You are on page 1of 137

ANALISIS VEKTOR

Aljabar Vektor
Operasi vektor
Besaran
yang
memiliki
nilai
dan
arah
disebut
dengan
vektor.
Contohnya
adalah
perpindahan,
kecepatan,
percepatan,
gaya,
dan
momentum.
Sementara
itu,
besaran
yang
hanya
memiliki
nilai
tanpa
arah
disebut
dengan
skalar.
Contohnya
adalah
massa,
muatan,
kerapatan,
dan
temperatur.
Untuk
notasinya,
besaran
yang
dinyatakan
sebagai
vektor
akan
ditandai
dengan
tanda
panah
di
atas
simbolnya
(
A.
,B.
,
dan
seterusnya),
sedangkan
skalar

dinyatakan
dengan
huruf
biasa.
Besar
(nilai)
dari
suatu
vektor
A.
dapat
dituliskan
|A.
|
atau
dengan
notasi
skalar,
A
.

.A
.A
Gambar 1
Dalam
diagram,
vektor
biasanya
dinyatakan
dengan
panah.
Panjang
dari
panah
sebanding
dengan
besar
vektor
dan
kepala
panah
menyatakan
arah
dari
vektor
tersebut.
Minus
A.
(yaitu
A.
)
adalah
sebuah
vektor
dengan
besar
yang
sama
seperti
A.
,
tetapi
pada
arah
sebaliknya
(gambar
1).
Perhatikan
bahwa
vektor
memiliki
besar
dan
arah,
tetapi
tidak
mutlak
menyatakan
lokasi.
Sebagai
contoh,
sebuah
perpindahan
sejauh
4
km
ke
arah
utara
dari
Bandung
direpresentasikan
dengan
vektor
yang
sama
pada
perpindahan
sejauh
4
km
ke
utara
Padang
(kelengkungan
Bumi
diabaikan).
Dengan
demikian
vektor
dapat
digeser
sesuka
hati
selama
besar
dan
arahnya
tidak
diubah.

halaman
1
Kappa
Mu
Phi,
2007

halaman2
Operasi
vektor
dapat
dibagi
menjadi
empat
kelompok:

(1)
Penjumlahan
dua
vektor.
Tempatkan
ekor
.B
pada
kepala
A.
sehingga
dapat
diperoleh
jumlah
vektor
A.
.B.,
yaitu
vektor
dari
ekor
A.
hingga
kepala
.B
(gambar
2).
Penjumlahan
vektor
bersifat
komutatif
sehingga
jika
B.
ditukar
dengan
A.
pada
proses
di
atas,
maka
hasilnya
akan
tetap
sama:
A.
..B=.B.
A.
.

.A
.B
..B..A
.
.A
..B..A
.
.
B

Gambar 2
Penjumlahan
ini
juga
bersifat
asosiatif:
.
A.
..B..C.
=
A.
..B.
.C..
.
Untuk
mengurangkan
sebuah
vektor
(gambar
3),
tambahkan
kebalikannya:
A.
.B=
A.
..B.
.
.

.
A.
.B
.

.A
.B
Gambar 3
(2)
Perkalian
dengan
sebuah
skalar.
Perkalian
suatu
vektor
oleh
sebuah
skalar
k
positif
merupakan
perkalian
besar
vektor
oleh
skalar
tersebut
dengan
arah
yang
tidak
berubah
(gambar
4).
Namun
jika
k
negatif,
arah
vektor
berubah
menjadi
sebaliknya.
Kappa
Mu
Phi,
2007

halaman3
Perkalian
ini
bersifat
distributif:

k.
A.
..B
.=kA.
.k
.B.

.
..

B
BB
2A.
.
..
.
A

.
..
A
AA

Gambar 4 Gambar 5
(3)
Perkalian
titik
dua
vektor.
Perkalian
titik
didefinisikan
oleh
A.
·.B=
A
Bcos
.
,
(1)
dengan
.
adalah
sudut
antara
vektor-vektor
tersebut
ketika
kedua
ekornya
saling
bertemu
(gambar
5).
Perhatikan
bahwa
A.
·.B
menghasilkan
sebuah
skalar
sehingga
perkalian
titik

ini
sering
juga
disebut
perkalian
skalar.
Perkalian
ini
bersifat
komutatif,
A.
·B.
=.B·A.
,

dan
distributif,

A.
·..B
.C.
.=
A.
·B.
.
A.
·C.
.
(2)
Secara
geometri,
A.
·B.
adalah
perkalian
dari
A
dengan
proyeksi
.B
pada
A.
(atau
sebaliknya
perkalian
B
dengan
proyeksi
A.
pada
B.
).
Jika
dua
vektor
sejajar,
maka

A.
·B.
=
A
B
.
Untuk
sembarang
vektor
A.
,
secara
khusus
berlaku

A.
·A.
=
A2.
(3)
Jika
vektor
A.dan
.B
saling
tegak
lurus,
maka
A.
·B.
=0.

(4)
Perkalian
silang
dua
vektor.
Perkalian
silang
didefinisikan
oleh
A.
×.B=.
A
B
sin
...n
,
(4)
Kappa
Mu
Phi,
2007

halaman4
dengan
n.
adalah
sebuah
vektor
satuan
(yang
panjangnya
1)
mengarah
tegak
lurus
bidang
yang
sisi-sisinya
dibentuk
oleh
vektor
A.
dan
.B
.
Namun
ternyata
ada
dua
arah
yang
tegak
lurus
bidang
tersebut,
yaitu
masuk
dan
keluar .
Untuk
mengatasi
masalah
ini,

digunakanlah
kesepakatan
aturan
tangan
kanan:
jadikan
keempat
jari
selain
ibu
jari
agar
menunjuk
pada
vektor
pertama
(dengan
ibu
jari
tegak
lurus
keempat
jari),
kemudian
putar
keempatnya
(pada
sudut
terkecil)
ke
arah
vektor
kedua,
maka
ibu
jari
menandakan
arah
dari
perkalian
silang
kedua
vektor
tersebut.
Perhatikan
bahwa
A.
×.B
akan
menghasilkan
sebuah
vektor
sehingga
perkalian
silang
sering
disebut
dengan
perkalian
vektor.

.A
.B
.
Gambar 6. .A×.B
mengarah keluar bidang kertas, .B×
.A
mengarah masuk bidang kertas.
Perkalian
silang
bersifat
distributif,
.A×..B.
.C
.=.
.A×.B...
.A×
.C
.
,
tetapi
tidak
komutatif,
justru
(5)
.A×.B=..B×
.A
.
.
Secara
geometri,
|.A×.B|
adalah
luas
daerah
jajaran
genjang
yang
dibentuk
oleh
.A
(6)
dan

.
B
(gambar
6).
Jika
kedua
vektor
saling
sejajar,
maka
perkalian
silangnya
nol
dan
secara
khusus
A.
×
A.
=0
untuk
sembarang
vektor
A.
.

