You are on page 1of 168

152

TUGAS AKHIR PROGRAM MAGISTER (TAPM)

PENGARUH SIKAP INOVATIF


DAN MOTIF BERPRESTASI TERHADAP PRESTASI KERJA
GURU SMP NEGERI KOTA SIBOLGA

TAPM diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Magister Manajemen

DISUSUN OLEH :
KAMARUDDIN GULTOM
NIM : 014282451

PROGRAM PASCA SARJANA


UNIVERSITAS TERBUKA
JAKARTA
2008
153

UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM PASCA SARJANA
MAGISTER MANAJEMEN

PERNYATAAN

TAPM yang berjudul Pengaruh Sikap Inovatif Dan Motif Berprestasi Terhadap

Prestasi Kerja Guru SMP Negeri Kota Sibolga adalah hasil karya saya sendiri, dan

seluruh sumber yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan adanya penjiplakan (plagiat),

maka saya bersedia menerima sanksi akademik

Jakarta, 21 Desember 2008

Yang menyatakan

KAMARUDDIN GULTOM
NIM : 014282451
154

ABSTRAK

Kamaruddin Gultom. Pengaruh Sikap Inovatif dan Motif Berprestasi


Terhadap Prestasi Kerja Guru SMP Negeri Kota Sibolga. Program Pasca
Sarjana Universitas Terbuka Jakarta. Desember 2008.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh sikap


inovatif dan motif berprestasi terhadap prestasi kerja guru SMP negeri kota Sibolga.
Untuk menjawab permasalahan penelitian, ada tiga hipotesis yang diajukan yakni
pertama sikap inovatif berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja guru. Kedua
motif berprestasi berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja guru. Ketiga sikap
inovatif dan motif berprestasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
prestasi kerja guru.
Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory yang bertujuan menganalisis
pengaruh antara variabel independen sikap inovatif dan motif berprestasi terhadap
variabel dependen prestasi kerja guru SMP negeri kota Sibolga.
Data dikumpulkan dari 68 orang responden yang ditetapkan dengan teknik
stratified proporsional random sampling dari 234 populasi. Instrumen penelitian
adalah kuesioner/angket dengan analisis uji coba instrumen untuk melihat validitas
dan reliabilitas instrumen. Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas ditetapkan
butir pernyataan untuk variabel sikap inovatif dari 21 butir pernyataan gugur 2 butir
menjadi 19 butir. Untuk variabel motif berprestasi dari 15 butir pernyataan gugur 6
butir menjadi 9 butir pernyataan sementara untuk variabel prestasi kerja dari 23 butir
pernyataan gugur 1 menjadi 22 butir pernyataan. Untuk analisis data terlebih dahulu
dilakukan uji persyaratan analisis antara lain uji asumsi sebaran variabel devendent Y
dengan teknik uji Kolmogorof-Smirnov, uji multikolonieritas, uji heteroskedastisitas
kemudian dilakukan analisis data penelitian dengan teknik analisis regresi berganda
dengan bantuan program komputer Statistical Package for the Social Sciences (SPSS
16,0).
Hasil analisis menunjukkan secara parsial baik sikap inovatif maupun motif
berprestasi berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja. Demikian juga secara
bersama-sama sikap inovatif dan motif berprestasi berpengaruh signifikan terhadap
prestasi kerja guru SMP negeri kota Sibolga dengan sumbangan determinasi sebesar
51,1% dengan persamaan regresi yaitu Y = 23,248 + 0,549 X1 + 0,344 X2 + ℮.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi sikap
inovatif dan motif berprestasi maka semakin tinggi pula prestasi kerja guru SMP
negeri kota Sibolga. Ini menunjukkan bahwa kedua variabel sikap inovatif dan motif
berprestasi dapat menjadi prediktor yang baik dalam peningkatan prestasi kerja guru.

i
155

ABSTRACT

Kamaruddin Gultom. The Effect of Innovating Attitude and Accomplishing


Motive Toward Sibolga’s State Junior High School Teachers’ Job
Accomplishment. Postgraduate Study Program of Jakarta Open University.
December 2008.

This research was aimed at learning whether or not there is effect of innovating
attitude and accomplishing motive on job accomplishment of Sibolga’s state junior
high school teachers. To satisfy the research problems three hypothesis were
proposed. They were : first, innovating attitude significantly affected teachers’ job
accomplishment ; second, accomplishment motive significantly affected teachers’ job
accomplishment ; third, innovating attitude and accomplishing motive simultenously
and significantly affect teachers; job accomplishment.
Research type applied was explanatory intending to analyze the effect of
innovating attitude and accomplishing motive independent variable toward Sibolga’s
state junior high school teachers dependent variable.
Data were collected from 68 respondents concluded by means of stratified
proportional random sapling technique out of 234 population. Research instruments
were questonaires / forms with instrument try out analysis to verify the validity and
reliability of the instruments. Based on the result of the validity and reliability
evaluation, for innovating attitude variable, an item of statement of conclusion
prevailed that 2 out of 21 items were failed to make 19 items retained. For
accomplishing motive variable, out of 15 statement items, 6 items were failed and 9
did retain, while for job accomplisihment, 1 out of 23 was failed and 22 items of
statement retained. To analyze data, requirement assessment analysis such as
dependent variable even assumption of Y by applying Kolmogorof-Smirnov
assessment technique, multicoloniery assessment, heterocedasity assessment
continued with research data analysis by means of multiple regression analysis aided
by computer program Statistical Package for the Social Sciences ( SPSS 16,0 ) were
conducted in advance.
The result of the analysis revealed partially that both innovating attitude and
accomplishing motive significantly affected job accomplishment, simultenously,
innovating attitude and accomplishing motive significantly affected job
accomplishment of Sibolga’s state junior high school teachers with 51,1 % of
determination contribution and regression equity of Y = 23,248 + 0,549 X1 + 0,344
X2 + e.
Referring to the above explanation, it can be stated that higher the innovating
attitude and accomplishing motive can be appropriate predictors on the improvement
of teachers’ job accomplishment.

ii
156

UNIVERSITAS TERBUKA
PROGRAM PASCA SARJANA
MAGISTER MANAJEMEN

PENGESAHAN

Nama : KAMARUDDIN GULTOM


NIM : 014282451
Program Studi : Magister Manajemen
Judul Penelitian : Pengaruh Sikap Inovatif dan Motif Berprestasi Terhadap
Prestasi Kerja Guru SMP Negeri Kota Sibolga.

Telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Penguji Tesis Program Pasca Sarjana,
Program Studi Magister Manajemen Universitas Terbuka pada :

Hari, Tanggal : Minggu, 21 Desember 2008


Waktu : 11.00 – 13.00 wib

Dan telah dinyatakan LULUS

PANITIA PENGUJI TESIS

1. Ketua Komisi Penguji

Prof. Dr. H. Udin S. Winataputra, MA. ...............................................

2. Penguji Ahli

Dr. Chairy ................................................

3. Pembimbing I

Dr. Elisabeth Siahaan, M.Ec. ...............................................

4. Pembimbing II

Dr. Prihatin Lumbanraja, M.Si. ................................................

iii
157

LEMBAR PERSETUJUAN TAPM

Judul TAPM : Pengaruh Sikap Inovatif Dan Motif Berprestasi


Terhadap Prestasi Kerja Guru SMP Negeri Kota Sibolga

Penyusun TAPM : KAMARUDDIN GULTOM


NIM : 014282451
Program Studi : Magister Manajemen
Hari, Tanggal : Jumat, 12 Desember 2008.

Menyetujui :

Pembimbing II Pembimbing I

Dr. Prihatin Lumbanraja SE. MSi Dr. Elisabeth Siahaan SE. Mec.
NIP : NIP :

Mengetahui :
Direktur Program Pascasarjana

Prof. Dr. Udin S.Winataputra, M.A


NIP. 130367151

iv
158

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih atas

segala berkat rahmat dan karuniaNya diberikan kepada penulis sehingga Tugas Akhir

Program Magister (TAPM) ini dapat selesai tepat pada waktunya sebagai salah satu

syarat untuk menyelesaikan Program Pasca sarjana Magister manajemen di

Universitas Terbuka Jakarta.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada guru, kepala

sekolah maupun pengambil kebijakan di pemerintahan khususnya dinas pendidikan

kota Sibolga tentang pentingnya sikap inovatif dan motif berprestasi untuk

meningkatkan prestasi kerja guru.

Terwujudnya TAPM ini tidak terlepas dari partisipasi berbagai pihak yang telah

memberikan bantuan moril maupun materil. Untuk itu pada kesempatan ini penulis

menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya

kepada:

1. Prof. Dr. Udin S.Winataputra, M.A, selaku Direktur Program Pasca Sarjana

Universitas Terbuka, beserta staf.

2. Prof. Dr. Urip Harahap, Apt dan Dr. Asnah Said, M.Pd, selaku Kepala UPBJJ

Medan, seluruh staf dan dosen pengampu mata kuliah Magister Manajemen

Universitas Terbuka (UT).

3. Drs. CB. Supartomo SE, M.Si, selaku Ketua Program Magister Manajemen

v
159

4. Dr. Chairy, selaku Dosen penguji Ahli dari Universitas Indonesia Jakarta

5. Dr. Elisabeth Siahaan, MEc. selaku Dosen Pembimbing I

6. Dr. Prihatin Lumbanraja, Msi. selaku Dosen Pembimibing II

7. Drs. Sahat P. Panggabean MM. walikota Sibolga yang telah memberi ijin

belajar.

8. Kepala Dinas Pendidikan dan seluruh kepala SMP negeri kota Sibolga, yang

telah memberi ijin tempat penelitian.

9. Rekan-rekan mahasiswa, rekan kerja dinas pendidikan kota Sibolga yang

memberi dorongan kepada penulis agar tetap bersemangat.

10. Ibunda terkasih Nonna Silaban dan Bapak Mertua St. P. Silitonga serta Ibu

mertua Erlina Situmeang atas Doa restunya.

11. Istimewa kepada istriku tercinta Julianny Silitonga SP. dan anak-anaku tersayang

Wahyu Ruli Verawati, Xander Gorga, Zogi Tri dan Cledwin Gultom yang selalu

setia membantu dalam doa dan memberi motivasi yang sangat berharga dan

dengan ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya atas kurangnya perhatian

terhadap keluarga selama menyelesaikan pendidikan.

Penulis menyadari bahwa TAPM ini tidaklah sempurna, oleh karena itu sangat

diharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaannya. Semoga penelitian ini

bermanfaat bagi pembaca sekalian, Tuhan memberkati.

Jakarta, Desember 2008


Penulis

Kamaruddin Gultom
vi
160

DAFTAR ISI

Halaman

Abstrak . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i

Lembar Pengesahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iii

Lembar Persetujuan TAPM. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . iv

Kata Pengantar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . v

Daftar Isi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . vii

Daftar Tabel . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xi

Daftar Gambar . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xiii

Daftar Lampiran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . xiv

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah................................................................ 1
B. Perumusan Masalah...................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 10
E. Kegunaan Penelitian..................................................................... 10

BAB II KERANGKA TEORITIK

A. Kajian Teori............................................................................... 12
1. Pengertian Sikap............................................................. 12
2. Karakteristik Sikap......................................................... 13
3. Komponen Sikap............................................................ 13
4. Pengertian Inovasi.......................................................... 14
5. Sikap Inovatif.................................................................. 16

vii
161

6. Faktor – faktor yang mempengaruhi Inovasi................... 19

a. Karakteristik Inovasi………………………………… 20

1). Keunggulan relatif (relative advantage)……….. 20

2). Kompatibilitas (compatibility)……………………. 20

3). Kerumitan (complexity)……………………….... 20

4). Kemampuan diuji cobakan (trialability)…………. 20

5). Kemampuan diamati (observability)……………. 21

b. Saluran Komunikasi………………………………... 21

c. Karakteristik Sistem Sosial………………………… 22

7. Pengertian dan Jenis Motif…………………………….. 25

8. Fungsi Motif…………………………………………… 26

9. Motif Berprestasi………………………………………. 27

10. Prestasi Kerja…………………………………………... 29

B. Kerangka Berpikir……………………………………………. 36

1. Pengaruh Sikap Inovatif Terhadap Prestasi Kerja Guru....... 36


2 Pengaruh Motif Berprestasi Terhadap Prestasi Kerja
Guru....................................................................................... 39
3. Maping Penelitian Terdahulu................................................ 41
4. Pengaruh Sikap Inovatif dan Motif Berprestasi terhadap
Prestasi Kerja Guru………………………………………... 43

5. Hipotesis Penelitian............................................................... 46
C. Definisi Konsep dan Operasional……………………………… 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 49


A. Desain Penelitian................................................................. 49
viii
162

B. Populasi dan Sampel........................................................... 50


1. Populasi Penelitian…………………………………….. 50
2. Sampel Penelitian……………………………………... 50
C. Instrumen Penelitian.......................................................... 56

1. Uji Coba Instrumen........................................................ 59

2. Penentuan Responden Uji Coba..................................... 60

3. Pelaksanaan uji Coba Angket........................................ 60

4. Analisis Uji Coba........................................................... 61

a). Analisis Validitas................................................... 61

b). Uji Reliabilitas....................................................... 62

5. Hasil Uji Coba Instrumen.............................................. 62

D. Prosedur Pengumpulan Data……………………………. 63


E. Metode Analisa Data......................................................... 63
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN 67
A. Hasil Penelitian.................................................................. 67
1. Gambaran Umum Sekolah Menengah Pertama ( SMP )
Negeri Kota Sibolga........................................................ 67
2. Gambaran Umum Responden Penelitian……………. 68
a. Karakteristik Responden Berdasarkan 68
Jenis Kelamin……………………………………. 68
b. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur……… 69
c. Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan………………………………………… 69
d. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja 70
e. Karakteristik Responden Berdasarkan
Tingkatan Golongan……………………………… 71

ix
163

B. Deskripsi Data Penelitian…………………………………... 72


C. Klasifikasi skor Data Setiap Variabel……………………… 73
1. Klasifikasi skor data variabel sikap inovasi (X1)………. 73
2. Klasifikasi skor data variabel motif berprestasi (X2)… 74
3. Klasifikasi skor data variabel prestasi kerja guru (Y)… 75
D. Pengujian Persyaratan Analisis…………………………… 76
E. Pengujian Asumsi Analisis Regresi………………………. 79
a. Uji Multikolonieritas…………………………………. 79
b. Uji heteroskedastisitas……………………………….. 80
c. Uji Normalitas Sisaan……………………………….. 81
F. Analisis Regresi................................................................. 83
G. Pengujian Hipotesis……………………………………… 88
a. Pengaruh Sikap Inovatif terhadap Prestasi Kerja……… 89
b. Pengaruh Motif Berprestasi Terhadap
Prestasi Kerja Guru…………………………………… 90
c. Pengaruh Sikap Inovatif dan Motif Berprestasi
Terhadap Prestasi Kerja Guru………………………… 90
H. Pembahasan Hasil Penelitian…………………………… 90
I. Keterbatasan Penelitian…………………………………. 96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 98
A. Kesimpulan………………………………………………. 98
B. Saran……………………………………………………… 99

DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 101

x
164

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Persentase Kelulusan dan Nilai Rata-rata

Siswa SMP kota Sibolga 8

Tabel 2.1 Maping Penelitian Terdahulu 42

Tabel 2.2 Defenisi Konsep dan Operasional 47

Tabel 3.1 Distribusi Populasi Setiap Sekolah 50

Tabel 3.2 Distribusi Populasi Berdasarkan Strata 51

Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Sampel 54

Tabel 3.4 Jumlah Sampel Setiap Strata 55

Tabel 3.5 Jumlah Sampel Setiap Unit SMP negeri kota Sibolga 56

Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Sikap Inovatif 57

Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Motif Berprestasi 58

Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Prestasi Kerja 59

Tabel 3.9 Hasil Uji validitas dan Reliabilitas pada Instrumen Penelitian 62

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin 68

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 69

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat pendidikan 70

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja 71

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Golongan 71

xi
165

Tabel 4.6 Distribusi Data Sikap Inovasi, Motif Berprestasi, dan

Prestasi Kerja 72

Tabel 4.7 Klasifikasi skor Data Sikap Inovatif 73

Tabel 4.8 Klasifikasi skor Data Motif Berprestasi 74

Tabel 4.9 Klasifikasi skor Data Prestasi Kerja 75

Tabel 4.10 One- Sample Kolmogrove Smirnov Test pada variabel

Prestasi kerja 77

Tabel 4.11 Hasil Uji Koefisien 78

Tabel 4.12 Analisis Ragam ( Analisis of varians/Anova) 81

Tabel 4.13 Model Summery 84

Tabel 4.14 One Sample Kolmogrove Smirnov Test 88

xii
166

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Penilaian Prestasi Kerja 32

Gambar 2.2 Paradigma Pengaruh variabel X terhadap Y 45

Gambar 4.1 Histogram Variabel Prestasi Kerja 78

Gambar 4.2 Diagram Pencar Kelayakan Model Ragresi 80

Gambar 4.3 Histogram Normalitas Data 82

Gambar 4.4 Sebaran Data Untuk Uji Normalitas 83

xiii
167

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Uji Validitas dan Reliabilitas Intrumen . . . . . . . . . . . . . . . . . 105

Lampiran 2. Kuesioner/Angket Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 117

Lampiran 3 Data Penelitian Variabel Independen(X1 dan X2) serta

Variabel Dependen (Y) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 137

Lampiran 4 Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov (K-S). . . . . . . . . . . . . 145

Lampiran 5 Analisis Regresi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 147

Lampiran 6 Uji Asumsi Klasik (Uji Multikolonieritas) . . . . . . . . . . . . . . . 148

Lampiran 7 Uji Heteroskedastisitas . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 149

Lampiran 8 Uji Normalitas Residual (Sisaan) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 150

Lampiran 9 Surat Ijin Pengumpulan Data . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 152

xiv
168
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bangsa Indonesia kini berada di abad 21, merupakan abad yang penuh tantangan

dan persaingan kompetitif sehingga menuntut masyarakat memiliki kualitas sumber

daya manusia yang tangguh, terampil dan berwawasan keunggulan. Para ahli

berpendapat bahwa sumber daya manusia (human resources) merupakan determinan

kemajuan suatu bangsa. Bangsa yang ingin memenangkan persaingan atau kompetisi

harus meningkatkan mutu sumber daya manusia. Fatah (1998), Tilaar (2002)

mengatakan bahwa dibutuhkan SDM yang berkualitas di era reformasi yang

merupakan produk dari Sistem Pendidikan Nasional yang pada dasarnya merupakan

tanggung jawab Departemen Pendidikan Nasional.

Sekolah sebagai institusi (lembaga) pendidikan merupakan wadah tempat proses

pembelajaran dilakukan. Dalam kegiatannya sekolah bukan hanya sekedar tempat

berkumpul guru dan murid, melainkan berada dalam satu tatanan organisasi yang

saling berkaitan. Oleh karena itu sekolah dipandang sebagai suatu organisasi yang

membutuhkan pengelolaan. Lebih dari itu, kegiatan inti organisasi sekolah adalah

mengelola sumber daya manusia ( SDM ) yang diharapkan menghasilkan lulusan

berkualitas sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat.

Proses pendidikan dan pengajaran di sekolah dapat berhasil apabila

operasionalisasi sekolah didasarkan pada landasan formal berupa undang-undang

pendidikan yang dibantu oleh sarana prasarana yang memadai, serta dimotori

oleh tenaga kependidikan yang professional dan bertanggung jawab. Salah satu

1
2

unsur tenaga kependidikan yang mempunyai peranan dan tanggung jawab besar

dalam pencapaian tujuan pendidikan tersebut adalah guru.

Berdasarkan hasil penelitian pada dunia pendidikan bahwa salah satu faktor

dominan yang menentukan tingkat keberhasilan anak didik dalam melakukan proses

transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta internalisasi etika dan moral

ditentukan oleh guru sebesar 34%, pengelola (kepemimpinan kepala sekolah) 22%,

sarana fisik 26%,dan waktu belajar 18% (Fatah, 1998). Sementara Saman (1994)

mengatakan bahwa peranan guru dalam pendidikan (pengajaran) merupakan ujung

tombak bahkan bersifat menentukan.

Peranan guru bersifat multidimensional karena peran guru beraneka ragam, yaitu

guru sebagai pendidik atau orang tua, pengajar, pemimpin atau manajer, produsen

atau pelayan, pembimbing atau fasilitator, motivator atau stimulator, peneliti atau

narasumber. Guru menempati posisi penting dalam upaya memenuhi kebutuhan

tenaga-tenaga pembangunan nasional ke depan serta menciptakan sumber daya

manusia yang berkualitas dan dapat membawa negara kepada kemajuan.

Dalam menghadapi situasi pendidikan yang multikultural, dituntut prestasi kerja

yang tinggi dari setiap guru, sebab peran guru tidak cukup hanya sebagai pendidik,

pengajar dan pembimbing, melainkan diperlukan peran guru sebagai pelayan,

fasilitator dan nara sumber. Prestasi kerja guru yang tinggi mendorong tercapainya

tujuan pendidikan yang berkualitas. Menurut Irawan (1997) prestasi kerja merupakan

kecakapan atau kemampuan pegawai dalam melaksanakan suatu tugas atau

pekerjaan yang diberikan, penampilan atau perilaku dalam melaksanakan tugas,


3

sikap, cara yang digunakan dalam melaksanakan tugas, ketegaran jasmani dalam

menjalankan tugas.

Banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi kerja guru. Oleh karena

itu perlu diketahui lebih lanjut faktor apa saja yang diperkirakan dapat meningkatkan

prestasi kerja guru, sehingga proses pencapaian tujuan pendidikan dapat berjalan

dengan baik dan dapat memberikan hasil yang memuaskan.

Masalah yang berkaitan dengan prestasi kerja guru pada era terakhir ini

diidentifikasi beberapa hal antara lain: kemampuan intelektual guru dirasakan masih

kurang, sikap inovatif guru belum optimal, motif berprestasi guru baik motif internal

maupun motif eksternal belum maksimal, penguasaan guru terhadap materi pelajaran

yang akan diajarkan sangat kurang, menerapkan metode-metode pembelajaran

terhadap siswa kurang aspiratif dan belum mengikuti metode-metode baru,

penguasaan guru terhadap pengembangan tugas-tugasnya masih kurang. Guru belum

mampu menerima dan menerapkan berbagai informasi baru dengan optimal.

Berkaitan juga prestasi kerja guru dengan pembinaan kepala sekolah misalnya

dengan cara melaksanakan observasi kelas, memonitoring, mengevaluasi kinerja guru

belum dilaksanakan kepala sekolah secara baik dan benar. Kepala sekolah dengan

beban kerja yang cukup banyak sering melupakan tugas pokoknya sebagai supervisor

dan motivator terhadap guru. Jika tugas kepala sekolah untuk memonitoring,

mengobservasi guru dilaksanakan dengan baik dan benar sangat memungkinkan bagi

kepala sekolah untuk memahami dan dapat memberikan solusi terhadap kesulitan

atau masalah yang dihadapi guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya.


4

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi kerja tersebut di atas dirasakan

bahwa sikap inovatif dan motif berprestasi guru saat sekarang ini masih sangat

kurang yang mengakibatkan prestasi kerja guru menurun yang pada akhirnya

mengakibatkan mutu pendidikan rendah.

Atkitson, dkk (1993) mengatakan motivasi adalah membicarakan faktor-faktor

yang memberi energi dan arah pada perilaku manusia. Siagian (1989), menganggap

motivasi sebagai daya pendorong yang mengakibatkan seseorang mau menggerakkan

semua kemampuan, tenaga dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai bentuk

kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi.

Teori motivasi kebutuhan dikemukakan oleh Maslow (1994), yaitu: (1)

pshycological need atau kebutuhan fisik; (2) safety and security need atau kebutuhan

keselamatan dan perlindungan; (3) belongingness, social and love need atau

kebutuhan sosial mencakup cinta dan kasih sayang maupun kerjasama; (4) estern

need atau kebutuhan penghargaan; (5) self actualization need atau kebutuhan akan

aktualisasi diri dalam hal ini mencakup juga kebutuhan untuk berprestasi.

Menurut Mc Clelland dalam Irawan, Suciati dan Wardani (1997) kebutuhan

pribadi mencakup tiga hal yaitu kebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan berkuasa dan

kebutuhan berafiliasi. Kebutuhan berprestasi menjadikan seseorang berusaha lebih

baik dari pada orang lain. Dorongan kebutuhan berprestasi membuat seseorang

menjadi pribadi yang berhasil dan bertanggung jawab atas tugas-tugas yang

dipercayakan kepadanya. Dalam kaitannya dengan prestasi kerja guru maka ketiga

motivasi itu yang terbaik untuk mendukung prestasi kerja guru adalah motivasi

berprestasi atau motif berprestasi.


5

Motif berprestasi setiap orang berubah-ubah mengalami peningkatan ataupun

penurunan. Perubahan terjadi akibat proses interaksi dan komunikasi secara intens

dengan lingkungan. Motif berprestasi juga merupakan hasil belajar individu yang

diperoleh melalui pengalaman emosional terutama berkaitan dengan usaha untuk

menghasilkan sesuatu secara sempurna.

Dari berbagai pendapat di atas mengisyaratkan bahwa motivasi atau dapat disebut

motif berprestasi penting dan bermanfaat sebagai dorongan dari dalam diri seseorang

merupakan kebutuhan pada level paling tinggi, berubah-ubah mengalami peningkatan

atau penurunan, sebagai hasil belajar yang bermuara pada usaha meningkatkan atau

minimal mempertahankan prestasi kerjanya semaksimal mungkin.

Berdasarkan pengamatan bahwa fenomena motif berprestasi guru SMP negeri

kota Sibolga tergambar dari kurangnya minat guru untuk mengikuti lomba guru

berprestasi tingkat kota sibolga setiap tahunnya. Data pada bidang pendidik dan

tenaga kependidikan menunjukkan terjadinya penurunan jumlah peminat peserta

lomba selama tiga tahun berturut-turut (2005 sd 2007). Menurut keterangan panitia

yang menjadi alasan guru adalah karena sebagian besar guru masih enggan menyusun

karya ilmiah sebagai satu persyaratan lomba guru berprestasi tingkat kota maupun

tingkat provinsi.

Ahli pendidikan Surakhmat (1981) mengatakan bahwa disiplin kerja pendidik

sangat rendah, dan ketertutupan mental pendidik untuk menerima hal hal baru

(inovasi) merupakan masalah yang sangat penting untuk dicermati.

Sikap inovatif itu sendiri merupakan sikap dari seseorang yang memiliki

kepribadian kreatif dan dinamis. Kreatif adalah proses pengembangan prespektif,


6

alami, inovatif dan imajinatif pada berbagai kondisi dan situasi yang terjadi. Dengan

sikap ini guru akan termotivasi memacu dirinya berimprovisasi dalam pembaharuan

ilmu pengetahuan dan teknologi serta mendorongnya untuk tidak mudah puas dengan

hasil kerja yang telah dicapainya, melainkan akan terus mamacu dirinya untuk lebih

produktif sehingga menghasilkan prestasi kerja yang maksimal.

Berdasarkan laporan hasil supervisi pengawas sekolah yang berkedudukan di

dinas pendidikan kota Sibolga ditemukan bahwa secara administrasi masih banyak

diantara guru yang belum melengkapi perangkat pembelajaran. Secara umum guru

masih menggunakan metode pembelajaran lama yakni guru lebih banyak

mendominasi waktu dari pada siswa pada hal tuntutan kurikulum sekarang ini siswa

lebih banyak mendominasi waktu dalam proses KBM. Idealnya guru sebagai

motivator dan fasilitator sesuai tuntutan kurikulum yang ditetapkan pemerintah saat

ini yakni CTL (Contextual, Teaching and Learning)

Dari waktu ke waktu masalah prestasi kerja guru sering diperbincangkan

masyarakat luas. Kenyataan membuktikan banyak kritikan dilontarkan terhadap guru.

