You are on page 1of 35

CAHAYA DAN OPTIK

BAGIAN II
Gita Nurul Puspita, M. Pd.
D. Pembiasan Cahaya
 Mengapa hal ini
terjadi?
 Adanya perbedaan
kerapatan optik antara
medium air dan udara
sehingga cahaya
dibiaskan.
Percobaan Pembiasan Cahaya

Gambar 2. Cahaya Tunggal


Dilewatkan pada Kaca Plan Paralel Gambar 3. Sinar Datang Sejajar
dengan Sinar yang Keluar dari
Kaca Plan Paralel.
KESIMPULAN
Berkas cahaya dari udara yang masuk ke dalam kaca akan mengalami pembelokan.
Peristiwa tersebut disebut pembiasan cahaya. Hal ini disebabkan medium udara dan
medium kaca memiliki kerapatan optik yang berbeda.
Hukum Pembiasan Cahaya
Hukum Snellius : Secara umum dapat dinyatakan dengan
 Sinar datang, sinar bias, dan garis persamaan berikut:
normal terletak pada satu bidang
datar. n1 sin i  = n2 sin r
 n dan n    = indeks bias medium 1 dan indeks
 Jika sinar datang dari medium yang 1 2
kurang rapat menuju medium yang bias medium 2
lebih rapat, sinar akan dibiaskan  i = sudut datang, r = sudut pantul
mendekati garis normal. Jika sinar  Indeks bias medium adalah perbandingan
datang dari medium yang lebih rapat cepat rambat cahaya dalam ruang hampa
menuju medium yang kurang rapat, dengan cepat rambat cahaya dalam medium
sinar akan dibiaskan mendekati tersebut, secara matematis ditulis:
garis normal.

 n = indeks bias medium


 c = kecepatan cahaya di ruang hampa (3.108
m/s)
 v = kecepatan cahaya pada medium.
Lensa
 Pembiasan merupakan
dasar untuk
menjelaskan kejadian
pada lensa atau medium
transparan lainnya.
 Pembiasan pada lensa
cekung (konkaf) dan
cembung (konveks)
dasar untuk
mempelajari alat-alat
optik
 Lensa adalah benda
bening yang dibatasi
oleh dua permukaan
lengkung sehingga
pada lensa terdapat Gambar 5. Titik Fokus pada Lensa Cekung
dua titik fokus.

Gambar 6. Titik Fokus pada Lensa Cembung


1. Pembiasan pada Lensa Cekung
 Jika sinar-sinar sejajar dikenakan
pada lensa cekung, sinar-sinar
biasnya akan menyebar seolah-
olah berasal dari satu titik yang
disebut titik fokus.
Lensa cekung bersifat
menyebarkan sinar (divergen);

 Titik fokus lensa cekung berada Gambar 7. Lensa Cekung Bersifat


pada sisi yang sama dengan Divergen
sinar datang sehingga titik fokus
lensa cekung bersifat maya atau
semu dan bernilai negatif.
Lensa cekung disebut lensa
negatif
Sinar Istimewa pada Lensa Cekung

 Sinar datang sejajar


sumbu utama akan
dibiaskan seolah-olah
berasal dari titik fokus
(F2)
 Sinar datang seolah-
olah menuju titik
fokus lensa pertama
(F1) akan dibiaskan
sejajar sumbu utama.

 Sinar yang datang


melewati pusat optik
lensa (O) tidak
dibiaskan
Pembentukan Bayangan Jika Jarak Benda
Lebih Besar daripada 2F2

 Pakai sinar istimewa


ke-1 dan ke-3. Sifat
bayangan? Letaknya?
Pembentukan Bayangan Jika Jarak Benda
di Antara 2F2 dan F

 Pakai sinar istimewa


ke-1 dan ke-3. Sifat
bayangan? Letaknya?
Bagaimana Pembentukan Bayangan Jika Benda
Diletakkan di Antara F dan Pusat Lensa?

 Gunakan sinar
istimewa ke-1 dan ke-
3. Sifat bayangan?
Letak bayangan?
Kesimpulan Pembentukan Bayangan pada
Lensa Cekung

 Bayangan yang dibentuk selalu maya, tegak dan


diperkecil
2. Pembiasan pada Lensa Cembung
 Jika sinar-sinar sejajar kamu lewatkan
pada lensa cembung, sinar-sinar biasnya
akan berkumpul pada satu titik. Sifat lensa
cembung adalah mengumpulkan sinar
(konvergen). Titik pertemuan sinar-sinar
bias disebut titik fokus (titik api).
 Arahkan lensa cembung pada sinar
matahari, lalu letakkan di bawahnya
kertas. Atur jarak kertas ke lensa sampai Gambar 13. Lensa Cembung Bersifat
titik api lensa tepat pada kertas. Diamkan Konvergen
beberapa saat. Jika Matahari cukup terik,
sinar bias cahaya matahari akan membakar
kertas. Hal tersebut membuktikan bahwa
titik fokus lensa cembung bersifat nyata
dan bernilai positif sehingga lensa
cembung disebut lensa positif.
Sinar Istimewa pada Lensa Cembung

 Sinar datang sejajar


sumbu utama akan
dibiaskan melalui titik
fokus (F1) di belakang
lensa.
 Sinar datang menuju
titik fokus di depan
lensa (F2) akan
dibiaskan sejajar
sumbu utama.