Bentuk komponen
Pada
bagian
sebelumnya
telah
didefinisikan
beberapa
operasi
vektor
dalam
bentuk
yang
masih
kabur,
yakni
tanpa
merujuk
pada
sistem
koordinat
tertentu.
Dalam
praktik
biasanya
cukup
mudah
untuk
bekerja
dengan
komponen
vektor
dalam
sistem
koordinat
tertentu.
Misalkan
pada
koordinat
kartesian:
.i,
.j,dan
k.
masing-masing
adalah
vektor
satuan
Kappa
Mu
Phi,
2007

halaman5
yang
sejajar
dengan
sumbu-x,
y,
dan
z
(gambar
7).
Sebuah
vektor
sembarang
A.
dapat
dinyatakan
dalam
suku
vektor
basis
tersebut
(gambar
8),
yaitu

A.
A.i
.j
.Ak.

xyz

.
A

.
.
k
k

Az
.j

y
Ax
.i

y
.i
Ay
.j

Gambar 7 Gambar 8
Bilangan
Ax
,
A
y
,
dan
Az
disebut
komponen
dari
A.
.
Tafsiran
geometri
dari
komponen
vektor
tersebut
adalah
proyeksi
A.
sepanjang
tiga
sumbu
koordinat.
Dengan
hasil
ini,
keempat
operasi
vektor
yang
telah
dijelaskan
sebelumnya
dapat
dirumuskan
ulang
dalam
bentuk
komponen-komponennya:

(1)
Penjumlahan
dua
vektor:
A.
..B=.
Ax
.Bx
..i
..
Ay
.By
..j
..
Az
.Bz
.k.
.
(7)

(2)
Perkalian
dengan
sebuah
skalar:
kA.
=.k
Ax
..i
..kA
y..j
..k
Az
.k.
.
(8)

(3)
Perkalian
titik
dua
vektor:
..(9)

.i·.i
=.j·.j
=k.
k=1;
.i
..j
=.i·k.
=.j·k.
=0.
A.
·.B=
Ax
Bx.
AyB
y.
AzBz
.
(10)

2
22
A.
·A.
=
A.
A
.A,
x
yz

22
2
.
A=..
Ax
.Ay.
Az
.
.
(11)
Kappa
Mu
Phi,
2007

halaman
6

(4)
Perkalian
silang
dua
vektor:
.i
×.i
=.j
×.j
=k.
×k.
=0,

.i
×.j
=.j
×.i
=k.

(12)
.j
×k.
=.
k.
×.j
=.i,
k.
×.i
=.i
×k.
=.j.

.i
.jk.
A.
×B.
=A
A
A.
(13)

x
yz
||

BBB

x
yz

Perkalian tripel
Perkalian
titik
dan
silang
antara
3
buah
vektor,
A.
,
.B,dan
C.
dapat
menghasilkan

sesuatu
yang
berarti
dalam
bentuk
.
A.
·.B.C.,A.
·.B.
×C.
.
,
dan
A.
×.B.×C..
.
Aturan-
aturan
yang
berlaku
adalah:

.
A.
·B.
.C..
A.
..B·C.
.
.
(14)
(15)
A.
·.B.
×C.
.=B.
·.
C.
×
A.
.=
C.·.
A.
×.B.
,

A
AA

x
yz

A.
·..B
×C.
.=BBB.
x
y
z
(16)

||
Cx
CyC

A.
×..B×C....
A.
×B.

C.,
(17)
A.
×..B
×C..=.
A.
·C.
.B.
.
A.
·.B.C.
.
(18)

.
A.
×B..×C.
=.
A.
·C.
.B...B·C.
.
A.
Perkalian
A.
·.B.
×C.
.
disebut
dengan
perkalian
tripel
skalar
dan
dapat
ditulis
[
A.
.BC.]
.
Secara
geometri,
perkalian
tripel
skalar
akan
menghasilkan
besar
volume
ruang
yang
dibentuk
oleh
A.
,B.,
dan
C.
sebagai
sisi-sisinya.
Volume
ruang
tersebut
akan
bernilai
positif
atau
negatif
tergantung
pada
unsur
perkalian
silang
di
dalam
perkalian
tripel
skalar.
Sementara
itu,
perkalian
A.
×.B.
×C..
disebut
dengan
perkalian
tripel
vektor
karena
hasil
akhirnya
adalah
sebuah
vektor.
Kappa
Mu
Phi,
2007

halaman7
Posisi, perpindahan, dan jarak
Lokasi
sebuah
titik
dalam
tiga
dimensi
dapat
dinyatakan
dalam
koordinat
kartesian
.x,
y,z
.
.
Vektor
yang
mengarah
ke
titik
tersebut
dari
titik
asal
disebut
dengan
vektor
posisi:

.r
=x
.i
.
y
.j
.zk.
.
(19)
Besarnya

2
22

,
(20)
r
=.x
.
y
.z

adalah
jarak
dari
titik
asal,
dan

.rx
.i
.
y
.j
.zk.
.r
==
,
222
(21)

.x
.
y
.z

merupakan
vektor
satuan
yang
mengarah
radial
keluar.

Bagian
kecil
vektor
perpindahan,
dari
.x,
y,z
.
hingga
.x.dx
,
y.dy
,z
.dz
.
adalah

d
.r
=dx
.i
.dy
.j
.dz
k.
.
(22)
Pada
berbagai
kasus
fisika,
kita
akan
sering
berhadapan
dengan
permasalahan
yang
melibatkan
dua
titik,
yatu
sebuah
titik
sumber
.r
'
(tempat
sumber
medan
berada)
dan
titik

medan
r.yang
sedang
ditinjau
besar
medannya.
Akan
memudahkan
jika
sejak
awal
dibuatkan
notasi
baru
untuk
menyatakan
posisi
relatif
dari
titik
sumber
ke
titik
medan.
Notasi
yang
akan
digunakan
untuk
keperluan
ini
adalah
.r
(gambar
9):

.r
=.r
.r
'
.
(23)
titik
medan

.r
.r'
.rtitiksumber
Gambar 9. Vektor posisi relatif antara titik sumber dan titik medan.
Kappa
Mu
Phi,
2007

halaman
8
Besar
dari
vektor
posisi
relatif
tersebut
adalah

r
=|.r
.r'|
,
(24)
dan
vektor
satuannya
(mengarah
dari
.ke
.):

r'
r

.r
.r
.r'

.r
==
.

(25)
r
|.r
.r'|

Kalkulus Vektor
Limit, kontinuitas, dan turunan fungsi vektor
Jika
untuk
setiap
nilai
suatu
skalar
u
kita
kaitkan
sebuah
vektor
A.
,
maka
A.
disebut
fungsi
dari
u
dan
dinyatakan
dengan
A.
.u.
.
Notasi
ini
dalam
tiga
dimensi
dapat
dituliskan
menjadi
A.
.u.=A.u
..i
.
A
.u
..j
.
A.u
.k.
.

xyz

Konsep
fungsi
ini
dapat
diperluas
dengan
mudah.
Jika
setiap
titik
.x,
y,z
.
berkaitan
dengan
sebuah
vektor
A.
,
maka
A.
adalah
fungsi
dari
.x,
y,z
.
yang
dinyatakan
dengan
A.
.x
,
y,z
.=
A.x,
y,z
..i
.A
.x,
y,z
..j
.
A.x,
y,z
.k.
.
Dapat
dikatakan
vektor
A.
xy
z

ini
mendefinisikan
sebuah
medan
vektor
dan
serupa
dengannya
..x,
y,z
.
mendefinisikan
medan
skalar.

