You are on page 1of 30

BAB I

PERALATAN PELEDAKAN

1.1. Pendahuluan
Pekerjaan peledakan adalah pekerjaan yang penuh bahaya. Oleh karena
itu, harus dilakukan dengan penuh perhitungan dan hati-hati agar tidak terjadi
kegagalan atau bahkan kecelakaan. Untuk itu operator yang melakukan
pekerjaan peledakan harus mengerti benar tentang cara kerja, sifat dan fungsi
dari peralatan yang digunakan. Karena persiapan peledakan yang kurang baik
akan menghasilkan bisa menyebabkan hasil yang tidak sempurna serta
mengandung resiko bahaya terhadap keselamatan pekerja maupun peralatan.
Dalam hal ini pemilihan metode peledakan, pemilihan serta penggunaan
peralatan dan perlengkapan juga berpengaruh terhadap hasil yang dicapai. Oleh
karena itu selain mempelajari tentang metode peledakan juga diperlukan
pengetahuan tentang peralatan dan perlengkapan yang dipergunakan dalam
setiap masing-masing metode peledakan. Hal ini akan mengurangi dampak
buruk atau kerugian yang ditimbulkan.

1.2. Latar Belakang Teori


Suatu operasi peledakan batuan akan mencapai hasil optimal apabila
perlengkapan dan peralatan yang dipakai sesuai dengan metode peledakan yang
diterapkan.
Dalam membicarakan perlengkapan dan peralatan peledakan perlu hendaknya
terlebih dahulu dibedakan pengertian antara kedua hal tersebut. Peralatan peledakan
(Blasting equipment) adalah alat-alat yang dapat digunakan berulang kali, misalnya
blasting machine, crimper dan sebagainya. Sedangkan perlengkapan peledakan
hanya dipergunakan dalam satu kali proses peledakan atau tidak bisa digunakan
berulang kali.
Untuk setiap metode peledakan, perlengkapan dan peralatan yang diperlukan
berbeda-beda. Oleh karena itu agar tidak terjadi kerancuan dalam pengertian, maka

1
dibuat sistematika berdasarkan tiap-tiap metode peledakan dalam arti bahwa
perlengkapan dan peralatan akan dikelompokan berdasarkan metodenya.

1.3 Deskripsi
Secara garis besar, sesuai dengan perkembangan teknologi, metode peledakan
dapat dibagi sebagai berikut :
1. Metode sumbu api (cap & fuse method)
2. Metode sumbu ledak
3. Metode listrik
4. Metode non listrik (Nonel)
Secara lebih jelas, peralatan dan perlengkapan untuk setiap metode peledakan
dapat dilihat pada tabel 1.1
Peralatan yang biasa dipergunakan yaitu :
1. Blasting Machine
2. Multimeter
3. Crimper
4. Leading wire
5. Korek api / penyulut
Ada beberapa peralatan yang biasanya digunakan untuk operasi peledakan
dengan listrik, yaitu :
1. Exploder (Blasting Machine) , ada dua tipe yang diperdagangkan yaitu :
a. Generator Type
b. Condenser Discharge (CD) Type
Kedua tipe alat tersebut dibuat untuk menghasilkan arus searah
bertegangan tinggi. Kapasitas alat ini biasanya dinyatakan dalam jumlah
detonator listrik dengan panjang leg wire 30 ft bila sambungan seri. Tipe yang
pertama tidak pernah untuk digunakan sambungan parallel karena ada
kemungkinan misfire (konsleting). Tipe yang kedua terutama digunakan untuk
peledakan yang lebih besar. Bentuk blasting machine sangat beraneka ragam,
mulai dari bentuk kuno sampai yang bentuk remote control saat ini.

2
METODE PERLENGKAPAN PERALATAN
PELEDAKAN
1. Plain detonator 1. Cap crimper
2. Sumbu api 2. Penyulut (lighter) : korek
SUMBU API (CAP
3. Igneter cord api.
& FUSE)
4. Igneter cord conector 3. Tamper
1. Sumbu ledak
2. Detonatring
Relay/ Dellay Tergantung detonator yang
SUMBU LEDAK connector dipakai
3. Initator (detonator
listrik/biasa)
1. Blasting machine/
exploder
2. Blasting machine tester :
-Rheostat
LISTRIK 1. Detonator listrik -Blasting VOM meter
2. Connecting wire 3. Circuit tester :
- Galvanometer
- Voltmeter
4. Tamper
5. Leading wire
1. Detonator non
listrik (Nonel, 1. Exploder
Hercudet) 2. Gas supply unit
NON LISTRIK 2. Connector (untuk hercudet)
3. Sumbu ledak (untuk 3. Circuit tester
nonel)

