You are on page 1of 20

CHEMISTRY LAB REPORT

ACID BASE TITRATION

Prepared by :

Ayu Desedtia
Ernawati
Nor Janah
Nurul Resky F
Sarah A R
Siti Hamdana

XII A 3

ACADEMIC YEAR

2010/2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan penyusunan laporan praktikum “Titrasi Asam Basa”. Penulisan laporan ini adalah salah
satu tugas dan persyaratan untuk ujian praktek mata pelajaran Kimia di SMA Negeri 1 Bontang.

Dalam penulisan laporan praktikum ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penelitian ini, khususnya kepada Ibu Ratna
Juwita dan Sandra Cinta yang telah memberikan pengarahan dan dorongan dalam laporan ini.

Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang
membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Bontang, Februari 2011

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

Pendahuluan
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1

Dasar Teori
A. Definisi Titrasi 2
B. Prinsip Titrasi Asam basa 2
C. Cara Mengetahui Titik Ekuivalen 2
D. Jenis-Jenis Titrasi Asam Basa 4
1. Titrasi Asam Kuat - Basa Kuat 4
2. Titrasi Asam Kuat - Basa Lemah 4
3. Titrasi Asam Lemah - Basa Kuat 5
4. Titrasi Asam Kuat - Garam dari Asam Lemah 6
5. Titrasi Basa Kuat - Garam dari Basa Lemah 6
E. Indikator Asam Basa 7
F.

Metode Praktikum
A. Alat dan Bahan 7
B. Prosedur Praktikum 7

Hasil Pengamatan
A. Tabel Data 12
B. Pertanyaan 12
C. Solusi 12

Foto – Foto

Daftar Pustaka
PENDAHULUAN
PRELIMINARY

A. Latar Belakang
A. Background
Larutan dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu bersifat asam, basa, dan netral. Asam dan basa
sudah dikenal sejak zaman dulu dan banyak ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Basa terdapat pada
deterjen, obat-obatan dan pasta gigi. Dan asam terdapat pada makanan, minuman kaleng dan buah-
buahan.
Istilah asam (acid) berasal dari bahasa latin acetum yang berarti cuka. Istilah basa (alkali) berasal dari
bahasa Arab yang berasrti abu. Dan juga sudah lama diketahui bahwa asam dan basa saling menetralkan.
Kini telah tersedia cara praktis untuk menunjukkan keasaman atau kebasaan, yaitu dengan
menggunakan indikator asam-basa. Indikator asam-basa adalah zat-zat warna yang mampu menunjukkan
warna berbeda dalam larutan asam dan basa. Salah satu indicator adalah kertas lakmus dan indikator
universal.

Solution can be divided into three groups, namely acidic, alkaline, and neutral. Acids and bases has
been known since ancient times and mostly found in everyday life. Bases found in detergents, drugs and
toothpaste. And there is acid in foods, beverages and canned fruits.
The term sour (acid) comes from the Latin meaning acetum vinegar. The term base (alkali) is derived
from Arabic which berasrti ash. And also have long known that acid and base neutralize each other.
Now has available a practical way to demonstrate the acidity or alkalinity, by using the acid-base
indicator. Acid-base indicators are substances that can show colors different colors in acidic and alkaline
solution. One indicator is litmus paper and universal indicator.

B. Tujuan
B. Goal
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui molaritas suatu asam atau basa dengan menggunakan metoda Titrasi Asam Basa
(Alkalimetri)
2. Melakukan titrasi asam basa untuk menentukan kosentrasi dan kadar suatu larutan beserta grafiknya

The goals to be achieved from the implementation of this practice are as follows:
1. Knowing the molarity of an acid or base by using acid base titration method (Alkalimetri)
2. Perform acid-base titration to determine the concentration and the concentration of a solution and its
graph
DASAR TEORI
BASIC THEORY

A. Definisi Titrasi
A. Definition of Titration
 Titrasi adalah pengukuran suatu larutan dari suatu reaktan yang dibutuhkan untuk bereaksi sempurna
dengan sejumlah reaktan tertentu lainnya.
 Titrasi asam basa adalah reaksi penetralan.
 Jika larutan bakunya asam disebut asidimetri dan jika larutan bakunya basa disebut alkalimetri.
 Larutan penguji disebut “TITRAN” sedangkan
 Larutan yang ingin diuji kadarnya disebut “TITRAT / TITER”

 Titration is a measurement of a solution of a reactant needed to react completely with a certain


number of other reactants.
 Acid-base titration is a neutralization reaction.
 If the solution is acidic raw acidimetry and if raw alkaline solution called alkalimetri.
 Solution examiner called "titrant" while
 Solutions that want to test levels are called "TITRAT / titer"

B. Prinsip Titrasi Asam Basa


B. Principles of Acid Base Titration
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titrat ataupun titran. Titrasi asam basa
berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan
sebaliknya.
Titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara
stoikiometri titran dan titrat tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”.
Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titrat
yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan
konsentrasi titrat maka kita bisa menghitung kadar titran.

