You are on page 1of 6

pacitan mountain surrounded by agricultural terraces, hot spring

Obyek Wisata di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur


| 1 komentar ]

Obyek-obyek wisata di Kabupaten Pacitan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa katagori antara lain:

1. Obyek wisata yang sudah dibangun dan telah memberikan kontribusi bagi pendapatan masyarakat dan daerah antara lain: Pantai Teleng Ria,

Pantai Tamperan, Goa Gong, Goa Tabuhan, Pemandian air hangat dan Pantai Srau.

2. Obyek wisata yang mempunyai prospek yang baik perlu pengangan dan pembangunan yang konseptual seperti Pantai Klayar, Pantai

Watukarung, Pantai Srau, Pantai Sidomulyo, Luweng Jaran dan Luweng Ombo serta kegiatan atraksi wisata seperti Ceprotan, Tari Khetek Ogleng

dan Monumen Panglima Besar Jenderal Sudirman.

3. Obyek wisata lainnya yang menjadi wahana pelengkap kepariwisataan baik itu Goa dan Obyek wisata Sejarah dan sebagainya.
............Obyek Wisata............
1. Pantai Teleng Ria
Pantai ini menghadap ke Pantai Selatan dengan hamparan Pasir Putih sepanjang kurang lebih 3 Km. Jarak dari Ibukota Kabupaten ke lokasi

wisata hanya 3,5 Km, dan dapat dengan mudah dicapai dengan berbagai jeniss kendaraan.

Berbagai sarana yang telah dibangun antaara lain adanya Gardu Pandangn untuk menikmati desiran ombak laut selatan, Kolam Renang dan

Arena Bermain Anak-anak, Penginapan Serba Guna Bonggo Budoyo dann Aareal Perkemahan, arena Pemancingan, dan makanan khas

Pacitan.selain itu pantai ini digunakan juga untuk Tempat Pendaratan Ikan (TPI) sehingga pengunjung dapat membeli ikan segar.
2. Pantai Srau
Pantai Srau berada di wilayah kecamatan Pringkuku Kabupaten Pacitan, yang jaraknyaa kurang lebih 25 Km ke arah barat kota Pacitan dapat

dilalui dengan kendaraan umum dan pribadi. Pantai yang berpasir putih ini sangat cocok untuk kegiatan arena pancing samodra.
3. Pantai Klayar
Pantai Klayar berada di wilayah kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan, yang jaraknya kurang lebih 35 Km ke arah barat kota Pacitan. Pantai

berpasir putih ini memiliki suatu keistimewaan yaitu adanya seruling laut yang sesekali bersiul di antara celah batu karang dan semburan ombak.

Di samping itu juga terdapat Air Mancur Alami yang sangat Indah. Air mancur ini terjadi karena tekanan ombak airu laut yang menerpa tebing

karang berongga. Air muncrat yang dapat mencapai ketinggian 10 meter menghasilkan gerimis dan embun air laut yang diyakini berkhasiat

sebagai obat awet muda.


4. Pantai Sidomulyo
Pantai ini terletak di desa Sidomulyo kecamatan Ngadirajo yang berjarak 50 Km dari Ibu kota Kabupaten dan dapat dijangkaru dengan segala

jebis kendaraaan.

Pantai dengan pasir putihnya menghadap ke pantai selatan yang panjangnya 2 Km.
5. Goa Gong
Goa dengan stalagtit dan stalagmit yang konon terindah se Asia Tenggara mempunyai kedalaman kurang lebih 256 m, selain itu mempunyai 5

sendang yaitu Sendang Jampi Rogo, Sendang Panguripan, Sendang Relung Jiwo, sendang Kamulyan, dan sendang Ralung Nisto yang kono

memiliki nilai magis untuk menyembuhkan penyakit. Keindahan Stalagnit dan stalagmitnya sangat memukau diabadikan dengan nama Selo

Cengger Bumi, Selo Gerbang Giri, Selo Citro Cipto Agung, Selo Pakuan Bomo, Selo Adi Citro Buwono, Selo Bantaran Angin dan Selo Susuh

Angin.

Goa ini terletak 30 Km arah barat kotak Pacitan tepatnya desa bomo kecamatan Punung dan dapat dengan mudah dijangkau dengan segala jenis

kendaraan.