Aturan
limit,
kontinuitas,
dan
turunan
untuk
fungsi
vektor
mengikuti
aturan
yang
sama
seperti
skalar.

(1)
Fungsi
vektor
yang
dinyatakan
dengan
A.
.u.
dikatakan
kontinu
pada
u0
jika
untuk
setiap
bilangan
positif
.
dapat
ditemukan
suatu
bilangan
positif
.
sehingga
|A.
.u
..
A.
.u0.|..
dengan
|uu0|..
.
Pernyataan
ini
ekuivalen
dengan

lim
A.
.u.=
A..u0
.
.

u
.
u0

dA.
A.
.u..
u..
A.
.u.

(2)
Turunan
dari
A.
.u.
didefinisikan
=
lim
,
dengan
syarat
du
.
u
.0
.u
limitnya
ada.
Pada
kasus
A.
.u.=A.u
..i
.
A
.u
..j
.
A.u
.k.
dapat
diperoleh

xyz
Kappa
Mu
Phi,
2007

halaman9
dA.
dAx
dA
y
dAz

=.i
..j
.
k.

(26)
du
du
du
du
Turunan
yang
lebih
tinggi
seperti
d
2
A.
/du
2
didefinisikan
dengan
cara
yang
serupa.

(3)
Jika
A.
.x
,
y,z
.=
A.x,
y,z
..i
.A
.x,
y,z
..j
.
A.x,
y,z
.k.
maka
xy
z

.
A.
.
A.
.
A.
dA.
=
dx
.
dy.
dz
.

(27)
.
x
.
y
.
z
adalah
diferensial
total
dari
A.
.

(4)
Turunan
dari
perkalian
vektor
dengan
skalar
atau
vektor
dengan
vektor
mengikuti
aturan
yang
sama
seperti
pada
fungsi
skalar.
Namun
perlu
diingat
ketika
kita
melibatkan
perkalian
silang
maka
urutan
penulisan
penting
untuk
diperhatikan
karena
terkait
dengan
arah
dari
hasil
perkalian
tersebut.
Beberapa
contoh
diantaranya:

d
dA.
d
.
..
A.
.=.
.
A.
,

(28)
du
du
du
B
.
A

.
..A·B.
.=
A.
·
..
.
·.B
,
(urutan
tidak
masalah)
(29)
.
y
.
y
.
y
..B
.
A.

..
A.
×.B
.=
A.
×.
×B.
(pertahankan
urutan
A.
dan
B.
).
(30)

.
z
.
z
.z

Gradien, Divergensi, dan Curl


Misalkan
sebuah
operator
vektor
..
dalam
koordinat
kartesian
didefinisikan
..
..
.=.i
..j
.k.
.
.
x
.
y
.
z
(31)
Jika
..x,
y,z
.
dan
A.
.x
,
y,z
.
memiliki
turunan
parsial
pertama
yang
kontinu
pada
daerah
tertentu,
maka
dapat
didefinisikan
beberapa
besaran
berikut:

..
..
..

gradien:
grad
.=
..i
.
k.
..=
.j
.
.
x
.
y
.z
(32)
Kappa
Mu
Phi,
2007

halaman10
.
A.
A
.
A
x
yz
.
divergensi:
div
A.
=.·A.

(33)
.
x
.
y
.z

.i
.j
.
....

curl:
curl
A.
=.×
A.
=
(34)
.
x
.
y
.
z
|
k
|
A
AA
x
yz

Jika
turunan
parsial
dari
fungsi-fungsi
A.
,
.B
,
U
,
dan
V
diasumsikan
ada,
maka
.
1.
..U
.V
.=
..
U
...
V
atau
grad
.U
.V
.=grad
U
.grad
V
.
2.
.·.
.B.=
.A..B
atau
div
..B.=div
.B
A
...·..·.A..A.div
.
.

3.
.×.
.B
.=
.A..B
atau
curl
..B
.=curl
.B
A...×
..×.A..A.div
.
.
4.
.·.U
..
U
.·..·.
A
.=.
.A.U
..A.
.

5.
.×.U
..
U

..×
A.
.
A.=.
.A.U
..
6.
.·.
.B.=..×
A.
..
A.
·.
.B
.
.A
×.B·.
..×.
.

7.
.×.
.B
.=.
...
.B
..A..
....A
..B.
A×.B·.A
..·.A·.B.
..·.
.

8.
..
.B
.=.
...
.A·.B...×
.A×.
.B.
A·.B·.A..
...
.B×.
.A..
..×.
.2
.2
.2
UUU
.
9.
.·.
..
U
.=.
2U
=
2
.
2
.
2
disebut
Laplacian
dari
U
.
x
.
y
.z
.2
.2
.2

.
2
dan
=..
disebut
dengan
operator
Laplacian.
2
22
.
x
.
y
.
z

10.
.×.
.U
adalah
nol.
..
U
.=0
.
Curl
dari
gradien
..

11.
.·.
.A
.=0
.
Divergensi
dari
curl
A
adalah
nol.

.
.

12.
.×.
.A
.=
..·.A

...
.A
..
2
.
Gradien,
divergensi,
dan
curl
bukanlah
sekedar
operasi
matematik
belaka.
Ketiganya
dapat
ditafsirkan
secara
geometri.
Kappa
Mu
Phi,
2007

halaman11
Tafsiran
Gradien.
Seperti
vektor
lainnya,
gradien
memiliki
besar
dan
arah.
Untuk
menentukan
arti
geometrinya,
kita
dapat
memisalkan
ada
sebuah
fungsi
tiga
variabel,
katakanlah
temperatur
dalam
ruang,
T
.x,
y,z
.
,
yang
merupakan
sebuah
skalar.
Seberapa
cepat
perubahan
temperatur
tersebut
dinyatakan
dalam
bentuk
diferensial
total

dT
=..
T
.dx
...
T
.dy...
T
.dz
.

(35)
.
x
.
y
.
z

Dalam
bentuk
perkalian
titik,
pernyataan
di
atas
setara
dengan

.T
.
T

dT
=..
T
.i
..j
.
k.
.·.dx
.i
.dy
.j
.dz
k.
.

.
x
.
y
.z
(36)

=.
..
T
.·.d
.r
.
,
atau
dT
=..
T·d
.r
=|..
T||d
.r
|cos.
,
(37)
yang
berarti

dT

=|..
T|cos
.=
..
T·.u
,
(38)

dr

dengan
.
adalah
sudut
antara
..
T
dan
dr.,
kemudian
.u
adalah
suatu
vektor
satuan
yang
menyatakan
arah
gerak
kita.
Dengan
demikian,
laju
perubahan
temperatur
(
dT
/dr
)
akan
bernilai
paling
besar
ketika
geraknya
searah
dengan
..
T
(yaitu
saat
.=0
).

Bayangkan
kita
berada
pada
sebuah
lereng
bukit.
Lihat
ke
sekeliling
dan
temukan
bagian
yang
paling
curam.
Itu
adalah
arah
dari
gradien.
Sekarang
ukur
kemiringan
pada
arah
tersebut.
Itu
adalah
besar
dari
gradien.
Lalu
bagaimana
jika
gradiennya
nol?
Jika

..
T
=0
pada
.x,
y,z
.
,
maka
dT
=0
untuk
perpindahan
yang
kecil
di
sekitar
titik

.x,
y,z
.
.
Keadaan
ini
akan
berarti
sebuah
titik
stasioner
dari
fungsi
T
.x,
y,z
.
.
Titik
tersebut
dapat
berupa
nilai
maksimum
(puncak),
minimum
(lembah),
daerah
pelana,
atau
sebuah
permukaan
berbentuk
seperti
bahu .

