Professional Documents
Culture Documents
tikelasl
i
BERDARAH DENGUE (
DBD)DI RUMAH SAKIT ISLAM SITI HAJAR MATARAM
AhmadTaufi
kS*,Di
d i
tYudhanto*,Far
idW aj
d i
* *Rohadi*
*Fakult
asKedokter
anUniver
sit
asM at
aram
**BagianI
lmuPenyakitDal
am,RumahSakitUmum Mat
aram
ABSTRACT
I
N DENGUE HEM ORRHAGI
C FEVER (
DHF)PATI
ENT I
N SI
TIHAJAR I
SLAM I
C HOSPI
T AL M ATARAM
Themort
ali
tyr
ateofDengueHaemorr
h agicFeveri
sst
illhigh.Itisst
illver
ydif
ficulttopredictshock.Thecommon
l
aborat
o r
yfeat
u r
etopredictshockar
elowplat
eletcount,highhemat
o cr
itlevelandt
h eposi
tiver
esultofser
o l
o gict
est(I
g Gand
I
g M anti
DHF)
,butt
h eval
idit
yremai
n scontr
o ver
sial
.Thisr
esear
h wasdet
ermi
n e manyf
act
o r t
opredict shocki
ndengue
hemoragikf
everpat
ient.Thisr
esear
chwascase-
contr
o lst
u dy.Dat
awascoll
ect
edf
romsecondar
ydat
abasedonhemat
o l
o gicand
ser
o l
o gicf
indingsofpat
ientswi
thDHF whower
ehospit
ali
zedi
nSi
tiHaj
arI
slami
cHospit
alM at
aram i
ntheper
iodofJune1,
2005 unti
lJune1,2006.Thesamplesoft
h i
sst
u dywer
epat
ientst
h atdiagnosedasDHF basedonW HO cr
iter
iaandper
formed
wi
thr
apidser
o l
o gict
est“Pan Bl
o w”madei
nAmer
ica,f
o rI
gG andI
gM antiDHF.DHF pat
ientst
h atsuff
eri
n gshock wer
e
cat
o gori
zedascasegroup(
n =47),andDHFpat
ientswi
thoutshockwer
econtr
o lgroup(
n =94).Thet
o t
alnumberofcontr
o lgroup
wast
wot
imesofcasegroup.Ri
skf
act
o rofshockwer
eanal
y zedusi
n gchi-
squar
etestandmult
iplel
o gist
icr
egressi
o nswi
thl
evel
ofsi
g nif
icanceof< 0.
05.Thenumberofsamplesusedi
nthisst
u dywer
e141 pat
ientsdiagnosedasDHF,t
h er
ewer
e47pat
ienst
s
DHFwi
thshokand94DHFpat
ientswi
thoutshock.Ther
ewas70% pat
ientwi
tht
h r
o mbosi
topeniaand44% pat
ienthadhighr
ate
ofhemat
o kri
tmoret
h an41.
5 % .Shockwasmoref
requentamongpasi
entsagemoret
h an25 year
s,mal
e,hemat
o kri
tlevell
ess
t
h an40% andplat
eletcount50,
000-
100,
000/
ml.Basedonunivari
ateanal
y si
s,age,gender
,highhemat
o cri
tval
u eand
t
rombosi
topeniawer
enotsi
g nif
icantl
ydif
fer
entt
opredictshock.On mult
iplel
o gist
icr
egressi
o n met
h ode,pri
mer
yinfect
ion
(
IgM +andI
g G-
)andsecondar
yinfect
ion(
IgGposi
tifandI
g M +/
-)wer
enotsi
g nif
icantl
ydif
fer
enttopredictshock.Theconcl
u -
si
o noft
h i
sst
u dyi
shighhemat
o cr
itval
u e,plat
eletcountandser
o l
o gyI
g M orandI
g G anti
DHF t
h er
ewer
enof
act
o rt
h atcould
predictshocki
nDHF pat
ients.
Keywords:DengueHemorr
h agicFever
, I
g GandI
g M anti
DHF,shock
ke delapansebagaipenyebab kesaki
tan dinegara
PENDAHULUAN
kawasan Asiat
e nggara dan pasifi
k baratyang
berpenduduk 1.
