Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Oleh:
Mengetahui
ii
HALAMAN MOTTO
Tekuni perbuatan yang berguna, lakukan amal soleh, hormati orang bijak.
Buat kendaraan serta sediakan bekal karena lautan luas di depan, luas tak
bertepi, dalam tak terduga, hujan tak henti-hentinya turun, ombak yang
bergulingan seperti batu dan bersusun-susun, sedangkan tak ada pulau yang
diiringi dengan kehendak Alloh dan diikuti dengan rahmatNya, agar sampai
selamat ditujuan, dunia yang sempurna, negeri yang istimewa, kasih tak
iii
INTI SARI
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Latihan
Penelitian dengan judul “Aplikasi dan Penentuan Suhu Optimum Enzim Xylanase
Pada Proses Deinking Recycle Paper”.
Adapun tujuan dari pembuatan laporan Latihan Penelitian ini adalah untuk
memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Teknik Kimia di Jurusan
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas WR. Supratman Surabaya.
Pada kesempatan ini, ijinkan kami mengucapkan rasa hormat dan terima
kasih terutama kepada:
1. Ibu Nyoman Sri Wedari, Ir, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
WR. Supratman Surabaya.
2. Bapak Suhadi, Ir, MT, selaku pembimbing dan Ketua Jurusan Teknik
Kimia Universitas WR. Supratman Surabaya
3. Bapak Muhaimin, Ir, selaku Kepala Laboratorium PT. ADIPRIMA
SURAPRINTA (JAWA POS GROUP).
4. Bapak Sukirno, selaku pembimbing di Laboratorium PT. ADIPRIMA
SURAPRINTA (JAWA POS GROUP).
5. Bapak Djoko Andi P, Ir, selaku penyedia produk enzim xylanase dari
PT.Crystal Anugrah Indonesia.
6. Teman-teman Angkatan 2002 Teknik Kimia Universitas WR. Supratman
Surabaya.
7. Dan semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Demikian laporan Latihan Penelitian kami buat, semoga dapat bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I. PENDAHULUAN
A. Pulping ............................................................................................ 7
B. Flotasi .............................................................................................. 14
vi
D. Prosedur Analisa ............................................................................. 22
APPENDIKS.................................................................................................... 30
vii
DAFTAR TABEL, GRAFIK DAN GAMBAR
Halaman
1. Grafik korelasi warna terhadap pH 8
2. Grafik korelasi brigthness terhadap pH 9
3. Grafik korelasi suhu terhadap brightness 10
4. Gambar mekanisme kerja surfactant pada proses deinking 13
5. Gambar mekanisme kerja enzim pada proses deinking 18
6. Gambar diagram penelitian 24
7. Tabel hasil deinking dari penggunaan NaOH, Na2SiO3, H2O2 25
8. Tabel hasil deinking dari penggunaan enzim xylanase 26
9. Grafik brightness optimum enzim xylanase 26
10. Hasil Brightness, pH dan COD dari penggunaan NaOH, NaSiO3, H2O2 30
11. Hasil Brightness, pH dan COD dari penggunaan Enzim xylanase 30
viii
Hanya dengan izin-Nya kami berkarya
ix
Dihaturkan kanggo Ibuku tercinta, Abih (alm), Kak Rofiq, Kak Eny
sekeluarga
Konco-konco Laborat kanggo special Mas Ribut, Mas Sugeng, Cak Prapto
dll
Konco-konco angkatan 2002, dan special mywife candidate “Siti Nur Aida
Ichsan”
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sampah kertas yang sangat tinggi, bisa menjadikan sebuah obyek dalam dunia
banyak berdiri industri kertas yang menggunakan bahan baku dari virgin pulp,
tetapi dengan berkembangnya zaman dan efisiensi biaya untuk bahan baku
virgin pulp yang mahal dan semakin sedikit jumlahnya, maka industri mulai
berpikir untuk menggunakan kertas bekas sebagai bahan bakunya, hal ini
Dalam hal ini yang kita kaji adalah bahan baku kertas koran bekas
yang memiliki banyak kandungan tinta, bahan kimia lain dan impuritis lain
yang perlu dipisahkan dalam proses deinking untuk membuat kertas jadi
seperti baru lagi dan bisa digunakan sebagai bahan baku kertas koran.