Fasilitas yang tersedia adalah souvenir, rumah makan, Tempat Parkir, MCK, Musholla.
6. Goa Tabuhan
Dinamaka Goa Tabuhan karena stalagtit dan stalagmitnya pesinden atau waranggono. Dengan keunikannya tersebut Goa ini telah dikenal luas,

hingga saat ini pun juga masih banyak dinikmati wisatawan maupun seniman untuk ajang pentas seni. Gua ini terletak di desa Wareng kecamatan

Punung kurang lebih 40 km dari pusat kota Pacitan ke arah barat.

Fasilitas yang ada seperti Musholla dan souvenir (Aneka produk batu Mulia/Akik).

7. Pemandian Air Hangat

Mata air yang masih menyimpan berbagai khasiat dan manfaat utamanya bagi kesehatan dan kebugaran tubuh.

Pemandian ini diberi nama “ Tirto Husodo “ saat ini telah dibangun dua tempat berendam, dua buah kolam renang dan tempat Penginapan.

Aksesibilitas ke obyek wisata ini relatif mudah, dapat dicapai dengan kendaraan roda empat dengan kondiri jalan baik, kurang lebih 15 Km dari

Kota Pacitan, tepatnya di kecamatan Arjosari.


8. Upacara Ceprotan
Upacara Ceprotan ini sudah menjadi acara/event yang masuk kalender Pariwisata jawa timur, upacara ini merupakan kegiatan tradisi adat di desa

Sekar secara turun temurun yang selalu dilaksanakan tiap tahun pada bulan Dulkangidah (lngkang) hari jum’at atau senin kegiatan ini

dimaksudkan untuk mengenang Legenda rakyat Desa sekar yaitu dewi sekartaji dan pani Asmorobangun melalui kegiatan bersih desa. Lokasi

upacara Ceprotan di desa sekar kecamatan Donorojo kota Pacitan ± 40 Km ke arah barat.
Sarana Pendukung Pariwisata
Salah satu pendukung kepariwisataan adalah adanya hotel yang refresentatif untuk kenyamanan para wisatawan.

Hotel merupakan sarana yang sangat vital dalam menunjang kepariwisataan di Kabupaten Pacitan. Beberapa hotel yang ada di Kabupaten

Pacitan masih katagori hotel melati yang jumlahnya 9 buah.

Sumber: http://wisatapacitan.indonesiatravel.biz/obyek-wisata/

http://pacitan.yogyes.com/id/see-and-do/

NASI TIWUL BU GANDOS - Menikmati Nasi Singkong dan Sayur Ikan Hiu

Ingin bernostalgia dengan menyantap tiwul? Pacitan lah salah satu tempat yang tepat. Jangan harap Anda bisa menemukan tiwul di
kota-kota besar. Makanan pengganti nasi ini dulu menjadi makanan pokok sebagian masyarakat Indonesia, namun kini gaungnya
semakin berkurang seiring dengan perkembangan jaman.

Salah satu tempat untuk mendapatkan tiwul di Pacitan adalah Restoran Sari Laut Bu Gandos. Terletak di Jalan Solo - Pacitan km 5,
restoran ini menawarkan menu nasi putih, nasi tiwul dan masakan sea food sederhana yang lezat dengan harga murah. Yang menjadi
primadona adalah perpaduan nasi tiwul dengan sayur kalakan ikan hiu. Tunggu dulu, ikan hiu? Terus terang YogYES sempat agak
ragu untuk mencoba, namun kapan lagi ada kesempatan merasakan sensasi perpaduan tiwul dengan daging ikan hiu?

Tiwul yang berwarna kecoklatan terasa pera (tidak lembek), agak kenyal dan sedikit manis. Awalnya singkong dikupas, dicuci, dan
dikeringkan hingga menjadi gaplek. Tepung gaplek kemudian diperciki sedikit air hingga berbentuk butiran-butiran kecil, kemudian
dikukus. Voila, jadilah nasi tiwul yang memiliki rasa dan tekstur khas. Meski rendah kandungan proteinnya, namun singkong memiliki
kandungan glukosa dan kaya akan kalori dan hidrat arang sehingga menjadi salah satu makanan sumber tenaga.