2 40 j
u t
a.DiAsi
adidapat
k anangka
DiAsi
a Tenggaraj
uml
a hr
a t
a -
ratat
a hunan
kemat
ian0,
5% -3,
5 %.Dar
isemuakasusi
ni90% adal
ah
pender
itamal
ari
ater
u smeni
ngkat
,dar
i10.
000 pender
ita
1
anakdenganumurdi
bawah15 t
ahun.
padat
ahun1950 menj
adi200.
000 padat
ahun1990.Pol
a
DiIndonesi
a,epi
demidemam ber
d ar
ahdengue
yangs
a maj
ugat
erj
adidiAmer
ikadannegar
asubt
ropi
s
(
DHF)t
e r
jadiseti
a pt
a hundengankecenderungan
l
ainnya.Sekar
angi
nivi
rusdenguemenempat
iurut
an
Per
ananKadar Hemat
o kri
t,Juml
ahTr
o mbosi
t danSer
o l
o giIgG -I
g M Anti
d hfdal
am MemprediksiTer
jadinyaSyok padaPasi
en Demam Ber
d r
ah Dengue(
DBD)
105
diRumah SsakitI
slam Si
tiHaj
arM at
aram
meningkat. Hal ini karena masih tersebarnya nyamuk rendahnya kadar trombosit dan serologis IgG antiDHF
Aedesaegypti sebagai penular penyakit demam berdarah yang positif, sesuai teori infeksi sekunder. Tetapi sampai
dengue di seluruh pelosok tanah air. Sejak dilaporkan sekarang ini masih kontroversi. Pasien yang
pertama kali tahun 1962 di Surabaya, dalam waktu menunjukkan IgM antiDHF yang positif menunjukkan
relatif singkat sampai tahun 1980 penyakit ini telah bahwa dia terkena infeksi DHF untuk pertama kalinya
banyak melaporkan kasus adalah Jawa Tengah, Jawa menunjukkan IgG antiDHF yang positif menunjukkan
Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur dan Yogyakarta. Jumlah bahwa dia terkena infeksi sekunder yaitu infeksi untuk
kasus terbanyak adalah tahun 1998dengan 72.133 ka- yang kedua kalinya oleh virus yang sama dari strain yang
Januari sampai dengan Desember 2005 terdapat 1.040 antiDHF yang keduanya negatif menunjukkan bahwa
kasus, dimana 15 orang meninggal. Jumlah sebenarnya pasien tidak terkena infeksi DHF, tapi disebabkan oleh
7
mengalami hemokonsentrasi.
Walaupun angka kesakitan penyakit demam
Penelitian ini akan mencari hubungan antara
berdarah dengue cenderung meningkat dari tahun ke
nilai hematologi dan serologi pasien demam berdarah
tahun, sebaliknya angka kematian secara nasional
dengue dengan terjadinya syok dan sekaligus untuk
cenderung menurun dari 41,4% pada tahun 1968menjadi
membuktikan peranan infeksi sekunder (IgG anti DHF
2,3
4% pada tahun 1980 dan hanya 1,4% pada tahun 2000.
p o s i t i f ) t e r h a d a p t e r j a d i n y a s y o k ( d e n gu e shock
Tahun 2001 dilaporkan 19.868 kasus dengan angka
yndrome) pada pasien demam berdarah dengue (DHF)
s
kematian hanya 0,9%. Namun angka kematian penderita
yang dirawat di Rumah Sakit Islam Siti Hajar Mataram
akibat demam berdarah dengan renjatan (dengue s
hock
Juni 2005 sampai Juni 2006.
sy n d ro m e ) yang disertai dengan perdarahan
2,3
masih tetap tinggi yaitu berkisar 22,5% sampai 61,5%.
