dipantau. Laksatif dan enema diberikan sesuai
resep. Pasien yang menunjukkan tanda perkembangan kearah obstruksi total
disiapkan untuk menjalani pembedahan.
b. Menghilangkan Nyeri
Analgesik diberikan sesuai resep. Lingkungan dibuat kondusif untuk relaksasi
dengan meredupkan lampu, mematikan televisi atau radio, dan membatasi
pengunjung dan telepon bila diinginkan oleh pasien. Tindakan kenyamanan
tambahan ditawarkan : Perubahan posisi, gosokan punggung, dan teknik relaksasi.
c. Meningkatkan Toleransi Aktivitas
Toleransi aktivitas pasien dikaji. Aktivitas diubah dan dijadwalkan untuk
memungkinkan periode tirah baring yang adekuat dalam upaya untuk menurunkan
keletihan pasien. Terapi komponen darah diberikan sesuai resep bila pasien
menderita anemia berat. Apabila transfusi darah diberikan, pedoman keamanan
umum dan kebijakan institusi mengenai tindakan pengamanan harus diikuti.
Aktivitas pascaoperatif ditingkatkan dan toleransi dipantau.
d. Memberikan Tindakan Nutrisional
Apabila kondisi pasien memungkinkan, diet tinggi kalori, protein dan karbohidrat
serta rendah residu diberikan pada periode praoperatif selama beberapa hari untu
k
memberikan nutrisi adekuat dan meminimalkan kram dengan menurunkan peristaltik
berlebihan. Diet cair penuh dapat diberikan 24 jam sebelum pembedahan untuk
menurunkan bulk. Nutrisi parenteral total diberikan pada beberapa pasien untuk
menggantikan penipisan nutrien, vitamin dan mineral. Penimbangan berat badan
harian dicatat dan dokter diberitahu bila pasien terus mengalami penurunan berat
badan pada saat menerima nitrisi parenteral.
e. Mempertimbangkan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Masukan dan haluaran mencakup muntah diukur dan dicatat, untuk menyediakan
data akurat tentang keseimbangan cairan. Masukan makanan oral dan cairan pasien
dibatasi untuk mencegah muntah. Antiemetik diberikan sesuai resep. Cairan penuh
atau jernih dapat ditoleransi, atau pasien dipuasakan. Selang nasogastrik akan
dipasang pada periode praoperatif untuk mengalirkan akumulasi cairan dan
mencegah distensi abdomen. Kateter urinarius indwelling dapat dipasang untuk
memungkinkan pemantauan haluaran setiap jam. Haluaran kurang dari 30 ml/jam
dilaporkan sehingga terapi cairan intravena dapat disesuaikan bila perlu.
Pemberian cairan intravena dan elektrolit dipantau. Kadar elektrolit serum dipan
tau
untuk mendeteksi hipokalemia dan hiponatremia, yang terjadi akibat kehilangan
cairan gastrointestinal. Tanda vital dikaji untuk mendeteksi tanda hipovolemia,
takikardia, hipotensi, dan penurunan jumlah denyut. Status hidrasi dikaji, dan
penurunan turgor kulit, membran mukosa kering, urin pekat, serta peningkatan ber
at
jenis urin dilaporkan.
f. Menurunkan Ansietas
Tingkat ansietas pasien dikaji, seperti mekanisme koping yang digunakan untuk
menghadapi stress. Upaya pendukung mencakup pemberian privasi bila diinginkan
dan meninstruksikan pasien untuk latihan relaksasi. Luangkan waktu untuk
mendengarkan ungkapan, kesedihan, atau pertanyaan yang diajukan oleh pasien.
Perawat akan mengatur pertemuan dengan rohaniawan bila pasien menginginkannya,
dengan dokter bila pasien mengharapkan diskusi pengobatan atau prognosis dan
dengan ahli terapi enterostomal. Penderita stoma yang lain dapat diminta untuk
berkunjung bila pasien mengungkapkan minat untuk berbicara dengan mereka.