Di restoran Bu Gandos, tiwul disajikan bersama dengan sayur kalakan ikan hiu. Potongan ikan dimasak dalam kuah santan yang
pedas, mirip dengan mangut. Siraman kuahnya membuat tekstur tiwul yang pera menjadi lebih mudah ditelan. Jangan khawatir, Anda
tidak sedang berpartisipasi dalam pemusnahan hiu. Ikan yang dimasak bukanlah hiu yang sebenarnya melainkan memiliki bentuk mirip
ikan hiu. Bila suka, Anda juga bisa menambahkan sambal terong atau lalapan lengkap dengan sambal mentahnya. Tersedia juga
berbagai jenis ikan goreng sebagai lauk. Hmmmm, rasanya benar-benar mantap! Anda bisa menikmatinya sambil lesehan dengan
pemandangan yang menghadap langsung ke arah Pantai Teleng Ria yang indah.

Jam Buka
Senin - Minggu: 08.00 AM - 05.00 PM

Harga 1 Porsi nasi tiwul + sayur kalakan hiu: Rp 10.000 (harga sewaktu-waktu dapat berubah)


Sejarah Kota Pacitan

February 11, 2010

Sebagian orang berpendapat asal nama Kabupaten Pacitan berasal dari kata Pacitan yang berarti camilan, sedap-sedapan, tambul,
yaitu makanan kecil yang tidak sampai mengenyangkan. Hal ini disebabkan daerah Pacitan merupakan daerah minus, sehingga untuk
memenuhi kebutuhan pangan warganya tidak sampai mengenyangkan; tidak cukup (pada masa pemerintahan Sultan Agung (1613-
1645) nama tersebut telah muncul dalam babat Momana).
Kota pacitan adalah sebuah kota yang berada di pulau jawa. Pacitan adalah sebuah kota yang berada di karesidenan madiun pada
abad ke XV di pacitan telah berkembang agama hindu dan Budha yang berkiblat kepada Kerajaaan Majapahit yang dipimpin oleh ki
ageng buwono keling yang bertempat tinggal di Jati Kecamatan Kebonagung (Drs. Ronggosaputro;1980)
Sedangkan islam dipacitan dibawa oleh Ki Ageng Petung (Kyai Siti Geseng) bersama Syeh Maulana Magribi dan Kyai Ampok Boyo
(Kyai Ageng Posong) dibantu Kyai Menaksopal dari Trenggalek.
Beberapa prasasti juga ditemukan prasasti jawa kuno yang memperkuat asumsi bahwa Ki Ageng Buwono Keling merupakan penguasa
di wengker kidul.
PRASASTI JAWA KUNO
JA PURA PURAKSARA ERESTHA
BHUWANA KELING ABHIYANA
JUWANA SIDDHIM SAMAGANAYA
BHIJNA TABHA MINIGVAZAH
RATNA KARA PRAMANANTU
Artinya : dahulu ada seorang pendekar ternama bernama buwono keling yang telah mencapai kesempurnaan, dalam ilmu kebathinan
dan kekebalan. Seorang guru diantara orang bijaksana dan beliau inilah yang menjadi perintis dan pemakrarsa daerah sekitarnya.
Negeri buwana Keling terletak di (Jati Kec. Kebonagung) ± 7 km dari ibukota Pacitan sekarang yang disebut daerah wengker kidul atau
daerah pesisir selatan.
Dan ketika dalam perang gerilya 1747-1749 (Perang Palihan Nagari (1746-1755) )melawan VOC Belanda, Pangeran Mangkubumi
mengalami kekalahan, beliau disertai 12 orang pengikutnya terus mundur keselatan sambil mencari dukungan orang sakti untuk
membantu perjuangan. Tanggal 25 Desember 1749 rombongan tersebut lemah lunglai, dan atas bantuan setroketipo beliau diberi
sebuah minuman yaitu buah pace yang telah direndam dengan legen buah kelapa, dan seketika itu juga kekuatan Pangeran
Mangkubumi pulih kembali. Daerah itu diingat dengan pace sapengetan dan dalam pembicaraan keseharian sering disingkat dengan
pace-tan lalu menjadilah sebuah nama kabupaten Pacitan (Drs. Ronggosaputro;1980)
Setelah Pangeran Mangkubumi menjadi Hamenku Buwono I beliau memenuhi janjinya kepada para pengikutnya yang ketika itu ikut