Acid-base titrations involving acid or base as titrat or titrant. Acid-base titration based on the
neutralization reaction. Levels of acid solution is determined by using a base solution and vice versa.
Titrant added titer gradually until it reaches a state equivalent (meaning that the exact stoichiometric
titrant and titrat discharged react). This situation is referred to as the "equivalent point".
At this point ekuivalent the titration process was stopped, then we record titrat volume needed to
achieve that state. By using data titrant volume, the volume and concentration titrat then we can calculate
the levels of titrant.

C. Cara Mengetahui Titik Ekuivalen


C. Knowing How to Spot Equivalent
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa.
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot
antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi
tersebut adalah “titik ekuivalent”.
2. Memakai indikator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi dilakukan.
Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah titrasi kita hentikan.
Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan, tidak diperlukan alat
tambahan, dan sangat praktis.
Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah indicator yang perbahan warnanya
dipengaruhi oleh pH. Penambahan indicator diusahakan sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua
hingga tiga tetes.
Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat mungkin dengan
titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indicator yang tepat dan sesuai dengan titrasi
yang akan dilakukan.
Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara melihat perubahan warna indicator disebut
sebagai “titik akhir titrasi”.

There are two common ways to determine the equivalent point in acid-base titration.
1. Using a pH meter to monitor pH changes during titration done, then make a plot between pH and
titrant volume to obtain the titration curve. Middle point of the titration curve is "ekuivalent point. "
2. Using acid-base indicator. Indicators added to the titrant before the titration performed. This indicator
will change color when the equivalent point occurs, at this moment we stop titration.
In general, the second way was chosen due to ease of observation, no additional equipment
required, and very practical.
The indicator used in acid-base titration is a perbahan indicator color is influenced by pH. The
addition of indicators sought as little as possible and generally is two to three drops.
To obtain the accuracy of the titration, the titration end point is selected as close as possible to
the equivalent point, this can be done by selecting the appropriate indicators and in accordance with
the titration to be performed.
Circumstances where the titration was stopped by to see the color change indicator is called the
"end point titration. "

D. Jenis-Jenis Titrasi Asam Basa


D. Types of Acid Base Titration
Titrasi asam basa terbagi menjadi 5 jenis yaitu :
1. Asam kuat - Basa kuat
2. Asam kuat - Basa lemah
3. Asam lemah - Basa kuat
4. Asam kuat - Garam dari asam lemah
5. Basa kuat - Garam dari basa lemah

Acid-base titration is divided into 5 types:


1. Strong acid - Strong base
2. Strong acid - Weak base
3. Weak acid - Strong base
4. Strong acid – Salt of weak acid
5. Strong base - Salt of weak base
1. Titrasi Asam Kuat - Basa Kuat
1. Strong Acid – Strong Base
Contoh :
 Asam kuat : HCl
 Basa kuat : NaOH

Persamaan Reaksi :
HCl + NaOH → NaCl + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + OH- → H2O

Example :
 Strong acids: HCl
 Strong base: NaOH

Reaction Equation :
HCl + NaOH → NaCl + H2O
Ion reactions:
H + + OH-→ H2O

Kurva Titrasi Asam Kuat Basa Kuat

2. Titrasi Asam Kuat – Basa lemah


2. Strong acid - Weak base
Contoh :
- Asam kuat : HCl
- Basa lemah : NH4OH

Persamaan Reaksi :
HCl + NH4OH → NH4Cl + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + NH4OH → H2O + NH4+

Example :
- Asam kuat : HCl
- Basa lemah : NH4OH

Reaction Equation :
HCl + NH4OH → NH4Cl + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + NH4OH → H2O + NH4+
Kurva Titrasi Asam kuat – Basa Lemah

3. Titrasi Asam Lemah - Basa Kuat


3. Weak acid - Strong base
Contoh :
- Asam lemah : CH3COOH
- Basa kuat : NaOH

Persamaan Reaksi :
CH3COOH + NaOH → NaCH3COO + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + OH- → H2O

