Professional Documents
Culture Documents
B. LATAR BELAKANG
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran dari cabang Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) atau yang sering disebut juga sebagai Sains. IPA
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Menurut Carin dan Sund (1993) dalam Puskur (2007: 3)
mendefinisikan Sains sebagai “pengetahuan yang sistematis dan tersusun
secara teratur berlaku secara umum (universal) dan berupa kumpulan data
hasil observasi dan eksperimen”. Sehingga untuk mendapatkan dan
memahami pengetahuan fisika secara mendalam hendaknya diperoleh melalui
suatu proses yang melibatkan penalaran rasional dalam kegiatan pemecahan
masalah dengan menggunakan metode ilmiah yang meliputi penyusunan
hipotesis, perencanaan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan
penarikan kesimpulan. Melalui kegiatan pemecahan masalah dan metode
ilmiah itulah diharapan peserta didik dapat mengalami proses pembelajaran
secara langsung, utuh dalam mempelajari fenomena-fenomena fisis dan
menemukan fakta/pengetahuan baru untuk memahami konsep-konsep fisika
seperti layaknya para ilmuwan.
Dari hasil observasi langsung yang dilakukan oleh penulis di R-SMA-
BI Negeri 1 Lamongan didapatkan sutau kenyataan bahwa proses Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) fisika masih belum sesuai dengan hakikat
pembelajaran fisika sebenarnya. Guru dalam mengajarkan materi fisika masih
memakai model pembelajaran tradisional (teacher centre) atau pembelajaran
konvensional dengan menggunakan metode ceramah. Guru menjelaskan
materi fisika yang ada di buku paket dan menuliskan beberapa rumus di papan
2
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka diperoleh rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri dengan
menggunakan iringan musik klasik terhadap hasil belajar siswa pada
pokok bahasan listrik dinamis di kelas X R-SMA-BI Negeri 1 Lamongan?
2. Bagaimana respon siswa terhadap penggunaan model pembelajaran inkuiri
dengan menggunakan iringan musik klasik terhadap hasil belajar siswa
pada pokok bahasan listrik dinamis di kelas X R-SMA-BI Negeri 1
Lamongan?
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri
dengan menggunakan iringan musik klasik terhadap hasil belajar siswa
pada pokok bahasan listrik dinamis di kelas X R-SMA-BI Negeri 1
Lamongan.
2. Untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan model pembelajaran
inkuiri dengan menggunakan iringan musik klasik terhadap hasil belajar
siswa pada pokok bahasan listrik dinamis di kelas X R-SMA-BI Negeri 1
Lamongan.
6
E. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
a. Manfaat Teoritis
1. Memberi sumbangan penelitian pada dunia pendidikan tentang model
pembelajaran inkuiri dengan menggunakan iringan musik klasik.
2. Dapat menambah khasana kepustakaan pada bidang pendidikan.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi siswa, memberikan kesempatan untuk mengembangkan pola
pikir mereka dalam kegiatan pembelajaran fisika.
2. Bagi guru, memberikan wawasan tentang model pembelajaran inkuiri
dengan menggunakan iringan musik klasik dan cara menerapkannya
dalam pembelajaran fisika yang lebih inovatif, enjoy, menarik, dan
menyenangkan.
3. Bagi sekolah, sebagai masukan dalam menentukan kebijakan untuk
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut.
4. Bagi peneliti, sebagai salah satu cara untuk mengembangkan diri
menjadi calon guru yang profesional.
G. KAJIAN PUSTAKA
1. Hakekat Fisika
Fisika merupakan salah satu mata pelajaran dari cabang Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) atau yang sering disebut juga sebagai Sains.
Menurut Carin dan Sund (1993) dalam Puskur (2007: 3) mendefinisikan
Sains sebagai “pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur
berlaku secara umum (universal) dan berupa kumpulan data hasil
observasi dan eksperimen.” Sehingga untuk mendapatkan dan memahami
pengetahuan fisika secara mendalam hendaknya diperoleh melalui proses
yang melibatkan penalaran rasional dan kegiatan pengamatan (observasi)
serta eksperimen.
Merujuk pada pengertian Sains di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa hakikat sains meliputi empat unsur utama, yaitu: Pertama, sikap:
rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta
hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat
dipecahkan melalui prosedur yang benar; Sains bersifat open ended;
Kedua, proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah;
metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen
atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; Ketiga,
produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; dan Keempat, aplikasi:
penerapan metode ilmiah dan konsep Sains dalam kehidupan sehari-hari.
Keempat unsur itu merupakan ciri Sains yang utuh yang sebenarnya tidak
dapat dipisahkan satu sama lain (Puskur, 2007: 6).
Dari uraian di atas dalam proses pembelajaran Fisika sebagai
bagian dari Sains maka keempat unsur itu diharapkan dapat muncul,
sehingga siswa dapat mengalami proses pembelajaran secara utuh,
memahami fenomena fisis melalui kegiatan pemecahan masalah, metode
ilmiah, dan meniru cara ilmuan bekerja dalam menemukan fakta baru.