Untuk meningkatkan kenyamanan pasien, perawat harus mengutamakan relaksasi
dan perilaku empati. Pertanyaan yang diajukan dijawab dengan jujur. Semua tes da
n
prosedur dijelaskan menggunakan bahasa yang mudah dipahami pasien. Setiap
informasi dari dokter harus dijelaskan, jika perlu. Kadang – kadang kecemasan
berkurang jika pasien mengetahui persiapan fisik yang diperlukan selama periode
praoperatif dan mengetahui kemungkinan hasil pascaoperatif. Beberapa pasien akan
lebih senang jika diperbolehkan melihat hasil pemeriksaan, sementara yang lain
memilih untuk tidak mengetahuinya. Kebutuhan dan keinginan pasien akan informasi
dikaji dan digunakan sebagai pedoman pengajaran.
g. Mencegah Infeksi
Antibiotik seperti kanamisin sulfat (kantrex), eritromisin (erythromycin), dan
neomisin sulfat diberikan sesuai resep utuk mengurangi bakteri usus dalam rangka
persiapan pembedahan usus. Preparat ini diberikan melalui mulut untuk mengurangi
kandungan bakteri kolon dan melunakkan serta menurunkan bulk dari isi kolon.
Selain itu, usus dapat dibersihkan dengan laksatif, enema, atau irigasi kolonis.
Antibiotik dapat diberikan pada periode pasca operatif untuk membantu dalam
mencegah infeksi.
h. Pendidikan Pasien Praoperatif
Pengetahuan pasien saat ini tentang diagnosis, prognosis, prosedur bedah, dan ti
ngkat
fungsi yang diinginkan pada pascaoperatif harus dikaji. Informasi yang diperluka
n,
bagaimana hal ini ditunjukkan, kapan pasien paling dapat menerimanya, dan siapa
yang harus menemani selama instruksi, juga harus ditentukan.
Informasi yang diperlukan pasien tentang persiapan pasien untuk pembedahan,
penampilan dan perawatan yang diharapkan dari luka pascaoperatif, teknik
perawatan ostomi, pembatasan diet, kontrol nyeri, dan penatalaksanaan obat
dimasukkan dalam materi rencana penyuluhan
5. Intervensi Keperawatan Pascaoperatif
a. Perawatan Luka
Luka abdomen diperiksa dengan sering selama 24 jam pertama untuk meyakinkan
bahwa luka akan sembuh tanpa komplikasi (infeksi, dehisens, hemoragi, edema
berlebihan). Balutan diganti sesuai kebutuhan untuk untuk mencegah infeksi. Pasi
en
dibantu untuk membebat insisi abdomen selama batuk dan nafas dalam untuk
mengurangi tegangan pada tepi insisi. Suhu, nadi, dan frekuensi pernapasan dipan
tau
terhadap adanya peningkatan yang mengindikasikan proses infeksi.
Stoma diperiksa terhadap pembengkakan (edema ringan akibat manipulasi bedah
adalah normal), warna ( stoma sehat adalah merah jambu), rabas ( rembesan
berjumlah sedikit adalah normal), dan perdarahan (tanda abnormal). Kulit peristo
ma
dibersihkan dengan perlahan dan dikeringkan untuk mencegah iritasi. Barier
pelindung kulit harus diberikan sebelum melekatkan kantung drainase.
Apabila malignansi telah diangkat dengan rute perineal, luka di observasi dengan
cermat untuk tanda hemoragi. Luka ini dapat mengandung drain dan tampon yang
diangkat secara bertahap. Mungkin terdapat jaringan yang terkelupas selama
beberapa minggu. Proses ini dipercepat dengan irigasi mekanis luka atau rendam
duduk yang dilakukan dua atau tiga kali sehari. Kondisi luka perineal dan adanya
perdarahan, infeksi atau nekrosis didokumentasikan.
b. Pendidikan Pasien dan Pertimbangan Perawatan di Rumah
Perencanaan pulang memerlukan upaya gabungan dari dokter, perawat, ahli terapi
enterostoma, pekerja sosial dan ahli diet. Pasien dipulangkan dari rumah sakit
diberikan informasi khusus, individual sesuai kebutuhan mereka, tentang perawata
n
ostomi dan komplikasi yang harus diobservasi. Instruksi diet penting untuk
membantu pasien mengidentifikasi dan menghindari makanan pengiritasi yang dapat
menyebabkan diare atau konstipasi. Pasien diajarkan tentang obat yang diresepkan
(kerja, tujuan, dan kemungkinan efek samping masing – masing).