Example :
- Asam lemah : CH3COOH
- Basa kuat : NaOH

Reaction Equation :
CH3COOH + NaOH → NaCH3COO + H2O
Reaksi ionnya :
H+ + OH- → H2O

Kurva Titrasi Asam Lemah – Basa Kuat


4. Titrasi Asam Kuat - Garam dari Asam Lemah
4. Strong acid – Salt of weak acid
Contoh :
- Asam kuat : HCl
- Garam dari asam lemah : NH4BO2

Persamaan Reaksi :
HCl + NH4BO2 → HBO2 + NH4Cl
Reaksi ionnya :
H+ + BO2- → HBO2

Example :
- Asam kuat : HCl
- Garam dari asam lemah : NH4BO2

Reaction Equation :
HCl + NH4BO2 → HBO2 + NH4Cl
Reaksi ionnya :
H+ + BO2- → HBO2

5. Titrasi Basa Kuat - Garam dari Basa Lemah


5. Strong base - Salt of weak base
Contoh :
- Basa kuat : NaOH
- Garam dari basa lemah : CH3COONH4

Persamaan Reaksi :
NaOH + CH3COONH4 → CH3COONa + NH4OH
Reaksi ionnya :
OH- + NH4- → NH4OH

Example :
- Basa kuat : NaOH
- Garam dari basa lemah : CH3COONH4
Reaction Equation :
NaOH + CH3COONH4 → CH3COONa + NH4OH
Reaksi ionnya :
OH- + NH4- → NH4OH

E. Indikator Asam Basa


E. Acid Base Indicator
 Indikator asam basa adalah asam lemah atau basa lemah (senyawa organik) yang dalam larutannya
warna molekul-molekulnya berbeda dengan warna ion-ionnya
 Zat indikator dapat berupa asam atau basa yang larut, stabil, dan menunjukkan perubahan warna yang
kuat.
 Indikator asam-basa terletak pada titik ekivalen dan ukuran dari pH

Beberapa indikator asam basa

• acid-base indicator is a weak acid or weak base (organic compounds) that in solution the molecules are
different colors with the color of the ions are
• Substance indicator can be either acid or alkali-soluble, stable, and show a strong discoloration.
• acid-base indicator is located at the equivalence point and the size of pH

Some acid-base indicator

Perubahan warna
Pelarut
Indikator Asam Basa
Thimol biru Merah Kuning Air
Metil kuning Merah Kuning Etanol 90%
Metil jingga Merah Kuning-jingga Air
Metil merah Merah Kuning Air
Bromtimol biru Kuning Biru Air
Fenolftalein Tak berwarna Merah-ungu Etanol 70%
Thimolftalein Tak berwarna biru Etanol 90%

Materi pengayaan
Content Enrichment
Analisis volumetri atau disebut juga titrasi,berdasarkan jenis reaksinya digolongkan menjadi:
1. asidimetri / alkalimetri : analisis yang didasarkan pada reaksi netralisasi
2. iodometri / permanganometri : analisis yang didasarkan pada reaksi oksidasi reduksi
3. argentometri : analisis yang didasarkan pada penbentukanendapan dari ion Ag+

Also called volumetric analysis or titration, based on the type of reaction is classified into:
1. acidimetry / alkalimetri: analysis based on the neutralization reaction
2. iodometric / permanganometri: analysis based on the oxidation reduction reaction
3. argentometry: analysis based on penbentukanendapan of Ag + ions
F. Rumus Umum Titrasi
F. General Formula Titration
Pada saat titik ekuivalen maka mol-ekuivalent asam akan sama dengan mol-ekuivalent basa, maka hal
ini dapat kita tulis sebagai berikut:

mol-ekuivalen asam = mol-ekuivalen basa

Mol-ekuivalen diperoleh dari hasil perkalian antara Normalitas dengan volume maka rumus diatas dapat
kita tulis sebagai:

NxV asam = NxV basa

Normalitas diperoleh dari hasil perkalian antara molaritas (M) dengan jumlah ion H+ pada asam atau
jumlah ion OH pada basa, sehingga rumus diatas menjadi:

nxMxV asam = nxVxM basa

keterangan :
V = Volume
M = Molaritas
n = jumlah ion H+ (pada asam) atau OH – (pada basa)

At the time point equivalent to the mole-ekuivalent acid will be equal to mole-ekuivalent base, then
this can be written as follows:

mole-equivalent of acid = moles of base-equivalent

Mole-equivalent obtained by multiplying the volume of normality with the formula above we can write
as:

NxV NxV acid = base

Normality obtained by multiplying the molarity (M) by the number of H + ions in the acid or the
amount of OH ions on the bases, so the formula above becomes:

nxMxV nxVxM acid = base

description:
V = Volume
M = Molarity
n = number of ions H + (in acid) or OH - (at base)
METODE PRAKTIKUM
METHOD PRACTICUM

A. Alat dan Bahan


A. Tools and Materials
1. Buret 50 ml
2. Corong
3. Pipet Volume 10 ml
4. Erlenmeyer 250 ml
5. Gelas Kimia 250 ml
6. Larutan NaOH 0,1 M 50 ml
7. Larutan cuka (CH3COOH) 50 ml
8. Indikator fenolftalein
9. Labu ukur 250 ml

1. Burette 50 ml
2. Funnel
3. Volume Pipettes 10 ml
4. Erlenmeyer 250 ml
5. Chemistry glass 250 ml
6. 0.1 M NaOH 50 ml
7. Solution of vinegar (CH3COOH) 50 ml
8. Phenolphthalein indicator
9. Pumpkin measuring 250 ml

Gambar 1 dan 2 : Ball Pipet dan Pipet Gondok

Gambar 3 : Buret
Gambar 4 : Phenolftalein

Gambar 5 dan 6 : Gelas Kimia dan Gelas Ukur


B. Prosedur Praktikum
B. Practical Procedures
1. Bersihkan buret dan bilas dengan larutan NaOH sebanyak 3 kali!
2. Masukkan larutan NaOH ke dalam buret menggunakan corong sampai volumenya melebihi skala nol
buret! Atur volume larutan NaOH pada buret tepat skala nol!
3. Ambil 10 ml larutan cuka menggunakan pipet volume dan masukkan ke dalam labu ukur 250 ml,
kemudian encerkan! Ambil larutan cuka encer 10 ml dan masukkan ke dalam erlenmeyer!
4. Tambahkan 3 tetes indikator fenolftalein!
5. Lakukan titrasi dengan meneteskan larutan NaOH dari buret secara perlahan sampai larutan berubah
warna jadi merah!
6. Ukur pH titrat setiap penambahan 1 ml NaOH menggunakan pH-meter atau kertas indikator universal!
Buat grafik titrasi dari pengamatan tersebut!
7. Hentikan titrasi dan catat volume larutan NaOH dalam buret!
8. Hitung selisih volume semula dengan volume akhir larutan NaOH dalam buret!
9. Ulangi percobaan sekali lagi (lakukan duplo)!
10. Hitung konsentrasi larutan CH3COOH dengan rumus :

1. Clean and rinse the burette with NaOH solution for 3 times!
2. Enter NaOH solution using a funnel into the burette until the volume exceeds the scale of zero
burette! Adjust the volume of NaOH solution on a scale of zero burette right!
3. Take 10 ml of vinegar solution using a pipette volume and insert it into the 250 ml measuring flask,
then dilute! Take 10 ml of a dilute solution of vinegar and put into the erlenmeyer!
4. Add 3 drops of phenolphthalein indicator!
5. Perform titration with NaOH solution dripped slowly from the burette until the solution changes color
so red!
6. Measure the pH titrat each additional 1 ml of NaOH using a pH meter or universal indicator paper!
Make a graph of the titration of these observations!
7. Stop the titration and record the volume of NaOH solution in the burette!
8. Calculate the difference between the original volume with a final volume of NaOH solution in the
burette!
9. Repeat the experiment once again (do duplo)!
10. Calculate the concentration of CH3COOH solution to the formula : N1 V1 = N2 V2
HASIL PENGAMATAN
RESULTS OF OBSERVATIONS

A. Hasil Pengamatan
A. Result of Observations
1. Tabel Data
1. Table Data
Percobaan Volume CH3COOH Volume NaOH
1 10 ml 8 ml
2 5 ml 4 ml

2. Pertanyaan
2. Graphic
1. Pada pH berapa titik ekuivalen terjadi? Jelaskan!
2. Berapa konsentrasi CH3COOH yang diperoleh? Jelaskan mengunakan perhitungan!
3. Dapatkah indikator metil merah digunakan dalam titrasi asam basa pada percobaan di atas?
Mengapa?
4. Bagaimanakah bentuk grafik pada percobaan di atas?
5. Hitunglah kadar cuka yang diperoleh jika diketahui massa jenisnya 0,98 gram/ml!
6. Buatlah kesimpulan dari percobaan di atas!

1. At what point equivalent pH happen? Explain!


2. What is the concentration obtained CH3COOH? Explain using a calculation!
3. Can the indicator methyl red is used in acid-base titration experiment above? Why?
4. How does the form of graphs in the above experiment?
5. Calculate the concentration of vinegar obtained if known density 0.98 g / ml!
6. Draw conclusions from the experiment above!