Menurut data penelitian Balitbang Depdiknas (1998) menunjukkan penguasaan guru

SD, SLTP dan SLTA dalam materi pelajaran yang diajarkan tidak sampai 50%, pada

hal seorang guru harus menguasai paling tidak 75% dari seluruh materi yang

diajarkannya. Balitbang Depdiknas seperti dikutip Fatah (1998) menemukan bahwa

sebahagian besar guru SD dan SLTP hanya mencurahkan sebahagian kecil waktunya

untuk tugas di sekolah sedangkan sebahagian besar digunakan untuk memperoleh

penghasilan tambahan ditempat lain.


7

Gambaran masalah prestasi guru dikaitkan dengan motif berprestasi dan sikap

inovatif seperti diuraikan di atas bukan tidak mungkin terjadi di kota Sibolga dimana

fenomena yang teramati menunjukkan bahwa sebagian guru dalam pelaksanaan

tugasnya belum memperbaharui materi pelajarannya seperti Satuan Pembelajaran

(SP) sebagaian guru masih tetap mempertahankan satuan pembelajaran yang lama,

sebagaian guru jarang mempersiapkan media pembelajaran, hubungan guru dan siswa

masih bersifat paternalistik-feodalistik-birokrasi yakni adanya sikap dan sifat

birokrasi, belum menciptakan metode baru, guru belum termotivasi dalam

pelaksanaan tugas.

Perlu kiranya diteliti apakah hal tersebut di atas disebabkan kurangnya sikap

inovatif dan motif berprestasi yang dimiliki guru atau apakah ada masalah yang lain

yang diduga sebagai penyebab terjadinya kemerosotan prestasi dan kurangnya

semangat untuk bekerja keras meningkatkan produktivitas dalam pencapaian tujuan

pendidikan nasional.

Hal ini menjadi penting karena walaupun pemerintah kota Sibolga telah berupaya

memperbaiki kesejahteraan guru, menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang

memadai serta mengupayakan pelatihan guru tetapi masih belum dirasakan terjadinya

peningkatan mutu lulusan yang signifikan dari tahun ketahun.

Berikut ini data persentasi kelulusan dan rata-rata nilai ujian nasional tingkat

SMP kota Sibolga selama 3 (tiga) tahun pelajaran berturut-turut:


8

Tabel 1.1 Persentase Kelulusan dan Nilai Rata-rata SMP Kota Sibolga

No Thn Pel. Peserta UN Jlh Lulus UN % Kelulusan Nilai rata-rata


1. 2004/2005 2032 2019 99,36 6,09
2. 2005/2006 2143 2126 99,20 6,13
3. 2006/2007 2157 2094 94,84 6,08
Sumber: Profil Dinas Pendidikan Kota Sibolga.

Dari data di atas diketahui bahwa terjadi penurunan persentase jumlah kelulusan

dan tidak adanya peningkatan nilai rata-rata siswa yang signifikan.

Terlihat juga fenomena-fenomena yang timbul terhadap prestasi kerja guru.

Sebahagian guru terlambat hadir ditempat kerja, sehingga memberi kesan rendahnya

loyalitas dan tanggung jawab terhadap pekerjaan yang harus diselesaikan, suka

menunda dan menumpuk pekerjaan, meninggalkan tugas sebelum waktunya, hal ini

tentu mengurangi pelayanan yang harus diberikan terhadap sub sistem lain yang ada

di dalam organisasi maupun pihak luar (masyarakat) yang hendak berurusan. Hal ini

diduga ada kaitannya dengan sikap inovatif dan motif berprestasi yang kurang.

Berdasarkan fenomena dan identifikasi masalah disiplin kerja pendidik sangat

rendah, ketertutupan mental pendidik untuk menerima hal hal baru (inovasi), guru

belum memperbaharui materi pelajarannya seperti perangkat pembelajaran, sebagaian

guru masih tetap mempertahankan perangkat/program pembelajaran yang lama,

sebagaian guru jarang mempersiapkan media pembelajaran, hubungan guru dan siswa

masih bersifat paternalistik-feodalistik-birokrasi yakni adanya sikap dan sifat

birokrasi, belum menciptakan metode baru, guru belum termotivasi dalam

pelaksanaan tugas, Sebahagian guru terlambat hadir ditempat kerja, sehingga

memberi kesan rendahnya loyalitas dan tanggung jawab terhadap pekerjaan yang
9

harus diselesaikan, suka menunda dan menumpuk pekerjaan, meninggalkan tugas

sebelum waktunya, hal ini tentu mengurangi pelayanan yang harus diberikan terhadap

sub sistem lain yang ada di dalam organisasi maupun pihak luar (masyarakat) yang

hendak berurusan, penulis tertarik untuk meneliti faktor-faktor apa yang berpengaruh

terhadap prestasi kerja guru. Ada dugaan bahwa sikap inovatif dan motif berprestasi

berpengaruh terhadap prestasi kerja guru. Oleh karena itu peneliti mencoba

menelusuri sejauh mana pengaruh sikap inovatif dan motif berprestasi terhadap

prestasi kerja guru SMP negeri di kota Sibolga.

Ketertarikan penulis juga karena sepengetahuan penulis bahwa penelitian tentang

pengaruh sikap inovatif dan motif berprestasi terhahap prestasi kerja guru belum

pernah dilakukan mencakup seluruh SMP negeri di kota Sibolga. Banyak penelitian

serupa dilaksanakan dengan populasi satu kecamatan atau hanya satu sekolah saja

tetapi penelitian ini dilakukan dengan populasi seluruh SMP negeri yang ada di kota

Sibolga.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah seperti diuraikan di atas, maka permasalahan

yang diteliti dirumuskan dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh sikap inovatif terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri

Kota Sibolga.

2. Apakah terdapat pengaruh motif berprestasi terhadap prestasi kerja guru SMP

Negeri Kota Sibolga.


10

3. Apakah terdapat pengaruh sikap inovatif dan motif berprestasi secara bersama

sama terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri Kota Sibolga.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisis pengaruh sikap inovatif terhadap prestasi kerja guru SMP

Negeri Kota Sibolga.

2. Untuk menganalisis pengaruh motif berprestasi terhadap prestasi kerja guru SMP

Negeri Kota Sibolga.

3. Untuk menganalisis pengaruh sikap inovatif dan motif berprestasi terhadap

prestasi kerja guru SMP Negeri Kota Sibolga.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menjadi bahan masukan bagi Kepala Dinas Pendidikan Kota Sibolga dalam

membuat kebijakan, pemanfaatan, penempatan, pembinaan dan peningkatan

profesionalisme guru SMP dimasa mendatang.

2. Memberi sumbangan pemikiran bagi para guru SMP, untuk dapat mengevaluasi

diri agar termotivasi dalam meningkatkan kemampuan secara terus menerus

sesuai dengan tuntutan perkembangan dunia pendidikan.

3. Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya mengenai pengaruh sikap

inovatif dan motif berprestasi dengan prestasi kerja guru, serta dapat menjadi

bahan masukan bagi mereka yang berminat untuk menindak lanjuti hasil

penelitian ini dengan kancah penelitian yang berbeda.


11

4. Bagi penulis sendiri berguna untuk memperdalam dan mengembangkan

pengetahuan tentang manajemen sumber daya manusia khususnya guru karena

penulis bekerja pada dinas pendidikan kota Sibolga.


12

BAB II

KERANGKA TEORITIK

A. Kajian Teoritik

1. Pengertian sikap

Sikap merupakan kecenderungan seseorang untuk bereaksi atau berinteraksi

terhadap objek. Oleh karena itu sikap merupakan salah satu faktor yang menentukan

bentuk perilaku. Menurut Morgan, sikap adalah tendensi dari seseorang untuk

memberi reaksi yang positif atau negatif terhadap sesuatu, seseorang atau situasi,

sesuai dengan pengalamannya Susanto (1977). Selanjutnya Mar’at (1984),

mengemukakan bahwa sikap merupakan produk dari proses sosialisasi dimana

seseorang bereaksi sesuai dengan rangsang yang diterimanya. Gibson (1990),

mendefinisikan sikap (attitude) adalah kesiap-siagaan mental, yang diorganisasi lewat

pengalaman, yang mempunyai pengaruh tertentu kepada tanggapan seseorang objek

dan situasi yang berhubungan dengannya.

Dari pengertian-pengertian sikap di atas, Rahmat (1994), menyimpulkan beberapa

hal tentang sikap yaitu : (1) Kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan

merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi atau nilai; (2) Mendorong dan

memotivasi atau pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apa-apa yang disukai,

diharapkan dan diinginkan, mengeyampingkan apa yang tidak diinginkan, apa yang

harus dihindari; (3) Cenderung dipertahankan dan jarang mengalami perubahan; (4)

Mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan; (5) Sikap timbul dari

pengalaman, yaitu tidak dibawa sejak lahir tetapi merupakan hasil belajar.

12
13

2. Karakteristik sikap

Alpplbaum (1974) mengemukakan bahwa sikap mempunyai beberapa

karakteristik :

a) Mengarah pada suatu objek, situasi, peristiwa, issu atau orang,

b) Arah sikap, tingkat dan intensitas yang menunjukkan assosiasi atau disasosiasi

dengan suatu permasalahan. Tingkatan sikap dapat diukur dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan tentang perasaan individu terhadap suatu objek.

Sedangkan intensitas berhubungan dengan tingkat keyakinan.

c) Suatu respon yang dipelajari. Sikap berkembang melalui pengalaman langsung

dan tidak langsung dari objek atau individu.

d) Stabil dan bertahan lama. Jika pengalaman individu itu adalah pengalaman yang

baik atau pengalaman yang paling berkesan, maka suatu sikap sulit dirubah.

3. Komponen Sikap

Mar’at (1984) mengemukakan bahwa sikap memiliki tiga komponen :

1. Komponen kognitif yang berhubungan dengan beliefs, ide dan konsep,

2. Komponen afeksi yang menyangkut kehidupan emosional seseorang dan

3. Komponen konatif yang merupakan kecenderungan bertingkah laku.

Sedangkan Applbaum (1974) mengatakan komponen konatif berhubungan

dengan keyakinan terhadap objek, termasuk keyakinan evaluatif yaitu baik atau

buruk, tepat atau tidak tepat. Komponen afektif yaitu komponen yang berkaitan

dengan suka dan tidak suka ( like or dislike ) terdiri dari tipe kuantitas dan kualitas
14

perasaan atau emosi terhadap sebuah objek. Sedangkan komponen konatif

berhubungan dengan kecenderungan berbuat.

Setiap komponen sikap dapat bervariasi terhadap derajat multifleksitas. Hal ini

mengacu pada jumlah dan jenis elemen yang membangun komponen tersebut.

Komponen konatif dapat bergerak dari pengetahuan yang minim sampai

dapat mengetahui objek tersebut , komponen afektif juga bervariasi, dari yang sangat

ekstrim positif sampai perasaan negatif terhadap sesuatu objek. Dan komponen

konatif menunjukkan variasi yaitu tindakan menyerang sampai pada tingkat yang

membantu objek. Ketiga komponen tersebut tidak dapat dipisahkan satu sama lain

yang merupakan suatu sistem.

Demikian juga setiap komponen sikap akan berbeda valensinya. Valensi adalah

untuk menggambarkan suatu sikap merasa senang atau tidak senang terhadap sesuatu

objek. Tetapi biasanya tidak cukup menggambarkan begitu saja, perlu juga

mengetahui atau mengukur kuantitatif dari valensi derajat senang atau tidak

senang seseorang. Jadi valensi adalah karakteristik yang dapat dipakai untuk setiap

komponen.

4. Pengertian Inovasi

Inovasi adalah pemasukan atau pengenalan hal-hal baru, penemuan baru yang

berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya baik itu gagasan,

metode atau alat ( Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI 1990 ). Hal-hal baru

artinya apa saja yang belum dipahami, diterima atau dilaksanakan oleh sipenerima
15

inovasi, meskipun bukan merupakan hal yang baru bagi orang lain ( Hasbullah

2003 ).

Berdasarkan pengertian tersebut, inovasi ( innovation ) adalah hal-hal baru apakah

itu nilai, norma, gagasan atau cara-cara baru. Webster,s New World Dictionary

memberi arti inovasi sebagai : (1) tindakan atau proses pembaruan, (2) Sesuatu yang

baru diperkenalkan, metode, kebiasaan dan cara melaksanakan sesuatu

(Sutisna 1989). Rogers (1983), mengatakan bahwa inovasi adalah sebuah ide,

praktek, atau objek terasa sebagai sesuatu yang baru oleh seseorang atau unit yang

menerapkannya. Sementara itu Timpe (1993) mengatakan bahwa inovasi adalah

metode kerja, produk, proses atau jasa-jasa yang baru dan lebih baik. Selanjutnya

dikatakan bahwa inovasi (pembaruan) adalah suatu kumpulan dari teknologi dan ilmu

yang ada untuk memenuhi suatu kebutuhan tertentu.

Inovasi adalah proses tertentu seseorang dengan melalui pendayagunaan

pemikiran, kemampuan imajinasi, berbagai stimulan dan individu yang

mengelilinginya yang berusaha menghasilkan produk baru, baik bagi dirinya sendiri

ataupun bagi lingkungannya (Ahmad 2002). Inovasi merupakan suatu proses

mengubah peluang menjadi gagasan dan ide-ide yang dapat dijual. Inovasi

sesungguhnya bukanlah gagasan yang rumit. Kadang inovasi datang dari ide yang

sepele. Inovasi adalah penerapan praktis dari gagasan-gagasan tersebut.

Dari beberapa pengertian di atas inovasi selalu menunjuk pada suatu perubahan

yang baru secara kualitatif berbeda dengan keadaan semula yang didasarkan atas

pertimbangan yang diteliti dengan maksud untuk meningkatkan kemampuan guna

mencapai hasil yang lebih baik. Inovasi lebih dari sekedar menambah jumlah unsur
16

bagian yang telah ada, tetapi pada usaha menata kembali misalnya, dalam

pembelajaran dilaksanakan pengelompokan mata pelajaran dan murid, alokasi

pemakaian ruang dan waktu serta cara mengajar, sehingga dengan tenaga , uang dan

fasilitas yang sama dapat dicapai hasil pendidikan yang lebih baik.

5. Sikap Inovatif

Penyesuaian terhadap perubahan dapat dikatakan sebagai sikap inovatif dan untuk

perubahan dibutuhkan suatu kreatifitas dari seseorang, sehubungan dengan itu,

Manan menjelaskan bahwa, orang-orang yang bersikap inovatif adalah orang yang

memiliki kepribadian kreatif dan dinamis (Irawati 2003). Kreatif adalah proses

pengembangan perspektif, alami, inovatif dan imajinatif pada berbagai situasi (Griffin

1986).

Jika seseorang dapat berpikir dengan cerdas dan kreatif, maka orang tersebut akan

mendapat hasil-hasil tertentu. Jika pikiran-pikirannya tidak menentu dan tidak

diarahkan kepada suatu tujuan tertentu, maka hasilnya pun akan mengecewakan.

Bandingkanlah kalau ada dua orang, yang satu sibuk dan gelisah, namun tidak

menghasilkan sesuatu yang penting. Hal ini karena pikiran-pikiran dan gagasan

gagasannya tidak dipersiapkan dan tidak dipikirkan dengan serius. Yang lain

melaksanakan pekerjaannya sehari-hari dengan tenang dan tertib, memperhatikan

setiap bagian, menjatuhkan keputusan dengan tepat, maka setiap hari akan dapat hasil

yang baik. Kekuatan yang dimiliki oleh setiap manusia yang sering disebut dengan

daya khayal, melalui daya khayal inilah manusia dapat mencapai kemauan yang

tinggi dan kesanggupannya dalam menemukan segala hal. Daya khayal dapat
17

dibedakan menjadi 2, yaitu daya khayal sintesis dan daya khayal kreatif. Daya khayal

sintesis adalah untuk tidak menciptakan hal yang baru, tetapi membentuk dan

menyusun yang lama dalam bentuk kombinasi baru. Sedangkan daya khayal kreatif

adalah menciptakan hal-hal baru terutama apabila daya khayal sintesis tidak bisa

bekerja dalam memecahkan suatu masalah. Melalui daya khayal kreatif ini alam

pikiran manusia yang terbatas dapat berhubungan langsung dengan alam pikiran

halusnya. Barangkali alam pikiran inilah yang menyalurkan inspirasi atau ilham dan

menyampaikan gagasan baru sebagai hasilnya menjadi alat bagi manusia untuk

menyesuaikan getaran dalam dirinya dengan getaran dalam diri orang lain. Daya

khayal biasanya bekerja secara otomatis dan hanya bekerja jika alam pikiran yang

sadar bergerak dengan kecepatan yang luar biasa seperti mendapatkan dorongan dari

suatu emosi yang ditimbulkan oleh keinginan yang kuat. Dalam hubungan ini,

berpikir kreatifnya seseorang dapat merombak dan kemudian mendorongnya dalam

pengembangan lingkungan menjadi berhasil.

Kreatif merupakan proses pemikiran yang membantu dalam mencetuskan

gagasan-gagasan

Sifat-sifat yang menimbulkan kreatif, akan menghasilkan kepribadian yang

inovatif yaitu:

a. Terbuka terhadap pengalaman baru,

b. Imajinasi yang kreatif,

c. Kesadaran dan tanggungjawab untuk berhasil,

d. Memiliki persepsi bahwa dunia mempunyai tantangan.


18

Respon individu terhadap perubahan, merupakan keputusan terhadap inovasi,

apakah individu menerima atau menolak inovasi tersebut.

Rogers (1983) mengemukakan lima tahapan keputusan terhadap inovasi yaitu :

a. Pengenalan terjadi apabila individu (unit pengambilan keputusan) mengetahui

adanya motivasi dan memperoleh beberapa pengertian tentang bagaimana inovasi

itu berfungsi,

b. Persuasi adalah disaat seseorang membentuk sikap senang atau tidak senang

terhadap inovasi,

c. Keputusan terjadi apabila disaat seseorang terlibat dalam kegiatan yang

membawanya dalam pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi,

d. Implementasi pada saat tampak ada perubahan perilaku nyata dalam bentuk

menerapkan inovasi pada kegiatan sehari-hari,

e. Konfirmasi dimana seseorang mencari penguat bagi keputusan inovasi yang

telah dibuatnya. Pada tahap ini kemungkinan seseorang untuk merubah

keputusannya jika ia memperoleh informasi yang bertentangan.

Pada umumnya respon negatif yang berupa kecenderungan dari individu maupun

kelompok dalam organisasi untuk menolak perubahan. Namun tidak semua

perubahan ditolak. Sejalan dengan pernyataan tersebut, Davis (1993) mengemukakan

bahwa ada tiga jenis penolakan terhadap perubahan, yaitu:

a. Penolakan logis yang timbul dari waktu dan upaya yang diperlukan untuk

menyesuaikan diri dengan perubahan, termasuk tugas pekerjaan yang baru

yang harus dipelajari.


19

b. Penolakan psikologis berkaitan dengan sikap dan perasaan secara individu

tentang perubahan.

c. Penolakan sosiologis yang berkaitan dengan kepentingan dan nilai yang

disandang kelompok.

Selain respon negatif, ada juga beberapa kategori penerima inovasi sebagai tipe

yang ideal yang dikemukakan oleh Rogers (1983), yaitu:

a. Innovators: venturesome. Pada kategori ini, penerima inovasi berhasrat untuk

mencoba ide-ide baru. Keinginan tersebut membawa mereka keluar dari

lingkungan lokal dan lebih menuju pada hubungan yang lebih global.

b. Early adopter: Respectable. Penerima inovasi lebih berintegrasi pada sistem sosial

lokal. Sebelum ia memutuskan untuk menerima ide-ide baru, terlebih dahulu

mereka mengecek informasi tentang inovasi tersebut.

c. Early Majority : Deliberate. Kategori ini adalah seseorang atau unit adopsi

menerima ide-ide baru, sebelum mayoritas dari anggota sistem sosial

menerimanya.

d. Late Majority. Pada kategori ini, seseorang atau unit adopsi menerima ide-ide baru

setelah rata- rata dari anggota sistem sosial menerimanya.

e. Laggards:Traditional. Adalah seseorang atau unit adopsi menerima perubahan

paling akhir atau terlambat. Mereka hampir tertutup (terisolasi) pada jaringan

sosial dan berorientasi tradisional. Proses keputusan terhadap inovasi bergerak

lamban, disamping kurangnya kesadaran pengetahuan tentang ide-ide baru

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inovasi

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses keputusan inovasi adalah:


20

a. Karakteristik Inovasi

Rogers (1983) mengemukakan lima karakteristik inovasi meliputi:

1). Keunggulan relatif (relative advantage),Keunggulan relatif adalah derajat dimana

suatu inovasi dianggap lebih baik/unggul dari yang pernah ada sebelumnya. Hal ini

dapat diukur dari beberapa segi, seperti segi ekonomi, prestise sosial, kenyamanan,

kepuasan dan lain-lain. Semakin besar keunggulan relatif dirasakan maka semakin

cepat inovasi tersebut diterima.

2). Kompatibilitas (compatibility), Kompatibilitas adalah derajat dimana inovasi

tersebut dianggap konsisten dengan nilai-nilai yang berlaku, pengalaman masa lalu

dan kebutuhan pengadopsi. Sebagai contoh, jika suatu inovasi atau ide baru tertentu

tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, maka inovasi itu tidak dapat

diadopsi dengan mudah sebagaimana halnya dengan inovasi yang sesuai.

3). Kerumitan (complexity), Kerumitan adalah derajat dimana inovasi dianggap

sebagai suatu yang sulit untuk dipahami dan digunakan. Beberapa inovasi tertentu

ada yang dengan mudah dapat dimengerti dan digunakan oleh pengadopsi dan ada

pula yang sebaliknya. Semakin mudah dipahami dan dimengerti oleh pengadopsi,

maka semakin cepat suatu inovasi dapat diadopsi.

4). Kemampuan diuji cobakan (trialability), Kemampuan untuk diuji cobakan adalah

derajat dimana suatu inovasi dapat diuji-coba batas tertentu. Suatu inovasi yang dapat

di uji-cobakan dalam seting sesungguhnya umumnya akan lebih cepat diadopsi. Jadi,

agar dapat dengan cepat diadopsi, suatu inovasi sebaiknya harus mampu menunjukan

(mendemonstrasikan) keunggulannya.
21

5). Kemampuan diamati (observability). Kemampuan untuk diamati adalah derajat

dimana hasil suatu inovasi dapat terlihat oleh orang lain. Semakin mudah seseorang

melihat hasil dari suatu inovasi, semakin besar kemungkinan orang atau sekelompok

orang tersebut mengadopsi. Jadi dapat disimpulkan bahwa semakin besar keunggulan

relatif; kesesuaian (compatibility); kemampuan untuk diuji cobakan dan kemampuan

untuk diamati serta semakin kecil kerumitannya, maka semakin cepat kemungkinan

inovasi tersebut dapat diadopsi.

b. Saluran Komunikasi

Tujuan komunikasi adalah tercapainya suatu pemahaman bersama (mutual

understanding) antara dua atau lebih partisipan komunikasi terhadap suatu pesan

(dalam hal ini adalah ide baru/inovasi) melalui saluran komunikasi tertentu. Dengan

demikian suatu ide baru (inovasi) dipengaruhi oleh: 1) partisipan komunikasi dan 2)

saluran komunikasi. Dari sisi partisipan komunikasi, Rogers (1983) mengungkapkan

bahwa derajat kesamaan atribut (seperti kepercayaan, pendidikan, status sosial, dan

lain-lain) antara individu yang berinteraksi (partisipan) berpengaruh terhadap proses

inovasi.

Semakin besar derajat kesamaan atribut partisipan komunikasi (homophily),

semakin efektif komunikasi terjadi. Begitu pula sebaliknya. Semakin besar derajat

perbedaan atribut partisipan (heterophily), semakin tidak efektif komunikasi terjadi.

Oleh karenanya, dalam proses difusi inovasi, penting sekali untuk memahami betul

karakteristik adopter potensialnya untuk memperkecil “heterophily”.

Sementara itu, saluran komunikasi juga perlu diperhatikan. Dalam tahap-tahap


22

tertentu dari proses pengambilan keputusan inovasi, suatu jenis saluran komunikasi

tertentu memainkan peranan lebih penting dibandingkan dengan jenis saluran

komunikasi lain. Hasil penelitian berkaitan dengan saluran komunikasi menunjukkan

beberapa prinsip sebagai berikut:

1) Saluran komunikasi masa relatif lebih penting pada tahap pengetahuan dan

saluran antar pribadi (interpersonal) relatif lebih penting pada tahap persuasi.

2) Saluran kosmopolit lebih penting pada tahap penetahuan dan saluran lokal relatif

lebih penting pada tahap persuasi.

3) Saluran media masa relatif lebih penting dibandingkan dengan saluran antar

pribadi bagi adopter awal (early adopter) dibandingkan dengan adopter akhir

(late adopter).

4) Saluran kosmopolit relatif lebih penting dibandingkan dengan saluran lokal bagi

adopter awal (early adopter) dibandingkan dengan adopter akhir (late adopter).

c. Karakteristik Sistem Sosial

Difusi inovasi terjadi dalam suatu sistem sosial. Dalam suatu sistem sosial

terdapat struktur sosial, individu atau kelompok individu, dan norma-norma tertentu.

Berkaitan dengan hal ini, Rogers (1983) menyebutkan adanya empat faktor yang

mempengaruhi proses keputusan inovasi. Keempat faktor tersebut adalah:

a. Struktur sosial (social structure);

b. Norma sistem (system norms);

c. Pemimpin opini (opinion leaders); dan

d. Agen perubah (change agent).


23

Struktur sosial adalah susunan suatu unit sistem yang memiliki pola tertentu.

Struktur ini memberikan suatu keteraturan dan stabilitas prilaku setiap individu (unit)

dalam suatu sistem sosial tertentu. Struktur sosial juga menunjukan hubungan antar

anggota dari sistem sosial. Hal ini dapat dicontohkan seperti terlihat pada struktur

organisasi suatu perusahaan atau struktur sosial masyarakat suku tertentu. Struktur

sosial dapat memfasilitasi atau menghambat difusi inovasi dalam suatu sistem.

Katz seperti dikutip oleh Rogers (1983) menyatakan bahwa sangatlah bodoh

mendifusikan suatu inovasi tanpa mengetahui struktur sosial dari adopter

potensialnya, sama halnya dengan meneliti sirkulasi darah tanpa mempunyai

pengetahuan yang cukup tentang struktur pembuluh nadi dan arteri. Penelitian yang

dilakukan oleh Rogers dan Kincaid (1983) di Korea menunjukkan bahwa adopsi

suatu inovasi dipengaruhi oleh karakteristik individu itu sendiri dan juga sistem

sosial dimana individu tersebut berada.

Norma adalah suatu pola perilaku yang dapat diterima oleh semua anggota sistem

sosial yang berfungsi sebagai panduan atau standar bagi semua anggota sistem sosial.

Sistem norma juga dapat menjadi faktor penghambat untuk menerima suatu ide baru.

Hal ini sangat berhubungan dengan derajat kesesuaian (compatibility) inovasi

dengan nilai atau kepercayaan masyarakat dalam suatu sistem sosial. Jadi, derajat

ketidak sesuaian suatu inovasi dengan kepercayaan atau nilai-nilai yang dianut oleh

individu (sekelompok masyarakat) dalam suatu sistem sosial berpengaruh terhadap

penerimaan suatu inovasi tersebut.

“Opinion Leaders” dapat dikatakan sebagai orang-orang berpengaruh, yaitu

orang-orang tertentu yang mampu mempengaruhi sikap orang lain secara informal
24

dalam suatu sistem sosial. Dalam kenyataannya, orang berpengaruh ini dapat

menjadi pendukung inovasi atau sebaliknya, menjadi penentang. Opinion leaders

berperan sebagai model dimana perilakunya (baik mendukung atau menentang)

diikuti oleh para pengikutnya. Jadi, jelas disini bahwa orang berpengaruh (opinion

leaders) memainkan peran dalam proses keputusan inovasi.