.
Tafsiran
Divergensi.
Sesuai
namanya,
divergensi
.·A.
menyatakan
ukuran
penyebaran
vektor
A.
.
Perhatikan
gambar
10
sebagai
contoh
pada
kasus
dua
dimensi.
Kappa
Mu
Phi,
2007

halaman12
Fungsi
pada
gambar
10(a)
memiliki
divergensi
yang
sangat
besar
dan
positif
(jika
panahnya
mengarah
ke
dalam
berarti
nilainya
negatif),
fungsi
pada
gambar
10(b)
memiliki
divergensi
nol,
dan
fungsi
pada
gambar
10(c)
memiliki
divergensi
positif
yang
nilainya
agak
kecil.

(a) (b)
(c)
Gambar 10
Tafsiran
Curl.
Pemilihan
nama
curl
juga
disesuaikan
dengan
arti
geometrinya
yang
menyatakan
ukuran
rotasi
pada
sebuah
titik.
Oleh
karena
itu
seluruh
fungsi
pada
gambar
10
memiliki
curl
yang
bernilai
nol
(bisa
kita
cek
dengan
mengetahui
fungsinya)
dan
fungsi
pada
gambar
11
memiliki
curl
yang
sangat
besar
berarah
pada
sumbu-z.

z
x
Gambar 11

y
Kappa
Mu
Phi,
2007

halaman13
Koordinat lengkung
Misalkan
persamaan
transformasi

x=
f
.u1,
u2,
u3.,y
=
g
.u
1,
u2,
u3
.,z
=h
.u1,u2,u3.
(39)
(dengan
asumsi
f,
g,
h
kontinu,
memiliki
turunan
parsial
kontinu,
dan
memiliki
sebuah
nilai
invers
tunggal)
membentuk
korespondensi
satu-satu
antara
titik-titik
dalam
sistem
koordinat
xyz
dan
u1u2u3.Dalamnotasivektor,persamaan(39)dapatdituliskan

.r
=x
.i
.
y
.j
.z
.k=
f
.u1
,
u2
,
u3..i
.
g
.u1
,
u2
,
u3.
.j
.h
.u1,
u2
,
u
3.
.k
.
(40)
Sebuah
titik
P
(gambar
12)
dengan
demikian
dapat
didefinisikan
tidak
hanya
oleh
koordinat
.x
,
y
,
z
.
tetapi
juga
oleh
koordinat
.u1
,
u2
,
u3.
.
Kita
sebut
.u1
,
u2
,
u3.
sebagai
koordinat
lengkung
dari
suatu
titik.

yzP
.rx
.e1.e2
.e3u2u3u1
Gambar 12
Dari
persamaan
(40),
diperoleh

..r
..r
..r

d
.r
=
du
.
du
.
du

123.
(41)
.
u1
.
u2
.
u3

Dalam
sistem
koordinat
lengkung
ini,
bentuk
diferensial
dari
panjang
busur
suatu
kurva
dapat
dituliskan

ds
2
=
g11.du1
.2.
g22
.du2
.2.
g
33.du3
.2
,
(42)

dengan
Kappa
Mu
Phi,
2007

halaman14
..r
..r
..r
..r
..r
..r

g11
=·,
g22
=·,
g22
=·.

.
x
.
x
.
y
.
y
.
z
.
z
43)

Vektor
..r
/.
u
1
bersinggungan
dengan
koordinat
u1
pada
P.
Jika
e.1
merupakan
sebuah
vektor
satuan
pada
arah
tersebut,
maka
..r
/.
u1
=h1e.1
dengan
h1=|..r
/.
u1|
.
Serupa
dengannya,
..r
/.
u2
=h2e.2
dan
..r
/.
u3
=h3e.3
dengan
h2
=|.
.r
/.
u2|
dan

h3=|.
.r
/.
u3|
.
Dengan
demikian,

d
.r
=h1du
1e.1.h2
du2
e.2.h3
du3
e.3
,
(44)

Besaran
h1,h2,h3
seringdisebutsebagai
faktorskala.

Jika
e.1,e.2,e.3
saling
tegak
lurus
pada
titik
P,
koordinatnya
dikatakan
ortogonal.
Oleh
karena
itu,
kita
temukan
kuadrat
panjang
busur
adalah

2
22
2222
ds
=d
.r·d
.r
=h1
du1
.h
2du2.h3
du3
,
(45)
yang
bersesuaian
dengan
panjang
diagonal
ruang
balok
pada
gambar
12,
dan
elemen
volumnya
(
d
.
)
dapat
ditulis

d
.=h1h2h3du1du
2du3.
(46)
Misalkan
.
adalah
sebuah
fungsi
skalar
dan
A.
=
A1e.1.
A2e.2.
A3e.3
adalah
fungsi
dalam
koordinat
lengkung
ortogonal
u1,u2,u3,
maka
gradien,
divergensi,
curl,
dan
laplacian-nya
adalah:

1
..
1
..
1
..

.
1.
.
.=grad
.=
e.1.
e.2.
e.3
h.uh.
uh.u
1122
33

.[.
.
..]
2.
.·A.
=div
A.
=
1
.
A1
h2
h3..h1
A2h3..
.h1h2
A3
hhh.
u.u
.u
12312
3

e.he.he.
h11
22
33

1
...

A.
=curl
A.
=
3.
.
hhh.
u1
.
u2
.u3
123
||
A1
A2
A3

1
.
h2h3
..
.
h1h3
..
.
h1h2
..
.2
4.
.=laplacian
.=
..
[.
.....]
hh.uh.
u.
uh.
u.
uh.
u
h12311
1
222
333
Kappa
Mu
Phi,
2007

halaman15
Keempat
bentuk
tersebut*
akan
tereduksi
menjadi
ekspresi
biasa
dalam
koordinat
kartesianjika
u1,u2,u3
digantikanoleh
x,y,z;lalu
e.1,e.2,e.3
diganti
dengan
.i,
.j
,k.
dan
h1
=h2
=h3
=1.

Bentuk
khusus
koordinat
lengkung
ortogonal
lain
diantaranya
adalah
koordinat
silinder
dan
koordinat
bola.

XYZr
rxy
f
OzP(r,q,z)
XYZr
r
xy
f
Oz
q
P(r,q,f)
i
j
k
Gambar 13 Gambar 14
Koordinat
Silinder
..,
.,z
.
.
Perhatikan
gambar
13.
Persamaan
transformasi:
x=.
cos
.
,y=.
sin
.,z
=z,
dengan
.=0,0=..2
.,8.z
.8
.
Faktor
skala:
h1
=1,
h
2
=.
,h3
=1.

2d
.2d
.22
Elemen
panjang
busur:
ds
=..2
.dz
.
Elemen
volum:
d
.=.
d
.d
.dz
Perhatikan
bahwa
dari
sini
dapat
juga
diperoleh
hasil
lain
untuk
koordinat
polar
dalam

bidang
dengan
mengabaikan
ketergantungan
pada
z.
Sebagai
contoh
dalam
kasus
koordinat
polar
tersebut,
ds
2
=d
.2..2d
.2
;
sedangkan
elemen
volum
digantikan
oleh
elemen
luas,
da=.
d
.
d
.
.