BAHAN DAN CARA
dengue sering sulit, apalagi dalam menilai pasien apakah Dilakukan penelitian case control pada pasien
pada akhirnya akan menjadi syok (dengue shock demam berdarah dengue (DHF) yang dirawat di Rumah
dengue pada keadaan lebih tinggi 3 sampai 10 kali Juni 2006. Bahan penelitian diambil dari data sekunder
dari demam berdarah dengue telah diteliti untuk hasil pemeriksaan hematologi (darah lengkap) dan sero-
mengetahui faktor risiko yang berperan untuk terjadinya logis penderita DHF yang dirawat di Rumah Sakit Is-
syok atau komplikasi lainnya. Beberapa penelitian telah lam Siti Hajar Mataram dari 1 Juni 2005 sampai 30 Juni
Selama ini pada tahap awal yang dipakai sebagai yang dilanjutkan dengan pemeriksaan serologi DHF
(IgG dan IgM antiDHF). Kriteria WHO yaitu gejala tersebut. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 141
3
syok. Varaibel Syok (+) Syok (-) Total
n (% ) n (% ) N (% )
Diagnosis syok (dengue shock syndrome)ditentukan
Perempuan 22 47 48 51 70 50
1. Nadi cepat, lemah, perfusi perifer menurun dengan
Total (n%) 47 33 94 67 141 100
3
gelisah. 1 –5 5 11 10 11 15 11
6 –15 14 30 24 25 38 27
Jumlah sampel penelitian dihitung berdasarkan
16 –25 12 25 19 20 31 22
jumlah kontrol sama dengan dua kali jumlah kasus.
>25 16 34 41 44 57 40
Sebagai kasus adalah pasien yang didiagnosa DHF
Total(n%) 47 33 94 67 141 100
Kontrol adalah pasien yang didiagnosa DHF dengan Hem atokrit (vol % )
<40 27 57 52 55 79 56
rapid serological test yang tidak mengalami syok.
40 –45 13 28 26 28 39 28
Analisis univariate dan multiple logistic regresion akan
46 –50 4 9 13 14 17 12
digunakan untuk menghitung risiko relatif dan hubungan
>50 3 6 3 3 6 4
<20.000 4 8 12 13 16 12
hematokrit dan serologi IgG-IgM antiDHF. Semua
20.000 –50.000 17 36 30 31 47 33
proses pengolahan data dilakukan dengan windows pro-
50.000 –100.000 20 43 28 30 48 34
gram SPSS 12.
>100.000 6 13 24 26 30 21
HASIL
Peranan Kadar Hematokrit, Jumlah Trombosit dan Serologi IgG - IgM Antidhf dalam Memprediksi Terjadinya Syok pada Pasien Demam Berdrah Dengue (DBD)
107
di Rumah Ssakit Islam Siti Hajar Mataram
tas 25 tahun, dengan rata-rata umur 20 tahun (SD 15,0). < 50 19 (33) 39 (67) 1,05 0,51 – 2,13 0,90
Rentang umur bervariasi mulai umur 1 tahun sampai 75 > 50 28 (34) 55 (66)
adalah 39,4 vol% (SD 5,6 dengan rentang antara 20,0 Hematokrit (vol%)
sampai 54,5 vol%). Jumlah trombosit rata-rata adalah > 41,5 14 (29) 35 (71) 0,71 0,34 – 1,51 0,381
56.000 /ul (SD 41,4 dengan rentang antara 8.000 sampai < 41,5 33 (36) 59 (64)
jenis kelamin laki-laki, pasien umur di atas 25 tahun, Semua faktor risiko dianalisis univariat untuk
kadar hematokrit kurang dari 40 vol%, jumlah trombosit menentukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
50.000-100.000 /ul. terjadinya syok. Dari semua faktor risiko yang diteliti
Pasien yang mengalami trombositopenia (penu- baik umur, jenis kelamin, jumlah platelet dan kadar
runan platelet menjadi < 100.000 /ul) adalah 111 orang hematokrit tidak ada yang menunjukkan hubungan yang
( 79%), dimana 12% diantaranya memiliki trombosit < bermakna dengan terjadinya syok pada pasien DBD.
20.000 /ul. Dari semua pasien yang mengalami Terdapat kecenderungan untuk terjadinya syok pada
trombositopenia ini hanya 41 orang (29%) yang pasien laki-laki dibandingkan perempuan, tapi
Variabel Syok (+) Syok (-) RR CI P dan IgG-) dan infeksi DHF sekunder (IgG + dan IgM
< 15 17 (36) 30 (64) 0,82 0,39 – 1,72 0,613 terjadinya syok dengan serologi IgG dan IgM antiDHF.