Pandangan lainnya diungkapkan oleh ilmuwan terkemuka Einstein,
yang berpendapat bahwa fisika dapat dianggap sebagai ilmu pengetahuan
yang berusaha menguraikan serta menjelaskan hukum-hukum alam dan
kejadian-kejadian dalam alam menurut pemikiran manusia dan gambaran
9
itu berupa teori dan fisika yang seragam dan tidak dapat disangkal lagi
menurut JP Siepmann (1999).
Menurut Soekarno yang dikutip Alimufi Arief (1990: 7) Fisika
merupakan ilmu yang lahir dan dikembangkan lewat langkah-langkah
observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis
melalui eksperimen, penarikan kesimpulan dan penemuan teori atau
konsep. Berdasarkan teori yang diperoleh dilakukaan observasi yang lebih
cermat, sehingga ditemukan masalah baru, demikian seterusnya secara kait
mengait sehingga menuju kearah penemuan yang sempurna.
Sedangkan menurut Nyoman Kertiasa (1996: 2) Fisika sebagai
bagian dari pengetahuan alam, merupakan hasil kegiatan dari para peneliti
dengan menggunakan metode serta sikap ilmiah, sehingga segi yang
menyangkut pengetahuan sering disebut juga produk atau hasil fakta.
Dengan demikian IPA-Fisika memiliki segi-segi proses pengetahuan,
sikap (rasa ingin tahu).
Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat
fisika yang merupakan bagian dari IPA atau Sains adalah ilmu
pengetahuan yang lahir dari suatu proses pengamatan dan eksperimen
dengan menggunakan metode ilmiah dan diawali sikap ilmiah kemudian
diperoleh produk atau hasil ilmiah berupa fakta, prinsip, teori dan hukum.
2. Model Pembelajaran Inkuiri
a. Pengertian Inkuiri
Inkuiri dalam bahasa Inggris berasal dari kata inquiry yang
artinya pertanyaan, pemeriksaan, atau penyalidikan. Inkuiri sebagai
proses umum yang dilakukan oleh manusia untuk mencari atau
memahami informasi. Sund, seperti yang dikutip oleh Suryobroto
(1993: 193), menyatakan bahwa discovery merupakan bagian dari
inquiry, atau inquiry merupakan perluasan dari discovery yang
digunakan lebih mendalam (Trianto, 2007: 135).
Menurut Gulo, W (2002: 84) menyatakan bahwa strategi
inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki
10
Istilah “Klasik” sendiri diambil dari nama salah satu periode itu. Tiga
periode musik yang dimaksud yaitu:
1) Zaman Barok dan Rokoko (Abad 17)
2) Zaman Klasik (Abad 18)
3) Zaman Romantik (Pertengahan abad 18)
Setiap musik pada zaman tersebut memiliki ciri-ciri tersendiri
yang dibatasi pada intrumen yang digunakan dan melodi yang
dimainkan. Pada abad-abad berikutnya musik klasik terus berkembang
meskipun perkembangannya tidak secepat masa-masa sebelumnya.
Perkembangan ini juga melahirkan musik Kontemporer Klasik pada
abad 19 sampai abad 20. Hal terbaik dari musik klasik adalah musik
klasik menjadi elemen dasar dari semua musik di era selanjutnya.
Bahkan ada ungkapan bahwa musik klasik tidak akan pernah mati.
Banyak sekali komposer di era setelah era klasik yang masih belajar
dari karya-karya Mozart dan Beethoven. Bahkan keagungan karya dari
Beethoven dalam Moonlight Sonata telah menjadi contoh dan inspirasi
dari ratusan karya lain setelahnya. Bahkan karya dari Mozart masih
dimainkan dan dipelajari dalam harmoni dan orkestra musik setelah 80
tahun kematiannya.
http://www.scribd.com/mobile/documents/26497552?query=musik+kl
asik
c. Efek Musik pada Pikiran dan Tubuh
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dengan irama.
Denyut nadi dan degup jantung manusia pun memiliki irama khusus.
Menurut Lozanov (1979) dalam DePorter (2003: 73) menyebutkan
bahwa irama, ketukan dan keharmonisan musik mempengaruhi
fisiologi manusia terutama gelombang otak dan detak jantung di
samping membangkitkan perasaan dan ingatan.
Saat kita mendengarkan musik di mana otak kita sedang
memproses apa yang kita dengar, detak jantung akan cenderung
mengikuti atau mengsinkronkan dengan kecepatan musik itu sendiri
(bit per menit). Hal ini menjelaskan bahwa ketika kita mendengarkan
25
musik dengan tempo yang tinggi maka detak jantung kita akan
meningkat. Saat kita mendengar musik dengan tempo (bit per menit)
yang rendah, mislanya 55-70 bpm detak jantung kita akan melambat
dan kita menjadi lebih rileks.