bergerilya. Setroketipo diangkat menjadi Bupati Pacitan ke-2 setelah sebelumnya dijabat oleh Raden Ngabehi Tumenggung Notoprojo .
Raden Ngabehi Tumenggung Notoprojo sebelumnya diangkat juga oleh Pangeran Mangkubumi pada tanggal 17 Januari 1750 setelah
beliau banyak membantu Pangeran Mangkubumi ketika bergerilya didaerah pacitan. Ketika itu Ngabehi Suromarto menjabat demang
Nanggungan dan ketika diangkat bupati bergelar Raden Ngabehi Tumenggung Notoprojo.
Nama-nama orang yang pernah menjabat Bupati Pacitan :
1745-1750 : R.T.Notopoero (Raden Ngabehi Tumenggung Notoprojo).
1750-1757 : R.T.Notopoero (Raden Ngabehi Tumenggung Notoprojo).
1757- : R.T.Soerjonegoro I
1757-1812 : R.T.Setrowidjojo I (Setroketipo)
1812- : R.T.Setrowidjojo II ((3 bulan) R.M Lantjoer)
1812-1826 : M.T.Djogokarjo I (Jayaniman)
1826- : M.T.Djogonegoro (Mas Sumadiwiryo)
1826-1850 : M.T.Djogokarjo II (Mas Karyodipuro)
1850-1864 : R.T. Djogokarjo III (Mas Purbohadikaryo)
1866-1879 : R.Adipati Martohadinegoro (Raden Mas Cokrodipuro)
1879-1906 : R.T Martohadiwinoto (Mas Ngabehi Martohadiwinata)
1906-1933 : R.Adipati Harjo Tjokronegoro I (R.T. Cokrohadijoyo)
1933-1937 : kosong (pemerintahan sehari-hari oleh Patih Raden Prawirohadiwiryo)
1937-1942 : R.T.Soerjo Hadijokro (bupati terakhir masa pemerintahan Belanda)
1943- : Soekardiman
1944-1945 : MR.Soesanto Tirtoprodjo
1945-1946 : R.Soewondo
1946-1948 : Hoetomo
1948-1950 : Soebekti Poesponoto
1950-1956 : R.Anggris Joedoediprodjo
1956-1960 : R. Soekijoen Sastro Hadisewojo(bupati)
1957-1958 : R.Broto Miseno (Kepala Daerah Swantara II)
1958-1960 : Ali Moertadlo (Kepala Daerah)
1960-1964 : R.Katamsi Pringgodigdo
1964-1969 : Tedjosumarta
1969-1980 : R.Moch Koesnan
1980-1985 : Imam Hanafi
1985-1990 : H.Mochtar Abdul Kadir
1990-1995 : H. Soedjito
1995-2000 : Sutjipto. Hs
2000-2005 : H. Soetrisno
2005- ……. : H. Sujono.
Letak geografis..
Kabupaten Pacitan terletak di Pantai Selatan Pulau Jawa dan berbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah dan daerah Istimewa
Yogyakarta merupakan pintu gerbang bagian barat dari Jawa Timur dengan kondisi fisik pegunungan kapur selatan yang membujur
dari gunung kidul ke Kabupaten Trenggalek menghadap ke Samudera Indonesia.
Kabupaten Pacitan mempunyai luas wilayah 1.389,87 Km2 atau 138.987,16 Ha yang kondisi alamnya sebagian besar terdiri dari bukit-
bukit yang mengelilingi kabupaten. Sedangkan wilayah kota Pacitan yang merupakan inti atau pusat pemerintahan berupa dataran
rendah. Selebihnya berupa daerah pantai yang memanjang dari sebelah barat sampai timur di bagian selatan.
Pacitan adalah kecamatan yang menjadi ibukota Kabupaten Pacitan, provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kota Pacitan adalah denyut nadi
pemerintahan dan perekonomian kabupaten pacitan secara keseluruhan. Lansekap kota Pacitan terletak di lembah, di tepi Teluk
Pacitan dan dialiri sungai Grindulu yang membentang dari wilayah selatan menuju pantai Teleng Ria.
Kabupaten Pacitan merupakan salah satu dari 38 Kabupaten di Propinsi Jawa Timur yang terletak di bagian Selatan barat daya.
Kabupaten Pacitan terletak di antara 1100 55′ – 1110 25′ Bujur timur dan 70 55′ – 80 17′ Lintang Selatan.
Dari aspek topografi menunjukkan bentang daratannya bervariasi dengan kemiringan sebagai berikut:

1. 0-2 % meliputi ± 4,36 dari luas wilayah merupakan tepi pantai.