3. Solusi
3. Solutions
1. Percobaan 1 = pH 14
Percobaan 2 = pH 12
2. Percobaan 1
N x VCH3COOH = NNaOH x VNaOH
N x 10 = 0,1 x 8
N=
N= 0,08 M
Jadi, konsentrasi CH3COOH pada percobaan 1 adalah 0,08 M
Percobaan 2
N x VCH3COOH = NNaOH x VNaOH
N x 5 = 0,1 x 8
N=
N = 0,08 M
3. Tidak. Karena indikator metal merah akan menunjukkan perubahan warna jauh sebelum titik
ekuivalen tercapai.
4. Percobaan 1

TITRASI ASAM LEMAH DAN BASA KUAT


16

14

12
pH larutan CH3COOH

10

0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Volume NaOH 0,1 M

Percobaan 2

TITRASI ASAM LEMAH DAN BASA KUAT


14

12
pH larutan CH3COOH

10

0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5
Volume NaOH 0,1 M

5. Percobaan 1
mmol cuka (CH3COOH) = mmol NaOH
= 8 (volume NaOH hasil percobaan) x 0,1 M
= 0,8 mmol (dalam 10 ml larutan cuka)

mmol cuka (CH3COOH) = x 0,8

= 20 mmol (dalam 250 ml larutan cuka)


massa cuka = 20 mmol x Mr CH3COOH
= 20 x 60 mg/mmol
= 1200 mg
= 1,2 g
Massa zat semula diperoleh dari :
Diketahui : massa jenis cuka ( ) = 0,98 g/ml
volume cuka = 10 ml
massa cuka = . v
= 0,98 g/ml . 10 ml
= 9,8 g

Jadi, Kadar cuka = x 100 %

= x 100 %

= 12,24 %

Percobaan 2
mmol cuka (CH3COOH) = mmol NaOH
= 4 (volume NaOH hasil percobaan) x 0,1 M
= 0,4 mmol (dalam 10 ml larutan cuka)

mmol cuka (CH3COOH) = x 0,4

= 20 mmol (dalam 250 ml larutan cuka)


massa cuka = 20 mmol x Mr CH3COOH
= 20 x 60 mg/mmol
= 1200 mg
= 1,2 g
Massa zat semula diperoleh dari :
Diketahui : massa jenis cuka ( ) = 0,98 g/ml
volume cuka = 5 ml
massa cuka = . v
= 0,98 g/ml . 5 ml
= 4,9 g

Jadi, Kadar cuka = x 100 %

= x 100 %
= 24,48 %
6. Kesimpulan
6. Conclusion
Dengan melakukan titrasi, kita dapat menentukan konsentrasi suatu zat dengan menggunakan
indicator asam basa (hingga mencapai warna tertentu) yang ditambahkan pada larutan lain yang
sudah diketahui konsentrasi dan volumenya. Kemudian dapat kita cari konsentrasi tersebut
dengan rumus V1 x a.M1 = V2 x b.M2. Sehingga diperoleh :
 Percobaan 1, volume NaOH pada akhir titrasi sebanyak 8 ml dengan konsentrasi CH3COOH
0,08 M
 Percobaan 2, volume NaOH pada akhir titrasi sebanyak 4 ml dengan konsentrasi CH3COOH
0,08 M

By doing a titration, we can determine the concentration of a substance by using acid-base


indicator (up to a certain color) is added to another solution of known concentration and volume.
Then can we find these concentrations with the formula V1 = V2 x x a.M1 b.M2. Thus obtained :
• Experiment 1, the volume of NaOH at the end of the titration of 8 ml with 0.08 M CH3COOH
concentration
• Experiment 2, the volume of NaOH at the end of the titration of 4 ml with 0.08 M CH3COOH
concentration
DAFTAR PUSTAKA

www.isolabgmbh.com/product.asp%3...rup%3D19

www.indigo.com/glass/gphglass/buret.html

www.daym.gov.tr/index2.php%3Fad%...kat%3D57

www.analisateknisia.blogspot.com/2011...ive.html

www.oldprint.blogspot.com/2011/12/pe...int.html

www.try4know.co.cc/2011/12/gelas...mia.html

www.an89.wordpress.com/2011/03/2...am-basa/

http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/20011/SRIYANI(050679)/latihan.html

http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2011/Sri%20Ratisah%20054828/materi.HTM

http://akhitochan.wordpress.com/2011/02/13/titrasi-asam-basa/

You might also like