Tindakan (irigasi, pembersihan luka) dan penggantian balutan ditinjau ulang, dan
keluarga didorong untuk berpartisipasi. Pasien memerlukan pengarahan khusus
tentang kapan mereka harus menghubungi dokter. Mereka perlu mengetahui dengan
pasti kapan komplikasi memerlukan perhatian segera (perdarahan, distensi abdomen
,
dan kekakuan, diare, dan sindrom dumping). Apabila terapi radiasi diperlukan, ef
ek
samping yang mungkin terjadi (anoreksia, muntah, diare, dan kelelahan) harus
ditinjau ulang.
Perawatan kesehatan di rumah sering diperlukan untuk memberikan perawatan
esensial pada pasien yang lemah atau untuk mengawali perawatan tindak lanjut
terhadap luka. Kunjungan ini merupakan kesempatan untuk memberikan penyuluhan
tambahan dan mengobservasi kondisi mum pasien.
c. Citra Tubuh Positif
Pasien didorong untuk mengungkapkan perasaan dan masalah yang dialami serta
mendiskusikan tentang pembedahan dan stoma (bila telah dibuat). Perawatan
kolostomi harus dipelajari dan pasien harus mulai merencanakan untuk memasukkan
perawatan stoma dalam kehidupan sehari-hari. Lingkungan pendukung dan sikap dari
pihak perawat penting dalam meningkatkan adaptasi pasien terhadap perubahan yang
terjadi akibat pembedahan.
d. Pemantauan dan Penatalaksanaan Komplikasi
Kondisi pasien diobservasi terhadap gejala komplikasi. Pengkajian yang sering
terhadap abdomen, termasuk penurunan atau perubahan bising usus dan peningkatan
lingkar abdomen harus dilakukan. Pasien perlu dipersiapkan untuk menjalani
pembedahan darurat. Tanda vital dipantau akan adanya peningkatan dan penurunan
nadi dan pernapasan, penurunan tekanan darah, serta perdarahan rektal yang
menunjukkan adanya hemoragi. Hematokrit dan hemoglobin dipantau. Terapi
komponen darah diberikan sesuai ketentuan. Adanya perubahan tiba – tiba pada nyeri
abdomen harus dilaporkan karena ini dapat menunjukkan perforasi. Peningkatan
jumlah sel darah putih suhu dan / atau gejala syok dilaporkan karena dapat
menunjukkan sepsis. Antibiotik diberikan sesuai pesanan untuk kemungkinan
komplikasi pascaoperatif.
6. Evaluasi
Hasil yang diharapkan
a. Mempertahankan eliminasi usus adekuat
b. Mengalami sedikit nyeri
c. Meningkatkan toleransi aktivitas
d. Mencapai tingkat nutrisi optimal
1. Makan diet rendah residu, tinggi protein, dan tinggi kalori
2. Kram abdomen berkurang
e. Keseimbangan cairan tercapai
1. Membatasi masukan makanan dan cairan oral bila terjadi mual
2. Berkemih sedikitnya 1,5 L/24 jam
f. Mengalami penurunan ansietas
1. Mengungkapkan masalah dan rasa takut dengan bebas
2. Menggunakan tindakan koping untuk menghadapi stres
g. memerlukan informasi tentang diagnosis, prosedur bedah, dan perawatan diri se
telah
pulang
1. Mendiskusikan diagnosa, prosedur bedah, dan perawatan diri pascaoperatif
2. Mendemonstrasikan teknik perawatan ostomi
h. Mempertahankan insisi tetap bersih, stoma, dan luka perineal
a. Secara bertahap meningkatkan partisipasi dalam perawatan stoma dan kulit
periostomal
i. Mengungkapkan perasaan dan masalah tentang diri sendiri secara verbal
j. Tidak mengalami komplikasi
1. Menggunakan antibiotik oral sesuai resep
2. Bekerjasama dalam protokol pembersihan usus
3. Tidak demam
4. Bising usus ada
5. Lingkar abdomen dalam batas normal atau menurun
6. Tidak ada bukti perforasi atau perdarahan
KANKER-KOLON
Download this Document for FreePrintMobileCollectionsReport Document
Report this document?