halnya pada proses pemutihan, fibrilisasi dan deinking masih dengan sistem
1
2
H2O2, yang masih berbahaya pada lingkungan ataupun akan memakan biaya
yang mahal bila akan melalui proses netralisasi pada pengolahan limbah.
baku kertas bekas menggunakan alternatif enzim yang tidak memiliki efek
katalisator pada reaksi-reaksi kimia dalam sisten biologis. Dua sifat enzim
terhadap substrat dan reaksi yang dikatalis (lehninger, 1999). Enzim banyak
yang bisa di cerna oleh mikro organisme atau dengan kata lain dalam proses
umumnya yaitu misal proses alkali, akan banyak memerlukan bahan kimia
tambahan untuk menjadikan suatu kombinasi yang tepat dalam melepas tinta,
sehingga hal ini banyak yang tidak menghiraukan efek dari penggunaan bahan
tepat.
selulosa murni, tetapi pada recycle paper ini, fungsi enzim diformulasikan
untuk melepas ikatan tinta yang melekat pada serat kertas, sehingga masih
diperlukan bahan ink collecting yang bisa mengikat tinta yang sudah terlepas
dari serat, ink collecting yang digunakan adalah surfactant atau soaking,
karena surfactant dan pelarut tinta memiliki sifat hidrophobic, sehingga tinta
akan terikat oleh surfactant tersebut dan mengapung bersama busa. (Recycling
B. Rumusan Masalah
xylanase.
3. Berapa hasil pH dan COD dari hasil filtrat setelah proses flotasi antara
C. Tujuan Penelitian
H2O2).
D. Manfaat Penelitian
1. Definisi
cahaya 45o dan sudut pantul 0o, dinyatakan dalam satuan ISO
kimiawi, atau dengan kata lain banyaknya substrat atau limbah yang
2. Asumsi
yang dipakai memang dikhususkan untuk recycle paper, dan sudah dalam
3. Batasan Masalah
a. Enzim xylanase yang digunakan sudah dalam bentuk siap pakai dan
dosis lagi.
d. Bahan kimia yang digunakan NaOH 48%, Na2SiO3 45%, H2O2 50%,
dan Surfactant.
f. Proses deinking yang dilakukan dalam skala lab dan dilakukan dengan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pada suatu kertas dengan bantuan berbagai bahan kimia dan proses mekanis.
Proses deinking sendiri terdiri dari dua tahap yaitu pulping dan flotation, ini
A. Pulping
kertas bekas, dimana ada proses disintregrasi antar serat kertas pada
yang tinggi, maka diharapkan sentuhan antara serat dan bahan kimia bisa
berlangsung dengan merata dan lebih ekonomis dan disamping itu agar
1. NaOH
7
8
sampai sekitar 9-10. Kondisi alkali inilah yang menjadikan serat kertas
pada sistem diatur berdasarkan persen berat kertas kering dan kondisi
pH tidak lebih dari 11, karena pada kondisi yang kurang alkali, hasil
kurang optimal dan kondisi yang terlalu basa menjadikan kertas lebih
0.32
0.24
*b Pada 457 nM
0.16
( warna )
0.08
0.00
-0.08
-0.16
-0.24
-0.32
7 8 9 10 11 12 13
pH
karena warna kertas cenderung kuning dan hangus, dan korelasi ini
57
56
55
ISO Brightness
54
53
52
51
50
49
48
47
46
8 9 10 11 12 13 14
pH
(Tappi Test Method , Tappi Press 1995 & Shortcourse Deinking 1995)
2. H2O2
chromophore atau bahan pencerna warna, hal ini benar karena sifat
pada range pH 8-10, padahal sifat H2O2 sendiri sebagai zat asam
oxidator, tetapi pada kenyataanya bekerja pada suhu yang relatif panas
grafik berikut:
10
58
BRIGHTNESS
56
54
52
50
48
46
50 60 70 80 90 100 110 120
SUHU
lebih efisien. Tetapi kadang juga H2O2 menjadi kurang efektif atau
dari metal atau ion positif lainnya seperti EDTA atau DTPA. Adapun
EDTA.