Tabel 1.1
Peralatan Dan Perlengkapan Dalam Setiap Metode Peledakan

2. Blasting Machine Tester


Adalah sangat penting bahwa exploder hendaknya selalu dipelihara dan
ditest secara teratur terhadap kapasitas penyalaan. Efektifitas exploder type-
generator biasanya ditest dengan menggunakan Rheostat yang dihubungkan
dengan detonator.
3. Circuit tester

3
Sebelum peledakan dilakukan, setelah semua sirkuit dipasang, maka harus
ditest terlebih dahulu. Beberapa alat yang digunakan untuk circuit tester adalah :
a. Du Pont Rheostat
b. Du Pont Blasting Galvanometer
c. Du Pont Blasting Voltohmeter
Tipe-tipe blasting machine yaitu :
1. Tipe generator
Untuk mengumpulkan energi listrik menggunakan gerakan mekanis
dengan cara memutar engkol (handle) yang telah disediakan. Putaran engkol
dihentikan setelah lampu indikator menyala yang menandakan arus sudah
maksimum dan siap dilepaskan. Saat ini tipe generator sudah jarang
digunakan.
2. Tipe baterai ( listrik )
Pengumpulan energi listrik melalui baterai, yaitu dengan cara
mengontakkan kunci kearah “starter” dan setelah lampu indikator menyala
berarti kapasitor penuh dan arus sudah maksimal serta siap dilepaskan

BM Tipe Generator BM Tipe Baterai

Gambar 1.1
Blasting Machine

4
Alat pemicu peledakan nonel :
 Disebut dengan shot gun atau shot firer atau nonel starter
 Fungsi : sebagai penyuplai gelombang kejut pada detonator nonel
melalui sumbu nonel (nonel tube)
 Tipe : didasarkan atas pemicunya, digerakkan secara mekanis atau
oleh baterai untuk membentuk gelombang kejut terhadap HMX yang terdapat
di dalam sumbu nonel
 Ciri-ciri khusus : untuk tipe yang digerakkan secara mekanis
dilengkapi Shot Shell Primer, sedangkan yang menggunakan baterai dapat
menimbulkan percikan api bertekanan tinggi
Cramper :
 Alat khusus yang digunakan untuk menjepit atau mengikat kuat
detonator biasa dengan sumbu api
 Sumbu api dikatagorikan juga sebagai sumbu non-electric
 Cara Penggunaan:
oMasukkan sumbu api ke dalam detonator biasa. Persyaratan
pemotongan sumbu api harus dipenuhi sebelum dimasukkan ke dalam
detonator biasa.
oYakinkan bahwa sumbu api benar-benar telah menyentuh ramuan
pembakar dalam detonator biasa.
oPosisikan cramper pada ujung detonator biasa, kemudian jepit
detonatornya. Saudara bisa melakukan penjepitan lebih dari satu kali
untuk meyakinkan sambungan cukup kuat

Gambar 1.2

5
Cramper
Kabel yang digunakan didalam peledakan listrik dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
1. Leading wire → peralatan
2. Leg wire → perlengkapan
3. Connecting wire → perlengkapan

Gambar 1.3
Leading wire

1.4 Pembahasan
Peralatan peledakan (blasting equipment) ialah alat-alat yang diperlukan untuk
menguji dan menyalakan rangkaian peledakan, sehingga alat tersebut dapat dipakai
berulang kali. Peralatn peledakan antara lain :
 Blasting Machine (sumber energi listrik DC), beserta ohm-meter (penguji
tahanan rangkaian), Rheostat (penguji kapasitas blasting machine)
 Cap Crimper (sejenis tang khusus untuk peledakan)
 Kabel Utama (bus wire, leading wire) yaitu kabel yang menghubungkan blasting
machine (exploder) ke rangkaian peledakan listrik.
 Tamper ( sejenis linggis untuk memadatkan lubang ledak)
 Lighter ( untuk menyalakan sumbu api )

6
1. Pelaksanaan Praktikum
 Peralatan yang digunakan di dalam praktikum ini yaitu:
o Blasting Machine
o Multi Meter
o Bladting Galvanometer
o Crimper
 Prosedur praktikum meliputi :
o Diskripsi Peralatan
o Simulasi Peralatan

2. Hasil Praktikum
Metode peledakan yaitu :
1. Sumbu api → deflagasi
2. Sumbu ledak → detonasi
3. Arus listrik → detonasi
4. Nonel → detonasi
Peralatan yg berhubungan langsung dgn peledakan :
Alat pemicu ledak:
a. Pada peledakan listrik (Blasting Machine)
b. Pada peledakan nonel (Shot gun/ Shot firer)
1. Alat bantu peledakan listrik:
a. Blasting Ohmmeter (BOM)
b. Pengukur kebocoran arus listrik
c. Multimeter peledakan
d. Pengukur kekuatan blasting machine
e. Pelacak kilat (lightning detector)
2. Alat bantu peledakan lain:
a. Kabel listrik utama (lead wire) atau sumbu nonel utama (lead-
in line)
b. Cramper (penjepit sambungan sumbu api dengan det.biasa)