2. 2-15 % meliputi ± 6,60 % dari luas wilayah baik untuk pertanian dan memperhatikan usaha pengawetan tanah dan air.
3. 15-40 % meliputi ± 25,87 dari luas wilayah sebaiknya untuk usaha tanaman tahunan.
4. 40 % keatas meliputi ± 63,17 % dari luas wilayah merupakan daerah yang harus difungsikan sebagai daerah penyangga
tanah dan air serta menjaga keseimbangan ekosistem di Kabupaten Pacitan.

Batas-batas Administrasi :
- sebelah Timur : Kabupaten Trenggalek
- sebelah Selatan : Samudera Indonesia
- sebelah Barat : Kabupaten Wonogiri ( Jawa Tengah )
- sebelah Utara : Kabupaten Ponorogo
Bila ditinjau dari struktur dan jenis tanah terdiri dari Assosiasi Litosol Mediteran Merah, Aluvial kelabu endapan liat, Litosol campuran
Tuf dengan Vulkan serta komplek Litosol Kemerahan yang ternyata di dalamnya banyak mengandung potensi bahan galian mineral.
Pacitan disamping merupakan daerah pegunungan yang terletak pada ujung timur Pegunungan Seribu, juga berada pada bagian
selatan Pulau Jawa dengan rentangan sekitar 80 km dan lebar 25 km. Tanah Pegunungan Seribu memiliki ciri khas yang tanahnya
didominasi oleh endapan gamping bercampur koral dari kala Milosen (dimulai sekitar 21.000.000 – 10.000.000 tahun silam). Endapan
itu kemudian mengalami pengangkatan pada kala Holosen, yaitu lapisan geologi yang paling muda dan paling singkat (sekitar 500.000
tahun silam – sekarang). Gejala-gejala kehidupan manusia muncul di permukaan bumi pada kala Plestosen, yaitu sekitar 1.000.000
tahun Sebelum Masehi.
Endapan-endapan itu kemudian tererosi oleh sungai maupun perembesan – perembesan air hingga membentuk suatu pemandangan
KARST yang meliputi ribuan bukit kecil. Ciri-ciri pegunungan karst ialah berupa bukit-bukit berbentuk kerucut atau setengah bulatan.
Bersamaan dengan kala geologis tersebut, yakni pada zaman kwarter awal telah muncul di muka bumi ini jenis manusia pertama :
Homo Sapiens, yang karena kelebihannya dalam menggunakan otak atau akal, secara berangsur-angsur kemudian menguasai alam
sebagaimana tampak dari tahap-tahap perkembangan sosial dan kebudayaan yaitu dari hidup mengembara (nomaden) sebagai
pengumpul makanan, menjadi setengah pengembara/menetap dengan kehidupan berburu, kemudian menetap dengan kehidupan
penghasil makanan. Adapun tingkat kebudayaannya yaitu dari zaman batu tua (Palaeolithicum), zaman batu madia (Messolithicum),
dan zaman batu muda (Neolithicum).
Obyek Pariwisata Kota Pacitan
Gua Gong
Goa Gong. Merupakan Goa yang mendapat predikat Goa terindah se – Asia Tenggara. Terletak di desa Bomo, Kecamatan Punung ini
menawarkan sejuta pesona keindahan stalaktit dan stalakmitnya. Kalau mau melihat salah satu lokasi keajaiban bawah tanah,
selayaknya kita melawat ke daerah Pacitan. Sebab di antara bukit-bukit gersangnya, ternyata tersimpan gua-gua eksotisme bawah
tanah batuan gamping. Yang hanya akan meninggalkan jejak keindahan bagi mata yang pernah memandangnya. Deretan bukit batuan
gamping menghiasi sepanjang kiri-kanan jalan. Jalan yang berkelok indah di sisi pinggir bukit membuat lintasan paralel menyusur di
antara kehijauan pohon jati. Angin segar menerpa, di atas aspal baru. Mengantarkan kaki menuju parkiran wisata gua Gong, di
Kabupaten Punung, Pacitan Jawa Timur.
Di sepanjang perjalanan menuju mulut gua, deretan kios pedagang makanan masih tertutup rapat. Mungkin karena saya datang bukan