Please tell us reason(s) for reporting this document
Spam or junk
Porn adult content
Hateful or offensive
If you are the copyright owner of this document and want to report it, please fo
llow these directions to submit a copyright infringement notice.
Report Cancel
This is a private document. Question_small
Info and Rating
Reads:
71
Uploaded:
11/11/2010
Category:
Uncategorized.
Rated:
Copyright:
Attribution Non-commercial
Attribution_noncommercial
Blok 10 Ilmu Bedah by dr. Prabani Setidrestiono C, SpB-KBD
Follow
La Ode Rinaldi
la-ode-rinaldi-7841
Share & Embed
Related Documents
PreviousNext
1.
p.
p.
p.
2.
p.
p.
p.
3.
p.
p.
p.
4.
p.
p.
p.
5.
p.
p.
p.
6.
p.
p.
p.
7.
p.
More from this user
PreviousNext
1.
31 p.
29 p.
92 p.
2.
32 p.
23 p.
10 p.
3.
30 p.
28 p.
20 p.
4.
35 p.
75 p.
15 p.
5.
34 p.
47 p.
14 p.
6.
9 p.
17 p.
14 p.
7.
16 p.
10 p.
5 p.
8.
4 p.
9 p.
6 p.
9.
15 p.
Recent Readcasters
Add a Comment
Submit
Characters: 400
Print this document
High Quality
Open the downloaded document, and select print from the file menu (PDF reader re
quired).
Download and Print
You Must be Logged in to Download a Document
Use your Facebook login and see what your friends are reading and sharing.
Other login options
Login with FacebookSpinner_mac_white
Signup
I don't have a Facebook account
email address (required)
create username (required)
password (required)
Send me the Scribd Newsletter, and occasional account related communicat
ions.
Sign Up Privacy policy Spinner_mac_white
You will receive email notifications regarding your account activity. You can ma
nage these notifications in your account settings. We promise to respect your pr
ivacy.
Why Sign up?
Num_1 Discover and connect with people of similar interests.
Num_2 Publish your documents quickly and easily.
Num_3 Share your reading interests on Scribd and social sites.
Social-icons
Already have a Scribd account?
email address or username
password
Log In Spinner_mac_white Trouble logging in?
Login Successful
Now bringing you back...
Spinner_large_mac_white
« Back to Login
Reset your password
Please enter your email address below to reset your password. We will send you a
n email with instructions on how to continue.
Email address:

You need to provide a login for this account as well.


Login:

Submit
Upload a Document
Search Documents
* Follow Us!
* scribd.com/scribd
* twitter.com/scribd
* facebook.com/scribd
* About
* Press
* Blog
* Partners
* Scribd 101
* Web Stuff
* Scribd Store
* Support
* FAQ
* Developers / API
* Jobs
* Terms
* Copyright
* Privacy
Copyright © 2010 Scribd Inc.
Language:
English
Choose the language in which you want to experience Scribd:
* English
* Español
* Português (Brasil)
scribd. scribd. scribd.
Program Radiasi Tumor Caecum
Ca COLON
Askep Colorectal Cancer
novi adewani
Slide Seminar Ber-KB Dan Cantik - FINAL
AKDR
Severe Malnutrition

You might also like