Musik pertama-tama akan diproses oleh auditory cortex dalam
bentuk suara yang selanjutnya musik akan dinikmati oleh otak kanan.
Sedangkan otak kiri akan memproses lirik yang terdapat dalam
musik/lagu tersebut. Efek selanjutnya pada system limbic atau otak
mamalia akan menangani respon terhadap musik dan emosi. Sehingga
dengan menggunakan musik yang tepat akan sangat membantu dalam
meningkatkan daya ingat.
Dalam buku Musik Mind and Brain, Manfred Clynes Ph. D.
menjelaskan bagaimana musik dapat mempengaruhi seluruh aktifitas
otak. Struktur musik yang harmonis, kualitas interval, timbre, pola
nada dan tempo diproses di otak kanan kita. Sedangkan perubahan
cepat seperti pada nada suara yang akurat dan lirik diproses oleh otak
kiri kita (Gunawan, 2007: 254).
Pakar lainnya, Jean Houston Ph. D. mengatakan bahwa tubuh
pada level molekul, bergetar pada panjang gelombang yang tetap
stabil. Musik mempunyai getaran dan frekuensi. Saat kita
mendengarkan musik, frekuensi musik tersebut dapat berresonansi atau
bertentangan dengan frekuensi tubuh kita. Saat terjadi kesamaan
frekuensi kita akan merasa nyaman, kita dapat belajar dengan lebih
baik dan kita berada pada keadaan rileks tapi waspada (Gunawan,
2007: 254).
Menurut Gunawan (2007: 255), beberapa pengaruh musik yang
tepat terhadap diri kita, antara lain:
1) Musik meningkatkan energy otot.
2) Musik meneingkatkan energy sel tubuh.
3) Musik mempengaruhi detak jantung.
4) Musik meningkatkan metabolisme tubuh.
5) Musik mengurangi stress dan rasa sakit.
26
Alat
+ -
Gambar 2.1 Arus konvensional dari + ke – ekivalen dengan arus elektron negatif
yang mengalir mengalir dari – ke +
(Giancoli, D, 2001: 67)
Jika ∆Q adalah jumlah muatan yang mengalir melalui
penampang lintang A dalam waktu ∆t, maka arus listrik dapat
dinyatakan:
Q
I …………. (2.1)
t
(Tipler, 2001: 138)
33
qE
vd = t …………. (2.14)
m
b. Potensial Listrik dan Beda Potensial
Perhatikan medan listrik antara dua pelat sejajar bermuatan
sama tetapi berlawanan serta jarak antara kedua pelat kecil
dibandingkan dengan lebar dan tingginya sehingga medan akan
seragam pada sebagian besar deerah seperti pada gambar 2.3.
+ -
+ -
+ -
+ -
+ -
+ -
+ -
+ + +
-
EP EP
+ b a -
tinggi rendah
+ -
+ -
+ -
+ -
+ -
+ -
+ -
Gambar 2.3 Kerja dilakukan oleh medan listrik pada waktu memindahkan muatan
positif dari posisi b ke posisi a
(Sumber: Giancoli, D, 2001: 33)
Sebuah titik muatan positif q yang kecil yang diletakkan pada
titik b dengan sangat dekat dengan muatan pelat positif seperti pada
gambar di atas. Jika muatan tersebut dilepaskan, gaya listrik akan
melakukan kerja pada muatan dan mempercepatnya menuju pelat
negatif. Pada proses ini, energi kinetik partikel bermuatan tersebut
akan bertambah. Energi potensial akan menurun dengan besar yang
sama, sama dengan kerja negatif yang dilakukan oleh gaya listrik.
Sesuai dengan kekekalan energi, energi potensial listrik diubah
menjadi energi kinetik dan energi totalnya adalah tetap (Giancoli,
D,2001: 33).
Potensial listrik didefinisikan sebagai energi potensial per
satuan muatan. Potensial listrik dinyatakan dengan simbol V. Jika titik
37
muatan q memiliki energi potensial listrik EPa pada titik a gambar 2.3,
potensial listrik Va pada titik ini adalah
EPa
Va …………. (2.15)
q
(Giancoli, D, 2001: 33)
Atau secara umum lagi, definisi potensial listrik ditulis:
𝑎
𝑉𝑎 = − 𝐸. 𝑑𝑟 …………. (2.16)
∞
I R I
V V
0 0
(a) (b)
Gambar 2.4 Grafik arus dan tegangan untuk
(a) konduktor logam yang mengikuti hukum Ohm, dan
(b) untuk alat yang nonohmik, dalam hal ini dioda semikonduktor
(Sumber: Giancoli, D, 2001: 68)
arus J akan konstan untuk semua titik di dalam silinder dan secara
matematis dapat dituliskan :
𝑉 𝐼
E= dan J = …………. (2.25)
𝐿 𝐴
(Halliday dan Resnick, 1988: 189)
maka dapat dituliskan resistivitas ρ tersebut sebagai
V
E
L …………. (2.26)
J I
A
(Halliday dan Resnick, 1988: 189)
dimana V/I adalah R sehingga persamaan di atas menjadi
L
R …………. (2.27)
A
(Halliday dan Resnick, 1988: 190)
Persamaan (2.27) membuktikan hasil eksperimen bahwa
hambatan R kawat logam berbanding lurus dengan panjang L dan
berbanding terbalik dengan luas penampang A. Dimana ρ merupakan
konstanta pembanding yang disebut hambatan jenis (resistivitas) dan
bergantung pada jenis bahan yang digunakan. Nilai tipikal ρ satuannya
adalah Ω.m, nilainya untuk berbagai bahan diberikan pada tabel 2.1.