Agen perubah, adalah bentuk lain dari orang berpengaruh. Mereka sama-sama

orang yang mampu mempengaruhi sikap orang lain untuk menerima suatu inovasi.

Tapi, agen perubah lebih bersifat formal yang ditugaskan oleh suatu agen tertentu

untuk mempengaruhi kliennya. Agen perubah adalah orang-orang professional yang

telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan tertentu untuk mempengaruhi kliennya.

Dengan demikian, kemampuan dan keterampilan agen perubah berperan besar

terhadap diterima atau ditolaknya inovasi tertentu. Sebagai contoh, lemahnya

pengetahuan tentang karakteristik strukstur sosial, norma dan orang kunci dalam

suatu sistem sosial (misal: suatu institusi pendidikan), memungkinkan ditolaknya

suatu inovasi walaupun secara ilmiah inovasi tersebut terbukti lebih unggul

dibandingkan dengan apa yang sedang berjalan saat itu.

Berkembangnya informasi dan teknologi membawa perubahan-perubahan

termasuk dalam bidang pendidikan. Adanya perubahan menyebabkan banyaknya

pihak melakukan redefenisi baik pada konsep maupun pada peranan guru. Redefenisi

itu penting mengingat makin diragukannya signifikansi antara pandangan lama

dengan aspirasi kondisi dan kebutuhan masyarakat. Perubahan yang berpengaruh

terhadap pendidikan dan peran guru meliputi perubahan dimensi global. Oleh karena

itu guru harus epektif dalam mencari informasi yang mendukung dalam pelaksanaan
25

tugasnya. Informasi yang dimaksud tidak terbatas hanya persediaaan bahan

pengajaran, tetapi juga membentuk sikap mandiri dan mempengaruhi perilaku dan

disiplin sekolah. Sekolah sebagai lembaga menyikapi perubahan yang

mengglobal. Oleh sebab tidak semua perubahan dapat diterima tetapi harus

disesuaikan dengan budaya yang dimiliki.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dikemukakan bahwa sikap inovatif

merupakan suatu kecenderungan untuk bereaksi atau bertindak terhadap inovasi yang

tercermin dalam: (1) Tentang pembelajaran yaang dilaksanakan guru seperti

pengetahuan atau pengalaman sesuatu yang baru (inovasi) yaitu: pengetahuan

tentang pengelompokan murid, pengetahuan tentang pemakaian ruang dan waktu,

pengetahuan tentang cara mengajar, pengetahuan tentang teknologi dan informasi;

(2) respon terhadap inovasi; (3) kreatif yaitu: kemampuan dalam memecahkan

masalah, imajinatif, penemuan pelayanan dan produk baru.

7. Pengertian dan jenis Motif

Motif adalah dorongan-dorongan bawaan serta kebutuhan-kebutuhan psikologis

pekerja (Manullang 2001). Selanjutnya menurut Gerungan (1978) motif merupakan

suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, keinginan, hasrat dan tenaga

pendorong dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu dan hal ini

dapat terjadi baik secara sadar maupun tidak sadar. Selanjutnya Abu (1999)

mengemukakan bahwa motif adalah yang ada pada diri individu yang menggerakkan

atau membangkitkan sehingga individu tersebut berbuat sesuatu. Dengan demikian

motif merupakan sesuatu kekuatan yang ada dalam diri seseorang dan motif ini
26

menjadi faktor penggerak dan penyebab timbulnya tingkah laku atau perilaku.

Untuk menumbuhkan dorongan yang ada dalam diri terwujud dalam tingkah laku ada

dua hal yang harus dipahami yaitu, kegiatan apa yang dilakukan dan mengapa perlu

melakukan kegiatan tersebut. Dalam hal ini perlu pemahaman mendasar dari diri guru

terhadap tujuan yang akan dicapai yaitu prestasi kerja.

Menurut asalnya motif-motif pada diri manusia dapat dibedakan menjadi motif

primer dan motif sekunder (Martaniah 1982). Mereka menyebut motif primer

ini sebagai motif biogenetis, yaitu motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan

organisme orang demi kelanjutan kehidupannya. Motif ini ada dalam diri setiap

individu dan berkembang dengan sendirinya tanpa dipelajari. Misalnya: lapar, haus,

kebutuhan akan istirahat dan sebagainya. Sedangkan motif sekunder ini sering

disebut sebagai motif sosial (sosiogenetis), yaitu motif yang umumnya diperoleh dari

proses belajar baik melalui pengalaman maupun lingkungan.

8. Fungsi Motif

Motif mempunyai dua fungsi yaitu:

a. Memberi daya untuk bergerak atau berfungsi menggerakkan perilaku.

b. Mengarahkan perilaku pada tujuan tertentu.

Tenaga pendorong yang dimiliki motivasi menyebabkan individu aktif,

sedangkan fungsi yang mengarahkan perilaku dari motif menyebabkan munculnya

perilaku yang mengarah pada tujuan.


27

Fungsi pengarah perilaku dari motivasi membuat individu melakukan seleksi atau

pilihan dari beberapa alternatif perilaku yang memenuhi tujuannya. Sehingga makin

tinggi motif atau motivasi akan makin terarah perilaku individu.

Kebutuhan manusia ada tiga (Mc Celelland) yaitu kebutuhan berprestasi (need

achievement), kebutuhan kekuasaan (need for power), kebutuhan afliasi (need

affliation). Seseorang yang memiliki “ need for achievement “ yang tinggi selalu

mempunyai pola berpikir tertentu pada waktu tertentu dalam melaksanakan pekerjaan

dan dorongan ini berharap untuk meraih sasaran dan melampaui atau

mengembangkan keberhasilannya (prestasi). Oleh karena itu ia selalu

mempertimbangkan cara bagaimana pekerjaan yang akan dilakukan untuk

berhasil, serta selalu memikirkan rintangan-rintangan yang mungkin dihadapi dalam

usaha pencapaian tujuan. Ciri lain adalah berorientasi pada hasil yang baik.

9. Motif berprestasi

Motif berprestasi ini bukan semata-mata untuk memperoleh pengakuan dari orang

lain, tetapi karena dorongan hati nurani untuk memperoleh kepuasan batin. Kreiner

(1999)

Orang yang memiliki prestasi tinggi memiliki moral kerja atau semangat kerja

yang tinggi, dan suka bekerja keras, serta selalu berusaha untuk menyelesaikan

pekerjaan tepat pada waktunya.

Motif berprestasi adalah sebagai usaha mencapai sukses dengan tujuan untuk

berhasil dalam kompetisi berdasarkan ukuran keunggulan. Ukuran keunggulan ini

dapat dilihat berdasarkan pelaksanaan tugas, keberhasilan diri sendiri dan

keberhasilan orang lain. Hal ini sejalan dengan pendapat Heckhausen yang dikutip
28

oleh Sibuea (2001) bahwa motif berprestasi adalah usaha untuk meningkatkan atau

mempertahankan kecakapan pribadi setinggi mungkin dalam segala aktifitas dengan

menggunakan suatu ukuran tertentu sebagai pembanding. Heckhausen membedakan

tiga ukuran keuanggulan yaitu (1) keunggulan yang berhubungan dengan tugas, (2)

keunggulan yang berhubungan dengan diri sendiri, dan (3) keunggulan yang

berhubungan dengan orang lain. Dengan adanya pembanding ini, maka guru akan

lebih mudah melihat sampai sejauh mana prestasi yang sudah dicapai dalam

melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai guru. Dalam hal ini motif

berprestasi merupakan dorongan untuk berusaha keras untuk mencapai prestasi dalam

hubungannya dengan standar keunggulan. Orang yang mempunyai motif berprestasi

tinggi cenderung mempunyai kepercayaan yang tinggi terhadap diri sendiri,

bertanggungjawab dan menghargai hasil yang konkrit dari kerjanya, aktif di sekolah

dan di masyarakat serta ulet dalam kehidupan.

Heckhausen yang dikutip Sibuea (2001) sifat-sifat individu yang mempunyai

motif berprestasi tinggi yaitu, lebih memiliki kepercayaan dalam menghadapi tugas

yang berhubungan dengan prestasi, memiliki sifat yang lebih berorientasi ke depan

dan lebih menangguhkan permuasan saat sekarang untuk dapat mencapai

penghargaan atau imbalan (reward) yang lebih diwaktu kemudian, memiliki tugas

yang kesukarannya sedang, tidak suka membuang-buang waktu, dalam memilih

teman kerja lebih menyukai orang yang mempunyai kemampuan dari pada orang

yang simpati dan lebih tangguh dalam mengerjakan tugas. McClelland yang dikutip

oleh Tyagi (1997) bahwa gambaran tentang individu yang motif berprestasi tinggi

memiliki cirri-ciri sebagai berikut : lebih suka menetapkan sendiri tujuan prestasinya,
29

menyukai tujuan yang sesuai dengan kemampuannya dan menyukai balikan (feed

back) yang cepat serta efisien mengenai prestasinya dan bertanggung jawab terhadap

solusi yang diberikan.

Berdasarkan uraian di atas, maka motif berprestasi adalah dorongan yang

diarahkan untuk mencapai prestasi. Guru yang memiliki motif berprestasi dalam

melaksanakan tugasnya akan selalu berusaha meraih keberhasilan, dan prestasi yang

akan dicapai muncul apabila ada kepercayaan diri yang tinggi dan harus

mempunyai prinsip mengutamakan pencapaian tujuan daripada penghargaan

(reward). Motif berprestasi dapat diukur melalui ukuran keunggulan yaitu

pelaksanaan tugas, keberhasilan diri sendiri dan keberhasilan orang lain. Motif

berprestasi adalah keinginan guru untuk berprestasi dengan tujuan untuk mencapai

sukses. Keinginan berprestasi itu meliputi : (1) adanya keinginan untuk

memperlihatkan hasil kerja yang optimal, (2) Memanfaatkan waktu semaksimal

mungkin, (3) memiliki sikap yang lebih berorientasi kedepan (4) sangat berhati-hati

di dalam memilih teman kerja, dan (5) bertanggungjawab terhadap prestasi yang

diperoleh.

10. Prestasi Kerja

Secara etimologis, istilah kinerja dalam bahasa Inggris adalah performance yang

berarti unjuk kerja atau prestasi kerja. Kamus The New Webster memberikan tiga arti

bagi kata performance yakni prestasi, pertunjukan dan pelaksanaan tugas (Ruky,

2002). Performance diartikan juga sebagai pelaksanaan kerja, pencapaian kerja atau

hasil kerja / unjuk kerja / penampilan kerja ( Sedarmayanti 2002 ).


30

Istilah lain dalam bahasa Inggris yang menggambarkan prestasi yaitu

achievement. Kata ini berasal dari kata to achieve yang berarti mencapai, tetapi sering

diterjemahkan menjadi pencapaian atau apa yang dicapai. Dari pengertian tersebut

prestasi kerja karyawan merupakan hasil yang dicapai oleh setiap orang dalam

melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan. Selanjutnya Bernadin dan Russel

mengemukakan, prestasi adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari

fungsi-fungsi pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu

( Ruky 2002). Dengan demikian prestasi adalah hasil yang dicapai oleh setiap orang

dalam melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan.

Prestasi yang dimaksud dalam hal ini adalah prestasi yang berhubungan dengan

hasil kegiatan yang dilakukan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya atau

pekerjaannya sehari-hari. Oleh karena itu prestasi kerja merupakan suatu pengabdian

terhadap bangsanya (untuk kepentingan orang banyak) melalui pekerjaan yang

dilaksanakan.

Prestasi kerja merupakan kecakapan atau kemampuan pegawai dalam

melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan yang diberikan, penampilan atau perilaku

dalam melaksanakan tugas, sikap, cara yang digunakan dalam melaksanakan tugas,

ketegaran jasmani dalam menjalankan tugas ( Irawan 1997).

Prestasi kerja merupakan suatu kebutuhan yang relevan dengan pembangunan

dewasa ini. Prestasi kerja yang baik dapat diwujudkan apabila didukung oleh

beberapa faktor. Menurut Castetter ( 1981 ) faktor yang mendukung prestasi kerja itu

antara lain : (1) sumber individu itu sendiri, (2) sumber dari organisasi, (3) sumber

dari lingkungan eksternal.


31

Hasil akhir dari prestasi kerja lebih jelasnya dapat dilihat dari konsumen yang

menikmati layanan karyawan. Menurut Dharma (1991), bahwa prestasi kerja adalah

sesuatu yang dikerjakan atau produk/jasa yang dihasilkan atau diberikan oleh

seseorang atau sekelompok orang. Prestasi adalah hasil yang dicapai dan apa yang

dikerjakan atau yang sudah diusahakan, seperti belajar, bekerja, olahraga dan

sebagainya. Prestasi kerja tersebut mengandung pengertian cukup luas , prestasi

itu dapat dikatakan hasil-hasil yang dicapai seseorang dalam melakukan sesuatu,

misalnya keberhasilan guru, dosen, pegawai, seniman, pedagang dan lain sebagainya.

Untuk mengetahui prestasi kerja seorang guru, perlu diadakan penilaian atas

prestasi kerja tersebut (performance appraisal). Penilaian prestasi kerja adalah suatu

cara dalam melakukan evaluasi terhadap prestasi kerja karyawan dengan serangkaian

tolak ukur tertentu yang objektif dan berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta

dilakukan secara berkala ( Handoko 1978 ). Penilaian yang dilakukan dalam suatu

organisasi tidak terlepas dari unjuk kerja yang dihasilkan oleh guru itu sendiri.

Penilaian adalah sesuatu yang berhubungan dengan masalah nilai yang

diangkatkan tentang suatu objek, kejadian atau peristiwa yang dilihatnya. Sedangkan

penilai adalah sesorang yang memberikan nilai terhadap rangsangan yang ditangkap

panca indranya. Rangsangan yang ditangkap panca indra tersebut diterima, diseleksi,

diorganisasikan dan diartikan sebuah proses formal untuk melakukan peninjaun ulang

dan evaluasi prestasi kerja seseorang secara periodik. (Surakhmad 1985).

Penilaian dengan cara kualitatif umumnya bersifat subjektif, Cara dan teknik

menilai mempunyai dua cara kualitatif dan cara kuantitatif karena sangat tergantung

kepada selera penilai mengenai apa yang akan diartikannya sebagai baik, baik sekali,
32

cukup dan lain sebagainya. Sedangkan penilaian dengan kuantitatif biasanya lebih

objektif, karena pada waktu memberikan nilai dengan angka, biasanya penilai terlebih

dahulu membuat ukuran, apa artinya apabila ia harus memberikan nilai 1, 2, 3 dan

sebagainya secara matematis, dengan jalan menggunakan konsep konsep statistik.

Pedapat Winarno Surakhmad tersebut diperkuat oleh pendapat Winkel (1996)

yang mengatakan bahwa, penilaian yaitu penentuan taraf mutu prestasi berdasarkan

norma, patokan atau kriterium tertentu.

Objek penilaian atau apa yang akan dinilai adalah pendekatan yang berpusat pada

individu, kemudian pendekatan yang berpusat pada tugas dan pendekatan yang

berpusat pada tujuan (Ruky 2002). Seperti ditunjukkan pada gambar 2.1 berikut :

Berpusat pada Berpusat pada Berpusat pada


Pendekatan individu Pendekatan tugas Pendekatan tujuan

Gambar 2.1. Penilaian Prestasi Kerja.


Sumber : Ruky (2002)

Penilaian prestasi kerja dengan pendekatan yang berpusat pada individu adalah

metode yang menekankan pada pengukuran atau penilaian ciri-ciri kepribadian

karyawan. Dalam penilaian yang individual atau person oriented, fokus perhatiannya

adalah cirri-ciri keperibadian atau karakteristik karyawan. Ruky menyebutkan dengan

istilah Person Oriented Performance Management disingkat menjadai “POPMAN”

yang artinya suatu penilaian yang menfokuskan pada orang melakukan pekerjaan dan

bukan pada hasil kerjanya. Hal ini sejalan dengan pendapat Tohardi (2002) bahwa

objek penilaian prestasi kerja adalah karyawan. Oleh karena itu pada pekerjaan
33

yang sama belum menghasilkan penilaian karyawan yang sama pula. Ciri-ciri atau

karakteristik (traits) kepribadian yang banyak dijadikan objek pengukuran adalah (1)

kejujuran, (2) ketaatan, (3) disiplin, (4) loyalitas, (5) inisiatif, (6) kreatif, (7) adaptasi,

(8) komitmen, (9) motivasi dan (10) sopan santun.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1979 tentang penilaian kinerja

Pegawai Negeri Sipil. Hasil-hasil penilaian dituangkan dalam suatu daftar yang

disebut DP3 atau Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan. Penilaian ini berpokus

kepada karakteristik kepribadian pegawai yang meliputi : (1) kesetiaan, (2) tanggung

jawab, (3) ketaatan, (4) kerjasama, (5) prakarsa dan (6) kepemimpinan.

Penilaian kerja dengan pendekatan yang berpusat pada pelaksanaan tugas,

dilakukan dengan cara menilai perilaku pegawai sesuai dengan tugas dan tanggung

jawabnya. Dengan kata lain penilaian hasil, tetap tidak difokuskan langsung pada

kuantitas dan kualitas hasil yang dicapainya, yang dilakukan adalah meneliti

bagaimana tugas-tugas dilakukan dan membandingkan perilaku dan sikap yang

diperlihatkan dengan standar yang ditetapkan. Penilaian proses ini, Ruky memberikan

istilah PROPERMAN singkatan Proces Oriented Performance Management.

Penilaian ini tidak lagi berorientasi pada traits atau cirri-ciri kepribadian, tetapi pada

baik buruknya pelaksanaan tugas oleh seorang karyawan. Menurut Sayle bahwa

standar kinerja perlu dirumuskan guna dijadikan tolak ukur dalam

mengadakan perbandingan antara apa yang telah dilakukan dengan apa yang

dipercayakan kepada seseorang ( Sedarmayanti 2002 ). Penilaian yang berfokus pada

individual karyawan dan pelaksanaan tugas orientasinya pada hasil yang diperoleh

atau dicapai. Penilaian hasil adalah hasil atau keluaran dari sikap karyawan dan
34

pelaksanaan tugas. Hal ini sejalan dengan pendapat Smith yang menyatakan bahwa

performance atau kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses

(Sedarmayanti 2002). Pendekatan penilaian yang berpusat pada tujuan. Ruky

menyebutkan sebagai Result Oriented Performance Management atau disingkat

menjadi ROPER-MAN.

Prestasi kerja guru berdasarkan pendekatan pelaksanaan tugas dapat diukur dari

uraian tugas guru. P3G Depdiknas, sepuluh kompetensi dasar guru, yang meliputi

kemampuan-kemampuan dalam hal : (1) menguasai bahan ajar, (2) mengelola

program belajar mengajar, (3) mengelola kelas, (4) menggunakan media dan sumber

pengajaran, (5) menguasai landasan-landasan kependidikan, (6) mengelola interaksi

belajar mengajar, (7) menilai prestasi belajar siswa, (8) mengenal dan fungsi program

pelayanan BP, (9) mengenal dan ikut menyelenggarakan administrasi sekolah, dan

(10) memahami prinsip-prinsip penelitian pendidikan dan menafsirkan untuk

pengajaran. (Anwar 2003).

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ( Kepemndikbud) RI Nomor.

025/0/1995, tentang pelaksanaan jabatan fungsional guru dan angka kredit, “kinerja

guru” dapat diindikasikan dari tugas dan tanggung jawabnya yang meliputi : (1)

membuat perangkat program pengajaran, (2) melaksanakan kegiatan belajar, (3)

melaksanakan kegiatan evaluasi, (4) melaksanakan analisis hasil evaluasi,

(5) menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan, (6) mengisi

daftar nilai siswa, (7) melaksanakan kegiatan bimbingan pada guru junior, (8)

membuat alat peraga / media dalam setiap penyusunan program pembelajaran, (9)

menumbuh kembangkan sikap menghargai karya seni, (10) mengikuti kegiatan


35

pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum, (11) melaksanakan tugas tertentu di

sekolah, (12) mengadakan program pengajaran, (13) membuat catatan tentang

kemajuan hasil belajar siswa, (14) mengisi dan meneliti daftar hadir siswa, (15)

mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktikum, (16) mengumpulkan dan

menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkat.

Berdasarkan uraian diatas, bahwa prestasi kerja adalah hasil yang dicapai

seseorang dalam bekerja yang diukur dari sikap individu dan pelaksanaan tugas.

Prestasi kerja yang berfokus pada sikap individu meliputi:

a. Kesetiaan,

b. Tanggungjawab,

c. Ketaatan,

d. Kerja sama,

e. Prakarsa dan

f. Kepemimpinan

Prestasi kerja yang menekankan pelaksanaan tugas meliputi :

1. Membuat perangkat program pembelajaran,

2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran,

3. Melaksanakan kegiatan evaluasi,

4. Melaksanakan analisis hasil ulangan,

5. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan,

6. Mengisi daftar hadir,

7. Membuat alat pelajaran/ alat peraga/ media,


36

8. Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum,

9. Melaksanakan tugas tertentu disekolah,

10. Mengisi dan meneliti daftar hadir siswa,

11. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit kenaikan pangkat.

B. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh Sikap Inovatif terhadap Prestasi Kerja Guru.

Inovasi menurut Sherwood (2005) adalah “menemukan (membawa) sesuatu

gagasan yang baru”. “ Proses inovasi memerlukan tahapan yaitu pengajuan gagasan,

evaluasi dan implementasi. Sementara menurut Timpe (1993) mengatakan bhwa

inovasi adalah “metode-metode kerja, produk proses, atau jasa-jasa baru yang lebih

baik dari sebelumnya.

Menurut Winardi (2000) inovasi senantiasa perlu dimasukkan ke dalam fungsi

manajemen. Lebih lanjut menurut Winardi inovasi terdiri dari tindakan tindakan

mengembangkan cara baru yang lebih baik untuk melaksanakan pekerjaan.

Dari defenisi di atas dapat dikatakan bahwa sikap inovatif sebagai kemampuan

menemukan atau membawa gagasan baru, sikap yang kreatif akan mempengaruhi

pelaksanaan pekerjaan atau dapat meningkatkan prestasi kerja seseorang.

Sikap inovatif adalah suatu kecenderungan seseorang yang sangat berhubungan

dengan psikologis untuk bertindak atau berkreasi terhadap perubahan yang terjadi

dilingkungannya. Seseorang yang menginginkan inovasi ia harus berorientasi pada

metode metode baru, mempunyai minat menyesuaikan diri dengan perubahan, kreatif,

memiliki keterampilan dan menggunakan teknologi.


37

Sikap inovatif para guru dalam penelitian ini didefenisikan sebagai suatu

kecenderungan mental guru untuk menerima dan menyesuaikan diri dengan berbagai

perubahan baru. Guru harus selalu siap menyikapi perubahan sehingga tidak akan

pernah tertinggal oleh perubahan. Sebab segala sesuatu yang ada selalu berubah. Oleh

karena itu, bila guru tidak menyiapkan diri untuk menghadapi perubahan maka dia

akan tergilas oleh perubahan tersebut, akibatnya dapat mempengaruhi prestasi kerja

yang menurun.

Untuk itu guru perlu mengembangkan kemampuan kreatif melalui banyak

membaca dan menulis, sebab dengan banyak membaca dan menulis akan

mengetahui banyak informasi baru sehingga menambah wawasan. Adanya wawasan

yang luas akan meningkatkan prestasi kerja. Adanya keinginan guru untuk berdiskusi

dan bertanya kepada teman kerja tentang disiplin keilmuan untuk mendapatkan

masukan juga dapat mengembangkan kemampuan guru. Sikap guru yang imajinatif,

banyak merenung, banyak berbuat dan mencoba cara baru dalam pengajaran akan

meningkatkan prestasi kerja guru hal itu memberi kekuatan dalam mengantisipasi

berbagai situasi.

Guru sebagai unsur penting dalam sekolah perlu menyikapi setiap perubahan

karena tidak semua perubahan dapat diterima, melainkan harus disesuaikan dengan

budaya sekolah dan lingkungan sekolah.

Respon dapat mempengaruhi terhadap prestasi kerja. Respon guru yang positif

terhadap inovasi akan meningkakan kreativitas guru dalam pelaksanaan tugas. Guru

akan selalu memperbaharui materi pelajarannya berdasarkan informasi yang

diperoleh, guru memperbaharui metode mengajar sesuai dengan perkembangan


38

teknologi, guru mempersiapkan skrenario pembelajaran setiap mengajar, guru

mempersiapkan media pembelajaran, guru memiliki keterampilan dalam

menggunakan teknologi dan lain-lain.

Sikap inovatif guru diwujudkan dalam perilaku guru yang terbuka terhadap

pengalaman baru, memberikan pelayanan baru terhadap peserta didik. Semua

perilaku ini tentu tidak terlepas dari prestasi kerja guru. Kemauan untuk menerima

perubahan baru juga tidak terlepas dari prestasi kerja guru. Berdasarkan uraian diatas

diduga bahwa ada pengaruh sikap inovatif terhadap prestasi kerja.

Hasil penelitian Irawati (2003) yang mengkaji sikap inovasi sebagai faktor

pendukung kinerja pustakawan di Padang. Populasi penelitian adalah para

pustakawan perguruan tinggi berjumlah 72 orang. Berdasarkan penelitian terdapat

korelasi yang signifikan antara sikap inovasi dengan kinerja pustakawan.

Lubis (2005) meneliti pengaruh budaya kerja dan sikap inovatif terhadap kinerja

guru Madrasah Aliyah Negeri (MAN) di kota Medan dengan hasil bahwa terdapat

pengaruh signifikan sikap inovatif terhadap kinerja guru.

Penelitian Harahap (2007) tentang hubungan integritas dosen dan sikap inovatif

dengan kinerja dosen fakultas ekonomi Universitas Negeri Medan (UNIMED)

dengan hasil analisis terdapat hubungan positif yang berarti antara sikap inovatif

dengan kinerja dosen.


39

2. Pengaruh Motif Berprestasi Terhadap Prestasi Kerja Guru.

Umstot (1984) berpendapat bahwa “untuk dapat berkinenerja dengan baik,

individu harus memiliki kemampuan untuk bekerja, motivasi dan juga kapasitas atau

kecakapan (capacity) untuk berkinerja”.

Menurut Mitrani, Dalziel, dan Fitt (1992) terdapat empat faktor yang

mempengaruhi prestasi kerja yaitu: (1) sumber motivasi individual, (2) penetapan

pekerjaan, (3) gaya manajemen dan (4) iklim organisasi. Sementara Gannon (1979)

menyatakan bahwa terdapat empat faktor yang mempengaruhi prestasi kerja yaitu: (1)

motivasi pekerja, (2) kemampuan dan keterampilan pekerja, (3) kejelasan dalam

penerimaan tugas, dan (4) kesempatan untuk berkinerja.

Davis (1991) mendefenisikan motivasi berprestasi ialah kekuatan tersembuni di

dalam diri seseorang, yang mendorong seseorang untuk berkelakuan dan bertindak

dengan cara yang khas. Kadang kekuatan itu berpangkal pada naluri, kadang pula

berpangkal pada suatu keputusan rasional tetapi lebih sering lagi hal itu merupakan

perpaduan dari kedua proses tersebut

Ames dan Ames dalam Irawan, dkk (1997) menjelaskan motivasi dari pandangan

kognitif. Menurut pandangan ini motif berprestasi didefenisikan sebagai prespektif

yang dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri. Seorang yang percaya bahwa

dirinya memiliki kemampuan yang diperlukan untuk melakukan tugas, akan

termotivasi untuk melakukan tugas tersebut.

Berdasarkan beberapa defenisi di atas dapat dikatakan bahwa motif berprestasi

mempengaruhi prestasi kerja individu yang melaksanakan pekerjaan tersebut.


40

Motif berprestasi adalah keinginan atau hasrat untuk mencapai sukses dengan

tujuan untuk berhasil dalam kompetisi berdasarkan keunggulan. Ukuran keunggulan

dapat dilihat dari keberhasilan melaksanakan tugas, keberhasilan diri sendiri dan

keberhasilan yang berhubungan dengan orang lain.

