You are on page 1of 2

Patofisiologi

Patofisiologi dari IBS mempunyai proses patofisiologi yang sama dengan penyakit
dyspepsia (hunt, 2002)

Patofisiologi IBS mencakup 3 hal yaitu perubahan motilitas Gastrointestinal tarct,


hiperalgesia viseral dan psikopatologi (umusalma,2007).

Namun tiga hal yang disebutkan,bukan merupakan akibat dari kelainan


organik,melainkan diakibatkan kelainan fungsional yang dicetuskan etiologi yang ada
(Mayer, 2008)

Dalam penelitian dibuktikan adanya hubungan serotonin dalam saluran pencernaan,


karena jumlah serotonin (5-HT) tubuh terbanyak terdapat di saluran pencernaan.
Seretonin merupakan neurotransmitter yang jika reseptor dalam saluran pencernaan
berkurang, akan mengakibatkan gangguan pada motilitas dan meningkatnya sensitivitas
nyeri pada saluran pencernaan. Reseptor yang terlibat dalam fungsi gastrointestinal
adalah 5-HT3 dan 5-HT2 (Alaradi & Barkin, 2002).

Rasa sakit pada bagian abdomen penderita penyakit IBS disebabkan adanya ganguan
motilitas usus halus (Sujono, 2002).Peristaltik prepulsif yaitu kontraksi yang lamban dan
tidak teratur yang berasal dari segmen proksimal dan bergerak ke depan menyumbat
beberapa haustra (medlinux blogspot, 2008)

Perubahan gelombang prepulsif dari usus halus atau kontraksi usus berkelompok dapat
menyebabkan waktu makanan untuk diproses oleh usus menjadi lama dan dapat
menimbulkan gejala konstipasi. Sebaliknya yang menyebabkan transit makannan menjadi
cepat menimbulkan gejala diare (National Institutes of Health, 2007)

Sel inflamasi usus juga berperan dalam patofisisologi IBS. Inflamasi dapat merangsang
cytokine dan motilitas usus, keduanya dapat menyebabkan peningkatan sensasi nyeri
(Horwitz & Fisher, 2001)
Diagnosis Banding

Untuk mendiagnosis IBS hanya dengan melihat dari gejala-gejala yang khas, dapat
dipertimbangkan juga diagnosis bandingnya yang mempunyai salah satu gejala serupa.

Dengan keluhan diare, dapat ditemukan terutama pada difisiensi lactase, selain itu juga
pada IBD (Inflamatory bowel disease), Obstruksi mekanik usus halus atau kolon, dan
infeksi usus (Manan, 2007).

Dengan keluhan konstipasi, dapat ditemukan pada efek samping obat, misalnya
pemakaian antidiare yang terlalu lama, selain itu juga pada penyakit endokrin, keganasan
kolon, dan divertikulosis kolon (Sujono, 2002)

You might also like