Nilai-nilai tersebut sebagian bergantung pada kemurnian, perlakuan
kalor, temperature, dan faktor-faktor lainya (Giancoli, D, 2001: 69).
Tabel 2.1
Hambatan Jenis dan Koefisien Temperature (pada 20oC)
Semikonduktor
Karbon (grafit) (3-60) x 10-5 -0,0005
Germanium (1-500) x 10-3 -0,05
Silikon 0,1-60 -0,07
Isolator
Kaca 109-1012
Karet padatan 1013-1015
Sumber: Giancoli, D, 2001: 70
Hambatan jenis suatu bahan sebagian bergantung pada
temperature. Pada umunya hambatan logam bertambah terhadap
temperature. Pada temperature yang lebih tinggi, atom-atom bergerak
lebih cepat dan tersusun dengan tidak begitu teratur. Sehingga
cenderumg mengganggu elektron bergerak karena adanya tumbukan.
Jika perubahan temperatur tidak terlalu besar, hambatan logam
biasanya naik hamper linier terhadap temperature, sehingga dapat
dituliskan persamaan:
t 0 [1 (T T0 )] …………. (2.28)
Tabel 2.2
Arti Kode Warna pada Resistor
Digit pertama
Digit kedua
Digit ketiga
Faktor pengali
Toleransi
(a) (b)
Gambar 2.5 (a) Beberapa resistor karbon dengan lima cincin warna
(b) Nilai hambatan suatu resistor dinyatakan dengan kode
warna,
Sumber: http://teknisidjockam.blogspot.com/2010/09/resistor.html
Resistansi dibaca dari warna cincin yang paling depan ke arah
cincin toleransi. Sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2.5 (b) di atas
dan pada tiga cincin pertama menunjukkan harga resistansi, cincin
keempat adalah pengali, dan yang kelima adalah toleransi. Sebagai
contoh, resistor di atas memiliki lima warna yaitu: orange, orange,
putih, hitam dan coklat adalah 339 Ω ± 1%. Deskripsi yang lebih
44
R1 R2 R3 Rek
I V1 V2 V3 I
+ - + -
(a) V (b) V
I1 R1
I2 R2 Rek
I3 R3
+ - + -
I I
(a) V (b) V
Gambar 2.7 (a) Rangkaian hambatan listrik disusun parallel
(b) hamabtan ekivalen tunggal Rek
(Sumber:Giancoli, D, 2001 : 96)
g. Hukum Kirchhoff
Metode yang diberikan pada pembahasan di atas telah
dijelaskan bahwa rangkaian yang mengandung banyak resistor dapat
disederhanakan dengan mengganti nilai hambatan ekivalen (Rseri dan
Rparallel). Namun, metode tersebut masih belum cukup untuk
menganalisis berbagai rangkaian sederhana lainnya seperti pada
gambar 2.10 dan 2.11.
G.R Kirchoff (1824-1887) di pertengahan abad 19 membuat
suatu hukum yang dinamakan hukum Kirchoff. Hukum ini sebenarnya
merupakan penerapan yang berguna dari hukum kekekalan muatan dan
energi.
Hukum pertama Kirchoff atau hukum titik cabang
berdasarkan pada kekekalan muatan. Hukum ini menyatakan bahwa
“pada setiap titik cabang, jumlah semua arus yang memasuki cabang
harus sama dengan semua arus yang meninggalkan cabang tersebut”.