Motif berprestasi berhubungan dengan pekerjaan dan mengarahkan tingkah laku

pada usaha untuk mencapai prestasi. Prestasi kerja tidak terlepas dari adanya

keinginan dan kemauan untuk berhasil, ada keinginan untuk memperlihatkan hasil

kerja yang optimal, memanfaatkan waktu semaksimal mungkin, memiliki sikap yang

lebih berorientasi ke depan, sangat berhati-hati memilih teman kerja dan bertanggung

jawab terhadap prestasi yang diperoleh.

Guru yang ingin memperlihatkan hasil kerja yang optimal adalah guru yang

mempunyai prestasi kerja yang tinggi, sebab keinginan yang kuat itu berasal dari

dalam diri guru untuk mencapai kesuksesan. Keinginan yang kuat untuk mencapai

suskses juga mendorong semangat kerja guru. Adanya semangat kerja akan

meningkatkan prestasi kerja. Jika dari dalam diri guru tidak ada keinginan untuk

mencapai hasil kerja yang optimal, dan jika tidak ada semangat kerja maka prestasi

kerja guru akan menurun.

Motif berprestasi juga tidak terlepas dari sikap guru yang memanfaatkan waktu

semaksimal mungkin. Guru yang memiliki prestasi kerja tidak akan pernah

menyia- nyiakan waktu sangat berharga dalam pekerjaannya. Sikap memandang jauh

kedepan adalah keinginan untuk mencapai prestasi sehingga dalam setiap

pekerjaannya guru tersebut mempersiapkan diri sebaik mungkin terhadap apa yang

ingin dicapai pada masa mendatang. Sikap memandang jauh kedepan akan
41

meningkatkan prestasi kerja guru, sebaliknya jika guru tidak ada keinginan untuk

berhasil maka prestasi kerja akan menurun.

Minat atau keinginan berprestasi berkaitan dengan sikap memilih teman kerja

guru yang punya prestasi kerja tinggi akan memilih teman kerja yang berkwalitas

karena hal itu akan mendukung prestasi kerjanya. Bila guru memilih teman kerja

yang tidak berkwalitas maka prestasi kerjanya akan menurun. Berdasarkan uraian di

atas diduga ada pengaruh motif berprestasi terhadap prestasi kerja guru.

Sibuea (2003) meneliti hubungan keterampilan manajerial dan motif berprestasi

dengan efektifitas kinerja kepala SMK di kota Medan. Berdasarkan analisis terdapat

hubungan yang signifikan antara keterampilan manajerial dan motif berprestasi

dengan efektifitas kinerja kepala SMK di kota Medan.

Hasil penelitian Zulkifli (2004) menjelaskan terdapat hubungan positif antara

motif berprestasi dengan kinerja guru matematika SMP Negeri kabupaten langkat.

3. Maping Penelitian Terdahulu

Penelitian sejenis sebagaimana dijelaskan pada butir 1 dan 2 di atas yang sudah

dilakukan peneliti sebelumnya dapat dilihat pada tabel:


42

Tabel 2.1. Maping Penelitian terdahulu

No. Judul Peneliti Thn Variabel Variabel Metode Hasil


Penelitian Indevenden Devenden Analisis
1 Sikap inovasi Irawati 2003 Sikap Kinerja Korelasi Terdapat
sebagai inovasi pustakawan korelasi
factor yang
pendukung signifikan
kinerja antara sikap
pustakawan inovasi
di padang dengan
Sumatera kinerja
Barat sebesar
0,68
2. Hubungan Sibuea 2003 Keterampil Kinerja Regresi Terdapat
antara an kepala berganda hubungan
keterampilan manajerial SMK yang
manajerial Motif signifikan
dan motif berprestasi antara
berprestasi keterampila
dengan n
efektifitas manajerial
kinerja dan motif
kepala SMK berprestasi
di kota dengan
Medan efektifitas
kinerja
kepala
SMK
3. Hubungan Zulkifli 2004 Motivasi Kinerja Statistik Terdapat
antara berprestasi Guru deskriptif hubungan
motivasi Kebiasaan matematika dan positif
berprestasi belajar statistic motivasi
,kebiasaan Penggunaa imperen- berprestasi
belajar, dan n media sial dengan
penggunaan pembelajar kinerja guru
media an
pembelajaran
dengan
kinerja guru
matematika
SMP Negeri
Kab. Langkat
43

No. Judul Peneliti Thn Variabel Variabel Metode Hasil


Penelitian Indevenden Devenden Analisis
4. Pengaruh Lubis 2005 Budaya Kinerja Alpha Sikap
budaya kerja kerja guru Cronbach inovatif
dan sikap Sikap berpengaru
inovatif inovatif h secara
terhadap signifikan
kinerja guru terhadap
MAN di kota kinerja guru
Medan
5. Hubungan Harahap 2007 Integritas Kinerja Deskriptif Terdapat
integritas Sikap dosen korelasion hubungan
dosen dan inovatif al positif yang
sikap inovatif berarti
dengan sikapinovat
kinerja if dengan
dosen fakulta kinerja
ekonomi dosen
unimed

4. Pengaruh Sikap Inovatif dan Motif Berprestasi terhadap Prestasi

Kerja Guru.

Usaha untuk meningkatkan prestasi kerja, sikap inovatif dari guru memegang

peranan penting. Karena dengan memiliki sikap inovatif para guru akan dapat

menyesuaikan diri, kreatif, bersikap positif dan terbuka terhadap perubahan yang

terjadi dalam lingkungan sekolah, terutama keterbukaan terhadap pengetahuan dan

pengalaman tentang sesuatu yang baru , respon yang positif terhadap sesuatu yang

baru, kreatifitas guru akan meringankan dan memperlancar pelaksanaan tugas-tugas

guru. Pelaksanaan tugas yang lancar akan menimbulkan gairah kerja yang cenderung

akan meningkatkan prestasi kerja.

Prestasi kerja berkaitan juga dengan motif berprestasi, karena motif berprestasi

adalah suatu dorongan yang kuat dari diri guru untuk meraih prestasi. Dorongan

yang kuat dari dalam diri guru tercermin dalam perilakunya, yaitu memiliki
44

kepercayaan dalam menghadapi tugas, memiliki sikap yang lebih berorientasi ke

depan, tidak suka membuang-buang waktu, memilih teman kerja yang berkualitas,

mempunyai semangat yang tinggi.

Penelitian terdahulu seperti telah dijelaskan pada poin 3 (tiga) maping penelitian

terdahulu memiliki kesamaan paradigma dengan penelitian ini yang bertujuan untuk

melihat hubungan assosiatif kausal antara 2 variabel independen terhadap 1 variabel

dependen yang sama yaitu prestasi kerja. Hasil analisis data juga menunjukkan

kesimpulan yang sama yaitu adanya pengaruh atau hubungan yang signifikan antara

variabel independen terhadap variabel dependen baik secara parsial maupun secara

bersama-sama, dimana hasil uji asumsi klasik regresi berganda dapat diterima.

Cerminan perilaku sikap inovatif dan motif berprestasi seperti dijelaskan pada

poin 1 dan 2 di atas secara parsial berpengaruh terhadap peningkatan prestasi kerja

guru. Para peneliti terdahulu telah meneliti dan membuktikan secara ilmiah bahwa

baik variabel sikap inovatif dengan variabel lainnya diluar variabel motif berprestasi

maupun variabel motif berprestasi dengan variabel lainnya diluar variabel sikap

inovatif berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi kerja. Dalam penelitian ini

perlu kiranya diteliti pengaruh sikap inovatif dan motif berprestasi secara bersama-

sama terhadap prestasi kerja.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu dan memperhatikan fenomena prestasi

kerja guru SMP negeri di kota Sibolga penulis berkeinginan untuk meneliti Pengaruh

Sikap Inovatif dan Motif Berprestasi terhadap Prestasi Kerja Guru SMP negeri kota

Sibolga, dengan paradigma yang menggambarkan antara sikap inovatif (X1), dan
45

motif berprestasi (X2), berpengaruh terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri kota

Sibolga (Y) sebagaimana dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut :

VARIABEL BEBAS
VARIABEL TERIKAT

SIKAP INOVASI ( X1)


PRESTASI KERJA ( Y)
1. Pengetahuan / Pengalaman
tentang sesuatu yang baru
2. Respon terhadap
pembaharuan 1. Tanggung jawab
3. Kreatifitas 2. Kerjasama
3. Prakarsa
4. Membuat perangkat
pembelajaran
5. Melaksanakan kegiatan
pembelajaran
6. Melaksanakan analisis hasil
evaluasi
MOTIF BERPRESTASI 7. Menyusun dan melaksanakan
(X2) program perbaikan dan
pengayaan
8. Membuat alat pelajaran / alat
1. Memiliki kepercayaan dalam peraga
menghadapi tugas 9. Mengikuti kegiatan
2. Memiliki sikap yang lebih pengembangan dan
berorientasi kedepan pemasyarakatan kurikulum
3. Tidak suka membuang – 10. Mengumpulkan dan
buang waktu menghitung angka kredit
4. Memilih teman kerja yang kenaikan pangkat.
berkualitas
5. Mempunyai semangat tinggi

Gambar 2.2. Paradigma Pengaruh Variabel X terhadapVariabel Y


46

5. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka berpikir, variabel penelitian dan defenisi operasional di

atas, maka dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh yang signifikan dari sikap inovatif terhadap prestasi kerja guru

SMP Negeri Kota Sibolga

2. Terdapat pengaruh yang signifikan dari motif berprestasi terhadap prestasi kerja

guru SMP Negeri Kota Sibolga

3. Terdapat pengaruh yang signifikan dari sikap inovatif dan motif berprestasi,

secara bersama sama terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri Kota Sibolga

Hipotesis penelitian ini dapat ditulis dengan notasi statistik sbb :

1. Ho : ρy.x1 = 0 ( tidak terdapat pengaruh dari X1 terhadapY )

Ha : ρy.x1 ≠ 0 ( terdapat pengaruh dari X1 terhadap Y )

2. Ho : ρy.x2 = 0 ( tidak terdapat pengaruh dari X2 terhadap Y )

Ha : ρy.x2 ≠ 0 ( terdapat pengaruh dari X2 terhadapY )

3. Ho : ρy.x1,2 = 0 ( tidak terdapat pengaruh dari X1 dan X2 terhadap Y )

Ha : ρy.x1,2 ≠ 0 ( terdapat pengaruh dari X1 dan X2 terhadap Y )

C. Definisi Konsep dan Operasional

Dalam penelitian ini ada dua jenis variabel, yakni variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah (1) sikap inovatif (X1), (2) motif

berprestasi (X2) sedangkan variabel terikat adalah prestasi kerja guru (Y). Setiap

variabel diperjelas dengan defenisi dan indikatornya masing-masing.


47

Berdasarkan indikator variabel yang diteliti maka penelitian ini menggunakan

pengukuran dengan skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur sikap, pendapat

dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono,

2006). Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian maka peneliti memberikan

alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1- 5 yang dapat

dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini:

Tabel 2.2 Defenisi Konsep dan Operasional

Variabel Pengertian Indikator Skala Likert

X1: Sikap Suatu kecenderungan 1. Pengetahuan tentang 1=Sangat


Inovatif seseorang untuk bereaksi komputer atau alat Tidak
atau berinteraksi terhadap teknologi baru Setuju
hal-hal baru yang 2. Pengetahuan tentang 2=Tidak
berhubungan dengan informasi baru Setuju
pengetahuan teknologi 3. Respon terhadap 3=Kurang
dan informasi tercermin inovasi Setuju
dari pengetahuan atau 4. Kemampuan 4=Setuju
pengalaman yang baru, memecahkan 5=Sangat
respon terhadap hal yang masalah Setuju
baru dan kreatifitas 5. Imajinatif
menciptakan hal yang 6. Penemuan dan
baru pelayanan produk
baru

X2: Motif Sesuatu yang ada pada 1.Memiliki kepercayaan 1=Tidak


Berprestasi diri individu yang dalam menghadapi Pernah
menggerakkan atau tugas 2=Jarang
membangkitkan individu 2.Memiliki sikap 3=Kadang-
sehingga memiliki berorientasi kedepan kadang
prestasi tinggi, memiliki 3.Tidak suka membuang- 4=Sering
moral kerja atau buang waktu 5=Selalu
semangat kerja yang 4.Memilih teman kerja
tinggi dan suka bekerja 5.Mempunyai semangat
keras, serta selalu tinggi
berusaha menyelesaikan
pekerjaan tepat pada
waktunya.
48

Variabel Pengertian Indikator Skala Likert

Y: Prestasi Hasil kerja guru yang 1.Tanggungjawab 1=Tidak


Kerja Guru dicapai seorang guru 2.Kerjasama Pernah
melalui pelaksanaan 3.Prakarsa/proaktif 2=Jarang
tugas dan tanggung 4.Membuat perangkat 3=Kadang-
jawabnya. Hasil kerja pembelajaran kadang
guru diukur dari sikap 5.Melaksanakan 4=Sering
dan perilakunya dalam pembelajaran 5=Selalu
melaksanakan tugas dan 6.Melaksanakan analisis
dari hasil pelaksanaan hasil ulangan
tugas itu sendiri. 7.Melaksanakan program
perbaikan dan
pengayaan
8.Membuat alat
peraga/media
9.Mengikuti kegiatan
pengembangan dan
pemasyarakatan
kurikulum
10.Mengumpulkan dan
menghitung angka
kredit kenaikan
pangkat.
49

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan tujuan penelitian maka penelitian ini

menggunakan jenis penelitian eksplanatori, yaitu penelitian yang menjelaskan

hubungan kausal antara variable-variabel melalui pengujian hipotesis (Singarimbun

dan Effendi, 1989;43) yaitu menjelaskan pengaruh variabel sikap inovatif dan motif

berprestasi terhadap kepuasan Prestasi kerja Guru SMP Negeri Kota Sibolga

Sedangkan menurut Faisal (1992) explanatory research ditujukan untuk

menemukan dan mengembangkan teori sehingga hasilnya dapat menjelaskan

terjadinya seuatu gejala atau kenyataan sosial tertentu.

Penelitian ini dilakukan pada SMP Negeri yang ada di Kota Sibolga, dengan

subjek penelitiannya adalah para guru SMP yang sudah pegawai negeri. Pemilihan

tempat penelitian ini adalah didasarkan pada fenomena yang terjadi pada sekolah

tersebut sesuai dengan permasalahan yang dibahas. Waktu penelitian dimulai dari

bulan Juli sampai dengan Oktober 2008.

Penelitian ini bersifat deskriptif. Menurut Bets (1982) penelitian deskriptif ialah

suatu analisis untuk menjawab pertanyaan pengaruh beberapa variabel. Variabel yang

dikaji dibedakan atas dua hal yaitu variabel bebas yang terdiri dari sikap inovatif dan

motif berprestasi, sedangkan variabel terikat adalah prestasi kerja guru. Penelitian ini

menitikberatkan pada pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat.

Dengan demikian arah kajiannya adalah pada studi regresi.

49
50

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi Penelitian ini adalah guru SMP Negeri Kota Sibolga, ada 7 SMP negeri

di Kota Sibolga, dengan jumlah guru yang berstatus pegawai negeri sebanyak 234

orang. Distribusi jumlah guru untuk masing-masing SMP dapat dilihat pada Tabel

3.1 berikut:

Tabel 3.1 Distribusi Populasi Setiap Sekolah

No. Nama Sekolah Jumlah Guru

1. SMP Negeri 1 Sibolga 42


2. SMP Negeri 2 Sibolga 35
3. SMP Negeri 3 Sibolga 37
4. SMP Negeri 4 Sibolga 39
5. SMP Negeri 5 Sibolga 37
6. SMP Negeri 6 Sibolga 24
7. SMP Negeri 7 Sibolga 20

Jumlah guru 234

2. Sampel Penelitian.

Untuk mentukan jumlah sampel digunakan teknik stratified proportional random

sampling bagi masing-masing sekolah. Teknik ini digunakan karena

memperhitungkan banyaknya guru dari masing-masing sekolah tidak sama. Dengan

demikian karakteristik populasi akan terwakili secara optimal didalam sampel. Untuk

menetukan besarnya sampel dipakai rumus Cochran (1977).

Penetapan strata populasi ditetapkan atas dasar tiga pertimbangan (1) jenjang

pendidikan guru (2) masa kerja guru, (3) golongan (pangkat) guru. Jenjang

pendidikan guru dibagi menjadi dua bagian yakni sarjana dan non sarjana. Masa kerja
51

guru juga dibagi dalam dua kategori yakni masa kerja > 10 tahun dan < 10 tahun.

Sedangkan golongan (pangkat) guru dibagi dalam dua bagian yakni golongan III dan

golongan IV. Penyebaran populasi berdasarkan tiga strata adalah sebagaimana terlihat

pada Tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2 Distribusi Populasi Berdasarkan Strata.

No. Kategori (Strata) Sub Kategori Jumlah %


a. Sarjana 106 45
1. Pendidikan
b. Non Sarjana 128 55
a. > 10 tahun 149 64
2. Masa Kerja
b. < 10 tahun 85 36
a. III 175 75
3. Golongan (Pangkat)
b. IV 59 25

Berdasarkan ciri-ciri populasi di atas, maka penentuan sampel dalam

penelitian ini lebih sesuai dengan penentuan sampel berdasarkan rumus Cochran

(1977) dengan rumus sebagai berikut:

t2 x p x q

no = --------------
2
d

Selanjutnya nilai no yang terbesar dikoreksikan kedalam rumus :

no

n = --------------

no – 1

1 + -------

N
52

Dimana :

no = besar sample tahap pertama

N = jumlah populasi penelitian

N = besar sample tahap kedua

t = besarnya z sesuai dengan taraf signifikansi 95 %

p = besarnya proporsi kelompok pertama dalam strata.

q = 1-p ( besarnya proporsi kelompok kedua dalam strata )

d = besarnya kekeliruan pengambilan sample, ditetapkan 10 %

a. Perhitungan proporsi masing-masing strata dilakukan sebagai berikut :

a. Untuk strata jenjang pendidikan dengan proporsi :

p1 = (106/234) = 0,45 q1 = 1 – 0,45 = 0,55

b. Untuk Strata masa kerja, dengan proporsi :

p2 = (149/234) = 0,64 q2 = 1 – 0,64 = 0,36

3. Untuk strata golongan kepangkatan, dengan proporsi :

p3 = (143/234) = 0,75 q3 = 1 – 0,75 = 0,25

Dari hasil perhitungan proporsi strata, maka untuk perhitungan sampel

digunakan rumus Cochran yaitu :


2
1,96 x0,45x0,55

no = ------------------------- = 95,08 dibulatkan menjadi 95

0,01
53

b. Karena perhitungan di atas menghasilkan sampel yang dianggap masih besar,

maka nilai sampel tahap pertama (no) dikoreksi agar menjadi kecil dengan

rumus koreksi Cochran yaitu :

1. Untuk perhitungan sampel berdasarkan tingkat pendidikan :

no

n = --------------

no – 1

1 + -------

95

n = -------------- = 67,85 dibulatkan menjadi 68

95 – 1

1 + -------

234

2. Perhitungan sampel berdasarkan masa kerja :

1,962 x0,64x0,36

no = ------------------------- = 88,51 dibulatkan menjadi 89

0,01

89

n = -------------- = 64,51 dibulatkan menjadi 65

89 – 1

1 + -------

234
54

3. Perhitungan sampel berdasarkan golongan pangkat :

1,96 2 x0,75x0,25

no = ------------------------- = 72,03 dibulatkan menjadi 72

0,01

72

n = -------------- = 55,38 dibulatkan menjadi 55

72 – 1

1 + -------

234

Tabel 3.3 Hasil Perhitungan Sampel

No. Strata p q d no n
1, Jenjang Pendidikan 0,45 0,55 0,10 95 68
2. Masa kerja 0,64 0,36 0,10 89 65
3. Golongan/pangkat 0,75 0,25 0,10 72 55

Dari tabel 3.3 di atas dapat dilihat bahwa sampel penelitian ini adalah sebanyak

68 orang (hasil paling besar dari perhitungan dengan rumus koreksi Cochran) yang

diambil secara random berdasarkan strata jenjang pendidikan, masa kerja dan

golongan/pangkat dari seluruh SMP negeri di kota Sibolga.

Persentase sampel untuk masing-masing strata adalah perbandingan jumlah

sampel yang terbesar dengan jumlah populasi yaitu:


55

68

------ x 100 % = 29,05 %

234

Berdasarkan jumlah sampel di atas, rincian masing-masing strata dapat dilihat pada

Tabel 3.4 berikut :

Tabel 3.4 Jumlah Sampel Setiap Strata

Golongan/
No. Pendidikan Masa kerja Jlh Sampel
Pangkat
III 22
< 10 Tahun IV 0
1 Sarjana
> 10 Tahun III 6
IV 4
III 3
< 10 Tahun IV 0
2 Non Sarjana
> 10 Tahun III 20
IV 13
Jumlah …………… 68

Penentuan sampel dari setiap unit SMP negeri kota Sibolga meskipun ditentukan

secara random tetapi tetap berdasarkan strata pendidikan, masa kerja dan golongan.

Jumlah sampel penelitian dari setiap unit SMP negeri adalah sebagaimana tertera

dalam Tabel 3.5 sebagai berikut:


56

Tabel 3.5 Jumlah Sampel Setiap Unit SMP negeri kota Sibolga

No. Unit Sekolah Jumlah (Orang)


1. SMP Negeri 1 Sibolga 12
2. SMP Negeri 2 Sibolga 10
3. SMP Negeri 3 Sibolga 11
4. SMP Negeri 4 Sibolga 11
5. SMP Negeri 5 Sibolga 11
6. SMP Negeri 6 Sibolga 7
7. SMP Negeri 7 Sibolga 6
Jumlah ……….. 68

C. Instrumen Penelitian

Sesuai dengan variabel penelitian yang telah disebutkan sebelumnya, ada tiga

jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini (1) data sikap inovatif, (2) data

motif berprestasi, dan (3) data prestasi kerja guru.

Ketiga jenis data penelitian tersebut dijaring dengan menggunakan kuesioner atau

angket, yang masing-masing dengan mempedomani model skala likert. Disamping itu

digunakan juga metode dokumentasi untuk mendapatkan data sekunder.

Guna mendapatkan data penelitian digunakan kuesioner, untuk variabel sikap

inovatif pernyataan berbentuk opini dengan menggunakan alternatif sangat setuju

(SS), setuju (S), kurang setuju (KS), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS)

dengan skala nilai yang digunakan adalah 5,4,3,2 dan 1.Adapun kisi-kisi instrument

sikap inovatif adalah seperti dalam Tabel 3.6 berikut:


57

Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Sikap Inovatif.

Variabel Subvariabel Indikator Skala


Sikap Pengetahuan/ 1) Pengetahuan tentang 1-5
inovatif pengalaman tentang Komputer,
(X1) sesuatu yang baru 2) Pengetahuan tentang 1-5
(inovasi) informasi baru,
3) Menerima dan mendukung 1-5
Respon ide-ide baru,
4) Perubahan cenderung 1-5
mendorong semangat,
5) Perubahan membuat 1-5
semakin berprestasi,
6) Sering mencoba ide-ide 1-5
baru,
7) Perubahan teknologi 1-5
meningkatkan minat dalam
bekerja,
Kreatifitas 8) Kemampuan memecahkan 1-5
masalah,
9) Imajinatif 1-5
10) Penemuan pelayanan Produk 1-5
baru

Untuk variabel motif berprestasi, pernyataan berbentuk frekwensi dengan

menggunakan alternative selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KD), jarang (JR),

tidak pernah (TP) dengan skala nilai yang digunakan adalah 5,4,3,2 dan 1. Adapun

kisi-kisi instrument Motif berprestasi dapat dilihat dalam tabel :


58

Tabel 3.7. Kisi-kisi Instrumen Motif Berprestasi.

Variabel Subvariabel Indikator Skala

Motif Keinginan 1) Memiliki kepercayaan dalam 1-5


Berpres tasi untuk menghadapi tugas,
(X2) berprestasi 2) Memiliki sikap yang lebih 1-5
Berorientasi kedepan,
3) Tidak suka membuang- 1-5
buang waktu,
4) Memilih teman kerja, 1-5
5) Mempunyai semangat tinggi 1-5

Untuk variabel prestasi kerja guru, pernyataan berbentuk frekuensi diisi oleh

kepala sekolah dengan menggunakan lembar observasi beserta deskriptornya yang

diberi bobot dengan skor 1,2,3,4 dan 5, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan

dan dipenuhi oleh guru. Adapun kisi-kisi instrument observasi kerja dapat dilihat

pada tabel:
59

Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Observasi Prestasi Kerja

Variabel Subvariabel Indikator Skala

Prestasi Perilaku guru 1. Tanggung jawab 1-5


Kerja 2. Kerjasama 1-5
(Y) 3. Prakarsa/proaktif 1-5
4. Membuat perangkat 1-5
Pelaksanaan tugas pembelajaran 1-5
5. Melaksanakan kegiatan
pembelajaran 1-5
6. Melaksanakan analisis hasil
Ulangan 1-5
7. Menyusun dan melaksanakan
Program perbaikan dan
Pengayaan 1-5
8. Membuat alat pelajaran/alat
Peraga/media 1-5
9. Mengikuti kegiatan
Pengembangan dan
pemasyarakatan 1-5
kurikulum
10. Mengumpulkan dan
menghitung
Angka kredit kenaikan
pangkat

1. Uji Coba Instrumen

Sebuah instrument dikatakan baik sebagai alat ukur apabila memiliki ciri-ciri

valid (sahih) dan andal ( reliable ). Ujicoba instrument dimaksud untuk melihat

keandalan dan kesahihan ( reliabilitas dan validitasnya) instrument tersebut. Adapun

manfaat yang diperoleh dari proses uji coba instrument adalah :

1. Mengidentifikasi bias yang disebabkan oleh urutan pertanyaan

2. Menemukan item-item yang tidak jelas dan penyebabnya

3. Memperbaiki pemilihan kata dan kalimat dalam instrumen


60

4. Menemukan adanya pertanyaan yang menimbulkan multi interpretasi

5. Menghilangkan pertanyaan-pertanyaan yang tidak perlu dan menambahkan yang

diperlukan

6. Mengidentifikasikan kesulitan pencatatan (atas jawaban)

Setelah diuji coba, instrument dapat disempurnakan menjadi lebih baik sehingga

dapat mengukur nilai yang seharusnya diukur (valid) dan konsisten (handal).

Prosedur uji coba angket ditempuh dengan tahapan sebagai berikut (1) penentuan

responden uji coba, (2) pelaksanaan uji coba dan (3) analisis uji coba.

2. Penentuan Responden Uji Coba

Responden uji coba diambil dari anggota populasi sebanyak 30 orang. Penentuan

jumlah responden uji coba sebanyak 30 orang dilakukan dengan tujuan untuk

memenuhi syarat minimum sampel penelitian kuantitatif. Responden uji coba berasal

dari populasi yakni guru yang bertugas di 7 (tujuh) SMP Negeri yang ada di kota

Sibolga. Pemilihan responden uji coba dilakukan secara purposive sampling

(pemilihan sampel non acak dan sesuai dengan kriteria yang diinginkan).

3. Pelaksanaan uji Coba Angket

Uji coba instrument dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2008 dengan cara

membagikan kuesioner kepada guru yang terpilih sebagai responden uji coba. Khusus

untuk instrument observasi di isi oleh kepala sekolah dengan cara mengobservasi

guru yang menjadi responden uji coba dari unit sekolah yang dipimpinnya. Setelah

kuesioner dan hasil observasi terkumpul selanjutnya dianalisis.