7
c. Meteran (50 m) dan tongkat bambu (± 7 m) diberi skala
3. Alat pencampur dan pengisi

Peledakan dengan menggunakan arus listrik searah (DC) sebagai sumber


tenaga, dihasilkan dari blasting machine. Arus listrik berfungsi membangkitkan
panas yang dapat menyalakan detonator, kemudian detonator akan meledakkan
primer dimana terdapat isian.

1.5 Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa peralatan peledakan yang
digunakan pada suatu operasi peledakan tergantung dari metode peledakan yang di
pakai.
a. Metode sumbu api
Peralatan : cap crimper, lighter dan tamper
b. Metode sumbu ledak
Peralatan : tergantung dari detonator yang digunakan. Untuk detonator listrik,
peralatannya yaitu lighter, cap crimper, dan tamper. Untuk detonator listrik
peralatannya yaitu Exploder, tamper, blasting machine tester, circuit tester, dan
leading wire.
Metode listrik
Peralatan yang digunakan : Exploder, blasting machine tester, circuit tester,
leading wire dan tamper.
Metode Non Electric (Nonel).
Peralatan : Exploder, gas supply unit dan circuit tester.

8
BAB II
PERLENGKAPAN PELEDAKAN

2.1 Pendahuluan
Perlengkapan peledakan (Blasting supplies/Blasting accessories) adalah
material yang diperlukan untuk membuat rangkaian peledakan sehingga isian
bahan peledak dapat dinyalakan. Perlengkapan peledakan hanya dapat dipakai
untuk satu kali penyalaan saja. Hal-hal yang harus kita perhatikan di dalam
memilih perlengkapan peledakan :
1. Bahan peledak komersial adalah dari kelas bahan peledak kimia.
Dalam hal ini detonator, sumbu ledak, dan sumbu api harus diperlakukan
sebahgai bahan peledak.

2. Pabrik bahan peledak selalu memberikan keterangan mengenai


spesifikasi bahan peledak yang dihasilkannya.

3. Untuk pedoman pelaksanaannya beberapa sifat bahan peledak yang


harus diperhatikan adalah :

a. Kekuatan ( Strenght )

b. Kerapatan/ Berat jenis ( Density/ Specific Gravity )

c. Kecepatan Detonasi ( Detonation Velocity )

d. Kepekaan ( Sensitivity )

e. Ketahanan Terhadap Air ( Water Resistensy )

f. Gas Beracun ( Fumes )

g. Kemasan ( Package )

9
4. Perlengkapan bahan peledak terdiri dari detonator, sumbu api, sumbu
ledak, dll

2.2 Latar Belakang Teori


Bahan peledak komersial umumnya adalah dari bahan peledak kimia (chemical
explosive), yaitu semua jenis bahan peledak yang lazim digunakan untuk tujuan
pembangunan. Dalam hal ini detonator, sumbu ledak, dan sumbu api harus
diperlakukan untuk mendukung bahan peledak.
Pabrik bahan peledak selalu memberi katalog dan keterangan mengenai
spesifikasi bahan peledak yang dihasilkan. Untuk pedoman pelaksanaan, beberapa
sifat bahan peledak yang harus diperhatikan antara lain :
a. Kekuatan (strength).
b. Kerapatan (density).
c. Kecepatan detonasi (detonation velocity).
d. Kepekaan (sensitivity).
e. Ketahanan terhadap air (water resistance).
f. Gas beracun (fumes).
g. Kemasan (package).
Perlengkapan peledakan terdiri dari : detonator, sumbu api, sumbu ledak,
bahan peledak, dan kabel-kabel konduktor.

2.3 Deskripsi
a. Detonator
Detonator adalah alat yang digunakan untuk menimbulkan gelombang
detonasi sehingga mampu meledakan primer yang disediakan. Ada beberapa
macam detonator yaitu :
1) Detonator listrik (Electric Blasting Caps/EBC)
Pada dasarnya detonator listrik terdiri dari sebuah metal shell yang di
dalamnya terdapat power charge dan sebuah electrical ignition element yang
dihubungkan dengan insulated wires yang disebut leg wire. Dan pada garis
besarnya detonator listrik dapat di bagi menjadi dua macam yaitu :

