You are on page 1of 2

LOGAM BERAT SEBAGAI SALAH SATU JENIS LIMBAH B3

Menurut Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah


Bahan Berbahaya dan Beracun, Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan
yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau
konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.
Untuk jenis-jenis zat yang termasuk dalam golongan Limbah B3, telah ada di
daftar limbah dalam PP No.18 Tahun 1999. Sedangkan zat yang tidak termasuk dalam
daftar, dapat ditentukan apakah zat tersebut termasuk Limbah B3 dengan melihat
apakah zat tersebut memiliki karakteristik mudah meledak; mudah terbakar; bersifat
reaktif; beracun; menyebabkan infeksi; dan bersifat korosif. Apabila tidak memiliki
salah satu dari karakteristik tersebut, maka kemudian dilakukan suatu uji toksisitas
untuk melihat apakah zat tersebut adalah termasuk Limbah B3 atau tidak.
Berdasarkan daftar Limbah B3 dari sumber yang spesifik yang terdapat pada
lampiran PP No.18 Tahun 1999, beberapa jenis usaha/industri dapat menghasilkan suatu
hasil sampingan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Hasil sampingan tersebut yang
dikategorikan sebagai Limbah B3 dan berpotensi untuk mencemari lingkungan dan juga
membahayakan kesehatan manusia. Beberapa hasil sampingan tersebut adalah berupa
logam berat. Logam berat yang termasuk dalam kategori Limbah B3 adalah Arsen (As);
Merkuri (Hg); Timbal (Pb); Tembaga (Cu); Seng (Zn); Cadmium (Cd); Nikel (Ni);
Kromium (Cr); Barium (Ba); Perak (Ag); Selenium (Se); Kobalt (Co); dan lain-lain.
As biasanya digunakan dalam industri metalurgi, tekstil, kertas, keramik, cat
penyulingan minyak, dan dapat juga digunakan sebagai pestisida. Sedangkan Hg biasa
digunakan dalam pembuatan komponen listrik, baterai, ekstraksi emas dan perak, dan
senyawa anti-karat. Pb banyak digunakan dalam industri baterai dan juga merupakan
buangan dari alat transportasi yang menggunakan bahan bakar. Cu digunakan dalam
industri metalurgi, tekstil, elektronika, dan sebagai cat anti-karat. Untuk Zn, biasanya
digunakan dalam industri besi baja, cat, karet, dan bubur kertas. Sedangkan Cd banyak
digunakan dalam industri pelapisan logam, baterai, pelumas, keramik, dan plastik. Ni
digunakan dalam industri metalurgi, industri kimia, pembakaran minyak, dan
pembakaran limbah. Sedangkan untuk Cr banyak digunakan dalam industri besi baja,
bahan celupan, bahan peledak, kertas, dan sebagai campuran lumpur pengeboran. Ba
biasanya digunakan dalam industri cat, bahan celupan, minyak pelumas, karet sintetis,
dan keramik. Ag digunakan dalam industri fotografi dan industri kimia. Untuk Se
biasanya digunakan dalam industri besi baja, cat, pengolahan karet, dan sebagai
insektisida. Dan Co banyak digunakan dalam industri baterai, lampu tungsten, serta
dalam pembakaran minyak dan batubara.
Dari semua logam berat diatas, semuanya memiliki sifat toksik/beracun. Dimana
logam berat tersebut dapat mengalami bioakumulasi di tubuh hewan atau manusia yang
dapat berdampak buruk bagi kesehatan. Sehingga diperlukan suatu pengelolaan yang
baik dalam mengatasi dampak yang mungkin timbul dari keberadaan logam berat di
lingkungan. Menurut Peraturan Pemerintah No.18 Tahun 1999, pengelolaan limbah B3
adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan,
pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan penimbunan limbah B3. Reduksi dapat
dilakukan dengan meminimalisasi penggunaan logam berat tersebut. Sedangkan dari
penyimpanan, pengumpulan, dan pengangkutan harus dilakukan sesuai SOP (Standar
Operasional Prosedur) yang ada untuk mencegah adanya dampak dari misalnya
kebocoran wadah. Sedangkan pemanfaatan ulang juga harus diperhatikan apakah hasil
dari pemanfaatan ulang ini dapat membahayakan kesehatan atau tidak. Untuk
pengolahan limbah B3 yang mengandung logam berat, terdapat beberapa alternatif yang
bias digunakan, seperti dengan ion-exchange atau fitoremediasi. Dan untuk penimbunan
juga harus diperhatikan apakah limbah sudah benar-benar bersih dari kandungan bahan
berbahaya dan/atau beracunnya, dan apabila ditimbun dengan memakai wadah, juga
harus diperhatikan apakah wadah yang digunakan sudah cukup baik sebagai wadah
penyimpanan limbah ketika ditimbun.

Nama : Nurin Nisa Farah Diena


NIM : H1E107006

You might also like