Professional Documents
Culture Documents
“Kamu yang tidak berguna.Kamu tidak pernah merawat anak.Dia ini anak kita.”Ayah
selalu membelaku.Memang ayahlah orang terdekatku selain nenek dan sahabat-sahabatku.
******
“15 tahun lalu,sebuah kecelakaan hebat terjadi.Kecelakaan itu telah merenggut nyawa
kakakmu.Dia terjepit badan mobil saat menyelamatkanmu.Dan beberapa pecahan kaca masuk
ke matamu.Dan dokter terpaksa mengangkat ke dua kornea matamu.”Tutur ayah sambil
terisak.
Aku kaget mendengar cerita ayah.Karena menyelamatkanku kak Reno meninggal saat
kecelakaan.Sekarang aku tahu kenapa ibu sangat membenciku.
******
Aku bekerja sebagai seorang pianis di sebuah kafe terkenal di daerah Bandung.Aku
selalu pergi bekerja bersama sepupuku Mayang.
Setiap hari ibu tidak pernah ada di rumah.Ibu selalu pergi shopping,arisan,ke salon,dan
tempat-tempat hiburan untuk melepas penatnya.
Bagiku Mayang adalah mataku.Dia tak pernah berhenti dan bosan untuk
menemaniku.Dia adalah sepupu terbaikku.Selain Mayang aku masih punya dua orang
sahabat,mereka adalah Tiara dan Edward.
“Kalian ini,ngapain ngajak anak buta pergi?Dia Cuma bisa bikin kalian susah aja.Nanti
kalian malah repot ngurusin dia.”Jawab ibu ketus.
“Tenang aja tan,Prinka gak bakal ngerepotin kita kok.Lagian kita senang kalau Prinka
ikut.”Sambung Edward dengan semangat membujuk ibu.
“Sudah,kalian boleh ajak Prinka pergi.Tapi om titip Prinka pada kalian.”Ayah memberi
izin aku pergi.
“Tenang om,kami akan menjaga Prinka dengan baik,kalau perlu 24 jam nonstop.”Ledek
Tiara mencubit kedua pipiku.
******