You are on page 1of 4

Laboratorium Kimia analit

IV-2

BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Percobaan

Tabel IV.1.1 Standarisasi larutan HCl 0,08 N dengan larutan


boraks 0,01 N
Volume Volume boraks (ml) Volume
HCl I II III rata – rata % Kesalahan
( ml ) (ml)
10 1,9 5 2,7 3,2 212,5 %

Tabel IV.1.2 Standarisasi larutan NaOH 0,05 N dengan asam


oksalat 0,01 N
Volume Volume asam oksalat Volume
NaOH (ml) rata – rata % Kesalahan
(ml) I II II (ml)
10 13,2 12,5 22 15,9 38 %

Tabel IV.1.3 Hasil percobaan Titrasi larutan baku HCl 0,08 N


dengan Sabun lux
Volume Volume HCl ml Volume
sampel I II III rata – rata
(ml) (ml)
10 85,7 93,4 89,55

Volume Volume NaOH (ml) Volume


sampel I II III rata – rata
(ml) (ml)
Program studi D3 Teknik Kimia

IV-1
Laboratorium Kimia analit
IV-2
IV-2
10 15 19,2 1,8 3,2
Tabel IV.1.4 Hasil percobaan Titrasi larutan baku
NaOH 0,05 N dengan sabun sunlight

Tabel IV.1.5 Hasil percobaan Titrasi larutan baku


HCl 0,08 N dengan Sampel basa
Volume Volume HCl ml Volume
sampel I II III rata – rata
(ml) (ml)
10 15 19,2 1,8 3,2

Tabel IV.1.4 Hasil percobaan Titrasi larutan baku


NaOH 0,05 N dengan sampel asam
Volume Volume HCl ml Volume
sampel I II III rata – rata
(ml) (ml)
10 179 110,8 144,9

IV.2. Pembahasan

Tujuan dilakukan standarisasi larutan adalah untuk


mengetahui ketetapan konsentrasi larutan dan dipakai sebagai
pereaksi dalam metode titrasi. (Haryadi, W. 1990).
Dalam praktikum adalah suatu hal yang biasa untuk
membuat larutan dari asam dan basa dengan konsentrasi yang
diinginkan dan kemudian menstandarisasi larutan terhadap
standar utama. (R.A Day, A.L. Underwood.2002)
Natrium hidroksida merupakan basa yang paling lazim
digunakan. Kalium hidroksida tidak menawarkan kelebihan
atas natrium hidrosida dan lebih mahal. Natrium hidroksida
selalu terkontaminasi oleh sejumlah kecil pengotor. Larutan
NaOH ini harus distandarisasi atau dibakukan, yakni

Program studi D3 Teknik Kimia


IV-3

Laboratorium Kimia analit


IV-2

ditentukan konsentrasi yang setepatnya atau sebenarnya. Cara


yang mudah menstandarisasi ialah dengan titrasi.
(Haryadi, W. 1990).
Asam klorida dan sulfat paling banyak digunakan
untuk larutan standar, walaupun tidak satu pun dari keduanya
yang memenuhi semua syarat tersebut. Asam nitrat jarang
digunakan, karena memiliki sifat pengoksidasi yang kuat, dan
asam kuat, tidak mudah menguap dan stabil menuju reduksi
dalam larutan berair. Garam– garam kalium dan amonia dapat
mengendap dari larutan pekat ketika non-berair. Garam –
garam klorida dari ion perak, timah, dan raksa(I) tidak mudah
larut, seperti halnya sulfat dari logam – logam alkali tanah dan
timah. Namun, normalnya tidak menyebabkan masalah dalam
kebanyakan penerapan titrasi asam – basa. Asam klorida
adalah suatu gas, tetapi tidak cukup mudah menguap dari
larutan dalam rentang konsentrasi yang biasa digunakan
karena sangat terdisosiasi dalam larutan berair. Larutan
sepekat 0,5 N dapat dididihkan untuk sementara waktu tanpa
kehilangan hidrogen klorida jika larutan tersebut tidak
diijinkan untuk memekat oleh penguapan. Asam asetat
merupakan asam yang lebih kuat daripada asam klorida dan
lebih kuat terdisosiasi dalam pelarut asam asetat glasial.
( Harjadi, W.1990 ).
Asam oksalat dan boraks digunakan untuk
menstandarisasi HCl dan NaOH karena asam oksalat dan
boraks merupakan bahan baku primer untuk asidimetri –
alkalimetri yang paling banyak digunakan. Persamaan reaksi
untuk titrasi larutan baku HCl dengan boraks adalah sebagai
berikut :
Na2B4O7 + 5 H2O + 2 HCl 2 NaCl + 4 H3BO3
IV-4
Persamaan reaksi untuk titrasi larutan baku NaOH
dengan Asam Oksalat adalah sebagai berikut :
C2H2O4.2H2O+5 H2O+2 NaOH Na2C2O4 + 9 H2O
( Harjadi, W.1990 ).

Program studi D3 Teknik Kimia


Laboratorium Kimia analit
IV-2

Pada titrasi ini menggunakan indikator MO, dimana


HCl sebagai penitran dan Boraks sebagai titran. Ketika Boraks
diberi indikator MO warnanya orange dan setelah dititrasi
dengan HCl, pada volume tertentu akan berubah warnanya
menjadi merah muda. ( Harjadi, W.1990 ).
Pada titrasi ini menggunakan indikator PP, dimana
NaOH sebagai penitran dan Asam Oksalat sebagai titran.
Ketika Asam Oksalat diberi indicator PP tidak berwarna dan
setelah dititrasi dengan NaOH, pada volume tertentu akan
berubah warnanya menjadi ungu. ( Harjadi, W.1990 ).

Program studi D3 Teknik Kimia

You might also like