11
selanjutnya yaitu pada proses bleaching, dan pada tahap ini hanya
3. Na2SiO3
deinking, yang memiliki nama lain dari water glass. Na2SiO3 yang
dipakai adalah Na2SiO3 yang memiliki derajat baume 42, pemilihan ini
alkalinitas, dan sebagai juga chelating agent atau membantu daya kerja
H2O2 lebih efisien karena juga bereaksi dengan logam dan bahan ion
positif lainnya.
pulping yang terjadi antara NaOH yang bersifat basa dan H2O2 yang
alkali, hal ini tidak menurunkan daya kerja reaksi H2O2 karena pada
bahan kimia, dan reaksi Na2SiO3 dan H2O masih bisa ditulis untuk
4. Surfactant
memiliki kemiripan definisi dan sifat dari sebuah sabun. Tapi dalam
direaksikan dengan fatty acid atau ester lainnya, sehingga sifat dari
sendiri terbuat dari fatty acid dan caustic soda, dan sabun cenderung
hardness.
yang sudah terlepas dalam proses pulping, karena sifat tinta sendiri
berikut:
Hydrocarbon
Ethylene oxide group
Propylene oxide group
INK DETACHEMENT
PULPING
FIBRE
INK
FOAM
FIBRE FIBRE
14
B. Flotasi
dari sistem . Flotasi merupakan kombinasi antara udara, air, surfactant dan
tahap setelah pulping, dan tujuan flotasi adalah menangkap partikel tinta
yang telah lepas dari serat selama proses disintegrasi dalam sistem
pulping.
menangkap partikel tinta yang telah lepas dari serat. Kemampuan flotasi
sendiri tergantung dari jenis tinta yang dikandung oleh serat, karena bila
tinta itu memakai pelarut jenis water base atau jenis tinta baru yang
partikel tinta karena sifat dari flexographic sendiri adalah hydrophilic atau
sifatnya bisa larut dengan air sedangkan salah satu sifat surfactant adalah
hydrophobic yang mengikat partkel tinta yang tidak larut dengan air maka
partikel tinta tidak bisa diikat oleh surfactant, sehingga bila megetahui
tetapi whasing, karena partikel tinta selalu mengikuti aliran air. Dan
sekitar 0.3-2 micron, sedangkan ukuran partikel tinta oil base atau
faktor yaitu:
• Tergantung dari partikel tinta yang telah lepas saat proses disintegrasi
dalam pulping, karena itu kondisi awal harus sangat selektif karena
factor ini berhubungan antara jenis bahan baku dan jenis tinta.
sistem yang dijalankan maka hasil yang dicapai kurang optimal atau
permukaan kontak dari surfactant dan bila ukuran busa terlalu besar
maka busa mudah pecah sehingga tinta akan terlepas kembali dari
waktu tinggal kurang maka hasil yang dicapai kurang optimal, dan
bila laju aliran yang masuk terlalu tinggi maka gelembung udara yang
belum tentu pada ukuran dan waktu tinggal yang sama akan
menghasilkan hasil yang sama, karena bila jenis scraper nya atau alat
penyapu busa kurang tepat, baik lebar scraper dan level nya maka
kurang bagus, busa juga akan kurang optimal, dan juga kondisi
C. Enzim Xylanase
Enzim xylanase, pertama kali diteliti pada tahun 1987 oleh bangsa
bahan baku kertas. Xylanase sesuai dengan namanya maka enzim ini
komponen utama dari hemi selulosa pada dinding sel tanaman yang terikat
Dan sistem ini juga mendapatkan peringatan oleh badan lingkungan hidup
Kanada yang melarang adanya cemaran dari ion chlor, karena sangat
cellulolyticus.
selulosa murni, tetapi pada recycle paper ini, fungsi enzim diformulasikan
untuk melepas ikatan tinta yang melekat pada serat kertas, sehingga masih
diperlukan bahan ink collecting yang bisa mengikat tinta yang sudah
terlepas dari serat, ink collecting yang digunakan adalah surfactant atau
sehingga tinta akan terikat oleh surfactant tersebut dan mengapung dalam
busa.
digunakan untuk memotong gugusan xylan atau dinding sel selulosa yang
pH, maka sistem pulping dilakukan pada kondisi netral, tetapi tetap
partikel tinta yang sudah lepas dari serat. Kondisi pulping tetap
enzim.