61

4. Analisis Uji Coba

Menurut Ary (1985) : Validitas ( kesahihan) adalah menunjukkan sejauh mana

suatu alat ukur mampu mengukur apa yang hendak diukur dan reliabilitas

(keterandalan) mengacu pada sejauh mana suatu alat ukur secara konsisten mengukur

apa yang diukurnya. Dengan demikian analisis instrument bertujuan untuk

mengetahui sumbangan butir-butir pernyataan indikator dalam masing-masing

variabel, serta untuk menseleksi butir-butir soal yang layak dipertahankan atau yang

harus dihilangkan.

a). Analisis Validitas

Untuk memperoleh validitas (kesahihan) instrument, dilakukan anlisis validitas

antara lain : Validitas isi ( content validity ) dan validitas konstruk ( construk

validity). Analisis tersebut dilakukan melalui penelaahan yang cermat dan kritis

terhadap butir-butir item pertanyaan dalam kuesioner sekaligus memeriksa

relevansinya dengan indiktor setiap variabel yang secara berkelanjutan dibimbing

oleh dosen pembimbing.

Untuk menganalisis hubungan antar butir-butir dari masing-masing variabel,

dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor butir angket dengan skor total. Teknik

analisis yang digunakan adalah Corrected Item-Total Correlation yang diperoleh

dengan bantuan program komputer SPSS for Windows versi 16.


62

b). Uji Reliabilitas

Reliabilitas biasanya didefinisikan sebagai kekonsistenan dari alat ukur yang

digunakan. Kekonsistenan merupakan salah satu dari aspek reliabilitas. Selvilla dkk

(1993) menyatakan bahwa reliabilitas adalah “derajat ketepatan dan ketelitian atau

akurasi yang ditunjukkan oleh instrument pengukuran “.

Uji reliabilitas (reliability analysis) dapat dilakukan untuk melihat keterandalan

setiap variabel. Keterandalan dianalisis dengan metode Alpha Cronbach dengan

bantuan Komputerisasi Program SPSS for windows versi 16.

5. Hasil Uji Coba Instrumen

Dari hasil uji coba instrumen penelitian yang diberikan kepada 30 orang guru

SMP Negeri kota Sibolga yang merupakan responden uji coba, maka didapat hasil

sebagai berikut :

Tabel 3.9. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Pada Instrument Penelitian

Uji
Jumlah item Pertanyaan
Jumlah item Reliability
Variabel variabel yang
variabel (Cronbach's
tidak valid dihilangkan
Alpha)
Sikap inovatif
21 pertanyaan 2 pernyataan X111 dan X112 0,877
(X1)
(Motif
X21, X23, X27,
Berprestasi 15 pertanyaan 6 pernyataan 0,837
X212, X29, X214
(X2)
Prestasi
Kerja 23 pertanyaan 1 pernyataan Y8 0,949
(Y)

Dengan demikian, beberapa pernyataan yang kurang tepat akhirnya dihilangkan

dari instrument dan selanjutnya pernyataan yang ada diperbaiki secara redaksional
63

bahasa untuk selanjutnya disebarkan ke responden untuk mengumpulkan data

penelitian.

D. Prosedur Pengumpulan Data.

Pengumpulan data khusus untuk kuesioner dilakukan secara langsung kepada

responden dengan bantuan kepala sekolah atau wakil kepala sekolah dan tata usaha

masing-masing sekolah dengan harapan mereka mengisi angket secara terbuka, jujur

dan sesuai dengan apa yang mereka rasakan dari pengalaman kerja mereka. Untuk

mengantisipasi kesibukan para guru, maka pengisian kuesioner diberikan waktu lebih

kurang 1(satu) minggu.

Pengumpulan data prestasi kerja guru dilakukan dengan pengamatan/observasi

langsung oleh kepala sekolah terhadap guru karena tugas kepala sekolah sehari

harinya adalah mensupervisi dan memonitor pelaksanaan tugas-tugas guru di sekolah.

Kepala sekolah diminta mengisi lembar observasi yang telah dipersiapkan untuk

mengukur sejauh mana pelaksanaan tugas para guru yang dipimpinnya.

E. Metode Analisa Data

Kuesioner yang telah dikumpulkan dan berisi respon jawaban dari responden

akan diproses untuk dapat dianalisis sehingga memberikan informasi dan kesimpulan

penelitian. Adapun tahapan pemrosesan data terdiri dari :

1. Pengecekan pengisian instrument (kuesioner) oleh peneliti untuk memastikan

kelengkapan, kebenaran dan keabsahan data,


64

2. Pembuatan coding atau pengkodean dengan tujuan untuk mengecek kembali

kelengkapan setiap jawaban sekaligus memberikan tanda agar memudahkan

(menyeragamkan) dalam proses entry data,

3. Proses pengetikan data ke media elektronik (komputer),

4. Proses pembersihan data dilakukan untuk menjamin free error dan kelengkapan

data, serta menghindari kesalahan “logic”,

5. Pemrosesan data ditujukan untuk meringkas data dalam bentuk tabulasi dasar

(basic tabulation) dan dilanjutkan dengan dengan uji signifikansi secara statistik,

Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah persamaan regresi berganda,

dimana teknik yang digunakna adalah Ordinary Least Square (OLS). Prosedur

analisis regresi meliputi beberapa pengujian :

a. Uji asumsi sebaran variabel dependent (Y).

Pada metode Ordinary Least Square (OLS), sebaran variabel terikat (Y)

seharusnya mengikuti sebaran normal ∼ ( µy , σ2y). Untuk melakukan uji

normalitas pada variabel terikat (Y) dapat dilakukan dengan teknik uji

Kolmogorof-Smirnov (Uji K-S).

b. Uji asumsi klasik yaitu pengujian pada sisaan model (tingkat kesalahan /error)

Model dapat digunakan apabila sisaan model (ei) telah memenuhi asumsi

OLS, yaitu :

• Sisaan Model (ei) menyebar normal

Untuk mengetahui apakah Sisaan model (ei) menyebar normal, maka perlu

dilakukan Uji normalitas (normality test) yaitu dengan 2 cara, pertama analisis
65

visual dengan grafik (yaitu grafik normal P-P plot) dan uji Kolmogorof-

Smirnov. Metode ini dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS 15.

• Variabel X1 dan X2 tidak memiliki korelasi yang berarti, atau dengan kata

lain tidak terjadinya multikolinieritas pada model.

Jika terjadi korelasi antar variabel bebas akan memberikan efek pada

membesarnya standard error peubah bebas. Untuk dapat menguji keberadaan

multikolliniearitas, dapat menggunakan VIF (Variance Inflation Factor).

• Homoskedastisitas

Model persamaan regresi sebaiknya memenuhi asumsi homoskedastisitas,

yaitu Kehomogenan ragam (variance) dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance tetap maka disebut homoskedastisitas

dan jika berbeda maka terjadi problem heteroskedastisitas. Model regresi yang

baik yaitu homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada

beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu melihat

secara grafik pada scatter plot (nilai prediksi dependen vs residual) dan

statistik uji Goldfeld-Quandt.

c. Pengujian tingkat signifikansi simultan atau uji signifikansi secara bersama-sama

pengaruh varibel bebas terhadap variabel terikat (uji statistik F) dengan analisis

ragam (Analysis of Varian-ANOVA).

Model persamaan regresi merupakan sebuah persamaan yang menjelaskan

hubungan antara variabel-variabel yang diteliti, dimana sekumpulan variabel

bebas (X) dapat menjelaskan dinamika variabel terikat (Y). Jika model secara
66

statistik terbukti nyata pada taraf α = 0,05, maka model dapat dikatakan bermakna

secara statistik.

d. Pengujian tingkat signifikansi parameter individual atau uji signifikansi secara

parsial pengaruh variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat (Y)

dilaksanakan dengan uji statistik t.


67

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Kota Sibolga

Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah salah satu lembaga pendidikan formal

yang bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar bagi siswa. Bekal tersebut

berupa perluasan dari pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari sekolah

dasar.

Di kota Sibolga yang terletak dipantai barat Sumatera Utara terdapat 14 Sekolah

Menengah Pertama (SMP) terdiri dari 7 (tujuh) unit SMP negeri yang merupakan

objek penelitian dan 7 (tujuh) unit SMP swasta.

Ketujuh SMP Negeri kota Sibolga secara umum dapat mengemban tugas sesuai

tugas pokok dan fungsinya sebagai lembaga pendidikan dasar sebagaimana program

pemerintah Republik Indonesia dalam Wajib belajar pendidikan dasar Sembilan

tahun yang dicanangkan sejak tahun 1983 yang lalu.

Sebagai Unit pelaksana Teknis Kegiatan (UPT) dinas Pendidikan Kota Sibolga

maka seluruh SMP negeri melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada dinas

pendidikan kota Sibolga berdasarkan Peraturan Daerah Kota Sibolga no 11 tahun

2008 tentang pembentukan organisasi dinas-dinas kota Sibolga dan Peraturan

Walikota Sibolga nomor:188.3.342/24/2008 tentang penjabaran tugas pokok dan

fungsi para pejabat di lingkungan dinas-dinas kota Sibolga.

67
68

SMP negeri di kota Sibolga telah dapat menampung siswa sekolah dasar lulusan

dari kota Sibolga dan bahkan masih dapat menampung siswa lulusan sekolah dasar

dari daerah tetangga kabupaten tapanuli tengah maupun kabupaten nias dan nias

selatan.

2. Gambaran Umum Responden Penelitian

Responden penelitian adalah guru SMP negeri kota Sibolga sebanyak 68 orang

tersebar pada 7 SMP negeri yang ada di kota Sibolga. Lokasi SMP negeri tersebut

berada pada radius 3 (tiga) Km dari kantor dinas pendidikan sehingga mudah

dijangkau oleh peneliti dalam menyebarkan dan mengumpulkan kuesioner sehingga

tingkat penegembalian kuesioner mencapai 100%. Bantuan kepala sekolah dan wakil

kepala sekolah serta pegawai tata usaha sekolah juga adalah faktor yang mendukung

dalam keberhasilan pengembalian kuesioner.

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian bahwa karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin sebagaimana tertera dalam Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentasi


1 Laki-laki 15 25,06
2 Perempuan 53 74,94
Jumlah 68 100
Sumber: Data Primer, Diolah (2008)

Dari Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa responden dengan jenis kelamin laki-laki

sebanyak 15 orang (25,06%), dan jenis kelamin wanita sebanyak 53 orang (74,94%).

Berdasarkan karakteristik jenis kelamin tersebut menunjukkan bahwa jumlah


69

responden Perempuan lebih banyak dari pada jumlah laki-laki. Data ini semakin

menegaskan bahwa jumlah guru yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak dari

laki-laki.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Berdasarkan hasil penelitian bahwa karakteristik responden berdasarkan usia

sebagaimana tertera pada Tabel 4.2 berikut:

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No. Umur (Tahun) Jumlah Persentase


1 25-30 6 8,83
2 31-36 9 13,23
3 37-42 14 20,59
4 43-48 23 33,82
5 49-54 13 19,11
6 55-60 3 4,41
Jumlah 68 100
Sumber: Data Primer, Diolah (2008)

Dari Tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa responden yang berusia 25-30 tahun

sebanyak 6 orang (8,83%), 31-36 tahun sebanyak 9 orang (13,23%), 37-42 tahun

sebanyak 14 orang (20,59%), 43-48 tahun sebanyak 23 orang (33,82%), 49-54 tahun

13 orang (19,11%), 55-60 tahun sebanyak 3 orang (4,41%) .Karakteristik responden

berdasarkan usia menunjukkan bahwa jumlah 37-54 tahun sebanyak 50 orang

(73,52%) artinya responden berada pada usia dewasa produktif dan sudah

berpengalaman dibidangnya sehingga dapat diharapkan lebih bertanggung jawab,

lebih mampu meningkatkan prestasi dan lebih produktif dalam menjalankan tugas.

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian bahwa karakteristik responden berdasarkan

pendidikan sebagaimana tertera pada Tabel 4.3 berikut:


70

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah(orang) Persentase


1 SLTA/PGSLP/D.I 15 22,05
2 D.II/A.II 5 7,35
3 D.III/A.III Sarmud 16 23,52
4 Sarjana 32 47,06
Jumlah 68 100
Sumber: Data Primer, Diolah (2008)

Dari Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa responden yang berpendidikan

SLTA/PGSLP/D.I/A.I sebanyak 15 orang (22,05%), D.II/A.II sebanyak 5 orang

(7,35%), D.III/A.III Sarjana muda sebanyak 16 orang (23,52%), Sarjana sebanyak

32 orang (47,06%).Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan yang

dimiliki responden menunjukkan bahwa 32 orang (47,06%) memiliki latar belakang

pendidikan sarjana dimana sangat dimungkinkan mampu melaksanakan tugas

sebagai guru lebih baik. Namun demikian masih terdapat 36 orang (52,94%)

responden yang memiliki latar belakang pendidikan non sarjana yang sangat perlu

mendapat perhatian peningkatan kualifikasi pendidikan artinya masih lebih banyak

responden berada pada tingkat pendidikan non sarjana. Oleh karena itu sebaiknya

dilakukan peningkatan pendidikan kepada guru yang non sarjana.

d. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Berdasarkan hasil penelitian bahwa karakteristik responden berdasarkan masa

kerja sebagaimana tertera pada Tabel 4.4 berikut:


71

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

No. Masa Kerja Jumlah (orang) Persentase


1 6-10 28 41,17
2 11-15 3 4,41
3 16-20 4 5,88
4 21-25 20 29,41
5 26-30 6 8,84
6 31-34 7 10,29
Jumlah 68 100
Sumber: Data Primer, Diolah (2008)

Dari Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden dengan masa kerja 6-10 tahun

sebanyak 28 orang (41,17%), 11-15 tahun sebanyak 3 orang (4,41%), 16-20 tahun

sebanyak 4orang (5,88%), 21-25 tahun sebanyak 20 orang (29,41%), 26-30 tahun 6

orang (8,84%), 31-34 tahun sebanyak 7 orang (10,29%) .Karakteristik berdasarkan

masa kerja responden menunjukkan bahwa sebanyak 37 orang (54,41%) responden

memiliki masa kerja di atas 16 tahun, sehingga diharapkan sudah memiliki

pengalaman pengetahuan serta keterampilan yang cukup dalam melaksanakan tugas

sebagai seorang pendidik.

e. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkatan Golongan

Berdasarkan hasil penelitian bahwa karakteristik responden berdasarkan

tingkatan golongan sebagaimana tertera pada Tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkatan Golongan

No. Golongan Jumlah (orang) Persentase


1 III 51 75
2 IV 17 25
Jumlah 68 100
Sumber: Data Primer, Diolah (2008)
72

Dari Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa responden yang memiliki golongan IV

sebanyak 17 orang (25,%), dan golongan III sebanyak 51 orang (75%). Berdasarkan

karakteristik tingkatan golongan tersebut diharapkan responden masih berusaha

untuk meningkatkan prestasi kerjanya dengan mengumpulkan angka kredit jabatan

fungsional guru.

B. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data berguna untuk memudahkan pemahaman terhadap hasil penelitian.

Deskripsi data penelitian ini secara berturut-turut dimulai dari data variable sikap

inovatif (X1), motif berprestasi (X2), dan prestasi kerja (Y). Dari perhitungan data

diperoleh skor tertinggi, skor terendah, rata-rata dan standard deviasi sebagaimana

terlihat pada Tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6. Deskripsi Data Sikap Inovatif, Motif Berprestasi dan Prestasi Kerja
Standart
Variabel N Terendah Tertinggi Rata-rata Deviasi
Sikap Inovasi (X1) 68 56.00 78.00 65.3088 6.28017
Motif Berprestasi (X2) 68 26.00 40.00 33.5147 3.82253
Prestasi Kerja (Y) 68 61.00 85.00 75.7500 5.02080
Jumlah Responden (N) 68
Sumber: Data Primer, Diolah (2008)

Dimana :

a. X1 : Penjumlahan skor item variabel sikap inovatif

b. X2 : Penjumlahan skor item variabel motif berprestasi

c. Y : Penjumlahan skor item variabel prestasi kerja guru


73

C. Klasifikasi skor Data Setiap Variabel

Klasifikasi skor data dalam penelitian ini dikategorikan ke dalam tiga

kelompok yaitu 1.kategori tingkat tinggi, 2.kategori tingkat sedang, dan 3.kategori

tingkat rendah . Dalam menentukan range untuk nilai klasifikasi skor data variabel

penelitian, maka digunakan range sebagai berikut :

1. Kategori tingkat tinggi : Mean+1 SD ke atas

2. Kategori tingkat sedang : Mean-1 SD sampai dengan +1 SD

3. Kategori tingkat rendah : Mean-1 SD ke bawah

1. Klasifikasi skor data variabel sikap inovatif (X1)

Untuk mengetahui klasifikasi skor data variabel sikap inovatif digunakan nilai

rata-rata 65,31 dan simpangan baku 6,28. Hasil klasifikasi skor data variabel sikap

inovatif dapat dilihat pada Tabel 4.7 sebagai berikut:

Tabel 4.7 Klasifikasi Skor Data Variabel Sikap Inovatif (X1)

Jenis Kategori X1 Interval Frekuensi Persen (%)


Kategori Tinggi >70,95 10 14,71%
Kategori Sedang 58,67 - 70,95 35 51,47%
Kategori Rendah < 58,67 23 33,82%
Jumlah 68 100,00%
Sumber: Data Primer, Diolah (2008)

Tabel 4.7 menunjukkan klasifikasi skor data variabel sikap inovatif guru yang

termasuk kategori tinggi 10 orang (14,71%), kategori sedang sebanyak 35 orang

(51,47%), kategori rendah sebanyak 23 orang (33,82%). Dapat disimpulkan bahwa

sebagian besar responden memiliki sikap inovatif pada kategori sedang karena belum

seluruhnya atau belum secara umum guru SMP negeri di kota Sibolga memiliki atau

berusaha untuk memiliki pengetahuan/pengalaman tentang hal-hal baru seperti


74

pengetahuan tentang komputer, mengakses informasi baru melalui internet, menerima

dan mencoba ide-ide baru dalam pendidikan, menerima teknologi baru dan

menerapkannya dalam bekerja, guru masih belum memaksimalkan kreatifitasnya

malah enggan mencoba untuk kreatif.

Alasan lain sikap inovatif guru berada pada kategori sedang karena berdasarkan

pengamatan dan wawancara dengan beberapa orang guru bahwa masih lebih banyak

guru SMP negeri di kota Sibolga belum memiliki perangkat komputer. Walaupun

Sekolah telah memiliki perangkat komputer dan internet para guru masih enggan

untuk belajar mempergunakan alat teknologi tersebut. Banyak guru yang belum

manyadari pentingnya sesuatu pembaharuan sekecil apapun pembaharuan itu, kalau

sifatnya kearah positif pasti bermanfaat untuk pembelajaran.

2. Klasifikasi skor data variabel motif berprestasi (X2)

Untuk mengetahui klasifikasi skor data variabel motif berprestasi digunakan nilai

rata-rata 33,51 dan simpangan baku 3,82. Hasil klasifikasi skor data variabel motif

berprestasi (X2) dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8 Klasifikasi Skor Data Variabel Motif Berprestai (X2)

Jenis Kategori X2 Interval Frekuensi Percent (%)


Kategori Tinggi > 37,34 13 19,12%
Kategori Sedang 29,69 – 37,34 44 64,71%
Kategori Rendah < 29,69 11 16,18%
Jumlah 68 100,00%
Sumber: Data Primer, Diolah (2008)

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa klasifikasi skor data variabel motif berprestasi

guru yang termasuk kategori tinggi 13 orang (19,12%), kategori sedang sebanyak 44

orang (64,71%), kategori rendah sebanyak 11 orang (16,18%). Dapat disimpulkan


75

bahwa sebahagian besar responden memiliki motif berprestasi pada kategori sedang

karena belum seluruhnya atau belum secara umum guru SMP negeri di kota Sibolga

berkeinginan cukup kuat untuk berprestasi seperti belum memiliki komitmen yang

kuat dan selalu kurang percaya diri dalam menghadapi tugas, belum senantiasa

memiliki sikap yang berorientasi ke depan, masih sering membuang-buang waktu

untuk hal-hal yang tidak produktif, masih suka bergaul dengan orang-orang yang

kurang berprestasi, belum memiliki semangat yang tinggi.

3. Klasifikasi skor data variabel prestasi kerja guru (Y)

Untuk mengetahui klasifikasi skor data variabel prestasi kerja guru digunakan

nilai rata-rata 75,28 dan simpangan baku 5,71. Hasil klasifikasi skor data variabel

prestasi kerja guru (Y) dapat dilihat pada Tabel 4.9 sebagai berikut:

Tabel 4.9 Klasifikasi skor data variabel prestasi kerja guru (Y)

Jenis Kategori Y Interval Frekuensi Percent (%)


Kategori Tinggi > 81,77 16 23,53%
Kategori Sedang 69,73 – 81,77 39 57,35%
Kategori Rendah < 69,73 13 19,12%
Jumlah 68 100,00%
Sumber: Data Primer, Diolah (2008)

Tabel 4.9 menunjukkan klasifikasi skor data variabel prestasi kerja guru yang

termasuk kategori tinggi 16 orang (23,53%), kategori sedang sebanyak 39 orang

(57,35%), kategori rendah 13 orang (19,12%). Dapat disimpulkan bahwa sebahagian

besar responden memiliki prestasi kerja berada pada kategori sedang karena belum

seluruhnya atau belum secara umum guru SMP negeri kota Sibolga yang dapat

melaksanakan tugas dengan bertanggungjawab penuh, belum proaktif berprakarsa


76

yang baik, tidak mengembangkan kerjasama dengan sesama guru dengan maksimal,

tidak membuat perangkat pembelajaran dengan baik dan benar, menyusun dan

melaksanakan program pengajaran kurang serius.

Agar terjadi peningkatan sikap inovatif, motif berprestasi dan prestasi kerja guru

dari kategori sedang menjadi kategori tinggi perlu kiranya kepala sekolah

menerapkan kebijakan mewajibkan guru untuk menggunakan teknologi baru dalam

menunjang proses pembelajaran seperti memiliki buku-buku penunjang yang baru,

dapat mengoperasikan komputer, mengakses internet untuk mendapatkan informasi

baru tentang mata pelajaran yang akan diajarkannya, mempergunakan alat bantu

pembelajaran seperti perangkat LCD.

Para guru tidak berprestasi tinggi mengingat kurang jelasnya punishment dan

reward terhadap prestasi tersebut. Masih terjadi kondisi bahwa guru yang berprestasi

tinggi dan tidak berprestasi sama sekali tetap sama-sama menerima atau mendapatkan

hak-haknya sebagai guru atau pegawai negeri sipil. Sistim penghargaan belum ditata

dengan baik dan benar untuk seorang guru. Oleh karenanya kepala sekolah dapat

menata dengan baik sistem penghargaan kepada guru yang melaksanakan inovasi

(pembaharuan), memberikan penghargaan kepada yang memiliki motivasi yang

tinggi dan sebaliknya memberikan sangsi kepada guru yang tidak melaksanakan

inovasi dan tidak termotivasi dalam melaksanakan tugasnya.

D. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum pengujian hipotesis penelitian dilakukan dengan analisis statistika, maka

perlu dilakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas pada sebaran variabel
77

dependent. Salah satu persyaratan analisis yang harus dipenuhi agar dapat

menggunakan analisis regresi adalah data variabel dependen (Y) seharusnya

menyebar normal. Untuk itu, perlu ditetapkan hipotesis sebagai berikut :

H0 : Data populasi berdistribusi normal

Ha : Data populasi tidak berdistribusi normal

Kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis sebagai berikut:

Terima H0 : jika signifikansi statistik > 0,05

Tolak H0 : jika signifikansi statistik < 0,05

Uji normalitas dapat dihitung dengan metode non paramaterik yaitu dengan metode

kolmogorove smirnov. Data variabel Y akan dihitung dengan menggunakan software

SPSS versi 16. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut :

Tabel 4.10 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

pada Variabel Prestasi Kerja

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Prestasi Kerja Guru
N 68
a
Normal Parameters Mean 75.7500
Std. Deviation 6.02080
Most Extreme Absolute .149
Differences Positive .092
Negative -.149
Kolmogorov-Smirnov Z 1.228
Asymp. Sig. (2-tailed) .098
a. Test distribution is Normal
Sumber: Data Primer, Diolah (2008)
78

Dari hasil uji normalitas pada variabel Y, diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov Z

sebesar 1,228 dengan hasil uji signifikansi (2-tailed) sebesar 0,098 Sesuai dengan

hipotesis uji, diyakini bahwa apabila nilai signifikansi lebih besar dari α (alpha)

sebesar 0,05, maka tolak Ho. Dengan demikian, dapat dibuktikan secara statistik

bahwa sebaran data untuk variabel Y adalah normal.

Adapun plot grafik histogram dari sebaran Y dapat dilihat pada Gambar 4.1 sebagai

berikut:

Histogram Devenden Variabel Prestasi kerja Guru

Gambar 4.1 Histogram Normalitas Data


Sumber: Data Primer, Diolah (2008)
79

E. Pengujian Asumsi Analisis Regresi

Persamaan regresi dapat dikatakan baik apabila memenuhi syarat BLUE (Best

Linier Unbiased Estimator) atau penduga linear terbaik yang tidak berbias. Dalam

memenuhi syarat tersebut, maka perlu dilakukan analisis terhadap data sisaan

(residual) dari model yang dihasilkan dari persamaan regresi. Adapun uji yang perlu

dilakukan adalah uji Multikolonieritas, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas

sisaan.

a. Uji Multikolonieritas

Uji Multikolonieritas pada prinsipnya adalah mendeteksi adanya hubungan

korelasi yang kuat diantara variabel bebas atau antar variabel X. Menurut Gujarati,

apabila terjadi hubungan yang erat pada variabel bebas, akan memberikan efek yang

berarti pada standar error pada koefisien variabel bebas yang dihasilkan dari metode

OLS. Sehingga akibatnya adalah kesalahan dalam memberikan kesimpulan pada

keberartian peubah bebas yang terlibat di dalam model regresi. Multikolonieritas

dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran

ini menunjukkan setiap variabel manakah yang dijelaskan oleh variabel bebas

lainnya. Dalam pengertian sederhana setiap variabel bebas menjadi variabel terikat

dan diregresikan terhadap variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas

variabel bebas yang terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya.

Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF=1/

tolerance) dan menunjukkan adanya kolonieritas yang tinggi. Kaedah nilai cutoff

yang umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan VIF di atas 10.
80

Artinya, apabila nilai tolerance > 0,10 atau VIF > 10, maka disimpulkan bahwa

variabel tersebut mengandung masalah multikolinier.

Pada data Tabel 4.12 variabel X1 dan X2 masing-masing memiliki nilai VIF sebesar

a1,087. Artinya kedua variabel bebas dari pelanggaran asumsi multikollinieritas.

b. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan variance dari sisaan satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika

variance dari sisaan satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang

baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk

mendeteksi keberadaan heteroskedastisitas, dapat dilakukan dengan melihat hasil

analisis dengan menggunakan SPSS diperoleh grafik dimana penyebaran residual

adalah tidak teratur. Hal tersebut dapat dilihat pada plot yang terpencar dan tidak

membentuk pola tertentu sebagaimana terlihat pada gambar 4.2

Gambar 4.2 Diagram Pencar Kelayakan model regresi


Sumber: Data Primer, Diolah (2008)
81

Dengan demikian, kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa tidak terjadi

gejala homokedastisitas atau persamaan regersi memenuhi asumsi heterokedastisitas.

c. Uji Normalitas Sisaan

Uji ini dibutuhkan untuk memenuhi asumsi sebaran sisaan yang menyebar normal e ~

N (µe, σ). Dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test, dengan software

spss 15, dapat dilihat Tabel 4.11 sebagai berikut :

Tabel 4.11 One Saple Kolmogorov-Smirnov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardiz
ed Residual
N 68
a
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 4.14523578
Most Extreme Absolute .068
Differences Positive .046
Negative -.068
Kolmogorov-Smirnov Z .558
Asymp. Sig. (2-tailed) .915
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Sumber: Data Primer, Diolah (2008)

Dari hasil uji normalitas pada variabel Y, diperoleh nilai Kolmogorov-

Smirnov Z sebesar 0,558, dengan hasil uji signifikansi (2-tailed) sebesar 0,915.