> 15 30 (32) 64 (68) Terlihat bahwa pada infeksi primer maupun infeksi sek-
Laki-laki 25 (35) 46 (65) 1,18 0,58 – 2,39 0,634 ditandai oleh hanya IgM yang posisif (IgM+ dan IgG-)
juga pada infeksi sekunder, yang ditandai oleh IgG Pada penelitian ini didapatkan jumlah yang
antiDHF yang positif (IgG+ dan IgM+/-) tidak sama pasien demam berdarah pada kedua jenis kelamin.
berhubungan dengan terjadinya syok. Positif atau Pasien laki-laki lebih banyak yang mengalami syok (laki-
negatifnya IgG atau IgM antiDHF pada pasien DHF laki 53%). Pada analisis didapatkan bahwa baik laki-
tidak berhubungan dengan kecenderungan terjadinya laki maupun perempuan mempunyai kemungkinan yang
Tabel 3. Hubungan antara hasil serologi IgG dan IgM Thailand bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis
IgM + dan IgG - -0.28 0.18 -0.18 -1.60 0,112 dimana 16% diantaranya memiliki trombosit < 20.000 /
IgG + dan IgM +/- -0.01 0.17 -0.01 -0.09 0.920 ul. Dari semua pasien yang mengalami trombositopenia
IgG + dan IgM + -0.07 0.12 -0,78 -0.63 0.529 ini hanya 41 orang (37%) yang mengalami syok. Syok
Constant 0.42 0.12 -3.39 0.001 ternyata lebih sering ditemukan pada jumlah
Pasien yang dirawat di Rumah Sakit Islam Siti kan hubungan yang bermakna dari trombositopenia dan
Hajar Mataram dari Juni 2005 sampai Juni 2006 yang hepatomegali dalam memprediksi terjadinya syok.
9
diikutkan pada penelitian ini sebagian besar berumur Penelitian lain di Bangladesh juga menemukan jumlah
lebih dari 20 tahun. Ini berbeda dengan hasil penelitian trombosit, kadar hematokrit yang tinggi dan
sebelumnya yang mendapatkan insiden terbesar pada hepatomegali sebagai prediktor utama untuk terjadinya
5,9
umur 15-10 tahun. Ini karena penelitian ini syok.
13
Hubungan antara trombositopenia dengan syok
mengikutsertakan semua usia, sedangkan studi sampai sekarang masih kontroversi. Didalam praktik
sebelumnya fokus pada penderita anak-anak saja. klinis sering dokter menggunakan parameter jumlah
Kejadian syok pada penelitian ini lebih sering platelet dan hematokrit yang tinggi ini untuk
ditemukan pada pasien umur diatas 25 tahun, tapi memprediksi terjadinya perburukan dan syok.
6
hubungan antara umur dengan terjadinya syok tidak Pada penelitian ini trombositopenia tidak
bermakna (p = 0,14). Kecenderungan ini terjadi mungkin berhubungan dengan syok mungkin karena beberapa
karena sampel penelitian ini lebih banyak berumur >25 faktor, antara lain diagnosa dan penanganan yang cepat
tahun (40%). Penelitian sebelumnya pada anak-anak sehingga pasiennya tidak mencapai syok. Pasien yang
tidak menemukan hubungan antara umur dengan sakit cepat berobat ke Rumah Sakit Islam sehingga cepat
9,10
terjadinya syok. Demikian juga penelitian lain pada terdiagnosa dan ditangani. Rumah Sakit Islam. Mata-
orang dewasa tidak menemukan hubungan atara umur ram ini adalah rumah sakit swasta terbesar di Mataram
5,11
dengan terjadinya syok. Penelitian sebelumnya dengan pasien berasal sebagian besar dari Mataram dan
dikerjakan khusus pada anak-anak atau dewasa saja NTB pada umumnya. Umumnya pasien yang dirawat
sehingga sulit untuk mengetahui kaitan umur dengan di RSI Siti Hajar ini adalah kelas menengah keatas
Peranan Kadar Hematokrit, Jumlah Trombosit dan Serologi IgG - IgM Antidhf dalam Memprediksi Terjadinya Syok pada Pasien Demam Berdrah Dengue (DBD)
109
di Rumah Ssakit Islam Siti Hajar Mataram
sehingga kalau sakit akan cepat mencari pengobatan. Teori infeksi sekunder dengan virus heterolog ini
Pada penelitian ini jumlah pasien yang mengalami tetap kontroversial sampai sekarang. Di kepulauan
hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit lebih dari pasifik yang hanya beredar satu jenis virus, dapat terjadi
20% ) adalah 62 orang (44%). Ini ditunjukkan oleh wabah dengue berat. Pertama kali mendapat infeksipun
jumlah pasien yang mengalami peningkatan hematokrit dapat menjadi berat. Di Amerika Tengah, dilaporkan
diatas 41,5 vol%, dimana 30% pasien tersebut bahwa infeksi sekunder dengan dengue-2 genotipe
lebih banyak mempunyai konsentrasi hematokrit <40 infeksi sekunder ternyata hanya 3% yang menjadi berat.
