You are on page 1of 8

Pengertian Penelitian

BAB I PENDAHULUAN

A. Pengertian Penelitian

enelitian adalah suatu penyelidikan atau suatu usaha pengujian yang dilakukan secara teliti, dan kritis
dalam mencari fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan menggunakan langkah-langkah tertentu. Dalam
mencari fakta-fakta ini diperlukan usaha yang sistematis untuk menemukan jawaban ilmiah terhadap
suatu masalah. Beberapa pakar lain memberikan definisi penelitian sebagai berikut :

1. David H Penny

Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai berbagai jenis masalah yang pemecahannya
memerlukan pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta.

2. J. Suprapto

Penelitian adalah penyelidikan dari suatu bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk
memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati, serta sistematis.

3. Sutrisno Hadi

Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.
4. Mohammad Ali

Penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan atau usaha mencari bukti-
bukti yang muncul sehubungan dengan masalah itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga
diperoleh pemecahannya.

5. The New Horison Ladder Dictionary

Pengertian research ialah a careful study to discover correct information, yang artinya, suatu
penyelidikan yang dilakukan secara hati-hati untuk memperoleh informasi yang benar.

Secara etimologi, penelitian berasal dari bahasa Inggris “research† (re berarti kembali,
dan search berarti mencari). Dengan demikian research berarti mencari kembali.

Menurut kamus Webster’s New Internasional, penelitian adalah penyelidikan yang hati-hati
dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip; suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk
menetapkan sesuatu. Hillway dalam bukunya Introduction to research mengemuka-kan bahwa
penelitian adalah suatu metode belajar yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati
dan sempurna terhadap suatu masalah sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah
tersebut. (Hillway, 1965)

Tuckman mendefinisikan penelitian (research) : “ a systematic attempt to provide answer to


question ” yaitu penelitian merupakan suatu usa ha yang sistematis untuk menemukan jawaban
ilmiah terhadap suatu masalah. Sistematis artinya mengikuti prosedur atau langkah-langkah tertentu.
Jawaban ilmiah adalah rumusan pengetahuan, generaliasi, baik berupa teori, prinsip baik yang bersifat
abstrak maupun konkret yang dirumuskan melalui alat- primernya, yaitu empiris dan analisis. Penelitian
itu sendiri bekerja atas dasar asumsi, teknik dan metode.

Kadang-kadang orang menyamakan pengertian penelitian dengan metode ilmiah. Sesuai dengan
tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan, dan menguji
kebenaran suatu pengetahuan dimana usaha-usaha itu dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah.
Kegiatan penelitian adalah suatu kegiatan objektif dalam usaha mengembangkan, serta menguji ilmu
pengetahuan berdasarkan atas prinsip-prinsip, teori-teori yang disusun secara sistematis melalui proses
yang intensif dalam pengembangan generalisasi. Sedangkan metode ilmiah lebih mementingkan aplikasi
berpikir deduktif-induktif di dalam memecahkan suatu masalah.

Fokus perhatian dalam suatu penelitian adalah masalah, masalah yang muncul dalam pikiran peneliti
berdasarkan penelaahan situasi yang meragukan (a perplexing situation). Masalah adalah titik sentral
dari keseluruhan penelitian.

B. Cara memperoleh pengetahuan

1. Commonsense: akal sehat.

Pengetahuan didasarkan pada pikiran sehat yang secara umum diterima kebenarannya, tapi tidak
ditunjang oleh informasi empiris.

Contoh : matematika adalah pengasah otak.

1. Otoritas

Pengetahuan didasarkan pada penghormatan atas kekuasaan seseorang atau sesuatu tanpa kritik.

Contoh : Dimasa Ptolemaeus berkembang teori geosentri, yang merupakan doktrin dari kaum gereja
yang berkuasa saat itu.

1. Intuitif

Pengetahuan yang didasarkan atas firasat atau pengalaman.


Contoh : Doktrin dari Supranatural

1. Logika

Pengetahuan yang didasarkan pada kebenaran rasional atau logika.

Contoh : Mayor premise : Semua manusia mati

Minor premise : Socrates adalah manusia

Kesimpulan : Sorates mati.

1. Empiris

Pengetahuan diperoleh dari objek pegetahuan itu sendiri, pengetahuan diperoleh dari data-data hasil
penelitian.