Sesuai dengan hipotesis uji, diyakini bahwa apabila nilai signifikansi lebih besar dari
82

α (alpha) sebesar 0,05, maka tolak Ho. Dengan demikian, dapat dibuktikan secara

statistik bahwa sebaran data untuk data sisaan model adalah normal.

Adapun grafik histogram dari sebaran Y dapat dilihat pada pola normalitas

Distribusi data tergambar dalam grafik berbentuk lonceng sebagaimana Gambar 4.3

sebagai berikut:

Gambar 4.3 Histogram Normalitas Data


Sumber: Data Primer, Diolah (2008)

Disamping itu, suatu data akan terdistribusi secara normal jika nilai probabilitas

yang diharapkan adalah sama dengan nilai probabilitas pengamatan. Hal ini dapat

dilihat dalam grafik PP Plots dimana kesamaan antara nilai probabilitas harapan dan

probabilitas pengamatan ditunjukkan dengan garis diagonal yang merupakan

perpotongan antara garis probabilitas harapan dan probabilitas pengamatan. Dari

grafik terlihat bahwa nilai plot PP terletak di sekitar garis diagonal. Pada grafik juga
83

terlihat bahwa nilai PP Plots tidak menyimpang jauh dari garis diagonal, sehingga

dapat diartikan bahwa distribusi data prestasi kerja guru adalah normal.

Gambar 4.4 Sebaran data untuk uji normalitas


Sumber: Data Primer, Diolah (2008)

F. Analisis Regresi

Adapun model persamaan regresi yang akan dibangun mengikuti kerangka fikir

dari penelitian, yaitu sebagai berikut :

SIKAP INOVATIF
( X1)
PRESTASI KERJA ( Y)

MOTIF BERPRESTASI
(X2)
84

Prestasi Kerja (Y) =β0+ β1.Sikap Inovasi (X1) + β2.Motif Berprestasi (X2) + e

dimana :

β0 = Konstanta

β1 = Koefisien variabel Inovasi (X1)

β2 = Koefisien variabel Motif Berprestasi (X2)

e = error / sisaan model

Variabel-variabel yang diperoleh dari hasil penjumlah sub/item variabel

selanjutnya disusun dalam format data pada software SPSS versi 15. Selanjutnya

akan dianalisis sesuai dengan model persamaan di atas. Adapun output analisis adalah

sebagai berikut :

1. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Tabel 4.12 Hasil Uji Koefisien

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF


1 (Constant) 23.248 6.213 3.742 .000
Sikap Inovasi .526 .085 .549 6.161 .000 .920 1.087
Motif
.542 .140 .344 3.863 .000 .920 1.087
Berprestasi
a. Dependent Variable: Prestasi Kerja Guru
Sumber: Data Primer, Diolah (2008)

Dari Tabel 4.12 di atas, diketahui bahwa kedua variabel independen yaitu variabel

Sikap Inovatif dan Motif berprestasi berpengaruh signifikan pada taraf 0,05.
85

Disimpulkan bahwa variabel prestasi kerja guru dipengaruhi oleh variabel sikap

inovatif dan motif berprestasi dengan persamaan regresi dapat dituliskan sebagai

berikut :

Y = 23,248 +0,549 X1 + 0,344X2 .

Salah satu tujuan dalam penelitian ini adalah untuk membuktikan keberartian

setiap variabel bebas (independent variable) di dalam model. Caranya adalah dengan

melakukan uji hipotesis terhadap koefisien variabel variabel x1 (β1) dan variabel x2

(β2). Adapun hipotesis untuk pengujiannya adalah sebagai berikut:

H0 : βj = 0, yaitu koefisien variabel tidak bermakna atau = 0.

Ha : βj ≠ 0, yaitu koefisien variabel bermakna atau ≠ 0.

dimana j = 1,2.

Adapun kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis sebagai berikut:

Terima H0 : t hit < t tabel

Tolak H0 : t hit > t tabel

Atau,

Terima H0 : Sig > α

Tolak H0 : Sig < α

Dari hasil uji t pada Tabel 4.12 di atas, diperoleh t hitung sebesar 6,161 untuk

variabel X1 dan 3,863 untuk variabel X2. Dengan demikian jika dibandingkan

dengan t tabel, maka hasilnya sebagai berikut :


86

t tabel
Kesimpulan
t hit Kriteria Uji
(α=0,05 ;
pada α = 0,05
db=65)
6,161 t hit > t tabel = tolak Ho Tolak Ho
2,29
3,863 t hit < t tabel = terima Ho Tolak Ho
Sumber: Data Primer, Diolah (2008)

Model yang diperoleh dari Tabel 4.12 menunjukkan besarnya pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat (Y) dimana Y =23,248 + 0,549X1 + 0,344X2.

Artinya, variabel sikap inovatif (X1) berpengaruh secara parsial sebesar 54,9%

terhadap Prestasi Kerja Guru. Motif berprestasi (X2) secara parsial berpengaruh

sebesar 34,4% terhadap prestasi kerja guru.

Artinya apabila sikap inovatif semakin tinggi maka otomatis akan berdampak

positif terhadap prestasi kerja guru tersebut karena kalau seseorang guru memiliki

pengetahuan tentang teknologi baru, kreatif dalam mencari solusi permasalahan yang

ada, menunjukkan respon positif terhadap ilmu pengetahuan yang baru, imajinatif,

mampu menemukan cara-cara baru dalam pelayanan pembelajaran maka semakin

tinggilah prestasi kerja guru tersebut.

Demikian juga apabila motif berprestasi semakin tinggi maka otomatis akan

berdampak positif terhadap prestasi kerja guru karena kalau seseorang memiliki

kepercayaan dalam menghadapi tugas, memiliki sikap berorientasi kedepan, tidak

suka membuang-buang waktu, memilih teman kerja dengan baik, mempunyai

semangat tinggi maka semakin tinggilah prestasi kerja guru tersebut.


87

2. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F).

Model dikatakan memiliki makna secara statistik apabila variabel penjelasnya

atau disebut dengan variabel bebas secara parsial atau bersama-sama memberikan

kontribusi secara nyata terhadap Variabel terikat (dependent variable). Untuk dapat

membuktikan apakah model signifikan ataukah tidak, maka hal ini dapat dibuktikan

dengan menggunakan statistik uji F dimana hipotesisnya adalah sebagai berikut :

H0 : β1 = β2 = 0, atau model tidak bermakna

Ha : β1 & β2 ≠ 0, kedua variabel secara bersama-sama atau parsial

berpengaruh

Adapun kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis sebagai berikut:

Terima H0 : Sig. F > α

Tolak H0 : Sig. F < α

Atau,

Terima H0 : F hit < F tabel

Tolak H0 : F hit > F tabel

Tabel 4.13 Analisis Ragam ( Analisis of varians)

ANOVAb

Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1277.490 2 638.745 36.063 .000a
Residual 1151.260 65 17.712
Total 2428.750 67
a. Predictors: (Constant), Motif Berprestasi, Sikap Inovatif
b. Dependent Variable: Prestasi Kerja Guru
Sumber: Data Primer, Diolah (2008)
88

Dari Tabel 4.13 di atas, menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 36,063

Sedangkan F tabel pada derajat bebas 0,05 dan df1 = 2 dan df 2 = 65, maka diperoleh

F tabel = 3,136. Dengan demikian, F hit > F tabel, ini berarti bahwa tolak Hipotesis

nol (Ho) dan berarti model memiliki tingkat signifikansi pada α = 0,05. Artinya

bahwa sikap inovatif dan motif berprestasi secara bersama-sama berpengaruh

signifikan terhadap prestasi kerja guru.

Selain dari uji F, ditemukan juga adjusted R square (R2) pada Tabel 4.14 model

summery yang menunjukkan nilai 0,511 yang artinya variabel sikap inovatif (X1) dan

motif berprestasi (X2) secara bersama-sama mampu menjelaskan variabel prestasi

kerja guru (Y) sebasar 51,1%. Sedangkan 48,9% dipengaruhi oleh variabel lainnya

yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Tabel 4.14 Model Summary

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 .725a .526 .511 4.20853 1.618
a. Predictors: (Constant), Motif Berprestasi, Sikap Inovatif
b. Dependent Variable: Prestasi Kerja Guru
Sumber: Data Primer, Diolah (2008)

G. Pengujian Hipotesis Penelitian

a. Pengaruh Sikap Inovatif terhadap Prestasi Kerja

Sebagaimana Tabel 4.12 Hasil Uji Korelasi Parsial diketahui bahwa hasil uji

statistik menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel Sikap Inovatif
89

terhadap prestasi kerja guru yang ditunjukkan dengan nilai Sig < 0,05. Koefisien

korelasi sebesar 0,549 menunjukkan kuatnya tingkat pengaruh antara variabel Sikap

Inovatif terhadap prestasi kerja guru. Tanda positif pada koefisien korelasi

menunjukkan bahwa korelasi memiliki pola positif atau searah. Dengan demikian

dapat diinterpretasikan bahwa semakin tinggi sikap inovatif guru, maka semakin

tinggi prestasi kerja yang dihasilkannya.

Signifikansi hasil korelasi yang lebih kecil dari 0,05 menyimpulkan bahwa Ho

ditolak yang berarti bahwa pengaruh antara sikap inovatif terhadap prestasi kerja

guru adalah signifikan pada taraf kepercayaan 95%.

b. Pengaruh Motif Berprestasi Terhadap Prestasi Kerja Guru

Sebagaimana Tabel 4.12 Hasil Uji Korelasi Parsial diketahui bahwa hasil uji

statistik menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel Motif

berprestasi terhadap prestasi kerja guru yang ditunjukkan dengan nilai Sig < 0,05.

Koefisien korelasi sebesar 0,344 menunjukkan tingkat pengaruh antara variabel

Motif berprestasi terhadap prestasi kerja guru. Tanda positif pada koefisien korelasi

menunjukkan bahwa korelasi memiliki pola positif atau searah. Dengan demikian

dapat diinterpretasikan bahwa semakin tinggi motif berprestasi guru, maka semakin

tinggi prestasi kerja yang dihasilkannya.

Signifikansi hasil korelasi yang lebih kecil dari 0,05 menyimpulkan bahwa Ho

ditolak yang berarti bahwa pengaruh motif berprestasi terhadap prestasi kerja guru

adalah signifikan pada taraf kepercayaan 95%.


90

c. Pengaruh Sikap Inovatif dan Motif Berprestasi terhadap Prestasi Kerja Guru.

Berdasarkan hasil uji statistik pengaruh Sikap inovatif dan motif berprestasi

secara bersama-sama terhadap prestasi kerja guru sebagaimana yang tercantum pada

Tabel 4.13 Hasil Uji ANOVA diketahui bahwa nilai F hitung = 36,063 dengan Sig =

0,000, sedangkan F tabel = 3,136 pada df penyebut = 2 dan df pembilang = 68. Oleh

karena Sig < 0,05 atau F hitung > F tabel, maka secara bersama-sama variabel bebas

sikap inovatif dan motif berprestasi berpengaruh terhadap variabel terikat prestasi

kerja guru pada taraf kepercayaan 95%.

Adapun nilai Sig < 0,05 menunjukkan bahwa Ho ditolak, yang berarti bahwa

pengaruh sikap inovatif dan motif berprestasi secara bersama-sama terhadap prestasi

kerja guru adalah signifikan pada taraf kepercayaan 95%. Oleh karena itu penelitian

ini membuktikan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja adalah sikap

inovatif dan motif berprestasi.

H. Pembahasan Hasil Penelitian

Sikap inovatif para guru telah terbukti memiliki pengaruh yang signifikan dengan

prestasi kerja guru, baik secara parsial, sikap inovatif memiliki pengaruh yang

signifikan apabila motif berprestasi dikontrol. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa

sikap inovatif secara sendiri dapat memberikan sumbangan yang signifikan terhadap

prestasi kerja guru. Oleh karena itu apabila sikap inovatif tersebut dapat ditingkatkan

maka tidak mustahil keberhasilan prestasi kerja guru cenderung akan menjadi lebih

baik pula.
91

Temuan penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

dari sikap inovatif terhadap prestasi kerja guru didukung oleh pendapat Hagen yang

disampaikan oleh Manan (1989) bahwa seseorang yang berkepribadian inovatif, serta

memiliki kesadaran dan tanggungjawab, akan berhasil memajukan pekerjaannya dan

mereka punya persepsi bahwa dunia ini mempunyai tantangan.

Pendapat tersebut diperkuat oleh Fadli (1999) yang menegaskan bahwa manusia

sebagai modal, memberikan kontribusi pengetahuan, keterampilan, inovasi yang

dapat menciptakan sistem nilai dan kinerja yang menjamin eksistensi dan

pengembangan organisasi.

Apabila ditinjau dari klasifikasi pengelompokan skor, terungkap bahwa tingkat

sikap inovatif guru sebahagian besar masih kategori sedang. Hasil yang diperoleh

yaitu yang termasuk kategori rendah 23 orang ( 33,82% ), kategori sedang sebanyak

35 orang ( 51,47% ) dan kategori tinggi sebanyak 10 orang ( 14,71% ).

Dari hasil wawancara langsung dengan beberapa guru didapat kesimpulan

bahwasannya yang menjadi penyebab belum optimalnya sikap inovatif para guru

disebabkan faktor internal dan eksternal antara lain: (1) Tingkat keingintahuan guru

masih rendah; (2) Masih kurangnya pengetahuan dan informasi yang diterima

ataupun dicari para guru; (3) Belum tersedianya sarana dan prasarana yang memadai

untuk mendukung dalam mendapatkan informasi baik itu mengenai informasi

pendidikan terbaru maupun mengenai teknologi informasi yang ada seperti komputer,

internet maupun buku – buku terbitan terbaru.

Berdasarkan temuan penelitian, sikap inovatif menjadi salah satu faktor penentu

terhadap prestasi kerja guru. Sikap inovatif memiliki sumbangan positif yang sangat
92

berarti terhadap prestasi kerja guru. Hal ini berarti dalam upaya peningkatan prestasi

kerja guru dapat mengandalkan sikap inovatif.

Untuk dapat memelihara serta meningkatkan prestasi kerja guru, maka seluruh

faktor yang terkandung dalam sikap inovatif harus ditingkatkan seperti pengalaman

tentang teknologi komputer, penelusuran informasi dalam hal pengembangan ilmu

pengetahuan dan usaha meningkatkan kreatif sebaiknya dioptimalkan. Teknologi

komputer akan membantu dan memperlancar berbagai tugas guru. Penting kiranya

pengadaan buku–buku terbitan terbaru yang berhubungan dengan pendidikan ataupun

buku–buku yang dapat menambah wawasan para guru dan yang berhubungan dengan

kebijakan–kebijakan baru tentang pendidikan sehingga dalam pelaksanaan tugas guru

tetap relevan dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

(IPTEK) serta dapat melakukan pembaharuan baik dalam hal materi pembelajaran,

metode pembelajaran dan media pembelajaran.

Untuk mencapai pengalaman–pengalaman dibidang komputer, pengetahuan

tentang informasi baru dan guru yang kreatif, cara yang terbaik adalah dengan

mengupayakan pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan serta pelatihan

khususnya pengetahuan dibidang perkembangan pendidikan dan pelatihan

menggunakan perangkat teknologi informasi (ICT).

Kreatifitas dari guru yang termasuk bagian dari inovasi, dapat

ditumbuhkembangkan dengan beberapa cara yaitu mengatur kembali jenis dan

pengelompokan pelajaran, waktu, ruang kelas, cara – cara menyampaikan pelajaran

sehingga dengan tenaga, alat, uang, dan waktu yang sama dapat dicapai kualitas yang

lebih tinggi.
93

Membudayakan kompetisi yang sehat antar sesama guru juga dapat memotivasi

guru untuk lebih kreatif. Lomba menciptakan alat peraga/media pembelajaran yang

baru dapat diupayakan menjadi kegiatan untuk memicu kompetisi yang positif bagi

guru.

Lomba guru berprestasi tingkat kota dilaksanakan oleh pemerintah kota Sibolga

maupun lomba guru berprestasi yang dilaksanakan oleh pemerintah propinsi dan

pemerintah pusat setiap tahunnya dapat dimanfaatkan menjadi wadah yang baik

untuk meningkatkan motivasi guru untuk berkompetisi dengan baik.

Bagi guru yang mampu menemukan ide–ide baru dan produk baru untuk

meningkatkan pelayanan pembelajaran di sekolah agar diberikan penghargaan seperti

pemberian hadiah atau termasuk promosi jabatan menjadi kepala sekolah.

Dalam rangka kenaikan pangkat guru perlu kiranya diberlakukan kebijakan agar

guru diwajibkan dapat mengoperasikan komputer dalam menghitung dan

mengusulkan kenaikan pangkatnya untuk mengubah sikap guru yang belum

menerima pambaharuan (inovatif) menjadi inovatif.

Sejalan dengan upaya – upaya kongkrit di atas, sangat diharapkan kerjasama

antara kepala sekolah dan dinas pendidikan dalam pengembangan program–program

yang dapat mewujudkan prestasi kerja guru yang lebih baik. Pihak dinas pendidikan

perlu tanggap dengan berbagai kebutuhan sekolah dalam penyediaan sarana prasarana

seperti komputer, perangkat internet, buku-buku yang menginformasikan tentang

perubahan–perubahan dalam pendidikan sehingga dengan cepat disosialisasikan

kepada para guru.


94

Kemudian, hasil temuan juga menunjukkan bahwa motif berprestasi mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja guru, artinya apabila motif

berprestasi guru di lingkungan sekolah meningkat maka prestasi kerja merekapun

cenderung akan meningkat pula. Hal ini sejalan dengan pendapat Anoraga ( 1992 )

yang mengatakan bahwa kuat lemahnya motif berprestasi seseorang tenaga kerja ikut

menentukan besar kecilnya prestasi kerja karyawan. Oleh sebab itu sudah seharusnya

motif berprestasi guru dalam berbagai dimensi harus diperhatikan, untuk lebih

meningkatkan prestasi kerja guru.

Berdasarkan analisis data juga terungkap bahwa terdapat pengaruh signifikan

antara motif berprestasi terhadap prestasi kerja guru pada saat sikap inovatif

dikontrol. Hasil temuan analisis deskripsi menunjukkan bahwa tingkat motif

berprestasi guru pada umumnya berada pada kategori sedang yaitu mencapai 64,71%

berdasarkan pengelompokan skor.

Untuk peningkatan motif berprestasi dapat dilakukan dengan membentuk sikap,

prilaku, serta komunikasi yang positif dari guru. Sebagai salah satu cara, untuk

meningkatkan sikap dan perilaku terlebih dahulu kita harus mengenali sikap dan

perilaku manusia.

Menurut pandangan ahli psikologi yang disampaikan oleh Bondar ( 1999 ) bahwa

sikap dan prilaku manusia dapat terbentuk dari: (1) hasil bawaan, yang disebut

sebagai kepribadian alami ( teori nature ), (2) sikap dan prilaku yang terbentuk oleh

lingkungan dengan titik berat seberapa besar lingkungan mempengaruhinya.

Atas dasar pandangan psikologi tersebut, untuk mendapatkan orang – orang yang

memiliki prilaku prositif dari hasil bawaan, dapat diupayakan dengan psikotes
95

terhadap calon guru untuk merekrut calon–calon guru yang benar–benar memiliki

moral kerja atau semangat kerja yang tinggi, suka bekerja keras dan berusaha

menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. Ciri ini hanya ada pada guru yang

memiliki nilai paedagogis. Sebab seorang guru tidak cukup hanya memiliki nilai

kecerdasan intelektual tetapi juga harus memiliki nilai kecerdasan emosional dan nilai

kecerdasan spiritual, karena motif berprestasi tidak semata–mata untuk pengakuan

orang lain tetapi karena dorongan hati nurani.

Sikap dan prilaku yang dipengaruhi oleh lingkungan dapat dibina melalui

semacam pelatihan dasar kepemimpian yang dapat melatih dan mengembangkan

sikap kepemimpinan para guru sehingga para guru lebih memiliki kepercayaan dalam

menghadapi tugasnya, mempunyai semangat yang tinggi dan memiliki sikap yang

berorientasi ke depan.

Salah satu usaha yang dapat dilaksanakan adalah dengan menugaskan para guru

untuk melakukan studi banding ke sekolah–sekolah lain baik yang berada di pulau

Sumatera maupun yang berada di pulau Jawa untuk menambah wawasan para guru

mengenai perkembangan dunia pendidikan.

Ternyata sikap inovatif dan motif berprestasi secara bersama – sama mempunyai

pengaruh yang signifikasi terhadap prestasi kerja guru SMP negeri di kota Sibolga.

yakni sebesar 0,511 x 100% = 51,1%, sama artinya bahwa masih terdapat 48,9%

selain variabel sikap inovatif dan motif berprestasi yang mempengaruhi variabel

prestasi kerja guru SMP di kota Sibolga.

Dari nilai di atas dan temuan pertama dan kedua dapat disimpulkan bahwasannya

kedua variabel baik variabel sikap inovatif (X1) dan motif berprestasi (X2)
96

memberikan sumbangan yang berarti (signifikan) baik secara sendiri–sendiri maupun

secara bersama–sama terhadap prestasi kerja guru walaupun tidak dapat dipungkiri

bahwa masih terdapat variabel lain selain sikap inovatif dan motif berprestasi yang

mempengaruhi porestasi kerja guru.

Dapat juga dikatakan bahwa keberhasilan prestasi kerja guru ditentukan oleh

faktor sikap inovatif dan motif berprestasi meskipun peran sikap inovatif lebih

dominan daripada motif berprestasi dalam penentuan keberhasilan prestasi kerja guru.

Oleh karena itu untuk mencapai prestasi kerja yang baik, perlu diperhatikan kedua

faktor tersebut. Arah tindak lanjut dari perhatian ditujukan pada upaya–upaya yang

dapat meningkatkan sikap inovatif dan motif berprestasi.

I. Keterbatasan Penelitian.

Penelitian ini telah dilakukan dengan cermat berdasarkan metode dari prosedur

yang sesuai dengan jenis penelitian ini. Tujuan penelitian yakni untuk menganalisis

pengaruh sikap inovatif terhadap prestasi kerja, pengaruh motif berprestasi terhadap

prestasi kerja dan pengaruh sikap inovatif dan motif berprestasi terhadap prestasi

kerja guru telah dapat dilaksanakan dengan baik dan benar. Namun tidaklah mudah

untuk mendapatkan hasil yang sempurna. Dalam hal ini penulis merasakan

terdapatnya keterbatasan serta kelemahan–kelemahan yang tidak dapat dihindarkan.

Adapun sumber dan kelemahan dan keterbatasan tersebut adalah :

Pertama, penelitian dengan menggunakan metode kuantitatif menemukan kendala

dalam mengungkapkan hal–hal yang bersikap kualitatif. Sebagai contoh motif

berprestasi guru dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk lingkungan sosial dimana
97

mereka berada. Hal ini memungkinkan terdapatnya unsur bias dalam

mengeneralisasikan temuan penelitian.

Kedua, alat ukur yang digunakan adalah angket dan observasi dalam bentuk

daftar pernyataan dengan model skala likert. Untuk mendapatkan data digunakan cara

self-report yang mempunyai keterbatasan seperti yang diungkapkan oleh

Kusumaningrum ( 1998 ) yaitu (1) kemampuan seseorang dalam membaca dan

memahami pertanyaan, (2) pandangan pengertian seseorang dan (3) kemampuan

untuk mengungkapkan semua keadaan pribadi yang sesungguhnya. Atas dasar

pendapat tersebut, memungkinkan responden memberikan jawaban tidak sesuai

dengan keadaan yang sebenarnya karena dirinya merasa dinilai dan takut pribadinya

diketahui oleh orang lain. Atau mungkin saja mereka cenderung memberikan

pernyataan yang baik – baik saja.

Ketiga adalah keterbatasan guru yang belum profesional dalam melaksanakan

tugas pokok dan fungsinya sehingga belum mampu dan mau terbuka terhadap apa

yang sebenarnya terjadi dan hal-hal apa yang dialami para guru dalam melaksanakan

pekerjaannya terutama dalam pencapaian prestasi kerjanya.

Keempat, belum ada instrumen baru yang digunakan untuk menilai sikap inovatif

dan motif berprestasi guru, hal ini berkemungkinan akan berpengaruh terhadap hasil

penelitian.

Kelima, hasil penelitian ini hanya menggambarkan pengaruh dan sumbangan

sikap inovatif dan motif berprestasi terhadap prestasi kerja guru pada SMP Negeri di

kota Sibolga. Oleh sebab itu, hasil penelitian ini belum dapat digeneralisasikan pada

guru di sekolah diwilayah lainnya.


98

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil analisis secara deskriptif menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan dari sikap inovatif terhadap prestasi kerja guru. Oleh karena itu

peningkatan sikap inovatif akan menyebabkan peningkatan prestasi kerja guru.

2. Hasil analisis secara deskriptif menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan dari motif berprestasi terhadap prestasi kerja guru. Sehingga

peningkatan motif berprestasi akan menyebabkan peningkatan prestasi kerja guru.

3. Hasil analisis secara deskriptif menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan dari sikap inovatif dan motif berprestasi terhadap prestasi kerja guru,

sehingga peningkatan sikap inovatif dan motif berprestasi, akan menyebabkan

peningkatan prestasi kerja guru.

4. Baik secara parsial maupun simultan bahwa sikap inovatif dan motif berprestasi

berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja guru. Pengaruh kedua variabel

sikap inovatif dan motif berprestasi secara bersama-sama terhadap prestasi kerja

guru sebesar 51,1% dan selebihnya yakni 48,9% dipengaruhi oleh variabel lain.

98
99

B. Saran

Berdasarkan temuan penelitian dan merujuk kesimpulan, maka peneliti dapat

mengemukakan beberapa saran sebagai berikut kepada :

1. Para Guru, hendaknya berusaha meningkatkan interaksi dengan hal – hal yang

baru yang berhubungan dengan pengetahuan, teknologi dan informasi dibidang

pendidikan sehingga dapat meningkatkan prestasi kerja guru. Peningkatan antara

lain dapat dilakukan dengan cara belajar sendiri mengoperasikan komputer di

sekolah, mengakses internet dari warung internet, mengikuti pertemuan rutin

antar sesama guru dan rajin membaca untuk mengetahui informasi baru. Upaya –

upaya peningkatan sikap inovatif ini diharapkan akan dapat pula meningkatkan

prestasi kerja guru.

2. Pimpinan sekolah yang dalam hal ini kepala sekolah, diharapkan mengarahkan

para guru agar mampu dan mau mengoperasikan komputer, mengakses internet

sekaligus dapat menyediakan fasilitas komputer dan internet tersebut di sekolah

agar motif berprestasi dan sikap inovatif guru semakin baik. Kepala sekolah dapat

menyediakan hadiah atau penghargaan bagi guru yang mampu mengoperasikan

komputer, mengakses internet, menerapkan hal-hal atau informasi baru dalam

bidang pendidikan.

3. Departemen Pendidikan Nasional / Dinas Pendidikan, diharapkan dapat

memberikan kebijakan dalam meningkatkan sikap inovatif, motif berprestasi dan

prestasi kerja guru dengan cara mewajibkan setiap guru mampu dan mau

mengoperasikan komputer baru menyetujui kenaikan pangkatnya setingkat lebih

tinggi.
100

4. Para peneliti selanjutnya, dari hasil penelitian ini terlihat bahwa masih ada

faktor lain yang mempengaruhi prestasi kerja guru. Memperhatikan hal ini masih

terbuka kemungkinan menggunakan variabel lain seperti sistim penghargaan,

kompensasi/insentif, manajemen pendidikan dan lain-lain dalam lingkup

administrasi pendidikan diluar variabel penelitian ini untuk diteliti, sehingga

diperoleh gambaran yang lebih menyeluruh terhadap peningkatan prestasi kerja

guru.
101

DAFTAR PUSTAKA

Abu, A. (1999). Psychologi sosial, Jakarta. Rineka Cipta

Ahmad,M. (2002), Mengembangkan Inovasi dan kreatifitas Berpikir. Bandung. PT


Syaamil Cipta Media.