vol% yaitu sebanyak 27 orang (19%). Syok pada Pada penelitian di Bangladesh ditemukan bahwa pasien
penelitian ini lebih sering ditemukan pada kadar hema- yang mengalami infeksi sekunder akan cenderung
tokrit kurang dari 40 vol%, tapi hubungannya tidak menjadi lebih berat (dengue shock syndrome). Hasil
bermakna (p=0,38). Pada penelitian di Bangladesh penelitian ini tidak mendukung teori infeksi sekunder
didapatkan bahwa hematokrit yang tinggi adalah salah tersebut. Semua pasien baik yang hanya IgM+ (infeksi
13
satu prediktor utama untuk terjadinya syok. Walaupun, primer) dan IgG+ (infeksi sekunder) mempunyai
sangat sulit untuk menentukan kriteria terjadinya kemungkinan yang sama untuk terjadinya syok.
peningkatan hematokrit diatas 20%. Hematokrit yang Penelitian ini memiliki kelemahan yaitu karena
tinggi dihubungkan dengan kebocoran plasma yang mengandalkan data dari rekam medis. Pada rekam medis
2
berperan penting dalam patogenesis terjadinya syok. banyak data yang kurang atau bahkan tidak ada.
Dari 141 pasien DHF yang dirawat, yang Kelemahan ini bisa dikurangi pada penelitian ini den-
mengalami infeksi pimer (hanya positif IgM antiDHF) gan mengambil sampel pasien dengan data yang lengkap
a n t i D H F ) a d a l a h 11 3 o r a n g ( 8 0 % ) d e n g a n 2 0 % KESIMPULAN
berhubungan dengan terjadinya syok (p=0,11). Sampai Penelitian ini menemukan bahwa faktor-faktor
sekarang sebagian besar ahli menganut teori infeksi sek- seperti umur, jenis kelamin, kadar hematokrit dan
under. Berdasarkan teori infeksi sekunder bahwa seorang jumlah trombosit tidak dapat dipergunakan untuk
pasien demam berdarah dengue dengan infeksi sekun- memprediksi terjadinya syok pada pasien demam
der yang ditandai oleh positifnya IgG antiDHF akan berdarah dengue. Demikian juga dengan kadar IgG
cenderung untuk menjadi lebih berat daripada yang antiDHF yang positif sebagai tanda infeksi sekunder
2,3
infeksi primer. Setelah dianalisis ternyata pada tidak dapat kita pergunakan untuk memprediksi
penelitian ini tidak ditemukan adanya hubungan antara terjadinya syok pada pasien demam berdarah dengue.
yang ringan. Infeksi sekunder pada individu yang telah lem. BMJ 2002;
324:1563-6.
RI. Tatalaksana demam berdarah dengue di pitalized children with dengue hemorrhagic fe-
Indonesia. Jakarta: Depkes RI; 2001. ver?A Clinical Observation from a small out-
Peranan Kadar Hematokrit, Jumlah Trombosit dan Serologi IgG - IgM Antidhf dalam Memprediksi Terjadinya Syok pada Pasien Demam Berdrah Dengue (DBD)
111
di Rumah Ssakit Islam Siti Hajar Mataram