INK DETACHEMENT
PULPING
FIBRE
INK
INK RELEASED
19
Sehingga dari gambar di atas maka fungsi kerja dari enzim xylanase bisa
menggantikan sistem alkalis yang menggunakan bahan kimia biasa yaitu NaOH,
Na2SiO3, H2O2, dan tetap sistem injeksi enzim dilakukan di sistem pulping
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Variabel penelitian
2. Variabel Berubah :
1. Alat
- Pulping Disintegrator
- Mini flotator
- Handsheet
- Oven Drying
- Spectrofotometer
- Kuvet
- Beaker Glass
- Pengaduk
- Pipet Volume
- Neraca Analitic
- PH meter Digital
20
21
2. Bahan
- Aquades
- Koran bekas
- NaOH 48%
- Na2SiO3 45%
- H2O2 50%
- Surfactant
- Enzim xylanase
- AgSO4
- H2SO4
- K2Cr2O7
C. Prosedur penelitian
sebanyak 0.8 %.
2. Flotasi
¾ Busa yang muncul disapu dengan scraper atau sendok untuk di buang ,
Kemudian sisa buburan bagian bawah akan tampak lebih bersih, kemudian
di buat lembaran dengan handsheet untuk test brightness dan residual ink
sebanyak 0.3 %,
Ulangi beberapa kali dengan perbedaan suhu 60oC, 70oC, 80oC, 90o C dan
D. Prosedur Analisa
1. Pengecekan brightness
1.2 : x % = y gram
23
lembaran kertas
¾ Hasil lembaran yang masih basah dimasukkan oven drying selama +/-
10 menit
komputer
2. Pengecekkan pH
3. Pengukuran COD
0.25 N sebanyak 1 ml
¾ Masukkan dalam reactor COD selama 120 menit, dengan suhu 150oC
E. Diagram Penelitian
Proses Pulping
Proses Flotasi
Pembentukan sheet
Pengeringan
Baca hasil
BAB IV
NaOH, 1 % Na2SiO3, 0.8 % H2O2 dan 0.3 % surfactant dengan suhu 70o C
pada proses pulping dan kondisi ini merupakan kondisi optimum yang sesuai
dari 0.35 %, 0.4 %, 0.45 %, dan 0.5 % untuk memperoleh hasil optimum
dengan melakukan variasi suhu pada proses pulping. Hasil ditunjukkan pada
25
26
58.00
57.89
57.80
57.60
57.40
brightness
57.20
57.09
57.00
56.80 56.87 56.88
56.60
56.40
56.20
56.00 56.02
55.80
60 70 80 90 100
suhu ( celcius )
0.45 % dan pada suhu 80 derajat celcius, karena pada jumlah enzim xylanase
yang berlebih, kertas akan cenderung berwarna kuning dan gelap, hal ini
brightness yang dicapai dan pada suhu yang relatif kecil kerja enzim
berkurang begitu pula bila suhu terlalu berlebih maka enzim menjadi rusak
Begitu pula tingkat pH relatif stabil pada kondisi sekitar netral, dan
semakin banyak enzim yang ditambahkan, semakin banyak pula hemi selulosa
dari kertas yang terdegradasi menjadi bahan organik yang lebih sederhana,
BAB V
SIMPULAN
Dari hasil penelitian yang kami lakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
hal ini menunjukkan bahwa enzim xylanase juga efektif digunakan untuk
2. Penggunaan enzim xylanase optimum pada dosis 0.45 %, dan suhu 80o C,
karena pada suhu berlebih kertas mengalami penurunan brightness dan pada
dosis berlebih kertas akan cenderung berwarna kuning dan gelap, sehingga
akan mengurangi hasil brightness yang dicapai. Hal ini disebabkan proses
terhadap lingkungan dengan pH yang relatif netral dan tingkat COD yang
28
29
30
APENDIKS
54.80
54.60
54.40
brightness
54.20
54.11
54.00 54.03
53.80
53.68
53.60 53.56
53.40
53.20
53.00 53.04
60 70 80 90 100
suhu ( celcius )
56.50
56.30
56.10 56.12
brightness
55.90
55.70 55.68 55.7 55.68
55.50
55.30
55.10
54.90 54.98
54.70
54.50
60 70 80 90 100
suhu ( celcius )
58.00
57.89
57.80
57.60
57.40
brightness
57.20
57.09
57.00
56.80 56.87 56.88
56.60
56.40
56.20
56.00 56.02
55.80
60 70 80 90 100
suhu ( celcius )
Hasil :
57.50
57.30
57.10 57.04 57.03 56.98
56.90
brightness
56.70
56.50 56.49
56.30
56.10
55.90
55.70 55.72
55.50
60 70 80 90 100
suhu ( celcius )
DAFTAR PUSTAKA
Ferguson, L. dan Timothy, K. 1995. Deinking Short Course. Atlanta: TAPPI PRESS
KAO CORPORATION. 2000. Pulp and Paper Chemicals. Tokyo: KAO DI Series
Printing
29
Deinking WastePaper
(Enzyme Xylanase)
Enzyme &
Surfactan Tahap Reaksi
(Pulping)