saat akhir minggu, jadi deretan kios ini terlihat menutup diri saja. Lagipula, memang tak banyak pengunjung yang datang saat itu.
Hanya terlihat sekelompok pria dewasa, yang sepertinya hanya ingin melewati rasa penasarannya saja untuk melihat isi perut bumi di
daerah desa Bomo ini.
Memasuki lorong pertama di gua ini, sudah terasa keindahan mulai memijar. Deretan straw (ornamen berbentuk seperti sedotan)
berebut memenuhi langit-langit gua. Sebuah ungkapan selamat datang yang mahaindah bagi yang mengerti. Karena deretan straw
tersebut bisa berarti sinyal pemberitahuan, mengenai lebatnya ornamen lain di dalamnya.
Benar saja, setelah melewati lorong straw, langsung mata ini disergap oleh puluhan bahkan ratusan ornamen gua yang berbeda tiap
bentuknya. Teramat banyak saya kira, lebih banyak dari sekumpulan ornamen gua yang pernah saya lihat di gua-gua lainnya di tanah
Jawa ini. Semua penuh memadati lorong menurun gua, menghiasi tiap meter sisi tangga. Menjadi hiasan yang tak terukur nilainya,
karena tiap ornamen bisa jadi berumur ratusan tahun lamanya.
Saking banyaknya ornamen yang ada di dalam gua tersebut, sampai sulit rasanya menyebutkan satu per satu di sini. Yang paling saya
ingat mungkin sekumpulan gourdyn raksasa, yang dipenuhi bintik mutiara di dalamnya. Titik-titik kecil tersebut seperti ribuan kunang-
kunang saja layaknya. Suasana gua yang temaram makin menambah eksotis ribuan titik mutiara itu. Memenuhi tiap jengkal mata
memandang, dan bila memejamkan mata, rasanya masih tertinggal ribuan titik mutiara tersebut memenuhi benak kepala.
Perjalanan masih terus memasuki lorong-lorong. Menembus di antara stalagmit dan stalagtit. Membentuk tiang-tiang tinggi penyangga
lorong, mengukuhkan keberadaan mereka di sana. Diselang-selingi dengan tirai tipis batuan, menimbulkan kekaguman saat mencoba
mengetuknya. Terdengar suara berdengung, yang menggema di seantero lorong. Rupanya inilah sebab mengapa gua ini disebut
Gong. Karena tiap kita memukul bagian ornamen di dalamnya, akan terdengar suara berdegung, mirip suara yang dihasilkan gong
gamelan kesenian khas Jawa.
Hingga akhirnya saya keluar dari lorong-lorong berhawa panas tersebut, masih terasa sentuhan pada mata dan kuping ini. Menembus
liang pemikiran dan berbayang terus, bahkan sampai es degan (kelapa) melewati kerongkongan. Baru tersadar bahwa keindahan gua
tersebut benar-benar sebuah anugerah dari kuasa, yang diberikan untuk mempercantik kawasan keras gamping tersebut.
(SH/str-sulung prasetyo)
(Copyright© Sinar Harapan 2003http://www.sinarharapan.co.id/feature/wisata/2004/1223/wis01.html)
Nasi Tiwul
Sambel trasi dengan lalapan daun kemangi, kemudian dicampur dengan lauk lele goreng, dengan satu porsi nasi tiwul. Nasi yang
sudah jarang sekali dinikmati oleh masyarakat Pacitan ini adalah merupakan maskan khas daerah pacitan sejak dulu. Nasi Tiwul
adalah hasil olahan dari tepung ubi kayu (cassava) melalui proses tradisional, yaitu tepung cassava ditambahkan air hingga basah dan
dibentuk butiran-butiran yang seragam dengan ukuran sebesar biji kacang hijau dan dikukus selama 20-30 menit.
Tiwul adalah makanan pokok sebagai pengganti beras yang berasal dari singkong. Disaat musim kemarau, berbondong-bondong
petani menanam singkong, hal ini dikarenakan tanah mereka sulit untuk mendapatkan air disaat musim tersebut. Daripada tanah
dibiarkan kosong mlompong, lebih bermanfaat ketika mereka menanaminya dengan ketela. Setelah ketela dipanen, umur sekitar 60
