You are on page 1of 2

PEMBERIAN ASI MENGGUNAKAN CANGKIR SEBAGAI METODE

ALTERNATIF DI RUANG PERINATOLOGI

ietzd*

Abstrak

Bayi yang di rawat di ruang perinatologi mempunyai masalah yang memerlukan perlakuan khusus
dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi. Bayi prematur atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena
reflek hisapnya masih lemah sehingga memerlukan tehnik khusus dan metode alternatif dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisinya. Metode cangkir merupakan salah satu tehnik pemberian ASI
sehingga kebutuhan nutrisi bayi terpenuhi. Keuntungan pemberian ASI dengan menggunakan cangkir
salah satunya dapat merangsang reflek hisap bayi. Penulisan artikel ini bertujuan untuk memberikan
alternatif pamberian ASI pada bayi dengan kondisi khusus agar kebutuhan nutrisi terpenuhi sehingga
mempercepat proses penyembuhan.

Kata kunci: berat badan lahir rendah, cangkir, perinatologi.

Bayi prematur atau BBLR mempunyai masalah menyusui karena reflek menghisapnya
masih lemah (Suradi, 2009). Bayi dengan berat badan lahir antara 1500-1800 gram dengan
masa kehamilan 32-34 minggu dapat dicoba menyusu langsung ke ibu, tetapi kebutuhannya
perlu disesuaikan dengan pemberian ASI menggunakan metode cangkir. Penggunaan cangkir
merangsang reflek hisap bayi yang masih lemah. Peran ibu sangat diperlukan baik dari
psikologis bayi, dan ibu juga diharapkan untuk dapat mengeluarkan ASI dengan cara di
pompa supaya ASI dapat diberikan kepada bayi. Pemberian ASI di ruang perinatologi
menggunakan metode cangkir sebelum bayi dapat menyusu langsung ke ibu. Perawat ruang
perinatologi selalu mendampingi ibu sebagai edukator.

Pemberian ASI dengan menggunakan cangkir sebagai metode alternatif di berbagai


belahan dunia. Metode ini digunakan pada bayi dengan kondisi khusus di ruang perinatologi.
Metode cangkir mendorong gerakan lidah dan otot mulut secara terkoordinasi. Aroma susu
yang didekatkan ke mulut bayi merangsang bayi untuk membuka mulut. Bayi prematur atau
kondisi bayi yang bermasalah dengan reflek menghisap yang lemah peran cangkir sangat
berguna untuk mengontrol ASI ibu yang mengalir cukup deras, sehingga tidak terjadi aspirasi
pada saat bayi menyusu ke ibu secara langsung.

Idealnya bayi menyusu langsung ke ibu, tetapi pada bayi dengan kondisi khusus
memerlukan metode alternatif dalam pemenuhan kebutuhannya. Metode cangkir juga
dibutuhkan pada bayi dengan perawatan khusus dengan reflek hisap lemah, seperti: bayi
dengan pemasangan gastric tube yang lama atau bayi post pemasangan alat bantu nafas
(ventilator). Dengan metode cangkir bayi tidak dipaksa untuk minum tetapi bayi akan
membuka mulut dan menghisap ASI. Bayi akan melapisi lidahnya dengan susu kemudian
menggunakan gerakan lidah dan rahang, membawa ke belakang mulut dan menelannya.

Pemberian ASI dengan menggunakan metode cangkir sangat bermanfaat antara lain
bayi dapat mengontrol waktu dan jumlah asupan ASI, bayi hanya menggunakan sedikit
energi, menstimulasi perkembangan dan mengkoordinasikan reflek menghisap dan menelan,
tidak ada susu yang tersisa dibandingkan jika menggunakan gastric tube, metode yang paling
mudah dalam pemenuhan kebutuhan bayi (Lang, S., 2002).

Langkah-langkah pemberian ASI dengan metode cangkir: bayi dipeluk sambil duduk
atau bayi agak setengah tegak dalam pangkuan ibu, pegang cangkir yang berisi ASI dan
letakkan ke mulut bayi, sentuhkan ujung cangkir ke bibir bayi, cangkir tertopang pada bibir
bawah bayi sampai ke sudut bibir dan membiarkan bayi menghisapnya (bayi BBLR mulai
mengambil susu dengan lidahnya sedangkan bayi yang cukup bulan mulai dengan
menghisapnya dan sedikit membuang ASI), memperhatikan kenyamanan bayi dan jumlah
ASI yang di minum (Suradi, 2007). Sebaiknya perawat terlebih dahulu memberikan contoh
kepada ibu dan selanjutnya melatih ibu untuk melakukan sendiri.

Bayi dengan kondisi khusus yang di rawat di ruang perinatologi memerlukan tehnik
dan keterampilan khusus dari perawat. Dengan adanya metode cangkir sebagai alternatif
pemberian ASI diharapkan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dalam masa
penyembuhan.

*Mahasiswa Ekstensi Sore 2009 Fakultas Ilmu Keperawatan Indonesia

Daftar Pustaka

Lang, S. (2002). Breastfeeding specials care babies. (2nd ed). London: Bailliere Tindall

Mifflin, P.C. (2003). Saving very premature babies: Key ethical issues. London: 90
Tottenham Court Road.

Sidi, I.P.S., Suradi, R., Masoara, S., Boediharjo, S.D., Marnoto,W. (2007). Bahan Bacaan
Manajemen Laktasi: (ed.3). Jakarta Program Manajemen Laktasi Perkumpulan
Perinatologi Indonesia.

Suradi, R. Pemberian air susu ibu (ASI) melihat situasi dan kondisi bayi. Diambil pada
tanggal 30 Oktober 2009 dari http://www.idai.or.id/asi/artikel.asp?q=2009416123035

You might also like