C. Ciri – ciri penelitian

1. Memiliki masalah, terumus jelas dan terperinci.

2. Memiliki hipotesis, terumus jelas dan terperinci.

3. Terencana, bertujuan dan bermetode.

4. Empiris, berdasarkan observasi fenomena.

5. Berlogika, berdasarkan analisis teoritis.

6. Berakurasi dan valid, menggunakan instrumen yang tepat dan reliabel.

7. Memiliki sumber data, primer dan sekunder.


8. Non-etikal, bersifat objektif.

9. Siklikal, sistematis.

10. Berproduk: abstrak (berupa: prinsip, generalisasi, dan teoritik) atau konkret (berupa: model atau
alat)

D. Karakteristik penelitian :

1. Berfungsi menjawab permasalahan tertentu.

2. Dilakukan secara sistematis dengan menggunakan metode tertentu.

3. Melibatkan kegiatan pengumpulan, pengolahan dan penyimpulan data (fakta dan opini).

E. Langkah-langkah penelitian :

1. Identifikasi, pemilihan, dan perumusan masalah.

2. Penelaahan kepustakaan.

3. Penyusunan hipotesis.

4. Identifikasi, klasifikasi, dan pemberian definisi operasional variable-variabel.

5. Pemilihan atau pengembangan alat pengambil data.

6. Penyusunan rancangan penelitian.

7. Penentuan sample.

8. Pengumpulan data.

9. Pengolahan dan analisis data.

10. Interpretasi hasil analisis.

11. Penyusun laporan/publikasi penelitian.


(www.acehforum.or.id/showthread.../9952-Pengertian-Penelitian)

Penelitian atau riset adalah terjemahan dari bahasa Inggris research, yang merupakan gabungan
dari kata re (kembali) dan to search (mencari). Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa
research adalah berasal dari bahasa Perancis recherche.Intinya hakekat penelitian adalah
“mencari kembali”.
Definisi tentang penelitian yang muncul sekarang ini bermacam-macam, salah satu yang cukup
terkenal adalah menurut Webster’s New Collegiate Dictionary yang mengatakan bahwa
penelitian adalah “penyidikan atau pemeriksaan bersungguh-sungguh, khususnya investigasi atau
eksperimen yang bertujuan menemukan dan menafsirkan fakta, revisi atas teori atau dalil yang
telah diterima”.
Dalam buku berjudul Introduction to Research, T. Hillway menambahkan bahwa penelitian
adalah “studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna
terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahan yang tepat terhadap masalah tersebut”.
Ilmuwan lain bernama Woody memberikan gambaran bahwa penelitian adalah “metode
menemukan kebenaran yang dilakukan dengan critical thinking (berpikir kritis)”.
Penelitian bisa menggunakan metode ilmiah (scientific method) atau non-ilmiah (unscientific
method). Tapi kalau kita lihat dari definisi diatas, penelitian banyak bersinggungan dengan
pemikiran kritis, rasional, logis (nalar), dan analitis, sehingga akhirnya penggunaan metode
ilmiah (scientific method) adalah hal yang jamak dan disepakati umum dalam penelitian. Metode
ilmiah juga dinilai lebih bisa diukur, dibuktikan dan dipahami dengan indera manusia. Penelitian
yang menggunakan metode ilmiah disebut dengan penelitian ilmiah (scientific research).

1. Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berguna untuk memperoleh penemuan-penemuan
yang tidak terduga sebelumnya dan membangun kerangka teoritis baru. Penelitian kualitatif
biasanya mengejar data verbal yang lebih mewakili fenomena dan bukan angka-angka yang
penuh prosentaase dan merata yang kurang mewakili keseluruhan fenomena. Dari penelaitian
kualitatif tersebut, data yang diperoleh dari lapangan biasanya tidak terstruktur dan relative
banyak, sehingga memungkinkan peneliti untuk menata, mengkritis, dan mengklasifikasikan
yanglebih menarik melalui penelitian kualitatif. Istilah penelitian kualitatif, awalnya beraasal dari
sebuah pengamatan pengamatan kuantitatif yang dipertentangkan dengan pengamatan kualitatif
(Suwardi Endraswara, 2006:81).
Menurut Brannen (1997:9-12), secara epistemologis memangada sedikit perbedaan antara
penelitian kualitatif dan kuantitatif. Jika penelitian kuantitatif selalu menentukan data dengan
variabel-veriabel dan kategori ubahan, penelitian kualitatif justru sebaliknya. Perbedaan penting
keduanya, terletak pada pengumpulan data. Tradisi kualitatif, peneliti sebagai instrument
pengumpul data, mengikuti asumsi cultural, dan mengikuti data.
Penelitian kualitatif (termasuk penelitian historis dan deskriptif)adalah penelitian yang tidak
menggunakan model-model matematik, statistik atau komputer. Proses penelitian dimulai
dengan menyusun asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian.
Asumsi dan aturan berpikir tersebut selanjutnya diterapkan secara sistematis dalam pengumpulan
dan pengolahan data untuk memberikan penjelasan dan argumentasi. Dalam penelitian kualitatif
informasi yang dikumpulkan dan diolah harus tetap obyektif dan tidak dipengaruhi oleh pendapat
peneliti sendiri. Penelitian kualitatif banyak diterapkan dalam penelitian historis atau deskriptif.
Penelitian kualitatif mencakup berbagai pendekatan yang berbeda satu sama lain tetapi memiliki
karakteristik dan tujuan yang sama. Berbagai pendekatan tersebut dapat dikenal melalui berbagai
istilah seperti: penelitian kualitatif, penelitian lapangan, penelitian naturalistik, penelitian
interpretif, penelitian etnografik, penelitian post positivistic, penelitian fenomenologik,
hermeneutic, humanistik dan studi kasus. Metode kualitatif menggunakan beberapa bentuk
pengumpulan data seperti transkrip wawancara terbuka, deskripsi observasi, serta analisis
dokumen dan artefak lainnya. Data tersebut dianalisis dengan tetap mempertahankan keaslian
teks yang memaknainya. Hal ini dilakukan karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk
memahami fenomena dari sudut pandang partisipan, konteks sosial dan institusional. Sehingga
pendekatan kualitatif umumnya bersifat induktif.
Penelitian kualitatif adalah satu model penelitian humanistik, yang menempatkan manusia
sebagai subyek utama dalam peristiwa sosial/budaya. Jenis penelitian ini berlandaskan pada
filsafat fenomenologis dari Edmund Husserl (1859-1928) dan kemudian dikembangkan oleh
Max Weber (1864-1920) ke dalam sosiologi. Sifat humanis dari aliran pemikiran ini terlihat dari
pandangan tentang posisi manusia sebagai penentu utama perilaku individu dan gejala sosial.
Dalam pandangan Weber, tingkah laku manusia yang tampak merupakan konsekwensi-
konsekwensi dari sejumlah pandangan atau doktrin yang hidup di kepala manusia pelakunya.
Jadi, ada sejumlah pengertian, batasan-batasan, atau kompleksitas makna yang hidup di kepala
manusia pelaku, yang membentuk tingkah laku yang terkspresi secara eksplisit.