Anoraga Pandji. (1992). Psikologi Kerja. Jakarta : Rineka Cipta.

Anwar. I.M ( (2003). Administrasi Pendidikan dan Manajemen biaya pendidikan,


Teori, konsep dan isu. Bandung: Alfabeta

Applbaum, R.L dan Karl W.E.A. (1974). Strategis for persuasive communication
Charles.E. Merril Publishing Company A. Bell dan Howel Company
Columbus, Ohio.

Ary, Donald, Lucy Cheser Jacobs dan Asghar Razavieh (1985). Introduction to
research In education. New York: Holt Rinehart and Winston.

Atkitson, Rita L., dkk (1993). Pengantar Psikologi, Terjemahan Nurjannah Taufik,
Jakarta Erlangga.
BAKN, Daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan dan daftar urut kepangkatan
Pegawainegeri; PT Inaltu Bets,J.W (terjemahan Sanafiah F. dan Mulyadi
G.S).(1982). Metodologi Penelitian Surabaya: Usaha Nasional.

Castetter, W.B. (1981). The Personal function in education administration.


New York: MCMillan Publishing Co., Inc

Cochran, William G. (1977).Teknik penarikan sampel. Edisi ketiga. Terjemahan


Rudiansyah. Jakarta: Universitas Indonesia

Danin, Sudarwan. (2002). Inovasi Pendidikan Dalam upaya peningkatan


Profesionalisme Guru, Bandung CV Pustaka Setia.

Davis,K dan J W (1993). Perilaku dalam organisasi, terjemahan tim Erlangga,


Jakarta; Erlangga

Depdikbud RI. (1990). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka

Dharma, A (1991) Manajemen prestasi kerja, Jakarta; Rajawali Pers.

Fatah, N. (1998).Ekonomi dan pembiayaan pendidikan. Bandung: PT Remaja


Rosda Karya.
102

Gannon, Martin J. (1979). Organizational Behavior: A Managerial and


Organizational Prespective. Canada: Little, brown and Company
Limited.

Gerungan, W.M. (1978). Psikologi sosial. Jakarta; PT ERESCO.

Gibson, D & Ivancevich ( 1990 ). Organization. 5th Edition. Terjemahan Djakarsih.


Jakarta; Erlangga

Griffin, R.W. (1986). Management Boston; Houghton Mifflin Company.

Handoko, T.H (1978). Manajemen personalia dan sumber daya manusia. Edisi 2.
Yokyakarta; BPFE.

Harahap, M. Rusdy. (2007). Hubungan Integritas Dosen dan Sikap Inovatif dengan
Kinerja Dosen Fakultas Ekonomi Unimed. Tesis. Medan: PPs Unimed.

Hasbullah. (2003). Dasa-dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Hays, W. L. (1976). Quantification in Psychology. Prentice Hall.New Delhi

Irawan, P.S dan Sriwahyu, K. (1997). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta;
STIA-LAN Press.

Irawati, A.K. (2003). Budaya kerja sikap inovatif sebagai faktor pendukung
kinerja para Pustakawan perpustakaan perguruan tinggi di Padang
Penelitian Dasar Program Pasca UNPAD

Jawwad, M. Ahmad, Abdul, (2002). Mengembangkan inovasi & Kreativitas berfikir


Bandung; PT. Syaamil Cipta Media.

Kreiner, R (1999). Management. India ; A.I.T.B.S Publishing.

Lubis, S. (2005). Pengaruh Budaya Kerja dan Sikap Inovatif Terhadap Kinerja Guru
MAN di kota Medan. Tesis. Medan: PPs Unimed.

Manullang, M dan Marihot. M (2001). Manajemen sumber daya manusia.


Yokyakarta; BPFE.

Mar,at. ( 1984 ), Sikap manusia, perubahan serta pengukurannya,


Jakarta, Ghalia Indonesia

Martaniah (1982). Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, Jakarta PT.


RajaGrafindo Persada.
103

Maslow, Abraham H. (1994). Motivasi dan Kepribadian: Teori Motivasi dengan


Pendekatan Hierarki Kebutuhan Manusia, Terjemahan Seri Manajemen,
Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.

McClelland, C.D.(1999). The Achievement motive. New York; Irvington


Publisher inc.

Mitrani, Alain, Murray Dalziel, dan David Fitt, (Ed), (1992). Competency Based
Resourcve Management Value-Driven Strategies for Recruitment
Development and Reward. London Kogan Page.

Nasution (1996). Metode Research Penelitian Ilmiah, bandung, Jenmears

Rahmat, J. (1994). Metode penelitian komunikasi . Bandung; Remaja Karya

Rogers, E.M. (1983). Diffusion of innovations. Third Edition, New York Frec Press
Mac Millan Publishing.

Ruky, A.S. (2002). Sistem manajemen kinerja (ferformance management system).


Jakarta; PT Gramedia Pustaka Utama

Saman, A. (1994). Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta: Kanasius.

Sedarmayanti. (2002). Sumber daya manusia dan produktivitas kerja. Bandung


Mandar Maju

Selvilla dkk. ( 1993 ). Pengantar Metode Penelitian. Jakarta; Indonesia Press.

Sherwood Dennis. (2005). Hal-hal cerdas yang perlu diketahui inovasi dan
kreatifitas. Diterjemahkan oleh Marianto Samosir, 2005, Jakarta : PT.
Media Komputindo.

Siagian, P.S. (1999) Manajement sumber daya manusia. Jakarta : Bumi Aksara

Sibuea, A.M. (2001) Perilaku kewiraswastaan lulusan STM di Kota Medan.


Penelitian Dasar. Fakultas Tehnik Universitas Negeri Medan

Sibuea, Roni Parningotan. (2003). Hubungan Antara Keterampilan Manajerial dan


Motif Berprestasi dengan Efektifitas Kinerja Kepala SMK di kota Medan.
Tesis. Medan PPs Unimed.

Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kesembilan. Bandung:


Alfabeta, CV
.
Susanto, A.(1977). Komunikasi dalam teori dan praktek, Jilid I, Bandung Binacipta
104

Surakhmad, W. (1981) Problematik Pembaharuan Pendidikan Negara-negara


sedang berkembang dewasa ini. Prisma no 2 Tahun X LPES, Jakarta

Surakhmad, W. (1985) Tehnik Penilaian, Jakarta: Departemen P dan K.

Sutisna,O.(1989) Administrasi pendidikan dasar teoritis untuk praktek professional


Bandung; Angkasa

Tilaar,H.A.R. (2002). Membenahi Pendidikan Nasional, Jakarta: Rineka Cipta.

Timpe A.D.(1993). Memimpin manusia managing people seri ilmu dan seni
Manajemen bisnis. Jakarta; Gramedia Asri Media.

Tohardi, A. (2002). Manajemen sumber daya manusia. Bandung Mandar Maju.

Tyagi A.(1997) Organizational behavior. New Delhi: Excel Books. Umstot, Denis D.
(1984). Understanding Organizational Behavior. St. Paul: West Publishing
Company.

Umstot, Denis D. (1984). Understanding Organizational Behavior. St. Paul: West


Publishing Company.

Winardi. (2000). Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Winkel, W.S.(1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta; Grasindo.

Zanten, W.V.(1994). Statistika untuk ilmu-ilmu sosial. Jakarta ; Gramedia

Zulkifli. (2004). Hubungan Antara Motivasi Berprestasi, Kebiasaan Belajar, dan


penggunaan Media Pembelajaran dengan Kinerja Guru Matematika SMP
negeri kabupaten Langkat. Tesis. PPs Unimed
105

Lampiran 1. Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrument


DATA :
VARIABEL X1 ( SIKAP INOVATIF )

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 5 4 4 79
2 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 95
3 5 3 4 5 5 4 4 5 4 3 4 1 4 4 5 5 4 4 4 4 5 86
4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 4 92
5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 5 5 4 89
6 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 5 4 4 86
7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 95
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 83
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 81
10 3 3 5 5 4 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 3 4 4 5 5 3 91
11 5 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 4 92
12 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 84
13 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 83
14 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 102
15 5 2 4 4 5 4 4 4 4 4 5 3 4 5 5 4 5 4 5 4 4 88
16 5 4 5 4 5 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 5 4 3 81
17 4 4 4 5 4 5 3 4 4 3 4 3 5 4 4 3 4 5 5 4 4 85
18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 3 5 4 5 5 4 97
19 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 3 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 94
20 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 80
21 5 3 5 5 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 82
22 5 3 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 3 4 3 4 4 5 5 4 88
23 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 92
24 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 3 87
25 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4 4 3 76
26 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 98
106

27 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 4 3 5 3 5 4 3 5 5 5 4 93
28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 87
29 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 85
30 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 91
140 116 133 135 132 130 126 132 124 122 128 110 129 120 122 110 122 121 139 133 118
107

VARIABEL X2 ( MOTIF BERPRESTASI )

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 3 3 4 5 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 53
2 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 65
3 1 5 5 5 5 4 5 5 4 3 2 3 5 3 2 57
4 3 4 5 5 5 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 62
5 3 4 5 5 4 5 5 4 3 4 5 4 4 4 4 63
6 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62
7 2 3 5 5 4 4 5 5 3 5 5 4 5 4 4 63
8 3 4 4 5 5 5 5 3 5 3 5 4 5 3 3 62
9 3 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 62
10 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 72
11 3 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 69
12 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 62
13 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 5 59
14 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 71
15 4 5 5 5 5 4 5 5 3 5 5 3 5 5 4 68
16 2 3 3 4 3 3 5 3 3 1 2 4 3 3 2 44
17 3 4 4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 57
18 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 70
19 3 3 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 3 5 3 65
20 5 3 3 5 5 5 4 4 3 3 3 4 4 3 3 57
21 3 4 5 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 5 3 67
22 3 4 5 5 4 3 4 3 5 2 5 5 4 5 5 62
23 3 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 68
24 3 4 4 5 4 4 5 3 4 4 3 4 4 5 4 60
25 2 4 5 5 5 5 5 4 5 3 3 3 4 5 3 61
26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75
27 3 4 5 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60
28 4 4 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 65
108

29 3 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 68
30 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 70
99 124 134 147 133 130 140 130 122 122 121 125 131 125 116
109

VARIABEL Y ( PRESTASI KERJA GURU )

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
1 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 86
2 4 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 105
3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 3 5 4 90
4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 4 3 5 4 96
5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 5 3 4 3 3 5 4 98
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 92
7 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 94
8 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 95
9 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 93
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 93
11 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 89
12 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 84
13 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 87
14 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 87
15 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 89
16 4 4 5 4 5 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 105
17 5 5 5 4 4 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 106
18 5 5 4 4 4 4 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 104
19 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 109
20 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 95
21 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 94
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 93
23 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 91
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 4 92
25 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 105
26 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 109
27 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 112
28 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 113
110

29 4 4 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 100
30 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 5 106
132 127 128 126 125 129 118 119 129 131 129 131 136 127 125 132 130 118 120 119 123 131 127
111

a. Melakukan Uji Validitas Kuesioner :

1. Variabel X1 ( Sikap Inovatif )

Item-Total Statistics

Corrected
Cronbach'
Scale Mean Scale Item-
Butir s Alpha if Validita
if Item Variance if Total R tabel
Variabel Item s
Deleted Item Deleted Correlatio
Deleted
n
X11 83,4000 35,6966 0,3521 0,8615 0,2914 valid
X12 84,2000 35,4759 0,3296 0,8632 0,2914 valid
X13 83,6333 35,4816 0,4797 0,8570 0,2914 valid
X14 83,5667 35,0126 0,5558 0,8545 0,2914 valid
X15 83,6667 36,2299 0,3564 0,8609 0,2914 valid
X16 83,7333 34,8920 0,6169 0,8530 0,2914 valid
X17 83,8667 34,9471 0,5167 0,8555 0,2914 valid
X18 83,6667 34,3678 0,6847 0,8505 0,2914 valid
X19 83,9333 34,7540 0,5248 0,8551 0,2914 valid
X110 84,0000 35,1724 0,4486 0,8579 0,2914 valid
tidak
83,8000 36,2345 0,2907 0,8636 0,2914
X111 valid
tidak
84,4000 37,3517 0,0744 0,8758 0,2914
X112 valid
X113 83,7667 34,3230 0,6392 0,8514 0,2914 valid
X114 84,0667 34,6851 0,4642 0,8574 0,2914 valid
X115 84,0000 34,2069 0,5346 0,8545 0,2914 valid
X116 84,4000 33,3517 0,5356 0,8546 0,2914 valid
X117 84,0000 35,3793 0,4786 0,8569 0,2914 valid
X118 84,0333 36,7230 0,3433 0,8612 0,2914 valid
X119 83,4333 35,3575 0,5178 0,8559 0,2914 valid
X120 83,6333 34,8609 0,5883 0,8535 0,2914 valid
X121 84,1333 36,0506 0,3668 0,8606 0,2914 valid

Reliability
Statistics
N of Items
Cronbach's
Alpha
0,863790332 21
112

Karena ada yang tidak valid, yaitu pernyataan X1(11) dan X1 (12), maka kedua

pernyataan tersebut dihilangkan, sehingga pernyataan yang tersisa perlu dilakukan uji

validitas kembali. Hasilnya adalah sebagai berikut :

Item-Total Statistics

Corrected
Scale Cronbach's
Scale Mean Item-
Butir Variance if Alpha if R Validit
if Item Total
Variabel Item Item tabel as
Deleted Correlatio
Deleted Deleted
n
X1_1 75,4667 31,9816 0,3988 0,8746 0,3077 valid
X1_2 76,2667 32,1333 0,3220 0,8786 0,3077 valid
X1_3 75,7000 32,0103 0,4946 0,8710 0,3077 valid
X1_4 75,6333 31,4126 0,5989 0,8675 0,3077 valid
X1_5 75,7333 32,5471 0,4027 0,8739 0,3077 valid
X1_6 75,8000 31,4759 0,6281 0,8670 0,3077 valid
X1_7 75,9333 31,9264 0,4587 0,8721 0,3077 valid
X1_8 75,7333 30,7540 0,7388 0,8631 0,3077 valid
X1_9 76,0000 31,3103 0,5393 0,8692 0,3077 valid
X1_10 76,0667 32,3402 0,3625 0,8757 0,3077 valid
X1_13 75,8333 30,9023 0,6551 0,8653 0,3077 valid
X1_14 76,1333 31,3609 0,4595 0,8725 0,3077 valid
X1_15 76,0667 30,6161 0,5735 0,8678 0,3077 valid
X1_16 76,4667 29,8437 0,5634 0,8687 0,3077 valid
X1_17 76,0667 32,2023 0,4418 0,8727 0,3077 valid
X1_18 76,1000 33,1966 0,3601 0,8750 0,3077 valid
X1_19 75,5000 32,1897 0,4774 0,8716 0,3077 valid
X1_20 75,7000 31,8034 0,5326 0,8697 0,3077 valid
X1_21 76,2000 32,3724 0,4119 0,8736 0,3077 valid

Uji Reliabilitas :
Reliability Statistics
N of Items
Cronbach's Alpha
0,877047569 19
113

Setelah dilakukan uji validitas lagi pada data yang tersisa, ternyata tidak ditemukan

adanya variabel yang tidak valid. Selain itu, hasil uji reliabilitas dengan metode

Cronbach's Alpha, menunjukkan hasil uji diatas nilai minimum yaitu 0,75.

Dengan demikian pernyataan-pernyataan tersebut di atas dapat digunakan dalam

kuesioner penelitian untuk proses pengumpulan data penelitian.

2. Variabel X2 (Motif Berprestasi)

Item-Total Statistics

Scale Cronbach's
Corrected
Scale Mean if Variance if Alpha if
Item-Total R tabel Validitas
Item Deleted Item Item
Correlation
Deleted Deleted
tidak
X2_1 60,0000 34,4828 0,3391 0,8503 0,3507
valid
X2_2 59,1667 34,3506 0,5468 0,8355 0,3507 valid
tidak
X2_3 58,8333 35,8678 0,3492 0,8457 0,3507
valid
X2_4 58,4000 37,5586 0,4094 0,8455 0,3507 valid
X2_5 58,8667 34,1195 0,5331 0,8360 0,3507 valid
X2_6 58,9667 34,3782 0,5155 0,8370 0,3507 valid
tidak
X2_7 58,6333 37,0678 0,3229 0,8464 0,3507
valid
X2_8 58,9667 34,1023 0,5508 0,8351 0,3507 valid
X2_9 59,2333 34,7368 0,4139 0,8429 0,3507 valid
X2_10 59,2333 31,0816 0,6533 0,8273 0,3507 valid
X2_11 59,2667 31,6506 0,6390 0,8284 0,3507 valid
tidak
X2_12 59,1333 36,0506 0,3488 0,8456 0,3507
valid
X2_13 58,9333 34,6851 0,5687 0,8352 0,3507 valid
X2_14 59,1333 34,8782 0,4623 0,8399 0,3507 valid
X2_15 59,4333 32,5299 0,6025 0,8311 0,3507 valid
114

Terdapat 4 variabel yang tidak valid. Dengan demikian, ke-4 variabel tersebut

dieliminir dan selanjutnya dilakukan kembali uji validitas pada data yang tersisa.

Hasilnya adalah sebagai berikut :

Item-Total Statistics

Scale Cronbach's
Corrected
Mean if Scale Variance Alpha if
Item-Total R tabel Validitas
Item if Item Deleted Item
Correlation
Deleted Deleted
X2_2 42,5667 21,9782 0,5692 0,8240 0,4187 valid
X2_4 41,8000 24,6483 0,4416 0,8384 0,4187 valid
X2_5 42,2667 21,7885 0,5534 0,8248 0,4187 valid
X2_6 42,3667 22,1023 0,5191 0,8277 0,4187 valid
X2_8 42,3667 21,8264 0,5639 0,8241 0,4187 valid
tidak
42,6333 22,5161 0,3956 0,8383 0,4187
X2_9 valid
X2_10 42,6333 19,5506 0,6423 0,8166 0,4187 valid
X2_11 42,6667 20,2299 0,5977 0,8210 0,4187 valid
X2_13 42,3333 22,2989 0,5858 0,8238 0,4187 valid
tidak
42,5333 22,8782 0,4057 0,8365 0,4187
X2_14 valid
X2_15 42,8333 21,0402 0,5446 0,8258 0,4187 valid

Setelah diuji validitasnya, masih ditemukan 2 butir pernyataan yang tidak valid.

Dengan demikian, pernyataan yang tidak valid dieliminir dan selanjutnya harus

dilakukan lagi uji validitas pada data yang tersisa. Hasilnya adalah sebagai berikut :
115

Item-Total Statistics
Correcte
Cronbach'
Scale d Item-
Scale Mean if s Alpha if Validit
Variance if Total R tabel
Item Deleted Item as
Item Deleted Correlati
Deleted
on
X2_2 34,3333 16,2989 0,5348 0,8221 0,4716 valid
X2_4 33,5667 18,4609 0,4892 0,8367 0,4716 valid
X2_5 34,0333 16,0333 0,5391 0,8214 0,4716 valid
X2_6 34,1333 16,1885 0,5262 0,8228 0,4716 valid
X2_8 34,1333 15,8437 0,5928 0,8159 0,4716 valid
X2_10 34,4000 13,7655 0,6845 0,8043 0,4716 valid
X2_11 34,4333 14,5299 0,6100 0,8142 0,4716 valid
X2_13 34,1000 16,1621 0,6402 0,8133 0,4716 valid
X2_15 34,6000 15,6966 0,4795 0,8299 0,4716 valid

Reliability
Statistics
N of Items
Cronbach's Alpha
0,837319179 9

Dari hasil uji validitas beberapa tahap, ditemukan beberapa butir pernyataan yang

perlu dieliminir dalam model X2, yaitu : X2_1, X2_3, X2_7, X2_12, X2_9, X2_14.
116

3. Variabel Y ( Prestasi Kerja Guru )

Item-Total Statistics

Scale Cronbach's
Corrected
Scale Mean if Variance if Alpha if R
Item-Total Validitas
Item Deleted Item Item tabel
Correlation
Deleted Deleted
Y_1 92,6667 64,0920 0,6224 0,9436 0,2774 valid
Y_2 92,8333 62,8333 0,6825 0,9427 0,2774 valid
Y_3 92,8000 63,4069 0,7953 0,9417 0,2774 valid
Y_4 92,8667 64,6713 0,5650 0,9443 0,2774 valid
Y_5 92,9000 65,6103 0,5784 0,9443 0,2774 valid
Y_6 92,7667 63,3575 0,7724 0,9419 0,2774 valid
Y_7 93,1333 62,3954 0,5888 0,9446 0,2774 valid
tidak
Y_8 93,1000 67,6103 0,1516 0,9499 0,2774
valid
Y_9 92,7667 63,2885 0,7821 0,9417 0,2774 valid
Y_10 92,7000 62,7000 0,8201 0,9411 0,2774 valid
Y_11 92,7667 62,6678 0,7499 0,9418 0,2774 valid
Y_12 92,7000 64,2862 0,6081 0,9438 0,2774 valid
Y_13 92,5333 64,1885 0,5977 0,9439 0,2774 valid
Y_14 92,8333 61,0402 0,8049 0,9408 0,2774 valid
Y_15 92,9000 64,6448 0,5132 0,9450 0,2774 valid
Y_16 92,6667 62,2989 0,8593 0,9406 0,2774 valid
Y_17 92,7333 62,7540 0,7219 0,9422 0,2774 valid
Y_18 93,1333 62,6713 0,6815 0,9427 0,2774 valid
Y_19 93,0667 63,8575 0,6162 0,9436 0,2774 valid
Y_20 93,1000 63,2655 0,6479 0,9432 0,2774 valid
Y_21 92,9667 65,0678 0,3559 0,9482 0,2774 valid
Y_22 92,7000 64,2862 0,6081 0,9438 0,2774 valid
Y_23 92,8333 61,0402 0,8049 0,9408 0,2774 valid

Reliability
Statistics
Cronbach's N of
Alpha Items
0,945687638 23
117

Lampiran 2. Kuosioner / Angket Penelitian

KUOSIONER/ANGKET PENELITIAN

I. Pengantar

Dengan hormat, Kiranya Tuhan Yang Maha Esa selalu menyertai Bapak/Ibu

Guru dalam melaksanakan Tugas Pengabdian Kepada Nusa dan Bangsa ini. Saat ini

bapak/ibu sedang membaca kuesioner/angket penelitian yang berjudul “Pengaruh

Sikap Inovatif dan Motif Berprestasi Terhadap Prestasi Kerja Guru SMP Negeri Kota

Sibolga”. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh sikap

inovatif dan motif berprestasi terhadap prestasi kerja guru SMP Negeri di kota

Sibolga sekaligus sebagai syarat untuk menyelesaikan program studi S2 Magister

Manajemen Universitas Terbuka a.n. Drs Kamaruddin Gultom Staf Dinas Pendidikan

Kota Sibolga.

Agar penelitian ini berjalan dengan baik dan dapat bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan tentang manajemen sumber daya manusia,

diharapkan kiranya bapak/ ibu dapat mengisi kuesioner/angket ini dengan terbuka

dan sebenarnya. Jawaban yang bapak/ibu berikan tetap kami rahasiakan dan dijamin

tidak berpengaruh negatif terhadap karir dan pekerjaan bapak/ibu.

Demikian disampaikan atas perhatian dan partisipasinya diucapkan banyak

terima kasih.

II. Identitas Responden

Usia : Tahun Bln

Jenis kelamin : ( ) laki-laki ( ) Perempuan


118

Pendidikan terakhir : ( ) SLTA/DI ( ) DII/DIII

( ) S1 ( ) S2

Masa kerja : Tahun Bln

Lamanya menduduki posisi sekarang : Tahun Bln

Jabatan/kedudukan dalam sekolah :

III. Petunjuk Pengisian Kuesioner/Angket Untuk Sikap Inovatif

1. Bacalah terlebih dahulu pernyataan-pernyataan dengan seksama kemudian

pilihlah salah satu pilihan yang tepat menurut pendapat bapak/ibu dengan

sejujurnya dan sebenarnya.

2. Jawablah dengan membubuhkan tanda silang pada pilihan bapak/ibu

Contoh pengisian kuesioner/angket

No Pernyataan SS S KS TS STS

1. Saya menerima perubahan kurikulum yang SS S KS TS STS


sesuai dengan perkembangan zaman

2. Saya mengajar dengan tuntutan Kurikulum SS S KS TS STS


Berbasis Kompetensi (KBK)

Keterangan:

SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju

S = Setuju STS=Sangat Tidak Setuju

KS = Kurang Setuju
119

IV. Daftar Pernyataan Dan Pilihan Jawaban Kuesioner/Angket Untuk Sikap Inovatif

Guru SMP Negeri Kota Sibolga

No Pernyataan SS S KS TS STS

1. Saya sangat senang dengan hadirnya SS S KS TS STS


teknologi komputer, untuk menunjang
terlaksananya pekerjaan dengan baik
2. Saya menyusun persiapan mengajar SS S KS TS STS
dengan memanfaatkan teknologi baru
3. Saya suka membaca untuk mencari SS S KS TS STS
informasi baru tentang dunia pendidikan
4 Saya suka berdiskusi dengan orong-orang SS S KS TS STS
yang mempunyai pengetahuan baru
dibidang pendidikan
5 Saya mengikuti model pembelajaran SS S KS TS STS
sesuai dengan informasi baru
6 Saya memperkaya materi pelajaran SS S KS TS STS
dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan
dan Teknologi (IPTEK).
7 Saya senang mencoba ide-ide baru dalam SS S KS TS STS
pendidikan sesuai dengan informasi yang
saya terima
8 Saya berupaya menerapkan sistem SS S KS TS STS
pembelajaran baru sesuai dengan
kurikulum
9 Kurikulum berbasis kompetensi yang SS S KS TS STS
dicanangkan saya anggap sebagai
dinamika yang membawa peluang
perkembangan sistim pendidikan
10 Saya lebih suka menghadapi tugas yang SS S KS TS STS
penuh dinamika dari pada dalam kondisi
monoton atau statis
11 Saya berusaha tetap tenang ketika SS S KS TS STS
menghadapi masalah namun berusaha
mencari solusi terbaik
12 Saya mengajukan banyak solusi terhadap SS S KS TS STS
satu permasalahan
13 Saya terlebih dahulu memikirkan SS S KS TS STS
kemutakhiran pelajaran yang saya ajarkan
14 Saya sudah dapat memprediksi bahwa SS S KS TS STS
siswa dapat memahami materi pelajaran
yang saya sampaikan
120

No Pernyataan SS S KS TS STS

15 Saya harus memiliki kemauan yang tinggi SS S KS TS STS


dalam mendeteksi berbagai permasalahan
yang akan timbul di sekitar sekolah
16 Saya melayani siswa dengan metode- SS S KS TS STS
metode yang baru
17 Saya menyukai siswa yang mau SS S KS TS STS
mengutarakan ide-ide baru.
18 Saya berusaha mencari solusi SS S KS TS STS
penyelesaian tentang keluhan siswa
dengan konsep-konsep yang baru
19 Saya suka memakai media pembelajaran SS S KS TS STS
dengan teknologi yang lebih canggih

V. Petunjuk Pengisian Kuesioner/Angket Untuk Motif Berprestasi

1. Bacalah terlebih dahulu pernyataan-pernyataan dengan seksama kemudian

pilihlah salah satu pilihan yang tepat menurut pendapat bapak/ibu dengan

sejujurnya dan sebenarnya.