10
 Instantaneous detonator (detonator tanpa element delay).
 Dellay detonator, dimana fungsi dari delay ini adalah :
o Menentukan muka peledakan.
o Mengatur fragmentasi.
o Mengurangi getaran yang ditimbulkan.
2) Detonator biasa
b. Sumbu Api
Sumbu api adalah sumbu yang berfungsi merambatkan api guna meledakan
suatu bahan peledak. Komposisi sumbu api terdiri dari bagian inti dan pembungkus.
Inti sumbu api terdiri dari low explosive (Potassiun Nitrat Black Powder),
pembungkusnya dapat berupa textile atau jute.
a. Macam sumbu api :
Berdasarkan kecepatan rambatnya, sumbu api ada 2 jenis :
• Sumbu api berkecepatan kira-kira 120 detik/yd
• Sumbu api berkecepatan kira-kira 90 detik/yd.
Berdasarkan pembungkusnya, sumbu api dapat dibagi menjadi 2 macam :
• Textile Type Fuses
• Plastic Type Fuses.
b. Cara dan alat pengapian sumbu api :
• Hot Wire Fuse Lighte
• Pull Wire Fuse
• Lead Spliter Fuse Lighter
• Cigarette Lighter
• Igneter Cord, dimana igneter cord ini ada tiga type :
- Fast Type
- Medium Speed Type
- Slow Speed Type
c. Penyalaan awal pada sumbu api :
• Sumbu api dengan korek api
• Sumbu api dan detonator biasa.

11
d. Rangkaian peledakan dengan sumbu api :
• Pengisian lubang tembak
• Peledakan tunggal (Single shot)
• Peledakan lubang tembak banyak (Multiple shot), dengan cara :
- Cara Trimming
- Dengan menggunakan Igneter Cord
- Menggunakan IC dan sumbu api tidak sama panjang.
c. Sumbu Ledak
Sumbu Ledak (Detonating Fuse, Detonating Cord) adalah suatu sumbu yang
berintikan initiating explosive (biasanya Pentaerythritol Tetranitrat) yang dimasukan
dalam suatu pembungkus plastik dan berbagai kombinasi textile, kawat halus dan
plastik. Fungsi sumbu ledak dalam peledakan ialah untuk merambatkan gelombang
detonasi sampai ke isian.
Jadi perbedaan antara sumbu api dengan sumbu ledak ialah pada bahan
intinya. Bahan inti sumbu api ialah low explosive sedangkan inti sumbu ledak
adalah high explosive. Sehingga pada sumbu api yang terjadi ialah rambatan nyala
api, sedangkan pada sumbu ledak terjadi rambatan gelombang detonasi.
a. Terdapat sumbu ledak jenis khusus untuk keperluan tertentu, misalnya :
• Detacord
• Plastic Reinforced Primacord
• Seismic Cord
• Rdx 70 Primacord.
Sumbu ledak dikemas dalam bentuk gulungan pada coil (500-1000 ft per coil).
Satu kotak kemasan berisi dua coil atau 2000 ft dengan berat antara 11-17 lb/1000 ft.
b. Ada tiga cara untuk menunda waktu peledakan yaitu
• Igneter Cord
• Trimming (pengaturan panjang sumbu tidak terkecuali ssumbu
api atau sumbu ledak untuk mengatur peledakan sesuai yang diinginkan)
• Kombinasi keduanya.
c. Cara penyalaan awal dengan sumbu ledak :
• Dengan detonator biasa

12
• Dengan detonator listrik.
d. Penggalakan (Priming) pada sumbu ledak :
• Memakai Dodol dynamite
• Booster

d. Bahan Peledak
Bahan peledak adalah suatu campuran dari bahan-bahan berbentuk padat atau
cair ataupun campuran dari keduanya yang apabila terkena suatu aksi misalnya
panas, benturan, atau gesekan akan berubah secara kimiawi menjadi zat-zat lain yang
sebagian besar atau seluruhnya berbentuk gas, dan perubahan tersebut berlangsung
dalam waktu yang singkat, disertai efek panas dan tekanan yang sangat tinggi
(Keppres RI No. 5 Tahun 1988).
1) Klasifikasi Bahan Peledak
Berdasarkan Keppres No. 5/1988 juga SK Menhankam No.
SKEP/974/VI/1988 membagi bahan peledak (Explosives) menjadi dua golongan
besar yaitu :
a. Bahan peledak industri (komersial)
b. Bahan peledak militer
Bahan peledak industri dibedakan ke dalam dua kelompok sesuai dengan
kecepatan kejutnya (Jimeno dkk, 1995), yaitu :
a. Bahan peledak cepat (Rapid and Detonating Explosives)
Memiliki kecepatan antar 2000-7000 m/detik dan dibedakan lagi menjadi dua
yaitu primer (energinya tinggi dan sensitive, ntuk isian detonator dan primer
cetak, seperty mercury fulminate, PETN, pentolite), dan sekunder yang
kurang sensitive, dipakai untuk isian lubang ledak.
b. Bahan peledak lambat (Slow and Deflagrating Explosives)
Memiliki kecepatan di bawah 2000 m/detik, contoh gunpowder senyawa
piroteknik dan senyawa propulsive untuk artileri.
Ahli bahan peledak lain (Manon, 1976) membedakan bahan peledak industri
menjadi dua kelompok yaitu :
a. Bahan peledak kuat (High Explosives).