I2
I1 I3
a
I4
ɛ1 + ɛ1 +
+ arah loop ɛ2 - arah loop ɛ2
(a) (b)
Gambar 2.9 (a) Nilai I positif karena searah dengan loop
(b) Nilai I negatif karena berlawanan dengan loop
48
ɛ1
R2
ɛ2
Gambar 2.10Rangkaian sederhana dengan 1 loop
Menurut hukum Kirchhoff II:
∑ ɛ + ∑(IR) = 0
I(R1 + R2) = ɛ1 - ɛ2
R1 R2
ɛ1 ɛ2
Loop I Loop II
ɛ3
VAB = ɛ - Ir
Dengan, VAB = IR, maka diperoleh: I …………. (2.42)
Rr
i. Transformasi delta (Δ) ke bintang ( Υ)
Cara lain untuk menyederhanakan rangkaian yang rumit seperti
rangkaian diatas adalah dengan menggunakan transformasi delta ke
bintang sebagai berikut:
R3
Ra Rc
R1 R2
Rb
R2 R3
Rc …………. (2.43)
R1 R2 R3
50
Adapun tranformasinya:
Ra Rb Ra Rc Rb Rc R R Ra Rc Rb Rc
R1 ; R2 a b ; dan
Ra Rb
R R Ra Rc Rb Rc …………. (2.44)
R3 a b
Rc
(Wasito 2004 : 69)
Contoh:
R1 R4 R7
A B
R2 R3 R5 R6 R8
Ra Rb Rd Rf
R3 R6 B
A Rc Re
R5
R2 R8
Gambar 2.14 Rangkaian pengganti dari gambar 2.12
Dengan menggunakan persamaan (2.43), maka:
R1 R2 22 4
Ra
R1 R2 R3 2 2 3 7
R1 R3 23 6
Rb
R1 R2 R3 2 2 3 7
51
R2 R3 23 6
Rc
R1 R2 R3 2 2 3 7
R6 R7 3 2 6
Rd
R6 R7 R8 3 2 2 7
R6 R8 3 2 6
Re
R6 R7 R8 3 2 2 7
R7 R8 22 4
Rf
R6 R7 R8 3 2 2 7
Rs1
Ra Rf
A B
Rs2
Rs1 Rb R4 Rd Rs 2 Rc R5 Re
6 6 6 6
3 3
7 7 7 7
33 33
Rs1 Rs 2
7 7
Ra Rp Rf
A B
Rs1 Rs 2
Rp Rek Ra R p R f
Rs1 Rs 2
4 363 4
33 33
7 154 7
Rp 7 7
33 33 88 363 88
7 7 154
1089 539
Rek
Rp 49 154
66
7
1089 7
Rp
49 66
363
Rp
154
52
539
Jadi, besar hambatan pengganti pada gambar 2.13 adalah
154
Beberapa rangkaian rumit atau jaringan resistor lebih mudah
dianalisa dengan menggunakan aturan percabangan dan pertimbangan
simetri. Jika dua titik dalam suatu rangkaian berada pada potensial
yang sama, mereka dapat dihubungkan dengan sebuah kawat tanpa
menyebabkan perubahan-perubahan apapun terhadap arus atau
potensial pada titik-titik lainnya di dalam rangkaian. Titik demikian
dapat dikenali dengan mempertimbangkan simetri dari rangkaian
(Tipler 2001 : 185).
b R4 c
R1
a R2 d
R3
R8 R7
R5 R6
R12
R9 f g
R10
e h R11
Gambar 2.15 Dua belas resistor yang sama membentuk rusuk-rusuk sebuah kubus
Gambar 2.15 di atas ini memperlihatkan 12 resistor sejenis yang
membentuk rusuk-rusuk kubus. Dengan simetri dapat dihubungkan
suatu beda potensial Vag antara titik a dan g, titik b, d, dan e harus
berada pada potensial yang sama. Jika dihubungkan titik ini dengan
sebuah kawat, dimiliki tiga resistor sama yang parallel antara titik a
dan titik bersama bde. Titik c, f, dan h berada pada potensial yang
sama dan bisa dihubungkan dengan sebuah kawat. Terdapat enam
lintasan paralel dari titik cfh dan g (Tipler 2001 : 185).
Rangkaian pada gambar 2.15 dapat disederhanakan sebagai berikut:
53
R4
R8
R1 R7
R3
a R2 bde cfh R12 g
R6
R5 R11
R9
R10
R5
1 1 1 1
Rp1 R1 R2 R5
1
Rp1 R
3
R4
2)
R8
R3
bde cfh
R6
R9
R10
1 1 1 1 1 1 1
Rp 2 R4 R8 R3 R6 R9 R10
54
1
Rp 2 R
6
R7
3)
cfh R12 g
R11
1 1 1 1
Rp3 R7 R12 R11
1
Rp 3 R
3
Sehingga,
Rek Rp1 Rp 2 Rp 3
1 1 1
Rek R R R
3 6 3
5
Rek R
6
Jadi, besar hambatan pengganti rangkaian pada gambar 2.15
sebesar 5/6 R
Ingat bahwa penyelesaian di atas hanya dapat digunakan untuk
kasus-kasus di mana semua hambatan R bernilai sama.
55
7. Kerangka Berfikir
Fisika merupakan cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-psinsip saja tetapi
juga merupakan suatu proses penemuan.
Musik dapat mempengaruhi fisiologi manusia terutama gelombang otak dan denyut jantung.