2. Penelitian Kuantitatif
Menurut August Comte (1798-1857) menyatakan bahwa paradigma kuantitatif merupakan satu
pendekatan penelitian yang dibangun berdasarkan filsafat positivisme. Positivisme adalah satu
aliran filsafat yang menolak unsur metafisik dan teologik dari realitas sosial. Karena
penolakannya terhadap unsur metafisis dan teologis, positivisme kadang-kadang dianggap
sebagai sebuah varian dari Materialisme (bila yang terakhir ini dikontraskan dengan Idealisme).
Dalam penelitian kuantitatif diyakini, bahwa satu-satunya pengetahuan (knowledge) yang valid
adalah ilmu pengetahuan (science), yaitu pengetahuan yang berawal dan didasarkan pada
pengalaman (experience) yang tertangkap lewat pancaindera untuk kemudian diolah oleh nalar
(reason). Secara epistemologis, dalam penelitian kuantitatif diterima suatu paradigma, bahwa
sumber pengetahuan paling utama adalah fakta yang sudah pernah terjadi, dan lebih khusus lagi
hal-hal yang dapat ditangkap pancaindera (exposed to sensory experience). Hal ini sekaligus
mengindikasikan, bahwa secara ontologis, obyek studi penelitian kuantitatif adalah fenomena
dan hubungan-hubungan umum antara fenomena-fenomena (general relations between
phenomena). Yang dimaksud dengan fenomena di sini adalah sejalan dengan prinsip sensory
experience yang terbatas pada external appearance given in sense perception saja. Karena
pengetahuan itu bersumber dari fakta yang diperoleh melalui pancaindera, maka ilmu
pengetahuan harus didasarkan pada eksperimen, induksi dan observasi (Edmund Husserl 1859-
1926).
Sejalan dengan penjelasan di atas, secara epistemologi, paradigma kuantitatif berpandangan
bahwa sumber ilmu itu terdiri dari dua, yaitu pemikiran rasional data empiris. Karena itu, ukuran
kebenaran terletak pada koherensi dan korespondensi. Koheren besarti sesuai dengan teori-teori
terdahulu, serta korespondens berarti sesuai dengan kenyataan empiris. Kerangka pengembangan
ilmu itu dimulai dari proses perumusan hipotesis yang deduksi dari teori, kemudian diuji
kebenarannya melalui verifikasi untuk diproses lebih lanjut secara induktif menuju perumusan
teori baru. Jadi, secara epistemologis, pengembangan ilmu itu berputar mengikuti siklus; logico,
hypothetico, verifikatif.

3. Tindakan
Tindakan adalah suatu perbuatan yang dilakukan dalam penelitian guna mencapai penelitian
yang senpurna. Tindakan ini dimaksudkan agar peneliti mengetahui dengan jelas bahwa ada
beberapa ketentuan dalam melakukan tindakan penelitian. Seperti halnya penelitian kualitatif dan
kuantitatif, tindakan termasuk aspek yang perlu dikaji oleh seorang peneliti. Tindakan
merupakan salah satu ketentuan dalam penelitian.
(http://intl.feedfury.com/content/19423839-hakikat-penelitian.html)

You might also like