13
Mempunyai kecepatan detonasi antar 1600-7500 m/detik, sifat reaksinya
detonasi (propagasi gelombang kejut) dan menghasilkan efek menghancurkan
(Shattering effect). Contoh : dynamite, TNT (Tri Nitro Toluene), PETN
(Penta Era-Thritol Tetra Nitrate)

Bahan peledak kuat dapat dibagi menjadi dua yaitu :


• Primary explosive ( initiating explosive ), yaitu bahan peledak yang
mudah meledak karena terkena api, benturan, gesekan, dan
semacamnya. Misalnya Pb N6 (ONC)2
• Secondary explosive ( non initiating explosive ), yaitu bahan peledak
yang hanya akan meledak apabila ada ledakan yang mendahuluinya.
Misalnya ledakan dari sebuah detonator
b. Bahan peledak lemah (Low Explosives).
Kecepatan reaksi kurang dari 1600 m/detik, sifat reaksinya deflagrasi (reaksi
kimia yang cepat), dan menimbulkan efek pengangkatan (heaving effect).
Contoh : black powder, propelant

2) Sifat-sifat Bahan Peledak


Sifat-sifat bahan peledak yang berpengaruh dalam hasil peledakan yaitu
kekuatan, kecepatan detonasi, kepekaan, bobot isi bahan peledak, tekanan detonasi,
ketahanan terhadap air, sifat gas beracun dan permissibilitas.
a. Kekuatan (Weight Strength and Volume Strength).
Kekuatan suatu bahan peledak berkaitan dengan kandungan energi yang
dimiliki oleh bahan peledak tersebut, dan Kekuatan suatu bahan peledak
merupakan ukuran kemampuan bahan peledak tersebut untuk melakukan kerja.
Biasanya dinyatakan dala persen(%). Weight Strength menyatakan % berat NG
yang terdapat dalam Straight-NG Dynamite, yang menghasilakan simpangan
Ballistic mortal yang sama dengan bahan peledak yang diukur apabila keduanya
diledakan pada berat yang sama.

14
Weight Strength
Energi Vol. Gas
Bahan Peledak Dibandingkan
(Mj/Kg) (m3/Kg)
Dynamite ANFO
Dynamite I 5,00 0,850 1,00 1,19
Dynamite II 4,42 0,904 0,91 1,08
ANFO 3,89 0,973 0,84 1,00
TNT-Al Slurry 4,50 0,700 0,89 1,06
Light Slurry 3,44 0,900 0,75 0,89
ANFO 10% Al 5,56 0,800 1,09 1,30
TNT 4,1 0,960 0,82 0,98
RDX 5,54 0,908 1,09 1,30
PETN 6,12 0,780 1,17 1,39
Nitroglycerin 6,27 0,715 1,19 1,42
Nitromethane 6,4 0,723 1,21 1,44
Tabel 2.1
Energi Bahan Peledak, Volume Gas Dan Weight Strength

b. Kecepatan Detonasi (Velocity of Detonation/VOD).


Velocity of Detonation (VOD) adalah kecepatan gelombang detonasi yang
menerobos sepanjang kolom isian bahan peledak, dinyatakan dalam meter/detik.
Kecepatan detonasi bahan peledak komersial ialah antar 1500-8000 m/s.
kecepatan detonasi suatu bahan peledak tergantung pada jenis bahan peledak
(ukuran butir dan bobot isi), diameter dodol dan diameter lubang ledak, derajat
pengurungan (degree of Confinement) dan penyalaan awal (Initiating).
c. Kepekaan (Sensitivity).
Sensitivity adalah ukuran besarnya impuls yang diperlukan oleh bahan peledak
untuk memulai bereaksi dan menyebarkan reksi peledakan keseluruh isian.