*
Lihat
buku
Mathematical
Methods
in
The
Physical
Sciences
(Mary
L.
Boas)
untuk
penurunan
lengkapnya.
Kappa
Mu
Phi,
2007

halaman16
Koordinat
Bola
..,
.,
..
.
Perhatikan
gambar
14.

Persamaan
transformasi:
x=r
sin
.cos
.
,y=r
sin
.
sin
.
,z
=r
cos
.
,

dengan
r
=0,0=.=.,0=..2
.
.

Faktor
skala:
h1
=1,
h
2
=r
,h3
=r
sin
.
.

2
22d
.222
Elemen
panjang
busur:
ds
=dr
.r
.r
sin.
d
.2.

Elemen
volum:
d
.=r
2sin
.
dr
d
.
d
.
.

Integral Garis, Permukaan, dan Volum


Dalam
bahasan
listrik
magnet
selanjutnya
akan
ditemui
berbagai
macam
bentuk
integral,
diantaranya
yang
paling
penting
adalah
integral
garis
(atau
lintasan),
integral
permukaan
(atau
fluks),
dan
integral
volum.

Integral
Garis.
Sebuah
integral
garis
I
adalah
suatu
pernyataan
dalam
bentuk

I
=..v·d
.r
,
(47)

dengan
.v
adalah
sebuah
fungsi
vektor,
d
.r
adalah
elemen
vektor
perpindahan
(pers.
22),
dan
daerah
integrasi
berada
pada
lintasan
antara
titik
a
hingga
titik
b
.
Jika
lintasan
integrasi
membentuk
loop
tertutup,
maka
tanda
integral
diberi
tambahan
lingkaran:

..v·d
.r.
Integral
Permukaan.
Sebuah
integral
permukaan
I
didefinisikan

I
=..v·d
.a

S
,
(48)
dengan
.v
adalah
sebuah
fungsi
vektor
dan
d
.a
adalah
elemen
vektor
luas
yang
arahnya
tegak
lurus
permukaan
yang
dimaksud.
Jika
permukaannya
tertutup
(menjadi
seperti
ruang),
maka
seperti
sebelumnya
tanda
integral
diberi
tambahan
lingkaran:
..v·d
.a.
Untuk
integral
permukaan
biasa
(pers.
48)
,
dapat
ditemui
dua
arah
yang
tegak
lurus
Kappa
Mu
Phi,
2007

halaman
17

permukaan
sehingga
pemilihan
arah
permukaan
akan
cukup
membingungkan.
Namun
biasanya
kita
bebas
memilih
salah
satu
dari
kedua
arah
tersebut.
Untuk
kasus
integral
permukaan
tertutup,
arah
yang
keluar
(menjauh)
dari
permukaan
disepakati
sebagai
arah
elemen
luas,
d
.a.

Integral
Volum.
Sebuah
integral
volum
I
dinyatakan
I
=.Td
.

V
,
(49)
dengan
T
adalah
sebuah
fungsi
skalar
dan
d
.
adalah
elemen
kecil
dari
volum.
Untuk
koordinat
kartesian,

d
.=dx
dy
dz
.
Sebagai
contoh,
jika
T
adalah
kerapatan
suatu
materi
(yang
nilainya
dapat
bervariasi
dari
titik
ke
titik),
maka
integral
volum
akan
memberikan
massa
total.

Kadang
akan
ditemui
juga
bentuk
integral
volum
dari
suatu
fungsi
vektor:

..vd
.=..v
.i
.v
.j
.vk.
.
d
.=.i
.vd
..
.j
.vd
..
k.
.
vd
.
.

xyz
xyz

Teorema fundamental
Untuk
memudahkan
perhitungan
seringkali
dibutuhkan
penyederhanaan
bentuk
integral
yang
berdasarkan
pada
teorema
tertentu.
Ada
tiga
teorema
fundamental
berkaitan
dengan
operasi
diferensial
dan
integral
yang
telah
dijelaskan
sebelumnya.

Teorema
Gradien:
....
T
.·d
.r
=T
.b
.T
.a.
(50)

Teorema
Curl
(Stokes):
...×..v
.·da=..v·dr.
(51)

.
.·..a
..v
.d
.=.v·d
.
Teorema
Divergensi
(Gauss):
(52)

VS

Dari
pers.
50
s.d.
52
dapat
dilihat
bahwa
teorema
gradien
melibatkan
operasi
gradien
dan
integral
garis;
teorema
curl
melibatkan
operasi
curl,
integral
permukaan,
dan
integral
garis;
Kappa
Mu
Phi,
2007

halaman18
dan
teorema
divergensi
melibatkan
operasi
divergensi,
integral
volum,
dan
integral
permukaan.

Teorema potensial (skalar dan vektor)


Teorema
1.
Jika
curl
dari
sebuah
medan
vektor
.F
bernilai
nol
dimanapun,
maka
F.
dapat
dituliskan
sebagai
gradien
dari
sebuah
potensial
skalar
V
:

...
V
,
(53)


F.=0
.
F
=.
.
atau
setara
dengan
pernyataan
berikut:

..F.·d
.r
tidak
tergantung
lintasan
(konservatif)
untuk
setiap
titik-titik
ujung
yang

diberikan,
..
F.
·d
.r
=0
untuk
sembarang
loop
tertutup.

Teorema
2.
Jika
divergensi
dari
sebuah
medan
vektor
.F
bernilai
nol
dimanapun,
maka
F.
dapat
dinyatakan
sebagai
curl
dari
sebuah
potensial
vektor
A.
:
..(54)

.·F.=0
.
F.=.×
A.
,
yang
juga
setara
dengan:
..F.·d
.a
tidak
tergantung
permukaan
untuk
setiap
batas
tertutup
yang
diberikan,

..
F.
·d
.a
=0
untuk
sembarang
permukaan
tertutup.

KUMPULAN
SOAL-JAWAB
SOAL
1

Misalkan
suatu
vektor
C.
seperti
pada
gambar
di
samping.
Turunkan
aturan
cosinus
dengan
memanfaatkan
perkalian
titik
dari
vektor
C.
pada
dirinya
sendiri
dengan
menyesuaikan
variabel
pada
A
dan
B
!

.A
.B
..C
Kappa
Mu
Phi,
2007

halaman19
Jawab:

Dari
gambar
dapat
kita
tentukan:
C.
A.
.B
,
kemudian

.C·.C
=.
.A
.B.·.
.A
.B
.=
.A·.A
.A·.B.B·.A
..B·.B
,
atau
C
2
=A2.B22
AB
cos
.
(aturan
cosinus).
SOAL
2

Tentukan
sudut
antara
dua
buah
diagonal
ruang
suatu
kubus!

Jawab:
Berdasarkan
gambar
di
samping,
A.
=1
.i
1
.j
.1k.
;A=.3
.k;
B=1
.i
.1
.j
.1
.B=.3
A.
·.B=11.1=1=
A
B
cos.=.3.3cos
.
1

,
.cos
.=
3

o
sehingga
.=arc
cos.1
. 70,5288.