Air
Kertas
A. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
2. Berapa suhu optimum untuk hasil brightness pada penggunaan enzim xylanase.
3. Berapa hasil pH dan COD dari hasil filtrat setelah proses flotasi antara sistem
xylanase.
B. Tujuan Penelitian
Recycle Paper.
3. Mengetahui hasil pH dan COD yang dihasilkan dari proses menggunakan enzim
1. Definisi
lapisan magnesium oksida, pada kondisi sudut datang cahaya 45o dan sudut
pantul 0o, dinyatakan dalam satuan ISO Brightness dengan alat ukur
b. Consistensy merupakan kadar serat kering dalam kertas yang dihitung dalam
organik yang memerlukan proses oksidasi secara kimiawi, atau dengan kata
2. Asumsi
dipakai memang dikhususkan untuk recycle paper, dan sudah dalam bentuk
3. Batasan Masalah
a. Enzim xylanase yang digunakan sudah dalam bentuk siap pakai dan tanpa
Deinking 1995, Tappi Press dan telah di aplikasikan dan di uji di PT.
d. Bahan kimia yang digunakan NaOH 48%, Na2SiO3 45%, H2O2 50%, dan
Surfactant.
f. Proses deinking yang dilakukan dalam skala lab dan dilakukan dengan
CONVENTIONAL
Hydrocarbon
Ethylene oxide group
Proylene oxide group
INK DETACHEMENT
PULPING
FIBRE
INK
FOAM
FIBRE FIBRE
Skema kerja enzyme pada deinking
INK DETACHEMENT
PULPING
FIBRE
INK
INK RELEASED
GRAFIK PERCOBAAN PADA KEADAAN OPTIMUM
58.00
57.89
57.80
57.60
57.40
brightness
57.20
57.09
57.00
56.87 56.88
56.80
56.60
56.40
56.20
56.00 56.02
55.80
60 70 80 90 100
suhu ( celcius )
57
56
55
54
BRIGHTNESS
53
52
51
50
49
48
47
46
50 60 70 80 90 100 110 120
SUHU
A. Diagram Penelitian
Proses Pulping
Proses Flotasi
Pembentukan sheet
Pengeringan
Baca hasil
Dari hasil penelitian yang kami lakukan dapat disimpulkan sebagai berikut:
sama dengan menggunakan enzim xylanase pada konsentrasi 0.45 %, hal ini
menunjukkan bahwa enzim xylanase juga efektif digunakan untuk proses deinking
recycle paper.
2. Penggunaan enzim xylanase optimum pada dosis 0.45 %, dan suhu 80o C, karena
pada suhu berlebih kertas mengalami penurunan brightness dan pada dosis berlebih
kertas akan cenderung berwarna kuning dan gelap, sehingga akan mengurangi hasil
brightness yang dicapai. Hal ini disebabkan proses degradasi hemi selulosa yang
enzim xylanase memberikan hasil efek samping yang ramah terhadap lingkungan
dengan pH yang relatif netral dan tingkat COD yang lebih rendah, sehingga
LATIHAN PENELITIAN
APLIKASI DAN PENENTUAN SUHU OPTIMUM ENZIM
XYLANASE PADA PROSES DEINKING RECYCLE
PAPER
Oleh:
58.00
57.89
57.80
57.60
57.40
brightness
57.20
57.09
57.00
56.80 56.87 56.88
56.60
56.40
56.20
56.00 56.02
55.80
60 70 80 90 100
suhu ( celcius )