Professional Documents
Culture Documents
merupakan himpunan seluruh populasi penghuni
biosfer, yaitu yang terdiri dari seluruh wilayah udara, tanah, dan air tempat makhluk hidup
tinggal. Di dalam makhluk hidup terkandung
, yaitu kisaran
keanekaragaman genetic dari individu liar sampai individu budidaya. Penyebab utama
keanekaragaman makhluk hidup ini adalah gen.
c
Contohnya : kelapa macamnya yaitu kelapa gading; kopyor; hidrid; dan kelapa hijau, mangga
macamnya mangga tali jiwo; gadung; golek; dan arumanis, padi macamnya padi IR; sedani;
wulu; dan kapuas.
c
Keanekaragaman yang menyebabkan variasi antarspesies, lebih mudah diamati karena perbedaan
lebih menyolok. Keanekaragaman hayati tingkat spesies dapat diamati pada tingkat takson yang
lebih tinggi dari spesies seperti genus dan familia.
Contohnya : variasi famili Palmae antara lain kelapa; siwalan, aren dan pinang: variasi famili
Graminae antara lain padi, gandum, tebu, dan jagung: spesies pada genus Pandanus: spesies pada
familia Arecaceae.
c
Dari semua variasi yang ada pada setiap tingkat jenis akan mempunyai tempat hidup yang
berbeda, tempat hidup ini akan membentuk ekosistem yang berbeda pula. Keanekaragaman
hayati tingkat ekosistem melibatkan komponen fisik dan komponen kimia (komponen abiotik)
dan komponen biotic, sebagai penyusun dari ekosistem itu sendiri. Komponen fisik misalnya
iklim, air, tanah, udara, cahaya, suhu, kelembapan, topografi, dan geologi. Komponen kimia
misalnya, keasaman, kandungan mineral, dan salinitas. Sedangkan, komponen bioticnya adalah
makhluk hidup.
Contohnya : kelapa ekosistemnya di daerah pantai, siwalan ekosistemnya di daerah kering, aren
ekosistemnya di daerah rawa.
#
&
,
#
,
/
,
,
2
,
,
,
,
-
,
c
& 3
!,
,
4
1
, 5 , ,
,
#
/,
/4
1
-
Bila kita mempelajari keanekaragaman hayati tanpa klasifikasi, akan memungkinkan terjadinya
kerancuan pengertian dalam menunjuk suatu jenis makhluk hidup, misalnya burung gereja di
Belanda musch, di Inggris house sparrow, di Amerika english sparrow, di Spanyol gorrion, di
Jerman hausspreling. Bahkan dalam satu negara sering dijumpai spesies hewan atau tumbuhan
memiliki nama daerah berbeda-beda, misalnya burung merpati di Jawa Tengah doro, di Madura
dere, di Bali kedis dedare, dan di Jawa Barat japati.
Namun, bila kita mempelajari keanekaragaman hayati dengan klasifikasi, maka akan
memperoleh kemudahan dan keseragaman dalam menunjuk suatu jenis.
Indonesia merupakan salah satu Negara yang tingkat keanekaragaman hayatinya paling tinggi di
dunia. Contoh lain adalah Negara Brazil. Meski luas Negara kita hanya 1.3% dari luas duniea,
tetapi 10% hutan di dunia berada di Indonesia, sehingga Negara kita disebut 4
Indonesia memiliki kodisi fisik (lingkungan abiotik) yang sangat bervariasi, sehingga
menuntut hewan dan tumbuhan yang hidup di dalamnya untuk beradaptasii dengan cara yang
berbeda-beda agar dapat bertahan hidup. Keadaan lingkungan abiotik yang sangat bervariasi
menjadikan Indonesia kaya akan hewan dan tumbuhan. Lingkungan abiotik dan biotik yang khas
menyebabkan munculnya makhluk hiidup yang khas pula. Bahkan ada tanaman-tanaman dan
hewan-hewan tertentuu yang hidup di daerah-daerah tertentu pula, contohnya burung
Cenderawasih di Irian jaya, burung Maleo di Sulawesi, Komodo di Pulau Komodo, Bunga
Bangkai di Sumatra.
,
+.
,
,-
-,
,
:c
Pengklasifikasian telah lama dilakukan oleh para ahli, yang pertama kali Aristoteles dan
Theophrastus. Aristoteles memperkenalkan 520 jenis hewan dalam buku Historia Animalium
dan Theophrastus memperkenalkan 480 jenis tumbuhan dalam buku Historia Plantarum. Sistem
klasifikasi ada 3 macam yaitu:
Ilmu pengetahuan semakin berkembang dari masa ke masa. Perkembangan ini sering menuntut
perubahan dalam klasifikasi, khususnya pada tingkat kingdom. Setiap sistem klasifikasi yang
digunakan harus bersifat eksklusif dan inklusif. Sistem klasifikasi dibuat untuk memudahkan kita
mempelajari keanekaragaman hayati di dunia ini. Perkembangan sistem klasifikasi menunjukkan
bagaimana para ilmuwan bekerja yaitu terbuka untuk perubahan dalam hal-hal yang baru.
Dewasa ini kita telah memiliki Kode Internasional Tata Nama Tumbuhan (International Code of
Botanical Nomenclature) dan Kode Internasional Tata Nama Hewan (International Code of
Zoological Nomenclature).
=
- Bila nama jenis ditulis dengan tangan atau ketik, harus diberi garis bawah pada kedua kata
nama tersebut. Namun bila dicetak harus memakai huruf miring.
- Bila nama penunjuk jenis lebih dari dua kata, kedua kata terakhir tersebut harus dirangkaikan
dengan tanda penghubung.
- Bila nama jenis itu diberikan untuk mengenang jasa orang yang menemukannya maka nama
penemu dapat dicantumkan pada kata kedua dengan menambahkan hisuf (i) di belakangnya.
Contohnya antara lain tanaman pinus yang ditemukan Merkus, maka nama tanaman itu Pinus
merkusii. Dapat juga apabila ada spesies yang ditemukan Linnaeus maka di belakang bisa di
beri tanda (L.)
! adalah nama genus + nae. Contoh: Equisetum + nae menjadi Kelas
Equisetinae
!" adalah nama genus + aceae. Contoh: Canna + aceae menjadi Famili Cannaceae
!7 adalah nama genus + ales. Contoh: Zingiber + ales menjadi Ordo Zingiberales
!4 adalah didasarkan atas cirri-ciri alami yang khas. Contoh: tumbuhan berbiji satu
(Monocotyledoneae), tumbuhan berbiji dua (dicotyledoneae), binatang menyusui (Mammalia),
dan binatang melata (Reptilia).
! .# , Divisio hanya pada tumbuhan dan jamur (fungi). Pengelompokkan
berdasarkan cirri khas anggota division. Penulisannya, diakhiri dengan
untuk tumbuhan,
dan
untuk jamur. Dan Phylum hanya pada hewan.
! c& , Kingdom untuk kelompok hewan, dan Regnum untuk kelompok
tumbuhan yang memiliki tingkat takson tertinggi.
Merupakan metode untuk menentukan tingkat takson suatu makhluk hidup, yaitu
didasarkan atas cirri-ciri morfologisnya. Makhluk hidup yang ingin diketahui tingkat taksonnya
disebut