SOAL
3

xyz111q
ArBr
Dengan
menggunakan
perkalian
silang,
tentukanlah
komponen
vektor
satuan
yang
tegak
lurus
bidang
seperti
ada
gambar!

Jawab:

Perkalian
silang
antara
dua
vektor
sembarang
yang
menjadi
sisi-sisi
bidang
pada
gambar
akan
menghasilkan
vektor

xyz132n
yang
tegak
lurus
bidang
tersebut.
Sebagai
contoh,
ambil
bagian
alas
dan
sisi
sebelah
kiri
masing-masing
menjadi
vektor
A.
dan
B.
:
Kappa
Mu
Phi,
2007

halaman20
A.
=1
.i
.2
.j
.0k.
.B=1
.i
.0
.j.3k.
.i
.j
.
A.
×.=6.i
.3
.j
.2
.
B=120
k.
|
k|
103
Vektor
A.
×.B
ini
arahnya
sudah
sesuai
dengan
n.
,
tetapi
besarnya
belum
cocok
(ingat,
vektor
satuan
harus
bernilai
1
satuan).
Untuk
menghasilkan
vektor
satuan
n.
,
bagi
saja
A.
×.B
dengan
besarnya:
|A.
×B.|=.36.9.4=7
.
Dengan
demikian,

A.
×.B6
32

.
n.
=
=.i
..
k.

|A.
×.B|
7
.j7

SOAL
4

Carilah
vektor
posisi
relatif
.r
dari
titik
sumber
(2,
8,
7)
ke
titik
medan
(4,
6,
8).
Tentukan
besarnya
dan
bentuk
vektor
satuan
r.!

Jawab:

.r
=.r
.r'=.4
.i
.6
.j
.8k.
..2
.i
.8
.j.7k.
.=2
.i
2
.j.1k.
.

22
1

|.r
|=.4.4.1=3
,
sehingga
.r
=.i
.j
.
k.
.

33
3

SOAL
5

Tentukan
gradien
fungsi-fungsi
berikut:

234
234
x
(a)
f
.x,
y,z
.=x
.
y
.z
;(b)
f
.x,
y,z
.=x
yz
;(c)
f
.x,
y,z
.=e
sin.
y
.
ln.z
.
.
Jawab:

(a)
..
f
=2x
.i
.3
y2
.j
.4z3k.
3
22
23
(b)
..
f
=2xy
z4
.i
.3x
yz4
.j
.4x
yz4k.
.xx
x
(c)
.
f
=e
sin
.
y
.
ln
.z
..i
.e
cos.
y
.
ln
.z
..j
.e
sin.
y
..
1
.k.
z
Kappa
Mu
Phi,
2007

halaman21
SOAL
6

Ketinggian
dari
suatu
bukit
(dalam
satuan
meter)
diberikan
oleh
h
.x,y
.=10.
2x
y
3x
24
y218
x
.28
y
.12.
,
dengan
y
adalah
jarak
(dalam
km)
sebelah
utara,
x
adalah
jarak
ke
timur
kota
Bandung.

(a)
Di
manakah
puncak
bukit
tersebut
berada?
(b)
Berapa
ketinggian
bukit
tersebut?
(c)
Seberapa
curam
kemiringan
(dalam
satuan
m/km)
pada
sebuah
titik
1
km
utara
dan
1
km
timur
kota
Bandung?
Pada
arah
manakah
kemiringan
tercuram
di
titik
tersebut?
Jawab:

(a)
Tentukan
gradien
fungsi
terlebih
dahulu:
..
h=10[.
2y
6x
18..i
..2x
8y
.28..j
]
.
Untuk
menentukan
puncak
bukit,
gunakan
syarat
..
h=0
(puncak
bukit
merupakan
salah
satu
jenis
titik
stasioner):
..
h=10[.
2y6x
18..i
..2x
8y.28..j
]=0
,
menghasilkan
sistem
persamaan
linear
dua
peubah:

2y
6x
18=0
}
.
Solusi
dari
sistem
persamaan
ini
adalah
.x,
y
.=.2
,3.
.

2x
8y
.28=0Dengan
demikian
puncak
bukit
tersebut
berada
pada
2
km
sebelah
barat
dan
3
km
utara
Bandung.
(b)
Substitusikan
.x,y
.=.2
,3
.
pada
h
.x,y
.
:
h
.2,3.=10
.121236.36.84.12.=720
m.
(c)
Substitusikan
.x,
y
.=.1,1.
pada
..
h.
.i
..j
.
.
.
h
.1
,1.=10
[.2
618..i
..
28.28..j
]=220
..
|..
h|=220
.2 311
m/km
,
arahnya
ke
barat
laut
(135
derajat
dari
sumbu-x
positif).
Kappa
Mu
Phi,
2007

halaman22
SOAL
7

Misalkan
.r
adalah
sebuah
vektor
dari
suatu
titik
tertentu
.x0,
y0,z0
.
ke
titik
.x,
y,z
.
dan
r
adalah
panjangnya.

.
2
(a)
Tunjukkan
bahwa
.
r
=2
.r
.
(b)
Cari
rumus
umum
untuk
..
r
n
.
(dalam
bentuk
r.,
yaitu
vektor
satuan
yang
searah
dengan
.r
)
Jawab:

(x,
y,
z)

.r
=.x
x0..i
..
y.
y0..j..z
z0
.k.
r
=..x
x0.2..
y
.
y0.2..z
z0
.2

(x0,y0,z0)
r
2=.x
x0.2..
y
.
y0.2..z
z0.2

.2
..2.2.2
].i
..
.2.2.2].j
(a)
.
r
=
[.
x
x0..
y.
y0
..z
z0[.
x
x0
..
y
.
y0..zz0
.
x
.
y
..
[.
x
x0
.2..
y.
y0.2..z
z0
.2]k.

.
z
=2.
x
x0
..i
.2.
y.
y0..j
.2
.z
z0.k.
=2
.r
(terbukti)

.
nn1
.
r
n1.11
n1

(b)
.
r
.=n
r
=n
r
2
r
x
.=n
rr.x
,(
r
x
=x
x0)
.
x
.
x2
r
.
nn1
.
nn1

nn1
.
r
.=n
rr.,
.
r
.=n
r
r.;
sehingga
..
y
z
..
r
.=n
r
.r
.
y
.z

SOAL
8

Ujilah
kebenaran
teorema
gradien,
menggunakan
fungsi
T
=x2.4x
y
.2
y
z
3
dengan
titik-titik
a=.0,
0,0
.
,b=.1,1,
1.
dan
dua
lintasan
berikut:

(a)
(b)
z

(1,
1,
1)

(1,
1,
1)

2
2y
z=x=y
x

x
Kappa
Mu
Phi,
2007

halaman23
Jawab:

Teorema
gradien
adalah:
....
.·d
.r
=T
.b
.T
.a.
.

Pada
soal
telah
disebutkan
T
=x2.4x
y.2
y
z
3
,
sehingga
T
.a.=0;
T
.b.=1.4.2=7;dan
T
.b.T
.a
.=7.

(a)
Lintasan
ini
dapat
dibagi
menjadi
3
bagian,
1

21
-bagian
1,
x
:0
.1,
y=z
=dy=dz
=0.
....
T
.·dr.1
=..2x
.dx=[x
]0
=1.