2. Jawablah dengan membubuhkan tanda silang pada pilihan bapak/ibu

Contoh : engisian kuesioner/angket

No Pernyataan SL SR KD JR TP
1. Saya berada di sekolah setiap jam kerja SL SR KD JR TP
sekalipun tidak bertugas melaksanakan
pembelajaran
2. Saya berorientasi tugas dari pada materi. SL SR KD JR TP

Keterangan:

SL = Selalu JR = Jarang

SR = Sering TP = Tidak Pernah

KD= Kadang-kadang
121

VI. Daftar Pernyataan Dan Pilihan Jawaban Kuesioner/Angket Untuk Motif

Berprestasi Guru SMP Negeri Kota Sibolga

No Pernyataan SL SR KD JR TP

1 Saya mampu menyelesaikan tugas tepat waktu SL SR KD JR TP


2 Saya bangga dengan profesi saya sebagai guru SL SR KD JR TP
3 Saya merasa yakin bahwa saya mampu meraih SL SR KD JR TP
sukses dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab saya sebagai guru
4 Saya mempersiapkan diri sejak dini untuk SL SR KD JR TP
menjadi guru yang terbaik
5 Saya senang mengikuti pertemuan ilmiah SL SR KD JR TP
6 Saya lebih suka bekerja dengan orang yang SL SR KD JR TP
memiliki kemampuan yang lebih professional
7 Saya lebih suka bergaul dengan orang yang SL SR KD JR TP
memiliki prestasi kerja

8 Saya melakukan tugas sesuai dengan uraian SL SR KD JR TP


tugas dengan sebaik mungkin
9 Saya mau menyelesaikan tugas sekalipun SL SR KD JR TP
diluar jam kerja yang telah ditentukan
122

LEMBAR OBSERVASI PRESTASI KERJA GURU

SMP NEGERI KOTA SIBOLGA

Pengantar.

Dengan hormat dimohon kesediaan bapak/ibu kepala sekolah untuk dapat

membantu mengobservasi prestasi kerja guru SMP Negeri kota Sibolga sebagai

bahan penelitian yang dilaksanakan dalam rangka menyelesaikan program S2

Magister Manajemen Universitas Terbuka oleh Kamaruddin Gultom Staf dinas

pendidikan kota Sibolga. Demikian disampaikan atas partisipasinya diucapkan terima

kasih.

Petunjuk Pengisian Observasi

a. Isilah nama guru yang diobservasi,

b. Bacalah terlebih dahulu penjelasan skala nilai dan pernyataan-pernyataan

yang menyangkut sikap dan perilaku guru yang bapak/ibu amati dengan

seksama kemudian tentukanlah salah satu pilihan yang tepat menurut

pengamatan bapak/ibu dengan sejujurnya dan sebenarnya,

c. Jawaban yang bapak/ibu berikan tetap kami rahasiakan dan dijamin tidak

berpengaruh negatif terhadap karir dan pekerjaan guru yang diobservasi,

d. Jawablah dengan membubuhkan tanda silang pada pilihan saudara,


123

Penjelasan Skala nilai perilaku Guru

1. Tanggung jawab

a. Mampu menyelesaikan tugas tepat pada waktunya

Skala Penjelasan
nilai
5 Selalu menyelesaikan tugas tepat pada waktunya
4 Pada umumnya menyelesaikan tugas dengan baik dan tepat pada
3 waktunya
2 Ada kalanya terlambat melaksanakan tugas
1 Ada kalanya tidak menyelesaikan tugas
Sering tidak menyelesaikan tugas

b. Mengutamakan kepentingan dinas

Skala Penjelasan
nilai
5 Selalu mengutamakan kepentingan dinas dari pada kepentingan
4 pribadi
Pada umumnya mengutamakan kepentingan dinas daripada
3 kepentingan pribadi
2 Mengutamakan kepentingan dinas dalam keadaan terpaksa
1 Ada kalanya mengutamakan kepentingan dinas
Sering mengabaikan kepentingan dinas

c. Mampu dan mau memikul resiko pekerjaannya

Skala Nilai Penjelasan


5 Berani memikul resiko dari keputusan yang diambil atau tindakan
yang dilakukan
4 Pada umumnya berani memikul resiko dari keputusan yang diambil
dan tindakan yang dilakukan
3 Ada kalanya melibatkan orang lain dan mengalihkan sebahagian
resiko yang dibuatnya kepada orang lain
2 Ada kalanya tidak berani memikul resiko yang dibuatnya sendiri
kepada orang lain
1 Sering tidak berani memikul resiko
124

2. Kerjasama

a. Menghargai pendapat orang lain

Skala Penjelasan
nilai
5 Selalu menghargai pendapat orang lain
4 Pada umumnya menghargai pendapat orang lain
3 Ada kalanya kurang menghargai pendapat orang lain
2 Kurang menghargai pendapat orang lain
1 Sering tidak menghargai pendapat orang lain

b. Mampu bekerja sama

Skala Penjelasan
nilai
5 Selalu mampu bekerja sama dengan orang lain
4 Pada umumnya mampu bekerja sama orang lain
3 Ada kalanya kurang mampu bekerja sama dengan orang lain
2 Kurang mampu bekerja sama dengan orang lain
1 Sering tidak mampu bekerja sama dengan orang lain

c. Menyesuaikan pendapat dengan orang lain

Skala Penjelasan
nilai
5 Dengan cepat dapat menyesuaikan pendapatnya dengan pendapat
orang lain apabila yakin bahwa pendapat itu benar
4 Pada umumnya dapat menyesuaikan pendapatnya dengan
3 pendapat orang lain
2 Pendapat orang lain dapat diterimanya setelah berulang kali
diyakinkan
1 Ada kalanya tidak dapat menyesuaikan pendapatnya dengan
pendapat orang lain
Sering tidak menerima pendapat orang lain
125

3. Prakarsa/Proaktif

Mencari tata kerja baru

Skala Penjelasan
nilai
5 Selalu berusaha mencari dan menerima tata kerja baru dalam
pekerjaannya agar berhasil dan berdaya guna
4 Pada umumnya mencari dan menerima tata kerja baru
3 Ada kalanya kurang berusaha mencari dan menerima tata kerja
2 baru
1 Kurang berusaha mencari tata kerja baru
Tidak pernah berusaha mencari tata kerja baru

4. Membuat perangkat pembelajaran

a. Mampu mendiskripsikan tujuan pembelajaran

untuk butir ini perlu diperhatikan lima syarat:

√ Kesesuaian Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) dengan Tujuan

Pembelajaran Umum (TPU)

√ Kelengkapan jumlah TPK

√ Kejelasan rumusan(tidak menimbulkan tafsiran ganda)

√ Kelengkapan rumusan TPK(subjek tingkah laku yang dpat diukur)

√ Urutan TPK dari yang mudah kepada yang sukar

Skala Penjelasan
nilai
5 Lima syarat yang dipenuhi
4 Empat syarat yang dipenuhi
3 Tiga syarat yang dipenuhi
2 Dua syarat yang dipenuhi
1 Hanya satu syarat yang dipenuhi
126

b.Mampu menentukan materi

Skala Penjelasan
Nilai
Bahan bidang pengajaran yang akan diajarkan:
5 Dicantumkan dan seluruhnya sesuai dengan TPK
4 Dicantumkan dan sebagian besar sesuai dengan TPK
3 Dicantumkan dan sebagian tidak sesuai dengan TPK
2 Dicantumkan tetapi tidak sesuai denganTPK
1 Tidak tercantum

c.Mampu menentukan metode pembelajaran

Penjelasan
Dalam rencana pengajaran :
5 Tercantum lebih dari dua metode mengajar yang relevan dengan
4 TPKdan bahan
3 Tercantum dua metode mengajar yang relevan dengan TPK dan
2 bahan
1 Tercantum satu metode mengajar yang relevan denganTPK dan
bahan
Tercantum metode mengajar tetapi tidak sesuai dengan TPK dan
bahan
Tidak tercantum metode mengajar

5. Melaksanakan kegiatan pembelajaran

a.Mampu membuka pelajaran:

untuk butir ini perlu diperhatikan empat ciri berikut:

√ Menarik perhatian siswa

√ Menimbulkan motivasi

√ Memberi acuan

√ Memberi kaitan
127

Skala Penjelasan
Nilai
Dalam membuka pelajaran :
5 Empat ciri muncul
4 Tiga ciri muncul
3 Dua ciri muncul
2 Satu ciri muncul
1 Tidak satu pun ciri diatas muncul

b. Mampu menyajikan pelajaran

untuk butir ini perlu diperhatikan empat ciri berikut:

√ Bahan yang disampaikan benar tidak ada yang menyimpang dari TPK

√ Penyampaian lancar tidak tersendat-sendat

√ Penyampaian Sistimatis

√ Bahasanya jelas dan benar mudah dimengerti oleh siswa

Skala Penjelasan
Nilai
Dalam menyampaikan bahan:
5 Empat ciri muncul
4 Tiga ciri muncul
3 Dua ciri muncul
2 Satu ciri muncul
1 Tidak satu pun ciri diatas muncul

c. Menggunakan alat/media pengajaran

untuk butir ini perlu diperhatikan ciri-ciri sebagai berikut:

√ Cara penggunaannya tepat

√ Membantu pemahaman murid

√ Sesuai dengan tujuan

√ Jenisnya bervariasi (lebih dari satu)


128

Skala Penjelasan
Nilai
Dalammenggunakan alat:
5 Empat ciri muncul
4 Tiga ciri muncul
3 Dua ciri muncul
2 Satu ciri muncul
1 Tidak satu pun ciri diatas muncul

d. Mampu memotivasi siswa

untuk butir ini perlu dilibatkan empat cara memotivasi:

√ Memberitahukan tujuan pembelajaran

√ Memberikan gambaran umum tentang inti bahan pelajaran

√ Memberikan gambaran tentang kegiatan yang akan dilakukan

√ Mengemukakan kegiatan-kegiatan yang menarik

Skala Penjelasan
Nilai
Dalam memotivasi murid
5 Digunakan empat cara memotivasi
4 Digunakan tiga cara memotivasi
3 Digunakan dua cara memotivasi
2 Digunakan satu cara memotivasi
1 Tidak satu pun cara yang digunakan
129

e. Mampu menyimpulkan pembelajaran

Skala Nilai Penjelasan


Dalam menyimpulkan pembelajaran
5 Kesimpulannya jelas, mencakup seluruh pelajaran saat
itu,serta dibuat bersama-sama oleh guru dan siswa
4 Kesimpulannya jelas, mencakup seluruh pelajaran saat itu,
dibuat oleh guru
3 Kesimpulannya jelas tapi hanya mencakup sebagian dari
2 pelajaran
1 Kesimpulan ada tapi tidak jelas
Tidak ada kegiatan menyimpulkan

f. Mampu menggunakan waktu

untuk butir ini perlu diperhatikan beberapa hal berikut:

√ Sebagian kecil waktu (10 menit) digunakan untuk pendahuluan

√ Sebagian besar waktu digunakan untuk kegiatan inti

√ Sebagian kecil (5-10 menit) digunakan untuk mengakhiri pelajaran

√ Pelajaran diakhiri tepat pada waktunya

Skala Nilai Penjelasan


Dalam menggunakan waktu:
5 Empat ciri muncul
4 Tiga ciri muncul
3 Dua ciri muncul
2 Satu ciri muncul
1 Tidak satu pun ciri muncul

6. Melaksanakan analisis hasil ulangan

a.Mampu mengolah dan menganalisis hasil ulangan.

untuk butir ini perlu diperhatikan beberapa hal berikut:

√ Mengoreksi hasil jawaban siswa


130

√ Menentukan bobot nilai jawaban siswa

√ Menggunakan rumus penilaian dengan tepat

√ Menetapkan nilai siswa

Skala Nilai Penjelasan


Dalam menganalisis hasil ulangan :
5 Empat ciri muncul
4 Tiga ciri muncul
3 Dua ciri muncul
2 Satu ciri muncul
1 Tidak satu pun ciri diatas muncul

b.Mampu menyusun laporan penilaian

untuk butir ini perlu diperhatikan beberapa hal berikut:

√ Menyusun daftar penilaian siswa

√ Menyusun urutan rangking siswa

√ Menuliskan analisis keberhasilan siswa

√ Menyampaikan hasil penilaian siswa kepada kepala sekolah

Skala Penjelasan
Nilai
Dalam menyusun laporan ulangan :
5 Empat ciri muncul
4 Tiga ciri muncul
3 Dua ciri muncul
2 Satu ciri muncul
1 Tidak satu pun ciri diatas muncul
131

7. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan

untuk butir ini perlu diperhatikan beberapa hal berikut:

√ Mengklasifikasikan kemampuan siswa

√ Mengidentifikasi kebutuhan perbaikan dan pengayaan

√ Menyusun program perbaikan dan pengayaan

√ Mengevaluasi hasil perbaikan dan pengayaan

Skala Nilai Penjelasan


Dalam melaksanakan program perbaikan dan pengayaan :
5 Empat ciri muncul
4 Tiga ciri muncul
3 Dua ciri muncul
2 Satu ciri muncul
1 Tidak satu pun ciri diatas muncul

8. Membuat alat peraga/media

Untuk butir perlu diperhatikan beberapa hal berikut :

√ Mengetahui materi yang memerlukan alat peraga

√ Dapat menentukan bahan alat peraga

√ Dapat membuat alat peraga dengan benar

√ Dapat menggunakan alat peraga untuk mendukung materi

Skala Nilai Penjelasan


Dalam melaksanakan program perbaikan dan pengayaan :
5 Empat ciri muncul
4 Tiga ciri muncul
3 Dua ciri muncul
2 Satu ciri muncul
1 Tidak satu pun ciri diatas muncul
132

9. Mengikuti kegiatan pengembangan dan pemasyarakatan kurikulum

untuk butir ini perlu diperhatikan beberapa hal berikut:

√ Pernah mengikuti penataran yang berhubungan dengan pengembangan

kurikulum

√ Aktif dalam MGMP

√ Aktif mengikuti kegiatan lokakarya, seminar tentang kurikulum pendidikan

√ Mengembangkan bahan ajar berdasarkan kurikulum yang berlaku

Skala Nilai Penjelasan


Dalam melaksanakan program perbaikan dan pengayaan :
5 Empat ciri muncul
4 Tiga ciri muncul
3 Dua ciri muncul
2 Satu ciri muncul
1 Tidak satu pun ciri diatas muncul

10. Mengumpulkan dan menghitung angka kredit kenaikan pangkat

Untuk butir ini perlu diperhatikan beberapa hal berikut:

 Mendokumentasikan bukti-bukti fisik kegiatan pengajaran yang

dilakukan.

 Mendokumentasikan bukti-bukti fisik kegiatan pengabdian masyarakat

yang dilakukan.

 Menghitung sendiri nilai angka kredit dari setiap kegiatan yang

dilakukan.

 Mengusulkan kepada pihak penilai bukti fisik kegiatan untuk dinilai


133

Penjelasan
Skala Nilai
Dalam Mengumpulkan dan menghitung angka kredit
kenaikan pangkat
5 Empat ciri muncul
4 Tiga ciri muncul
3 Dua ciri muncul
2 Satu ciri muncul
1 Tidak satu pun ciri diatas muncul
134

LEMBAR OBSERVASI

PETUNJUK PENGISIAN

1. Nama Guru Yang diobservasi:_____________________________________

2. Setelah membaca penjelasan skala nilai perilaku guru seperti tersebut di atas

berikanlah hasil pengamatan bapak/ibu terhadap perilaku guru yang namanya

tersebut di atas dengan membubuhkan tanda (X) pada salah satu pilihan di

bawah ini.

3.Contoh:

No Sikap/perilaku guru S k a l a
1. Tanggung jawab:
a.Dapat menyelesaikan pekerjaan tepat pada 1 2 3 4 5
waktunya 1 2 3 4 5
b.Mengutamakan kepentingan dinas

Keterangan: Skala nilai 1 s/d 5 adalah sekala terendah s/d tertinggi


135

DAFTAR SKALA NILAI DAN PILIHAN JAWABAN

No Sikap/perilaku guru S k a l a
1. Tanggung jawab:
a. Dapat menyelesaikan pekerjaan tepat pada 1 2 3 4 5
waktunya
b. Mengutamakan kepentingan dinas 1 2 3 4 5

c.Berani memikul resiko dari keputusan yang 1 2 3 4 5


diambil
2. Kerjasama:
a. Menghargai pendapat orang lain 1 2 3 4 5
b. Menyesuaikan pendapat dengan orang lain
yang diyakini benar 1 2 3 4
5
c. Mampu bekerja sama 1 2 3 4 5

3. Prakarsa: Mencari tata kerja baru 1 2 3 4 5

4. Membuat perangkat pembelajaran


a. Mampu mendeskripsikan tujuan 1 2 3 4
5
pembelajaran
b. Mampu memilih/menentukan materi 1 2 3 4 5

c.Mampu menentukan methode/strategi 1 2 3 4 5


permbelajaran
5. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
a. Mampu membuka pelajaran 1 2 3 4
5
b. Mampu menyajikan pelajaran 1 2 3 4 5

c. Mampu menggunakan media pembelajaran 1 2 3 4 5


d. Mampu memotivasi siswa 1 2 3 4 5
e. Mampu menyimpulkan pengajaran 1 2 3 4 5
f. Mampu menggunakan waktu 1 2 3 4 5
136

No Sikap/perilaku guru S k a l a

6. Melaksanakan analisis hasil ulangan


a. Mampu mengolah dan menganalisis hasil 1 2 3 4 5
penilaian
b. Mampu menyusun laporan hasil penilaian 1 2 3 4 5
7. Melaksanakan program perbaikan dan 1 2 3 4 5
pengayaan:
8. Menggunakan alat peraga untuk mendukung 1 2 3 4 5
materi pengajaran
9. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum 1 2 3 4 5

10. Menghitung angka kredit kenaikan angkat 1 2 3 4 5


137

Lampiran 3. Data Penelitian Variabel Independen ( X1 dan X2 ) serta Variabel Dependen ( Y )

Data Variabel Independen X1 ( Sikap Inovatif )

NO X1_1 X1_2 X1_3 X1_4 X1_5 X1_6 X1_7 X1_8 X1_9 X1_10 X1_11 X1_12 X1_13 X1_14 X1_15 X1_16 X1_17 X1_18 X1_19 Jlh
1 3 4 4 3 4 4 3 4 5 2 4 4 3 4 2 2 3 3 4 65
2 2 3 3 4 3 5 2 4 4 3 2 3 2 4 3 2 4 2 3 58
3 3 3 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 72
4 3 3 2 3 3 4 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 60
5 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 3 3 2 3 2 3 57
6 3 3 2 3 3 4 2 4 3 2 3 4 3 4 3 3 4 3 4 60
7 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 2 4 59
8 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 4 58
9 4 4 2 3 3 4 2 3 3 2 3 3 2 3 2 3 4 3 3 56
10 4 3 3 4 3 5 3 5 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 72
11 4 3 2 3 3 4 2 3 4 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 59
12 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 59
13 4 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 2 3 3 4 4 60
14 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 67
15 3 4 4 3 4 5 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 67
16 2 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 59
17 3 4 4 3 4 4 3 4 5 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 69
18 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 5 3 4 68
19 3 5 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 67
20 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 75
21 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 57
22 4 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 5 5 76
23 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 70
138

24 3 3 2 3 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 57
25 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 59
26 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 58
27 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 68
28 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 58
29 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 57
30 4 3 4 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 4 3 58
31 4 3 2 4 4 3 3 4 3 2 4 4 4 3 4 3 4 4 4 66
32 3 3 2 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 59
33 4 4 4 4 4 5 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 71
34 4 3 4 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 58
35 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 2 2 3 4 58
36 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 70
37 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 69
38 4 4 4 4 5 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 71
39 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 3 4 4 74
40 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 77
41 3 3 2 3 3 4 4 3 3 2 3 2 4 4 3 3 3 3 3 58
42 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 68
43 4 4 4 4 4 5 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 74
44 4 4 3 5 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 70
45 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 71
46 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 68
47 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 71
48 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 70
49 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 68
50 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 71
51 3 3 2 3 3 4 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 2 3 3 57
139

52 4 4 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 71
53 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 5 4 73
54 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 70
55 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 68
56 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 58
57 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 78
58 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 66
59 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 69
60 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 5 4 3 3 67
61 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 65
62 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 58
63 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 57
64 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 69
65 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 66
66 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 62
67 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 72
68 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 68
140

Data Variabel Independen X2 ( Motif Berprestasi )

X2_1 X2_2 X2_3 X2_4 X2_5 X2_6 X2_7 X2_8 X2_9 Jlh
1 3 3 3 4 3 4 3 4 3 30
2 5 4 3 4 3 4 3 4 4 34
3 5 4 5 4 4 4 4 5 4 39
4 4 3 2 4 3 4 4 3 4 31
5 3 3 3 3 3 4 3 3 3 28
6 4 4 4 3 4 3 4 4 4 34
7 4 3 2 3 2 3 3 3 3 26
8 3 4 3 3 3 3 3 3 3 28
9 3 3 2 3 3 4 3 3 3 27
10 5 5 5 4 5 4 4 4 4 40
11 4 4 3 3 3 4 3 4 3 31
12 4 4 3 4 3 3 3 3 3 30
13 4 3 4 4 4 3 3 4 3 32
14 3 4 4 3 4 4 4 4 3 33
15 3 4 3 4 3 4 3 4 3 30
16 4 4 4 4 4 4 4 5 4 37
17 4 5 4 5 4 4 4 4 4 38
18 3 3 3 4 3 3 3 3 3 28
19 4 3 3 3 3 3 3 3 4 29
20 5 4 5 5 4 4 3 4 4 38
21 4 4 4 3 4 4 4 4 4 35
22 4 3 4 4 3 4 4 4 3 33
23 4 5 4 4 4 4 4 4 4 37
24 4 5 4 5 4 4 4 4 4 38
25 4 4 3 3 4 3 3 4 3 31
26 5 4 5 4 3 4 3 4 4 36
27 3 4 4 3 3 3 3 3 3 29
28 4 3 4 4 4 3 4 3 4 33
29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
30 4 5 4 4 4 4 4 4 4 37
31 4 4 5 4 4 4 4 3 4 36
32 3 4 4 3 4 3 4 3 3 31
33 4 5 4 5 4 5 4 4 4 39
34 3 3 4 4 3 4 3 3 4 31
35 5 4 5 4 5 4 5 4 4 40
36 4 4 4 4 3 4 3 4 3 33
37 3 4 4 3 4 4 3 4 3 32
38 3 4 4 3 4 4 3 3 3 31
39 4 4 4 4 4 4 4 3 4 35
141

40 4 3 4 4 3 4 4 4 3 33
41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
42 4 3 2 3 3 3 3 3 3 27
43 4 4 4 3 3 4 4 3 4 33
44 4 4 4 4 3 3 4 3 3 32
45 4 4 4 4 5 4 5 4 4 38
46 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
47 4 5 4 4 4 4 4 4 4 37
48 4 4 4 3 4 3 3 3 4 32
49 4 5 4 4 4 3 4 3 4 35
50 3 4 3 4 3 3 4 3 3 30
51 3 2 3 3 3 3 3 3 3 26
52 4 4 3 4 4 4 4 4 4 35
53 4 4 4 3 4 4 4 4 4 35
54 4 3 3 3 4 4 4 4 4 33
55 4 5 5 4 4 4 4 4 4 38
56 3 4 3 3 3 3 3 3 3 28
57 4 4 4 4 5 4 4 5 4 38
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
59 4 5 4 5 4 4 5 4 4 39
60 4 4 4 4 4 5 5 4 4 38
61 4 5 5 5 4 4 4 4 4 39
62 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36
63 4 4 4 4 4 3 4 3 4 34
64 4 3 4 4 4 4 4 4 4 35
65 3 3 3 3 4 3 4 4 3 30
66 3 2 3 3 3 3 3 3 3 26
67 4 4 4 3 4 4 4 4 3 34
68 4 4 4 4 4 4 3 4 3 34
142

Data Variabel Dependen Y ( Prestasi Kerja Guru )

Y_1 Y_2 Y_3 Y_4 Y_5 Y_6 Y_7 Y_8 Y_9 Y_10 Y_11 Y_12 Y_13 Y_14 Y_15 Y_16 Y_17 Y_18 Y_19 Y_20 Y_21 Y_22 Jlh
1 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 3 74
2 3 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 68
3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 83
4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 79
5 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 66
6 4 2 4 4 3 4 4 2 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 75
7 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 65
8 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 64
9 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 61
10 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 82
11 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 64
12 3 2 3 4 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 66
13 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 66
14 3 3 4 3 3 4 3 5 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 78
15 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 5 3 4 3 3 4 3 4 3 77
16 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 67
17 4 4 3 4 3 4 3 5 3 3 5 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 82
18 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 5 3 3 5 3 3 78
19 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 5 3 3 5 3 3 3 76
20 4 4 4 3 4 4 3 4 3 5 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 82
21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 72
22 4 3 4 5 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 85
23 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 2 2 4 4 2 4 4 77
24 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 5 3 3 4 3 5 3 4 4 4 76
25 4 4 2 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 76
26 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 74
27 3 4 3 4 3 4 3 5 4 3 4 4 3 3 5 3 4 3 3 4 3 4 79
28 3 4 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 73
143

29 3 3 3 5 3 3 3 5 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 76
30 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 72
31 3 3 3 4 3 3 4 2 3 4 3 4 4 4 3 2 4 3 3 4 3 4 73
32 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 78
33 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 5 3 4 3 4 3 4 3 3 4 79
34 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 71
35 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 71
36 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2 4 2 3 4 4 73
37 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 72
38 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 78
39 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 77
40 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 79
41 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4 78
42 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 82
43 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 79
44 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 80
45 4 3 4 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 78
46 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 80
47 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 78
48 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 82
49 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 83
50 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 84
51 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 70
52 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 82
53 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 80
54 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 68
55 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 83
56 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 67
57 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 84
58 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 82
59 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 82
144

60 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 82
61 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 82
62 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 79
63 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 78
64 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 77
65 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 66
66 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 67
67 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 78
68 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 4 3 4 76
145

LAMPIRAN 4. UJI NORMALITAS KOLMOGOROV - SMIRNOV


UJI NORMALITAS KOLMOGOROV – SMIRNOV
NPAR TESTS
/K-S(NORMAL)=Y
/MISSING ANALYSIS.

NPar Tests
[DataSet0]

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Prestasi Kerja
Guru

N 68
a
Normal Parameters 75.7500

6.02080

Most Extreme Differences .149

.092

-.149

Kolmogorov-Smirnov Z 1.228

Asymp. Sig. (2-tailed) .098

a. Test Distribution is Normal

REGRESSION
/MISSING LISTWISE
/STATISTICS COEFF OUTS R ANOVA
/CRITERIA=PIN(.05) POUT(.10)
/NOORIGIN
/DEPENDENT Y
/METHOD=ENTER X1 X2.
146
147

LAMPIRAN 5. ANALISIS REGRESI


Regression

b
Variables Entered/Removed

Variables Variables
Model Entered Removed Method

1 Motif
Berprestasi, . Enter
a
Sikap Inovatif

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Prestasi Kerja Guru

Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate
a
1 .725 .526 .511 4.20853

a. Predictors: (Constant), Motif Berprestasi, Sikap Inovatif

b
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


a
1 Regression 1277.490 2 638.745 36.063 .000

Residual 1151.260 65 17.712

Total 2428.750 67

a. Predictors: (Constant), Motif Berprestasi, Sikap Inovatif

b. Dependent Variable: Prestasi Kerja Guru


148

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) 23.248 6.213 3.742 .000

Sikap Inovatif .526 .085 .549 6.161 .000

Motif Berprestasi .542 .140 .344 3.863 .000

a. Dependent Variable: Prestasi Kerja Guru

LAMPIRAN 6. UJI ASUMSI KLASIK


Uji Multi Kolonieritas
Regression

a
Coefficients

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

1 (Constant) 23.248 6.213 3.742 .000

Sikap
.526 .085 .549 6.616 .000 .920 1.087
Inovatif

Motif
.542 .140 .344 3.863 .000 .920 1.087
Berprestasi

a. Dependent Variable: Prestasi Kerja Guru


149

LAMPIRAN 7.UJI HETEROSKEDASTISITAS

Charts
150

LAMPIRAN 8. UJI NORMALITAS RESIDUAL

Charts
151

NPAR TESTS
/K-S(NORMAL)=RES_1
/MISSING ANALYSIS.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 68
a
Normal Parameters Mean .0000000

Std. Deviation 4.14523578

Most Extreme Differences Absolute .068

Positive .046

Negative -.068

Kolmogorov-Smirnov Z .7558

Asymp. Sig. (2-tailed) .915

a. Test distribution is Normal.

You might also like