You are on page 1of 2

Pelangi Hati

Pusing kepala ini,sepertinya ingin aku pecahkan.Telingaku bagai tersambar petir


mendengar pertengkaran ayah dan ibu setiap pagi.Selalu keluar kata cerai dari mulut ibu.18
tahun sudah aku meminjam umur di dunia ini.

Ibu selalu menyalahkanku sebagai penyebab pertengkaran mereka.Bukan keinginanku


terlahir dalam keadaan buta.Aku tak pernah tahu apa penyebab kebutaan mataku.Bukan
kemauanku tuk terlahir buta,semua ini sudah takdirku.Jika aku dapat memilih,aku pasti ingin
terlahir dalam keadaan yang sempurna.

“Semua gara-gara kamu.Kamu memang anak pembawa sial.Kamu anak tak


berguna.”Teriak ibu setiap kali bertengkar dengan ayah.Tapi tak pernah sedikit pun terbesit
dalam pikiranku untuk membenci ibu.Bagaimanapun juga dia adalah wanita yang telah
mengorbankan nyawanya untukku.

“Kamu yang tidak berguna.Kamu tidak pernah merawat anak.Dia ini anak kita.”Ayah
selalu membelaku.Memang ayahlah orang terdekatku selain nenek dan sahabat-sahabatku.

******

“Prinka,ayah ingin menceritakan penyebab kebutaan matamu yang sebenarnya.”Di


teras rumah di suatu pagi yang cerah.

“Baik yah,Prinka akan mendengarkannya.”Aku duduk di kursi teras bersama ayah.Ada


rasa sedih dalam hatiku ini jika aku tahu penyebab kebutaanku yang sebenarnya.

“15 tahun lalu,sebuah kecelakaan hebat terjadi.Kecelakaan itu telah merenggut nyawa
kakakmu.Dia terjepit badan mobil saat menyelamatkanmu.Dan beberapa pecahan kaca masuk
ke matamu.Dan dokter terpaksa mengangkat ke dua kornea matamu.”Tutur ayah sambil
terisak.

Aku kaget mendengar cerita ayah.Karena menyelamatkanku kak Reno meninggal saat
kecelakaan.Sekarang aku tahu kenapa ibu sangat membenciku.

******

Aku bekerja sebagai seorang pianis di sebuah kafe terkenal di daerah Bandung.Aku
selalu pergi bekerja bersama sepupuku Mayang.

Setiap hari ibu tidak pernah ada di rumah.Ibu selalu pergi shopping,arisan,ke salon,dan
tempat-tempat hiburan untuk melepas penatnya.
Bagiku Mayang adalah mataku.Dia tak pernah berhenti dan bosan untuk
menemaniku.Dia adalah sepupu terbaikku.Selain Mayang aku masih punya dua orang
sahabat,mereka adalah Tiara dan Edward.

Pagi ini,mereka datang ke rumah untuk mengajakku sarapan di luar.Mereka meminta


izin pada kedua orang tuaku.Ternyata firasatku benar,ibu pasti akan marah-marahdan
membentakku.

“Om,tante,oma,kita boleh gak ngajak Prinka sarapan di luar???”Bujuk Mayang pada


kedua orang tuaku.

“Kalian ini,ngapain ngajak anak buta pergi?Dia Cuma bisa bikin kalian susah aja.Nanti
kalian malah repot ngurusin dia.”Jawab ibu ketus.

“Tenang aja tan,Prinka gak bakal ngerepotin kita kok.Lagian kita senang kalau Prinka
ikut.”Sambung Edward dengan semangat membujuk ibu.

“Sudah,kalian boleh ajak Prinka pergi.Tapi om titip Prinka pada kalian.”Ayah memberi
izin aku pergi.

“Tenang om,kami akan menjaga Prinka dengan baik,kalau perlu 24 jam nonstop.”Ledek
Tiara mencubit kedua pipiku.

Setelah menempuh perjalanan selama 10 menit,akhirnya kami sampai di tempat makan


favorit kami.Kami bergegasmasuk karena perut kami sudah tak sabar ingin diisi.Setelah
makanan kami datang,tanpa pikir panjang kami lahap makanan kami dengan cepat.

******

15 tahun aku menunggu seorang donatur kornea mata.Penantianku selama ini


membuahkan hasil,do’a-do’aku akhirnya terkabul.Aku mendapat kabar bahwa sebentar lagi aku
dapat melihat kembali.

You might also like