0
1

1
-bagian
2,
y
:0
.1,
x
=1,
z
=0,
dx=dz
=0.
....
T
.·dr.2
=..4.
dy=[4y
]0
=4.

0
1

231
-bagian
3,
z
:0
.1,
x
=
y=1,
dx=dy=0.
....
T
.·dr.3
=..6z
.dz
=[2z
]0
=2.

....
T
.·d
.r
=..
..
T
.·dr.1...
..
T
.·dr.2...
..
T
.·dr.3
=1.4.2=7.

32
(b)
...
T
.·d
.r
=.2x
.4y.dx
..4x
.2z
.dy
..6
yz
.dz
.
Karena
x
:0
.1;
y
=x,
z
=x
2,
dy
=dx
,
dz
=2xdx
,
maka
64
6
...
T
.·d
.r
=.2x
.4x
.dx
..
4x
.2x
.dx..6x
x
.
dx=.10
x
.14
x
.
dx

11

6271
....
T
.·d
.r
=..10
x
.14
x
.
dx=[5x
.2x
]0
=5.2=7.

00

SOAL
9
Uji
kebenaran
teorema
divergensi
untuk
fungsi
.v
=.xy
..i
.2.
yz
..j..3xz
.k.
.
Gunakan
volum
pada
gambar
kubus
di
samping
dengan
panjang
sisi
2
satuan!

Jawab:

xyz222
..
Teorema
divergensi
adalah:
.
.·.v
.d
.=..v·d
.a.

VS

Cari
dulu
nilai
ruas
kiri:
sesuai
dengan
soal,
dapat
diperoleh
.
.·.v
=
y.2z
.3x
.
Kappa
Mu
Phi,
2007

halaman24
222

.·.vd
.=.
.
y
.2z
.3x
.dx
dydz
=48
.
....

000

Cek
nilai
ruas
kanan
dengan
menggunakan
penomoran
permukaan
berikut
ini:

xyz(I)
(II)
(III)(IV)
(V)
(VI)
22

(I)
da.1
=dy
dz
.i,x
=2;
..v·da.1
=..2
ydydz
=2[
y2
]02
=8.
00

(II)
da.2=dy
dz
.i,x
=0;
.v·da.2
=0;
..v·da.2
=0.
22

(III)
d
a.3
=dx
dz
.j,
y=2;
..v·da.3
=..4z
dxdz
=16
.
00

(IV)
da.4
=dx
dz
.j,
y=0;
.v·da.4
=0;
..v·da.4
=0.
22

(V)
da.5
=dx
dy
k.
,z=2;
..v·da.5
=..6x
dx
dy
=24
.
00

(VI)
da.6=dx
dy
k.
,z
=0;
.v·da.6
=0;
..v·da.6
=0.
Jumlahkan
seluruh
integrasi
(I)
s.d.
(VI),
ternyata
hasilnya
adalah
..v·da.=8.16.24=48
(cocok
dengan
ruas
kiri).

SOAL
10

Ujilah
kembali
kebenaran
teorema
divergensi
untuk
fungsi

22
2
.v
=rr
.r
.r
cos
.sin
...
.
cos..cos..
Gunakan
bola
berjari-jari
R
pada
oktan
pertama
sebagai
volum
yang
ditinjau!
Kappa
Mu
Phi,
2007

halaman25
Jawab:

Sesuai
transformasi
pada
koordinat
lengkung,
divergensi
untuk
koordinat
bola
dapat
dituliskan

.1
.
21
.
1
.v.
.·.v
=
2
.r
vr
..
.v.sin
...
,

r
.r
r
sin
.
..
r
sin
.
..
sehingga
untuk
soal
ini
diperoleh

x
1
.
22
1
.
21
.
2
.
.·.v
=.r
r
cos...
.r
cos.
sin
...
.r
cos.
sin..

r2
.r
r
sin
.
..
r
sin
.
..
1312
12

=
4r
cos
..
r
cos
.cos
..
.r
cos.
cos..

r2
rsin
.
r
sin
.
r
cos
.

=[4
sin
..cos.cos
.]=4
r
cos.
.

sin
.
Kemudian
hitung
ruas
kiri
teorema
divergensi
dengan
elemen
volum
dalam
koordinat
bola,
d
.=r
2
sin
.dr
d
.d
.
:

R
./
2
./
2

..
.
.·.v
.d
.=....
4r
cos
..r
2sin
.dr
d
.d
.=4.r
2dr
.
cos
.sin
.d
..
d
.

00
0

.
R4

=R4.
1
....=
.

22
4
Sekarang
cek
ruas
kanan,
perrmukaan
bola
yang
dimaksud
terdiri
dari
4
bagian:

2
22
(1)
bagian
lengkung,
d
a.1
=R
sin
.
d
.d
.r.;r
=R;
.v·da.1=.R
cos
...R
sin
.
d
.d
..
./2
./2

.
R4

..v·da.=R4
.
cos
.sin
.d
..
d
.=R4
.1
....=
.
1
24
0
02

(2)
kiri:
d
a.2=r
dr
d
...
;
.=0;
.v·da.2=.r
2cos
.sin
...r
dr
d
..=0
.
..v·da.2
=0.
(3)
belakang:
d
a.3
=r
dr
d
...
;
.=
.
;
.v·da.3=.r
2cos
.sin
...r
dr
d
..=r
3cos
.dr
d
.
2

R
./
2

3
14
..v·da.=.r
dr
.
cos
.d
.=.
1R4...1.=.
R.
34
00
4

yzRRR
Kappa
Mu
Phi,
2007

halaman26
(4)
alas:
d
a.4
=r
sin
.
dr
d
.
..
.=
.
;
.v·d
.a=.r
2
cos...r
dr
d
..
2

R
./
2
3
14

..v·da.4
=.r
dr
.
cos.d
.=
R.
00
4

.
R4
1414
.
R4

Totalnya
adalah:
..v·da.=
.0.
R
.
R
=
(cocok).

4
444

SOAL
11

(0,
0,
a)
Uji
kebenaran
teorema
Stokes
(curl)
untuk
fungsi
.v
=
yk.
pada
permukaan
segitiga
seperti
gambar
di
samping!

Jawab:

..
.
×.v
.·da=..v·dr.
Teorema
Stokes
adalah:
.
S

(a,0,0)
(0,2a,0)
Cek
ruas
kanan,
.v·d
.r
=
ydz
.
x
Ambil
jalur
yang
berlawanan
jarum
jam
pada
garis-garis
batas
permukaan
tertutup
segitiga.
Ada
3
bagian
garis
pada
segitiga
tersebut:

(1)
kiri:
z
=ax;
dz
=dx
;
y=0
;
sehingga
..v·dr.1
=0.
(2)
alas:
dz
=0
,
sehingga
..v·dr.2
=0.
1
1
(3)
belakang
(kanan):
z
=a.
y;
dz
=
dy
;
y:2a
.0.
22
.
0
11
[
y2
]0
4a2
2

..v·dr.3
=y
.
dy
.=.
==a

2a
2
222a4

Totalnya
dalam
loop
tertutup
adalah
..v·d
.r
=0.0.a2
=a2.
.
Sekarang
cek
ruas
kiri:
.×.v
=.i.