Kenyataan: Harapan:
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) fisika di Dengan melakukan aktifitas dengan
R-SMA-BI Negeri 1 Lamongan masih cara mencari dan menemukan
menggunakan model pembelajaran sendiri siswa lebih memahami
konvensiaonal (ceramah) sehingga materi konsep fisika yang diajarkan oleh
fisika masih disampaikan sebatas sebagai guru.
produk yang cenderung siswa dituntut Dengan penggunaan iringan musik
untuk menghafal rumus-rumus, teori dan klasik dalam pembelajaran fisika
hukum saja. akan memberikan suasana yang
66 % siswa menyatakan bahwa pelajaran rileks, enjoy dan menyenangkan
fisika sulit dikarenakan banyak rumus. Dan sehingga memberikan semangat dan
dari beberapa materi yang di tuliskan dalam motivasi kepada siswa dalam
angket yang menurut mereka sulit adalah melakukan aktivitas di dalam kelas.
listrik dinamis.
Proses pembelajaran kurang variasi dan
suasana di kelas cenderung monoton,
sehingga siswa kurang bergairah dalam
mengikuti pembelajaran.
Identifikasi Masalah:
“Bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri dengan menggunakan iringan
musik klasik terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan listrik dinamis di kelas X R-SMA-
BI Negeri 1 Lamongan?”
Solusi:
Dibutuhkan sebuah model yang tepat yaitu penggunaan musik dalam model pembelajaran inkuiri
untuk memberikan kesempatan yang luas bagi siswa untuk mencari dan menemukan konsep fisika
sendiri dengan suasana yang dinamis dan menyenangkan dengan iringan musik. Sehingga KBM
tidak lagi monoton yang membuat siswa cepat bosan melainkan siswa lebih enjoy dan semangat.
Dengan demikian siswa akan lebih mudah memahami konsep pelajaran fisika.
Hipotesis:
”Terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri dengan menggunakan iringan musik
klasik terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan listrik dinamis di kelas X R-SMA-BI
Negeri 1 Lamongan.”
57
8. Hipotesis
Hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut : ”Terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran inkuiri
dengan menggunakan iringan musik klasik terhadap hasil belajar siswa
pada pokok bahasan listrik dinamis di kelas X R-SMA-BI Negeri 1
Lamongan.”
H. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis
kuantitatif eksperimental. Tujuannya adalah untuk mengetahui pangaruh
penerapan model pembelajaran inkuiri dengan menggunakan iringan
musik klasik terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan listrik
dinamis di kelas X R-SMA-BI Negeri 1 Lamongan. Bentuk desain
eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah true experimental
design bentuk pretest-posttest control group design. Dalam penelitian ini
terdapat dua kelompok yang dipilih secara acak, kemudian diberi tes awal
untuk mengetahui keadaan awal kedua kelompok. True experimental
design yaitu jenis-jenis eksperimen yang dianggap sudah baik karena
sudah memenuhi persyaratan. Yang dimaksud dengan persyaratan dalam
eksperimen adalah adanya kelompok lain yang tidak dikenai eksperimen
dan ikut mendapatkan pengamatan. Dengan adanya kontrol maka akibat
yang diperoleh dari perlakuan dapat diketahui secara pasti karena hasilnya
dibandingkan dengan kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan
(Suharsimi Arikunto, 2006: 86).
2. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat penelitian
Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan untuk
melakukan penelitian guna memperoleh data yang diinginkan.
Penelitian ini dilakukan di R-SMA-BI Negeri 1 Lamongan.
58
b. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah kapan penelitian ini dilaksanakan atau
saat berlangsungnya penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada
semester genap tahun pelajaran 2010-2011.
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 130). Populasi adalah
keseluruhan subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah
siswa kelas X di R-SMA-BI Negeri 1 Lamongan, yang terdiri dari 9
kelas dengan tiap kelasnya berjumlah 31 siswa.
b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Suharsimi Arikunto, 2006: 131). Dalam penelitian ini menggunakan
sampel sebanyak 4 kelas dari 9 kelas. Penentuan sampel dengan
teknik sampel acak (random) yaitu sampel yang dipilih secara acak.
Pemilihan sampel secara acak dapat dilakukan dengan cara
memberikan pretest kepada semua populasi dan memilih kelas yang
normal dan homogen. Kelas yang dijadikan sampel yaitu :
a. Kelas X-2, X-3, dan X-4 sebagai kelas eksperimen dengan
perlakuan penerapan model pembelajaran inkuiri dengan
menggunakan iringan musik klasik.
b. Kelas X-1 sebagai kelas kontrol yaitu tanpa perlakuan penerapan
model pembelajaran inkuiri dengan menggunakan iringan musik
klasik atau dengan menggunakan metode yang biasa digunakan
oleh guru di R-SMA-BI Negeri 1 Lamongan.
4. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa
dalam penerapan model pembelajaran inkuiri dengan menggunakan
iringan musik klasik dalam pada pokok bahasan listrik dinamis. Dalam
penelitian eksperimen ini, terdapat tiga kelompok eksperimen dan satu
kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang dikenai
model pembelajaran inkuiri dengan pengunaan iringan musik klasik
59
Keterangan:
U1 = Pengukuran awal (Pretestt), yaitu tes yang diberikan kepada siswa
sebelum pembelajaran
U2 = Pengukuran akhir (Posttestt), yaitu tes yang diberikan kepada siswa
setelah pembelajaran
L = Kelompok yang dikenai model pembelajaran inkuiri dengan
menggunakan iringan musik klasik
- = Kelompok yang dikenai metode pembelajaran yang biasa
digunakan oleh guru di sekolah
5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Pengertian variabel
a) Variabel bebas adalah variabel yang dimanipulasi untuk
mengetahui pengaruhnya tehadap variabel terikat.
b) Variabel terikat adalah variabel yang diamati untuk mengetahui
efek dari variabel bebas.
c) Variabel kontrol adalah variabel yang dijaga tetap, baik pada
kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol sehingga tidak
berpengaruh terhadap penelitian.
b. Definisi opersional variabel
a) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan model
pembelajaran inkuiri dengan menggunakan iringan musik klasik
yang digunakan selama kegiatan belajar mengajar.
b) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa,
sebagai tingkat pencapaian siswa terhadap materi pelajaran yang
telah diajarkan yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik siswa diukur dengan instrumen hasil posttest siswa
pada pokok bahasan Listrik dinamis dan lembar observasi saat
proses pembelajaran inkuiri.
c) Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah peneliti yang
bertindak sebagai guru, materi pelajaran pada pokok bahasan
Listrik dinamis, perangkat pembelajaran dan alokasi waktu.
61
6. Prosedur Penelitian
Prosedur pengumpulan data berguna untuk memberikan gambaran
tentang memperoleh data penelitian. Sedangkan prosedur penelitian adalah
cara memperoleh suatu data penelitian. Dalam penelitian ini langkah-
langkah yang dilakukan sebagai berikut :
a. Tahap awal
Persiapan yang perlu dilakukan pada tahap awal untuk
mengumpulkan data adalah sebagai berikut :
a) Melakukan survei atau observasi di sekolah yang akan digunakan
untuk penelitian dan wawancara kepada guru mata pelajaran fisika.
b) Menyusun proposal penelitian.
c) Menyusun perangkat pembelajaran yaitu silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS),
handout dan Lembar Evaluasi Siswa (LES).
d) Menyusun instrumen penelitian yaitu lembar observasi, angket
siswa dan soal tes untuk pretest dan posttets untuk materi pokok
bahasan listrik dinamis serta lembar pengamatan.
e) Validasi perangkat (silabus, RPP, LKS, handout dan LES) dan
instrumen penelitian (soal untuk pretest dan posttest) yaitu validasi
dilakukan oleh dosen dan diuji coba di sekolah.
f) Melakukan uji coba instrumen yaitu lembar tes kepada siswa yang
sudah pernah mendapat pembelajaran dengan materi pokok listrik
dinamis.
g) Menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dipilih
dengan teknik sampling berdasarkan hasil pretest.
b. Tahap pelaksanaan eksperimen
Melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan RPP
untuk kelas eksperimen sebanyak tiga kali pertemuan dengan
menerapkan model pembelajaran inkuiri dengan pengunaan iringan
musik klasik, sedangkan pada kelas kontrol hanya digunakan metode
pembelajaran yang sudah biasa digunakan guru di sekolah. Selama
proses belajar mengajar (PBM) berlangsung, kelas diamati oleh
62
c. Handout
Handout adalah bahan ajar yang materinya disusun secara
sistematis yang digunakan baik oleh guru maupun siswa. Handout ini
disusun oleh guru (peneliti) yang didalamnya berisi tentang materi
listrik dinamis.
d. Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
Lembar Kegiatan Siswa berisi serangkaian kegiatan atau tugas
yang harus dilakukan oleh siswa untuk menunjang proses belajarnya
guru mencapai tujuan yang ditetapkan.
Lembar Kegiatan Siswa yang digunakan dalam penelitian ini
berupa kegiatan percobaan yang berorientasi pada indikator
keberhasilan dalam penemuan konsep. Lembar Kegiatan Siswa ini,
dimaksudkan untuk membantu siswa dalam kegiatan percobaan. Jenis
Lembar kegiatan siswa yang digunakan adalah memuat kategori
pengamatan yang sesuai dengan sikap ilmiah yaitu:
Menentukan langkah kerja.
Menyusun alat dan bahan.
Melakukan percobaan.
Pengumpulan data.
Penganalisisan data.
Penarikan kesimpulan dan konsep yang ditemukan.
e. Lembar Evaluasi Siswa (LES)
Lembar Evaluasi Siswa diberikan setiap akhir materi yang
digunakan untuk mengatahui tingkat kemampuan siswa setelah
pembelajaran dilaksanakan.
8. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk
mengambil data penelitian. Instrumen penelitian yang dipakai dalam
mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah :
a. Lembar observasi
Observasi sebagai alat pengumpul data digunakan untuk
mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu
64
n. ( f i .xi ) ( f i .xi ) 2
2
Keterangan:
n = besarnya data
L = luas tiap kelas interval
12. Menghitung 2 dengan menggunakan rumus Chi-kuadrat:
k
Oi Ei 2
2
…………. (3.13)
i 1 Ei
(Sudjana, 2005: 273)
Keterangan :
2 = distribusi Chi-kuadrat
Oi = frekuensi pengamatan
Ei = frekuensi teoritik
k = banyak kelas interval
13. Menentukan 2(1-α)(k-1) yang didapat dari daftar distribusi chi-
kuadrat dengan peluang (p) = (1 - α) dan dk = (k – 1).
14. Menarik kesimpulan dengan kriteria H0 ditolak jika 2hitung
2(1-α)(k-1) dengan taraf signifikan α = 0,05 (Sudjana, 2005: 265).
b. Uji homogenitas
Uji homogenitas varians digunakan untuk mengetahui
apakah varians sampel-sampel yang diambil homogen (sama) atau
tidak. Uji homogenitas dilakukan pada skor pretest. Maka untuk
mengetahuinya digunakan uji Barlett dengan Chi-kuadrat. Adapun
langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:
1. Menyusun hipotesis
H0 = sampel berasal dari populasi yang homogen
H1 = sampel berasal dari populasi yang tidak homogen
2. Menentukan taraf signifikan α = 0,05
3. Menghitung varians dari kelas kontrol dan kelas eksperimen
n. ( f i .xi ) ( f i .xi ) 2
2
s 2
…………. (3.14)
n(n 1)
(Sudjana, 2005: 95)
4. Menghitung varians gabungan dari semua sampel
71
(ni 1). si 2
s gabungan
2
…………. (3.15)
( n i 1)
(Sudjana, 2005: 263)
atau s 2 gabungan
n s n
1 1
2
2
2
2
s 2 n3 s3 n4 s 4
2
n1 n2 n3 n4
Keterangan:
s12 = varians kelas eksperimen 1
s22 = varians kelas eksperimen 2
s32 = varians kelas eksperimen 3
s42 = varians kelas control
5. Menghitung harga satuan B dengan rumus:
B = (log s2) ∑(ni – 1) …………. (3.16)
(Sudjana, 2005: 263)
6. Uji Bartlett menggunakan statistik Chi-kuadrat:
2 = (ln 10) × {B - ∑(ni – 1) × log si2} …………. (3.17)
(Sudjana, 2005: 263)
7. Menentukan 2(1-α)(k-1) yang didapat dari daftar distribusi chi-
kuadrat dengan peluang (p) = (1 - α) dan dk = (k – 1).
8. Menarik kesimpulan dengan kriteria pengujian H0 ditolak jika
2hitung 2(1-α)(k-1) dengan taraf signifikan α = 0,05 (Sudjana,
2005: 263).
c. Uji Hipotesis
Uji ini dilakukan pada nilai posttest siswa kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol setelah diketahui bahwa data
berdistribusi normal dan sampel berasal dari populasi homogen.
Untuk uji hipotesis dalam penelitian ini digunakan uji-t untuk
kesamaan dua rata-rata yaitu uji-t dua pihak dan uji-t satu pihak
sebagai berikut:
a) Uji-t dua pihak
Uji-t dua pihak digunakan untuk mengetahui apakah
terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang dikenai model
pembelajaran inkuiri dengan pengunaan iringan musik klasik
72
s 1
2
…………. (3.18)
n1 n2 2
(Sudjana, 2005: 239)
Keterangan :
s = simpangan baku gabungan
s12 = kuadrat simpangan baku kelas eksperimen
s22 = kuadrat simpangan baku kelas kontrol
iv. Uji Statistik
Untuk uji statistik ini yang digunakan adalah uji-t, yaitu :
x1 x2
t …………. (3.19)
1 1
s
n1 n2
s2 …………. (3.20)
n1 n2 2
(Sudjana, 2005: 239)
Keterangan :
s = simpangan baku gabungan
2
s1 = kuadrat simpangan baku kelas eksperimen
s22 = kuadrat simpangan baku kelas kontrol
iv. Uji Statistik
Untuk uji statistik ini yang digunakan adalah uji-t, yaitu :
x1 x2
t …………. (3.21)
1 1
s
n1 n2
Keterangan:
P : presentase jumlah jawaban responden dari angket
Selanjutnya presentasi tiap pilihan dengan kriteria sebagai berikut:
0% - 20% = sangat lemah
21% - 40% = lemah
41% - 60% = cukup
61% - 80% = kuat
81% - 100% = sangat kuat
(Riduwan, 2003: 28)
77
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan dan Ahmadi. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam
Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Indah, Darah Nur. 2008. Pengaruh Penerapan Diskusi Kelas Dengan Iringan
Musik Mozart Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Materi Pokok Kalor
di Kelas X SMA Negeri 18 Surabaya. Skripsi tidak dipublikasikan.
Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
Tipler. 2001. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid 2. Alih Bahasa: Bambang
Soegijono. Jakarta: Erlangga.