 Sinar yang datang


melewati pusat optik lensa
(O) diteruskan, tidak
dibiaskan.
Pembentukan Bayangan Jika Jarak Benda Lebih
Besar daripada 2F2

 Pakai sinar istimewa


ke-1 dan ke-3. Sifat
bayangan? Letaknya?
Pembentukan Bayangan Jika Benda Ada di
Antara 2F2 dan F2

 Pakai sinar istimewa


ke-1 dan ke-3. Sifat
bayangan? Letaknya?
Pembentukan Bayangan Jika Benda Ada di
Titik F2

 Gunakan sinar
istimewa ke-1 dan ke-
3. Sifat bayangan?
Letaknya?
Pembentukan Bayangan Jika Benda Ada di
Antara F2 dan Pusat Lensa

 Pakai sinar istimewa


ke-1 dan ke-3. Sifat
bayangan? Letak
bayangan?
Kesimpulan Pembentukan Bayangan pada
Lensa Cembung
Aturan pemakaian ruang benda dan
bayangan:
 Jumlah ruang benda dan ruang
bayangan sama dengan 5.
 Jika nomor ruang bayangan lebih
besar dari ruang benda, bayangan
akan diperbesar.
 Jika nomor ruang bayangan lebih
kecil daripada ruang benda,
bayangan akan diperkecil.
 Jika bayangan berada di belakang
lensa, sifatnya nyata dan terbalik. Gambar 20. Pembagian Nomor Ruangan pada
Lensa Cembung
 Jika bayangan berada di depan
lensa, sifatnya maya dan tegak.
 Hubungan antara jarak benda (s) dan jarak
bayangan (s’) akan menghasilkan jarak fokus f.
hubungan tersebut secara matematis dapat ditulis

M = Perbesaran h’ = Tinggi bayangan h = Tinggi benda


E. ALAT OPTIK
1. Mata Sebagai Alat Optik
Koroid
Retina
Otot
Bintik kuning
Ligamen pemegang
lensa

Kornea

Iris
Saraf
Pupil mata

Cairan aqueous
(aqueous humor)

Lensa
kristalin

Cairan vitreous
(vit reous humor)
Pembuluh nadi (arteri) dan pembuluh balik (vena)

Bintik buta

Gambar 22. Bagian-bagian Mata


Bagian-bagian Mata
 Kornea bersifat tembus pandang dan berfungsi sebagai pelindung
mata. Agar tetap bening dan bersih, kornea dibasahi oleh air mata
yang berasal dari kelenjar air mata.
 Cairan aqueous ada di belakang kornea. Cairan ini berfungsi untuk
membiaskan cahaya yang masuk sehingga terfokus ke lensa mata.
 Iris berpigmen. Pigmen menentukan warna pada mata seseorang.
 Pupil terdapat di tengah-tengah iris. Pupil dapat mengecil dan
membesar, seperti fungsi diafragma pada kamera dan mikroskop.
Pupil membuka dan menutup secara refleks bergantung pada cahaya
yang masuk. Jika cahaya terang, pupil akan mengecil, sedangkan
ketika gelap, pupil akan membesar.
 Retina merupakan selaput yang
mengandung sel-sel indera. Retina
berfungsi sebagai layar, tempat
terbentuknya bayangan, seperti
halnya pelat film pada kamera.
 Lensa Kristalin merupakan lensa
mata yang terbuat dari bahan Gambar 23. Pupil dalam Berbagai Kondisi
bening, berserat, dan kenyal. Untuk Cahaya
memfokuskan bayangan pada retina,
lensa mencembung atau memipih.
Daya untuk membuat lensa mata
cembung dan memipih sesuai
dengan jarak benda yang dilihat
disebut daya akomodasi.
Cara Kerja Mata

Otot berkontraksi menarik koroid Lensa dan Otot Tampak Depan


Lensa (mencembung)
Koroid
Ligamen relaksasi Retina

Otot
Lensa menebal dan mencembung, memfokuskan
cahaya dari benda yang dekat Ligamen