..
.v
.·d
.=
=
1
2
(cocok).

.
×.aproyeksi
permukaan
segitiga
pada
bidang
xy.a..
2a
.=a

2
Kappa
Mu
Phi,
2007

halaman
27

SOAL
12

Misalkan
F.
1
=x
2k.
dan
F.
2
=x
.i
.
y
.j
.zk.
Hitung
divergensi
juga
curl
dari
F.
1
dan

F.
2
.
Manakah
yang
dapat
dituliskan
sebaga
gradien
dari
skalar?
Cari
potensial
skalar
yang
cocok
dengannya!
Dan
manakah
yang
dapat
dinyatakan
sebagai
curl
dari
vektor?
Cari
potensial
vektor
yang
cocok
dengannya!

Jawab:

..
2
..
x
.
y
.z

F.
1
=.0..
.
.0..
.
.x
.=0;

F.
2
=.
.=1.1.1=3.

.
x
.
y
.z
.
x
.
y
.z

.i
.jk.
.i
.jk.
....
.
2....

F.
1
==.
.j
.
x
.=2x
.j;

F.
2
==0.
.
x
.
y
.
z
.
x
.
x
.
y
.
z
||
||

0
0x2
x
yz

.
.
.

F.
2
=0
,
maka
F
2
adalah
gradien
dari
suatu
skalar.
1
Potensial
skalar
yang
memenuhi
adalah
V
=.
x2.
y2.z2
.
sehingga
F.=.
..
V.

2
2
.
.
.
.·F.
1
=0
,
maka
F
1
adalah
curl
dari
suatu
vektor.
Potensial
vektor
yang
berkaitan
dengan
.adalah
.dengan
syarat
..
F1A
F1
=.×
A.
,

.
A.
A.
A
.
A
x3
yz
xz
yx
2
menyebabkan
..
A
.
.=..
A
.
=x
.
A
=
.

.z
.
y
.z
.
x
.=0;
.
x
.
y
y3

Dengan
ketentuan
ini
dapat
dipilih
Ax
=
Az
=0
sehingga
A.
=
.j
(tapi
tidak
unik).

3
Fungsi Delta Dirac (Pengayaan)
1

Misalkan
ada
suatu
fungsi
vektor
.v
=
2r.dalam
koordinat
bola.
Pada
setiap
titik,
.v

mengarah
radial
keluar.
Kappa
Mu
Phi,
2007

halaman
28

Jika
seseorang
mencari
sebuah
fungsi
dengan
divergensi
positif
yang
sangat
besar,
maka
fungsi
itulah
contohnya.
Akan
tetapi,
jika
divergensinya
dihitung
dengan
cara
biasa
(koordinat
bola),
ternyata
hasilnya
tepat
nol
!

1
211
.
.·.v
=
r
=.1.=0.
2
22

....
.r
.r
r
rr

Lebih
aneh
lagi
jika
kita
coba
uji
kebenaran
teorema
divergensi
dengan
mengecek
ruas
kanan
teorema,
yaitu
dengan
mengintegrasikan
fungsi
sepanjang
permukaan
bola
berjari-
jari
R
yang
berpusat
pada
titik
asal
koordinat:

.
2
.

..v·d
.a
=.12
r.·.R
2sin
.
d
.d
.r..=.sin
.d
..
d
.=4
.
,
..
R
00

padahal
ruas
kiri
teorema
divergensi,
..vd
.=0.
.·.
Mana
yang
benar?
Ruas
kiri
atau
ruas
kanan?
Apakah
teorema
divergensi
telah
salah?

Permasalahan
rupanya
disebabkan
oleh
titik
r
=0
di
mana
.v
nilainya
meledak
secara
liar
(pembagian
dengan
nol
akan
menghasilkan
nilai
tak
hingga).
Divergensi
.(
.v)
v
.·.
sebenarnya
memang
bernilai
nol,
kecuali
di
r
=0
.
Oleh
karena
itu,
perlu
didefinisikan
fungsi
baru
yang
dapat
mengakomodasi
sifat
divergensi
ini.
Patokan
yang
digunakan
untuk
adalah
nilai
teorema
divergensi
untuk
kasus
ini
haruslah
4
.
(mengacu
pada
ruas
kanan).
Fungsi
spesial
ini
dikenal
dengan
nama
fungsi
delta
Dirac.

Fungsi delta Dirac 1D


..
x
a
.

luasnya
1
satuan

ax

Gambar 15. Fungsi delta Dirac, luas daerah di bawah kurva bernilai 1 satuan.
Kappa
Mu
Phi,
2007

halaman
29

Definisi:

..
x
a
.={0,
jika
x
.a
}
dengan
.
8
..
x
a
.dx
=1
.
(55)

8
,
jika
x
=a
8

Sifat-sifat:

(56)
f
.x
...
x
a
.=
f
.a
...
x
a
.
dan
.
f
.
x
...x
a
.dx
=
f
.a.
.

8

Fungsi delta Dirac 3D


Definisi
yang
diberikan
pada
fungsi
delta
Dirac
1D
dapat
diperluas
menjadi
3D:

.3
..r
.=.
.x
...
y...z
.
,
(57)
dan
integral
volumnya
bernilai
1:

8
8
8
..3
..r
.d
.=.
8
.
8
.
8
..
x
.
..
y
.
..z
.
dx
dy
dz
=1
.
(58)
Selain
itu,
f
..r
..3..r
r.0.=
f
.
.r
0.
.
(59)
Dengan
fungsi
delta
Dirac
ini,
masalah
yang
dikemukakan
pada
bagian
awal
dapat
terpecahkan
secara
mudah,
yaitu
..·.
.r
r
2
.=4
..3..r
.
,
atau
secara
umum
..·.
.r
r
2
.=4
..3..r
.
.
(60)

SOAL
13

(a)
Tuliskan
pernyataan
yang
menyatakan
kerapatan
massa
dari
sebuah
partikel
bermassa
m
yang
berada
pada
titik
r.0
.
Lakukan
hal
yang
sama
untuk
rapat
muatan
dari
suatu
Kappa
Mu
Phi,
2007

halaman30
muatan
titik
pada
r.0!

(b)
Berapa
rapat
muatan
dari
sebuah
dipol
listrik,
yang
terdiri
dari
muatan
titik
-q
pada
titik
asal
koordnat
dan
muatan
titik
+q
pada
r.0?
(c)
Berapakah
rapat
muatan
yang
seragam
dari
kulit
bola
tipis
berjari-jari
R
dan
muatan
totalnya
Q?
Jawab:

(a)
Perhatikan
pers.
(58),
satu
per
volum
merupakan
fungsi
delta
Dirac,
sehingga:
.
..r
.=m
.3
..r
r..
;
.
..r
.=q
.3
..r
r..
.
m
0q0

(b)
...r
.=q
.3
..r
r.0
.q
.3
.r..
.
(c)
Misalkan
..r
.=
A
..r
R
.
.
Untuk
mendapatkan
konstanta
A,
maka
dibutuhkan
2
Q

syarat
Q=.
..r
.d
.=.
A..r
R
.4
.2dr
=
A4.
R
,
sehingga
A=
2.

4.
R
Q
Dengan
demikian,
..r
.=
2
..r
R
.
.

4
.R

***

You might also like