15
Kepekaan bahan peledak tergantung pada komposisi kimia, ukuran butir, bobot
isi, pengaruh kandungan air dan temperatur. Beberapa macam kepekaan yaitu
kepekaan terhadap benturan (Sensivity to shock), kepekaan terhadap gesekan
(Sensivity to friction), kepekaan terhadap panas (Sensivity to heat) dan kepekaan
terhadap ledakan bahan peledak lain dari jarak tertentu (gap sensivity).
d. Bobot Isi Bahan Peledak (Density).
Density adalah perbandingan antara berat dan volume bahan peledak, dinyatakan
dalam gr/cm3. bobot isi biasanya juga dinyatakan dalam istilah Specific Grafity
(SG), Stick Count (SC), atau Loading Density (De).
• Specific Grafity adalah perbandingan antara density bahan peledak
terhadap density air pada kondisi setandar. SG bahan peledak komersial
antara 0,6-1,7.
• Stick Count adalah jumlah dodol (catridge) ukuran standar 1 ¼”x8”yang
terdapat dalam 1 dos seberat 50 pound. Stick count badak antara 232-83.
• Loading Density adalah berat bahan peledak per unit panjang dari isian.
e. Tekanan Detonasi (Detonation Pressure).
Detonation Pressure ialah penyebaran tekanan gelombang ledakan dalam kolom
isian bahan peledak, dinyatakan dalam kilo bar (kb). Tekanan detonasi bahan
peledak komersial antara 5-150 kb.
Tekanan akibat ledakan akan terjadi disekitar dinding lubang ledak dan menyebar
ke segala arah, yang intensitasnya tergantung pada jenis bahan peledak
(kekuatan, bobot isi, VOD), tingkat/derajat pengurangan, jumlah dan temperatur
gas hasil ledakan.
f. Ketahanan Terhadap Air (Water Resistance).
Water Resistance dari suatu bahan peledak ialah kemampuan handak itu dalam
menahan rembesan air dalam waktu tertentu tanpa merusak, merubah atau
mengurangi kepekaannya, dinyatakan dalam jam. Sifat ini sangat penting dalam
kaitannya dalam kondisi tempat kerja, sebab untuk sebagian besar jenis handak
adanya air dalam lubang ledak dapat mengakibatkan ketidak seimbangan kimia
dan memperlambat reaksi pemanasan. Lebih lanjut air juga dapat mengakibatkan
kerusakan bahan peledak.

16
Dikenal ada lima tingkatan ketahanan terhadap air, yaitu :
• Sempurna, jika tahan terhadap air lebih dari 12 jam,
• Sangat bagus, jika tahan trhadap air 8-12 jam,
• Bagus, jika tahan terhadap air 4-8 ajm,
• Cukup, jika tahan terhadap air kurang dari 4 jam,
• Buruk, juka tidak tahan terhadap air.
Bahan peledak dapat dilindungi dari air dengan cara menambah campuran gelatin
kedalam komposisinya, atau secara fisik dibungkus dengan pembungkus kedap
air seperti wood fiber, paraffin, dan politilen.

g. Sifat Gas Beracun (Fumes).


Bahan peledak yag meledak menghasilkan dua kemungkinan jenis gas yaitu
smoke atau fumes. Smoke tidak berbahaya karena hanya trdiri dari uap atau asap
yang berwarna putih. Sedangkan fumes berwarna kuning dan berbahaya karena
sifatnya beracun, yaitu terdiri dari Karbon-Monoksida (CO) dan Oksida –
Nitrogen (Nox). Fumes dapat terjadi bila bahan peledak yang diledakan tidak
memiliki keseimbangan oksigen, dapat trjadi pula bila bahan peledak tersebut
sudah kadaluarsa selama penyimpanan, atau karena hal lain.

2.4 Pembahasan
Pada operasi peledakan faktor keamanan dan juga biaya (ekonomi harus
sangat diperhatikan), maka perlu dilakukan pengujian dan pemilihan unsur-unsur
peledakan serta rangkaiannya secara tepat dan cermat. Karena untuk menghindari
masalah dimana dapat merugikan dan menghambat proses peledakan tersebut, seperti
terjadi miss-fire yaitu bahan peledak tidak meledak atau meledak sebagian saja.
Hal ini bisa disebabkan oleh :
1. Bahan peledak telah rusak atau waktu pengisian terjadinya kerusakan
komponen.
2. Rangkaian sambungan kabel ada yang putus.
3. Detonator yang digunakan tidak berfungsi dengan baik.
4. Telah terjadi Cut Off (penyalaan terputus oleh peledakan sebelumnya).