Gambar 23 a. Melihat dekat (akomodasi)

Otot berelaksasi, koroid kembali ke posisi semula


sehingga menjauh dari lensa Lensa (memipih)

Ligamen menarik
lensa

Lensa memipih, memfokuskan


cahaya dari benda yang jauh

Gambar 23 b. Melihat jauh


Proses Pembentukan Bayangan
 Oleh karena benda yang
dilihat di depan 2F (ruang
III) lensa cembung,
bayangan yang terbentuk
nyata, terbalik, diperkecil
dan berada di antara F dan
2F di belakang lensa
(ruang II). Lihat slide ke-
21.
 Otak mengolah informasi
sehingga benda tidak
terlihat terbalik.
Cacat Mata
 Orang yang bermata normal dapat melihat benda-benda jauh ataupun
dekat dengan normal. Hal ini disebabkan daya akomodasi mata yang
masih baik. Mata yang masih normal disebut emmetrop. Mata normal
akan melihat dengan jelas sedekat-dekatnya 25 cm (titik dekat) dan
sejauh-jauhnya tak terhingga.
 Tidak semua orang memiliki titik dekat dan titik jauh yang normal. Ada
beberapa orang yang sudah tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda
dekat atau atau tidak bisa melihat benda-benda jauh, atau kedua-duanya.
Hal inidisebabkan otot sudah tidak dapat membuat akomodasi maksimum
atau minimum. Orang seperti itu disebut memiliki cacat mata.
 Cacat mata dibedakan menjadi tiga jenis: hipermetropi (rabun jauh),
miopi (rabun jauh), dan presbiopi (mata tua).
Rabun Dekat (Hipermetropi)
 Mata tidak bisa melihat jarak dekat.
 Disebabkan bola mata terlalu datar.
Berkas sinar bias yang seharusnya
berpotongan di retina akan
berpotongan di belakang retina.
 Rabun dekat harus ditolong oleh
lensa yang dapat mengumpulkan
sinar sehingga sinar yang masuk
dapat difokuskan di retina, yaitu
lensa cembung atau lensa positif.
Rabun Jauh (Miopi)
 Tidak dapat melihat benda yang
jaraknya jauh.
 Disebabkan bola mata terlalu
panjang/tebal. Kecilnya daya
akomodasi menyebabkan berkas
cahaya yang seharusnya tiba di
retina berpotongan di depan retina.
Dengan kata lain, bayangan berada
jauh di depan retina.
 Untuk mengatasinya digunakan
lensa yang dapat menyebarkan sinar
agar bayangan tepat di retina. Lensa
tersebut adalah lensa cekung atau
lensa negatif.
Presbiopi (Mata Tua)
 Disebabkan oleh faktor usia.
 Orang yang usianya sudah
lanjut, daya akomodasinya
semakin lemah sehingga lensa
mata sukar mencembung
Gambar 29. Lensa rangkap dapat
secembung-cembungnya dan
membantu orang yang memiliki
sukar memipih sepipih-pipihnya. presbiopi.
 Cacat mata presbiopi adalah
cacat mata yang tidak dapat  Untuk menolong orang yang menderita
melihat benda-benda jauh atau cacat mata presbiopi, harus digunakan
dekat dengan jelas. kacamata rangkap. Lensa kacamata
rangkap terdiri atas lensa cekung untuk
melihat benda-benda jauh dan lensa
cembung untuk melihat benda-benda
dekat.
 Pelajari CONTOH SOAL di Buku Paket halaman
255.
 Baca dan pahami pembentukan bayangan pada alat
optik yang lain (kamera, lup, mikroskop, teleskop,
periskop).
CONTOH SOAL
 Orang yang tidak dapat melihat
dengan jelas jika melihat benda-
benda pada jarak jauh dapat
ditolong dengan .... (UAS 2006)
a. lensa cembung-cekung
b. lensa cekung
c. lensa cembung
d. lensa silindris
 Jawaban (b)
Miopi atau rabun jauh, dapat
ditolong dengan menggunakan
lensa cekung.
REFERENSI
 Teks dan Gambar:
Campbell, N., et al. (2003). Biologi Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.
http://mominaction.files.wordpress.com/2008/03/myopia_big.gif
http://3.bp.blogspot.com/_8nhQT1LbhwY/S9RQUkIKShI/AAAAAAAAAKI
/8aAWJe_QkhU/s1600/hiper.bmp
Karim, S., et al. (2008). Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar.
Jakarta: Pusat Perbukuan.
Samsudin, A. (2008). Program Multimedia Interaktif Optik untuk Siswa SMP.
Bandung: Sekolah Pascasarjana UPI.
Wasis dan Irianto, S. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTs Kelas
VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan.

You might also like