sampai 90 hari, kulit ketela dikupas. setelah itu dikeringkan. Jadilah gaplek yang bisa disimpan sampai berbulan bulan. Para petani
tidak akan khawatir jika kemarau panjang melanda selama mereka masih meyimpan gaplek dirumahnya. dari gaplek itulah dijadikan
tiwul. Memang kandungan kalori tiwul masih tidak bisa menandingi beras, namun cukup memenuhi sebagai bahan makanan pengganti
beras. Konon nasi tiwul bisa mencegah penyakit maag, perut keroncongan dan lain sbg-nya. Cita rasa gaplek sangat khas dan unik.
Pemandian Air Panas Tirta Husada
Alami, Indah, Mempesona. Itulah kata – kata yang dapat mengungkapkan keindahan pesona wisata di Kabupaten Pacitan, terutama
keindahan wisata alamnya. Dari ujung perbatasan di Ponorogo, kita akan mulai melihat keindahan pemandangan alam itu dari sungai
Grindulu yang membentang dari Kecamatan Tegalombo sampai ke pacitan. Kemudian berlanjut ke Kecamatan Arjosari, kita akan
melihat dan merasakan dahsyatnya Pemandian air panas yang mampu menyembuhkan penyakit kulit ini. Pemandian Air Panas Tirta
Husada ini merupakan salah satu objek wisata alam sekaligus berfungsi untuk terapi penyembuhan berbagai penyakit kulit. Objek
wisata ini terletak di Kecamatan Arjosari, di dekat Pondok Pesantren Tremas.
Pantai Teleng Ria Pacitan
Kemudian berlanjut dan bertutut – turut, kita akan melihat pemandangan luar biaa dari Pantai – Pantai yang ada di Pacitan. Mulai dari
Pantai Teleng Ria Pacitan, yang merupakan Pantai sekaligus pusat perekonomian warga sekitar Teleng Ria yang memanfaatkannya
untuk menggali Potensi Lautnya. Selain itu Pantai Teleng Ria juga dijadikan tempat untuk arena olahraga (Surfing, Balap Motor)
Pantai Srau
Kemudian adalah Pantai Srau, yang berada di Desa Srau Kec.Pringkuku Kab.Pacitan. Perjalanan ke pantai ini ditempuh sekitar satu
jam melalui sebuah jalan yang berliku masuk ke hutan jati dan rumah pedesaan. Pantai ini terkenal dengan keindahan Batu Karangnya
yang mempesona.
Pantai Watu Karung
Pantai selanjutnya adalah Pantai Watu Karung. Pantai yang terletak di desa Watukarung, Kecamatan Pringkuku ini adalah pusatnya
para nelayan mencari ikan. Nelayan – nelayan dengan perahu tradisional banyak ditemui disini. Begitu air surut, kita bisa berjalan
ketengah lautan sampai pinggir palung lho. kira-kira 50 meter-an dari garis pantai normal, namun kita juga perlu waspada adanya tidal
wave (atau ombak kejut) lewat. Masih banyak pantai – pantai yang lain, seperti Pantai Klayar yang menawarkan keindahan batu
karangnya,Pantai Buyutan, Kali Uluh, dan sederet nama – nama objek wisata lainnya yang mempesona. Selamat datang di Pacitan,
Kota Pariwisata.
Monumen Jenderal Sudirman. Terletak di desa Pakisbaru, Kecamatan Nawangan ini adalah wisata sejarah sebagai simbol perang
Gerilya oleh Jenderal Sudirman. Monumen ini pada Tahun 2009 telah diresmikan oleh Presiden SBY.
Sungai Grindulu. Sungai terpanjang di Kabupaten pacitan yang berasal dari Gunung Wilis ini adalah sungai yang membentang dari
Desa Gemaharjo, Desa Krajan, Desa Ngreco, desa Gedangan, Desa Kebondalem (Kecamatan Tegalombo), Desa Mangunharjo di
Arjosari, dan beberapa Desa di Kecamatan Pacitan.
Kerajinan Batu Akik
Kerajinan Batu Akik. Batu akik dibuat dari bahan baku seperti Jasper, Fosil Kayu, Kalsedon, dan Pasir Kwarsa, yang banyak dijumpai di
sekitar sentra industri kecil batu akik di beberapa desa Kecamatan Donorojo.
Entry filed under: sejarah. Tags: .

You might also like