17
Untuk mengatasi hal tersebut maka langkah-langkah yang harus diperhatikan
adalah melakukan tenggang waktu antara saat terjadinya miss-fire dengan tempat
peledakan selanjutnya. Kemudian tempat terjadi miss-fire itu segera dilokalisir untuk
diadakan tindakan pengamanan serta penelitian penyebab terjadinya dengan
menggunakan peralatan khusus. Sehingga proses selanjutnya dapat dilaksanakan
dengan baik.
Dalam pemilihan perlengkapan peledakan seperti bahan peledak, ini harus
sangat diperhatikan. Kondisi lapangan harus mendukung dengan bahan peladak yang
dipilih. Misalnya pada tambang batubara harus digunakan bahan peledak jenis
permissible explosive dengan campuran tertentu agar tidak mengeluarkan gas
beracun.
Penggunaan detonator ada dua cara, yaitu satu detonator untuk meledakkan
satu lubang ledak atau satu detonator untuk meledakkan beberapa lubang ledak.
Pemasangan detonator yang berbeda ini dapat mempengaruhi kecepatan peledakan,
karena detonator berfungsi sebagai alat yang memicu terjadinya ledakan dan ikut
meledak.
1. Pelaksanaan Praktikum
 Peralatan yang digunakan di dalam praktikum ini yaitu:
o Detonator

o Sumbu api

o Sumbu ledak

 Prosedur praktikum meliputi :


o Diskripsi Perlengkapan
o Simulasi Perlengkapan

2. Hasil Praktikum
Perlengkapan adalah bahan-bahan pembantu peledakan yang habis dipakai
dalam sekali pakai. Di bawah ini beberapa perlengkapan peledakan :

18
Gambar 2.1
Sumbu api

Anyaman tekstil
sintetis
Gambar 2.2
Sumbu Ledak

kabel listrik

plastik berwarna
leg wire
selubung kabel

Selubung
plastik
penyumbat
penyumbat

fusehead : elemen
- kawat halus yg waktu tunda
memijar
tabung silinder
- ramuan pembakar
tabung silinder
isian utama

isian dasar

19
SIMULTANEOUS DELAY
Gambar 2.3
Detonator Dengan Dan Tanpa Delay

Sambungan ikat bunga cengkeh

Gambar 2.4
Cara Menyambung Sumbu Ledak

2.5 Kesimpulan
1. Dalam kegiatan peledakan sangat diperlukan adanya peralatan dan
perlengkapan peledakan.

20
2. Perlengkapan peledakan adalah semua bahan atau kelengkapan yang dapat
digunakan hanya untuk satu kali peledakan saja. Sedangkan Peralatan
peledakan adalah alat-alat yang digunakan berulang kali.
3. Perlengkapan peledakan yaitu :
- Detonator
- Sumbu Api
- Sumbu Ledak
- Bahan Peledak
- Kabel-kabel konduktor.
4 Metode-metode peledakan :
- Sumbu Api
- Sumbu Ledak
- Listrik
- Non Listrik (nonel)
5 Cara menunda suatu peledakan ada 3 yakni :
- Ignetir Cord
- Trimming
- Kombinasi keduanya.
6 Perbedaan sumbu api dengan sumbu ledak yaitu pada bahan intinya.
Bahan inti sumbu api ialah low explosive sedangkan inti sumbu ledak ialah
high explosive. Pada sumbu api yang terjadi rambatan api dan pada sumbu
ledak adalah rambatan gelombang detonasi (gelombang kejut).

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Inmarlinianto, Nurkhamim (2007), Buku Petunjuk Praktikum Teknik


Peledakan, Laboratorium Pemboran & Peledakan Jurusan Teknik
Pertambangan, FTM, UPN ‘Veteran’ Yogyakarta.
2. Koesnaryo S., (2001), Pemboran Untuk Penyediaan Lubang Ledak, Jurusan
Teknik Pertambangan, FTM, UPN “Veteran” Yogyakarta. Yogyakarta.
3. Atlas Copco, (2003), Instuction Atlas Copc, Atlas Copco Drill AB, Sweden.
4. Koesnaryo S., (2001), Rancangan Peledakan Batuan, Jurusan Teknik
Pertambangan, Fakultas Teknologi Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta.

22
LAMPIRAN

A. TUGAS PRAKTIKUM
1. Jelaskan prosedur pengoperasian “Blasting machine”?
2. Apa arti pentingnya label spesifikasi yang tertempel pada setiap kemasan bahan
peledak ?
Jawab :
1. Ada dua tipe blasting machine maka prosedur pengoperasian masing – masing
type berbeda.
a. Generator Type : Bekeja dengan sebuah “rackbar“ atau “twist spindle“ yang
memutar jangkar magnet sebuah DC – Generator. Pada saat generator
berputar “Fullspeed“ maka sebuah “firing switch“ akan merapat sehingga
aliran listrik yang dihasilkan oleh generator mengalir yang menyalakan
detonator. Atau dengan kata lain karena tidak memakai batteray maka engkol
diputar sampai lampu menyala. Ketika lampu menyala engkol (putarannya)
dihentikan kemudian kunci peledakan dimasukan dan diputar sehingga
peledakan terjadi.
b. Condenser Discharge (CD) Type : Bekerja dengan menggunakan suatu
sumber tenaga dari batteray untuk memberikan tenaga pada satu atau lebih
“condenser“ sehingga diperoleh arus listrik bervoltase besar untuk diteruskan
ke “firing circuit“. Apabila lampu menyala maka peledakan siap, kunci
peledakan dimasukan dan diputar, maka peledakan akan terjadi.

2. Arti penting label spesifikasi yang tertempel pada setiap kemasan bahan peledak

23
a. Dengan mengetahui spesifikasi dari bahan peledak kita dapat
mempertimbangkan berbagai hal agar dalam pelaksanaan operasi diperoleh
hasil yang sebaik – baiknya. Hal ini dikaitkan dengan karakteristik bahan
peledak yang sangat penting dan berkaitan langsung dengan operasi
terutama adalah Kekuatan, kerapatan , kepekahan, kecepatan, detonasi,
ketahanan terhadap air, dan fumes.
b. Agar dapat mengetahui dengan jelas kandungan unsur – unsur dalam bahan
peledak dimana jumlah oksigennya tepat sehingga seluruh hidrogen akan
membentuk uap air, carbon bereaksi membentuk CO2 dan nitrogen
membentuk gas N2 bebas. Karena apabila dalam bahan Apeledak tersebut
kekurangan oksigen maka akan membentuk CO dan jika kelebihan oksigen
akan membentuk NO2 yang merupakan gas beracun.

24
B. TUGAS LABORATORIUM

1. Peralatan Peledakan
a. Crimper

Fungsi : Alat khusus yang digunakan untuk


menjepit atau mengikat kuat detonator biasa
dengan sumbu api

b. Tamper
Fungsi : untuk memadatkan atau mendorong
bahan peledak (stemming)

c. Korek api (Lighter)

Fungsi : sebagai pemicu sumbu api

d. Blasting Machine (Exploder)

25
Fungsi : untuk menyuplai energi listrik yang cukup
pada sistem peledakan listrik

e. Leading Wire

Fungsi : menghubungkan rangkaian peledakan


listrik ke alat pemicu ledak listrik (blasting
machine).

f. Multimeter
Fungsi : untuk mengukur arus listrik yang bekerja
pada system peledakan

g. Galvanometer

Fungsi : untuk mengukur tegangan listrik yang


bekerja pada system peledakan

h. MMU (MOBILE MIXING / MANUFACTURING UNIT)

26
Fungsi : untuk mengisi dan atau mencampur
ANFO

i. Battery
Fungsi : sebagai sumber energy untuk melakukan
peledakan

3. Perlengkapan Peledakan

a. ANFO

Fungsi : Sebagai bahan peledak, yang terdiri dari


Amonium Nitrat dan Fuel Oil.

b. Dodol (Gel)

Fungsi : sebagai pengganti spesifikasi dinamit


yang sangat peka terhadap detonator karena
terpengaruh terhadap suhu dan slurry dalam
tingkat kepekaan yang rendah.

27
c. Connecting Wire

Fungsi : Untuk menyambung leg wire sampai ke


dalam lubang

d. Detonator Listrik

Fungsi : sebagai detonator yang


menggunakan aliran listrik yang cukup untuk
meledakkan primary explosive atau delay
elemen dalam detonator.

e. Detonator Nonel

t a b u n g a l u m eul en mi u me n t r pa en ns iysui m b a t a n t i-
s ta tis Fungsi : sebagai detonator yang mempunyai
p e la p i s b a j a sum bu nonel
energy yang cukup untuk meledakkan
primary explosive atau delay elemen dalam
detonator.
is i a n u tea lem ma e n t pu lun dg a p e n u t u p
is ia n d a s a r
t id a k t e m b u s a i r

f. Multiple Fuse Igniter (MFI)

Fungsi : sebagai alat bantu penyulut beberapa


sumbu api berupa silinder terbuat dari
tembaga atau alumunium dan didalamnya
terdapat ramuan pembakar.

g. Sumbu Ledak

28
Fungsi : untuk merangkai suatu sistem
A n y a m a n te k s til
peledakan tanpa menggunakan detonator di
dalam lubang ledak.
s in te tis
S e r a t n y lo n

S e lu b u n g P E T N In t i k a t u n
h. Sumbu Api

p l a s t i kFungsi : untuk merambatkan api dengan


kecepatan tetap, perambatan api dapat
menyalakan ramuan pembakar (ignition
mixture) di dalam detonator biasa, sehingga
dapat meledakkan isian primer dan isian
dasarnya.

i. Delay Connector

Fungsi : untuk menyelenggarakan peledakan


tunda (delay blasting) dalam suatu peledakan
memekai sumbu ledak.

29
C. LAPORAN SEMENTARA

30

You might also like